Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, Special Issue No. 2, Februari 2022

 

ANALISIS SITUS WEBSITE KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (www.kominfo.go.id) BAGI PENYANDANG DISABILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

 

Nixigo Sasvito

Universitas Budi Luhur Jakarta, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Jumlah Penduduk di Indonesia sebanyak 255,18 jiwa pada tahun 2015 merupakan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Dari hasil SUPAS diperoleh 0,13 persen penduduk tidak bisa melihat, 0,72 persen mengalami banyak kesulitan melihat dan 5,51 persen penduduk yang mengalami sedikit kesulitan melihat pada usia 10 tahun ke atas. Saat ini penyandang disabilitas tunanetra merasa kesulitan dalam mendapatkan layanan informasi pada situs website kementerian Republik Indonesia. Maka perlunya pihak kementerian Republik Indonesia memberikan layanan yang layak bagi penyandang disabilitas tunanetra agar memudahkan meraka dalam mendapatkan layanan informasi pada situs webstite kementerian Republik Indonesia. Dalam hal ini untuk mengetahui tingkat penerimaan dari penyandang disabilitas tunanetra dilakukan teknik pengujian sesuai dengan motode Technology Acceptance Model (TAM). Harapannya dengan adanya sistem yang dibangun dapat memudahkan penyandang disabilitas tunanetra dalam mendapatkan layanan informasi di situs website kementerian Republik Indonesia.

 

Kata Kunci: website kementerian; disabilitas; tunanetra; technology acceptance model �(TAM)

 

Abstract

The total population in Indonesia of 255.18 people in 2015 is the result of the Inter-Census Population Survey (SUPAS). From the SUPAS results obtained 0.13 percent of the population can not see, 0.72 percent have a lot of difficulty seeing and 5.51 percent of the population who have little difficulty seeing at the age of 10 years and over. Currently, people with visual impairments find it difficult to get information services on the website of the Ministry of the Republic of Indonesia. So it is necessary for the ministry of the Republic of Indonesia to provide appropriate services for people with visual impairments in order to make it easier for them to obtain information services on the website of the ministry of the Republic of Indonesia. In this case, to determine the level of acceptance of people with visual impairments, testing techniques are carried out in accordance with the Technology Acceptance Model (TAM) method. It is hoped that the system built can make it easier for people with visual impairments to get information services on the website of the Ministry of the Republic of Indonesia.

 

Keywords: ministry websites; disability; blind; technology acceptance model (TAM)

 

 

Pendahuluan

Hak publik untuk memperoleh informasi sangatlah penting sesuai dengan peraturan perundang-undangan, selain itu semakin terbukannya informasi yang disampaikan maka semakin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan keterbukaan informasi publik. Keberadaan undang-undang tentang keterbukaan informasi publik sangat penting sebagai landasan hukum (UU Nomor 14 Tahun 2008), tidak terkecuali penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (UU Nomor 08 Tahun 2016) tunanetra merupakan salah satu disabilitas tersebut. Tunanetra atau kebutaan adalah Ketajaman penglihatan kurang dari 3/60 (0.05) atau kehilangan medan pandang pada mata yang lebih baik setelah mendapat koreksi terbaik, atau sama dengan kehilangan penglihatan yang cukup untuk mampu berjalan-jalan ini merupakan definisi dari World Health Organization (WHO).

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 menunjukkan 0,13 persen penduduk usia 10 tahun ke atas yang sama sekali tidak bisa melihat, sekitar 0,72 persen mengalami banyak kesulitan melihat dan 5,51 persen penduduk yang mengalami sedikit kesulitan melihat. Dari data SUPAS juga diperoleh adanya kecendrungan semakin tua usia semakin tinggi persentase penduduk yang mengalami kesulitan melihat baik yang sama sekali tidak bisa melihat, banyak kesulitan, maupun sedikit kesulitan. Kesulitan melihat, baik dengan tingkat sama sekali tidak bisa melihat, banyak maupun sedikit kesulitan, lebih banyak dialami oleh penduduk lanjut usia (lansia). Berdasarkan jenis kelamin, persentase perempuan usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan melihat lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Secara nasional, perempuan usia 10 tahun ke atas yang mengalami kesulitan melihat sebesar 7,04 persen, sedangkan laki-laki sebesar 5,69 persen.

Adanya teknologi saat ini, untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah hal itu bisa dilakukan dengan mengakses situs website dari berbagai sumber salah satunya situs website kementerian Republik Indonesia. Akan tetapi hal itu mudah bagi orang-orang yang tidak memiliki keterbatasan. Bagi tunanetra itu tidaklah sama mereka harus memiliki sebuah aplikasi dalam mengakses sebuah website sehingga bisa mereka dapatkan dengan sempurna. Tidak semua website yang mereka kunjungi dapat dibaca oleh aplikasi tersebut dan hal itu membuat tunanetra kurang mendapatkan informasi.� Dengan adanya hal ini peneliti dapat membangun sebuah website yang dapat diakses oleh tunanetra sehingga dapat direkomendasikan kepada kementerian Republik Indonesia. Dari uraian diatas maka peneliti mengajukan penelitian dengan judul �Analisis Situs Website Kementerian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia (www.kominfo.go.id) bagi Penyandang Disabilitas Tunanetra Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM)�.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/static dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan hal ini merupakan pengertian penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2013). Penenilian kuantitatif juga di artikan oleh Umar (2011) yaitu penelitian yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh. Sedangkan Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya dengan disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain adalah penjelasan dari (Arikunto, 2010).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengumpulkan data untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian kuantitatif ini digunakan oleh penulis karena informasi yang akan diperoleh nantinya berupa data yang akan dijadikan sebuah angka. Metode deskriptif dan metode verifikatif merupakan metode yang diambil oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Metode deskriptif menurut Nazir (1988) merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Lain halnya dengan Sugiyono (2005) yang menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif juga didefinisikan oleh Whitney (1960) bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Melihat dari pengertian-pengertian diatas dapat dikatakan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual yang saling berkaitan untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian. Metode verifikatif menurut Sugiyono (2013) adalah metode penelitian melalui pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa metode verifikatif ini digunakan untuk menguji hasil dari hipotesis mengenai penelitian yang telah dilakukan.

1.   Populasi

Menurut Burhan (2013) Populasi berasal dari kata bahasa Inggris yaitu �population� yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dsb, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi, obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ini dikemukakan oleh Menurut Sugiyono (2014), (Arikunto, 2010) mengemukan bawah populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah penyandang disabilitas tunanetra di DKI Jakarta.

Tabel 1

Tabel Disabilitas Tunanetra (http://data.jakarta.go.id)

Keterangan

Jumlah

Disabilitas

Disabilitas Tunanetra DKI Jakarta 2016

247

TOTAL

247

 

2.   Sampel

Menurut Sugiyono (2013) Sampel adalah sebagian dari populasi itu. Pada penelitian ini, sampel adalah penyandang disabilitas tunanetra DKI Jakarta tahun 2016. Rumus Slovin (Sugiyono,2011) yang peneliti gunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini, hal ini dilakukan karena dalam penarikan sampel, hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan dan dalam perhitungan tidak membutuhkan jumlah sampel dalam table tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dan hitungasn sederhana maka jumlahnya harus representative.

Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

 

 

Keterangan:

���������������� = Ukuran sampel atau jumlah responden

��� ������������= Ukuran populasi

���������������� = Presentasi kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan

� sampel yang masih bisa ditolerir

 

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam untuk pengambilan sampel adalah teknik insindental. Teknik insindental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insindental bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data hal ini dikemukakan oleh Sugiyono (2011).

3.   Metode Pengumpulan Data

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan bebrbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting)/survey atau lain-lain. Bila dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan ketiganya. Sedangkan menurut Sutopo (1988) teknik pengumpulan data dikelompokan kedalam dua cara pokok yaitu metode interaktif yang meliputi observasi dan wawancara dan yang non interaktif yang meliputi dokumentasi.

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a)  Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011). Mengumpulkan data dengan mengirim pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden, dilakukan dengan menyebar form kuesioner yang beriisi pertanyaan-pertanyaan. Penggunaan kuesioner bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta mendukung penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan model Skala Likert. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011) Skala Likert digunakan untuk mengungkap sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikaor tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk mengukur variabel diatas digunakan Skala Likert sebanyak lima tingkat sebagai berikut:

a. �Sangat Setuju (SS)

b.   Setuju (S)

c. �Netral (N)

d.   Tidak Setuju (TS)

e. �Sangat Tidak Setuju (STS)

Setiap poin jawaban memiliki skor yang berbeda-beda, yaitu: untuk jawaban SS memiliki skor 5, jawaban S memiliki skor 4, jawaban N memiliki skor 3, jawaban TS memiliki skor 2, dan jawaban STS memiliki skor 1. Metode ini digunakan agar peneliti dapat mengetahui dan memiliki data mengenai penilaian yang diberikan oleh setiap pengguna untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan.

 

Tabel 2

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Indikator

PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNA SISTEM (Perceived Ease of Use)

1.      Bekerja menggunakan website www.kominfo.go.id dalam bekerja adalah hal yang mudah untuk saya.

2.      Dengan menggunakan website www.kominfo.go.id saya dapat mencapai tujuan pekerjaan dengan mudah.

3.      Interaksi saya dengan website www.kominfo.go.id adalah jelas dan dapat dipahami.

4.      Penggunaan website www.kominfo.go.id bagi saya fleksibel

5.      Saya tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan website www.kominfo.go.id.

6.      Secara keseluruhan saya merasa penggunaan website www.kominfo.go.id merupakan hal yang mudah.

PERSEPSI KEGUNAAN SISTEM

(Perceived Usefulness)

1.      Penggunaan website www.kominfo.go.id dapat meningkatkan kualitas kerja saya.

2.      Penggunaan website www.kominfo.go.id dapat meningkatkan efisiensi kerja saya.

3.      Penggunaan website www.kominfo.go.id dapat meningkatkan efektifitas kerja saya.

4.      Penggunaan website www.kominfo.go.id dapat meningkatkan kinerja saya.

5.      website www.kominfo.go.id menyediakan informasi yang saya butuhkan

6.      Penggunaan website www.kominfo.go.id memudahkan pekerjaan saya.

PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI (Acceptance of IT)

1.      Dalam bekerja saya selalu mengacu pada informasi yang telah disediakan oleh website www.kominfo.go.id

2.      Dalam bekerja saya sangat bergantung dengan website www.kominfo.go.id.

3.      website www.kominfo.go.id menyediakan informasi yang saya butuhkan

4.      Informasi yang ada website www.kominfo.go.id tepat seperti yang sedang saya butuhkan

5.      website www.kominfo.go.id menyediakan informasi yang memadai bagi saya.

6.      website www.kominfo.go.id menyediakan informasi yang akurat untuk saya.

7.      Saya puas dengan informasi yang disediakan oleh website www.kominfo.go.id

8.      Saya selalu menggunakan website www.kominfo.go.id untuk pekerjaan saya

 

b)  Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut (Siregar). Penelitian melakukan pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan tidak dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data mengenai keadaan fisik obyek.

c)  Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca, mengkaji, serta mempelajari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Menurut sugiyono (2011) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber penelitian.

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

1.   Gambaran Umum

Pengembangan teknologi informasi merupakan salah satu upaya dalam menapaki era globalisasi. Penguasaan teknologi tersebut, sebagai kendaraan untuk meraih peluang yang bermanfaat dalam pemerintahan. Melalui kecanggihan teknologi informasi, akan mempermudah akses dari pemerintah ke masyarakat. Sistem ini mampu memberikan kecepatan pelayanan, efisiensi, serta multicounter sampai ke tingkat yang paling bawah, selain itu, informasi yang diberikan oleh pemerintah haruslah bisa diterima oleh semua kalangan tanpa terkecuali oleh penyandang disabilitas tunanetra.

2.   Indentitas Responden

a)  Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Data terdiri dari 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan, dari kuesioner yang disebarkan dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut ini.

 

Tabel 3

Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Laki-laki

21

72.4

72.4

72.4

Perempuan

8

27.6

27.6

100.0

Total

29

100.0

100.0

 

 

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan terdapat 21 atau 72,4% dari sampel yang diteliti adalah berjenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 8 responden atau 27,6% dari sampel yang diteliti berjenis kelamin perempuan.

b)  Data Responden berdasarkan Umur

Berdasarkan umur, penulis membagi 3 kategori yaitu 15 sampai 25 tahun, 26 sampai 35 tahun dan 36 sampai 45 tahun. Hal ini dapat dilihat dengan presentasi umur sehingga akan didapat rata-rata responden berdasarkan umur pada disabilitas Tunanetra.

 

Tabel 4

Data Responden berdasarkan Umur

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

15-25

13

44.8

44.8

44.8

26-35

8

27.6

27.6

72.4

36-45

8

27.6

27.6

100.0

Total

29

100.0

100.0

 

 

 

 

 

c)  Data Responden berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan Pendidikan, penulis membagi menjadi 3 kategori pendidikan yaitu Pendidikan SMP, Pendidikan SMA, Pendidikan dan S1. Dari koesioner yang ada dapat diketahui hasil pada tabel berikut.

 

Tabel 5

Data Responden berdasarkan Pendidikan

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

S1

6

20.7

20.7

20.7

SMA

10

34.5

34.5

55.2

SMP

13

44.8

44.8

100.0

Total

29

100.0

100.0

 

 

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan dari total jumlah responden terdapat 6 Responden atau 20,7% yang memiliki pendidikan S1, 10 responden atau 34,5% yang memiliki pendidikan SMA dan 13 Responden atau 44,8% yang memiliki pendidikan SMP.

3.   Analisis Data

Pengujian Validitas dan reabilitas adalah sebuah proses menguji butir-butir penyataan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari buti-butir penyataan tersebut sudah valid dan reliable. Jika butir-butir pernyataan tersebut sudah valid dan reliabel berarti butir-butir pernyataan tersebut sudah bisa untuk mengukur faktor-faktornya.

Pengujian data diawali dengan instrument penelitian data dilakukan untuk menguji apakah instrument yang digunakn memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak. Intrument dikatakan baik apabila intrument penelitian tersebut memenuhi sifat yaitu valid (tepat) dan reliabel (kehandalan).

a)  Analisis Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan anlisa faktor yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa masing-masing pernyataan akan terklarifikasi pada variabel yang telah ditentukan. Pengukuran validitas dalam suatu kuesioner dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, langkah pengujiannya adalah dengan membandingkan hasil output reablity spss pada kolom nilai Correct Item Correlation (r hitung) dengan r tabel. Bila didapat hasil r hitung yang lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir penyataan tersebut valid.

1.   Pengujian Validitas Intrument Penelitian Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Perceived Ease of Use).

Uji Validitas Penelitian Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Perceived Ease of Use) dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk df=n-2 dalam penelitian ini df=29-2 atau df=27 dengan α 0,05 didapat r-tabel sebesar 0.367. Jika r-hitung (per item) lebih besar dari r-tabel berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Dari distribusi jawaban tersebut, analisa intrumen penelitiannya dapat dalam hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 6

Validitas Variabel Perceived Ease of Use

Item

Total Pearson Correlation

Kesimpulan

P1

P2

P3

P4

P5

P6

.629

.864

.811

.777

.799

.705

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

 

Berdasarkan tabel diatas pada kolom total Pearson Correlation merupakan r-hitung untuk masing-masing item atau butir, nilai r untuk masing-masing pernyataan ternyata positif dan nilainya lebih besar dari r-tabel 0.367 sehingga dapat disimpulkan bahwa 6 peryataan untuk Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Perceived Ease of Use) adalah valid.

2.   Pengujian Validitas Intrument Penelitian Persepsi Kegunaan Sistem (Perceived Usefullness)

Uji Validitas Persepsi Kegunaan Sistem (Perceived Usefullness) dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk df=n-2 dalam penelitian ini df=29-2 atau df=27 dengan α 0,05 didapat r-tabel sebesar 0.367. Jika r-hitung (per item) lebih besar dari r-tabel berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Dari distribusi jawaban tersebut, analisa intrumen penelitiannya didapat dalam hasil perhitungan sebagai berikut.

 

Tabel 7

Validitas Variabel Perceived Usefullness

Item

Total Pearson Correlation

Kesimpulan

P7

P8

P9

P10

P11

P12

.824

.850

.800

.767

.606

.788

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

 

Berdasarkan tabel diatas pada kolom total Pearson Correlation Staistic merupakan r-hitung untuk masing-masing item atau butir, nilai r utnuk masing-masing pernytaan ternyata positif dan nilainya lebih besar dari r-tabel 0.367 sehingga dapat disimpulkan bahwa 6 peryataan untuk Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Perceived Usefullness) adalah valid.

3.   Pengujian Validitas Intrument Penelitian Penerimaan Teknologi Informasi (Acceptance of IT)

Uji Validitas Penerimaan Teknologi Informasi (Acceptance of IT) dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk df=n-2 dalam penelitian ini df=29-2 atau df=27 dengan α 0,05 didapat r-tabel sebesar 0.367. Jika r-hitung (per item) lebih besar dari r-tabel berarti pernyataan tersebut dikatakan valid. Dari distribusi jawaban tersebut, analisa intrumen penelitiannya dapat dilihat dalam hasil perhitungan tabel berikut ini.

 

Tabel 8

Validitas Variabel Acceptance of IT

Item

Total Pearson Correlation

Kesimpulan

P13

P14

P15

P16

P17

P18

.824

.850

.800

.767

.606

.788

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

 

Berdasarkan tabel diatas pada kolom total Person Correlation merupakan r-hitung untuk masing-masing item atau butir, nilai r utnuk masing-masing pernytaan ternyata positif dan nilainya lebih besar dari r-tabel 0.367 sehingga dapat disimpulkan bahwa 6 pernyataan untuk Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Acceptance of IT) adalah valid.

4.   Analisis Uji Reliabilitas

Pengujian reabilitas adalah proses menguji keseluruhan pernyataan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari pernyataan tersebut sudah realibel. Burhan Nugiantor (2002, 332) mengatakan bahwa dasar pengambilan keputusan untuk uji reabilitas adalah :

A. Jika Cronbach Alpha > 0,6 maka pernyataan reliabel

B.  Jika Cronbach Alpha < 0,6 maka pernyataan tidak reliabel

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah adalah konsisten atau stabil, pengukuran yang reliabel akan menunjukan intrument yang dapat menghasilkan data yang dipercaya. Reabilitas suatu� konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60. Pengujian reliabilitas instrument penelitian variable, Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem dan Penerimaa Teknologi Informasi dapat dilihat pada tabel.

 

Tabel 9

Pengujian Reliabilitas Instumen Penelitian

Variabel

Cronbach�s Alpha

N of item

Perceived Ease of Use

.861

6

Perceived Usefullness

.863

6

Acceptance of IT

.795

6

 

Dari Tabel dapat disimpulkan bahwa:

1.   Pengujian Realibilitas Intrument Penelitian Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem (Perceived Ease of Use).

Berdasarkan output SPPS pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cronbach�s Alpha 0,861 > 0,60, berarti jawaban responden untuk variabel Perceived Ease of Use sudah reliabel.

2.   Pengujian Realibilitas Intrument Penelitian Persepsi Kegunaan Sistem (Perceived Usefullness).

Berdasarkan output SPPS pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cronbach�s Alpha 0,863 > 0,60, berarti jawaban responden untuk variabel Perceived Usefullness sudah reliabel.

3.   Pengujian Realibilitas Intrument Penelitian Penerimaan Teknologi Informasi (Acceptance of IT)

Berdasarkan output SPPS pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cronbach�s Alpha 0,795 > 0,60, berarti jawaban responden untuk variabel Acceptance of IT sudah reliabel.

4.   Asumsi Klasik

Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data, terbebas dari multikolinearitas dan hiteroskedastisitas.

1)  Analisis Uji Normalitas

Uji Normalitas berguna untuk mengerahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak, model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Setelah dilakukan analisis terhadap variabel penelitian, maka data yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisa dan menguji rumusan hipotesis penelitian berdasarkan struktur model antar variabel penelitian.

Pengujian Hipotesis digunakan untuk menguji Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem dan Penerimaan Teknologi Informasi. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau mendekati normal dapat dilakukan dengan grafik (Ghozali, 2001). Caranya adalah dengan melihat grafik normal plot. Dalam penelitian uji normalitas ini data dilakukan dengan anilisis grafik menggunakan tool software SPSS versi 17.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribus data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Normalitas data dilakukan dengan melihat kurva normal P-Plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

 

Gambar 1

Uji Normal Probability Plot

 

Pada grafik normal plot terlihat penyebaran titik-titik (data) disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah sumbu diagonal. Grafik ini menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian data observasi apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji distribusi data normal dilakukan dengan uji kologorovsmirnov.

 

Tabel 10

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

 

Unstandardized Residual

N

29

Normal Parametersa,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

1.93476758

Most Extreme Differences

Absolute

.088

Positive

.081

Negative

-.088

Kolmogorov-Smirnov Z

.474

Asymp. Sig. (2-tailed)

.978

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

 

Asumsi kenormalan nilai residual perlu diuji untuk membuktikan apakah nilai residual berada disekitar nilai nol, hasil uji dengan kolmogorov � smirnov memang membuktikan bahwa nilai residual mengikuti sebaran normal karena Asymp Sig (2-tailed) > 0,05.

2)  Analisis Uji Multikolinearitas

Hasil uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi daam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, diantaranya:

a. �Dengan melihat nilai inflation factor (VIF) lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 pada regresinya

b.   Dengan membandingkan nilai koefisien determinan individual (r2) dengan nilai determinan secara serentak (R2)

c. ��Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index

 

Tabel 11

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

(Constant)

Perceived Ease of Use

Perceived Usefullness

 

.610

.610

 

1.641

1.641

 

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai VIF variabel untuk Perceived Ease of Use dan Perceived Usefullness masing-masing 1,641 sedangkan nial Tolerance masing-masing 0,610. Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas pada penelitoan ini tidak terjadi multikolinieritas.

Hasil uji multikolinearitas di atas menunjukan masing-masing independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,10, maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

3)  Analisis Uji Heteroskedastisitas

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dangan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar dibawah ini, terlihat titik-titik dengan pola menyebar secara acak pada posisi di atas maupun di bawah 0 pada sumbu Y, berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedatisitas pada mode regresi.

Model regresi yang baik adalah model yang terbebas dari heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedatisitas pada suatu sumbu model dapat dilihat pola gambar scatterplot sebagai berikut:

 

Gambar 2

Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

 

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai residual menyebar di atas dan di bawah atau sekitar angka nol (0) dan membentuk pola yang sistematis, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

 

Tabel 12

Uji Heteroskedastisitas Glejser

Model

Sig

(Constant)

Perceived Ease of Use

Perceived Usefullness

.146

.268

.644

 

Berdasarkan output di atas diketahui bahwa nilai signifikan variabel Perceived Ease of Use 0,268 lebih besar dari 0,05 artinya tidak terjadi Heteroskedastisitas pada Perceived Ease of Use. Sedangkan pada variabel Perceived Usefullness nilai signifkan 0,644 lebih besar dari 0,05 jadi tidak terjadi Heteroskedastisitas pada Perceived Usefullness.

4)  Analisis Uji Autokorelasi

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk keperluan pengujian tersebut maka disesuaikan dengan kriteria Durbin Watson yaitu bahwa apabila Durbin Watsonnya adalah -2 sampai 2 tidak ditemukan adanya autokorelasi.

Terdapat korelasi diantara sesama data pengamatan dimana adanya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya (data time series yang saling berhubungan), sehingga koefisien korelasi yang didapat menjadi kurang akurat. Autokorelasi adalag kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan (observasi), baik dalam bentuk observasi deret waktu (time series) atau observasi cross-section. Dalam regresi perlu dilakukan pedeteksian apakah ada atau tidaknya autokorelasi dalam model yang dibangun. Selain itu, sebagai catatan meskipun autokorelasi dapat terjadi pada data cross sectional, tetapi masalah autokorelasi biasanya lebih umum terjadi pada data time series.

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, maksudnya adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santosa & Ashari, 2005;240). Menurut widayat dan Amirulla (2002:108) jika terjadi autokorelasi makan konsekuensinya adalah estimator masih tidak efesien, oleh karena itu interval kenyakinan menjadi lebar. Konsekuensi lain jika permasalahan autokorelasi dibiarkan maka varian kesalahan pengganggu menjadi underestimate, yang pada akhirnya penggunaan uji t dan uji F tidak bisa digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah besaran durbin Watson dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

Angka D-W dibawah -2 berarti ada auto korelasi positif

Angka D-W diantara-2 samoan +2 berarti tidak ada autokorelasi

Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

 

Tabel 13

Uji Autokorelasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.814a

.662

.636

2.008

1.161

 

 

 

 

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW hitung berada diantara -2 dan 2 yakni, -2 ≤ 1,161 ≤ 2 maka ini berarti tidak terjadi autokorelasi. Sehingga kesimpulannya Uji Autokorelasi terpenuhi.

 

5.   Analisis hasil pengujian Regresi Linier berganda

Setelah dilakukan analisis terhadap variabel penelitian, maka data yang diperoleh dan digunakan untuk menganalisa dan menguji rumusan hipotesis penelitian berdasarkan struktur model antar variabel penelitian. Pengujian hipotesis dipergunakan untuk menguji pengaruh Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem dan Penerimaan Teknologi Informasi. Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua, pertama melihat pengaruh secara parsial dan kedua melihat pengaruh secara gabungan/simultan. Hasil perhitungan ini melalui program SPSS adalah sebagai berikut:

a)  Analisis Regresi Determinasi (R2)

Analisis regresi ini dilakukan untuk menyatakan seberapa kuat pengaruh antara Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem terhadap Penerimaan Sistem.

 

Tabel 14

Analisis Regresi Determinasi (R2)

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.814a

.662

.636

2.008

 

 

 

 

Dari tabel di atas dapat diketahui besarnya Koefisien Determinasi (R2)=0,662 atau 66,2 % sehingga dapat disimpulkan bahwa sebesar 66,2 % Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel Penerimaan Sistem, sedangkan sisanya sebesar 33,8% dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Adapun cara menghitung koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

KD = 0,662 x 100%

KD = 66%

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem memiliki pengaruh terhadap Penerimaan Sistem sebesar 66% sedangkan sisanya sebesar 34% (100% - 66%) yang disebabkan oleh adanya variabel-variabel lain.

b)  Analisis Hasil Pengujian Secara Parsial

Untuk melihat pengaruh Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem terhadap Penerimaan Sistem secara parsial atau sendiri-sendiri dilakukan dengan melihat tabel koefisien berikut dan membandingkan besarnya p-value pada kolom sig dengan level of significant (α) sebesar 0,05 atau membandingkan thitung > ttabel dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel atau jika probabilitas pada kolom sig < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

Jika thitung < ttabel atau jika probabilitas pada kolom sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

 

Tabel 15

Uji Parsial

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

3.804

3.008

 

1.265

.217

PERCEIVED EASE OF USE

.632

.127

.728

4.989

.000

PERCEIVED USEFULNESS

.164

.190

.127

.868

.394

a. Dependent Variable: ACCEPTANCE OF IT

 

Berdasarkan tabel koefisien diperoleh kesimpulan bahwa Perceived Ease Of Use terhadap Acceptance Of IT secara parsial memiliki pengaruh dan signifikan, karena memiliki p-value pada kolom sig. 000 < 0.050 level of significant (α) dan t hitung 4,989 > t tabel 1,706. Maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan tabel koefisien diperoleh kesimpulan bahwa Perceived Usefulness terhadap Acceptance Of IT secara parsial memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan, karena memiliki p-value pada kolom sig. 0.394 > 0.050 level of significant (α) dan t hitung 0.868 < t tabel 1.706. Maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara Perceived Usefulness terhadap Acceptance Of IT.

c)  Analisis Hasil Pengujian Secara Simultan

Berdasarkan tabel dibawah ini dari uji ANOVA uji Hipotesis tentang Persepsi Kemudahan Sistem, Persepsi Kegunaan Sistem terhadap Penerimaan Sistem dilakukan dengan cara membandingkan besarnya p-value pada kolom sig dengan level of significant (α) sebesar 0.05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan sebagai berikut:

1.   Jika nilai p-value pada kolom sig < level of significant (α) maka Ha diterima dan Ho ditolak.

2.   Jika nilai p-value pada kolom sig > level of significant (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

 

 

 

 

 

Tabel 16

Uji Simultan

ANOVAb

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

205.325

2

102.662

25.466

.000a

Residual

104.813

26

4.031

 

 

Total

310.138

28

 

 

 

a. Predictors: (Constant), PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE

b. Dependent Variable: ACCEPTANCE OF IT

 

Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah bena atau salah, diperlukan uji Hipotesis. Uji Hipotesis menggunakan angka Fhitung sebagai tertera dalam tabel diatas. Bunyi hipotesisnya sebagai berikut :

Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel tentang Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem secara bersama-sama terhadap Penerimaan Sistem

Ha : ada pengaruh secara signifikan tentang Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem secara bersama-sama terhadap Penerimaan Sistem

Maka didapatkan p-value pada kolom sig 0.000 < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem memiliki pengaruh seara simultan Penerimaan Sistem.

d)  Analisis Hasil Uji Korelasi

Untuk mengetahui korelasi antara Persepsi Kemudahan Sistem dan Persepsi Kegunaan Sistem secara bersama-sama terhadap Penerimaan Sistem dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

 

Tabel 17

Uji Korelasi

 

 

PERCEIVED EASE OF USE

PERCEIVED USEFULNESS

ACCEPTANCE OF IT

PERCEIVED EASE OF USE

Pearson Correlation

1

.625**

.808**

Sig. (2-tailed)

 

.000

.000

N

29

29

29

PERCEIVED USEFULNESS

Pearson Correlation

.625**

1

.582**

Sig. (2-tailed)

.000

 

.001

N

29

29

29

ACCEPTANCE OF IT

Pearson Correlation

.808**

.582**

1

Sig. (2-tailed)

.000

.001

 

N

29

29

29

**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

 

Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa:

1.   Koefisien korelasi antara Perceived Ease Of Use dengan Acceptance Of IT sebesar 0,808 berarti mempunyai korelasi yang kuat dan memiliki arah hubungan yang positif. Nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti antara Perceived Ease Of Use dengan Acceptance Of IT mempunyai hubungan yang signifikan karena sig 0,000 <0,05.

2.   Koefisien korelasi antara Perceived Usefulness dengan Acceptance Of IT sebesar 0,582 berarti mempunyai hubungan korelasi yang kuat dan memiliki arah hubungan yang positif. Nilai signifikan sebesar 0,001 yang berarti antara Perceived Usefulness dengan Acceptance Of IT mempunyai hubungan yang signifikan karena sig 0,0001 < 0,005.

6.   Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, dapat diketahui bahwa fakto yang secara signifikan mempengaruhi Acceptance Of IT dalam penggunaan situs website Kementerian Komunikasi dan Informatika (www.kominfo.go.id) adalah Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefulness. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut secara simultan sehingga website www.kominfo.go.id dapat diterima oleh semua kalangan terkhusus penyandang disabilitas tunanetra.

Selain itu, hasil dari penelitian ditujukan untuk menganalisis situs website Kementerian Komunikasi dan Informatik Republik Indonesia (www.kominfo.go.id) dengan metode Technology Acceptance Model (TAM). Berikut adalah implikasi dari hasil penelitian :

a.   Implikasi Manerial

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa seluruh variabel dalam penerimaan sistem informasi telah menunjukan kinerja yang baik melalui pengaruh antar variabel. Sebagai implikasi bagi pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia agar melakukan evaluasi terhadap situs website www.kominfo.go.id karena saat ini situs website tersebut belum diterima oleh kalangan disabilitas tunanetra.

b.   Implikasi Akademik

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan akan membuka kajiaj lebih lanjut mengenai analisis penerimaan sistem informasi. Hal tersebut dikarenakan dengan ketergantungan dunia terhadap kemajuan teknologi informasi.

c.   Implikasi Penelitain Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, agar selalu melakukan perbaikan dan pernyempurnaan terhadap kajian analisis penerimaan teknologi Informasi, maksudnya adalah dengan melakukan penambahan objek yang berkaitan dengan Penerimaan Teknologi Informasi.

7.   Rencana dan Implementasi

Jadwal dan rencana Pelaksanaan Implementasi situs website www.kominfo.go.id adalah sebagai berikut:

 

Tabel 18

Rencana dan Implementasi

No

Kegiatan

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Pengembangan fitur sesuai kebutuhan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Penerapan Situs

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Pembuatan Regulasi untuk website Tunanetra

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Sosialiasi website www.kominfo.go.id

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Evaluasi situs www.kominfo.go.id

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Tesis ini disusun untuk mengetahui apakah Persepsi Kemudahan dan Persepsi Kegunaan Teknologi Informasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi peneriman Teknologi Informasi pada situs website Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (www.kominfo.go.id). Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara variabel Persepsi Kemudahan dan Persepsi Kegunaan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi pada situs website Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (www.kominfo.go.id).

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan tunanetra mendapatkan layanan informasi yang baik pada situs website kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (www.kominfo.go.id).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar

 

Asep Hidayat dan Ate Suwandi. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra. Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media. Google Scholar

 

Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, Dan Pemasaran Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup. Google Scholar

 

Davis, F.D.1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User

Acceptance of Information Technology. United Kingdom. Google Scholar

 

F.L,Whitney.1960.The Elements of Resert. Asian Eds. Osaka: Overseas Book Co. Google Scholar

 

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro Google Scholar

 

Hakim, Lukmanul dan Uus Musalini. 2004. Cara Cerdas Menguasai Layout, Desain dan Aplikasi Web. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Google Scholar

 

Husein Umar. 2011.Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Ed Baru 7.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Google Scholar

 

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. Google Scholar

 

Somantri, T.Sutjihati.2017.Psikologi Anak Luar Biasa.Bandung: Refika Aditama. Google Scholar

�

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet. Google Scholar

 

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.CV. Google Scholar

 

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Google Scholar

 

Sutopo, Lita. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta Google Scholar

 

 

 

Oktavianti, Bramantika. 2007. Evaluasi Penerimaan Sistem Teknologi Informasi Dengan Menggunakan Variabel Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, Dan Perceived Enjoyment (studi kasus: di PT Sanggar Sarana Baja pada Departemen Accounting dan Marketing). Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Google Scholar

 

Copyright holder:

Nixigo Sasvito (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: