Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022

 

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP CASH HOLDING

 

Surya Dwi Kurniawan, Eka Bertuah

Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Pandemi covid-19 yang melanda dunia memberikan dampak kepada seluruh� sektor kehidupan di dunia. Sektor ekonomi merupakan sektor yang tidak terlepas dari dampak pandemi tersebut. Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi covid-19 dengan melakukan pembatasan sosial bersklala besar membuat pergerakan ekonomi menjadi lambat dan terbatas. Kebijakan pembatasan sosial bersekala besar mempengaruhi keleluasaan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha yang secara langsung berdampak pada kondisi keuangan perusahaan-perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi covid-19 di Indonesia terhadap cash holding perusahaan. Hasil penelitian dengan menggunakan metode difference in difference menunjukkan bahwa pandemi covid-19 memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap cash holding perusahaan sebagai konsekuensi penurunan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

 

Kata Kunci: pandemic covid-19; cash holding

 

Abstract

The covid-19 pandemic that hit the world has an impact on all sectors of life in the world. The economic sector is a sector that is inseparable from the impact of the pandemic. The Indonesian government's policy in dealing with the covid-19 pandemic by carrying out large social restrictions makes economic movement slow and limited. Large-scale social restriction policies affect the flexibility of companies in Indonesia to conduct business activities that directly impact the financial condition of these companies. This research aims to find out the impact of the covid-19 pandemic in Indonesia on corporate cash holdings. The results of the study using the difference in difference method show that the covid-19 pandemic has a significant negative impact on the company's cash holding as a consequence of the company's decreased ability to generate profits.

 

Keywords: pandemic covid-19; cash holding

 

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 yang melanda banyak negara di dunia sejak bulan Januari tahun 2020 (Phan & Narayan, 2020). Meskipun secara resmi WHO (Word Healt Organization) mendeklarasikan pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020, tetapi beberapa negara seperti Israel, Rusia, dan Amerika Serikat sudah menerapkan larangan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri bagi warganya. (Phan & Narayan., 2020). Kehadiran pandemi memberikan dampak serius pada perekenomian dunia dan mengakibatkan penurunan tajam kenerja perusahaan-perusahaan di berbagai industri secara global (Qin, Huang, Shen, & Fu, 2020). Perusahaan-perusahaan yang tercatat di pasar modal mengalami penurunan harga saham, pendapatan, dan laba (Fu & Shen., 2020). Dampak penurunan ekonomi yang sangat signifikan disebabkan adanya karantina kesehatan ketat di berbagai negara sehingga menyebabkan aktifitas ekonomi bergerak dengan sangat terbatas (Zhang, Hu, & Ji, 2020). Perusahaan-perusahaan yang harus melakukan pergerakan fisik untuk menjalankan usahanya mengalami kesulitan dalam menghasilkan pendapatan dan arus kas masuk. Di sisi lain perusahaan-perusahaan tersebut harus tetap mengeluarkan kas untuk membiayai operasinya. Keadaan yang demikian menyebabkan tekanan pada kondisi kas perusahaan. Untuk menghadapi risiko operasional dan untuk menjamin ketahanan perusahaan menghadapi pandemi Covid-19, para manager perusahaan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan level cash holding jangka pendek dengan melakukan pinjaman bank, atau pendanaan ekuitas (Qin et al., 2020). Namun demikian kapasitas pendanaan antar perusahaan berbeda-beda sehingga perlu dilihat apakah perusahaan-perusaahaan tersebut dapat meningkatkan cash holding tepat waktu sesuai kebutuhan perusahaan (Qin et al., 2020). Selain itu, ditemukan fakta bahwa terdapat penurunan rating kredit perusahaan-perusahaan di Indoneisa.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Qin et al. (2020) menyimpulkan bahwa pandemi covid-19 memiliki dampak positif yang signifikan terhadap level cash holding perusahaan. Fu & Shen. (2020) menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa Covid-19 berdampak negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan di industri energi. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2020) dimana indeks pasar saham di negara-negara yang terdampak covid-19 turun dengan sangat cepat setelah wabah virus melanda. Namun penelitian-penelitian mengenai dampak covid-19 terhadap cash holding dilakukan di China dan belum ada penelitian serupa yang dilakukan di Indonesia. Selain itu, ditemukan fakta bahwa terdapat penurunan rating kredit perusahaan-perusahaan di Indoneisa setelah pandemi covid-19 melanda sehingga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut dalam mencapai level cash holding yang diharapkan. Dengan Penjelasan di atas, maka diduga terdapat perbedaan dampak yang ditimbulkan covid-19 terhadap cash holding perusahaan-perusahaan di Indonesia.

 

Metode Penelitian

Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sample dilakukan dengan memilih perusahaan yang tercatat di papan pencatatan utama di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia membrane industry menjadi beberapasub-Sektorr Antara lay Retail Trade; Building Construction; Financial Institution; Coal Mining; Crude Petroleum & Crude Petroleum And Natural Gas; Land/Stone Quarrying; Metal & Mineral Mining; Non-Building Construction; Automotive & Components; Cement; Ceramic Glass Porcelain; Cosmetic And Household; Cosmetic And Household; Fishery; Footwear; Textile & Garment; Property & Real Estate, Advertising, Printing, Media; Houseware; Tobacco Manufacturer; Chemical; Computer & Service; Machinery & Heavy Equipment; Metal & Allied Product; Wood Industry; Pulp & Paper; Others Consumer Good; Plastic Packaging; Toll Road; Food & Beverage; Wholesale Durable& Non-Durable Goods; Energy; Plantation; Crops; Animal Feed; Animal Husbandry; Cable; Harbour; Healthcare; Pharmaceuticals; Telecommunications. Pemerintah Indonesia menetapkan pembatasan sosial sekala besar sejak 31 Maret 2020 (triwulan 1 2020) maka secara efektif pengaruh covid-19 terhadap perekonomian Indonesia dan kinerja perusahaan di Indonesia terjadi setelah tanggal tersebut (mulai triwulan II 2020).

Data Penelitian yang digunakan adalah data keuangan perusahaan tercatat di papan pencatatan utama Bursa Efek Indonesia dari periode kuartal I 2015 sampai dengan kuartal II tahun 2021. Data tersebut diambil dari bloomberg dengan kriteria: tersedia data keuangan secara lengkap dalam kurun waktu periode yang digunakan dalam penelitian ini, dan tidak sedang sedang dalam tekanan finansial berat lebih dari 2 tahun dalam kurun waktu periode penelitian. Dari metode pengambilan sampel tersebut didapatkan 191 sample perusahaan yang tersebar di 40 subsektor industri.

1.   Pengukuran

Qin et al� (2020) meneliti dampak covid-19 terhadap level cash holding perusahaan menggunakan metode DID (Difference in Difference). DID (Difference in Difference) adalah teknik analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ekonometrik dan kuantitatif dengan meniru desain penelitian eksperimental menggunakan data penelitian observasional, dengan cara mempelajari efek diferensial dari �treatment group� (Widarsa, Kurniasari, & Mulyawan, 2017).� Dalam penelitian ini pandemi covid-19 diperlakukan sebagai treatment (Qin et al., 2020). Pada tahun yang sama Zhu et al., (2020) melakukan investiasi menganai efek dan mekanisme kereta cepat pada perluasan lahan perkotaan menggunakan metode yang sama. Penelitian ini dilakukan berdasarkan dugaan bahwa terdapat kemungkinan perbedaan kenerja perusahaan sebelum dan sesudah pandemi covid-19 melanda. Menurut Qin et al., (2020) membandingkan kenerja perusahaan antara periode sebelum dan sesudah pandemi covid-19 secara tanggal atau lateral akan mengabaikan variable covid-19 itu sendiri. Oleh karena itu, pengukuran menggunakan metode DID model lebih efektif karena dapat mengontrol periode sesudah dan sebelum covid-19 melanda (Qin et al., 2020). Secara umum, dampak pandemi itu unik, sehingga sulit untuk memisahkan sampel antara kelompok industri yang terdampak secara signifikan dan kelompok industri yang berdampak tidak signifikan (Qin et al., 2020). Pengelompokan perusahaan sebagai perusahaan terdampak atau tidak terdampak pandemi covid-19 didasarkan pada� analisa Pefindo, (2020) dan dikombinasikan dengan Analisa Hasil Survey Dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha (Statistik, 2020):

Terdampak: Coal Mining, Non-Building Construction, Property & Real Estate, Automotive & Components, Building Construction, Cement, Ceramics, Glass, Porcelain, Cosmetics & Household, Crude Petroleum & Natural Gas Production, Electronics, Fishery, Footwear, Land / Stone Quarrying, Metal & Mineral Mining, Retail Trade, Textile, Garment, Restaurant, Hotel & Tourism, Tourism, Restaurant And Hotel, Transportation, Animal Feed, Cable, Crops, Energy, Food & Beverages, Metal & Allied Products, Toll Road, Airport, Harbor And Allied Products, Wood Industries.

Tidak terdampak: Plantation, Wholesale (Durable & Non Durable Goods), Advertising, Printing & Media, Chemicals, Computer & Services, Houseware, Plastics & Packaging, Pulp & Paper, Tobacco Manufacturers, Healthcare, Pharmaceuticals, Telecommunication.

Data dan informasi mengenai level cash holding perusahaan -perusahaan yang berada pada kelompok treatement dan comparison untuk periode sebelum dan sesudah adanya pandemi covid-19 diambil dari database Bloomberg. Untuk mengukur dampak pandemi covid-19 terhadap level cash holding perusahaan, digunakan model sebagai berikut :

Cashholdingsit = β0 + β1Treatedit*Periodit + β2Treatedit + β3Periodit + β4SIZEit + β5LEVit + β6GROWTHit + β7ROAit + β8FCFit + β9TRit + β10Code + β11YEAR + εit (1)

 

Tabel 1

Variable

Perhitungan

Cash Holding

level cash holding perusahaan dihitung dari rumus total cash/total asset

Treated

variable dummy yang mengindikasikan derajat dampak covid-19, nilai 1 untuk perusahaan yang terkena dampak tinggi dan sangat tinggi, dan sedang dan 0 untuk perusahaan yang terkena dampak ringan dan tidak terdampak

Period

variable dummy yang mengindikasikan periode sebelum dan sesudah pandemi covid-19, nilai 1 melambangkan periode setelah pandemic dan 0 untuk periode sebelum pandemi covid-19

Size

ukuran perusahaan yang dihitung dari logaritma natural total aset

Lev

rasio total aset pada total Liabilitas

Growth

pertumbuhan total asset perusahaan yang dihitung dari rumus = (total asset periode t -� total aset periode t-1)/total aset periode t-1

ROA

merupakan rasio antara net profit pada total aset yang dihitung dengan rumus = net profit/saldo akhir total aset

FCF

free cash flow, dihitung dari rumus = Arus Kas Operasi � Pengeluaran Modal � Pengeluaran untuk perbaikan aset

TR

Perputaran piutang usaha, dihitung dengan rumus = pendapatan neto/rata-rata piutang usaha

Code

variable untuk mengontrol sample individu dalam data panel

YEAR

variable untuk mengontrol periode dalam data panel

 

Treated adalah variable dummy yang mengindikasikan derajat efek covid-19 pada perusahaan dan period merupakan variable dummy yang mengindikasikan periode sebelum dan sesudah covid-19 melanda. Penelitian ini fokus terhadap koefisien regresi dari variable �treated*period�. Apabila koefisien regresi yang dilambangkan dengan β1 bernilai positif, hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat dampak positif pandemi covid-19 terhadap level cash holding perusahaan (Qin et al., 2020). Variabel-variabel lain dalam model 1 disertakan untuk tujuan mengurangi nilai interferensi dari β1. Varibel Size yang melambangkan ukuran perusahaan disertakan dalam model 1 karena semakin besar ukuran perusahaan maka memiliki akses yang lebih besar terhadap pendanaan (Gao, Harford, & Li, 2013). Rasio total aset terhadap total Liabilitas yang dilambangkan dengan Lev pada model di atas dimasukkan ke dalam model dengan alasan bahwa semakin besar rasio tersebut maka semakin kecil beban bunga dan pokok pinjaman yang harus dibayar dengan kas perusahaan (Gao et al., 2013). Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi pula intensi perusahaan untuk memegang kas dengan tujuan investasi pada proyek-proyek baru. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan perusahaan yang dilambangkan dengan growth diikutsertakan dalam model 1 (Gao et al., 2013). Kebijakan perusahaan dalam memegang kas dalam level tertentu mengurangi kemampuan perusahaan dalam melakukan investasi yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio laba bersih terhadap total aset yang dilambangkan dengan ROA mewakili keadaan tersebut sehingga dimasukkan ke dalam model 1 (Clarkson, Gao, & Herbohn, 2020). Free cash flow dan Perputaran piutang yang dilambangkan dengan FCF dan TR disertakan dalam model 1 karena apabila perusahaan memiliki arus kas yang melimpah dan pengelolaan modal kerja yang sehat, maka manajer perusahaan akan menurunkan level cash holding (Gao et al., 2013).

Data penelitian merupakan data panel yang merupakan penggabungan antara data cross section dan data time series atau disebut data panel. Perhitungan nilai difference in difference menggunakan analisis regresi linier berganda dengan software STATA 14.2.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda menggunakan variable dummy.� Data yang digunakan adalah data panel yaitu penggabungan antara data time series (rentang waktu tertentu) dan cross section (banyak perusahaan).

 

 

 

 

 

 

1.   Deskriptif Statistik

 

Tabel 2

Dependend Variable

:

Cash Holding

Variables

 

Mean

Std. Dev.

Min

Max

Obs

N

T

Cash holding

0,09727

0,0989058

0,0002174

0,69709

4966

191

26

Leverage

2,58296

1,815454

0,320000

18,95000

4966

191

26

Size

13,00281

1,483768

8,9404

17,05100

4966

191

26

Growth

0,01459

0,201714

-0,926530

12,3128

4966

191

26

ROA

0,00754

0,0498219

-1,0745

2,12458

4966

191

26

Rec_TO

64,92683

85,22069

0,07000

2370,13

4966

191

26

FCF

 

2,66E+08

1,33E+10

-1100000

9,20E+11

4966

191

26

 

Tabel 2 menunjukkan descriptive statistic model I dengan variabel dependen cash holding. Jumlah pengamatan pada model satu sebanyak 4,996 pengamatan terdiri dari 191 perusahaan dan 26 periode triwulanan pengamatan.� Nilai mean, standar deviasi, min, dan max menunjukkan bahwa rentang data yang digunakan dalam penelitian sangat lebar. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diambil dalam penelitian mewakili populasi.

2.   Unit Root Test

Sebelum melakukan regresi linear berganda, perlu dilakukan unit root test untuk memastikan bahwa data panel yang digunakan bersifat stationer. Pengujian ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya spurious regression. Spurious regression adalah hasil regresi yang menunjukkan koefisien determinasi (R2) yang cukup meyakinkan, padahal faktanya variabel independen tidak menjelaskan variable dependen.

 

Tabel 3

 

Dari hasil unit root test dapat dipastikan bahwa data panel yang digunakan bersifat stationer sehingga dapat terhindar dari spurious regression.

3.   Parallel Trend Test

Penggunaan metode DID (Difference in Difference) untuk mengukur dampak suatu kejadian terhadap variable tertentu harus memenuhi asumsi bahwa trend dari variable yang dipengaruhi sebelum adanya treatment harus relatif sama antara kelompok treatment dengan kelompok control. Perbedaan trend yang terlalu besar antara kelompok treatment dan control akan meningkatkan bias pada pengukuran efek dari suatu treatment. Oleh karena itu perlu dilakukan paralel trend test sebelum menjalankan regresi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Paralel Trend Test Variabel Dependen Cash Holding

 

Paralel trend test yang ditunjukkan pada gambar di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan trend yang signifikan antara kelompok industri terdampak dengan kelompok industri tidak terdampak sebelum pandemi covid-19. Meskipun pada beberapa periode terdapat perbedaan arah trend, tetapi periode berikutnya kembali menunjukkan arah trend yang sama. Periode 2017Q2-2017Q3 menunjukkan perbedaan trend dimana kelompok industri terdampak mengalami penurunan cash holding sedangkan kelompok industri tidak terdampak mengalami kenaikan cash holding. Namun demikian pada periode 2017Q3-2017Q4 trend cash holding keduanya kembali mengalami kenaikan sehingga perbedaan arah trend pada periode 2017Q2-2017Q3 tidak mempengaruhi keseluruhan trend dari 2015Q1-2020Q1 secara signifikan.

4.   Pemilihan Model Regresi Linear Berganda

Dalam model penelitian menyertakan variable treated yang merupakan variable dummy untuk mengindikasikan apakah perusahaan tersebut termasuk dalam kelompok terdampak atau tidak terdampak covid-19. Variabel treated tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan variable waktu (periode). Penggunaan variable yang tidak dipengaruhi oleh perubahan variable waktu dalam sebuah model, membuat model tersebut tidak dapat menggunakan Fixed Effect Model (�FEM�). Penggunaan FEM hanya dapat dilakukan apabila variable bersifat unik terhadap variable waktu (Torres-reyna, 2007). Sehingga terdapat dua kemungkinan jenis regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Pooled Least Square (�PLS�) atau Random Effect Model (�REM�).

Data panel memiliki kelebihan dibandingkan dengan data cross section maupun time series karena merupakan gabungan diantara keduanya (Gujarati, 2012). Kelebihan-kelebihan tersebut menyebabkan tidak perlu dilakukannya uji asumsi klasik seperti multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas dalam model data panel (Gujarati, 2012).

Penentuan model regresi terbaik antara PLS dan REM dilakukan dengan melakukan uji Breusch and Pagan Lagrangian multiplier. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi PLS masih efektif dalam menghasilkan estimasi model.

Dari hasil uji Breusch and Pagan LM dengan Prob>Chibar2 0.0000. Berdasarkan uji Breusch and Pagan LM ini dapat disimpulkan bahwa metode REM dengan tehnik General Least Square lebih efektif dalam meramalkan model. Menurut Gujarati (2012), metode estimasi General Least Square (�GLS�) dapat menghasilkan estimasi yang memenuhi Best Linear Unbiased Estimators (BLUE) meskpipun data panel yang digunakan tidak memenuhi asumsi homoscedasticity dan terdapat autokorelasi. Metode GLS mampu mempertahankan sifat penduga yang tidak bias dan konsisten serta mampu mengatasi masalah heteroskedastisitas (Aditya R et al., 2019).

5.   Uji Hipotesis

Hasil regresi dengan metode Random Effect GLS Regression untuk ketiga model dapat dilihat pada Tabel �berikut:

 

Table 4

Uji Hipotesis

Depending Variable

:

Cash holding

 

Random-effects GLS regression

Number of Observation

:

4.966

 

 

Number of Group

:

191

 

 

Number of Periods

:

26

 

 

R2

:

0,3243

 

 

Independent Var

 

Coefficient

P>|z|

level of significance

treated*period

 

-0,0137863

0,000

significant at 0.001

treated

 

0,0209376

0,035

significant at 0.05

period

 

0,0200933

0,000

significant at 0.001

Leverage

 

0,0196791

0,000

significant at 0.001

Size

 

-0,0022349

0,296

not significant

Growth

 

0,0093265

0,010

significant at 0.01

ROA

 

0,0526721

0,001

significant at 0.01

Rec_TO

 

2,02E-06

0,880

not significant

FCF

 

-3,26E-14

0,554

not significant

Constanta

 

0,0590134

0,043

significant at 0.05

 

Hasil regresi pada tabel di atas menunjukkan nilai R2 sebesar 0.3243 menunjukkan bahwa variabel independend secara bersama sama mempengaruhi variabel dependen sebesar 32.43%. Nilai P>|z| menunjukkan nilai signifikansi variabel independen terhadap variabel independen. Apabila P>|z| <0.05 maka variabel independen signifikan terhadap variabel dependen pada level signifikansi 5%, apabila P>|z| <0.01 maka variabel independen signifikan terhadap variabel dependen pada level signifikansi 1%, dan apabila P>|z| <0.001 maka variabel independen signifikan terhadap variabel dependen pada level signifikansi 0.1%.

Pengaruh pandemi covid-19 terhadap cash holding ditunjukkan dengan variable treated*period yang merupakan variable dummy hasil interaksi antara variabel dummy treated dan variabel dummy period. Koefisien variable treated*period menunjukkan nilai negatif dimana hal tersebut menunjukkan bahwa pandemi covid-19 memiliki pengaruh negatif terhadap cash holding. Nilai P>|z| variabel treated*period adalah sebesar 0.000 atau signifikan terhadap variabel cash holding pada level signifikansi 0.1%. Dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan bahwa �Pandemi Covid-19 berdampak negatif signifikan terhadap cash holding perusahaan� diterima.

6.   Diskusi

a)  Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Cash Holding Perusahaan

Berdasarkan uji hipotesis 1, pandemi covid-19 berdampak negatif signifikan terhadap cash holding perusahaan. Hasil temuan ini dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1)  Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sebagai sample tidak mampu meningkatkan cash holding pada level yang diharapkan setelah pandemi covid-19 melanda.

2)  Perusahaan yang terdampak covid-19 memiliki cash holding lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak terdampak covid-19.

3)  Semakin tinggi dampak covid-19 terhadap suatu perusahaan, maka semakin rendah cash holding yang dimiliki.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Qin et al., (2020) dimana level cash holding perusahaan meningkat setelah pandemi covid-19 melanda. Hasil temuan Qin et al (2020) juga menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang tercatat di Shanghai and Shenzhen stock exchanges mengalami peningkatan cash holding untuk mengantisipasi risiko sistematis yang disebabkan oleh covid-19. Terganggunya cash in-flow perusahaan yang disebabkan terganggunya operasional perusahaan, dengan tidak serta merta diikuti oleh penurunan cash outflow perusahaan, membuat perusahaan-perusahaan tersebut harus mengambil pinjaman jangka pendek baru untuk mempertahankan eksistensi perusahaan (Qin et al., 2020). Fakta dan hasil temuan tersebut tidak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (Indonesian Stock Excange). Peningkatan risiko sistematis yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia justri membuat rating kredit mengalami penurunan signifikan secara mendadak (Pefindo, 2020). Kondisi tersebut membuat para kreditor lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman setelah pandemi covid-19 melanda, sehingga sangat sulit bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan cash holding perusahaan dengan menambah pinjaman. Selain itu, pemerintah Indonesia juga secara aktif memberikan proteksi dari sisi kebijakan politik ekonomi dimana perusahaan yang terdampak signifikan oleh pandemi covid-19 diberikan stimulus keringangan kredit dengan restrukturisasi kredit dan pinjaman dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan (OJK, 2020). Peran pemerintah tersebut mengurangi urgensi perusahaan untuk meningkatkan cash holding karena dengan adanya restrukturisasi kredit, cash perusahaan dapat difokuskan pemanfaatannya untuk memulihkan kondisi perusahaan.

 

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa dampak dari sebuah pandemi dapat mempengaruhi ekonomi makro suatu negara. Keadaan ekonomi makro suatu negara tentu akan berpengaruh kepada perusahaan-perusahaan yang berada di negara tersebut. Pandemi covid-19 memaksa pemerintah Indonesia untuk menerapkan pembatasan kegiatan sosial untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Respon pemerintah Indonesia dalam melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap pandemi covid-19 dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain. Negara-negara di Eropa dan Amerika sudah menerapkan larangan bepergian ke luar negeri semenjak Januari 2020 (Phan & Narayan, 2020). Sedangkan Indonesia baru menerapkan hal tersebut di akhir bulan Maret 2020. Hal tersebut berimbas pada langkah antisipasi yang terlambat dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami penurunan cash holding setelah pandemi covid-19 melanda.� Dengan langkah antisipatif lebih awal, dimungkinkan kondisi cash holding perusahaan di Indonesia akan mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19 melanda seperti halnya perusahaan-perusahaan di China.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Clarkson, Peter, Gao, Ru, & Herbohn, Kathleen. (2020). The relationship between a firm�s information environment and its cash holding decision. Journal of Contemporary Accounting and Economics, 16(2), 100201. https://doi.org/10.1016/j.jcae.2020.100201 Google Scholar

 

Fu, Mengyao, & Shen, Huayu. (2020). COVID-19 and Corporate Performance in the Energy Industry. 1, 1�5. Google Scholar

 

Gao, Huasheng, Harford, Jarrad, & Li, Kai. (2013). Determinants of corporate cash policy: Insights from private firms. Journal of Financial Economics, 109(3), 623�639. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2013.04.008 Google Scholar

 

Gujarati, Damodar. (2012). Basic Econometric. Google Scholar

 

Liu, Haiyue, Manzoor, Aqsa, Wang, Cangyu, Zhang, Lei, & Manzoor, Zaira. (2020). The COVID-19 outbreak and affected countries stock markets response. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(8), 1�20. https://doi.org/10.3390/ijerph17082800 Google Scholar

 

OJK. Otoritas Jasa Keuangan. , Pub. L. No. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 Tahun 2020 (2020). Google Scholar

 

Pefindo. (2020). MASA PANDEMI Workshop OJK-IDX. Google Scholar

 

Phan, Dinh Hoang Bach, & Narayan, Paresh Kumar. (2020). Country Responses and the Reaction of the Stock Market to COVID-19�a Preliminary Exposition. Emerging Markets Finance and Trade, 56(10), 2138�2150. https://doi.org/10.1080/1540496X.2020.1784719 Google Scholar

 

Qin, Xiuhong, Huang, Guoliang, Shen, Huayu, & Fu, Mengyao. (2020). COVID-19 Pandemic and Firm-level Cash Holding�Moderating Effect of Goodwill and Goodwill Impairment. Emerging Markets Finance and Trade, 56(10), 2243�2258. https://doi.org/10.1080/1540496X.2020.1785864 Google Scholar

 

Statistik, Badan Pusat. (2020). Analisis hasil survei dampak covid-19 terhadap pelaku usaha. BPS RI. Google Scholar

 

Widarsa, I. Ketunt Tangking, Kurniasari, Ni Made Dian, & Mulyawan, Ketut Heri. (2017). Difference in Difference dan Coarsened Exact Matching dalam Penelitian Akuntansi. 1�88. Google Scholar

 

Zhang, Dayong, Hu, Min, & Ji, Qiang. (2020). Financial markets under the global pandemic of COVID-19. Finance Research Letters, 36(April), 101528. https://doi.org/10.1016/j.frl.2020.101528 Google Scholar

 

 

Zhu, Xinhua, Qian, Tiannan, & Wei, Yigang. (2020). Do high-speed railways accelerate urban land expansion in China? A study based on the multi-stage difference-in-differences model. Socio-Economic Planning Sciences, 71(April), 100846. https://doi.org/10.1016/j.seps.2020.100846 Google Scholar

 

Copyright holder:

Surya Dwi Kurniawan, Eka Bertuah (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: