Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
STRATEGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) BERDASARKAN 2
KORINTUS 4:1-6 DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Emeliana, Tamba Paruliani,
Ambrosius Siligar
Sekolah Tinggi Teologi Kadesi, Yogyakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Kenakalan Remaja
adalah kegiatan ataupun perbuatan yang melanggar norma, ketentuan, dan peraturan hukum. Biasanya dilakukan oleh anak-anak remaja yang masih sekolah maupun yang tidak sekolah Banyak hal
yang melatar belakangi kenakalan remaja ini ditambah dengan
adanya kesempatan dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga. Strategi
Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu pembelajaran yang diajarkan dalam dunia pendidikan. Peran Pendidikan Agama Kristen mengajarkan tentang dasar iman yang benar untuk mengenal
Tuhan Yesus dan agar manusia dapat memahami
serta meyakini agama
Kristen itu sendiri. Dengan demikian, pembelajaran dan ilmu kekristenan dapat dipahami dan dilakukan dengan baik dalam
diri sendiri, keluarga, remaja, hingga masyarakat luas. Konsep yang terdapat pada Pendidikan Agama Kristen juga dapat berhubungan dengan konsep budaya
yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu setiap pengajar Pendidikan Agama
Kristen harus benar-benar paham dan mengerti strategi dari materi yang akan diajarkan agar tidak salah dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Jadi Pendidikan Agama Kristen berdasarkan
2 Korintus 4:1-6 dapat meminimalisirkan dan mengatasi kenakalan remaja di zaman milenial ini.
Kata Kunci: strategi; PAK; dan mengatasi kenakalan remaja;
2 korintus 4:1-6
Abstract
Juvenile delinquency is an activity or act that violates the norms,
provisions, and legal regulations. Usually done by teenagers who are still in
school or not in school. Many things behind this juvenile delinquency are
coupled with the opportunity and lack of love and attention from the family.
The Christian Religious Education Strategy is one of the lessons taught in the
world of education. The role of Christian Religious Education teaches about the
true basis of faith to know the Lord Jesus and so that humans can understand
and believe in Christianity itself. Thus, Christian learning and knowledge can
be understood and carried out well within oneself, family, youth, and the wider
community. The concepts contained in Christian Religious Education can also
relate to cultural concepts that exist in society. Therefore, every teacher of
Christian Religious Education must really understand and understand the
strategy of the material to be taught so as not to be wrong in delivering the lesson.
So Christian Religious Education based on 2 Corinthians 4:1-6 can minimize and
overcome juvenile delinquency in this millennial era.
Keywords: strategy; SIR; and
tackle juvenile delinquency; 2 Corinthians 4:1-6
Pendahuluan
Pendidikan Agama Kristen merupakan proses pembelajaran
yang berdasarkan pengetahuan
Alkitab, berpusat pada Kristus dan Firman Tuhan sebagai dasarnya
serta bergantung penuh pada Roh Kudus guna mempersiapkan
manusia sehingga menjadi Bait Allah.
Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab merupakan
dasar alkitabiah yang perlu dijabarkan dan dikembangkan menjadi pusat proses pendidikan. Alkitab menjadi, visi, nilai, dan gerakan dalam kerangka
pendidikan.
Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar
dan terencana untuk meletakkan dasar Yesus Kristus (2 Korintus 2:14).
Pendidikn Agama Kristen adalah pengajaran tentang pokok-pokok kebenaran iman Kristen. Pendidikan
Agama Kristen tidak
hanya diberikan oleh gereja dalam lingkungan
tertentu, tetapi juga disejumlah sekolah.
Pelayanan
kepada remaja di dalam gereja maupun
di sekolah dalam konteks masyarakat Indonesia adalah suatu bidang
pelayanan yang strategis bagi gereja.
Masa remaja adalah masa transisi dengan berbagai gejolak yang muncul.� Masa remaja adalah masa dimana mereka mempertanyakan
berbagai hal yang selama ini diajarkan
kepada mereka baik dibidang iman maupun
moralitas. Masa remaja adalah juga masa penuh keterbukaan dan masa di mana mereka
mengambil keputusan penting yang mempunyai konsekuensi bagi masa depan mereka.
Masa remaja
adalah masa seseorang membuat kenangan dan antisipasi tentang masa depan. Masa remaja adalah masa mencari identitas yang khusus. Pada masa remaja seorang mencoba meninggalkan hal-hal yang kanak-kanak dan memperoleh identitas yang unik.� Orang tua dan gereja harus banyak memberikan
perhatian kepada para remaja.
Pendidikan Agama Kristen diharapkan dapat membina persekutuan pribadi para remaja dengan Tuhan Yesus.
Martin Luther berpendapat
Pendidikan Agama Kristen adalah �Pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk
belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita
dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekaan.
E.G Homrighausen juga
berpandangan �Pendidikan Agama Kristen berpangkal pada persekutuan umat Tuhan. Dalam
Perjanjian Lama pada hakekatnya
dasar-dasar terdapat pada sejarah suci purbakala,
bahwa Pendidikan Agama Kristen itu
mulai sejak terpanggilnya Abraham menjadi nenek moyang umat
pilihan Tuhan, bahkan pada Allah sendiri karena Allah menjadi peserta didik bagi
umat-Nya.
Metode Penelitian
Metode
penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan
pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan oleh penulis melalui
kajian terhadap sumber-sumber pustaka yang terkait dan dideskripsikan secara deskriptif
untuk menjelaskan strategi PAK berdasarkan
2 Korintus 4:1-6 (Ristiono & Arifianto, 2021).
Hasil dan Pembahasan
A. Pengertian Strategi
Menurut
Fandy Tjiptono Istilah strategi berasal dari bahasa yunani �strategia� (Stratos
= militer dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi
seorangjendral.� Strategi juga berarti
sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan
kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan
tindakan tertentu
(Tjiptono, Chandra, & Adriana, 2008).
Menurut
Ali Hasan strategi adalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi
bisnis berskala besar, menggerakan semua sumber daya perusahaan yang dapat
menguntungkan secara� aktual dalam bisnis (Hasan, 2010).
Menurut
David astrategi adalah rencana, yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan yang dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (David, 2004).
B.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan
adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.
Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
�menuntun, mengarahkan, atau memimpin� dan awalan e, berarti �keluar�. Jadi, pendidikan berarti kegiatan �menuntun ke luar�.
Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif
pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan
dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Frederick
J. Mc Donald mengemukakan pendapatnya
bahwa pendidikan ialah suatu proses yang arah tujuanya adalah
merubah tabiat manusia atau peserta
didik.
Plato mengatakan Pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani
dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.
Prof. dr. Dedi Supriadi mengatakan
pendidikan adalah suatu fungsi yang harus dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara terpadu dengan berbagai institusi yang diadakan dengan sengaja untuk mengembangkan fungsi pendidikan.
Pendidikan
adalah hal yang sangat penting didalam sejarah kehidupan manusia karena seseorang yang menerima didikan dengan tulus akan membuat
kehidupannya lebih baik. Pendidikan tidak hanya berbicara formal di bangku sekolah atau kuliah saja,
tetapi pendidikan yang utama adalah dari
orang tua, keluarga dan lingkungan masyarakat. Pendidikan
adalah proses belajar yang dilakukan untuk mengerti, memahami dan melakukan hal yang di pelajari, ini yang membuat pendidikan itu berhasil bukan
hanya sebagai penampung pengetahuan tetapi mampu memyelesaikan
masalah yang terjadi dan memilki ide untuk menciptakan sesuatu yang baru.
C. Pengertian PAK
Dari pembahasan
sebelumya telah dijelaskan tentang pengertian Pendididikan secara umum.
Amsal 22: 6 Mengatakan
�Didiklah orang muda menurut jalan yang patut bagi-nya maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
menyimpang dari jalan itu.� Hal ini menegaskan bahwa anak remaja
harus mendapatkan pendidikan rohani yang bisa membuat mereka
mengenal Tuhan dan hidup sesuai dengan
kehendak Tuhan. Apapun situasi yang mereka hadapi akan
tetap mempertahankan imannya kepada Kristus dan tidak mudah terjerumus dalam dosa dan pengaruh pergaulan dunia remaja.
PAK Remaja
adalah pengajaran yang berdasarkan Firman
Tuhan atau Alkitab untuk membawa
remaja mengenal Tuhan dan mengalami pembaharuan karakter menjadi serupa dengan Kristus.
Tanpa mengalami
perjumpaan dengan Tuhan Yesus seseorang
akan menjadi manusia yang egois tanpa menghargai perasaan orang lain bahkan nyawa sesamanya. Tuhan yang merupakan sumber kasih akan
memampukan remaja Kristen untuk hidup dengan
memuliakan Tuhan dalam setiap pergaulan-pergaulan
hidup remaja pada zaman milenial ini.
Robert L. Browning mendefenisikan upaya PAK Remaja sebagai suatu upaya menolong
para remaja "menjelajahi
seluruh medan hubungan-hubungan", mengalami
selaku remaja "dalam terang Injil",
menemukan kepribadian yang tepat, dan menerima tanggung jawab bagi makna dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka
ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi gereja dalam
dunia.
Di mata
Browning tujuan PAK Remaja seharusnya sama dengan tujuan total gereja. Ia melanjutkan
dengan mengatakan bahwa tujuan PAK Remaja adalah mengasuh
para remaja dalam paguyuban (perkumpulan yang bersifat kekeluargaan)� Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil dan mengalami maknanya, menyadari kasih Allah hidup mereka, dan meresponnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen Remaja adalah pendidikan
yang berupaya menolong para
remaja untuk hidup dalam terang
Injil, menemukan kepribadian yang tepat, menerima tanggung jawab bagi makna
dan nilai yang menjadi jelas bagi mereka
ketika mereka mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan tujuan dan misi gereja dalam
dunia. Para remaja dibentuk
dalam paguyuban Kristen sehingga mereka dapat mendengar Injil, mengalami maknanya, menyadari kasih Allah atas hidup mereka, dan meresponsnya dalam iman dan kasih.
Pendidikan Agama Kristen untuk remaja merupakan
pendidikan yang menyadarkan
setiap remaja akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus,
agar mereka mengetahui diri mereka yang sebenarnya.
Pendidikan ini bertujuan untuk
menjadikan remaja bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan Kristen, memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap pada pengharapan Kristen. Kaum remaja harus
mengenal Yesus Kristus dan jika sudah mengenal Dia, harus rela
memutuskan segala ikatan lain untuk mengikut dan melayani Yesus. Jika remaja mau dipakai Tuhan
bagi pekerjaan-Nya dan ikut ambil bagian
dalam melayani Tuhan, justru merekalah
yang dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk membangun kerajaan-Nya di antara umat manusia.
Menurut E.G. Homrighousen,
PAK Remaja adalah usaha sadar gereja
dalam mendidik anak didik (remaja)
dalam rangka pewarisan iman Kristen dengan segala kebenaranya,
sebagaimana yang dinyatakan
dalam Alkitab dan melatih mereka untuk hidup harmonis
sesuai dengan iman Kristen supaya mereka dapat menjadi
anggota gereja yang dewasa yang menyadari dan menyakini imannya dan menyatakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Pengertian PAK menurut
para ahli yang dirangkum
oleh Paulus Lilik Kristianto
dalam bukunya yang berjudul �Prinsip & Praktek Pendidikan Agama Kristen:
� Hieronimus (345-420) PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga menjadi
bait Tuhan. (Mat.5:48).
� Agustinus (345-430) PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya �melihat Allah� dan �hidup bahagia.�.
� Martin Luther (1483-1548)
PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar
teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta
bersukacita dalam Firman Yesus Kristus
yang memerdekakan.
� John Calvin (1509-1664)
PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka:
� Terlibat dalam
penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana
dengan bimbingan Roh kudus.
� Mengambil bagian
dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja.
� mengabdikan diri
kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam
pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung
jawab (Kristanto, 2006).
D.
�Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja adalah suatu kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang berumur diantara
13-17 tahun. Mengingat di Indonesia pengertian dewasa selain ditentukan oleh
status pernikahan, maka bisa ditambahkan bahwa kenakalan remaja yaitu suatu
perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mereka yang berumur antara 13-17
tahun dan belum menikah.
Kenakalan remaja
bisa dilakukan oleh seoarang remaja saja, atau bisa
juga dilakukan bersama-sama
suatu kelompok remaja.
E. Latar Belakang Permasalahan
Kenakalan Remaja
Tumbuh kembang
remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa
lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini
sulit diatasi. Sering kita mendengar
berita ditelevisi maupun di radio tentang kenakalan remaja, diantaranya tawuranyang dilakukan oleh pelajar, pemakain narkoba, geng motor dan lain-lain.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa
lagi menjadi jaminan untuk kemajuan
Bangsa dan Negara, bahkan perilaku mereka cenderung merosot.
F. Masalah-Masalah yang Dihadapi Remaja
Sehubungan dengan
perubahan yang radikal pada
remaja, muncul juga berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut muncul pada semua remaja, namun tidak
semua remaja yang mengalami penyimpangan tingkah
laku, Hal ini tergantung pada banyak faktor, antara
lain kematangan psikis,
moral dan pendidikan. Masalah
yang dihadapi remaja sebagai berikut:
1. Masalah yang berkaitan
dengan fisik dan psikis
dengan adanya
perubahan fisik cepat dan hampir menyeluruh, maka pada diri remaja muncul
perasaa canggung terhadap keadaan fisiknya. Remaja merasa kesulitan untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya. Hal ini mau tidak
mau akan menimbulkan kegoncangan psikisnya juga. Muncul perasaan bigung, cemas, asing, pada diri sendiri, tidak
puas dengan keadaan diri dan perasaan-perasaan lain yang tidak
menentu.
2. Masalah sex
Masalah ini
muncul seiring dengan masaknya organ-organ
sexual. Pada masa ini remaja
mulai tertarik dengan lawan jenis
dan mulai jatuh cinta. Secara bilogis
mereka sudah mampu memproduksi. Disamping itu, juga muncul dorongan sexual yang cukup kuat, bahkan
dorongan tersebut makin kuat pada masa remaja akhir (19-21 tahun).
3. Masalah Sosial
Pada masa remaja muncul dua
dorongan yang sama kuat, yaitu dorongan
untuk lepas dari orang tua dan dorongan untuk bergabung dengan teman sebayanya. Bila dorongan pertama
tidak diikuti oleh dorongan kedua, maka anak akan
merasa terganggu hubungan sosialnya. Dan jika dorongan kedua
terwujud dan orang tua lepas tangan, maka
remaja akan larut dalam kelompoknyadan
kemungkinan akan mengabaikan orang tua
dan keluarganya. Hal ini akan lebih berbahaya
jika terjadi pertentangan atau perbedaan norma antara norma keluarga
dan norma kelompok. Bila hal ini
terjadi dirasakan berat bagi remaja
sebab pada dasarnya remaja lebih mementingkan
solidaritas dengan temanya, namun dipihak lain mereka juga masih tergantung dengan orang tuanya.
4. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi
akan lebih dirasakan oleh remaja yang mulai pacaran dan remaja sangat aktif. Disatu pihak mereka
membutuhkan uang lebih banyak dalam rangka
kegiatannya, sementara
orang tua tidak peduli pada kebutuhan yang meningkat. Bila hal ini terjadi
tanpa diimbangi dengan bertambahnya income maka akan menimbulkan
tingkah laku kriminal antara lain pencurian, penipuan dan pemerasan dll.
5. Masalah masa depan
Beberapa yang menyangkut
masa depan adalah antara lain : sekolah,
pekerjaan dan teman hidup. Bagi remaja,
ketiga hal tersebut serba kabur dan belum menentu. Remaja selalu berfikir ke mana melanjutkan sekolah setelah lulus SLTP/SLTA?. Sekolah atau
bekerja, jika bekerja, kerja apa dan dimana? Siapa teman hidup
saja dan bisakah saya mendapatkan teman hidup yang cocok? Bila sampai
akhir masa remaja belum mendapatkan gambaran yang jelas maka akan membebani
remaja.
6. Perubahan cara
berfikir
Di samping
perubahan fisik dan emosi yang menyolok, pada remaja terjadi juga perubahan cara berfikir, yaitu dari abstrak dan penuh fantasi, berubah kearah berfikir secara konkrit, rasional dan kritis.
G. �PAK dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Berdasarkan 2 Korintus 4:1-6
Dalam menghadapi
masalah kenakalan remaja, yang terpenting ialah hubungan kreatif dengan Firman Allah. Alkitab merupakan pedoman orang Kristen
yang percaya kepada Yesus Kristus, yang didalamnya berisikan berbagai hal tentang
ajaran-ajaran mengenai berbagai hal seperti
didikan, teguran, nasehat, dan perintah Tuhan kepada umat-umat-
Nya.Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga menggunakan Alkitab sebagai pedoman dalam menemukan
strategi PAK berdasarkan 2 Korintus
4:1-6 dalam mengatasi kenakalan remaja.
1.
Deskripsi Kitab 2Korintus 4:1-6
Surat 2Korintus adalah salah satu surat yang ditulis oleh Rasul
Paulus. Nama kitab ini diambil
dari mana tempat ditujukan surat ini yaitu Korintus.
Peneliti akan mendeskripsikan mengenai Kitab
2Korintus sebagai berikut:
1) Latar Belakang
Kota Korintus
Latar belakang
adalah suatu yang menceritakan berbagai peristiwa yang terjadi, dalam berbagai sisi seperti tempat
kejadian, kondisi dan kehidupan sosial saat peristiwa terjadi. Kota Korintus merupakan kota pelabuhan yang menghubungkan
Yunani Utara dan Yunani Selatan. Kota ini memilki dua pelabuhan
satu di Timur (Kengkrea)
dan satu di pantai barat (Lekhainia). Pelabuhan bagian
Timur melakukan perdagangan
dengan Asia Kecil, sedangkan
pelabuhan bagian Selatan melakukan perdagangan dengan Italia. Jarak antara pelabuhan Timur dengan Barat adalah 6 Km. Karena sangat dekat antara kedua pelabuhan
ini maka dibuat terusan yang menghubungkan kedua pelabuhan sehingga Korintus menjadi kota pelabuhan pusat perdagangan dan industri (Benyamin & Baru�Sejarah, 2010).
Kota Korintus
terkenal sebagai pusat kekuasaan politik, perdagangan, budaya dan kesenian. Kota ini relatif baru,
karena sebelumnya dihancurkan oleh orang-orang Romawi
pada tahun 146 SM, dan dibangun
kembali oleh Julius Caesar pada tahun
44 SM. Kota ini menghubungkan
daratan Yunani Peloponesos,
berfungsi sebagai daerah penghubung antara Utara dan Selatan, maupun sebagai kota pelabuhan
terbesar yang mempertautkan
Timur dan Barat. Pada 37 SM Korintus menjadi pusat Provinsi
Romawi, yaitu Akhaya, yang diperintah oleh seorang protokol Romawi.
Kota Korintus
menjadi kota Metropolitan
yang sangat berkembang, kota
ini mengandung penduduk campuran dari Timur dan Barat. Tetapi sebagai kota pelabuhan
banyak sisi-sisi negetif yaitu kejahatan
dan imoralitas seksual yang
mana kota yang tidak bermoral. Kota Korintus juga tempat berkembangnya pemujaan dewa-dewi. Dalam segi budaya,
bahasa dan agama, Korintus adalah tempat meleburnya
budaya Timur dan budaya
Barat.
Kota ini
ada yang berkependudukan
orang Yahudi yang mana mereka
beribadah di Sinagoge untuk melakukan peribadahan setiap hari sabat, dan Paulus biasanya ikut dengan
orang Yahudi untuk beribadah pada hari Sabat. Karena kota Korintus juga sebagai yang beragam penduduk dan terbuka untuk menerima
pengaruh asing, serta mencoba segala
sesuatu yang mereka senangi, itu sebabnya
juga agama Kristen cepat diterima
dan menyebar di kota Korintus (Kis. 18:1-12).
2) Latar Belakang
Penulisan Kitab 2Korintus
Surat-surat
kepada jemaat di Korintus termaksud tertua Perjanjian Baru, yang disusun sekitar 25 tahun sesudah penyaliban Kristus. Ditulis setelah penulisan Kitab
1Korintus, kitab 2Korintus merupakan semacam surat perdamaian
dan rujukan antara Paulus
dan jemaat di Korintus. Seperti yang telah diutarakan waktu ditulisnya 1Korintus dan 2Korintus terjadi
bentrokkan hebat antara jemaat dan Paulus, dan
juga Timotius yang dikirim
Paulus tidak berhasil baik (1Korintus 4:17;16:10). Bentrokan
menjadi-jadi dan meruncing waktu Paulus secara mendadak mengujungi jemaat (2Korintus 5;2:5; 7:12).
2.
Eksposisi Kitab 2Korintus 4 :1-6
Isi keseluruhan
2Korintus 4: 1-6 adalah sebagai
berikut: 1Oleh kemurahan
Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 2Tetapi
kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah.
Sebaliknya kami menyatakan
kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang
di hadapan Allah. 3Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa, 4yaitu
orang-orang yang tidak percaya,
yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 5Sebab
bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai
Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. 6Sebab Allah yang telah
berfirman: "Dari dalam
gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita,
supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Pada pasal
ini diceritakan tentang kesetiaan rasul Paulus dan para pengikutnya
dalam pekerjaan mereka. Dalam ayat-
ayat ini kesetiaan mereka dinyatakan ayat 1, ketulusan mereka dikukuhkan ayat 2, sebuah keberatan disingkirkan ayat 3-4, dan kejujuran hati mereka terbuktikan ayat 5-7 (Henry, 2015).
Peneliti dalam
penelitian ini mengambil inditator dari 2Korintus 4: 1-6 tetapi peneliti membatasi pengambilan indikator hanya sampai pada ayat ke empat,
indikatornya sebagai berikut.
a) Tidak tawar
hati (ayat 1b)
Kata tawar
hati kata lainnya adalah patah semangat,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tawar adalah tidak ada
rasanya, kurang asin, kurang sedap;
hilang keberanian; tidak gembira; tidak bernafsu; tidak menaruh perhatian.
Dalam Bahasa Yunani tawar hati adalah ekkakew� memiliki
defenisi pingsan, lelah. Asal kata ek dan kakos. Penggunaan
pingsan atau jemu yang artinya untuk kehilangan hati, akan menjadi
lelah (Lee, 2020).
Menurut Friberg tawar hati adalah
egkakeo,
yang dapat diartikan benar- benar bertindak
buruk dalam beberapa keadaan; dengan partisip berikut menjadi lelah atau lelah
melakukan sesuatu, karena gagal bertahan
dengan sukses menyerah, menjadi putus asa, kehilangan
hati.
Menurut Liddell tawar hati adalah
berkecil hati, menjadi lelah. Tawar hati adalah
suatu perasaan seseorang yang patah semangat atau tidak
mau melakukan sesuatu sebab dia
telah gagal dalam yang dia lakukan sehingga tidak mau bangkit
untuk melakukannya lagi.
Menurut Gingrich kata egkakew memiliki bentuk Kala Kini, kalimat aktif, modus indikatif. Arti Kala Kini dalam Bahasa Yunani lebih menunjuk kepada sesuatu yang sedang dilakukan, yang dalam arti ini adalah suatu
pekerjaan yang sedang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu yang sekarang. Kalimat aktif adalah bentuk
kata kerja yang mengindikasikan
hubungan subyek dengan tindakan yang dilakukannya. Modus Indikatif adalah modus yang menegaskan aktualitas, kepastian, atau realitas tindakan
dari sudut pandang pembicara.
Menurut Gingrich egkakeo adalah menjadi lelah, lelah, putus asa.
Secara gramatikal kata
�kami telah menerima� dalam kalimat yang dipakai oleh rasul Paulus adalah nominatif jamak, nominatif adalah untuk menunjukkan
fungsinya sebagai subjek/pelaku kalimat
dan jamak adalah lebih dari satu
atau banyak. Sehingga kata �kami telah menerima� menunjuk kepada beberapa orang yang telah menerima pelayanan dari Allah sendiri. Kami yang dimaksudkan
oleh Paulus adalah dirinya sendiri, Titus, Timotius dan juga
para pekerja di ladang Tuhan,
tetapi dalam konteks ini yaitu
mereka yang pelayanan di jemaat Korintus. Kata menerima pada kalimat yang dipakai oleh Paulus adalah bentuk kata kerja imperfek (suatu pekerjaan/perbuatan sedang dilakukan atau dilakukan berulang-ulang dalam waktu lampau), yang artinya adalah mendapatkan, mempunyai, memegang, menyimpan, memelihara, memperoleh. Kata Pelayanan adalah suatu objek yang dituju. Kata tidak tawar hati merupakan
keterangan sikap yang harus dimiliki seseorang yang berpribadi unggul.
Berdasarkan struktur
kalimat yang disampaikan rasul Paulus, maka dapat diketahui bahwa secara gramatikal
kata �kami� adalah subjek,
�telah menerima� adalah predikat, �pelayanan� adalah objek, �tidak tawar
hati merupakan keterangan�. Setelah memahami struktur kalimat, maka hukum struktur
dapat disimpulkan dari setiap pengkalimatan.
Rasul Paulus mengatakan �karena
itu kami tidak tawar hati), ayat
1a juga mengatakan �oleh karena
kemurahan Allah�. Hukum struktur
yang tepat dari indikator dalam 2Korintus 4:1 adalah sebab � akibat. Menurut Herman Madjan dalam Diktat Hermeneutik, hukum struktur sebab-akibat adalah �satu hal
yang
menyebabkan hal
yang lain. dengan kata-kata kunci:
karena, sebab, jikalau, maka, dan lainnya�.
Konteks pelayanan
yang dimaksud oleh Paulus dalam
hal ini adalah
pelayanan pemberitaan Injil, dengan itu
Paulus tidak tawar hati sebab pelayanan
yang dia lakukan bukanlah pelayanan dari manusia tetapi
pelayanan yang dia terima dari Allah sebagai karunia yang diberikan kepada Paulus.
Perkataan Paulus kami tidak tawar hati,
dia bukanlah hanya menggunaka kecil hati tetapi
tawar hati (Darmaputera, 2008). Sebab kalau kita
perhatikan arti tawar adalah hambar, berarti jika hambar
hati tidak terasa apa-apa, tidak bergairah, dan tidak ingin apapun.
Dengan berbagai masalah yang terjadi di Jemaat Korintus saat itu Paulus tidaklah berkata tawar hati tetapi
Paulus berkata kami tidak tawar hati, Paulus mengarahkan pandangannya ke atas, Paulus menetapkan arah hatinya kepada Allah. Yang dapat diartikan bahwa dengan Paulus melihat Allah maka perjuangan Paulus tidaklah berhenti untuk memberitakan Injil walaupun banyak penolakan serta cemooh yang Paulus terima.
Paulus tidak
tawar hati, melainkan dia terus
memiliki semangat untuk melakukan pelayanan yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya. Paulus menyerahkan segalanya kepada Tuhan sebab Paulus tahu bahwa pelayanan
yang dia lakukan berasal dari Tuhan
sendiri, Paulus hanyalah sebagai alatnya Tuhan selain itu
Paulus membiarkan Tuhan
yang turut bekerja supaya orang-orang dapat menerimanya (bandingkan Yesaya 64:8).
Dalam buku
J. Knox Chamblin mengatakan
bahwa pada saat Paulus pelayanan di Korintus banyak yang menjadi pergumulannya, tetapi dia terus bersukacita
(2Korintus 12:10) (Chamblin, 2008).
Menurut Matthew Henry tidak tawar hati
dalam hal ini adalah untuk
menguji kesetiaan dan ketekunan mereka dalam bekerja dinyatakan
dimana kami tidak tawar hati di bawah
tekanan pekerjaan kami serta mereka juga tidak berhenti dari pekerjaan mereka. Keteguhan hati mereka ini
adalah berkat kemurahan Allah.Dari kemurahan dan kasih karunia yang sama inilah mereka menerima
jabatan Rasul (Henry, 2015).
Dalam tafsiran
Alkitab Masa Kini ayat 1 membahas tentang keindahan pelayanan Perjanjian Baru yang diberikan Allah kepada Paulus, yang lebih unggul daripada pelayanan Musa (3: 6-18), sudah memberi semangat kepada Paulus.
Pelayanan itu
adalah kemurahan Allah dan tidak berpautan dengan jasa-jasa, sebab Paulus sadar benar-benar bahwa dia sama sekali
tidak layak untuk pelayanan itu (1Timotius. 1 :12-17).
Jadi untuk
memiliki pribadi yang unggul seperti Paulus yang tidak tawar hati
terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya, walaupun banyak penderitaan, cemooh yang dilakukan kepadanya tetapi milikilah hati yang semangat dalam berbagai apapun selagi yang dilakukan itu benar.
b) Tidak Berlaku Licik
(ayat 2a)
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia tidak
berlaku licik memiliki arti lain yaitu berlaku curang yang memiliki arti tidak adil, tidak jujur,
tidak lurus hati. Menurut Friberg berlaku �peripateo� secara harfiah adalah dengan konotasi
menghabiskan waktu di tempat berjalan-jalan, berkeliling, secara kiasan, tentang bagaimana seseorang berperilaku sehari-hari, hidup dengan datif
untuk menunjukkan keadaan, perilaku, dan jenis kehidupan yang menyertai dengan preposisi frase berperilaku sedemikian rupa (dengan kata keterangan). Friberg berpendapat bahwa berlaku licik,
panourgia� adalah kemampuan ketat untuk setiap pekerjaan;
dalam Perjanjian Baru (PB) dalam arti licik, licin, tipu
daya.
Menurut Barclay licik, panourgia,yang
diartikan sebagai tipu daya, licik,
kelicikan. Dari pendapat tokoh di atas peneliti
lebih setuju pada pendapat Friberg, sebab pada konteks ini merunjuk
pada perilaku dengan sedemikian rupa, sebab kalau kita
gabungkan tidak berperilaku licik.
Kata tidak
berlaku licik adalah noun, dative,
feminine, singular. Yang mana tidak berlaku licik merupakan
kata benda tunggal yang bersifat feminim dan dativ yang merupakan objek penderita dalam hal ini
dapat diartikan bahwa tidak berlaku
licik dalam konteks ini yang mana dikatakan kami tidak berlaku licik, kami dalam konteks adalah
Paulus dan kawan sekerjanya,
merekalah yang menjadi subjek dan juga yang menjadi objek terhadap perkataan ini, yang mana mereka berkata benar.
Licik dapat
diartikan dengan lihai mencari jalan
pintas dan memberikan hasil kerja yang buruk, perbuatan licik ini tidaklah
berkenan kepada Tuhan, Allah tidak mau umat-Nya melakukan
kelicikan dalam hidupnya.
Berdasarkan gramatikal
kalimat �kami tidak berlaku licik�, ini adalah sebuah
present active imperative dari perilaku licik.
Kami adalah subjek dan objek, yaitu Paulus dan teman sekerjanya di Korintus. Tidak berlaku adalah predikat, dan licik adalah keterangan. Menjadi seorang pelayan Paulus tidak pernah berperilaku curang untuk memberitakan
kebenaran.
Dalam hal
ini Paulus menyatakan bahwa dia tidak
pernah berlaku licik (Yunani panourgia, dipakai dalam 11 :3 bagi penipuan iblis
terhadap hawa), sekalipun dia dituduh
melakukannya (12:16). Paulus juga tidak
memalsukan firman Allah, artinya dengan menerapkannya secara salah (2:
17) atau memperhatikannya
(1Kor 9: 21; 14:21), seperti yang agaknya
dituduhkan oleh orang Yudaisme
di Korintus.
Menurut Matthew Henry ayat 2 ini merupakan
ketulusan hati mereka dijamin, melalui beberapa pernyataan yaitu menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan. Perbuatan yang memalukan merupakan hal yang tersembunyi, yang tidak tahan diungkapkan
dalam terang. Orang-orang
yang berbuat kelicikan harusnya merasa malu, terutama kalau diketahui orang lain. Hal-hal yang demikian Paulus tidak ingin terjadi
tetapi sebaliknya dia menolak dan menghindarinya. Dia tidak berlaku licik,
atau dengan cerdik dan lihat menyamari perbuatannya, tetapi berbuat apa adanya dan terbuka.
Secara historinya
dalam ayat 2 ini Paulus menegaskan/memberitahukan bahwa Dia sebagai pelayan
Tuhan tidak pernah berlaku licik sebab banyak
yang mengatakan bahwa Paulus
dalam pelayanannya dia curang serta
memalsukan firman Tuhan.
Paulus dalam
hal ini tidak
seperti guru-guru palsu
yang memalsukan kebenaran firman Tuhan untuk
kepentingannya sendiri tetapi Paulus melakukan pemberitaan firman Tuhan sesuai dengan
yang telah dikaruniakan
oleh Yesus Kristus kepadanya untuk disampaikan kepada orang banyak untuk kemuliaan
Tuhan.
Jika dihubungkan
dalam penelitian ini untuk pembentukan
pribadi unggul jangan pernah berperilaku
yang tidak terpuji seperti berlaku licik tetapi yang dikehendaki ialah berbuatlah yang benar yang sesuai di hadapan manusia dan di hadapan Tuhan. Jika kita lihat dari latar
belakang kehidupan Paulus
yang dulunya adalah seorang anti Kristus yang tidak mengenal kebenaran bahkan menjadi seorang.
musuh Kristus,
Paulus sebelum pertobatan memang melakukan hal-hal yang tidak baik tetapi setelah
Paulus mengalami hidup baru di dalam Yesus
Kristus hidupnya diubahkan menjadi manusia baru yang mengalami pembentukan rohani yang mengenal Kristus dan menjadi pengikut-Nya. Penerapannya ketika peserta didik mengalami hidup baru maka
seorang siswa tidaklah berbuat hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan Yesus Kristus,
tetapi menyatakan kebenaran, dalam hal ini seorang
peserta didik telah mengalami pembentukan pribadi unggul yang sangat baik.
c) Menyatakan Kebenaran (ayat
2b)
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia menyatakan
adalah menerangkan; menjelaskan; menunjukkan; mengatakan; mengemukakan. Kata fanerosei noun datif, feminim. Menurut Barclay �fanerosis� adalah membawa, mengungkapkan dalam cahaya penuh kebenaran.
Menurut Friberg fanerosei adalah sebagai tindakan yang membuat publik, pengumuman yang jelas, bukti pengungkapan, membuat diketahui, wahyu.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kebenaran
berasal dari kata dasar benar yang artinya sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: tidak berat sebelah; adil lurus (hati):
dapat dipercaya (cocok dengan keadaan
yang sesungguhnya); tidak bohong. Sedangkan kebenaran adalah keadaan (hal dan sebagainya) yang cocok dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar) ada, kelurusan hati; kejujuran.
Kebenaran dalam
bahasa Yunani adalah aletheia yang definisinya kebenaran, tetapi bukan hanya
kebenaran yang diucapkan; kebenaran gagasan, realitas, ketulusan, kebenaran dalam bidang moral, kebenaran ilahi diungkapkan kepada manusia, keterusterangan. Asal kata alethes yang artinya benar. Penggunaan kata ini adalah benar,
kebenaran, kejujuran.
Kebenaran yang dinyatakan
oleh Paulus adalah kebenaran
yang berasal dari Tuhan, yang telah tertulis dalam Alkitab. Allah sendiri adalah kebenaran dan kebenaran/ firman-Nya adalah Allah (Yohanes 17:17).37
Secara kontek
kalimat ini yang dinyatakan oleh Paulus adalah
Allah sendiri, Paulus mau memperkenalkan Allah kepada orang-orang
yang ada di Korintus, bahwa Allah itu adalah kebenaran yang dicari selama ini,
yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Perkataan menyatakan kebenaran ini ada
kaitannya dengan pernyataan sebelumnya bahwa Paulus tidaklah berlaku licik tetapi
yang dia nyatakan adalah kebenaran yang hanya berasal dari
Allah, dan yang akan menanggungnyapun
diri sendiri apabila melakukan setiap kelicikan (Willis, 2017).
Paulus menyatakan
bahwa dia hanyalah sebagai hamba Kristus, ini bukanlah
suatu pujian melaikan pengakuan tulus perihal kesediaan
untuk melakukan hal yang baik bagi
jiwa-jiwa mereka, untuk memajukan kepentingan rohani mereka yang kekal.
Paulus adalah
utusan Kristus yang terikat pada tugas menyampaikan apa yang Kristus percayakan kepadanya (2Kor. 5:20). Paulus memberitakan
firman Allah, bukan ucapan manusia (1Tes. 2:13) serta Paulus diajarkan bukan oleh hikmat manusia melainkan oleh Roh Allah (1Kor. 2:13) dengan itu Paulus mengatakan ajarannya suatu kebenaran (alitheia) yang sejati bukan palsu,
yang nyata bukan khayalan, yang bisa dipercaya bukannya yang menipu (Chamblin, 2008).
Situasi yang dialami
Paulus saat pelayanan di Korintus sungguh banyak yang mengatakan bahwa pemberitaan yang dia lakukan tidaklah
benar bukan berasal dari Tuhan
tetapi yang dia buat-buat, tetapi dengan berbagai macam tuduhan yang dilontarkan kepadanya dia tidak pernah
goyah dia terus menyatakan kebenaran sebab kebenaran yang dia sampaikan berasal dari Allah.
Perihalnya pribadi
unggul haruslah memiliki jiwa yang tangguh serta bertanggung
jawab, setiap yang dilakukan serta yang diperkatakan haruslah dengan tulus hati
serta ikhlas melakukannya tanpa memutar balikkan kebenaran tetapi menyatakannya dengan sejujur-jujurnya, peserta didik yang telah mengalami pembentukan pribadi unggul maka yang harus dilakukan adalah menyatakan kebenaran sebab dia telah
hidup baru, yang telah diubahkan.
d) Menyerahkan Diri (ayat
2b)
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia menyerahkan
diri berasal dari dasar kata menyerah yang diartikan berserah, pasrah, menyerahkan diri pada yang berwenang, menurut saja, tidak melawan.
Sedangkan menyerahkan adalah memberikan, memasrahkan, memberikan dengan penuh kepercayaan.
Dalam bahasa Yunani menyerahkan adalah sunistanovtes
()
yang definisinya untuk menempatkan bersama, memuji, membuktikan, menunjukkan.
Menyerahkan diri
(suneidesin) sunei,dhsin verb participle present active nominative
masculine plural kata dasarnya adalah suni,sthmi. Menurut Friberg menyerahkan diri dari makna dasar
disatukan; (1) secara transitif; aktif, sebagai membuat persetujuan dikenal seseorang, merekomendasikan pasif direkomendasikan; seperti diketahui oleh tindakan menunjukkan, membawa; (2) intransitif (aktif tengah dan sempurna); berdiri bersama, berdiri dengan; ada, miliki,
teruskan.
Menurut Gingrich suni,sthmi memiliki 2 makna yaitu transitif,
bertindak. dan lulus hadir,
memperkenalkan, (merekomendasikan)
dan intransitif, berdiri dengan atau melanjutkan,
bertahan, ada, terdiri, disusun, disatukan.
Secara historial
Paulus menunjukan dirinya kepada orang banyak bahwa dia tidaklah
memalsukan firman Allah justru Paulus menolak segala perbuatan yang memalukan yang dilakukan oleh
orang-orang di Korintus. Perbuatan
yang memalukan seperti percabulan, mengikuti keinginan daging/nafsu duniawi.
Paulus dalam
hal ini siap
untuk dibawa atau berdiri bersama-sama
untuk bersaksi terhadap kebenaran yang dia sampaikan, tanpa ada keraguan
ataupun ketakutan sebab yang Paulus katakan benar. Menyerahkan diri dalam konteks
ini adalah suatu metode yang dipakai oleh Paulus, dia berkata bahwa kami menyerahkan diri untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah (Pfeiffer & Harrison, 2001).
Tetapi di ayat
3 mengatahan bahwa �jika kebenaran yang disampaikan oleh Paulus masih tertutup maka Dia
tertutup bagi mereka yang akan binasa�. kebenaran yang masih tertutup dalam hal ini
adalah pemberitaan firman Tuhan yang telah disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Penyebab kebenaran yang disampaikan oleh
Paulus masih tertutup karena orang-orang Korintus masih dikuasai oleh keinginan daging yang membutakan pikiran mereka agar tidak dapat memahami setiap yang disampaikan oleh
Paulus. Iblislah yang menjadi
penyebab utamanya, iblis menutup mata
hati orang-orang sehingga mereka berkeras hati tidak mau
menerimanya. Akibatnya
Allah juga tertutup bagi mereka, sebab mereka
telah mengikuti kedagingan yang membawa kebinasaan.
Paulus menyebutkan
setan sebagai ilah zaman ini, yang telah membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya sehingga mereka tidak melihat
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah. Ilah zaman ini berupaya untuk
melemahkan segala upaya untuk menyesatkan
orang-orang yang ada di bawah
kekuasaannya, tetapi Paulus
mengetahui kelicikan iblis sehingga dia terus tidak
henti- hentinya memberitakan Injil (Zuck, 1999).
Pada mulanya
memang pemberitaan Injil Kristus diberitakan
untuk orang- orang yang tidak
percaya untuk diselamatkan (Mat. 18:11) tetapi ketika tidak mau
membuka hati untuk menerimanya maka sama halnya
mereka terus terbelenggung oleh dosa.
Paulus tidak
pernah merasa takut diperhadapkan di hadapan semua orang, untuk dipertimbangkan atas yang dia lakukan
atau yang dia perkatakan sebab dia tahu bahwa
yang dia katakan kebenaran. Justru dengan dipertimbangkan di hadapan semua orang dengan begitu mereka
bisa menilai apa yang Paulus sampaikan sesuai dengan hati
nurani mereka di hadapan Tuhan. Semua yang dilakukan oleh Paulus adalah oleh karena kehendak Tuhan bukan karena kehendak
manusia, untuk itu Paulus berani untuk menyatakan hal sedemikian sebab yang membela Paulus adalah Tuhan.
Pribadi unggul
juga kerap kali dengan menyerahakan diri ini, menyerahkan diri dalam hal
ini bukan karena telah berbuat
kesalahan dan dijatuhkanhukuman
tetapi menyerahkan diri dalam arti tidak melawan, sekalipun ada orang yang menjatuhkan atau yang menyatakan kita berbuat kesalahan padahal yang kita lakukan benar, janganlah kita mengambil tindakan sendiri tetapi biarlah yang berwenang yang memutuskan kebenarannya serta kita haruslah
berkata jujur terhadap kenyataan yang sedang terjadi.
Demikian halnya
di sekolah teman menuduh berbuat salah tetapi sama sekali
tidak melakukannya, jangan melawan tetapi katakanlah yang sejujurnya dan biarlah guru mempertimbangkan mana yang benar
dan yang salah.
e) Menjadi terang/menerangi
(ayat 4)
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menerangi
berasal dari kata dasar terang yang artinya cerah, bersinar, sedangkan arti menerangi adalah memberi terang, menyuluhi, menyinari. Dalam Bahasa yunani augazo, definisinya adalah untuk berkedip, bersinar, tampil putih, cerah. Asal
kata auge yang artinya
untuk memancarkan. Penggunaan kata ini adalah bersinar atau memancarkan.
Kata menerangi
augzai verb infinitive aorist active accusative,
yang kata dasarnya adalah augazo Menurut
Barclay menjadi terang dapat diartikan membawa cahaya (Barclay, 2017).
Konteks ayat
4 suatu pernyataan yang disampaikan bahwa pikiran manusia pada zaman ini sudah dibutakan
dengan berbagai hal yang tidak baik, yang dia umpamakan sama seperti iblis menghasut
manusia sehingga terang tidak manusia
dapatkan. Iblis juga membutakan
pikiran manusia dengan ketidaktahuan, kekeliruan,dan prasangka buruk sehingga manusia tetap tinggal
dalam kegelapan dan tidak mendapatkan injil kebenaran Allah (Henry, 2015).
Secara gramatikal
orang-orang yang tidak percaya
adalah jemaat di Korintus, yang dibutakan oleh ilah zaman ini adalah suatu perumpamaan
yang tertuju kepada iblis, yang mengakibatkan jemaat di Korintus tidak dapat melihat
cahaya injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah.
Secara historikal
dilihat dari konteksnya Paulus datang kepada jemaat Korintus
supaya terbebas dari kegelapan supaya menuju kepada
terang yang sesungguhnya yaitu Yesus Kristus
sebagai Juruselamat. Pauluslah yang menjadi terang bagi jemaat
di Korintus, yang dalam artian Paulus memberikan teladan yang baik dalam perbuatannya, tingkahnya, dan kepercayaan (iman) Paulus kepada Yesus Kristus.
Paulus juga kembali mengatakan di ayat 5 bahwa bukan
diri mereka yang diberitakannnya tetapi Yesus Kristus sebagai
Tuhan (4:5), kalau dilihat dari judul
perikop ayat ini Paulus sadar sebagai bejana tanah liat hanyalah
utusan yang dibentuk sebagai utusan untuk menampung �harta�, yaitu �injil kemuliaan Kristus� (4:4,7) (Chamblin, 2008).
Setiap perkataan
yang disampaikan oleh rasul
Paulus tentang kebenaran injil tidak pernah
masuk dalam pikiran orang-orang yang tidak percaya saat itu,
sebab mereka telah dibutakan oleh kedegilan hati serta adanya keirian
guru-guru palsu kepada
Paulus. Sehingga mereka berusaha untuk mencegah orang untuk mempercayai injil yang disampaikan Paulus. Tetapi Paulus
dalam hal ini tidak pernah
menyerah untuk menyampaikannya sampai orang-orang
yang mendengarnya percaya akan pengkabaran injil Yesus Kristus.
Sebagai peserta didik harus juga melakukan penginjilan kepada orang lain, supaya orang
lain juga dapat mengenal Yesus Kristus dan hidupnya diubahkan menjadi lebih baik,
jangan hanya kita yang mengalami pembentukan pribadi unggul tetapi kita
harus menjadi terang di mana pun.
Pendidikan Agama Kristen berdasarkan 2 Korintus 4:1-6 berperan membentuk remaja yang memuliakan Kristus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat. Dengan Pendidikan Agama
Kristen yang berlandaskan firman
Tuhan ,
para remaja dapat memiliki karakter sebagai berikut: 1. Tidak tawar hati,
yakni memiliki semangat dalam melakukan segala sesuatu, 2. Tidak berlaku licik, yakni berperilaku benar dan adil, 3. Menyatakan kebenaran, yakni memperkatakan sesuai dengan kenyataan,
4. Menyerahkan diri, yakni menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya, 5. Menjadi terang, yakni menjadi teladan
bagi orang lain.
Kesimpulan
1. Pendidikan Agama Kristen merupakan proses pembelajaran
yang berdasarkan pengetahuan
Alkitab, berpusat pada Kristus dan Firman Tuhan sebagai dasarnya
guna mempersiapkan manusia sehingga menjadi Bait Allah.
2. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab merupakan
dasar alkitabiah yang perlu dijabarkan dan dikembangkan menjadi pusat proses pendidikan. Alkitab menjadi, visi, nilai, dan gerakan dalam kerangka
pendidikan.
3. Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar
dan terencana untuk meletakkan dasar Yesus Kristus (2 Korintus 4:1-4).
4. Pendidikn Agama Kristen adalah pengajaran tentang pokok-pokok kebenaran iman Kristen. Pendidikan
Agama Kristen tidak
hanya diberikan oleh gereja dalam lingkungan
tertentu, tetapi juga disejumlah sekolah.
5. Pendidikan Agama Kristen diharapkan dapat membina persekutuan pribadi para murid dengan Tuhan Yesus. Pendidikan Agama
Kristen merupakan salah satu
bidang theologia yang lain,
antara lain; Teologia Sistematik, Teologia Alkitab, sejarah, Teologia Misi, Praktika, Pendidikan Agama Kristen.
6. Mengenai Dasar-Dasar Pendidikan
Agama Kristen, perlu memperhatikan
beberapa hal yang menyangkut Pendidikan Agama Kristen.� Baik Istilah-istilah PAK, manfaat PAK,
Dasar Teologi PAK, Bentuk-bentuk
PAK, Tujuan PAK, Metode Pengajaran PAK.
7. Pendidikan Agama Kristen berperan membentuk remaja yang memuliakan Kristus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat. Dengan Pendidikan Agama
Kristen yang berlandaskan iman
kepada Kristus, para remaja dapat melihat
terang dan iman kepada Yesus sebagai
Allah yang benar. Pendidikan Agama Kristen tidak harus menjadi
pendidikan yang eksklusif
di tengah duni remaja, tetapi mengakar di setiap segi kehidupan remaja.
Barclay, John M. G. (2017). Paul and the Gift.
Wm. B. Eerdmans Publishing. Google Scholar
Benyamin, Hakh Samuel, & Baru�Sejarah,
Perjanjian. (2010). Pengantar, dan Pokok-pokok Teologinya. Bandung: Bina
Media Informasi. Google Scholar
Chamblin, J. Knox. (2008). Paulus dan Diri:
Ajaran Rasuli bagi Keutuhan Pribadi. Surabaya: Momentum. Google Scholar
Darmaputera, Eka. (2008). Tatkala Allah
melawat UmatNya. BPK Gunung Mulia. Google Scholar
David, R. F. (2004). Manajemen Strategi
Konsep Terjemahan edisi kesembilan. Prehalindo, Jakarta. Google Scholar
Hasan, S. E. Ali. (2010). Marketing bank
syariah: cara jitu meningkatkan pertumbuhan pasar bank syariah. Ghalia
Indonesia. Google Scholar
Henry, Matthew. (2015). Tafsiran Matthew
Henry: Surat Roma, 1 & 2 Korintus. Momentum. Google Scholar
Kristanto, Paulus Lilik. (2006). Prinsip
dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru
Agama dan keluarga Kristen. Yogyakarta: Andi Offset. Google Scholar
Lee, Witness. (2020). Pelajaran-Hayat
Kisah Para Rasul. Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia (Yasperin). Google Scholar
Pfeiffer, Charles E., & Harrison,
Everett F. (2001). The Wycliffe Bible Comentary (Tafsiran Alkitab Wycliffe). Malang:
Gandum Mas. Google Scholar
Ristiono, Yosua Budi, & Arifianto,
Yonatan Alex. (2021). Deskripsi Peran Gembala Sidang dalam Efesus 4: 16 dan
Implikasinya bagi Pelayanan Masa Kini. STELLA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan
Kristen, 1(1), 57�72. Google Scholar
Tjiptono, Fandy, Chandra, Gregorius, &
Adriana, D. (2008). Pemasaran Strategik. Yogyakarta: CV Andi Offset. Google Scholar
Willis, Avery T. (2017). Truth That
Sticks (Kebenaran yang Melekat): Menyampaikan Kebenaran yang Melekat, dengan
menceritakan Alkitab. Google Scholar
Zuck, Roy B. (1999). A biblical theology
of the Old Testament. Moody Press. Google Scholar
Copyright holder: Emeliana, Tamba Paruliani, Ambrosius Siligar (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |