Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No.
2, Februari 2022
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
APLIKASI MOBILE JKN DALAM MENGURANGI ANTRIAN
Ryan Aldi Prasetiyo, Safuan
Manajemen Universitas Jayabaya Jakarta, Indonesia
Email: raldi10yahoo.com, [email protected]
Abstrak
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini semakin
berkembang. Demikian juga halnya dalam jaminan
kesehatan dibutuhkan Penerapan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Aplikasi mobile JKN merupakan suatu bentuk transformasi
digital model bisnis BPJS Kesehatan yang semula berupa kegiatan
administratif dilakukan di
Kantor Cabang atau Fasilitas
Kesehatan, ditransformasi ke
dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta dimana saja dan kapan saja serta
diharapkan dapat mengurangi antrian di setiap Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Melihat
dengan sudah berjalannya aplikasi ini dapat diketahui� apakah penggunaan aplikasi mobile JKN sudah efektif atau
belum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan aplikasi mobile JKN
dan bagaimana efektivitas penggunaan aplikasi tersebut di Kantor Cabang. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan aplikasi mobile JKN yaitu disebabkan oleh peserta yang enggan menggunakan aplikasi tersebut, peserta lebih memilih datang
langsung ke Kantor Layanan, peserta berasal dari daerah
sulit, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perkembangan teknologi yang dapat di gunakan dengan satu genggaman yakni gawai
Kata Kunci: Aplikasi mobile
JKN; Efektivitas; Gawai
Abstract
The
development of technology and communication in now increasingly rapid. As well
as in health insurance, the application of communication technology and information
is needed. JKN mobile application is a form of digital transformation of BPJS
Kesehatan business model which was originally in the form of administrative
activities carried out in Branch Offices or Health Facilities, transformed into
the form of applications that can be used by participants anywhere and anytime
and is expected to reduce queues at each BPJS Health Branch Office. Seeing with
the running of this application can be known whether the use of JKN mobile
application is effective or not. The purpose of this study is to find out the
use of JKN mobile applications and how effective the use of such applications
in branch offices. The analysis method used is descriptive analysis. The
results showed the factors that led to the low use of JKN mobile application
were caused by participants who were reluctant to use the application,
participants preferred to come directly to the Service Office, participants
came from difficult areas.
Keywords: JKN mobile; Efectiveness
Received: 2022-01-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-02-20
Pendahuluan
Saat ini penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat diperlukan dunia bisnis ataupun organisasi dalam upaya memenangkan
persaingan. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan dalam dunia bisnis ataupun organisasi untuk mencapai efisiensi waktu dan biaya, menyebabkan setiap pelaku bisnis ataupun
organisasi merasa perlu untuk menerapkannya
dalam lingkungan kerja.
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 sudah mencapai 132.7 juta dari total populasi sebesar 262.0 juta. Artinya adalah sudah lebih dari
setengah atau 51% penduduk Indonesia sudah dapat mengakses internet. Penduduk Indonesia melakukan aktivitas secara online melalui perangkat seluler seperti smartphone,
computer, dan tablet. Rata-rata penduduk Indonesia mengakses internet selama 8 jam 44
menit setiap hari melalui berbagai
perangkat. Selain itu, trend teknologi saat ini mengarah
ke penggunaan mobile phone,
waktu yang paling banyak dihabiskan untuk mengakses sosial media.
Faktanya, populasi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi. Oleh karenanya penting untuk menyesuaikan diri dengan trend teknologi saat ini. Demikian juga halnya dalam jaminan
kesehatan juga dibutuhkan Penerapan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi, sistem pelayanan konvesional mulai bergeser menuju sistem pelayanan
berbasis elekronik.
Pemerintah selalu berupaya meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat dengan jaminan sosial. Jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan
sosial yang diselenggarakan
oleh pemerintah berguna untuk menjamin warga negara atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak. Program jaminan sosial ini dimulai
dari Jamkesmas, Jamkesda, ASKES dan muncul
program baru pemerintah
yang bernama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS).
UU Nomor 24 Tahun
2011 tentang BPJS membentuk
dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan yang diimplementasikan mulai 1 Januari 2014. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan
melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang- Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.
BPJS Kesehatan berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
baik dalam hal pelayanan kesehatan
maupun pemberian informasi kepada masyarakat Indonesia. BPJS Kesehatan tidak
ketinggalan untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi yang ada. Hal ini dapat dilihat
melalui terobosan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan. Salah satunya
dengan hadirnya aplikasi mobile JKN sebagai usaha untuk meningkatkan
pelayanan terhadap peserta Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Aplikasi mobile JKN merupakan
suatu bentuk transformasi digital model bisnis
BPJS Kesehatan yang semula berupa
kegiatan administratif dilakukan di Kantor Cabang atau Fasilitas Kesehatan, ditransformasi
ke dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan oleh peserta dimana saja dan kapan saja tanpa batasan
waktu (self service). Aplikasi
mobile JKN tersebut diluncurkan
oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dan dihadiri Menteri
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara di
Jakarta, pada 16 November 2017. Penggunaan aplikasi mobile JKN dapat memberikan beberapa kemudahan kepada masyarakat dan peserta yaitu kemudahan untuk membayar dan mengubah data kepesertaan, kemudahan mengetahui informasi data peserta keluarga, kemudahan untuk mengetahui informasi tagihan iuran peserta, kemudahan mendapatkan informasi Fasilitas Kesehatan dan
kemudahan menyampaikan pengaduan, serta permintaan informasi seputar JKN-KIS.
Aplikasi mobile JKN sebagai
bentuk usaha BPJS Kesehatan
dalam mencapai efektivitas pada perusahaan. Menurut Paramitha (dalam Komang dkk
2017) �Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai, makin tinggi efektivitasnya�. Aplikasi mobile JKN ini diharapkan dapat mengurangi antrian di setiap Kantor Cabang BPJS Kesehatan dengan
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kantor Cabang BPJS Kesehatan merupakan tempat masyarakat untuk menyelesaikan semua kegiatan administratif. Seringkali di Kantor Cabang BPJS Kesehatan terjadi antrian panjang masyarakat yang hendak menyelesaikan semua urusan BPJS Kesehatan.
Padahal, waktu antri itu bisa
digunakan untuk hal-hal lain yang lebih produktif. Penggunakan aplikasi mobile JKN dapat membantu masyarakat untuk memperoleh kemudahan menyelesaikan urusan administratif dengan menggunakan smartphone dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, peneliti
ingin melihat apakah penggunaan aplikasi mobile JKN sudah efektif atau belum.
Aplikasi mobile JKN ini
sudah diimplementasikan selama empat belas
bulan. Namun, permasalahannya saluran yang
paling banyak digunakan untuk mencari informasi
atau pengaduan yaitu datang langsung
ke Kantor Cabang/Kantor Layanan
sebesar 76% sementara peserta yang menggunakan aplikasi mobile JKN hanya sebesar 7%. Peserta BPJS masih enggan menggunakan
aplikasi mobile JKN yaitu hanya 0,5% dari populasi yang menggunakan aplikasi mobile JKN tersebut. Hal
ini diduga karena tidak bisa
menggunakan aplikasi atau kurangnya kualitas layanan aplikasi tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka Peneliti merasa
perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul �Efektivitas Penggunaan Aplikasi Mobile JKN sebagai Strategi Meminimalisir
Tingkat Antrian di Kantor Cabang BPJS Kesehatan
Metode Penelitian
Penelitian yang diterapkan
oleh penulis yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci dalam pengumpulan
data (Sugiyono, 2011).
Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen kantor berupa hasil penggunaan
aplikasi MOBILE JKN, dengan
memberikan kuesioner pengguna aplikasi Mobile JKN. Objek dari penelitian
ini adalah Kantor Cabang
BPJS Kesehatan Kabupaten Bogor. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
Oktober 2021 Kantor Cabang BPJS Kesehatan Kabupaten Bogor. Data yang dikumpulkan
oleh peneliti yaitu data
primer dan data sekunder yang diperoleh
dari peserta yang berkunjung ke kantor.
Hasil dan Pembahasan
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan aplikasi Mobile JKN. Terdapat 14 fitur kemudahan pada aplikasi Mobile
JKN, yaitu:
a) Menampilkan informasi kepesertaan peserta dan anggota keluarganya
b) Menu ubah
data peserta yang dapat mempermudah pengguna melakukan aktivitas termasuk mengubah nomor handphone, alamat email, surat, pindah faskes
dan pindah kelas.
c) Menampilkan Kartu
JKN-KIS dalam bentuk
digital. Pengguna juga dapat
mengirimkan kartu tersebut ke alamat
email yang terdaftar.
d) Calon peserta
dapat melakukan pendaftaran Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan memasukkan nomor KTP selanjutnya peserta akan mendapatkan email dan SMS berisi nomor Virtual Account.
e) Menampilkan tagihan iuran
Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)
f)
Menampilkan
panduan pembayaran sesuai channel pembayaran yang dipilih
g)
Menampilkan
riwayat pembayaran premi dan denda peserta selama tiga bulan
h)
Menampilkan�� nomor��
Virtual�� Account peserta
i)
Menampilkan
histori pelayanan peserta lengkap dengan diagnosanya
j)
Pengguna dapat
memberikan rating dan komentar terhadap catatan pelayanan yang pernah diterima
k)
Pendaftaran
pelayanan kesehatan di faskes tingkat pertamanya sudah menggunakan antrian JKN
l)
Menampilkan
pertanyaan-pertanyaan skrining dan hasil jawabannya dapat dilihat langsung.
Skrining hanya dapat dilakukan satu tahun sekali
m) Berisi informasi seputar program JKN
n)
KIS terkait
persyaratan pendaftaran peserta, hak dan kewajiban peserta, sanksi-sanksi yang
diberlakukan dan manfaat program JKN-KIS
o)
Mendeteksi
posisi pengguna dan menampilkan informasi Kantor BPJS Kesehatan, Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), serta Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan (FKRTL).
p)
Menyampaikan
pengaduan keluhan tertulis atau dengan menghubungi Care Center BPJS Kesehatan
di nomor 1500400.
Lalu terdapat
keuntungan jika menggunakan aplikasi mobile jkn yakni tidak perlu antri di
kantor cabang BPJS KESEHATAN,bisa diakses dimanapun dan kapanpun, dapat
melakukan pengecekan tagihan iuran, mudah menyampaikan informasi dan pengaduan,
mengetahui informasi program JKN dan lain nya�
sedangkan masih terdapat nya kekurangan dalam aplikasi ini yaitu
aplikasi masih dalam tahap pengembangan, tidak semua peserta memahami
teknologi, aplikasi hanya bisa dijalankan pada dawai berbasis android/ios.
Gambar 1
Fitur Pendaftaran Mobile JKN
Gambar 2
Fitur Aplikasi Peserta
Gambar 3
Fitur Tagihan
Gambar 4
Fitur Pelayanan
Gambar 5
Fitur Umum
Kesimpulan
Adapun simpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut Faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan layanan aplikasi mobile JKN di kantor cabang disebabkan
karena peserta enggan untuk menggunakan
aplikasi tersebut karena merasa tidak
paham apabila menggunakan nya, peserta yang berasal dari daerah yang sulit sinyal sehingga
tidk bisa mengakses aplikasi mobile jkn dan peserta mengaku jikan aplikasi
mobile JKN hanya untuk mengecek menu kepesertaan dan tagihan iuran sehingga
untuk mendapatkan layanan yang lainnya peserta lebih memilih
datang langsung ke kantor cabang
BPJSKesehatan, 20 Oktober 2018,
hal7-9.
Ferdiana, S. (2018). Malas Antre Ayo Download Aplikasi Mobile JKN.
Republika.co.id. [Diaksespada5November
2018].
Humas. (2018). Sejarah-BPJS Kesehatan.
Bpjs-kesehatan.go.id. [Diakses pada 28 Februari2019].
Komang Ayu Pradnya Indrawati, I Nyoman Sudiarta dan
I Wayan Suardana. (2017).
Efektivitas Iklan Melalui Media Sosial Facebook dan
Instagram sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran di Krisna Oleh-Oleh
Khas Bali, [online]. [Diakses pada 21 Januari 2019].
Kotler, Philip and Kevin Lane Keler. (2016): Marketing Management, 15th Edition. New Jersey: PearsonPreticeHal,Inc.
Masruri. (2014). Analisis
Efektivitas Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan
(PNPM) (Studi Kasus Pada Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan Tahun 2010. Governance and Public Policy, vol (1): 53-76 [Diakses pada 21 Januari 2019].�
Ratna Indah Setyowati,
Edy sudaryanto, prihandari Satvika Dewi. (2018). �Efek dan kebiasaan mendengarkan siaran radio melalui mobile application:studi
Deskriptif pada komunitas
she and friends, jurnal lmu
komunikasi [online].
Simamora,D.(2013).Mobile Apps adalah
Marketing Tools Masa Depan. Wordpress.com. [online].
[Diakses 22 Oktober2018].
Rahayu, Aprilianto dan Putro. (2018). Analisis Kesuskesan Sistem Informasi Kemahasiswaan (SIKMA) dengan Pendekatan ModelDelone dan McLean.
Indonesian Journal of Information Systems (IJIS)
Vol (1) No 1[online]. [Diaksespada21 Januari2019].
Copyright holder: Ryan
Aldi Prasetiyo, Safuan (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |