Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH
BANK SAMPAH BINA MANDIRI KOTA SURABAYA
Badar Joang Harista Rosyidi
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Bank Sampah
Bina Mandiri hadir di tengah-tengah masyarakat Kota
Surabaya untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya peran masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota
Surabaya. Untuk merealisasikan tujuannya Bank Sampah Bina Mandiri melakukan upaya
pemasaran dengan menerapkan startegi bauran pemasaran. Dari tahun 2012 hingga
2013 jumlah nasabah mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan dan
terdapat keluhan-keluhan dari nasabah yang mengindikasikan adanya ketidakpuasan
yang berasal dari strategi bauran pemasaran yang tidak optimal. Kegiatan
pemasaran yang dilakukan Bank Sampah Bina Mandiri tidak lepas dari pentingnya
menjaga kepuasan dari para nasabahnya agar tujuan utama penyelamatan lingkungan
kota dari permasalahan sampah tetap dapat terealisasikan dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing variabel bauran
pemasaran terhadap tingkat kepuasan nasabah Bank Sampah Bina Mandiri. Penelitian
empiris ini mengambil seluruh populasi yang berjumlah 60 orang, dengan metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Sementara teknik� analisa�
data� yang� digunakan�
adalah� analisa regresi� linier�
berganda.� �Hasil-hasil secara umum menunjukkan� hubungan�
yang kuat antara, produk, harga, distribusi dan promosi terhadap
kepuasan nasabah. Secara� parsial (individu)
variabel� independen� yaitu� distribusi mempunyai� pengaruh� yang� signifikan� terhadap� variabel� kepuasan nasabah. Sementara variabel produk, harga dan promosi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan nasabah. Dan semua� variabel independen yaitu variabel produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan atau� bersama-sama� memiliki� pengaruh� yang� signifikan� terhadap� variabel kepuasan nasabah.
Kata kunci: bank sampah; sampah; kepuasan
Abstract
The Bina Mandiri Waste Bank is present in the
midst of the people of Surabaya City to build public awareness of the
importance of the community's role in solving waste problems in the City of
Surabaya. To realize its goal, the Bina Mandiri Waste
Bank conducts marketing efforts by implementing a marketing mix strategy. From
2012 to 2013 the number of customers began to experience a significant decline
and there were complaints from customers indicating dissatisfaction stemming
from the marketing mix strategy that was not optimal. The marketing activities
carried out by the Bina Mandiri Waste Bank cannot be
separated from the importance of maintaining the satisfaction of its customers
so that the main goal of saving the city environment from waste problems can
still be realized properly. This study aims to determine the level of influence of each marketing mix
variable on the level of customer satisfaction of Bina Mandiri
Waste Bank. This empirical research takes the entire population of 60 people,
with the method used is descriptive quantitative method. While the data
analysis technique used is multiple linear regression analysis. The results generally show
a strong relationship between, product, price, distribution and promotion of
customer satisfaction. Partially (individually) the independent variable,
namely the distribution, has a significant influence on the customer
satisfaction variable. Meanwhile, product, price and promotion variables have
no significant effect on customer satisfaction. And all independent variables,
namely product, price, distribution, and promotion variables simultaneously or
together have a significant influence on customer satisfaction variables.
Keywords: waste bank; waste; satisfaction
Pendahuluan
Salah satu permasalahan lingkungan saat
ini yang menyebabkan ketidakseimbangan di alam adalah permasalah sampah.
Permasalahan laten dan kompleks yang kerap dijumpai di kota-kota besar seperti
di Kota Surabaya. Sampah adalah hasil kegiatan yang tidak digunakan lagi karena
sudah diambil unsur atau fungsi utamanya. Dikarenakan dianggap sudah tidak
mendatangkan sebuah keuntungan dan manfaat tertentu sampah seringkali dibuang
sekenanya tanpa diproses terlebih dahulu. Sampah yang dibuang tanpa proses
terlebih daulu itulah yang pada akhirnya menyebabkan keseimbangan alam
terganggu. Sampah-sampah seperti plastik, styrofoam, dan sampah elektronik
ketika dibuang sekenanya dapat menyebabkan kandungan kimia yang ada di dalamnya
mencemari lingkungan yang bisa mengganggu kesehatan mulai dari gatal, sesak
nafas (ISPA), masalah pencernaan, kerusakan saraf hingga kanker yang berujung
pada kematian.
Di Kota Surabaya sendiri permasalahan
sampah ini timbul terutama karena besarnya volume sampah, keterbatasan lahan
untuk pembuangan akhir yang diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi, dimana hal ini ditunjang pula oleh adanya teknis pengelolaan sampah
yang masih konvensional. Dengan populasi penduduk lebih dari empat juta jiwa,
masyarakat kota Surabaya menghasilkan sampah padat sebanyak � 27.966 M� per
hari. Baru sekitar sekitar 25.925 M� sampah diangkut oleh 757 truk ke Tempat
TPA sampah, sehingga menyisakan � 2041 M� yang tak terangkut dan tercecer di
berbagai tempat. Sampah yang tertinggal itu kemudian dibiarkan saja tanpa
diolah sama sekali yang menyebabkan ligkungan kumuh dan kotor dan kerap
menimbulkan penyakit. Jikapun ada yang peduli sampah tersebut dikumpulkan lalu
dibakar, dikubur atau dibuang ke sungai sehingga menimbulkan pencemaran air,
udara, dan tanah.
Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk memulai mengubah diri.
Dari sinilah kemudian terbentuk Bank Sampah Bina Mandiri yang hadir di tengah-tengah
masyarakat Kota Surabaya untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya
peran masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Surabaya. Bank
Sampah Bina Mandiri sendiri adalah unit kegiatan yang mempunyai fokus
penyelesaian permasalahan pencemaran lingkungan akibat sampah berbasiskan
komunitas.
Dengan didirikannya Bank Sampah Bina
Mandiri ini kami memiliki semangat untuk membantu pemerintah dalam melestarikan
lingkungan kota Surabaya. Karena dari basis komunitas ini diharapkan akan tercipta
budaya positif yang terinternalisasi di dalam individu-individu masyarakat
untuk peduli terhadap lingkungan terutama pencemaran oleh sampah karena
dilakukan secara bersama.
Agar dapat merealisasikan tujuannya,
Bank Sampah Bina Mandiri memiliki program utama, yakni menabung dengan sampah.
Jadi warga Kota Surabaya yang menjadi nasabah Bank Sampah Bina Mandiri dapat
memberikan sampahnya ke BSBM dan uang dari sampah yang dijual akan disimpan
menjadi tabungan, sehingga nasabah akan merasa untung mendapat uang dari hasil
sampah mereka dan sekaligus masyarakat sadar terhadap pentingnya memilah
sampah.
Pembangunan kesadaran masyarakat
Surabaya ini tidaklah tanpa hambatan dan kerja keras. Masyarakat yang biasanya
tidak peduli menjadi peduli akan permasalahan ini tidak dilakukan dengan mudah.
Oleh karena itu, Bank Sampah Bina Mandiri juga melakukan kegiatan pemasaran.
Meskipun BSBM tidak berorientasi profit, namun mereka tetap melakukan kegiatan
pemasaran agar dapat merealisasikan tujuan dari didirikannya BSBM ini.
Pemasaran adalah proses sosial dan
maanjerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Kevin Lane Kotler & Kotler, 1999).
Pemasaran� mempunyai� peranan�
yang sangat� menentukan� karena�
pemasaran mempunyai� kedudukan� sebagai perantara� antara�
produsen� dan konsumen. Pemasaran
merupakan suatu urutan-urutan�
kegiatan� yang� saling berkaitan� erat�
dan� bertujuan� untuk memuaskan� kebutuhan�
dan� keinginan manusia� melalui�
proses� pertukaran. Dengan� demikian�
perusahaan� dalam menjalankan� usahanya�
perlu memperhatikan� dan� mengembangkan sistem pemasarannya.
Masalah� pemasaran� merupakan�
salah satu� aspek� yang�
sangat� penting� bagi perusahaan� untuk menjalankan� roda perusahaannya,� karena�
tidak� jarang perusahaan� gagal�
mencapai� tujuannya
disebabkan� sistem� pemasaran�
yang kurang tepat.
Bauran pemasaran atau marketing mix ini
pula yang juga diterapkan oleh Bank Sampah Bina Mandiri dalam memasarkan
produknya. Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat
variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.� Dalam hal ini, bagaimana bauran pemasaran
yang dilakukan oleh Bank Sampah Bina Mandiri dalam memasarkan produknya, dalam
menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan
dimengerti oleh nasabah. Jadi, bauran pemasaran ini adalah campuran dari
variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah.
Variabel dari bauran pemasaran adalah
produk, yang merupakan tawaran nyata kepada pasar meliputi ciri-ciri produk,
kemasan, merk dan kebijakan pelayanannya. Misalkan, kesan pelanggan yang kita
harapkan mengenai produk atau jasa yang dihasilkan yang terlihat jelas dan
menonjol. Variabel harga, yakni jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk
memperoleh produk tersebut.�� Variabel
tempat, yakni penentuan lokasi yang strategis atau cara distribusi produk yang membuat
pelanggan tidak kecewa untuk memperoleh produk maupun pelayanan yang cepat
sesuai dengan keinginan konsumen. Dan variabel selanjutnya yaitu promosi, yakni
berbagai kegiatan yang dilakukan bank unutk mengkomunikasikan produknya dan
membujuk nasabah untuk memiliki produk itu.
Oleh karena itu, kesuksesan pemasaran
suatu perusahaan termasuk Bank Sampah Bina Mandiri juga ditentukan oleh bauran
pemasaran yang diterapkan oleh mereka agar kelak banyak masyarakat Surabaya
yang menjadi nasabah Bank Sampah Bina Mandiri dan memilki kesadarna dalam berkontribusi
untuk turut menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Surabaya.
Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah
konsumen melakukan keputusan pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku
pasca pembelian yang didasarkan rasa puas dan tidak puas yang diberikan bank
tersebut atau kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan atau dalam hal ini adalah
nasabah bank adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja
sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya (Philip Kotler & Armstrong, 1998).
Kegiatan pemasaran yang dilakukan Bank
Sampah Bina Mandiri juga tidak lepas dari betapa pentingnya menjaga kepuasan
dari para nasabahnya agar tujuan utama penyelamatan lingkungan kota dari
permasalahan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat ini tetap dapat
terealisasikan dengan baik.
Namun permasalahan-permasalahan seputar
pemasaran di Bank Sampah Bina Mandiri juga terjadi di perjalanan pemasaran masa
awal hingga saat ini. Dari perjananan masa awal bank ini, sebelum diperkenalkan
pada 11 oktober 2010 Bank Sampah dengan konsep komunitas merupakan hal yang
asing bagi masyarakat Surabaya. Namun dengan usaha melalui sosialisasi intens
maka Bank Sampah berbasis komunitas cukup diterima oleh masyarakat dan semakin
tinggi animo masyarakat untuk mengikuti program Bank Sampah dengan konsep
kolektif. Tercatat hingga oktober 2012 sudah lebih dari 120 komunitas yang
telah melakukan usaha mengelola sampah di lingkungannya masing-masing. Hal ini
mengindikasikan tingginya animo masyarakat untuk ikut serta mengelola masalah
persampahan yang selama ini terjadi di Surabaya.
Namun tepat pada bulan november 2012
terjadi permasalahan manajemen internal di Bank Sampah Bina Mandiri yang
mengakibatkan proses kerja di Bank Sampah Bina Mandiri tersendat dan tidak
dapat melayani komunitas yang telah terdaftar sebagai nasabah Bank Sampah Bina
Mandiri. Selain itu karena proses komunikasi yang kurang lancar akhirnya
nasabah tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang bagaimana kejelasan
program bank sampah yang selama ini mereka jalankan.
Setelah sekian minggu vakum karena tidak
beroperasi, mulai bulan Desember 2012 Bank Sampah kembali beroperasi namun
animo masyarakat tidak sebesar sebelum adanya masalah yang menimpa Bank Sampah
Bina Mandiri. Dengan pendekatan secara intensif secara perlahan masyarakat
kembali ikut mengelola sampah yang ada di sekitar mereka. Namun jumlah nasabah
yang ada cukup berkurang secara drastis. Dari 120 komunitas, hanya tinggal 90
komunitas yang kembali ikut ke dalam program bank sampah berbasis komunitas.
Hal ini mengindikasikan adanya
kekecewaan nasabah akibat tidak sesuainya harapan dengan realitas yang mereka
dapatkan. Kekecewaan inilah yang pada akhirnya membuat sebagian nasabah tidak
lagi ikut serta dalam program bank sampah berbasis komunitas yang difasilitasi
oleh Bank Sampah Bina Mandiri. Dari sekitar 120 nasabah pada tahun oktober 2012
menurun hingga setengahnya yaitu 90 nasabah. Dari 90 yang bertahan, bukan
berarti tanpa masalah karena dalam wawancara yang dilakukan penulis kepada
pengurus Bank Sampah Bina Mandiri, pada bulan februari dan maret 2013 terdapat
keluhan-keluhan akibat pelayanan Bank Sampah Bina Mandiri selama ini dianggap
kurang baik. Selain itu juga terdapat beberapa keluhan masyarakat akibat adanya
sistem pembayaran yang tidak ditempat seperti yang dilakukan
sebelum-sebelumnya.
Untuk mengurangi hal tersebut, di awal
tahun 2013 sistem managemen dan pemasaran mulai diperbaiki, termasuk membenahi
bauran pemasarannya. Diantaranya yakni penambahan jumlah personel Bank Sampah
Bina Mandiri yang bekerja secara profesional sehingga sampah yang diambil lebih
tepat waktu, kepastian sistem pembayaran, harga sampah yang dibayarkan kepada
nasabah dan beberapa produk baru seperti membayar listrik dengan sampah.
Demi keberlangsungan kegiatan Bank
Sampah Bina Mandiri dan tercapainya tujuan penyelesaian permasalahan sampah
kota Surabaya, perlu diadakan identifikasi kepuasan nasabah Bank Sampah Bina
Mandiri selama ini, terutama pasca diperbaikinya sistem managemen dan pemasaran
BSBM ini. Kepuasan nasabah ini sama dengan mengidentifikasi tingkat pemenuhan
harapan para nasabah.
Untuk�
mengidentifikasi� pemenuhan� tingkat�
kualitas� harapan� para konsumen tidak mudah, karena sekali
konsumen dapat merasakan kualitas produk�
atau� jasa� layanan�
yang� tinggi� baik�
dari� perusahaan� maupun�
dari pesaingnya,� maka� mereka�
akan mengharapkan pengalaman yang sama akan� berulang.�
Apabila� suatu� perusahaan�
dapat mengidentifikasi kualitas produk atau jasa layanan sesuai� harapan�
konsumennya,� dengan� kata�
lain penawaran� kualitas� produk�
atau� layanan� jasa yang�
baik� dapat mempengaruhi pemakaian
ulang produk maupun jasa perusahaan.
Kualitas�
produk� atau� jasa�
layanan� yang� baik�
dalam� menciptakan kepuasan� konsumen�
memberikan� berbagai� manfaat,�
diantaranya memberikan� dasar
yang� kuat� sehingga�
terciptanya� kesetiaan� konsumen yang pada akhirnya� disebut�
sebagai� loyalitas� pelanggan.kepuasan� pada suatu perusahaan akan menghalangi
pelanggan agar tidak terpengaruh dari perusahaan lain (retention). Disamping
itu, memiliki kepuasan yang tingi juga�
menjadi� pendorong� untuk�
melakukan� pem belian� ulang�
(repurchase) serta mengajak orang lain untuk menggunakan jasa tersebut (
referral).
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana tingkat kepuasan nasabah Bank Sampah Bina Mandiri
khususnya pasca perbaikan managemen dan pemasaran yang dilakukan oleh BSBM.
Dengan beberapa perbaikan pemasaran termasuk bauran pemasaran yang digunakan
saat ini, tingkat kepuasan nasabah saat ini apakah memang dipengaruhi oleh
bauran pemasaran BSBM dan variabel mana yang mempengaruhi tingkat kepuasan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kepuasan
nasabah Bank Sampah Bina Mandiri?
2. Bagaimana pengaruh
bauran pemasaran terhadap kepuasan nasabah Bank Sampah Bina Mandiri?.
3. Bagaimana tingkat
pengaruh masing-masing variabel
bauran pemasaran terhadap kepuasan nasabah Bank Sampah Bina Mandiri?
Metode Penelitian
Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian survei, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok (Masri & Efendi, 1995). Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum
memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian pengukuran terhadap
gejala yang diminati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun
berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian
menghasilkan data kuantitatif (Bambang & Jannah, 2005).
Adapun desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha
mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa yang sebenarnya
mengenai objek penelitian (BREGT, 1980).
Berdasarkan rumusan masalah yang hendak
diteliti, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
(independen) dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran
(Variabel X) yang terdiri dari:
a. Produk merupakan
strategi produk yang dihasilkan
oleh Bank Sampah Bina Mandiri
(X1).
b. Harga merupakan
manfaat yang didapatkan
oleh nasabag serta beban yang harus dibayar oleh nasabah dan sistem bagi hasil
yang kompetitif (X2).
c. Tempat
atau saluran distribusi merupakan lokasi dimana produk tersebut mudah
didapatkan (X3).
d. Promosi
merupakan cara-cara nasabah dalam menerima informasi mengenai program yang
ditawarkan Bank Sampah Bina Mandiri (X4).
2. Variabel terikat
(dependen) dalan menelitian ini adalah tingkat kepuasan nasabah (Variabel Y).
Lokasi Penelitian kali ini adalah di wilayah kota Surabaya khususnya di Rt/Rw yang menjalankan program Bank Sampah dan bekerjasama dengan Bank Sampah Bina Mandiri. Serta di kantor Bank Sampah Bina Mandiri agar bisa bertemu dengan
nasabah individu, sementara di RT/ RW bertemu dengan nasabah kolektif.
Populasi penelitian
kali ini adalah nasabah kolektif Bank Sampah Bina Mandiri, baik individu maupun
kolektif. Khusus untuk nasabah kolektif,
hanya koordinatornya yang akan dijadikan populasi, sebab merekalah yang sering menerima pelayanan dari Bank Sampah Bina Mandiri. Jumlah populasi penelitian ini adalah 60 koordinator
nasabah kolektif yang melakukan transaksi pada bulan Januari 2014.
Sampel penelitian
adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel penelitian diambil manakala populasi yang ada tidak mungkin dipelajari
semuanya baik karena sumber daya
yang dimiliki peneliti terbatas atau karena
situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan dilakukannya penelitian terhadap semua anggota populasi. Namun dikarenakan jumlah nasabah yang hanya sebanyak 60 orang maka dalam penelitian
kali ini semua populasi akan diteliti.
Dalam hal ini teknik seperti
ini masuk ke dalam jenis
sampling non-probability khususnya kategori sampling jenuh.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan jenis
kelamin, mayoritas responden adalah perempuan, yaitu sebanyak
37 responden atau sebanyak 61,67% dan sisanya sebanyak� 23�
responden�
atau�
38,33%� adalah� laki-laki.� Hal� ini� berarti, bahwa lebih banyak
responden perempuan dibanding dengan responden laki-laki.
Berdasarkan usia,
60 orang responden yang diwawancarai
tersebar dalam 4 kelas dengan interval per kelas 10 tahun. Kelas terbanyak adalah kelompok umur 41-50 dengan jumlah populasi
sebanyak 28 orang (46,67%), kemudian
kelas 31-40 dengan populasi sebanyak 14 orang
(23,3%) dan kelas 51-60 sebanyak
10 orang dan 61-70 sebanyak 8 orang (13,33%).
Berdasarkan tingkat
pendidikan, diketahui bahwa responden terbanyak adalah populasi yang menempati kelas lulusan SMA sebanyak 28 orang (46,67%). Kemudian
tingkat sarjana sebanyak 20 orang (33,33%). Selanjutnya
adalah kelas tingkat diploma dan SMP masing-masing 5 orang (8,33%) dan terakhir pascasarjana dan SD
masing-masing 1 orang (1,67%).
Penelitian� ini� mengamati� empat� variabel� bebas� (independent�
variable)� yaitu� variabel� Produk� (X1),� variabel� Harga� (X2),� variabel� Distribusi�
(X3),� variabel
Promosi�
(X4),� dan� juga� mengamati� satu� variabel� terikat�
(dependent� variable) yaitu variabel Y, kepuasan nasabah.
Pengaruh kepuasan
nasabah dapat dilihat dari variabel
produk, harga, distribusi dan promosi. Berikut ini adalah
hasil output kuesioner yang
diberikan kepada responden nasabah Bank Sampah Bina Mandiri.
A. Variabel Produk
Untuk instrument Logo dan moto Bank Sampah Bina Mandiri menarik perhatian dan mudah diingat nasabah,
menunjukkan bahwa bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5�
responden menyatakan
tidak setuju, 9� responden menyatakan ragu-ragu, 29 responden� menyatakan setuju,� dan 16 responden� menyatakan�
sangat� setuju.
Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak 48,3%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� Logo dan moto
Bank Sampah Bina Mandiri menarik perhatian dan mudah diingat nasabah.
Untuk instrument Program-program Bank Sampah Bina Mandiri memiliki arti yang positif, menarik perhatian dan mudah diingat, menunjukkan bahwa 6 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden� menyatakan setuju,
dan 17 responden�
menyatakan sangat setuju.
Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45,0%� responden menyatakan setuju bahwa,�
program-program bank sampah bina mandiri memiliki
arti yang positif, menarik perhatian dan mudah diingat.
Untuk instrument Program tabungan Bank Sampah Bina Mandiri dan program-program lain bermanfaat
dan menarik minat, menunjukkan bahwa bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden� menyatakan� tidak� setuju,� 12 responden� menyatakan ragu ragu, 22 responden� menyatakan� setuju, dan 19 responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 36,7%� responden� menyatakan setuju bahwa, program tabungan Bank Sampah Bina Mandiri dan program-program lain bermanfaat
dan menarik minat.
Untuk instrument Bank Sampah
Bina Mandiri memiliki pilihan program yang beragam bagi nasabah, menunjukkan
bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden� menyatakan� tidak� setuju, 14 responden� menyatakan� raguragu, 23 responden� menyatakan� setuju, dan 18 responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 38,3%� responden� menyatakan setuju� bahwa,� Bank Sampah Bina Mandiri memiliki pilihan program yang beragam bagi nasabah.
Untuk instrument Program Bank Sampah Bina Mandiri dapat membantu permasalahan sampah di Surabaya, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5� responden menyatakan tidak setuju, 9� responden menyatakan ragu-ragu,
26� responden� menyatakan� setuju,� dan�
19� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 43,3%� responden� menyatakan� setuju bahwa, program Bank Sampah Bina Mandiri dapat membantu permasalahan sampah di Surabaya.
Untuk instrument Nasabah
merasa diberikan layanan yang layak dan baik dari Bank Sampah Bina Mandiri, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5� responden menyatakan tidak setuju, 8� responden menyatakan ragu-ragu,
27� responden� menyatakan� setuju,� dan�
19� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 45,0%� responden� menyatakan� setuju bahwa, nasabah
merasa diberikan layanan yang layak dan baik dari Bank Sampah Bina Mandiri.
Untuk instrument Pelayanan
dan program-program Bank Sampah Bina Mandiri untuk nasabahnya
tidak mengecewakan, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 11� responden menyatakan ragu-ragu, 28�
responden�
menyatakan setuju,� dan�
15� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 46,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa, pelayanan
dan program-program Bank Sampah Bina Mandiri untuk nasabahnya
tidak mengecewakan.
B. Variabel Harga
Untuk instrument Biaya
administrasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah Bina Mandiri termasuk murah, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5� responden menyatakan tidak setuju, 11� responden� menyatakan ragu-ragu, 28�
responden�
menyatakan�
setuju,�
dan� 15� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 46,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa, biaya
administrasi untuk menjadi nasabah Bank Sampah Bina Mandiri termasuk murah.
Untuk instrument Harga sampah
yang ditabungkan di Bank Sampah
Bina Mandiri lebih baik harganya daripada
yang lain, menunjukkan bahwa
6 responden menyatakan tidak setuju, 10� responden� menyatakan� ragu-ragu,�
27� responden� menyatakan� setuju,� dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan� bahwa� sebanyak 45,0%� responden� menyatakan� setuju� bahwa,� harga sampah yang ditabungkan di Bank Sampah Bina Mandiri lebih baik harganya
daripada yang lain.
Untuk instrument Waktu penyerahan
sampah tidak membebani nasabah, menunjukkan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden� menyatakan� tidak� setuju,� 13� responden� menyatakan� raguragu, �21� responden� menyatakan� setuju,� dan�
20� responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan
bahwa sebanyak� 35%� responden� menyatakan setuju� bahwa,� waktu penyerahan sampah tidak membebani
nasabah.
Untuk instrument Waktu pengambilan
tabungan sesuai dengan harapan nasabah, menunjukkan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju,� 3�
responden�
menyatakan�
tidak� setuju,� 14� responden� menyatakan� raguragu,� 23� responden� menyatakan� setuju,� dan� 18� responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak� 38,3%�
responden�
menyatakan setuju bahwa, waktu pengambilan
tabungan sesuai dengan harapan nasabah.
Untuk instrument Cara menabung
di Bank Sampah Bina Mandiri
termasuk variatif, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5� responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 28 responden� menyatakan� setuju,� dan�
18� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 46,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa, cara
menabung di Bank Sampah
Bina Mandiri termasuk variatif.
C. �Variabel Distribusi
Untuk instrument Cara penyerahan
sampah ke Bank Sampah Bina Mandiri sesuai dengan harapan
nasabah, menunjukkan bahwa 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3�
responden menyatakan
tidak setuju, 1� responden menyatakan ragu-ragu, 35�
responden�
menyatakan�
setuju,�
dan� 15� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 58,3%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� cara penyerahan sampah ke Bank Sampah Bina Mandiri sesuai dengan harapan nasabah.
Untuk instrument Tempat
penyerahan sampah memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi, menunjukkan bahwa 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2�
responden menyatakan
tidak setuju, 1� responden menyatakan ragu-ragu, 34�
responden�
menyatakan�
setuju,�
dan� 20� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 56,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa, tempat
penyerahan sampah memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi.
Untuk instrument Transportasi
untuk mencapai lokasi memudahkan nasabah, menunjukkan bahwa 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu, 35 responden� menyatakan� setuju,� dan�
19� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 58,3%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� transportasi untuk mencapai lokasi memudahkan nasabah.
Untuk instrument Dekat
dengan tempat tinggal nasabah, menunjukkan bahwa 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 1� responden menyatakan tidak setuju, 1� responden menyatakan ragu-ragu,
31� responden� menyatakan� setuju,� dan�
22� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 51,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� tempat distribusi BSBM dekat dengan tempat tinggal
nasabah.
Untuk instrument Aman dalam
melakukan transaksi, menunjukkan bahwa 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2� responden menyatakan tidak setuju, 1� responden menyatakan ragu-ragu,
31� responden� menyatakan� setuju,� dan�
20� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 51,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� tempat distribusi BSBM termasuk aman saat melakukan
transaksi.
Untuk instrument Nasabah
nyaman melakukan transaksi, menunjukkan bahwa 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2�
responden menyatakan
tidak setuju, 1� responden menyatakan ragu-ragu, 31�
responden�
menyatakan�
setuju,�
dan� 20� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 51,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� nasabah nyaman melakukan transaksi.
D. Variabel Promosi
Untuk instrument Promosi
yang dilakukan Bank Sampah
Bina Mandiri melalui
website dan penyuluhan menarik
anda untuk menjadi nasabah, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju,� 14� responden� menyatakan� tidak� setuju,� 16� responden� menyatakan� raguragu,� 24� responden� menyatakan� setuju,� dan�
5� responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan
bahwa sebanyak� 40%� responden� menyatakan setuju bahwa, promosi
yang dilakukan Bank Sampah
Bina Mandiri melalui
website dan penyuluhan menarik
anda untuk menjadi nasabah.
Untuk instrument Promosi
Bank Sampah Bina Mandiri sering dilakukan, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju,� 3� responden� menyatakan� tidak� setuju,� 18� responden� menyatakan� raguragu,� 33� responden� menyatakan� setuju,� dan�
5� responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan
bahwa sebanyak� 55%� responden� menyatakan setuju� bahwa promosi Bank Sampah Bina Mandiri sering dilakukan.
Untuk instrument Promosi
Bank Sampah Bina Mandiri tentang program-programnya lebih menarik dibandingkan
dengan promosi dari tempat penyaluran
sampah yang lain, menunjukkan
bahwa 1 responden menyatakan tidak setuju, 5�
responden� menyatakan� ragu-ragu,�
38� responden� menyatakan� setuju,� dan� 16
responden� menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan� bahwa� sebanyak 63,3%� responden menyatakan setuju bahwa, promosi Bank Sampah Bina Mandiri tentang program-programnya lebih menarik dibandingkan
dengan promosi dari tempat penyaluran
sampah yang lain.
Untuk instrument Petugas
Bank Sampah Bina Mandiri selalu melayani nasabah dengan baik dan memuaskan, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju,� 6� responden� menyatakan� tidak� setuju,� 26� responden� menyatakan� raguragu,� 22� responden� menyatakan� setuju,� dan�
5� responden� menyatakan� sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan
bahwa sebanyak� 36,7%� responden� menyatakan setuju� bahwa,� petugas Bank Sampah Bina Mandiri selalu melayani nasabah dengan baik dan memuaskan.
E. Variabel Kepuasan Pelanggan
Untuk instrument Bank Sampah
Bina Mandiri memiliki pilihan program yang beragam bagi nasabah, menunjukkan
bahwa
Untuk instrument Nasabah
tidak ingin menjual sampahnya ke tempat lain seperti ke rombeng
daripada menabungkannya ke Bank Sampah Bina Mandiri, menunjukkan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2�
responden menyatakan
tidak� setuju, 9� responden menyatakan ragu-ragu,
28� responden� menyatakan� setuju,� dan�
20� responden� menyatakan� sangat�
setuju. Maka,� dapat� disimpulkan� bahwa� sebanyak� 46,7%� responden� menyatakan� setuju bahwa,� nasabah tidak ingin menjual
sampahnya ke tempat lain seperti ke rombeng daripada
menabungkannya ke Bank Sampah Bina Mandiri.
Untuk instrument Nasabah
ingin seterusnya tetap menjadi nasabah
Bank Sampah Bina Mandiri, menunjukkan bahwa 6 responden menyatakan tidak setuju, 5� responden� menyatakan
ragu-ragu, 23 responden menyatakan
setuju, dan 26 responden� menyatakan sangat setuju. Maka, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 38,3%� responden� menyatakan� setuju� bahwa,� nasabah ingin seterusnya tetap menjadi nasabah
Bank Sampah Bina Mandiri.
Untuk instrument Nasabah
ingin mengajak orang lain
agar mau menjadi nasabah dan mengikuti
program-program BSBM, menunjukkan bahwa
3 responden menyatakan tidak setuju, 8� responden� menyatakan� ragu-ragu,�
30� responden� menyatakan� setuju,� dan 19 responden menyatakan
sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa� sebanyak
50,0% responden menyatakan setuju bahwa,� nasabah ingin mengajak orang lain agar mau menjadi nasabah
dan mengikuti program-program BSBM.
1.
Uji Asumsi
Klasik
a.
Uji Multikolineritas
Tabel 1
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
||||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||||
1 |
(Constant) |
-.018 |
1.373 |
|
-.013 |
.989 |
|
|
||
Tot x1 |
.130 |
.090 |
.277 |
1.440 |
.156 |
.146 |
6.847 |
|||
Tot x2 |
.109 |
.131 |
.170 |
.834 |
.408 |
.131 |
7.643 |
|||
Tot x3 |
.221 |
.064 |
.422 |
3.456 |
.001 |
.363 |
2.753 |
|||
Tot x4 |
.098 |
.079 |
.094 |
1.246 |
.218 |
.945 |
1.059 |
|||
a. Dependent
Variable: Tot y |
|
|||||||||
Menurut (Ghozali, 2006).� Nilai� yang�
umum� dipakai� untuk menunjukkan adanya� multikolinieritas adalah� nilai� Tolerance�
< 0,10 atau�
nilai�
VIF > 10.� Jika berdasarkan data dari tabel 4.29 di atas, maka dapat diketahui
bahwa nilai� VIF untuk X1 (produk) sebesar� 6,847 dengan� nilai� tolerance� 0,146. Nilai VIF untuk
X2 (harga) sebesar 7,643 dengan nilai tolerance 0,131.
Nilai VIF untuk X3� (distribusi)
sebesar 2,753 dengan nilai tolerance 0,363. Nilai VIF untuk
X4 (promosi) sebesar 1,059 dengan nilai� tolerance� 0,945.�
Dari� semua� variabel� tersebut� dapat� dilihat� bahwa� nilai tolerance�
>� 0,10 dan nilai
VIF < 10. Oleh karena� itu,
dapat disimpulkan� bahwa model regresi ini terbebas
dari multikolinieritas dan layak digunakan.
b.
Uji Normalitas
Data
Tabel 2
�Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
|
Unstandardized Residual |
N |
60 |
|
Normal Parametersa |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.36841042 |
|
Most Extreme
Differences |
Absolute |
.067 |
Positive |
.060 |
|
Negative |
-.067 |
|
Kolmogorov-Smirnov
Z |
.519 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.950 |
|
a. Test
distribution is Normal. |
|
Dari hasil
uji normalitas data di tabel
4.30, nilai sig 2-tailed adalah
0,950, yang berarti data terdistribusi
normal karena nilai sig
2-tailed lebih besar dari 0,05.
c.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3
�Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1.595 |
.699 |
|
2.281 |
.026 |
X |
-.006 |
.008 |
-.101 |
-.774 |
.442 |
|
a. Dependent
Variable: RES2 |
|
|
|
|
Dari hasil
uji normalitas data di tabel
4.31, nilai sig 2-tailed adalah
0,442, yang berarti data terdistribusi
normal karena nilai sig
2-tailed lebih besar dari 0,05.
2.
Regresi Berganda
Untuk� mengetahui� hubungan� variabel� independen dengan� variabel� dependen (produk,� harga,� distribusi,� promosi,� terhadap� kepuasan nasabah),� akan� dihitung menggunakan software
SPSS Statistics 16.0 sebagai berikut:
Tabel 4
Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.838a |
.703 |
.681 |
1.398 |
a. Predictors:
(Constant), Tot x4, Tot x1, Tot x3, Tot x2 |
||||
b. Dependent
Variable: Tot y |
|
Menurut (Ghozali, 2006).� Koefisien� Determinasi� pada� intinya� mengukur seberapa� jauh� kemampuan� model� dalam� menerangkan� variasi� variabel� dependen. Nilai� R�
Square� yang� kecil� berarti� kemampuan� variabel-variabel� independen� dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas.
Nilai Adjusted R�� = 0,681 atau
68,1%. Hal ini berarti bahwa� variabel produk, harga,� distribusi,� dan� promosi� terhadap� kepuasan nasabah� memiliki� kontribusi sebesar� 68,1� %� terhadap� variabel� kepuasan nasabah,� sedangkan� sisanya� 31,9% dijelaskan
oleh variabel lain diluar variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini.
Tabel 5
�Pengujian t Hitung
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-.018 |
1.373 |
|
-.013 |
.989 |
|
|
Tot x1 |
.130 |
.090 |
.277 |
1.440 |
.156 |
.146 |
6.847 |
|
Tot x2 |
.109 |
.131 |
.170 |
.834 |
.408 |
.131 |
7.643 |
|
Tot x3 |
.221 |
.064 |
.422 |
3.456 |
.001 |
.363 |
2.753 |
|
Tot x4 |
.098 |
.079 |
.094 |
1.246 |
.218 |
.945 |
1.059 |
|
a. Dependent
Variable: Tot y |
|
|
|
|
|
|
Menurut (Ghozali, 2006). Bila
statistik t hitung lebih besar dari
t tabel atau nilai� signifikan� lebih kecil dari 5% (a = 5%� = 0,05)�
maka� hal� ini� menunjukkan bahwa� Ho� ditolak� yang� berarti� bahwa� terdapat� pengaruh� yang� signifikan� antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
a. Pengaruh produk
(X1) terhadap kepuasan nasabah secara parsial.
Dari hasil
analisis� pada tabel
4.33� dapat� dilihat bahwa nilai signifikansinya� sebesar� 0,156�
˃� α� 0,05.� Dengan demikian� dapat� disimpulkan� bahwa� Ho� diterima� dan� Ha� ditolak,� sehingga hipotesis� berbunyi tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan� antara� produk� terhadap kepuasan nasabah.� Artinya� secara� parsial� tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan antara produk terhadap
kepuasan nasabah.
b. Pengaruh harga
(X2) terhadap keputusan pembelian secara parsial.
Dari hasil
analisis pada tabel 4.33� dapat
dilihat bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,408 ˃�
α 0,05. Dengan demikian� dapat� disimpulkan� bahwa� Ho� diterima� dan� Ha� ditolak,� sehingga hipotesis� berbunyi� tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan� antara� harga� terhadap kepuasan nasabah.� Artinya� secara� parsial tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan antara harga terhadap kepuasan nasabah.
c. Pengaruh distribusi
(X3) terhadap keputusan pembelian secara parsial.
Dari hasil
analisis pada tabel 4.33� dapat
dilihat bahwa nilai� signifikansinya� sebesar� 0,001� <�
α� 0,05.� Dengan demikian� dapat� disimpulkan� bahwa� Ho� ditolak� dan� Ha� diterima,� sehingga hipotesis� berbunyi� terdapat� pengaruh� yang� signifikan� antara� distribusi� terhadap kepuasan nasabah.� Artinya� secara� parsial� terdapat� pengaruh� yang� signifikan antara distribusi� terhadap kepuasan nasabah.
d. Pengaruh promosi
(X4) terhadap keputusan pembelian secara parsial.
Dari hasil
analisis pada tabel 4.33� dapat
dilihat bahwa nilai signifikansinya� sebesar� 0,218�
˃ α� 0,05.� Dengan demikian� dapat� disimpulkan� bahwa� Ho� diterima� dan� Ha� ditolak,� sehingga hipotesis� berbunyi� tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan� antara� promosi� terhadap kepuasan nasabah.� Artinya� secara� parsial� tidak terdapat� pengaruh� yang� signifikan antara promosi terhadap kepuasan nasabah.
Tabel 6
Pengujian
t Hitung
ANOVAb |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
250.770 |
1 |
250.770 |
131.649 |
.000a |
Residual |
110.480 |
58 |
1.905 |
|
|
|
Total |
361.250 |
59 |
|
|
|
|
a. Predictors:
(Constant), X |
|
|
|
|
||
b. Dependent
Variable: Y |
|
|
|
|
Menurut� (Ghozali, 2006).� Bila� nilai� statistik� F� hitung� lebih� besar� dari� F tabel� atau� tingkat� signifikannya� lebih� kecil� dari� 5%� (a�
=� 5%� =�
0,05)� maka� hal� ini menunjukkan� bahwa� Ho� ditolak� yang� berarti� bahwa� terdapat� pengaruh� yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.
Dari�
hasil�
tabel�
4.34� dapat� diketahui� bahwa� nilai signifikansinya 0,000 (0,000� <�
0,05),� artinya� Ho� ditolak� dan� Ha� diterima.� Dengan� demikian,� dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara produk, harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan nasabah.
Tabel 7
�Persamaan Regresi
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-.018 |
1.373 |
|
-.013 |
.989 |
|
|
Tot x1 |
.130 |
.090 |
.277 |
1.440 |
.156 |
.146 |
6.847 |
|
Tot x2 |
.109 |
.131 |
.170 |
.834 |
.408 |
.131 |
7.643 |
|
Tot x3 |
.221 |
.064 |
.422 |
3.456 |
.001 |
.363 |
2.753 |
|
Tot x4 |
.098 |
.079 |
.094 |
1.246 |
.218 |
.945 |
1.059 |
|
a. Dependent Variable: Tot y |
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan tabel
4.35 di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -0,18 +
0,130 X1 + 0,109 X2 + 0,221 X3 + 0,098 X4 + e
Konstanta� sebesar� -0,18� berarti� jika� diasumsikan� variabel� produk� (X1), variabel harga� (X2), variabel distribusi� (X3), variabel promosi�� (X4)� sama dengan nol
maka nilai variabel keputusan pembelian (Y) sebesar -0,18.
a.
Variabel Produk.
Variabel produk
(X1)� mempunyai pengaruh� yang positif terhadap kepuasan nasabah dengan koefisien regresi sebesar 0,130 yang artinya jika nilai variabel
produk� terjadi� peningkatan� sebesar� 1� satuan� maka� kepuasan nasabah meningkat sebesar 0,130. Ini mengindikasikan� bahwa produk menjadi penting� bagi kepuasan nasabah
terhadap Bank Sampah Bina Mandiri.
Bank Sampah
Bina Mandiri sebaiknya mempertahankan dan menaikkan� kualitas� produknya� agar� kepuasan nasabah� bisa� meningkat,� karena variabel� produk� memiliki� pengaruh� cukup� besar.
Menurut (Philip dan Keller Kotler, 2007). Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke� pasar� untuk� memuaskan� keinginan� atau� kebutuhan.� Produk-produk� yang dipasarkan� meliputi� barang� fisik,� jasa,� pengalaman,�
acara-acara,� orang,� tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
b.
Variabel Harga.
Variabel harga
(X2)� mempunyai� pengaruh� yang� positif terhadap� kepuasan nasabah dengan koefisien regresi sebesar 0,109 yang artinya� jika nilai variabel
harga terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka kepuasan
nasabah akan� naik sebesar 0,109.
Implikasinya adalah� bahwa
apabila� harga semakin tinggi� maka� kepuasan nasabah BSBM juga akan meningkat.
Menurut (Machfoedz, 2016).� Harga� adalah� jumlah� uang�
yang dikenakan�
pada� produk� atau� jasa.� Definisi� harga� secara� luas� ialah� jumlah� nilai yang� ditukar� oleh� konsumen� untuk� memperoleh� manfaat� kepemilikan� atau penggunaan� suatu� produk� atau� jasa.� Harga�
merupakan� satu-satunya� elemen bauran pemasaran� yang� menghasilkan
pendapatan, unsur� lainnya� mencerminkan biaya.
c.
Variabel Distribusi
Variabel� distribusi� (X3)� mempunyai� pengaruh� yang� positif� terhadap kepuasan nasabah� dengan� koefisien� regresi� sebesar� 0,221 yang�
artinya�
jika nilai variabel� distribusi� terjadi� peningkatan� sebesar� 1� satuan� maka� kepuasan nasabah� meningkat� sebesar� 0,221.� Hal� ini� menunjukkan� bahwa� kepuasan nasabah sangat ditentukan oleh kemudahan distribusi jasa BSBM.
Menurut (Boyd, Walker, & Larreche, 2000).� Distribusi� adalah� himpunan organisasi� yang� saling� bergantung� yang� terlibat� dalam� proses� untuk� membuat produk atau jasa
yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial.
d.
Variabel Promosi
Variabel promosi
(X4) mempunyai pengaruh
yang positif terhadap kepuasan nasabah� dengan� koefisien� regresi� sebesar� 0,098.�
Yang� artinya� apabila� nilai variabel promosi terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka kepuasan
nasabah meningkat� sebesar� 0,098, factor promosi memegang� peranan yang paling
rendah diantara variabel lain dlaam meningkatkan kepuasan nasabah.�
Menurut (Morissan, 2010).� Promosi� adalah� kordinasi� dari� seluruh upaya� yang� dimulai� dari� pihak� penjual� untuk� membangun� berbagai� saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang
dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis� dan� pembahasan�
pada bab sebelumnya� maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Hasil �penelitian�
ini� mendapatkan� nilai�
R� =� 0,838�
menunjukkan� hubungan� yang kuat antara, produk, harga, distribusi
dan promosi terhadap kepuasan nasabah. Nilai� koefisien� determinasi� (R�
Square)� sebesar� 0,703�
dan� nilai� koefisien determinasi� yang� telah� disesuaikan� (Adjusted�
R� Square)� sebesar� Adjusted R��
= 0,681.� Hal� ini berarti� 68,1%� variabel� kepuasan nasabah� dijelaskan� oleh� variabel� produk, harga, distribusi dan promosi, sedangkan sisanya 31,9% dijelaskan� variabel� lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Hasil�
uji� t�
pada� taraf� signifikansi� 0,05� menerangkan� bahwa� secara� parsial (individu) variabel independen yaitu distribusi mempunyai� pengaruh� yang� signifikan� terhadap� variabel� kepuasan nasabah. Sementara variabel produk, harga dan promosi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan nasabah.
Hasil�
uji� f�
pada� taraf� signifikansi� 0,05� menjelaskan� bahwa� semua� variabel independen yaitu variabel produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan atau� bersama-sama� memiliki� pengaruh� yang� signifikan� terhadap� variabel kepuasan nasabah.
Bambang, Prasetyo, & Jannah, Lina
Miftahul. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Google Scholar
Boyd, Happer W., Walker, Orville C., & Larreche,
Jean Claude. (2000). Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan
Orientasi Global. Google Scholar
BREGT, VREDEN. (1980). Metode dan Teknik Penelitian
Masyarakat. Gramedia, Jakarta. Google Scholar
Ghozali, Mirma Hapsari Imam. (2006). Pengaruh
Teknologi Informasi Berbasis Somber Daya Terhadap Kinerja Perusahaan. MAKSI,
6. Google Scholar
Kotler, Kevin Lane, & Kotler, Philip. (1999).
Manajemen Pemasaran Jilid I, Penerjemah Drs. Jaka Wasana, MSM Jakarta:
Erlangga, 91. Google Scholar
Kotler, Philip, & Armstrong, Gary. (1998). Dasar-Dasar
Pemasaran Jilid 2 (Edisi bahasa Indonesia). & A. Sindoro, Trans.)
Jakarta: Prenhallindo.� Google
Scholar
Kotler, Philip dan Keller. (2007). Manajemen
Pemasaran, Jilid I. Jakarta: PT. Indeks. Google Scholar
Machfoedz, Mahmud. (2016). Komunikasi Pemasaran
Modern. Yogyakarta: Cakra. Ilmu. Google Scholar
Masri, Singarimbun, & Efendi, Sofian. (1995).
Metode Penelitian Survei, Jakarta, PT. Pustaka LP3ES. Google
Scholar
Morissan, M. A. (2010). Periklanan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media. Google Scholar
�P.
Tampubolon, Manahan, Manajemen
Operasional. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004).
Rangkuti, Freddy Business Plan Teknik Membuat Perencanaan
Bisnis dan Analisis Kasus, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Render, Barry dan Jay
Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi,
(Jakarta: PT. Salemba Empat Patria, 2001).
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relations dan
Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003).
Santoso, Singgih, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, (Jakarta: Penerbit PPM, 2002).
Sumarni, Multi, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997).
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2000).
Vrendenbergt, J., Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. (Jakarta: PT. Gramedia,
1980).
�, dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. (Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009).
������������������������������� , Dasar-dasar Manajemen, Alih Bahasa
Wilhemus W. Bakowatun, (Jakarta: FEUI, 1987).
Copyright holder: Badar Joang
Harista Rosyidi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |