Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
ANALISIS HASIL SURVEI KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI
MEDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) DI UNIVERSITAS MATANA
F.
Anthon Pangruruk, Bakti Siregar, Gregoria Illya, Alicia
Arifin dan Dhela Asafiani
Agatha
Universitas Matana, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
�
Abstrak
Sejak dilantik
menjadi mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada
April 2021, Nadiem Makarim mengemukakan salah satu terobosan percepatan transformasi pendidikan tinggi di Indonesia yaitu Program
Belajar Kampus Merdeka
(MBKM). Program ini dirancang
untuk menciptakan komunitas pembelajaran kreatif yang tidak membatasi tetapi mendukung dalam memfasilitasi kebutuhan mahasiswa. Dengan demikian diharapakan agar mahasiswa menguai tidak hanya disiplin
ilmu yang dipelajarinya di
universitas saja, tetapi
juga berbagai bidang ilmu dan keterampilan melalui experiental
learning. Hal ini disinyalir
akan berguna saat mahasiswa memasuki dunia kerja dan pengembangan karakter Sehubungan dengan kebijakan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dan persepsi penerapan MBKM kepada seluruh mahasiswa di perguruan tinggi swasta khususnya
Universitas Matana menggunakan dana hibah yang diperoleh dari DITJEN DKTIRISTEK Tahun Anggaran 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei dilaksanakan secara online melalui aplikasi SPADA DIKTI pada
tanggal 15 s/d 24 Desember
2021. Survei dilakukan dengan mengambil responden seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan sivitas akademik Universitas Matana serta mitra program MBKM. Teknik analisis
data dimulai dari pengumpulan data, meyusun struktur data berdasarkan pertanyaan dan jawaban yang diberikan oleh responden, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian survei ini menunjukan bahwa 87% berdampak positif terhadap mahasiswa di Univeristas Matan,
68 % dosen dan tendik telah mengetahui dan telah menyiapkan
diri untuk menjadi bagian dalam kegiatan MBKM yang diadakan oleh Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Kata Kunci: kebijakan; merdeka
belajar kampus merdeka (MBKM); survei; dan analisis deskriptif
Abstract
Since being sworn as a Minister of Education, Culture, Research, and
Technology of the Republic of Indonesia in April 2021, Nadiem
Makarim stated that one of the breakthroughs in
accelerating the transformation of higher education in Indonesia is the
Independent Campus Learning Program (MBKM). This program is designed to create
a creative learning community that is not restrictive but supportive in
facilitating student needs. Thus, it is hoped that students will master not
only the disciplines they study at university but also various fields of
knowledge and skills through experiential learning. This is allegedly useful
when students enter the world of work and character development. In connection
with this policy, this study aims to see the impact and perception of the
implementation of MBKM for all students in private universities, especially Matana University using grant funds obtained from the
Directorate General of DKTIRISTEK Fiscal Year 2021. Data collection was carried
out by conducting an online survey through the SPADA DIKTI application from 15
to 24 December 2021. The survey was conducted by taking respondents from all
students, lecturers, and education staff in the Matana
University academic community and MBKM program partners. The data analysis
technique starts from collecting data, compiling a data structure based on the
questions and answers given by the respondents, then analyzing using
descriptive analysis. The results of this survey research show that 87% have a
positive impact on students at Matan University, 68% of lecturers and staff are
aware of and have prepared themselves to be part of MBKM activities held by the
Directorate General of Higher Education, Research, and Technology.
Keywords: �policies;
independent campus learning program (ICLP); surveys; and descriptive analysis
Pendahuluan
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadi suatu faktor
pengaruh yang tidak dapat diabaikan untuk terus melakukan
pembaharuan maupun penyesuaian pada skema pembelajaran dan mengajar di
Indonesia khususnya pendidikan
tinggi. Dalam hal ini, Nadiem
Makarim sebagai mentri pendidikan telah merumuskan salah satu program percepatan transformasi pendidikan tinggi di Indonesia yaitu kebijakan Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Diharapkan
agar implementasi program MBKM di era digital ini dapat berdampak
positif signifikan dalam menciptakan karakter mahasiswa dan professional
(Rodiyah, 2021).
Dengan demikian maka tujuan MBKM adalah untuk mendorong
mahasiswa-i memperoleh pengalaman belajar dengan berbagai kompetensi tambahan (hard-skills
maupun soft-skill), baik
dalam program studi dan/atau di luar kampus
(Junaidi, 2020).
Selain itu, kebijakan MBKM bertujuan untuk mewujudkan individu yang berdaya saing dalam kehidupan
bermasyarakat; Artinya, manusia yang memiliki akal sehat, cerdas,
adaptif, kreatif, inovatif, terampil, bermartabat, produktif, dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (Sodik, Purwiyanta, & Wijayanti, 2021).
Sehubungan dengan upaya tersebut, instrumen penting yang harus diperhatikan dalam implementasi MBKM adalah bagaimana peguruan tinggi dapat menerapkan delapan Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang telah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 754/P/2020.
Seperti diketahui
bersama, kebijakan MBKM merupakan salah satu perwujudan revolusi pendidikan yang terus dikembangkan sesuai dengan perkembanngan industri 4.0 (Fadjarajani et al., 2021).
Oleh karena itu, pemerintah menerapkan MBKM menjadi program pembelajaran pendidikan tinggi yang mandiri dan serbaguna yang dirancang khusus untuk memenuhi serta menciptakan komunitas pembelajaran kreatif yang tidak membatasi kebutuhan mahasiswa (Rochana, Darajatun, & Ramdhany, 2021).
Meski demikian, poin penting yang menjadi penekanan dalam MBKM ini adalah mahasiswa sebagai generasi muda masa kini dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan
zaman dan mampu bersaing nantinya dalam dunia kerja. Dosen dan Tendik di perguruan tinggi akan berperan
sebagai pembimbing, fasilitator, dan mengarahkan mahasiswa-i untuk memilih program MBKM yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Untuk menjamin
keberlangsungan MBKM, pemerintah
telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi, khususnya Pasal 15 sampai dengan 18. Sehingga pemerintah mempunyai legasi yang terarah dalam upaya menemukan
formulasi yang lebih baik dan melakukan evaluasi secara bertahap terhadap perubahan metode pendidikan di Indonesia guna mencapai kesesuaian kompetensi yang dimiliki sejalan dengan bidang keahlian dan kebutuhan dunia kerja (Kamalia & Andriansyah, 2021).
Banyak kajian
terhadap kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun perguruan tinggi dalam hal memperoleh
relevansi pengajaran, pelatihan, dan pendidikan di
Indonesia. Kajian tentang kebijakan
tersebut tentu harus memperhatikan ilmu pengetahuan dan tuntutan dunia kerja, serta kehidupan kampus dan hubungannya dengan sosial budaya
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang
pada akhirnya dapat membangun generasi yang berpotensi (Rosmiati, Putra, & Nasori, 2021).
Salah satu kajian kebijakan yang tengah digalakan pemerintah untuk diterapkan pada dunia pendidikan perguruan tinggi adalah Kebijakan
Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM).
Saat ini,
pemerintah sangat gencar untuk menggalakkan konsep MBKM dalam dunia pendidikan (Nanggala & Suryadi, 2021).
Tetapi, tak dapat dipungkiri bahwa pada prakteknya dilapangan terdapat beberapa keluhan dari para peserta didik, tenaga pengajar,
dan tenaga kependidikan mengenai kebebasan dalam proses pembelajaran online selama pandemi (Sihombing, Anugrahsari, Parlina, & Kusumastuti, 2021).
Berkaitan dengan hal tersebut, Universitas Matana dalam prosesnya
terus berusaha agar bisa mengikuti kebiajakan program MBKM tersebut.
Setiap program studi di
Universitas Matana memiliki
program kegiatan yang telah
berjalan dan yang serupa dengan program kegiatan MBKM diantaranya program mahasiswa mengajar di satuan pendidikan atau yang dikenal dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), KKN Tematik dan
juga riset/penelitian (Fatah, 2021);
Kurnia, dkk 2021). Meskipun dalam pelaksanaannya, kegiatan MBKM ini diberlakukan untuk pemenuhan SKS yang telah tersedia pada program studi. Tetapi pemahaman
mahasiswa tentang program ini adalah satu
hal penting yang menjadi kunci keberhasilan
untuk mensukseskan program
MBKM (Putri et al., 2021); (Zunaidi, Fatmawatie, Natalina, & Mushlihin, 2021).
Lebih lanjut strategi merdeka belajar tentu harus diimbangi
dengan perubahan pola pikir dan diikuti dengan perubahan kebiasaan dari mahasiswa, dosen, serta tendik
dalam pengelolaan pembelajaran dan melaksanakan
tri-dharma lainnya (Zunaidi et al., 2021).
Berdasarkan latar
belakang tersebut dan merespon akan diterapkannya
konsep kampus merdeka, maka dirasa
perlu untuk dilakukan penelitian mengenai dampak dari diterapkannya kebijakan MBKM untuk melihat sejauh mana kinerja dari Universitas dalam menyiapkan mahasiswanya (Aji & Putra, 2021); Intan
Dzikria, & Luvia Friska Narulita, 2021).
Selain itu, untuk mengukur kinerja universitas khususnya
program studi, penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh hasil yang dapat digunakan oleh universitas dan program studi
serta tim Ditjen Dikti Ristek
untuk mengevaluasi dan melakukan pengembangan kurikulum dan desain pembelajaran guna mewujudkan capaian pembelajaran yang optimal (Nasik, 2020).
Oleh karena itu, tim survei MBKM Universitas Matana merasa perlu
melakukan penelitian yang dapat mendeskripsikan hasil implementasi pembelajaran MBKM, bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk melihat dampak dan persepsi penerapan MBKM kepada seluruh mahasiswa program studi dosen dan Tendik. Lebih lanjut penelitian
ini bertujuan untuk melihat sejauh
mana pemahaman seluruh
civitas akademik Universitas Matana
dan bagaimana dampak dari penerapan program MBKM.
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan metode survei
(Arikunto, 2010).
Data yang digunakan 267 responden
adalah sampel yang diambil dari polpulasi
yang merupakan mahasiswa, dosen, dan tendik Universitas Matana. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan pengalaman ketiga pihak tersebut
dalam proses pembelajaran, terutama dalam proses berbasis digital (Purwanti, 2020).
Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah dibuat oleh Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi melalui aplikasi SPADA Dikti. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Data yang dianalisis bersumber dari data Primer melalui pemetaan hasil tiap butir
pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner. Semua analisis menggunakan standar baku yakni diagram hasil jawaban dari
mahasiswa yang disajikan menggunakan informasi data statistik (Bethlehem & Kersten, 1981).
Secara garis besar
tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Dari setiap
butir penelitian yang akan disimpulkan secara prosedural, hasil penelitian ini akan digunakan
sebagai adaptasi atas kajian kegiatan
merdeka belajar kampus merdeka tentang perencanaan, proses pembelajaran, penilaian dan evaluasi pembelajaran. Lebih lanjut, hasil
penelitian ini akan digunakan untuk melihat kesesuaian
terhadap kurikulum program studi yang telah ada serta menjadi
acuan untuk merancang proses pembelajaran serta kerjasama akademik yang relevan (Baharuddin, 2021).
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data survei yang diperoleh dari laman Spada Dikti, peneliti melakukan strukturisasi dan klasterisasi
data terlebih dahulu. Selanjutnya meringkas dan menampilkan beberapa pembahasan terbatas yang dianggap menjadi temuan paling menarik untuk dijadikan rekomendasi pengembangan maupun perbaikan pada program
MBKM. Adapun beberapa hasil
yang dikemukan mengacu pada
pertanyaan survei.
Dimana diantaranya
berkaitan dengan para peserta ajar (mahasiswa), dosen, dan tenaga kependidikan. Seperti halnya pada gambar 1 diperlihatkan bahwa 48% dosen mengetahui sebagian besar isi kebijakan MBKM, 30% mengetahui sedikit, dan sisanya
22% mengetahui
kebijakan secara keseluruhan.Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa hanya
6.6% mahasiswa di Universitas Matana
yang sudah mengetahui kebijakan MBKM, artinya 93.4% mengetahui sebagian, dimana 30.5% belum, 16% sebagaian, dan 46.9% hanya mengetahui sedikit.
Pada gambar
3, memperlihatkan rata-rata 30% mahasiswa
universitas matana menyatakan
bahwa tidak ada media yang memberikan mereka informasi mengenai MBKM. Penulis juga menyoroti salah satu prodi (dalam hal
ini Teknik Informatika). yang
sangat signifikan menyatakan
bahwa mereka 50% tidak memperoleh kebijakan MBKM dari media apapun. Temuan ini, seharusnya akan menjadi perhatian
khusus bagi universitas maupun pemerintah untuk lebih gencar
lagi dalam memberikan sosialisasi mengenai kebijakan MBKM.
Berdasarkan gambar 4, kesesuaian program terdahulu sebelum kebijakan MBKM, ditemukan bahwa program yang dimiliki Universitas Matana sudah sesuai sebanyak
52%.
Dari hasil kuesioner yang diperlihatkan pada
gambar 5, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan yang cukup baik 48% pada proses pembelajaran
di Universitas Matana karena
adanya kebijakan MBKM yang telah diketahui oleh para dosen.
Sehubungan dengan itu, dampak implementasi
program MBKM ini juga sangat signifikan
mempengaruhi peningkatan
hard skill dan soft skill terhadap mahasiswa seperti diperlihatkan pada gambar 6. Hal ini menunjukkan bahwa, minat dan ketertarikan para mahasiswa dan dosen terhadap program MBKM ini sangat tingi. Selain itu, Mahasiswa
menjadi lebih peduli terhadap apa yang harus mereka persiapkan dimasa depan (Mariati, 2021).
Adapun yang menjadi catatan penting yang perlu diperhatikan dan harus segera ditindak lanjuti adalah temuan yang diperlihatkan pada gambar 7. Dosen menilai kurangnya regulasi dan sosialisasi yang memadai tentang MBKM adalah faktor pemicu
munculnya keragu-raguan terhadap program ini. Para dosen juga menilai, perlu diadakan peninjauan lebih matang, evaluasi, penyesuaian, menjembatani kerja sama industri
terkait dengan universitas,
membuat regulasi dan formulasi yang sesuai dengan perbedaan yang mendasar pada PTS dan PTN jika dilakukan pertukaran mahasiswa. Selain itu, perlu dilakukan
analisis konsep dan implementasinya dalam menghadapi era digital khususnya
masa pandemi seperti saat ini (Nehe, 2021).
Kesimpulan
Penelitian analisis
hasil survei yang dilakukan terhadap dosen, tenaga pendidik
dan mahasiswa untuk melihat dampak kebijakan dan implementasi MBKM, maka dapat disimpulkan
bahwa 70% Dosen dan Tendik Universitas Matana sudah mengetahui kebijakan dan sudah mengimplementasikan MBKM. Tetapi hanya hanya 6.6% mahasiswa yang sudah mengetahui kebijakan MBKM, artinya 93.4% mengetahui sebagian, dimana 30.5% belum, 16% sebagaian, dan 46.9% hanya mengetahui sedikit. Adapun temuan menarik mengenai kesesuaian program terdahulu yang
dimiliki Universitas Matana
sebelum kebijakan MBKM sudah sesuai sebanyak
50%. Hal ini didukung oleh ditemukannya ada peningkatan signifikan cukup baik 48% pada proses pembelajaran karena adanya kebijakan MBKM yang telah diketahui oleh para dosen. Dampak implementasi
program MBKM ini terbukti
sangat 87% signifikan mempengaruhi
peningkatan hard skill dan soft skill terhadap mahasiswa.
Aji, Rizqon Halal Syah, & Putra,
Muhammad Hartana Iswandi. (2021). Role Model Implementasi Kurikulum Merdeka
Belajar Kampus Merdeka Pada Program Studi Non-Agama. SALAM: Jurnal Sosial
Dan Budaya Syar-I, 8(6), 2001�2010. Google Scholar
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal
Ilmiah Farmasi Farmasyifa. Https://Doi. Org/10.29313/Jiff. V1i1, 2873.
Google Scholar
Baharuddin, Muhammad Rusli. (2021).
Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Fokus: Model MBKM Program
Studi). Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 4(1), 195�205. Google Scholar
Bethlehem, Jelke Geert, & Kersten,
Hubert Maria Peter. (1981). The nonresponse problem. Netherlands Central
Bureau of Statistics, Department for Statistical Methods. Google Scholar
Fadjarajani, Siti, Hadi, Muhammad Isnan,
Hamzah, Amir, Hapsari, R. R. Prima Dita, Yanto, Oksidelfa, Diba, Dewi Farah,
Rosali, Ely Satiyasih, Rohman, Slamet Nopharipaldi, Ginting, Seriwati, & Wedyawati,
Nelly. (2021). DOSEN PENGGERAK DALAM ERA MBKM. Pascasarjana Universitas
Negeri Gorontalo. Google Scholar
Fatah, Amir. (2021). Eksplorasi Dukungan
Industri Mitra Dalam Pelaksanaan Magang Pada Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka. Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, 1(1), 282�290. Google Scholar
Junaidi, Aris. (2020). Panduan Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 untuk Mendukung Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. Google Scholar
Kamalia, Putri Ulfa, & Andriansyah, Eka
Hendi. (2021). Independent Learning-Independent Campus (MBKM) in Students�
Perception. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 7(4),
857�867. Google Scholar
Mariati, Mariati. (2021). Tantangan
Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi. Seminar
Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora, 1(1), 749�761. Google Scholar
Nanggala, Agil, & Suryadi, Karim.
(2021). Tantangan Pemenuhan Hak-Hak Mahasiswa Dan Penguatan Kompetensi
Kewarganegaraan Melalui Kebijakan Kampus Merdeka. JPK (Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraan), 6(1), 46�56. Google Scholar
Nasik, Khoirun. (2020). Model Pembelajaran
Mata Kuliah Keislaman Berbasis Masalah Komunitas Yang Terintegrasi Sebagai
Langkah Menyikapi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Madinah: Jurnal
Studi Islam, 7(2), 76�87. Google Scholar
Nehe, Berita Mambarasi. (2021). Analisis
konsep implementasi merdeka belajar-kampus merdeka dalam mengahadapi era
revolusi industri 4.0 di masa pendemik di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung 2021.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Setia Budhi, 1(1), 13�19. Google Scholar
Purwanti, Eko. (2020). Preparing the
Implementation of Merdeka Belajar�Kampus Merdeka Policy in Higher Education
Institutions. 4th International Conference on Sustainable Innovation,
384�391. Google Scholar
Putri, Revika Ananda, Hutagalung,
Trisnawati, Sartika, Lili, Azura, Febrina, Indria, Syifa, & Alwafiq, Chici.
(2021). ANALISIS KOMPETENSI GURU MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN DALAM PROGRAM MAGANG KEPENDIDIKAN MBKM. BAHAS
(e-Journal), 32(4), 371�384. Google Scholar
Rochana, Rochana, Darajatun, R. M., &
Ramdhany, Muhamad Arief. (2021). Pengaruh implementasi kebijakan kampus merdeka
terhadap minat dan keterlibatan mahasiswa. Journal of Business Management
Education (JBME), 6(3), 11�21. Google Scholar
Rodiyah, Rodiyah. (2021). Implementasi
program merdeka belajar kampus merdeka di era digital dalam menciptakan
karakter mahasiswa hukum yang berkarakter dan profesional. Seminar Nasional
Hukum Universitas Negeri Semarang, 7(2), 425�434. Google Scholar
Rosmiati, Rosmiati, Putra, Iwan, &
Nasori, Ahmad. (2021). Pengukuran Mutu Pembelajaran di FKIP UNJA dalam Upaya
Membangun Generasi Economic Citizen yang Mengelaborasi Program MBKBM
Kemendikbud. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(6), 5256�5264. Google Scholar
Sihombing, Adison Adrianus, Anugrahsari,
Santi, Parlina, Nining, & Kusumastuti, Yuliana Saridewi. (2021). Merdeka
Belajar in an Online Learning during The Covid-19 Outbreak: Concept and
Implementation. Asian Journal of University Education, 17(4),
35�48. Google Scholar
Sodik, Jamzani, Purwiyanta, Purwiyanta,
& Wijayanti, Diah Lufti. (2021). Village Economic Potential for The Implementation
of Learning Building Village/KKN Thematic MBKM Program Economic Study Program
Development Department of Economics, Faculty of Economics and Business of The
UPN" Veteran" Yogyakarta. RSF Conference Series: Business,
Management and Social Sciences, 1(3), 179�184. Google Scholar
Zunaidi, Arif, Fatmawatie, Naning,
Natalina, Sri Anugerah, & Mushlihin, Imam Annas. (2021). Penguatan
pemahaman dan orientasi Kurikulum Kampus Merdeka dalam menyambut Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka. Batuah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2),
1�7. Google Scholar
Copyright holder: F. Anthon Pangruruk, Bakti
Siregar, Gregoria Illya,
Alicia Arifin dan Dhela Asafiani
Agatha (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |