Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No.2, Februari 2022
PENGARUH PEMBERIAN
PENYULUHAN DENGAN KOMBINASI METODE CERAMAH DAN MEDIA VIDEO EDUKASI TERHADAP
PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT BALITA PADA IBU DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOKERTO UTARA I
Aditya Priagung Prakosa, Aris Aji Kurniawan, Anindita
Laksitasari, Maulina Triani, Fadli Ashar
Fakultas Kedokteran,
Universitas Jenderal Soedirman
Email: [email protected] , [email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih didominasi oleh penyakit karies gigi.� Prevalensi perawatan gigi merupakan hal yang sulit dilakukan oleh anak usia 3-5 tahun karena anak pada usia ini masih harus dibimbing untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Faktor yang sangat berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut anak balita yaitu dari tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan. Penyuluhan dengan metode ceramah dapat mudah diterima dengan dibantu kombinasi tambahan media. Media Audio Visual merupakan salah satu alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan media video edukasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Utara I. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental dengan rancangan� penelitian yang digunakan yaitu one group pre and posttest design tanpa dilakukan adanya kelompok pembanding. Sampel dilakukan pada ibu yang datang sambil melakukan imunisasi balitanya di Puskesmas Purwokerto Utara I. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode individual kepada ibu yang datang secara bergantian sambil melakukan imunisasi di �����Puskesmas Purwokerto Utara I. Jumlah ibu yang berkenan mengisi kegiatan hingga akhir dari mulai pre test, penyuluhan, dan post test yaitu sebanyak 20� orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan kombinasi metode cerama dan media video edukasi dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu di wilayah Puskesmas Purwokerto Utara I sebesar 30,3%.
Kata kunci: penyuluhan;
kesehatan gigi dan mulut; karies gigi
Abstract
Dental and oral health of children in Indonesia is still dominated by
dental caries. The prevalence of dental care is difficult for children aged 3-5
years because children at this age still have to be guided to distinguish
between right and wrong. The most influential factor on the oral health of
children under five is the mother's level of knowledge. Knowledge can be
increased through counseling. Extension with the lecture method can be easily
accepted with the help of a combination of additional media. Audio Visual Media
is one of the teaching aids that can be heard and can be seen which can help in
teaching and learning which functions to clarify or make it easier to
understand the language being studied. The purpose of this study was to
determine the effect of providing counseling with educational video media on
the knowledge of dental and oral health of infants in the working area of the
Puskesmas Purwokerto Utara I. This study used a
pre-experimental type of research with the research design used, namely one
group pre and posttest design without being carried out. a comparison group. The sample was carried out on mothers who came while
immunizing their toddlers at the North Purwokerto
Health Center I. The counseling activities were carried out with an individual
method to mothers who came in turn while immunizing at the North Purwokerto Health Center I. The number of mothers who were
willing to fill in the activity until the end of the pre
test, counseling, and post test as many as 20
people. Based on the results of the study, it was shown that the provision of
dental and oral health counseling with a combination of lecture methods and
educational video media could affect the knowledge of mothers in the Purwokerto Utara I Public Health Center by 30.3%.
Keywords: counseling; dental and oral health; dental caries
Pendahuluan
Kesehatan gigi mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang berhubungan dalam rongga mulut yang memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial tanpa adanya ketidaknyamanan karena penyakit, disfungsi, gangguan estetik, kehilangan gigi dan penyimpangan oklusi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Kemenkes RI, 2019). Penyakit gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan, dan sarana pelayanan kesehatan gigi. Masalah terkait kesehatan gigi dan mulut jika dapat diperbaiki dan ditingkatkan maka kualitas hidup diharapkan terjadi peningkatan (Nurfatimah, Sulastri, & Almujadi, 2019).
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi yang terbentuk karena sisa makanan yang dibiarkan menempel di gigi dalam waktu lama sehingga menyebabkan terjadinya pengapuran pada gigi. Pengapuran pada gigi tersebut kemudian menyebabkan gigi menjadi keropos dan akhirnya berlubang atau sampai patah. Faktor terjadinya karies yang paling banyak pada anak-anak khususnya usia balita yaitu akibat kebersihan rongga mulut anak lebih buruk karena anak lebih menyukai banyak makan-makanan dan minum- minuman yang lengket dan manis. Anak usia balita juga seringkali sulit untuk dijaga kebersihan rongga mulutnya (Suhardingsih, Mahfoed, Hargono, & Nursalam, 2012).
Karies bisa mengenai gigi sulung dan gigi tetap, namun karies pada gigi sulung lebih cepat menyebar karena struktur email gigi sulung lebih kurang padat dan lebih tipis dibandingkan gigi tetap (Mariati, 2015). Menurut data Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies gigi pada anak-anak umur 3-4 tahun di Indonesia mencapai 81,5%. Setengah dari 75 juta balita Indonesia mengalami karies gigi dan jumlahnya bertambah terus dari tahun ke tahun.
Karies gigi pada anak sering terjadi namun kurang mendapat perhatian dari orang tua dengan anggapan bahwa gigi anak akan digantikan oleh gigi tetap. Prevalensi perawatan gigi merupakan hal yang sulit dilakukan oleh anak usia 3-5 tahun karena anak pada usia ini masih harus dibimbing untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Peran orang tua terutama seorang ibu sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang dapat mendukung atau tidak mendukung tingkat kebersihan gigi dan rongga mulut anak. Tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak sangat diperlukan karena akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulutnya saat sudah berganti menjadi gigi dewasa (Rompis, Pangemanan, & Gunawan, 2016).
Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter gigi dan bidan di Puskesmas Purwokerto Utara I, diketahui bahwa masih banyak ibu dengan balita yang belum mengetahui tentang cara membersihkan gigi balita yang tepat, kebiasaan buruk balita yang dapat menyebabkan kelainan pada gigi, dan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan. Hal tersebut dikarenakan belum ada kader Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) sehingga jarang diadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
Pengetahuan seseorang akan menentukan perilakunya dalam hal kesehatan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka akan tahu tindakan yang tepat apabila terserang suatu penyakit (Elisabeth Ensa Pea, Sutrisno, & Sutrisno, 2019). Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut melalui metode penyuluhan.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam penyuluhan diantaranya yaitu dengan metode ceramah. Kelemahan metode ceramah salahsatunya yaitu materi yang diberikan seringkali kurang mendapat perhatian sehingga menjadi mudah lupa. Penyuluhan dengan metode ceramah dapat mudah diterima dengan dibantu kombinasi tambahan media. Media atau alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Media Audio Visual merupakan salahhsatu alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ika, 2014) yang mengatakan bahwa dalam melakukan penyuluhan menggunakan metode Audio visual dapat lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian penyuluhan dengan kombinasi metode ceramah dan media video edukasi terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu di wilayah Puskesmas Purwokerto Utara I.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian pre eksperimental, yaitu penelitian yang hanya meliputi satu kelompok yang diberikan pra dan pasca uji. Rancangan pre test dan post test ini dilakukan pada satu kelompok tanpa
adanya kelompok pembanding. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu one group pre and posttest design, yaitu rancangan penelitian yang dilakukan pada kelompok subyek disertai pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subyek. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Purwokerto
Utara I.
Sasaran populasi
pada penelitian ini adalah ibu dengan
balita di wilayah kerja
Puskesmas Purwokerto Utara I. Berdasarkan
Data Profil Puskesmas Purwokerto
Utara 2021, jumlah balita
yang ada di wilayah Puskesmas Purwokerto
Utara I yaitu 331 balita.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling berupa accidental sampling, yaitu suatu metode
penentuan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia
di suatu tempat sesuai dengan konteks
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel yang digunakan yaitu ibu dengan balita
yang datang pada saat jadwal imunisasi di wilayah
Puskesmas Purwokerto Utara I.
Sumber data primer diperoleh
secara langsung melalui pengisian kuesioner melalui pengisian pretest dan postest
oleh responden. Sedangkan, sumber data sekunder diperoleh dari data puskesmas serta wawancara dengan dokter gigi puskesmas
Purwokerto Utara 1. Analisi
data menggunakan Software Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) versi 20 digunakan
dalam analisis data secara deskriptif. Data hasil pengamatan merupakan data numerik dengan skala ratio. Uji dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, dan kemudian
setelah diketahui hasil dari normalitas
dilakukan uji statistik uji
parametrik pair t test atau
non parametrik Wilcoxon.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penentuan prioritas masalah pada penelitian ini dilakukan menggunakan
metode Matriks. Metode matriks merupakan metode kuantitatif yang dilakukan dengan memberikan bobot pada
masing-masing kriteria yang ditentukan.
Kriteria yang digunakan
pada metode matriks diantaranya yaitu pentingnya masalah (besarnya masalah, akibat yang ditimbulkan kenaikan besar masalah, keinginan masyarakat, keuntungan sosial, rasa prihatin masyarakat, suasana politik), kelayakan teknologi dan sumber daya. Penilaian yang diberikan pada masing masing kriteria tersebut adalah 1-5. Skor 5 sangat penting
dan skor 1 semakin tidak penting. Prioritas masalah pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
NO |
Daftar Masalah |
I |
T |
R |
Total |
Prioritas |
||||||
P |
S |
RI |
DU |
SB |
PB |
PC |
||||||
1 |
Urutan tumbuh gigi susu |
4 |
5 |
2 |
4 |
1 |
4 |
1 |
2 |
2 |
2560 |
5 |
2 |
Pertolongan pertama saat sakit
gigi |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
2 |
288 |
8 |
3 |
Cara membersihkan gigi
balita yang tepat |
5 |
5 |
4 |
4 |
1 |
5 |
1 |
2 |
2 |
8000 |
1 |
4 |
Penggunaan sikat gigi dan
pasta gigi yang tepat |
3 |
3 |
5 |
4 |
1 |
3 |
1 |
1 |
1 |
540 |
7 |
5 |
Penanganan gigi susu lepas
sebelum waktunya |
4 |
4 |
3 |
4 |
1 |
5 |
1 |
2 |
1 |
1920 |
6 |
6 |
Mulai membiasakan
membersihkan gigi balita yang tepat |
4 |
5 |
3 |
4 |
1 |
4 |
1 |
2 |
2 |
3840 |
4 |
7 |
Makanan dan minuman yang dapat menyebabkan gigi berlubang� |
3 |
2 |
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
24 |
9 |
8 |
Makanan dan minuman yang
baik untuk kesehatan gigi |
3 |
2 |
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
2 |
24 |
9 |
9 |
Pemeriksaan rutin ke dokter
gigi |
5 |
5 |
5 |
4 |
1 |
4 |
1 |
1 |
2 |
4000 |
3 |
10 |
Kebiasaan
buruk yang dapat menyebabkan kelainan pada gigi |
5 |
5 |
4 |
5 |
1 |
5 |
1 |
1 |
2 |
5000 |
2 |
Sumber: Data primer terolah,
2021
Prioritas masalah
ibu dengan balita di wilayah kerja Puskesmas
Purwokerto Utara I didapat dari data kunjungan pasien dan wawancara dengan dokter gigi
yang bertugas di Puskesmas Purwokerto
Utara I. Penilaian yang digunakan
di masing-masing kriteria didapatkan
dari kesepakatan kelompok. Berdasarkan analisis prioritas masalah menggunakan metode matriks, dapat diketahui bahwa prioritas masalah pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
a. Cara membersihkan
gigi balita yang tepat
b. Kebiasaan buruk
yang dapat menyebabkan kelainan pada gigi
c. Pemeriksaan rutin
ke dokter gigi.
Kuesioner dalam
penelitian ini sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu menggunakan uji Pearson Product Moment. Nilai validitas yang digunakan adalah 95% dengan α 0,05.
Jika r tabel < r hitung atau nilai p <0,05 maka item kuesioner dianggap valid. Jika nilai cronbach�s alpha > 0,60 maka kuesioner dianggap reliabel (Santjaka, 2011). Jumlah ibu dengan
balita yang berpartisipasi mengisi kuesioner uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini sebanyak 15 orang dengan item kuesioner berjumlah 15 pertanyaan.
Nilai rtabel untuk
n=15 adalah 0,514. Hasil uji validitas
adalah sebagai berikut:
Tabel
2 Hasil uji validitas
No |
Pertanyaan |
r
hitung |
r tabel 0.05 |
keterangan |
1 |
Pengetahuan 1 |
0,552 |
0,514 |
Valid |
2 |
Pengetahuan 2 |
0,558 |
0,514 |
Valid |
3 |
Pengetahuan 3 |
0,555 |
0,514 |
Valid |
4 |
Pengetahuan 4 |
0,954 |
0,514 |
Valid |
5 |
Pengetahuan 5 |
0,679 |
0,514 |
Valid |
6 |
Pengetahuan 6 |
0,518 |
0,514 |
Valid |
7 |
Pengetahuan 7 |
0,599 |
0,514 |
Valid |
8 |
Pengetahuan 8 |
0,531 |
0,514 |
Valid |
9 |
Pengetahuan 9 |
0,558 |
0,514 |
Valid |
10 |
Pengetahuan 10 |
0,555 |
0,514 |
Valid |
11 |
Pengetahuan 11 |
0,251 |
0,514 |
Tidak Valid |
12 |
Pengetahuan 12 |
0,263 |
0,514 |
Tidak Valid |
13 |
Pengetahuan 13 |
0,737 |
0,514 |
Valid |
14 |
Pengetahuan 14 |
0,639 |
0,514 |
Valid |
15 |
Pengetahuan 15 |
0,022 |
0,514 |
Tidak Valid |
Sumber: Data primer terolah, 2021
Dua belas pertanyaan memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari
rtabel (0,514), sehingga dua belas pertanyaan
tersebut dinyatakan valid. Tiga pertanyaan yang tidak valid tidak dijadikan instrumen penelitian. Dua belas pertanyaan yang valid memiliki nilai cronbach�s alpha 0,817 (> 0,60) sehingga
kuesioner tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
Penelitian ini menggunakan uji normalitas melalui uji Saphiro-Wilk test karena sampel berjumlah
20 (<50). Hasil uji normalitas data pengetahuan pre test (0,066) dan post test (0,064). Data dikatakan
terdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari
0,05. Hasil uji normalitas menunjukkan
p > 0,05, sehingga disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal,
sehingga uji selanjutnya menggunakan uji parametrik berupa paired t-test. Berdasarkan
data hasil kuesioner mengenai tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu dengan balita
di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto
Utara I dijabarkan pada tabel
3
Pengetahuan |
Rata-rata�SD |
t |
p |
Pre test |
5.45 � 1.91 |
-6.773 |
0.000 |
Post test |
7.1 �
1.41 |
|
|
Sumber: Data Primer Terolah, 2021
Hasil analisis statistik
didapatkan nilai p 0,000 (p
< 0,05), hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Utara
I setelah dilakukan penyuluhan.
Berdasarkan data hasil
kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Utara I pada tabel 4.5
terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 30,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut balita pada kegiatan imunisasi di Puskesmas Purwokerto
Utara I dengan kombinasi metode ceramah dan media video edukasi dapat berpengaruh
terhadap pengetahuan ibu mengenai kesehatan
gigi dan mulut balita.
B.
Pembahasan
Kesehatan gigi dan mulut pada saat balita sangat penting karena akan
berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulutnya pada saat dewasa. Hasil yang
didapatkan mengenai prioritas masalah yang paling utamanya yaitu mengenai
pengetahuan cara membersihkan gigi balita yang tepat . Kegiatan pretest dan
post test serta penyuluhan selanjutnya dilakukan menyesuaikan dengan ibu yang
datang untuk dilakukan imunisasi di Puskesmas Purwokerto Utara I. Kegiatan
penyuluhan dilakukan dengan metode individual kepada ibu yang datang secara
bergantian sambil melakukan imunisasi di Puskesmas Purwokerto Utara I. Jumlah
ibu yang berkenan mengisi kegiatan hingga akhir dari mulai pre test,
penyuluhan, dan post test yaitu sebanyak 20 orang. Berdasarkan hasil pengisian
kuesioner pre test dan post test menunjukkan rerata nilai pre test yaitu 5,45
dan rerata nilai post testnya yaitu 7,1. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu
di wilayah Puskesmas Purwokerto Utara I sebesar 30,3%.
Tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak sangat
diperlukan. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh
pendidikan, lingkungan, pendapatan, dan tingkat pemahaman tentang kesehatan (Rompis et al., 2016). Menurut teori
dari (Erwana, 2013) sebagai seorang ibu seharusnya memiliki pengetahuan
kesehatan gigi yang baik terutama dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak dan
pencegahan rampan karies, pencegahan rampan karies pada balita harus dilakukan
secepatnya ketika gigi susu anak telah erupsi dan ibu balita harus mengajarkan
pada balitanya tentang menggosok gigi yang tepat dan benar.
Upaya dalam menangani prioritas masalah yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu,
khusunya mengenai masalah cara membersikan gigi balita yang tepat, kebiasaan
buruk yang dapat menyebabkan kelainan pada gigi, dan pemeriksaan yang rutin
dilakukan pada balita. Pada penelitian ini, penyuluhan dengan kombinasi metode
ceramah dan media video edukasi dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut balitanya. Penyuluhan
dilakukan dengan metode ceramah individual dengan bantuan media video edukasi.
Metode individual dipilih karena menyesuaikan dengan adanya ibu yang datang
bersama balitanya ke Puskesmas Purwokerto Utara I yang saling bergantian.
Metode ceramah tersebut dipilih dikarenakan beberapa pertimbangan. Salah
satunya adalah karena metode ceramah telah dianggap sebagai metode yang baik
dan dapat diterima dengan baik oleh sasaran. Metode ini cocok untuk sasaran
baik yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Pemilihan media
penunjang penyuluhan dapat menambah keefektivitasan dalam melakukan penyuluhan.
Penyuluhan dengan metode ceramah ditambah dengan adanya media sebagai penyampai
pesan yang tepat bagi sasaran, maka pesan yang akan disampaikan juga dapat
diterima dengan baik oleh sasaran (Notoatmodjo, 2010).
Video merupakan salah satu jenis media audio visual yang dapat
menggambakan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suatau alamiah atau
suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan
daya tarik sendiri, sehingga video dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, mejelaskan konsep- konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, dan
dapat mempengaruhi pengetahuan (Arsyad, 2011). Penggunaan multimedia dalam kegiatan penyuluhan
menunjukkan bahwa penggunaan audio visual gerak lebih efektif dari pada
menggunakan audio visual diam (Baitipur & Widraswara, 2018).
Media video dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang
dintervensi karena audience dapat melihat dan mendengar (Notoadmodjo, 2007).
Berdasarkan penelitian (Azizah, Arief, & Krisnana, 2014), diketahui bahwa
indera yang paling banyak menyampaikan pengetahuan ke otak adalah indera
penglihatan. Kurang lebih sekitar 75% hingga 87% pengetahuan yang diperoleh
oleh manusia diperoleh atau disalurkan melalui indera penglihatan dan sekitar
13% melalui indera pendengaran sedangkan sisanya sekitar 12% diperoleh dari
indera lainnya.
Kesimpulan
Pemberian penyuluhan kesehatan secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
permasalahan kesehatan gigi dan mulut balita pada ibu di wilayah kerja
Puskesmas Purwokerto Utara I setelah dilakukan
penyuluhan dengan� kombinasi metode ceramah dan media
video edukasi.
Arsyad, Azhar. (2011). Media
pembelajaran. Jakarta: PT Raja grafindo persada.Google Scholar
Azizah, Dian L., Arief, Yuni S., &
Krisnana, Ilya. (2014). Media ceramah dan film pendek sebagai upaya pencegahan
penyakit diare berdasar teori health promotion model (HPM). Pediomaternal
Nursing Journal, 3(1), 43�57. Google Scholar
Baitipur, Listya Nisa, & Widraswara,
Rudatin. (2018). Pendidikan Kesehatan Melalui Video Untuk Meningkatkan
Pengetahuan dan Praktik PSN DBD. JHE (Journal of Health Education), 3(2),
86�90. Google Scholar
Elisabeth Ensa Pea, Elisabeth Ensa P. E.
A., Sutrisno, S., & Sutrisno, S. (2019). Hubungan Pengetahuan Pelihara
Diri Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Jumlah Karies Gigi Pada Anak Sdi Bhagaroga
Aimere Nusa Tenggara Timur. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Google Scholar
Erwana, Agam Ferry. (2013). Seputar
kesehatan gigi dan mulut. Yogyakarta: Rapha Publishing. Google Scholar
Ika, Y. (2014). Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Dengan Menggunakan Media
Boneka Tangan Pada Kelompok AIDI TK Kartika III-38 Kentungan,Depok,Sleman,
Universitas Negri. Yogyakarta, Bantul.
Mariati, Ni Wayan. (2015). Pencegahan dan
perawatan karies rampan. Jurnal Biomedik: JBM, 7(1). Google Scholar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi
kesehatan. Google Scholar
Nurfatimah, Novita Septy, Sulastri, Siti,
& Almujadi, Almujadi. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Jumlah Karies pada Anak Balita di Posyandu
Dusun Kebonromo Kulon Progo. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Google Scholar
Rompis, Christian, Pangemanan, Damajanty, &
Gunawan, Paulina. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan
gigi anak dengan tingkat keparahan karies anak TK di Kota Tahuna. E-GiGi,
4(1). Google Scholar
Santjaka, Aris. (2011). Statistik untuk
penelitian kesehatan 2: multivariat dan non parametrik. Google Scholar
Suhardingsih, A. V. Sri, Mahfoed, Moh Hasan, Hargono,
Rahmat, & Nursalam, Nursalam. (2012). The Improvement of The Self-Care
Agency for Patients with Ischemic Stroke After Applying Self�Care Regulation
Model in Nursing Care. Jurnal Ners, 7(1), 13�23. Google Scholar
Copyright holder: Aditya Priagung Prakosa,
Aris Aji Kurniawan, Anindita Laksitasari,
Maulina Triani, Fadli Ashar (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |