Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PENGARUH RASIO KEUANGAN
TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BEI DARI TAHUN 2018-2020
Reynaldo
Simamora, Harlyn Siagian
Universitas Advent Indonesia, Bandung, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris variabel independen yang meliputi Current
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on assets (ROA). Variabel terikatnya adalah pertumbuhan laba pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2018 sampai dengan tahun 2020. Dalam penelitian ini terdapat 12 perusahaan pada sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio, DAR dan ROA tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Kata Kunci: current ratio; debt to equity ratio (der); return on asset (roa); pertumbuhan laba
Abstract
This study aims to empirically test the independent variables which
include Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on assets (ROA).
The dependent variable is profit growth in the food and beverage sub-sector
companies listed on the Indonesia Stock Exchange between 2018 and 2020. In this
study, there were 12 companies in the food and beverage sector on the Indonesia
Stock Exchange. This study used a quantitative approach with multiple linear
regression analysis. Based on the results of the study, it shows that the
Current Ratio, DAR and ROA have no effect on profit growth.
Keywords: current ratio; debt to
equity ratio (der); return on asset (roa); profit
growth
Pendahuluan
Dalam proses pengelolaan usahanya, perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai jenis masalah yang memaksa manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan untuk mengatasinya. Pengambilan keputusan bisnis harus disesuaikan
dengan urusan saat ini berdasarkan
tujuan dan mempertimbangkan
prospek bisnis masa depan yang sedang berlangsung. Sejalan dengan kebutuhan tersebut, manajemen sebagai pelaku kegiatan bisnis harus memiliki gambaran yang jelas tentang status sebagai bentuk tanggung jawab manajemen atas sumber data yang dipercayakan. �Salah satu alat yang digunakan adalah kinerja keuangan
, kinerja keuangan perusahaan dapat
dipahami seagai prospek yang baik untuk masa depan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Manajemen suatu
perusahaan sangat berkepentingan
dengan laporan keuangan yang dianalisis karena hasilnya dapat digunakan seagai alat untuk
mengambil keputusan
lain untuk masa yang akan dating, dengan menggunakan
analisis rasio berdasarkan data laporan keuangan akan memungkinkan
untuk mengetahui hasil keuangan yang dicapai di masa lalu dan dapat melihat sisi
lemah perusahaan. Analisis laporan
keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk dengan cepat menilai
posisi keuangan, karena
penyajian rasio keuangan akan menunjukkan
kondisi operasi suatu perusahaan. Analisis rasio menghubungkan unsur-unsur
rencana dan perhitungan hasil untuk dapat
mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi usaha. Pada dasarnya� beberapa rasio keuangan yang umum digunakan yaitu rasio likuiditas
rasio solvailitas rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio penilaian (Sutrisno 2009: 215). Sedangkan menurut Munawir (2007:37) Analisis Rasio adalah suatu
metode analisis untuk menentukan hubungan pos-pos laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
secara individual atau gabungan dua tingkat.
Rasio profitailitas
digunakan untuk menilai kemampuan suatu bisnis dalam
menghasilkan keuntungan dalam suatu periode
tertentu. Melalui analisis laporan keuangan terseut akan diketahui� keberhasilan
kinerja direksi dalam
mengelola keuangan perusahaan. Rasio likuiditas
digunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya, oleh karena
itu setiap bisnis harus memiliki
pemahaman yang baik tentang laporan keuangan yang disusun agar dapat mengevaluasinya di masa
yang akan datang. Rasio ini meliputi
current ratio atau rasio lancar dan rasio cepat. Rasio solvabilitas terdiri
dari rasio� hutang
terhadap aset dan rasio� hutang terhadap modal . Ketiga rasio terseut berkaitan
erat dengan kinerja keuangan bisnis dan setiap metode analisis akan memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan harus mampu menjaga kelangsungan
usaha dan mampu memenangkan persaingan dengan perusahaan lain. Kemampuan suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan operasi dan memenangkan persaingan apapun sangat dipengaruhi oleh posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisis dan penggunaan rasio profitabilitas, rasio
likuiditas, dan rasio solvabilitas untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan perlu dan penting untuk memberikan hasil
yang lebih tepat.
1.
Pertumbuhan Laba
Menurut
Harahap (2015:310) pertumbuhan laba merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun sebelumnya. Mamduh
M. Hanafi dan Adul Halim (2012: 95) menyatakan bahwa pertumbuhan laba adalah
kenaikan� atau penurunan laba setiap
tahun yang� dinyatakan dalam persentase.
Dari interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba adalah
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan labanya dari laba yang diperoleh pada
tahun sebelumnya. Pertumuhan laba perusahaan baik, mencerminkan situasi operasi
perusahaan juga baik, jika kondisi ekonomi baik maka pertumbuhan perusahaan
secara keseluruhan baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja suatu perusahaan
maka semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin baik perusahaan
tersebut sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya.
2.
Kinerja Keuangan
Kinerja
keuangan menggambarkan pencapaian keberhasilan usaha atau hasil� kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan
terseut. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang
digunakan untuk melihat seberapa akurat dan benar suatu perusahaan telah
menerapkan aturan-aturan yang telah ditetapkan (Fahmi 2012). Juga dapat
ditunjukkan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan kinerja organisasi dan
karyawannya secara berkala berdasarkan tujuan standar dan kriteria yang telah
ditetapkan seelumnya (Baridwan et al. 2007). Kinerja keuangan adalah hasil
akhir berupa angka keuangan yang diperoleh atas dasar kegiatan operasi
perusahaan. Menurut Fahmi (2014:44) posisi keuangan perusahaan dan pembagian
dividen menarik perhatian dan minat investor dalam jangka pendek hingga
menengah. Informasi ini diketahui�
investor dengan menghitung rasio keuangan� perusahaan, profitabilitas menjadi salah
satunya. Pengukuran kinerja perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerjanya agar dapat bersaing dengan bisnis lain. Analisis kinerja keuangan
adalah proses memeriksa data secara cermat menghitung mengukur menafsirkan
dan� memerikan solusi terhadap posisi
keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu.
Menurut
Irham Fahmi (2012) kinerja keuangan akan menggambarkan posisi keuangan suatu
organisasi yang dianalisis menggunakan alat analisis keuangan untuk dapat
mengetahui apakah posisi keuangan suatu organisasi baik atau buruk hal ini
mencerminkan kinerja selama periode waktu tertentu. Pengukuran kinerja menurut
Hery (2016:217) merupakan salah satu komponen penting dari sistem pengendalian
manajemen untuk menentukan seberapa sukses suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3.
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan adalah penyajian� terstruktur
dari posisi keuangan dan hasil keuangan (Kartikahadi 2012: 118). Sedangkan
menurut Baridwan (200:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses
pencatatan� transaksi keuangan yang
terjadi selama suatu periode akuntansi. Harahap (2013:20) mendefinisikan
laporan keuangan sebagai produk atau hasil dari suatu proses akuntansi yang
digunakan sebagai dokumen pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban.
Sedangkan menurut PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2015)
mengatur bahwa laporan keuangan adalah penyajian yang memuat posisi keuangan
dan hasil kinerja keuangan. Oleh karena itu laporan keuangan merupakan salah
satu� informasi terpenting untuk
mengevaluasi perkembangan suatu perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, hasil keuangan, dan arus kas.
Untuk mencapai tujuannya laporan keuangan menyajikan informasi termasuk aset,
liabilitas, dan ekuitas serta pendapatan dan beban.
Laporan
keuangan berhasil jika memenuhi faktor kualitatif. Ada empat faktor kualitatif
(1) kemudahan pemahaman dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum
dalam penyajiannya (2) keandalan informasi bebas dari bias tertentu dan dapat
diverifikasi faktanya (3) dapat diperbandingkan (comparable) (4) relevan jika
informasi yang tersedia mempengaruhi�
pengambilan keputusan (Hanafi dan Halim 2012: 36).
4.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis
laporan keuangan adalah studi atau pemahaman tentang hubungan dan tren untuk
menentukan kondisi keuangan dan hasil operasi dan perkemangan bisnis yang
bersangkutan Munawir (2010: 35). Laporan keuangan perlu dianalisis dengan cara
yang mudah dipahami. Tujuan utama dari�
analisis laporan keuangan adalah untuk mengetahui situasi keuangan� saat ini (Kasmir, 2014). Setelah menganalisa
laporan keuangan dengan seksama kita akan mengetahui keadaan keuangan, dari
situ kita akan mengetahui apakah kegiatan usaha telah mencapai tujuan yang
telah ditentukan, apakah hasil usaha telah memenuhi target target atau melebihi
target atau tidak dari perusahaan untuk berhasil. Selain untuk melihat posisi
keuangan, analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang kekuatan dan kelemahan suatu usaha. Dengan mengetahui
kelemahan bisnis, manajemen dapat memperbaiki atau melakukan sesuatu untuk
mengatasi kelemahan terseut. Selain mengatasi kelemahan manajemen juga harus
menjaga kekuatan bahkan meningkatkan kekuatan perusahaan. Kinerja manajemen
dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan�
perusahaan dari� analisis laporan
keuangan.
5.
Rasio Keuangan
Rasio
keuangan sangat penting dalam menganalisis kesehatan keuangan suatu isnis. Menurut
Harahap (2016: 1). Rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka neraca
dengan angka laporan laba rugi. Sundjaja dan Inge (2003) berpendapat bahwa
analisis rasio keuangan adalah suatu metode penghitungan dan interpretasi rasio
keuangan untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi suatu perusahaan. Sedangkan
menurut Sudana (2011) analisis rasio keuangan dilakukan untuk mengungkap
kekuatan atau kelemahan perusahaan dimana informasi ini penting bagi� manajemen untuk mengevaluasi� kinerja yang dicapai dan menyusun rencana
masa depan perusahaan. Secara umum dapat dijelaskan bahwa untuk menggambarkan
posisi keuangan perusahaan digunakan analisis rasio keuangan sebagai alat
bantu, dengan kata lain proses pelacakan dan pengamatan rasio yang terkait
dengan hasil yang terkandung dalam laporan keuangan termasuk neraca, laporan
laba rugi dan laporan arus kas disebut�
analisis rasio keuangan. Proses ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dari segi keuangan.
6.
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiannya yang jatuh tempo termasuk kewajian kepada pihak ketiga
(Kasmir 2012: 129). Menurut Kuswadi (2006:06) rasio likuiditas dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya (likuiditas).
Akibatnya rasio ini menjadi penting bagi para pemimpin bisnis atau vendor
yang� memberikan kredit. Adapun rasio
likuiditas sebagai berikut:
1) Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan aset
lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Aktiva lancar meliputi kas dan
setara kas, piutang, surat berharga, persediaan dan aktiva lancar lainnya.
Sedangkan kewajiban lancar meliputi hutang usaha, hutang bank, hutang gaji dan
hutang lancar lainnya. Semakin tinggi rasio lancar semakin tinggi kemampuan
perusahaan untuk membayar hutangnya.
2) Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio cepat adalah rasio antara aset lancar setelah
dikurangi persediaan dan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan ukuran aset
likuid tercepat yang dapat digunakan untuk melunasi kewajian lancar. Persediaan
dianggap sebagai aset paling tidak lancar karena untuk menjadi kas memerlukan
dua langkah yaitu menjadi piutang sebelum menjadi kas.
3) Cash Ratio (Rasio Kas)
Rasio kas adalah rasio yang membandingkan� kas dan aset lancar yang dapat segera menjadi
kas dengan kewajian lancar. Aset likuid yang dapat langsung menjadi uang tunai
adalah surat berharga.
7.
Solvabilitas
Septiana
(2019:79) rasio solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
membayar seluruh kewajibannya jika terjadi pemutusan hubungan kerja. Metode
yang digunakan untuk mengukur solvabilitas menurut Septiana (2019:82-84) adalah
debt-to-equity ratio (DER) yang mencerminkan permodalan perusahaan yang mampu
menutupi seluruh hutangnya. Rasio ini juga menunjukkan seberapa bagus
perusahaan dibiayai dengan utang sekecil mungkin, karena modal lebih besar dari
total kewajiban perusahaan. Berikut termasuk dalam rasio solvailitas:
1) Debt to
Asset Ratio (Rasio Hutang Terhadap Aset)
Rasio
hutang terhadap aset umumnya dikenal seagai rasio leverage, mengukur persentase
modal yang berasal dari utang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang
yang dimiliki perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin
tinggi rasio utang semakin berisiko bisnis tersebut. Semakin banyak risiko yang
dibutuhkan kreditur semakin tinggi imbalannya.
2) Debt to
Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Modal)
Rasio
hutang (debt ratio) adalah rasio pengembalian antara hutang yang dimiliki oleh
suatu perusahaan dan modal ekuitasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah
modal ekuitas dibandingkan dengan modal pinjaman. Bagi perusahaan jumlah hutang
tidak boleh melebihi ekuitas agar biaya tetap tidak terlalu tinggi. Untuk
pendekatan konservatif jumlah maksimum utang sama dengan ekuitas yang berarti
tingkat utang terhadap ekuitas maksimum adalah 100%.
8.
Profitabilitas
Profitabilitas
adalah analisis yang digunakan oleh entitas untuk mengukur kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan. (Jorenza, 2015) menyatakan bahwa profitabilitas adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan baik dari segi
penjualan, total aset maupun saham. Tujuan utama dari bisnis adalah untuk
meningkatkan keuntungan, oleh karena itu dalam praktiknya manajemen perusahaan
harus dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu mencapai laba yang
diharapkan (Indrawan et al., 2018). Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur
dengan profitabilitas. Profitabilitas dapat diukur dengan rumus sebagai
berikut:
1) Return
on Assets (Pengembalian Aset)
Return
on assets merupakan ukuran kinerja keuangan perusahaan yang dapat digunakan
stakeholders sebagai dasar pengambilan keputusan. Apaila kinerja keuangan
perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi dan sealiknya bila kinerja usaha
buruk maka nilai usaha akan menurun. Jika posisi keuangan perusahaan tidak baik
maka akan menyebabkan� harga saham turun
(Harningsih, Sri dkk, 2019).
2) Return
on Equity (Pengembalian Ekuitas)
Menurut
Sugiono (2009:81) rasio ini mengukur tingkat pengemalian suatu perusahaan atas
modal yang ada. ROE adalah salah satu metrik yang digunakan oleh pemegang saham
untuk mengukur keberhasilan bisnis mereka.
9.
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba
Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Yahya (2018) dan Salamah (2019) yang menyatakan
bahwa CR tidak erpengaruh signifikan terhadap pertumuhan laba. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh� Pratiwi (2018) dan
Andriyani (2015) menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumuhan laba. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Quraniah (2018) dan
Pascarina (2016) menyatakan ahwa TATO tidak erpengaruh signifikan terhadap
pertumuhan pendapatan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2015)
dan Sari (2017) menunjukkan bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap pertumuhan laba. H1 : Rasio Lancar
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Laba H2 : Debt To Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba
���
H3 : Return On Asset berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dimana menggambarkan sifat sesuatu yang sedang
terjadi pada saat penelitian dilakukan dan melihat penyebab dari suatu gejala
tertentu. (Umar Husein. 2008: 22). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran yang sistematis dan akurat tentang masalah yang diteliti dimana data
yang diperoleh dikumpulkan kemudian dikumpulkan diolah dan dianalisis. Setelah
semua data laporan keuangan terkumpul dan dianalisis data ini akan diambil dari
analisis rasio keuangan.
Metode �pengumpulan
data yang digunakan adalah
purposive sampling dengan menggunakan
laporan keuangan perusahaan perbankan Indonesia
yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sepanjang periode
2018-2020 yang memberikan laporan
keuangan secara komprehensif. Total ukuran sampel penelitian ini mencapai 36 (12 perusahaan sub sektor food and
beverage yang terdaftar di BEI). Terdapat
empat variable yang diamati
yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan pertumbuhan laba.
Tabel 1
Variabel Penelitian
Variabel |
Indikator |
Skala |
Pertumbuhan Laba |
Pertumbuhan Laba (Y) = |
Rasio |
Likuiditas |
Current Ratio = |
Rasio |
Solvabilitas |
DER = |
Rasio |
Profitabilitas |
ROA = |
Rasio |
Hasil dan Pembahasan
Data yang dijelaskan
dalam tabel menunjukkan bahwa data survei terdiri dari 36 observasi untuk setiap variabel.
Data tersebut juga menunjukkan
bahwa variabilitas data survei sangat baik. Analitis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
data. �Analisis ini dilakukan dengan memeriksa nilai maksimum, minimum, mean, dan standar
deviasi� (Imam Ghozali,
2014).
Tabel 2
Descriptive
Statistics
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std.
Deviation |
Rasio Lancar (X1) |
36 |
,73 |
8,05 |
2,7217 |
1,97823 |
DER (X2) |
36 |
,18 |
2,85 |
,9453 |
,70098 |
ROA (X3) |
36 |
-,03 |
,42 |
,1036 |
,09986 |
Pertumbuhan Laba (Y) |
36 |
-,78 |
1,47 |
,1069 |
,49967 |
Valid N (listwise) |
36 |
|
|
|
|
����� Sumber :
Data Diolah Penulis (2022)
Berdasarkan tabel
2 dapat dilihat nilai
minimum, maximum, mean, dan standard deviasi dari dua variabel
yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan pertumbuhan laba, bahwa
jumlah data yang digunakan berjumlah 36. Statistik
deskriptif menggambarkan bahwa pertumbuhan laba memiliki nilai minimum -0,78 nilai
maksimum, 1,47, nilai
rata-rata 0,1069 dengan standar
deviasi 0,49967. Pertumbuhan laba adalah
tindakan
yang dilakukan untuk meningkatkan labanya dari
laba yang diperoleh pada tahun sebelumnya.
Variabel likuiditas yang diukur
menggunakan Current Ratio memiliki
nilai minimum 0,73 nilai
maksimum 8,05, nilai
rata-rata 2,7217 dengan standar
deviasi 1,97823. Selanjutnya
variabel solvabilitas yang di ukur
menggunakan DER memiliki nilai minimum, 0,18, nilai maksimum 2,85, nilai
rata-rata 0,9453 dengan standar
deviasi 0,70098. Variabel
profitabilitas�
yang diukur menggunakan ROA memiliki
nilai minimum -0,03, nilai maksimum 0,42, nilai
rata-rata 0,1036 dengan standar
deviasi 0,09986.
1.
Uji Kelayakan Data
Uji asumsi
klasik terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui apakah data panel dalam penelitian ini layak digunakan. Dengan demikian, uji asumsi klasik penelitian
ini meliputi uji multikolinearitas, heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. Hasil dari
uji multikolinearitas membuktikan
bahwa nilai variance
inflation factor (VIF) Rasio Lancar sebesar 1,821 atau
<10 dan Tolerance 0,549 > 0,100, variance inflation factor (VIF) DER sebesar
1,842 atau <10 dan Tolerance 0,543 > 0,100, variance inflation factor
(VIF) ROA sebesar 1,075 atau
<10 dan Tolerance 0,930 > 0,100 menunjukkan data yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki masalah multikolinearitas. Hasil
uji heteroskedastisitas ditunjukkan
nilai signifikansi Rasio
Lancar 0,583, DER 0,439, dan ROA
0,711 atau > 0,05 maka data tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Hasil pengujian autokorelasi
juga menunjukkan uji durbin
watson nilai d sebesar 2,146. Data berjumlah
36 dan variabel independen sebanyak 3. Diperoleh
nilai dU sebesar 1,6539, karena nilai d 2,146 lebih besar dari
nilai dU 1,6539 dan 4-dU 2,3461 secara
sederhana dituliskan 1,6539 < 2,146 < 2,3461 sehingga menunjukan
bahwa data tidak terdapat autokorelasi.
2.
Uji Hipotesis
Tabel 3
Correlations
|
Pertumbuhan Laba
(Y) |
Rasio Lancar
(X1) |
DER
(X2) |
ROA
(X3) |
|
Pearson Correlation |
Pertumbuhan Laba (Y) |
1,000 |
,009 |
-,115 |
,084 |
Rasio Lancar (X1) |
,009 |
1,000 |
-,668 |
,229 |
|
DER (X2) |
-,115 |
-,668 |
1,000 |
-,251 |
|
ROA (X3) |
,084 |
,229 |
-,251 |
1,000 |
Sumber
: Data Diolah Penulis
(2022)
Tabel diatas
menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi untuk penelitian ini mencapai 0,009 untuk Rasio
Lancar terhadap Pertumbuhan Laba, artinya hubungan
antara NPM dengan pengungkapan CSR sangat rendah
dan tergolong positif. Tanda positif pada tabel
diatas menunjukan bahwa peningkatan Rasio Lancar� sejalan dengan
pertumbuhan laba, sedangkan DER dengan
pengungkapan pertumbuhan laba mencapai
1,000 menunjukan bahwa rasio
DER sejalan dengan pertumbuhan
laba, ROA dan pertubuhan laba mencapai 0,229 menunjukan bahwa ROA sejalan
dengan pertumbuhan laba.
3.
Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Tabel 4
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,161a |
,026 |
-,065 |
,51575 |
2,146 |
��������� Sumber :
Data Diolah Penulis (2022)
4.
Uji Signifikan t
Tabel 5
Coefficientsa
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
,287 |
,321 |
|
,894 |
,378 |
Rasio Lancar (X1) |
-,033 |
,059 |
-,130 |
-,554 |
,583 |
|
DER (X2) |
-,132 |
,169 |
-,186 |
-,784 |
,439 |
|
ROA (X3) |
,339 |
,905 |
,068 |
,374 |
,711 |
Sumber : Data Diolah Penulis (2022)
Berdasarkan hasil
uji signifikan t diperoleh hasil:
1. Variabel rasio lancar memiliki
koefisien sebesar 0,583 > 0,05 artinya rasio lancar tidak terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2. Variabel solvabilitas yang menggunakan
DER memiliki koefisien sebesar 0,439 > 0,05 artinya
DER tidak terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
3. Variabel profitabilitas yang menggunakan
ROA memiliki koefisien sebesar 0,711 > 0,05 artinya
ROA tidak terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
5.
Uji signifikan F
Tabel 6
ANOVAa
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
,227 |
3 |
,076 |
,284 |
,837b |
Residual |
8,512 |
32 |
,266 |
|
|
|
Total |
8,739 |
35 |
|
|
|
����� Sumber
: Data Diolah Penulis
(2022)
Uji �Anova
digunakan untuk menguji pengaruh variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas terhadap
pertumbuhan laba. Tabel menunjukkan bahwa F-number hitung adalah 0,284 tingkat signifikansi 0,05, dan nilai signifikansi 0,837 dan dapat disimpulkan bahwa likuiditas,
solvabilitas, dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
6.
Hasil Persamaan Regresi
Berdasarkan hasil
�perhitungan dengan menggunakan program SPSS, maka hasil analisis regresi linier berganda variabel penelitian adalah sebagai berikut:
Y
= 0,287 � 0,033X1 � 0,132X2
+ 0,339 X3 +
e
Persamaan regresi
tersebut menunjukan beberapa hal :
1. Jika semua
koefisien variabel independen adalah nol, nilai Pertumbuhan laba adalah 0,287 Nilai konstanta
menunjukkan nilai positif sebesar 0,287 hal
ini mengungkapkan bahwa nilai pertumbuhan laba adalah
0,287 ketika tidak ada
pengaruh variabel rasio
lancar, DER, dan ROA
2. Nilai dari
rasio lancar sebesar -0,033, hal
ini menunjukkan bahwa peningkatan satu unit pada rasio lancar mengurangi
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan� menjadi 0,033
3. Nilai dari
DER sebesar -0,132, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satu unit pada DER menurunkan pertumbuhan laba� sebesar�0,132
4. Nilai dari
ROA sebesar 0,339, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan satu unit pada ROA meningkatkan pertumbuhan laba� sebesar�0,339
7.
Analisa Pembahasan
a) Pengaruh
Rasio Lancar Terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut hasil
penelitian,
Rasio Lancar tidak akan berdampak
signifikan terhadap pertumbuhan
laba di
Perusahaan Sub Sektor Food and Beverage Yang Terdaftar Di BEI, karena nilai t hitung lebih kecil dari
tabel. Hal ini berarti hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa
Current Ratio (CR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Perusahaan Sub Sektor Food and Beverage Yang Terdaftar
Di BEI ditolak.
b) Pengaruh
DER Terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya DER tidak
memberikan pengaruh terhadap Pertumbuhan laba, hal ini dapat di lihat dari
hasil uji T bahwa DER lebih > 0,05 yang merupakan ketentuan yang telah
ditetapkan. Hal ini berarti hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada Perusahaan Sub Sektor
Food and Beverage Yang Terdaftar Di BEI di tolak.
c) Pengaruh
ROA Terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan
hasil penelitian ROA tidak memberikan pengaruh terhadap Pertumbuhan laba, hal
ini dapat di lihat dari hasil uji T bahwa ROA lebih > 0,05 yang merupakan ketentuan
yang telah ditetapkan. Hal ini berarti hipotesis kedua (H3) yang
menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada Perusahaan
Sub Sektor Food and Beverage Yang Terdaftar Di BEI di
tolak.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) Variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan food and bevarage di BEI periode 2018-2020 2) Variabel Debt to
Equity (DER) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food
and bevarage di BEI periode 2018-2020 3) Variabel Return on Asset (ROA) tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and bevarage di BEI
periode 2018-2020.
Adeliani, H., & Roosdiana. (2022). Pengaruh Return on
Asset, Dividend Payout Ratio dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahan. Jurnal
IKRAITH-EKONOMIKA. Google Scholar
Ariyanti, K. (2020). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat
Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt. Dzaky Indah Perkasa Cabang Sungai
Tabuk. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan bisnis. Google Scholar
Destiani, T., & Hendriyani, R. M. (2022). Analisis Rasio
Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus Pada PT Unilever
Indonesia Tbk Tahun 2016-2020. Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah.
doi:https://doi.org/10.47467/alkharaj.v4i1.488 Google Scholar
Deswara, N. P., Krisnawati, A., & Saraswati, R. S.
(2021). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi). Google Scholar
Diana, N., & Afifudin. (2021). Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Penerapan E-Commerce (Studi Pada Perusahaan Sub
Sector Retail Trade Dalam Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) Di Bursa Efek
Indonesia ). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, X. Google Scholar
Harahap, L. R., Anggraini, R., Ellys, & Effendy, R. Y.
(2021). Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Perusahaan PT Eastparc
Hotel, Tbk (Masa Awal Pandemi Covid-19). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Google Scholar
Hasanuddin, I. (2018). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat
Ukur Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada KUD Karya Tani Desa Pulo
Kecamatan Tempeh Tahun 2017). Progress Conference, I. Google Scholar
Iswahyudi, B., & Sari, R. M. (2014). Analisis Laporan
Keuangan Sebagai Dasar Untuk Menilai Kinerja Keuangan CV. Yoecos Blitar. Jurnal
Riset Mahasiswa Ekonomi. Google Scholar
Maulani, D., & Riani, D. (2021). Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, dan Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen, 84-96.
Google Scholar
Nurcahya, Y. A., & Dewi, R. P. (2020). Analisis Laporan
Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Multi
Bindang Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, IX. doi:https://doi.org/10.32639/jiak.v9i2.423
Google Scholar
Prakoso, D. B., & Setiyorini, W. (2021). Pengaruh Fraud
Diamond terhadap Indikasi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi pada Perusahaan
Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019). Jurnal
Akuntansi dan Perpajakan, 48-61. Google Scholar
Putra, M. W., Darwis, D., & Priandika, A. (2021).
Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar
Penilaian Kinerja Keuangan (Studi Kasus: CV Sumber Makmur Abadi Lampung
Tengah). Jurnal Ilmiah Sistem Informasi Akuntansi, I, 48-59. Google Scholar
Rabuisa, W. F., Runtu, T., & Wokas, H. (2018). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Bank
Perkreditan Rakyat (Bpr) Dana Raya Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going
Concern, 325-333. Google Scholar
Rahmadianti, A. D. (2021). Firm Size Sebagai Pemoderasi
Efektivitas Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Financial Distress. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. Google Scholar
Rizqi, M. N., Yudiana, & Damayanti, T. (2021). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT Pembangunan Perumahan Tbk
Periode 2015-2019. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan. Google Scholar
Sugiyanto, & Setiawan, T. (2019). Pengaruh Likuiditas
Profitabilitas dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Prosiding
Seminar Nasional Humanis. Google Scholar
Sulistyowati, N. W. (2015). Analisis Laporan Keuangan Sebagai
Alat Untuk Menilai Kinerja. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, IV. Google Scholar
Syaharman. (2021). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar
Untuk Menilai Kinerja Perusahan Pada PT. NARASAMINDO MITRA PERDANA. Jurnal
Institusi Politeknik Ganesha. Google Scholar
Tio, A., & Prima, A. P. (2022). Analisis Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Riset
& Jurnal Akuntansi. doi:https://doi.org/10.33395/owner.v6i1.605 Google Scholar
Trianto, A. (2017). Analisis
Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada
Pt. Bukit Asam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini. Google Scholar
Copyright holder: Reynaldo Simamora, Harlyn
Siagian (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |