Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PENGARUH VARIASI BINDER, ELEKTROLIT DAN PEMAKAIAN EMULSI TERHADAP KINERJA BATERAI LITIUM ION BERBASIS KARBON BATANG KANGKUNG AIR (IPOMOEA AQUATICA)
Endah Dhita Pratiwi,
Sri Haryati, Nirwan Syarif
Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Baterai litium
ion merupakan jenis baterai sekunder yang artinya dapat dipakai
berkali � kali jika dayanya sudah mulai
habis dengan cara diisi ulang,
dimana baterai ini terdiri dari
empat komponen penting yaitu elektroda
positif (katoda), elektroda negatif (anoda), elektrolit dan separator.
Penggunaan material anoda
yang biasanya digunakan dalam pembuatan baterai ion litium berupa karbon, salah satunya dapat dijadikan
karbon adalah tumbuhan hayati seperti kangkung air (Ipomoea Aquatiqa). Pada penelitian ini digunakan karbon
batang kangkung air
(Ipomoea Aquatiqa) sebagai elektroda pada baterai, variasi jenis binder yaitu binder PU dan PTFE, variasi
jenis elektrolit LiCl dan
Li2SO4 serta pengaruh pemakaian emulsi PEG untuk melihat kinerja baterai yang dihasilkan. Nilai Energi dan daya tertinggi dimiliki oleh baterai binder PTFE dengan elektrolit Li2SO4 tanpa
pemakaian emulsi PEG yaitu sebesar 4,96257 x 10-4
W dan 5,51396 x 10-5 W.h. Pada penelitian ini digunakan variasi jenis binder yaitu binder PU dan
PTFE, variasi jenis elektrolit LiCl dan Li2SO4 serta pengaruh pemakaian emulsi PEG untuk melihat kinerja
baterai yang dihasilkan.
Kata Kunci: baterai litium; kangkung air; binder; elektrolit;
emulsi
Abstract
Lithium ion
batteries are a type of secondary battery which means that they can be used
many times if the power has started to run out by recharging, wphere this battery consists of four important components,
namely the positive electrode (cathode), negative electrode (anode),
electrolyte and separator. The use of anode material which is usually used in
the manufacture of lithium ion batteries is in the
form of carbon, one of which can be used as carbon is biological plants such as
water spinach (Ipomoea Aquatiqa). In this study,
carbon stems of water spinach (Ipomoea Aquatiqa) were
used as electrodes on the battery, variations in the types of binders namely PU
and PTFE binders, variations in the types of electrolytes LiCl and Li2SO4 and
the effect of using PEG emulsion to see the performance of the resulting
battery. The highest value of energy and power is owned by PTFE binder battery
with Li2SO4 electrolyte without the use of PEG emulsion, namely 4.96257 x 10-4
W and 5.51396 x 10-5 W.h. In this study, various
types of binders were used, namely PU and PTFE binders, variations in the types
of electrolytes LiCl and Li2SO4 and the effect of using PEG emulsion to see the
performance of the resulting battery.
Keywords: lithium battery; water
spinach; binders; electrolyte; emulsion
Pendahuluan
Pada era globalisasi
saat ini, kebutuhan
terhadap perangkat elektronik seperti handphone, laptop, jam tangan, dan yang lainnya terus meningkat. Sehingga
kondisi tersebut menandakan bahwa setiap aktivitas manusia selalu membutuhkan energi, salah satu sumber energi
adalah baterai. Baterai litium
merupakan jenis baterai rechargeable
battery yang dapat dipakai
berkali-kali dengan cara isi ulang
bila dayanya sudah mulai habis,
yang di dalamnya dimana ion
litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda
positif saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang
(Albarri, 2013). Kelebihan
yang dimiliki oleh baterai litium ion dibandingkan dengan baterai jenis lainnya adalah
beda potensial tinggi, densitas energi yang tinggi, kapasitas spesifik yang tinggi dan lifecycle
yang panjang (500-1000 siklus)
(Allison, 2015). Baterai litium
ion terdiri dari empat komponen penting yaitu elektroda
positif (katoda), elektroda negatif (anoda), elektrolit dan separator.
Penggunaan material anoda
yang biasanya digunakan dalam pembuatan baterai ion litium berupa karbon. Salah satu sumber yang dapat dijadikan karbon adalah tumbuhan
hayati seperti kankung.
Kangkung air yang memiliki nama latin
Ipomoea Aquatica, merupakan
tanaman air yang dapat ditemukan di wilayah Asia Tenggara, Cina
bagian Tenggara dan India yang dapat dengan
mudah tumbuh pada daerah perairan seperti sungai, sawah dan rawa-rawa dengan membentuk koloni yang besar. (Haryati, 2019).
Dikarenakan sifatnya yang mudah menyerap
logam berat dari media tumbuhnya (Seregeg, dkk., 1995). Maka tanaman kangkung
tersebut sangat berbahaya jika di konsumsi oleh makhluk hidup karena
dapat menyebabkan keracunan,
kanker, atau penyakit berbahaya lainnya. Dengan begitu, cara lain untuk memanfaatkan kangkung air (Ipomoea
Aquatica) adalah menjadikannya
sebagai bahan baku pembuatan karbon sebagai elektroda pada baterai yang memiliki nilai energi sebesar 4,83�10-3
W.h dan� nilai daya sebesar 1,43�10-1
W (Ingried, 2020). Akan tetapi,
nilai arus yang dihasilkan masih fluktuatif terhadap kenaikan konsentrasi pada elektrolit. Hal tersebut disebabkan karena proses pengepresan baterai yang kurang baik, sehingga
menyebabkan baterai dengan media elektrolit cair lebih mudah
teroksidasi. Selain itu juga penggunaan elektrolit cair dalam baterai dapat
membahayakan kesehatan pengguna maupun bagi lingkungan karena tumpahan elektrolit tersebut berbentuk senyawa anorganik pekat (asam dan basa) jika terjadi kebocoran
dan tidak dikelola dengan benar.
Untuk dapat
meminimalisir kebocoran
yang terjadi dalam baterai, maka perlu
mencampurkan elektrolit cair dengan material emulsi berbahan dasar polimer agar membuat struktur elektrolit menjadi lebih solid. Faktor lain yang dapat mempengaruhi performa baterai adalah kualitas elektrodanya, seperti terjadinya pengelupasan elektroda yang akan menjadi penyebab utama kerusakan baterai. Oleh karena itu, solusi yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah dengan menemukan material penyusun elektroda yang optimal.
Maka pada penelitian
ini, variable pembuatan baterai akan divariasikan,
antara lain dari jenis binder yaitu binder PU
dan binder PTFE untuk
melihat pengaruh kinerja baterai pada perekatan karbon dan senyawa LiTiO2 pada logam
tembaga, variasi jenis elektrolit yaitu LiCl dan Li2SO4 untuk melihat jenis
media terbaik dalam pergerakan ion � ion litium dan pemakaian emulsi PEG pada elektrolit untuk melihat pengaruh penambahan emulsi pada elektrolit terhadap kinerja baterai yang dihasilkan. Selanjutnya baterai yang telah siap akan dilanjutkan
dengan pengujian kinerja dengan Cyclic Voltametry (CV)
untuk mengetahui pola reaksi oksidasi
dan reduksi dari baterai litium ion serta menentukan nilai arus dan tegangan saat terjadi
proses oksidasi dan reduksi
pada baterai litium ion,
dan� Galvanostatic
Charging-Discharging (GCD) untuk mendapatkan performa sebuah sehingga didapatkan kapasitas pada sel baterai dengan
cara mengetahui mengetahui kecepatan pengosongan dan pengisian baterai dan kestabilan siklus.
Metode Penelitian
Bahan yang digunakan
pada penelitian ini berupa serbuk karbon
dari batang kangkung air yang diambil dari Kolam Perumahan Bukit Besar Palembang sebagai anoda, serbuk LiTiO2 sebagai katoda, LiCl Merck,
Li2SO4, KOH p.a Riedel de Haen,
lembaran tembaga, Polyurehane (PU),
Polytetrafluoroethylene (PTFE), dan Polyethylene Glycol (PEG). Sedangkan peralatan utama yang mendukung pemuatan baterai adalah Elextrolux Oven
EOT 3000, Reaktor Hidrotermal,
Microwave Sharp R-249IN, X-ray Diffraction (XRD) Rigaku Miniflex
600 dengan radiasi CuKα, Scanning Electron Microscopic (SEM) tipe JSM
6510 A/JSM 6510LA, Fourier Transfer Infra-Red Method (FT-IR) Shimadzu dan Potentiostat
Dummycell 2.
Preparasi karbon
dari batang kangkung air dilakukan dengan dua tahap.
Tahap pertama, batang kangkung air yang telah dibersihkan lalu dikeringkan dengan metode konvensional
yaitu pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari � 1 minggu. Pengeringan ini bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan kandungan air yang terkandung dalam batang kangkung air serta mengetahui kadar air bebas. Setelah dilakukan pengeringan, batang kangkung air di blender hingga
halus agar menjadi serbuk batang kangkung
air. Sebanyak 40 gram serbuk batang kangkung
air dicampurkan dengan larutan KOH (0,08 gram KOH pada 100 ml air) sambil diaduk selama
� 3 menit. Hasil pencampuran
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
reaktor hidrotermal dengan kondisi tekanan di dalam reaktor sebesar 30 bar dan dipanaskan menggunakan oven listrik pada suhu 200oC
selama 16 jam. Setelah 16 jam, reaktor
didinginkan pada suhu kamar dan tekanan atmosfer. Proses hidrotermal menghasilkan serbuk batang kangkung air yang berwarna coklat (torrefaction material). Pada tahap kedua, sebanyak
20 gram torrifaction material dimasukkan
ke dalam tungku �yang dikelilingi
oleh binchotan lalu di-microwave selama
35 menit dengan daya listrik microwave� sebesar 1000 watt, selama 1-2
jam. Hasil akhir dari
proses pirolisis ini adalah karbon yang berwarna hitam. Karbon tersebut dicampurkan dengan binder PU atau binder PTFE sehingga berbentuk pasta.
Preparasi katoda
dilakukan dengan cara melarutkan 8,4 gram lithium klorida (LiCl) ke dalam air terdeionisasi
sebanyak 40 ml. Larutan tersebut kemudian dicampurkan dengan 0,4 gram TiO2
dan 0,1 gram NaOH. Kemudian, campuran
tersebut ditempatkan kedalam sebuah reaktor hidrotermal dan dipanaskan dengan suhu 1800C dalam tungku selama 24 jam. Hasil dari proses hidrotermal berupa serbuk LiTiO2, lalu serbuk tersebut
dicampurkan dengan binder PU atau
binder PTFE sehingga
berbentuk pasta.
Kemudian, campuran
anoda/katoda yang telah berbentuk pasta tersebut dilapiskan pada permukaan tembaga dengan menggunakan alat doctor blade. Hasil yang didapat
berupa anoda dan katoda untuk baterai.
Pembuatan baterai dilakukan dengan cara menyusun separator yang terdiri dari lembar
HVS 80 gsm, aplikator, serta tembaga yang telah dilapisi anoda/katoda pada sisi � sisinya. Kemudian, disusun kedalam selonsong baterai, LiCl atau Li2SO4
sebagai elektrolit dengan konsentrasi 40%, dengan atau tanpa
emulsi PEG diisikan ke dalam baterai
dengan cara disuntikkan. Penyuntikkan elektrolit dilakukan pada glovebox dan dilanjutkan
dengan pengepresan dengan tekanan.
Hasil dan Pembahasan
1.
Analisis Scanning
Electrochemical Methode (SEM)
Scanning Electron Microscope (SEM) bertujuan
untuk mengkarakterisasi morfologi permukaan suatu sampel dengan
memanfaatkan gelombang elektron yang dipancarkan. Pada penelitian ini karakterisasi SEM dilakukan pada karbon batang kangkung
air. Hasil yang didapat dalam
karakterisasi SEM dengan perbesaran 150 kali dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
Morfologi Pori Karbon Batang Kangkung Air
Dengan Perbesaran
150 kali
Dari gambar
di atas pori � pori yang terdapat pada karbon memiliki ukuran yang bervariasi yaitu antara 1-100 �m. Pori � pori ini dibutuhkan
untuk menangkap dan melepaskan ion Li+. Terbentuknya
pori � pori ini terjadi karena
pengaruh panas saat proses pirolisis, sehingga terjadi penguraian senyawa organik karbon. Karbon yang dihasilkan pada proses pirolisis
juga diuji unsur � unsur penyusunnya dengan menggunakan EDX yang merupakan bagian dari alat SEM. Pada Tabel 1 terlihat bahwa karbon memiliki
% berat atom terbesar jika dibandingkan dengan unsur lainnya.
Hal ini menunjukan bahwa kandungan karbon paling banyak terdapat pada sampel.
Tabel 1
Kandungan Unsur Karbon Batang
Kangkung Air
Nama Elemen |
Simbol
Elemen |
Atom (%) |
Karbon |
C |
79.45 |
Oksigen |
O |
13.28 |
Sodium |
Na |
0.63 |
Magnesium |
Mg |
0.29 |
Silikon |
Si |
0.28 |
Klorin |
Cl |
1.56 |
Potasium |
K |
3.53 |
Kalsium |
Ca |
0.96 |
|
|
100.00 |
2. Analisa X-Ray Diffraction Method (XRD)
X-Ray Diffraction Method (XRD)
bertujuan untuk mengkarakterisasi kristalografi dari suatu sampel
melalui puncak � puncak yang terbentuk pada sudut 2θ diffraktogram. Pada
penelitian ini, sudut 2θ yang terbaca dalam terbentuknya puncak berkisar antara 0o-80o (Gambar 2). Hasil spektrum XRD pada karbon batang kangkung air ini memperoleh puncak � puncak yang menunjukkan adanya struktur kristal yang terbentuk pada sampel karbon kangkung air.
Gambar 2
Difraktogram Karbon Batang
Kangkung Air
Berdasarkan spektrum
XRD pada karbon batang kangkung air menghasilkan puncak tertingi pada puncak ke�1, ke�2,
dan ke�3. Puncak ke�1 pada sudut 28,3083o� menghasilkan tinggi puncak sebesar 3717 cts, puncak ke�2
pada sudut 40,475o menghasilkan
tinggi puncak sebesar 1795 cts, dan pada puncak ke�3 pada sudut 50,137o menghasilkan
tinggi puncak sebesar 483 cts Berdasarkan data JCPDS-ICDD, puncak
� puncak yang terbentuk adalah struktur kristal dari graphite dan sylvite.
3. Analisa Fourier Transfer Infra-Red Method (FT-IR)
Fourier Transfer Infra-Red Method (FT-IR)
bertujuan untuk mengkarakterisasi gugus fungsi pada suatu sampel. Puncak-puncak yang terbentuk pada spektrofotometer
FT-IR menunjukkan ikatan-ikatan
yang terbentuk pada suatu sampel. Pada spektrofotometer
FT-IR, sampel yang digunakan
adalah karbon batang kangkung air (Gambar 3), spektrofotometer FT-IR memperlihatkan
adanya ikatan O � H alkohol pada puncak 3300 � 3500
cm-1, dan C = C cincin aromatik
pada puncak daerah 1625 �
1650 cm-1. Proses pemanasan yang berlangsung pada pirolisis menyebabkan terputusnya ikatan � ikatan yang terbentuk pada sebagian gugus fungsi sehingga
karbon hanya memperlihatkan 2 puncak gugus fungsi, hal
tersebut dikarenakan pengaruh temperatur yang tinggi selama proses berlangsung.
Gambar 3
Spektrofotometer FT-IR Karbon
Batang Kangkung Air
4. Analisa Cyclic Voltammetry
Analisa
Cyclic Voltammetry (CV) dapat digunakan untuk mengetahui proses reduksi dan oksidasi (redoks).
Gambar 4
Grafik Voltamogram Baterai Litium Ion
Grafik voltamogram hasil pengukuran cyclic
voltammetry pada baterai menunjukkan
perbedaan arus yang dihasilkan pada saat proses pengisian dan pengosongan pada setiap baterai. Pada saat proses pengisian, terjadi perpindahan dimana ion litium bergerak dari elektroda
positif (katoda) ke elektroda negatif
(anoda) atau yang biasa disebut dengan
puncak oksidasi, sebaliknya pada saat proses pemakaian terjadi proses perpindahan dimana ion litium bergerak dari elektroda negatif (anoda) ke elektroda positif
(katoda) yang disebut sebagai puncak reduksi. Grafik di atas merupakan hasil pengukuran terbaik terhadap pengujian CV pada salah satu baterai bila dibandingkan
dengan baterai lainnya yaitu nilai
daya dan energi terbaik dimiliki oleh baterai binder PTFE
dengan elektrolit Li2SO4
tanpa pemakaian emulsi PEG yaitu sebesar 4,96257 x 10-4 W dan 5,51396 x 10-5
W.h. Berikut hasil pengukuran daya dan energi untuk baterai litium
ion.
Tabel 2
Hasil Pengukuran Daya dan Energi pada Baterai Litium Ion
Variabel |
Parameter |
||||
Konsentrasi
Elektrolit (%) |
Jenis
Elektrolit |
Jenis
Binder |
Emulsi
PEG |
Daya (W) |
Energi (W.h) |
40 |
Li2SO4 |
PU |
+ |
6,59358 x 10-5 |
7,32620 x 10-6 |
- |
3,92215 x 10-5 |
4.35794 x 10-6 |
|||
PTFE |
+ |
1,05449 x 10-4 |
1,17165 x 10-5 |
||
- |
4,96257 x 10-4 |
5.51396 x 10-5 |
|||
LiCl |
PU |
+ |
4,08526 x 10-7 |
4.53917 x 10-8 |
|
- |
4.88044 x 10-7 |
5.42271 x 10-8 |
|||
PTFE |
+ |
7,83576 x 10-7 |
8.70640 x 10-8 |
||
- |
3,44855 x 10-5 |
3,83172 x 10-6 |
Dari
tabel di atas, didapatkan grafik perbandingan untuk mengetahui pengaruh variasi binder, elektrolit, dan pemakaian emulsi terhadap kinerja baterai litium ion (daya dan energi) berbasis batang kangkung air sebagai berikut :
Gambar 5.
Grafik Pengaruh Variasi
Binder, Elektrolit, Dan Pemakaian
Emulsi
Terhadap Daya Pada Baterai Litium Ion
Gambar 6.
Grafik Interaksi Antar Variabel Pengukuran
(Binder, Elektrolit,
Dan Pemakaian Emulsi) Terhadap
Daya Pada Baterai Litium
Ion
Gambar 7
Grafik Pengaruh Variasi Binder, Elektrolit, dan Pemakaian Emulsi
Terhadap Energi pada Baterai Litium Ion
Gambar 8.
Grafik Interaksi Antar Variabel Pengukuran
(Binder, Elektrolit, dan Pemakaian Emulsi)
Terhadap Energi Pada Baterai Litium Ion
Dari Gambar 4.5 dan Gambar
4.8 menunjukkan penggunaan binder sangat berpengaruh
terhadap kinerja baterai yang dihasilkan, karena binder berfungsi sebagai perekat material anoda dan katoda pada lembar tembaga dalam pembuatan
baterai, sehingga dalam pemilihannya salah satunya binder harus memiliki nilai konduktifitas yang baik, karena hal
ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan binder untuk menghantarkan ion Li+ dari
katoda ke anoda atau sebaliknya
dari anoda ke katoda. Pada penelitian ini digunakan jenis binder PTFE dan
binder PU, dimana untuk
binder PTFE memiliki nilai konduktivitas sebesar 0,25 W/m.K dan binder PU memiliki nilai konduktivitas sebesar 0,02 � 0,04
W/m.K.
Besarnya nilai
arus yang dihasilkan pada
masing � masing baterai, juga dipengaruhi
oleh konsentrasi elektrolit
dan fase dari elektrolit yang digunakan yaitu cair (elektolit
tanpa penambahan emulsi PEG) dan gel (elektrolit dengan penambahan emulsi PEG). Tujuan utama dari penambahan
emulsi PEG adalah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya oksidasi pada elektrolit cair sampai sesaat sebelum
baterai dilakukan pengepresan.
Pada baterai
dengan elektrolit fase cair (elektrolit
tanpa penambahan emulsi PEG) menghasilkan nilai arus yang lebih besar jika
dibandingkan dengan baterai dengan elektrolit fase gel (elektrolit dengan penambahan emulsi PEG). Hal ini disebabkan karena penambahan emulsi PEG menyebabkan struktur elektrolit menjadi lebih kental
sehingga nilai viskositasnya juga semakin besar, akibatnya ion Li+
dalam elektrolit fase gel (elektrolit dengan penambahan emulsi PEG) lebih sulit untuk bergerak
dari anoda ke katoda ataupun
sebaliknya.
5. Analisa Galvanostatic Charging � Discharging
Galvanostatic Charging -Discharging (GCD) dilakukan
pengujian pada sel baterai untuk mendapatkan
performa sebuah sehingga didapatkan kapasitas pada sel baterai dengan cara mengetahui mengetahui kecepatan pengosongan dan pengisian baterai dan kestabilan siklus.
Gambar 9
Grafik Galvanogram Pada Baterai Litium Ion
Grafik galvanogram
yang meningkat menunjukkan sedang berlangsungnya proses pengisian pada baterai, yang artinya ion Li+ bergerak
dari katoda ke anoda, sedangkan
grafik galvanogram yang menurun menunjukkan proses pengosongan/pemakaian pada baterai, dimana ion Li+
bergerak dari anoda ke katoda.
Proses pengisian (charging)
dan pengosongan (discharging)
yang semakin cepat dapat ditunjukkan dengan semakin curamnya garis pada grafik galvanogram, sebaliknya jika proses pengisian (charging) dan pengosongan
(discharging) pada baterai cenderung lebih lambat, maka
garis pada grafik galvanogram
akan semakin landai. Pada grafik di atas mememiliki nilai slope pengisian dan slope pengosongan terbaik yang dimiliki oleh baterai binder PTFE yang menggunakan
elektrolit Li2SO4 dengan pemakaian emulsi PEG (Gambar 9) yaitu sebesar 0,16750 dan 0,18230, yang ditandai
dengan dimilikinya garis
yang paling landai pada grafik
galvanogram jika dibandingkan dengan baterai lainnya, yang mengindikasikan waktu untuk pemakaian baterai relatif lebih lama. Hal ini dikarenakan penambahan emulsi pada elektrolit akan berpengaruh terhadap pergerakan ion Li+
dari anoda ke katoda ataupun
sebaliknya, dikarenakan emulsi membuat fase elektrolit menjadi lebih padat
atau kental, dan viskositas elektrolit lebih besar yang menyebabkan pergerakan ion Li+
relatif lebih lambat. Berikut hasil pengukuran kinerja baterai lainnya dengan menggunakan GCG, sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Pengukuran GCG pada Baterai Litium Ion
Variabel |
Parameter |
||||
Konsentrasi
Elektrolit (%) |
Jenis
Elektrolit |
Jenis
Binder |
Emulsi
PEG |
Slope Pengisian |
Slope Pengosongan |
40 |
Li2SO4 |
PU |
+ |
0,54470 |
0,59600 |
- |
2,31300 |
2,30000 |
|||
PTFE |
+ |
0,16750 |
0,18230 |
||
- |
0,26530 |
0,25120 |
|||
LiCl |
PU |
+ |
1,07240 |
1,23760 |
|
- |
1,71760 |
1,69870 |
|||
PTFE |
+ |
0,63040 |
0,63190 |
||
- |
1,76120 |
1,75140 |
Kesimpulan
Karbon batang
kangkung air yang diambil dari perumahan bukit lama palembang, dapat digunakan sebagai anoda pada baterai litium ion. Terlihat pada karakterisasi SEM karbon yang dihasilkan memiliki pori � pori dengan ukuran
yang bervariasi yaitu antara 1-100 �m. Pada pengujian
XRD, puncak � puncak yang terbentuk adalah struktur kristal dari senyawa Cu dan pada pengujian FT-IR karbon batang kangkung air memperlihatkan adanya 2 gugus fungsi� C � O alkohol dan C = C cincin aromatik. Kualitas dan kinerja yang dihasilkan dari baterai litium
ion sangat dipengaruhi oleh jenis
elektrolit yang digunakan, jenis binder yang digunakan, serta� ditambahkan atau tidaknya emulsi
pada elektrolit. Nilai daya
dan energi terbaik dimiliki oleh baterai binder PTFE dengan
elektrolit Li2SO4 tanpa pemakaian emulsi PEG yaitu sebesar 4,96257 x 10-4 W dan 5,51396 x 10-5
W.h. Untuk nilai slope pengisian dan slope pengosongan terbaik dimiliki oleh baterai binder PTFE dengan
elektrolit Li2SO4 dengan pemakaian emulsi PEG yaitu sebesar 0,16750 dan 0,18230. Sedangkan
untuk nilai slope pengisian
dan slope pengosongan
terburuk dimiliki oleh baterai binder PU
dengan elektrolit Li2SO4
tanpa pemakaian emulsi PEG yaitu sebesar 2,31300 dan 0,30000.
Ain. (2020). The
systemic effect of PEG-nGO-induced oxidative stress in vivo in a rodent model. Beilstein Journal of Nanotechnology,
12. Google Scholar
Anggraeni, N.D., 2008. Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy) dalam Pemantauan Proses Oksidasi
Magnetite Menjadi Hematite. Seminar Nasional � VII. Kampus ITENAS �
Bandung, 50-56. Google Scholar
Antika, I. F., Hidayat, S., 2019. Karakteristik Anoda Baterai Lithium-Ion Yang Dibuat Dengan Metode Spraying Berbasis Binder
CMC. JIIF (Jurnal
Ilmu dan Inovasi Fisika), 3(2):114-121. Google Scholar
Arianti. (2021). Peningkatan
Kualitas Li4Ti5O12 dengan Post Heat
Treatment untuk Aplikasi Lithium Ion Capacitor (LIC).
Medan. Google Scholar
Bard, A., dan Faukner, L.
1980. Electrochemical Methods Fundamental and Application. John Wiley
& Sons,� New
York. Google Scholar
Callister, W. D., dan Rethwisch,
D., 2003. Material Science and
Engineering an Introduction. John Wiley & Sons, New York. Google Scholar
Chen, Y., Liu, C., Sun, X., Ye, H., Cheung, C., &
Zhou, L. 2015. Recycled diesel carbon
nanoparticles for nanostructured battery anodes. Journal of Power Sources,
275, 26�31. Google Scholar
Chu, H. 2018. Rice
Husk Derived Silicon/Carbon and Silica/Carbon Nanocomposites As
Anodic Material For Lithium Ion Batteries. Cina: Department
of Chemistry, Zhejiang University. Google Scholar
Cullity, B.D., and Stock, S.R. 2001. Elements of X-Ray Diffraction.New
Jersey: Prentice Hall. Google Scholar
Ginting, N. R. (2017). Sintesis Lithium Mangan Oksida (LiMn2O4) Untuk Katoda Baterai Lithium Ion. 21 Dan 29-34. Google Scholar
Ginting, R. Y. (2020). Produksi Biochar Dari Limbah Kulit Biji Mete Dengan Metode Microwave Pirolisis. 22-24. Google Scholar
Gunawan, I., Wahyudianingsih, dan Sudaryanto.
2015. Studi Electrochemical Impedance Spectroscopy dari Lembaran Polyvinyl Alcohol dengan Penambahan
LiClO4 sebagai Bahan
Elektolit Baterai Li-Ion. Elsevier Ltd., 503-516. Google Scholar
Goldstain, J. 2003. Scanning
Electron Microscope and X-ray
Microanalysis. New York: Springer US. Google Scholar
Harahap, R. (2019). Deteksi Metronidazole Menggunakan
Elektroda Tembaga Termodifikasi Kitosan-Grafena Oksida Tereduksi Dengan Metode Cyclic Voltammetry. 32-33. Google Scholar
Haryati, S., Anggreini, M.R., Pratiwi, Y.E.
2019. Pembuatan Elektroda
Karbon Pada Baterai Dari Kangkung
Air (Ipomoea Aquatica). Palembang: Universitas Sriwijaya.
Google Scholar
Ingried, V. F. (2020). Preparasi Karbon Berbasis Batang
Kangkung Air (Ipomea Aquatica)
sebagai Anion dan Aplikasinya pada Kinerja Bateai LiTiO2 - Ion. Google Scholar
Klug, H. P., Alexander, L.E., 1974. X-Ray
Diffraction Procedurs For
Polycrystalline and Amorphous Materials. New York: PP.960. Google Scholar
Kuganathan, N., Kordatos, A., dan Chroneos, A.,
2018. Li2SnO3 as a
Cathode Material for Lithium-ion Batteries: Defects, Lithium
Ion Diffusion and Dopants. Scientific Reports, 8:1-9. Google Scholar
Linden, D., Reddy, T.B., 2002. Handbook of Batteries Third Edition. McGraw Hill, New York. Google Scholar
Masruroh, d. (n.d.). Penentuan ukuran Kristal (crystallite size) lapisan tipis PZT
dengan metode XRD melalui pendekatan persamaan Debye Scherrer. 25-26. Google Scholar
Merdeka, O. P. (2017). Pengaruh Penambahan Graphene Terhadap Cycle Life Baterai Lead Acid. 35. Google Scholar
Pahlevi, M.A., Junaidi, R., Fadarina., 2020. Prototype
Of Battery Based Activated Carbon From Bamboo Betung (Review The Effect Of Activated Carbon And
Electrolyte Increases Battery Life). Jurnal Kinetika, 11(1):55-60. Google Scholar
Perdana, F.A., 2020. Baterai
Lithium. INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA, 9(2);113-118. Google Scholar
Pihel, K., Schroeder, T., dan Wightman, R., 1994. Rapid and selective cyclic voltammetric measurements of epinephrine and norepinephrine
as a method to measure secretion from single bovine adrenal medullary cells.
Department of Chemistry, University of North Carolina at Chapel Hill,
North Carolina 27599-3290. Google Scholar
Shen, X., Li, Y., Qian, T.,
Liu, J., Zho., Yan, C., dan Goodenough, J.B., 2019. Lithium Anode Stable In Air For Low-Cost
Fabrication of A Dendrite-Free Lithium Battery. Nature Communication, 10:1-9. Google Scholar
Simamora, P., Al Khalil, J., Rajagukguk,
J., 2020. Synthesis and
characterization Fe3O4/GO nanocomposites as lithium-ion
battery anodes (LIBA). The 4th
International Conference on Applied Physics and Materials Application. IOP
Publishing, 1-5. Google Scholar
Skoneczny, dkk. (2007). Aluminium
oxide composite layers obtained by the electrochemical method in the presence of
graphite. Materials Science, 11. Google Scholar
Sun, Y., Liu, X., Huang, F., Li, S., Shen, Y., Xie, A., 2017. Spinach
Juice-Derived Porous Fe2O3/Carbon Nanorods As Superior Anodes For Lithium-Ion Batteries. Materials Research Bulletin. Google Scholar
Syarif, N., Tribidasari,
I., dan Wibowo, W., 2013. Binder-Less
Activated Carbon Electrode From Gelam
Wood For Use In Supercapacitors. Journal
Electrochem. Sci. Eng., 3(2):37-45. Google Scholar
Waluyo, H., Noerochim, L., 2014. Pengaruh Temperatur Hydrothermal
terhadap Performa Elektrokimia
LiFePO4 sebagai Katoda
Baterai Ion Lithium
Type Aqueous Elektrolit. Jurnal
Teknik Pomits, 3(2):237-242. Google Scholar
Wang, L., Zhao, J. He, X.,
Gao, J., Li, J., Wan, C., Jiang, C., 2012. Electrochemical Impedance
Spectroscopy (EIS) Study of LiNi1/3Co1/3Mn1/3O2
for Li-ion Batteries. Internasional Journal Electrochemical. Sci., 7:345-353.
Google Scholar
Copyright holder: Endah Dhita Pratiwi, Sri Haryati, Nirwan Syarif (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |