Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022

 

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA RAWAT INAP KARSINOMA SERVIKS DI RSUD KARAWANG PERIODE 1 JANUARI 2011 � 31 DESEMBER 2011

 

Eveline Febrina, Dani

Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

Email [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Karsinoma serviks adalah suatu penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita di negara berkembang. Menurut data, terdapat 500.000 kasus baru karsinoma serviks per tahun dengan angka kematian mencapai 250.000 setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah angka kejadian karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 dengan karakteristik distribusi menurut rentang usia, pekerjaan, pendidikan, jumlah paritas, stadium kanker, dan jenis histopatologi. Metode penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif observasional cross sectional dengan rancangan penelitian retrospektif terhadap data rekam medik pasien rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa selama tahun 2011 didapatkan 78 kasus karsinoma serviks. Dan dapat disimpulkan bahwa rentang usia tertinggi adalah golongan usia 41 � 45 tahun, atau sekitar 23,07 % dari total observasi. Kemudian stadium yang paling banyak ditemui adalah stadium IIIB sekitar 35,90% dari total observasi, dan jenis histopatologi yang paling banyak ditemui adalah non keratinizing epidermoid carcinoma cervix sebanyak 62,82 % dari total observasi.

 

Kata Kunci: karsinoma serviks; prevalensi

 

Abstract

Cervical cancer is a malignant disease that occurs in the cervix and is the highest cause of death in women in developing countries. According to data, there are 500,000 new cases of cervical cancer per year with 250,000 deaths annually. The purpose of this study is to determine how much the incidence of cervical cancer in Karawang�s hospital period 1 January 2011 � 31 December 2011 with distribution characteristics according to age range, occupation, education, number of parity, stage of cancer, and type of histopathology. This research method is a descriptive study with a cross-sectional observational study design retrospective of the medical records of inpatients in hospitals Karawang cervical carcinoma period 1 January 2011 � 31 December 2011. The results obtained show that during the year 2011, found 78 cases of cervical cancer. And the conclusion is the highest age range is the age group 41-45 years, or approximately 23.07 % of the total observations. And then, stages of the most common stage IIIB is approximately 35.90 % of the total observations, and histopathology type is the most common is non- keratinizing epidermoid carcinoma of the cervix as much as 62.82 % of the total observations.

 

Keywords: cervical cancer; prevalence

 

Pendahuluan

Karsinoma serviks merupakan salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi di Indonesia. Penyakit ini merupakan tumor ganas yang paling sering dijumpai pada wanita dan merupakan penyebab kematian akibat kanker yang tertinggi pada wanita di negara-negara berkembang. Angka kejadian karsinoma serviks di dunia masih terbilang cukup tinggi. Pada tahun 2009, Laras L dari FKUI menyatakan bahwa tingginya angka kejadian ini terutama disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya dari� karsinoma� serviks.� Dengan dilakukannya deteksi dini dan pencegahan dengan vaksinasi, seharusnya angka kejadian dan angka kematian dari penyakit ini dapat diturunkan. Karsinoma serviks biasanya muncul pada wanita usia 35-55 tahun, namun dapat pula terjadi pada wanita dengan usia yang lebih muda. Diperkirakan terdapat kurang lebih 500.000 kasus kanker serviks dengan angka kematian 250.000 per tahunnya. Hampir 80 % dari penderita karsinoma serviks hidup di negara-negara dengan pendapatan penduduk rendah atau sedang.

Di Asia Tenggara, kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara, dengan prevalensi 19,8%. Sedangkan di Indonesia, setiap tahunnya didapatkan lebih dari 15.000 kasus karsinoma serviks baru dan kurang lebih terdapat 8000 kematian. Dan setiap harinya 40-45 wanita terdiagnosis karsinoma serviks������� serta 20-25 diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, angka kejadian kanker serviks di Indonesia sebesar 11,98 %.

 

Metode Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui insidensi karsinoma serviks di RSUD Karawang pada tahun 2011 dan ingin mengetahui gambaran karakteristik karsinoma serviks di RSUD Karawang berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikan, jumlah paritas, stadium kanker, dan jenis histopatologi.

1.   Bahan Dan Cara

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional cross sectional dengan bahan penelitian berupa data sekunder berupa rekam medis pasien karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011.

 

 

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

 

Tabel 1

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks Menurut

Usia Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011.

Rentang

Usia

������������������������������������������������������������������������������������ �

Jumlah

Kasus

Persentase

21 � 25

26 � 30

31 � 35

36 � 40

41 � 45

46 � 50

51 � 55

56 � 60

61 � 65

66 � 70

>70

1

1

2

12

18

17

10

7

7

2

1

1,28

1,28

2,56

15,38

23,07

21,79

12,82

8,97

8,97

2,56

1,28

Total

������������������������������������������������������������������������������������ �

78

100

 

Dari tabel 1 didapatkan bahwa persentase pemderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang selama periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 paling banyak didapatkan pada rentang usia 41 � 46 tahun yaitu sebanyak 18 kasus dengan persentase 23,07 %. Sedangkan untuk kelompok usia 46 � 50 tahun didapatkan 17 kasus (21,79%) dan kelompok usia 36 � 40 tahun menempati urutan ketiga dengan jumlah 12 kasus (15,38%).

Dari penelitian lain, insidensi� karsinoma serviks meningkat sejak usia 25 tahun dan menunjukkan puncaknya pada usia 45 � 54 tahun. Laporan FIGO tahun 1998 menunjukkan adanya 2 puncak insidensi karsinoma serviks yaitu pada usia 30 � 39 tahun dan 60 � 69 tahun (Aziz, 2001). Di Indonesia dan Amerika Serikat rata-rata terdiagnosis pada usia 40 � 59 tahun (Prastowo M, 2007), (Abeloff, Armitage, Niederhuber, Kastan, & McKenna, 2008).

 

 

 

 

 

 

Tabel 2

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks Menurut

Pekerjaan Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011

Pekerjaan

Jumlah

Kasus

Persentase

IRT

Buruh Pegawai Swasta Pegawai Desa

Petani

60

14

2

 

 

2

 

 

1

76.92

17,95

2,56

 

 

2,56

 

 

1,28

Total

78

100

 

Dari tabel 2 didapatkan bahwa persentase terbanyak penderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang selama periode 1 Januari 2011 � 31 Desember�� 2011�� adalah�� IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 60 kasus (76,92%), sedangkan di urutan kedua didapatkan buruh sebanyak 14 kasus (17,95%).

 

Tabel 3

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks

Menurut Pendidikan Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011

Pendidikan

 

��������������������������������������������������������������������

Jumlah

Kasus

Persentase

Belum Tamat SD

SD

SMP

SMA dan setingkatnya

1

 

59

11

7

1,28

 

75,64

14,10

8,97

Total

78

100

 

Dari tabel 3 terlihat bahwa penderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 dengan kasus terbanyak adalah pasien dengan pendidikan tertinggi SD sebanyak 59 kasus (75,64%), sedangkan SMP berada di urutan kedua sebanyak 11 kasus (14,10%). Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan� yang� rendah� selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas. Hal ini sesuai dengan sumber dari Yayasan Kanker Indonesia yang menyatakan bahwa banyak perempuan di Indonesia yang terdeteksi memiliki karsinoma serviks pada stadium lanjut. Sehingga penyembuhannya akan menjadi lebih sulit dan sering berakhir dengan kematian karena penanganannya yang terlambat.

 

Tabel 4

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks Menurut

Jumlah Paritas Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011

Jumlah

Paritas

Jumlah

Kasus

Persentase

G1P0A0 P0A0 P1A0 P2A0 P3A0

P4A0

P5A0 P6A0 P7A0 P8A0 P9A0 P2A1 P3A1 P4A1 P5A1 P7A1 P2A2 P3A2 P4A2 P5A2

P4A3

2

8

2

8

14

6

6

5

5

1

2

1

2

5

3

1

1

1

3

1

1

2,56

10,26

2,56

10,26

17,95

7,69

7,69

6,41

6,41

1,28

2,56

1,28

2,56

6,41

3,85

1.28

1.28

1.28

3,85

1,28

1,28

Total

78

100

 

Dari tabel 4 terlihat bahwa penderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 paling� banyak didapatkan pada P3A0 (partus 3; abortus 0) sebanyak 14 kasus (17,95%) dan menempati urutan kedua P0A0 (partus 0; abortus 0) dan P2A0 (partus 2; abortus 0) masing-masing sebanyak 8 kasus (10,26%).

Hal ini menunjukkan bahwa pasien karsinoma serviks di RSUD Karawang rata-rata memiliki jumlah paritas yang optimal, karena setelah kehamilan ketiga memiliki risiko yang semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian di RSHS tahun 2009, yaitu didapatkan jumlah paritas P3A0 pada penderita karsinoma serviks sebanyak 36 orang (15,92%) (Rebecca, 2011) dan pada tahun 2010 sebanyak 28 kasus (18,55%) (Fauzi, 2011). Pada tahun 2006 Wiknjosastro menyatakan bahwa wanita dengan banyak anak� diperkirakan serviks pada wanita ini sering mengalami infeksi. Dan dengan terjadinya infeksi yang terlalu sering akan memicu terjadinya karsinoma serviks (Wiknjosastro, 2006).

 

Tabel 5

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks Menurut

Stadium Kanker Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011

Stadium

Kanker

Jumlah

Kasus

Persentase

I IA IB IIA IIB III IIIB

IVB

2

5

2

12

21

1

28

7

2,56

6,41

2,56

15,38

26,92

1,28

35,90

8,97

Total

78

100

 

Dari tabel 5 didapatkan bahwa penderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 terbanyak pada stadium IIIB sebanyak 28 kasus (35,90%), sedangkan stadium IIB� menempati urutan kedua dengan 21 kasus (26,92%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan akan pentingnya pemeriksaan dini Pap smear sebagai skrining karsinoma serviks, sehingga banyak pasien datang saat sudah memasuki stadium lanjut (XI, 1998).

 

Tabel 6

Distribusi Kasus Karsinoma Serviks Menurut

Jenis Histopatologi Periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011

Jenis

Histopatologi

Jumlah

Kasus

Persentase

Non keratinizing

epidermoid carcinoma cervix

49

62,82

Non keratinizing squamous

carcinoma cervix

10

12,82

Keratinizing

epidermoid carcinoma cervix

16

20,51

Adenocarcinoma

cervix

3

3,85

Total

78

100

 

Dari tabel 6 terlihat bahwa gambaran histopatologi penderita rawat inap karsinoma serviks di RSUD Karawang periode 1 Januari 2011 � 31 Desember 2011 terbanyak ditemukan pada non keratinizing epidermoid carcinoma cervix sebanyak 49 kasus (62,82%) dan diurutan kedua didapatkan keratinizing epidermoid carcinoma cervix sebanyak 16 kasus (20,51%). Robbins pada tahun 2004 menyatakan bahwa gambaran histologik dari 95 % karsinoma serviks adalah tipe Non keratinizing squamous cancer cervix well, moderately, poor differentiated yang termasuk didalamnya Epidermoid cancer cervix well, moderately, poor differentiated, dan sisanya hanya 5 % adalah Adenocarcinoma�� cervix� uteri������ well, moderately, poor differentiated (Kumar, V., Cotran, R. S. & S., 2007).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa insidensi karsinoma serviks di RSUD Karawang tahun 2011 sebanyak 78 kasus. Kelompok usia 41 � 45 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir sekolah dasar (SD) dengan jumlah paritas P3A0 paling banyak didapatkan. Stadium IIIB merupakan stadium terbanyak yang terdiagnosis dan non keratinizing epidermoid carcinoma cervix adalah jenis histopatologi yang paling banyak ditemukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abeloff, M. D., Armitage, J. O., Niederhuber, J. E., Kastan, M. B., & McKenna, W. G. (2008). Ch 73. Melanoma. Abeloff�s Clinical Oncology, 1229�1252.

 

Aziz, M. F. (2001). Masalah pada Kanker Serviks, dalam Cermin dunia Kedokteran. Jakarta.

 

Fauzi, Fadli Firman. (2011). Prevalensi Karsinoma Serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

 

Kumar, V., Cotran, R. S., &. Robbins, & S., S. (2007). Buku Ajar Patologi (7 ed., Vol. 2). Jakarta: EGC.

 

Prastowo M. (2007). Tumor Ganas Alat Genital, In: Ilmu Kandungan, 2nd edition (pp. 380�390). pp. 380�390. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

 

Rebecca, Pitaria. (2011). Karakteristik Karsinoma Serviks di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

 

Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

 

XI, POGI. (1998). Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Tahunan. Bagian/SMF Onstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Umum Pusat DR Hasan Sadikin Bandung.

 

Copyright holder:

Eveline Febrina, Dani (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: