Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 2, Februari 2022
ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN USULAN PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) MELALUI PERANGKINGAN RISK ASSESMENT PADA CV. ABC
Dias Pramudya Ananta, Kusnadi, Dimas Nurwinata Rinaldi
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui sumber hazard yang terdapat dalam CV. ABC serta melakukan identifikasi keselamatan kerja dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) melalui perangkingan risk assesment guna mengetahui risiko yang terdapat pada CV. ABC. Karena, penerapan K3 pada CV. ABC kurang sehingga menyebabkan adanya sumber hazard yang menimbulkan kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan metode HAZOP (Hazard and Operability Study) dengan objek penelitian yaitu potensi bahaya yang terdapat pada CV. ABC. Dari hasil penelitian, terdapat 7 sumber hazard, dengan 3 sumber hazard yang memiliki risk level ekstrim yaitu sumber hazard sikap pekerja, oven dan posisi tangan pada proses packaging, 2 sumber hazard yang memiliki risk level dengan risiko tinggi yaitu posisi kerja pada bagian proses bread line dan penggilingan atau roll serta 2 sumber hazard yang memiliki risk level �dengan risiko rendah yaitu penempatan loyang pada proses steam dan mixer pada proses mixing. 3 sumber hazard yang memiliki risk level ekstrim yaitu sumber hazard sikap pekerja, oven dan posisi tangan pada proses packaging perlu segera diberikan usulan perbaikan untuk segera diperbaiki, yaitu pemberian APD, pengawasan rutin serta pembuatan display bahaya, peraturan dan wajib penggunaan APD di seluruh area kerja serta seminar pengenalan K3 untuk menumbuhkan rasa pentingnya K3.
Kata Kunci: HAZOP, K3, Usulan Perbaikan
Abstract
The purpose of this study was to determine the source of the hazard contained in the CV. ABC and identify work safety using the Hazard and Operability Study (HAZOP) method through risk assessment rankings to determine the risks contained in CV. A B C. Because, the application of K3 on CV. ABC is lacking so that it causes a source of hazard that causes work accidents. This study uses the HAZOP (Hazard and Operability Study) method with the object of research namely the potential hazards contained in CV. A B C. From the results of the study, there are 7 sources of hazard, with 3 sources of hazard that have an extreme level of risk, namely the source of the hazard of worker attitudes, ovens and hand positions in the packaging process, 2 sources of hazard that have a risk level with a high risk, namely the work position in the bread line process. and milling or roll as well as 2 sources of hazard that have a low-risk level, namely the placement of the pan in the steam process and the mixer in the mixing process. 3 sources of hazard that have an extreme level of risk, namely the source of the hazard of worker attitudes, ovens, and hand positions in the packaging process, it is necessary to immediately provide suggestions for improvements to be immediately repaired, namely the provision of PPE, routine monitoring and making of hazard displays, regulations and mandatory use of PPE in all work areas as well as an introduction to the K3 seminar to foster a sense of the importance of K3.
Keywords: HAZOP, K3, Improvement Proposal
Received: 2022-01-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-02-20
Pendahuluan
Persaingan yang terus meningkat di perindustrian membuat adanya Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi human invest yang harus lebih dipertahankan dan diperhatikan (Sinambela, 2021). Hal tersebut dikarenakan adanya ancaman bahaya yang berpotensi terjadi pada setiap pekerjaan yang ada. Terjadinya kecelakaan kerja menjadi suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan seringkali terjadi pada kondisi tidak terduga yang mengakibatkan terjadinya kerugain pada waktu, property, ataupun dapat memakan korban jiwa. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang tidak aman atau berpotensi menimbulkan bahaya dan human error (Aprilia, Suhardi, Astuti, & Adiasa, 2020). Hal tersebut membuat K3 menjadi salah satu bagian penting yang tidak boleh dilupakan dalam setiap pekerjaan, tidak terkecuali dalam industri makanan atau bagian yang mengurus tentang makanan. Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah sebuah pemikiran dan usaha yang dilakukan dalam menjaga keutuhan jasmani serta rohani (Hasibuan et al., 2020). Dengan adanya K3 diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta selalu sehat (Redjeki, 2016).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menjadi sebuah kegiatan dalam menjamin sebuah lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan terhindar dari berbagai gangguan dengan pelatihan, pengarahan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pekerja (Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, 2017). K3 mempelajari Potensi Bahaya yang dapat timbul dalam sebuah pekerjaan, dimana jika potensi bahaya tersebut diabaikan dan tidak ditanggulangi dengan benar maka kemungkinan terjadi kecelakaan kerja menjadi besar dan hal itu bisa menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan. Hal tersebut menjelaskan betapa pentingnya mengetahui potensi bahaya yang terdapat dalam sebuah pekerjaan di suatu perusahaan tersebut untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja (Nur, 2020).
Dari hasil penelitian tentang analisis potensi bahaya dan penilaian risiko K3 pada industri gamelan di Kabupaten Ponorogo dengan menggunakan metode HAZOP diketahui bahwa masih banyak ditemukan potensi bahaya. Hal tersebut dibuktikan dengan temuan 10 macam potensi bahaya dan 17 risiko, diantaranya 12 risiko ekstrim, 14 risiko tinggi, 32 risiko sedang dan 8 risiko rendah. Dalam penelitian tersebut, terdapat upaya perbaikan dengan penggunaan APD earplug atau earmuff untuk meminimalkan kebisingan, mendesain ulang stasiun kerja dengan menambahkan peredam suara serta pengaturan jam kerja (Hasanudin, Rahma, Basri, & Arifah, 2020).
Keterkaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah membahas mengenai potensi bahaya (hazard) yang terdapat dalam masing-masing lokasi serta pengendalian risiko yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari potensi bahaya yang terjadi.
HAZOP merupakan sebuah metode kualitatif yang digunakan untuk menganalisis kemungkinan potensi bahaya (hazard) dengan menggunakan serangkaian kata-kata panduan atau guide words yang sesuai dengan keadaan pada tempat kerja tersebut (Hamdy & Tanjung, 2016). Metode HAZOP sendiri berfungsi untuk meninjau sebuah proses pada sebuah sistem dan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan dan disebabkan oleh faktor manusia (Pujiono, Tama, & Efranto, 2013).
Pada penelitian Aprilia et al. sebelumnya, metode HAZOP (Hazard and Operability Study) dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi serta menganalisis sumber bahaya (hazard) sehingga proses yang sedang terjadi dalam suatu sistem atau suatu proses dapat berjalan dengan lancar dan aman serta tidak terjadi kecelakaan kerja (Aprilia et al., 2020).
Penelitian ini bertujuan yaitu untuk mengetahui sumber hazard yang terdapat dalam CV. ABC serta melakukan identifikasi keselamatan kerja dengan menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) melalui perangkingan risk assesment guna mengetahui risiko dari tingkatan ekstrim hingga risiko rendah. Hasil dari penelitian ini adalah untuk memberikan usulan perbaikan yang dapat meminimalkan potensi bahaya yang terdapat di CV. ABC, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman dari bahaya.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif (Sugiyono, 2017), yang berarti mengarah terhadap analisis mendalam terhadap suatu kasus (Siyoto & Sodik, 2015). Dalam penelitian ini, kasus yang dianalisis yaitu mengenai potensi bahaya yang terdapat pada CV. ABC serta memberikan usulan perbaikan terhadap potensi bahaya yang ada sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja. dengan objek penelitian yaitu potensi bahaya yang terdapat pada CV. ABC yang apabila tidak cepat dilakukan perbaikan kemungkinan besar timbul kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan pekerja. Sumber data dalam penelitian yaitu berupa data primer dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan pengelola CV. ABC. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jurnal-jurnal penelitian terdahulu serta buku referensi. Setelah itu dilakukan pengolahan data untuk mengetahui potensi bahaya yang akan diperingkatkan dari yang ekstrim hingga berisiko rendah. Selanjutnya memberikan usulan perbaikan berdasarkan potensi bahaya yang sudah didapatkan, diharapkan bisa diterapkan oleh pihak CV. ABC untuk meminimalkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode HAZOP (Hazard and Operability Study). Penelitian ini dilakukan dalam waktu satu bulan, yaitu dari bulan 3 Mei hingga 3 Juni 2021 Dalam penelitian ini, tahapan yang dilakukan yaitu:
1. Penentuan Nilai Likelihood
Tabel 1
Kriteria Likelihood
Likehood |
|||
Level |
Criteria |
Description |
|
Kualitatif |
Kuantitatif |
||
1 |
Jarang Terjadi |
Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya saat keadaan yang ekstrim |
Kurang dari 1 kali per 10 tahun |
2 |
Kemungkinan Kecil |
Belum terjadi tetapi bisa muncul / terjadi pada suatu waktu |
Terjadi 1 kali per 10 tahun |
3 |
Mungkin |
Seharusnya terjadi dan mungkin telah terjadi / muncul disini atau di tempat lain |
1 kali per 5 tahun sampai 1 kali per tahun |
4 |
Kemungkinan Besar |
Dapat terjadi dengan mudah, mungkin muncul dalam keadaan yang paling banyak terjadi |
Lebih dari 1 kali per tahun hingga 1 kali per bulan |
5 |
Hampir Pasti |
Sering terjadi, diharapkan muncul dalam keadaan yang paling banyak terjadi |
Lebih dari 1 kali per bulan |
2. Penentuan Nilai Consequences
Tabel 2
Kriteria Consequences
Consequences |
|||
Level |
Uraian |
Keparahan Cidera |
Hari Kerja |
1 |
Tidak Signifikan |
Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada manusia |
Tidak Menyebabkan kehilangan hari kerja |
2 |
Kecil |
Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecildan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis |
Masih dapat bekerja pada hari/shift yang sama |
3 |
Sedang |
Cedera berat dan dirawat dirumah sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang |
Kehilangan hari kerja dibawah 3 hari |
4 |
Berat |
Menimbulkan cedera parah dan cacat tetap dan kerugian finansial besar serta menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan usaha |
Kehilangan hari kerja 3 hari atau lebih |
5 |
Bencana |
Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat menghentikan kegiatan usaha selamanya |
Kehilangan hari kerja selamanya |
3. Perhitungan Risk Matrix
Gambar 1
Risk Matrix
4. Perangkingan Risk Assesment dari hasil perhitungan Risk Matrix
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Potensi Bahaya dan Sumber Hazard
Tabel 3. menjelaskan mengenai potensi bahaya dan sumber hazard yang ditemukan pada CV. ABC dari hasil observasi dan wawancara dengan pengelola CV. ABC
Tabel 3
Potensi Bahaya dan Sumber Hazard pada CV. ABC
Potensi Bahaya |
Sumber Hazard |
Jumlah Temuan |
Sikap Pekerja |
|
2 |
Mixing |
Mixer |
1 |
Mesin Roll |
Penggiling atau Roll |
1 |
Bread Line |
Posisi Kerja |
1 |
Steam (Ruang Tunggu Adonan) |
Penempatan Loyang |
1 |
Baking |
Oven |
2 |
Packaging |
Posisi Tangan |
2 |
Total Temuan |
9 |
2. Penilaian Risiko
Penilian Risiko dilakukan dengan risk matrix. Pertama dengan menggolongkan temuan sumber hazard dari Potensi Bahaya yang terdapat pada CV. ABC. Kemudian menentukan tingkat keparahan (Severity) dengan mempertimbangkan nilai kriteria likelihood (L) serta nilai kriteria consequences (C). Pada Tabel 4. adalah penetapan matriks risiko dengan menggunakan nilai kriteria likelihood dan consequences yang ditentukan berdasarkan hasil wawancara serta observasi sumber hazard pada CV. ABC.
Tabel 4
Matriks Risiko
No. |
Sumber Hazard |
Likelihood (L) |
Consequences (C) |
1 |
Sikap Pekerja |
4 |
4 |
2 |
Mixer |
2 |
1 |
3 |
Penggiling atau Roll |
2 |
4 |
4 |
Posisi Kerja |
3 |
3 |
5 |
Penempatan Loyang |
2 |
2 |
6 |
Oven |
3 |
4 |
7 |
Posisi Tangan |
3 |
4 |
Selanjutnya, lakukan operasi pengalian antara nilai likelihood dengan nilai consequence sehingga didapatkan risk level. Kemudia risk level dirangkingkan dengan risk assesment dari urutan paling atas yaitu risk level eksrim hingga urutan paling bawah risk level rendah. Tabel 5. adalah hasil dari Matriks Risiko dengan Perangkingan risk assesment dengan risk level ekstrim hingga rendah.
Tabel 5
Hasil Perhitungan Risk Matrix Setelah Perangkingan Risk Assesment
No. |
Sumber Hazard |
Likelihood (L) |
Consequences (C) |
L � C |
Warna |
Risk Level |
1 |
Sikap Pekerja |
4 |
4 |
16 |
|
Ekstrim |
2 |
Oven |
3 |
4 |
12 |
|
Ekstrim |
3 |
Posisi Tangan |
3 |
4 |
12 |
|
Ekstrim |
4 |
Posisi Kerja |
3 |
3 |
9 |
|
Risiko Tinggi |
5 |
Pengilingan atau Roll |
2 |
4 |
8 |
|
Risiko Tinggi |
6 |
Penempatan Loyang |
2 |
2 |
4 |
|
Risiko Rendah |
7 |
Mixer |
2 |
1 |
2 |
|
Risiko Rendah |
Dari hasil Matriks Risiko dengan perangkingan risk assesment pada tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat 3 kelompok risk level dari 7 sumber hazard. 3 sumber hazard memiliki risk level ekstrim, 2 sumber hazard memiliki risk level dengan risiko tinggi dan 2 sumber hazard yang memiliki risk level dengan risiko rendah.
B. Pembahasan
Dikutip dari penelitian (Hasanudin et al., 2020) sumber hazard dengan risk level ekstrim perlu diberikan usulan perbaikan, karena jika sumber hazard tersebut dibiarkan ada maka hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi pekerja. Berikut adalah usulan perbaikan yang diberikan terhadap sumber hazard dengan risk level ekstrim.
1. Sikap Pekerja
a. Sumber hazard dan frekuensi
Sumber hazard dari sikap pekerja ditemukan sebanyak 7 kali selama dilakukan penelitian.
b. Deviation (Penyimpangan)
Penyimpangan yang ditemukan selama dilakukan penelitian diantaranya:
1.) Tidak menggunakan APD Sarung Tangan ketika melakukan pekerjaan yang melakukan kontak langsung dengan bahan baku roti.
2.) Posisi kerja dari pekerja yang tidak sesuai dengan aturan, yaitu pekerja yang posisi badannya terlalu membungkuk dan membawa beban berlebihan ketika melakukan pekerjaan membawa sebuah beban.
c. Cause (Penyebab)
Penyebab adanya deviation diantaranya:
1.) Kurangnya kesadaran pekerja pada CV. ABC dalam menerapkan aspek K3 diarea kerja, khususnya dalam penggunaan APD sarung tangan.
2.) Pihak pengelola CV. ABC kurang melakukan pengawasan terhadap pekerja sehingga pekerja tidak mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan, khususnya peraturan mengenai batas pengangkatan beban bagi manusia dan tidak tersedianya alat bantu angkut beban sehingga hal tersebut mengakibatkan pekerja mengangkut beban berlebihan.
d. Consequences (Akibat)
Consequences atau akibat yang timbul dari sikap pekerja yang tidak sesuai aturan dan tidak menggunakan APD yaitu (Dwiyanti & Irlianti, 2014):
1.) Kebersihan produk kurang terjaga karena kontak langsung antara tangan dengan bahan baku.
2.) Kelelahan pada tangan serta punggung karena menggangkut beban berlebihan.
3.) Cidera pada tangan atau punggung sebagai dampak dari pengangkutan beban berlebihan.
e. Action (Tindakan)
Tindakan atau usulan perbaikan yang diberikan terhadap CV. ABC dalam mengatasi sumber hazard dari sikap pekerja yaitu:
1.) Pengawasan rutin yang wajib dilakukan pengelola CV. ABC dalam mengawasi penggunaan APD pekerja serta pengawasan dalam proses kerja yang dilakukan pekerja.
2.) Pemberian APD sarung tangan plastik untuk seluruh pekerja.
3.) Membuat display SOP diseluruh area kerja dengan tujuan pekerja tetap bekerja mengikuti SOP.
4.) Membuat display perintah wajib penggunaan APD selama melakukan proses pekerjaan.
5.) Mengadakan seminar pengenalan K3 dilingkungan kerja dengan skala kecil bagi seluruh pekerja pada CV. ABC.
6.) Melakukan pengadaan alat bantu angka beban untuk mempermudah pekerja dalam mengangkut beban.
2. Oven
a. Sumber hazard dan frekuensi
Sumber hazard dari oven ditemukan sebanyak 2 kali selama dilakukan penelitian.
b. Deviation (Penyimpangan)
Penyimpangan yang ditemukan selama dilakukan penelitian diantaranya:
1.) Pekerja tidak menggunakan APD sarung tangan yang berbahan tebal ketika melakukan proses pengangkatan loyang berisi roti yang telah melalui proses baking dari dalam oven.
2.) Tangan yang terlalu masuk kedalam oven ketika masih menyala dalam mengecek kematangan roti.
c. Cause (Penyebab)
Penyebab adanya deviation diantaranya:
1.) Kurangnya kesadaran diri pekerja dalam pentingnya penerapan aspek K3, khususnya dalam penggunaan APD di area kerja.
2.) Pekerja yang lalai dengan tidak sepenuhnya menerapkan SOP dalam melakukan proses pekerjaan.
d. Consequences (Akibat)
Consequences atau akibat yang timbul dari oven yang disebabkan pekerja yang bekerja tidak sesuai aturan dan tidak menggunakan APD yaitu:
1.) Luka bakar ringan akibat melakukan pengangkatan loyang panas dari dalam oven ketika selesai proses baking.
2.) Luka bakar berat akibat tangan yang terlalu masuk kedalam oven ketika melakukan pengecekan kematangan roti.
3.) Cacat akibat dampak dari luka bakar berat yang terlalu parah.
e. Action (Tindakan)
Tindakan atau usulan perbaikan yang diberikan terhadap CV. ABC dalam mengatasi sumber hazard dari oven yaitu:
1.) Membuat display wajib penggunaan APD di area kerja bagian oven.
2.) Pemberian APD sarung tangan kulit kepada pekerja di bagian oven.
3.) Membuat display area panas dan berbahaya disekitar oven untuk menghindari orang yang tidak berkepentingan mendekati oven serta memberitahu kepada pekerja bahwa oven itu panas dan berbahaya.
4.) Pengawasan rutin yang wajib dilakukan pengelola CV. ABC dalam mengawasi proses kerja yang dilakukan pekerja sehingga tidak lalai dalam mengikuti peraturan.
3. Posisi Tangan
a. Sumber hazard dan frekuensi
Sumber hazard dari posisi tangan ditemukan pada proses packaging, dimana selama dilakukan penelitian ditemukan sebanyak 3 kali.
b. Deviation (Penyimpangan)
Penyimpangan yang ditemukan selama dilakukan penelitian diantaranya:
1.) Pekerja tidak menggunakan APD sarung tangan dalam melakukan pekerjaan packing.
2.) Tangan terlalu masuk kedalam mesin packaging.
3.) Jari tangan yang masuk dan terjepit lintasan mesin packaging.
c. Cause (Penyebab)
Penyebab adanya deviation diantaranya:
1.) Kelalaian pekerja yang bekerja tidak mengikuti peraturan atau SOP.
2.) Tidak adanya display peringatan bahaya mesin packaging serta dampaknya.
3.) Tidak adanya pembatas antara tangan dengan mesin packaging dalam melakukan pekerjaan pada bagian packing.
d. Consequences (Akibat)
Consequences atau akibat yang timbul dari posisi tangan dalam proses packing yang disebabkan pekerja yang bekerja tidak sesuai aturan dan tidak menggunakan APD yaitu:
1.) Luka ringan pada tangan dan jari.
2.) Cacat permanen pada jari karena terpotong mata pisau didalam mesin packaging.
e. Action (Tindakan)
Tindakan atau usulan perbaikan yang diberikan terhadap CV. ABC dalam mengatasi sumber hazard dari sikap pekerja pada proses packing yaitu:
1.) Menberikan APD sarung tangan katun kepada pekerja bagian packing.
2.) Memberi pembatas tambahan pada mesin packaging.
3.) Membuat display bahaya mesin packaging.
4.) Pengawasan rutin pengelola CV. ABC dalam mengawasi pekerjaan yang dilakukan pekerja agar tetap sesuai dengan peraturan atau SOP yang berlaku.
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang analisis potensi bahaya pada CV. ABC menunjukkan adanya 7 sumber hazard, dengan 3 sumber hazard yang memiliki risk level ekstrim yaitu sumber hazard sikap pekerja, oven dan posisi tangan pada proses packaging, 2 sumber hazard yang memiliki risk level dengan risiko tinggi yaitu posisi kerja pada bagian proses bread line dan penggilingan atau roll serta 2 sumber hazard yang memiliki risk level �dengan risiko rendah yaitu penempatan loyang pada proses steam dan mixer pada proses mixing. Timbulnya sumber hazard pada CV. ABC disebablan kelalaian pekerja dengan tidak mengikuti SOP atau prosedur kerja, kurangnya kesadaran pekerja dalam menerapkan aspek K3 dilingkungan kerja khususnya dalam penggunaan APD kurangnya pengawasan dari pihak pengelola CV. ABC sehingga ada pekerja yang tidak bekerja mengikuti SOP atau peraturan dan masih kurangnya sarana penunjang penerapan K3 di area kerja, seperti diplay peringatan bahaya, display SOP, display perintah wajib menggunakan APD selama melakukan pekerjaan di area pekerjaan dan masih kurangnya alat dalam membantu meringankana pekerjaan, seperti alat bantu pengangkut beban.
Tindakan atau usulan perbaikan yang diberikan terhadap CV. ABC dengan melihat sumber hazard dengan risk level ekstrim yang artinya perlu dilakukan perbaikan yaitu pemberian APD kepada seluruh pekerja di CV. ABC, pengawasan rutin oleh pengelola CV. ABC agar pekerja tetap bekerja sesuai peraturan atau SOP untuk menghindari kelalaian dan kecelakaan kerja, membuat diplay peringatan bahaya, display SOP diseluruh area kerja dan display perintah wajib menggunakan APD selama melakukan pekerjaan di area pekerjaan. Selain itu, bisa mengadakan seminar pengenalan K3 dilingkungan kerja dengan skala kecil bagi seluruh pekerja pada CV. ABC untuk menumbuhkan rasa pentingnya penerapan K3 di area kerja untuk menghindari kecelakaan kerja yang dapat merugikan perusahaan dan pekerja.
Aprilia, Sarah Putri, Suhardi, Bambang, Astuti, Rahmaniyah Dwi, & Adiasa, Iksan. (2020). Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hazard and Operability Study (HAZOP) : Studi Kasus PT. Nusa Palapa Gemilang. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 19(1), 1�8.
Dwiyanti, Endang, & Irlianti, Ayu. (2014). Analisis perilaku aman tenaga kerja menggunakan model perilaku ABC (Antecedent Behavior Consequence). Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 3(1), 3812. Google Scholar
Elphiana E.G, Yuliansyah M. Diah, &. M. Kosasih Zen. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pertamina Ep Asset 2 Prabumulih. JEMBATANB- Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, (2), 103�118. Google Scholar
Hamdy, Muhammad Ihsan, & Tanjung, Lailatul Syifa. (2016). Analisa potensi bahaya dan upaya pengendalian kecelakaan kerja pada proses penambangan batu adesit di PT. Dempo Bangun Mitra. Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil Penelitian Dan Karya Ilmiah Dalam Bidang Teknik Industri, 2(2), 150. Google Scholar
Hasanudin, Ahmad, Rahma, Ratih Andhika Akbar, Basri, Ani Asriani, & Arifah, Dian Afif. (2020). Analisis Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko K3 dengan Metode Hazard and Operability (HAZOP). KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan MAsyarakat, 6(1), 40�50. Google Scholar
Hasibuan, Abdurrozzaq, Purba, Bonaraja, Marzuki, Ismail, Mahyuddin, Mahyuddin, Sianturi, Efendi, Armus, Rakhmad, Gusty, Sri, Chaerul, Muhammad, Sitorus, Efbertias, & Khariri, Khariri. (2020). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Nur, Muhammad. (2020). Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di PT. XYZ. Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil Penelitian Dan Karya Ilmiah Dalam Bidang Teknik Industri, 4(2), 133. Google Scholar
Pujiono, Bayu Nugroho, Tama, Ishardita Pambudi, & Efranto, Remba Yanuar. (2013). Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Melalui Perangkingan Ohs Risk Assessment And Control (Studi Kasus: Area PM-1 PT. Ekamas Fortuna). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri, 1(2), p253-263. Google Scholar
Redjeki, Sri. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Google Scholar
Sinambela, Lijan Poltak. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja. Bumi Aksara. Google Scholar
Siyoto, Sandu, & Sodik, Muhammad Ali. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media Publishing. Google Scholar
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung. Google Scholar
Copyright holder: Dias Pramudya Ananta, Kusnadi, Dimas Nurwinata Rinaldi (2022)
|
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
|
This article is licensed under: |