Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
PENGARUH INDEPENDENSI� DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN
DUE PROFESSIONAL CARE� SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING�����
Adhi Hananto
Yasin, Mayangsari Edastami
Universitas Esa Unggul, Indonesia
Email: [email protected]*, [email protected]
*correspondence author
Abstrak
Kajian ini
bermaksud untuk melihat apakah independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit dengan due
professional care sebagai variabel
intervening. Penelitian ini
menggunakan 129 auditor yang terdaftar
di KAP wilayah Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik judgment sampling serta metode yang digunakan ialah analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel independensi dan kompetensi secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas audit. Secara parsial, variabel independensi dan kompetensi masing-masing berpengaruh
terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga menunjukan bahwa variabel due professional care secara
signifikan mengintervening interaksi antara independensi dan kompetensi
auditor terhadap kualitas
audit.
Kata Kunci: independensi auditor; kompetensi
auditor; kualitas audit; due professional care
Abstract
The purpose of this study is to investigate whether independence� as an intervening variable and the
ability of proper professional care affect the quality of audits. 129
accountants registered as Surabaya Certified Accountants were used in this
survey. In this study, we used a judgment sampling technique, and the method
used was path analysis. The results showed that the variables of independence
and ability at the same time had a significant and positive effect on� the quality of the
study. In some cases, independence and capacity variables each affect the
quality of the audit. This study also shows that the� variable "duty of care" has
a significant impact on the interaction between auditor independence and the
ability of audit quality.
Keywords: Auditor Independence;
Auditor Competence; Audit Quality; Due Professional Care
Pendahuluan
Peningkatan jasa
audit di Indonesia meningkatkan kebutuhan
atas laporan keuangan yang ikut naik.
Keputusan perusahaan biasanya
diambil berdasarkan pada hasil pelapora keuanngaan. Oleh karenanya,
stakeholder meminta audit atas
pelaporan keuanagn pada
auditor independen guna mengetahui kewajaran laporan yang disajikan. Kecermatan manajer diperlukan guna memilih auditor sehingga bisa menciptakan audit berkualitas (Anggraini & Setiawan, 2011).
Auditor sebagai jembatan bagi kepentingan perusahaan dan stakeholder. Pembuataan
keputusan berasal dari kewajarna atas pelaporan keuangan yang diperiksa oleh
auditor. Laporan keuangan
yang disampaikan oleh auditor harus
tidak memihak dengan memperhatikan kepentingan manajemen dan
stakeho1der, lantaran auditor adalah
profesi yg dianggap rakyat buat membuat pelaporan
keuangan yg tangguh & berkualitas (Nirmala & Cahyonowati, 2013).
Oleh karenanya, seseorang
auditor wajib� mempunyai kemampuan yg baik pada membuat
laporan supaya laporan tadi bonafide
sang pengguna laporan keuangan menjadi dasar pengambilan keputusan (Marsellia & Hermawan, 2012).
apabila seseorang auditor nir mempunyai keterampilan
yg baik pada bidang penilaian, praktik kecurangan sangat mungkin terjadi pada pekerjaannya.
Akuntan publik
mesti bersikap independen dan kompeten ketika melasksanakana pekerjaannnya sebagai auditor (Sari & Badera, 2018).
Kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu menjadi cepat, mudah, intuitif, atau tidak� membuat
kesalahan menunjukkan bahwa seseorang� kompeten. Kemampuan diperlukan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan suatu perusahaan. Kapasitas tiap pendengar berbeda-beda (Nurjanah & Kartika, 2016).
Kehati-hatian profesional
yang diperlukan menunjukkan
kemampuan auditor dalam bentuk keterampilan teknis yang menyeluruh dan mendalam. Keterampilan khusus ini memungkinkan
auditor untuk secara hati-hati dan akurat mencocokkan tugas yang tercantum dalam� Audit Standar Internasional (ISA). Keterampilan ini membuat auditor untuk menampilkan Laporan keuangan tanpa salah saji material (Budiman & Helena, 2017).
Ketidakkonsistenan penelitian
sebelumnya sebagai dasar bagi peneliti
buat melakukan penelitian ulang menggunakan memperketat pengujian variabel memakai variabel bebas dan kapasitas, tetapi menggunakan galat satu hari
yg diperbarui merupakan penambahan variabel yg membutuhkan
kehati-hatian profesional menjadi variabel perantara. Selain itu, peneliti memakai
metrik yg tidak selaras berdasarkan
studi surat keterangan dan hanya merogoh 2 variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel hegemoni
buat pengujian. Pembaruan lain berdasarkan penelitian ini merupakan bahwa variabel kualitas audit yg sebelumnya diukur
menggunakan indikator akurasi konklusi audit, taraf skeptisisme, dan nilai rekomendasi dilengkapi menggunakan indikator lainnya skor kejelasan laporan, audit manfaat, dan �output audit tindak lanjut. Selain variabel independen, yg sebelumnya diukur menggunakan indikator gangguan langsung dan eksternal, terdapat jua metrik interaksi
pelanggan, yg dipertimbangkan sang auditor dan departemen
umum. Variabel kompetensi diuji menggunakan indikator kecakapan pada audit dan akuntansi,
pengetahuan mengenai pemerintahan, dan pengembangan profesional. Variabel due
professional care menjadi variabel
pemediasi dengan parameter menggunakan perilaku dan teknik pelaksanaan due
professional care. Kajian selanjutnya yang dilakukan pada KAP di Yogyakarta selanjutnya
akan diubah menjadi KAP di Surabaya dengan menggunakan� unit analisis
auditor yang bekerja pada KAP di Surabaya.
Berkaitan dengan
auditing, teori kontinjensi
menegaskan jika independensi, kompetensi dan due
professional care yang dipunyai oleh auditor Untuk mencapai kualitas pengujian yang baik dalam kondisi
tertentu, seperti kedekatan interasksi dengan klien, pemahaman
lingkungan bisnis klien dan sebagainya. Kondisi lingkungan bisnis klien dapat
mempengaruhi sikap yang dipunya auditor yang nantinya dapat berpengaruh terhadap hasil kualitas audit.
Dalam kaitannya dengan kompetensi, seorang auditor kompeten mampu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Semakin kompeten seorang auditor, semakin mudah bagi auditor untuk memahami dan mendeteksi kecurangan yang mungkin terjadi di suatu perusahaan. Dalam hal teori
atribusi, kompetensi seorang auditor tidak hanya dilihat dari
pengetahuannya terhadap ilmu yang dimiliki, melainkan juga tentang bagaimana auditor mampu mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya dalam perilaku kerja. Kompetensi auditor dapat terlihat dengan melakukan kecermatan dan keseksamaan dalam audit sehingga dapat menghindarkan terjadinya keteledoran guna mendapatkan kualitas audit yang baik.
Metode Penelitian
Bentuk kajian
yang dipergunakan pada kajian
ialah kajian kausalitas. Desain kajian ini untuk menjelaskan
kausalitas dengan jenis pengujian hipotesis, yaitu peneliti akan menemukan
keterkaitan kausal antara variabel bebas dan teriikat dan variabel intervening. Sumber data
kajian ini ialah data primer, yang berasal dari kuesioner yang dibagikan melalui google form. Subyek survei adalah
auditor� Akuntan Bersertifikat
(KAP) yang tergabung dalam Ikatan Akuntan� Indonesia (IAPI) di wilayah Surabaya, termasuk kantor cabang.
Populasi penelitian
sejumlah 192 orang dengan teknik sampling convenience sampling sehingga
dihasilkan 129 responden sebagai dasar penelitian.
Independensi auditor diukur
menggunakan 3 indikator yaitu independensi program audit,
investigatif dan pelaporan.
Kompetesi menggunakan indikator mutu personal, pengetahuan umum, keahlian khusus. Kualitas audit diukur dengan kemampuan menemukan kesalahan, keberanian melaporkan kesalahan. Due Professional care diukur
menggunakan skeptisisme profesional dan keyakinan memadai. Kuesioner diukur dengan menggunakan
skala likert 5 point. Pengujian instrumen yang dibutuhkan antara lain uji validitas dan uji reliabilitas.
Analisis data menggunakan
SPSS versi 23.0 for windows menggunakan
path analysis dengan model persamaan
struktural yaitu:
- Pengaruh Langsung :
Model Regresi
1 : Y= α + β1X_1+e
Model Regresi
2 : Y= α + β2X_2+e
- Pengaruh Tidak Langsung:
Model Regresi
1 : Z= α + β1X_1+β2X_2+e
Model Regresi
2 : Y= α + β1.X_1+ β2.X_2+� β3.Z+e
Keterangan :
Y = Variabel
Terikat (Kualitas Audit)
Z = Variabel
Intervening (Due Professional Care)
β1,β2,β3
= Koefisien Regresi
α = Konstanta
X1 = Variabel
Bebas (Independensi
Auditor)
X2 = Variabel
Bebas (Kompetensi Auditor)
e = error
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Statistika Deskriptif
Tabel 1
Stastika Deskriptif
Variabel |
N |
Min |
Maks |
Rerata |
Standar Deviasi |
Independensi auditor |
129 |
22 |
45 |
37,18 |
5,297 |
Kompetensi auditor |
129 |
26 |
50 |
40,98 |
5,999 |
Kualitas audit |
129 |
10 |
25 |
19,49 |
3,284 |
Due professional care |
129 |
10 |
35 |
27,14 |
5,425 |
Valid
N (listwise) |
129 |
|
|
|
|
Tabel tersebut
menginterpretasikan bahwa nilai rata-rata tiap variabel lebih besar dari sttandar
deviasi (simpang baku). Interpretasinya ialah nilai rata-rata keusiner dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan pertanyaan.
2. Uji Validitas
Tabel 2
Uji Validatas
Variabel |
Item Kuesioner |
Keterangan |
Independensi
Auditor |
9 Item |
Valid |
Kompetensi
Auditor |
10 Item |
Valid |
Kualitas
Audit |
5 Item |
Valid |
Due
Professional Care |
7 Item |
Valid |
Tiap variabel
dalam kajian ini telah memenuhi
asumsi validitas yang ditunjukkan dengan r hitung > r tabel (df = 172; r hitung = 0.2108) dan bernilai positif.
3. Pengujian Reliabilitas
Tabel 3
Pengujian Reliabilitas
Variabel |
Pernyataan |
Cronbach Alpha |
Keterangan |
Independensi Auditor |
9 |
0,824 |
Reliabel |
Kompetensi Auditor |
10 |
0,836 |
Reliabel |
Kualitas Audit |
5 |
0,638 |
Reliabel |
Due Professional care |
7 |
0,837 |
Reliabel |
Instrument tiap
variable adalah reliabel, karena nilai masing-masing variabel melebihi batas minimum Cronbach alpha (0,6) sehingga
variabel penelitian andal.
4. Uji Normalitas
Tabel 4
Uji Normalitas
|
Residual |
N |
129 |
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
,200c,d |
Pengujian Kolmogorov-Smirnov menjelaskan nilai signnifikansi sebesar 0,200 di atas 0,05 sehingga model regresi tersebut terdistribusi normal.
5. Pengujian Heteroskedastisitas
Gambar 1
Pengujian Heteroskedastisitas
Grafik scatterplot menunjukkan jika sebaran data tidak membuat pola dan mendekati titik 0 (nol), sehingga tidak ada hubungan
antara variabel independen. Tidak ada hubungan antara
variabel dalam kajian ini.
6. Pengujian Hipotesis
Tabel 5
Uji Hipotesis Regresi Model I
Model |
Koefisien Non-Standar |
Koefisien Standar |
t |
Sig. |
||
|
Std. Error |
|
||||
1 |
(Constant) |
2,667 |
1,573 |
|
1,696 |
,092 |
Independensi (X1) |
,183 |
,051 |
,300 |
3,550 |
,001 |
|
kompetensi_X2 |
,245 |
,045 |
,463 |
5,482 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: Kualitas_Y |
Tabel 6
Uji Hipotesis Regresi Model II
Model |
Koefisien Non-Standar |
Koefisien Standar |
t |
Sig. |
||
|
Std. Error |
|
||||
1 |
(Constant) |
11,252 |
3,417 |
|
3,293 |
,001 |
independensi_X1 |
,122 |
,116 |
,119 |
1,055 |
,024 |
|
kompetensi_X2 |
,052 |
,107 |
,558 |
,485 |
,018 |
|
Kualitas_Y |
,476 |
,191 |
,283 |
2,488 |
,014 |
|
a.
Dependent Variable: Due_Professional_Z |
Tabel 7
Uji Hipotesis Regresi Model III
Model |
Koefisien Non-Standar |
Koefisien Standar |
T |
Sig. |
||
|
Std. Error |
|
||||
1 |
(Constant) |
1,427 |
1,620 |
|
,881 |
,380 |
independensi_X1 |
,162 |
,051 |
,166 |
3,169 |
,002 |
|
Kompetensi_X2 |
,228 |
,044 |
,002 |
5,152 |
,000 |
|
Due_Professional_Z |
,099 |
,040 |
,167 |
2,488 |
,014 |
|
a. Dependent Variable: Kualitas_Y |
Koefisien Jalur Model I
: nilai signifikansi kedua variabel yakni variabel indepensi auditor (X1) =
0,001 dan kompetensi auditor (X2) = 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini
meginterpretasikan regresi Model I, variabel indepensi auditor (X1) dan
kompetensi auditor (X2) berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Y).
Koefisien Jalur Model II
: nilai signifikansi dari ketiga variabel yakni variabel indepensi auditor (X1)
= 0,024, kompetensi auditor (X2) = 0,018 dan kualitas audit (Y) = 0.014 kurang
dari 0,05. Hal ini meginterpretasikan regrsi model II yakni, variabel indepensi
auditor (X1), kompetensi auditor (X2) dan kualitas audit (Y) berpengaruh
signifikan terhadap Due Professional Care (Z).
Koefisien Jalur Model III
: nilai signifikansi dari ketiga variabel yakni variabel indepensi auditor (X1)
= 0,002, kompetensi auditor (X2) = 0,000 dan Due Professional care (Y) = 0.014
kurang dari 0,05. Hal ini meginterpretasikan regrsi model III yakni, variabel
indepensi auditor (X1), kompetensi auditor (X2) dan Due Professional care (Z)
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit (Y).
B. Pembahasan
1.
Pengaruh Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit
Independensi auditor menpengaruhii secara signifikan positif� terhaadap kualitas audit memberitahuakn
seseorang auditor yg mempunyai independensi yg tinggi akan menciptakan kualitas
audit meningkat lantaran menggunakan perilaku independensinya, Auditor menjaga
integritas, bertindak� andal dan tegas
dalam pengecekan fakta, dan�
bertindak� adil tanpa� tekanan dari pihak manapun. Oleh karena itu,
dengan Hasil Quality Control, kami mendukung pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan. Hasil penelitian ini adalah (Dwi, 2017), Apakah konsisten dengan (Imron, 2018) dan (Intan, Sari, & Badera, 2018)
menegaskan bahwa independensi auditor memiliki dampak positif terhadap kualitas
audit.
2.
Pengaruh
Kompetensi Terhadap Kualitas Audit
Kompetensi auditor menpengaruhii secara signifikan positif terhadap
kualitas audit memberitahuakn buat bisa menaruh opini yg Auditor harus kompeten
karena berguna bagi pengguna informasi. Kemampuan mengacu pada penggunaan
pengetahuan dan pengalaman auditor dalam melakukan audit wajib. Ini memberitahu
auditor dengan keahlian dan pengalaman yang luas untuk lebih peka terhadap
kesalahan pelanggan. Auditor yang peka terhadap kesalahan pelanggan dapat
mencapai kualitas verifikasi yang sangat baik. Hasil penelitian ini adalah (Dwi, 2017),
Konsisten dengan studi oleh (Imansari & Halim, 2016) dan (Sukriah, Akram, & Inapty, 2018)
menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.
3.
Pengaruh
Independensi Terhadap Due Professional Care
Independensi auditor menpengaruhii secara signifikan positif terhadap due
professional care menampakan bahwa menggunakan teori kontinjensi, seseorang
auditor yg independen dibutuhkan buat menaikkan perilaku cermat & akurat
pada menemukan bukti audit yg relatif & memadai. Semakin tinggi
independensi yg dimiliki seseorang auditor akan mengakibatkan manajemen &
principal menaikkan kemungkinan due professional care yg diberikan (berupa
kecermatan & keseksamaan)� lantaran
pihak perusahaan menduga akan menaruh kualitas audit yg tinggi.
Apabila klien telah memakai jasa audit maka auditor dituntut buat
menerapkan perilaku cermat & akurat pada melakukan inspeksi atas kewajaran
suatu laporan keuangan. Due Professional Care dilakukan menggunakan melakukan
review secara kritis & berjenjang terhadap aplikasi audit. Independensi yg
dimiliki auditor yg didukung menggunakan perilaku kecermatan & keseksamaan
dibutuhkan bisa membuat kualitas audit yg baik, dimana opini yg diberikan atas
penyajian laporan keuangan sudah sinkron menggunakan baku audit yg berlaku
& bisa dipercaya. Hasil penelitian sinkron & konsisten Menggunakan
studi oleh (Intan et al., 2018),
(Wardhani & Astika, 2018),
dan (Faizal, 2019),
(Sari & Badera, 2018)
yg berkata bahwa independensi auditor menghipnotis secara positif due
professional care.
4.
Pengaruh
Kompetensi Terhadap Due Professional Care
Kompetensi auditor menpengaruhii secara signifikan positif terhadap due
professional care memberitahuakn sinkron menggunakan teori atribusi seseorang
auditor yg berpendidikan akan mempunyai pengetahuan, skill & wawasan yg
lebih luas buat mendeteksi terdapat atau tidaknya kecurangan yg terjadi pada
perusahaan. Semakin kompeten auditor, pihak perusahaan akan semakin tertarik
buat memakai jasa audit yg bersangkutan & berusaha buat menaikkan
kecermatan & keseksamaannya pada mengumpulkan bukti supaya output audit yg
diterima semakin berkualitas.
Hasil penelitian ini sinkron & konsisten menggunakan penelitian (Wardhani & Astika, 2018),
(Intan et al., 2018)
dan (Faizal, 2019),
(Sari & Badera, 2018)
yg memberitahuakn bahwa due professional care mensugesti secara positif
interaksi antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
5.
Pengaruh Due
Professional Care Terhadap Kualitas Audit
Due Professional Care menpengaruhii secara signifikan positif yang
signifikan terhadap kualitas audit, yang secara tidak langsung menunjukkan
bahwa, untuk teori kontinjensi, penggunaan keterampilan profesional secara
hati-hati dan menyeluruh Untuk memungkinkan auditor� memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan, baik laporan keuangan maupun tidak, bebas dari salah saji material.
Itu terutama karena kesalahan atau penipuan. Auditor harus menggunakan
pengetahuan profesionalnya dengan kehati-hatian dan ketelitian (professional
attention) dan kehati-hatian (caution) dalam setiap audit sehingga laporan
keuangan dapat menjelaskan situasi, menjalankan bisnis bagi para pemangku
kepentingan (stakeholder) sesuai dengan tujuannya.
Kehati-hatian profesional dapat dilakukan dalam pertimbangan profesional,
meskipun� ketidaktepatan simpulan dapat
ditarik ketika evaluasi telah dilakukan dengan kehati-hatian. Penerapan akurasi
dan ketelitian dicapai dengan melakukan pemeriksaan material pada setiap
tingkat kinerja audit. Akurat dan teliti tentang prinsip-prinsip apa yang
bekerja. Saat auditor ingin menghasilkan laporan audit yang berkualitas,
auditor harus menerapkan due skilled care dalam setiap penugasan auditnya. kan
auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan yang telah dihasilkan. Hasil
penelitian ini sesuai dan konsisten dengan penelitian Prabhawanti dan (Prabhawanti & Widhiyani, 2018),� (Wardhani & Astika, 2018),
dan yang menyatakan jika due professional care mempengaruhi positif secara
signifikan terhadap kualitas audit.
6.
Pengaruh
Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Due Professional Care Sebagai
Variabel Intervening
Due Professional care menpengaruhii secara signifikan positif & bisa
mengintervening interaksi independensi auditor terhadap kualitas audit.
Independensi ialah perilaku yg harus�
dimiliki seseorang auditor supaya terhindar menurut kepentingan
eksklusif pada melaksanakan tugas, maka menurut itu supaya bisa membuat audit
yg berkualitas diharapkan perilaku independen menurut AP. Auditor yg independen
lebih gampang terpengaruh terhadap ha1 apa saja diluar subyek yg diaudit,
selain itu auditor yg menjunjung tinggi independensi pada bekerja akan
mempunyai gambaran baik yg mengakibatkan KAP memiliki kepercayaan. Sikap yg
misalnya itu akan menarik perhatian klien buat memakai jasa audit menurut auditor
lantaran bisa menjaga independensinya.
Seorang auditor yg mempunyai independensi tinggi akan menciptakan
kualitas audit meningkat lantaran menggunakan perilaku independensinya, Salah
satu pihak karena auditor menjaga integritas, bertindak dengan keyakinan dan
tekad dalam meninjau fakta, dan menggunakan hasil jaminan kualitas untuk
membantu pemangku kepentingan membuat keputusan.Kami akan bertindak� adil tanpa�
tekanan dari diri kami sendiri.
Oleh karenanya Due Professional Care dilakukan menggunakan melakukan
review secara kritis & berjenjang terhadap aplikasi audit. Independensi yg
dimiliki auditor yg didukung menggunakan perilaku kecermatan & keseksamaan
diperlukan bisa membuat kualitas audit yg baik, dimana opini yg diberikan atas
penyajian laporan keuangan sudah sinkron menggunakan baku audit yg berlaku
& bisa dipercaya. Hasil ini sinkron penelitian, (Wardhani & Astika, 2018),
(Prabhawanti & Widhiyani, 2018),
(Intan et al., 2018)
yg mengungkapkan bahwa due professional care mengintervening positif secara
signifikansi kaussalitas antara independensi auditor terhadap kualitas.
7.
Pengaruh
Kompetensi Terhadap Kualitas Audit dengan Due Professional Care Sebagai
Variabel Intervening
Due Professional care menpengaruhii secara signifikan positif & bisa
sebagai intervening interaksi kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Untuk
sanggup menaruh opini yg berguna kira pemakai berita, auditor wajib� menyimpan kompetensi. Kompetensi serta
disiplin & pengalaman auditor bagian pada mengerjakan audit. Hal tertulis
memperlihatkan auditor yg memiliki disiplin yg baik & memiliki pengalaman
yg baik, maka dia lebih waspada atau tingkat kerentanan terhadap kesalahan yg
dilakukan sang klien tinggi. Auditor memegang kewajiban pada memiliki
kemampuan, keahlian dan pengalaman buat bisa melaksanakan taktik inspeksi
secara professional.
Oleh lantaran itu, auditor yg kompeten akan cenderung lebih teliti pada
mencari temuan yg lebih tepat & item kesalahannya lebih besar, kompetensi tadi
pula menampakan taraf perhatian selektif yg lebih tinggi terhadap berita yg
relevan sebagai akibatnya output inspeksi sebagai lebih berkualitas & pula
hal ini akan memudahkan para stakeho1der pada memilih keputusan. Hasil ini
sinkron penelitian (Wardhani & Astika, 2018),
�(Faizal, 2019),
(Intan et al., 2018),
(Sari & Badera, 2018)
yg menyampaikan bahwa due professional care mensugesti secara positif interaksi
antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
C.
Temuan
Penelitian
Hasil analisis data menunjukkan jika terdapat s i g n i fi ika n s i
positif antara independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit
dengan due professional care sebagai variabel intervening . Hasil ini
menunjukkan terdapat keselarasan antara teori kontinjensi dan teori atribusi
terhadap hasil pene1itian, yang menginterpretasikan bahwa independensi dan
kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sesuai dengan tabel statistik
deskriptif menunjukkan bahwa auditor yang mengisi kuesioner mayoritas memiliki
pengalaman kerja lebih dari 5 tahun. Ini menegaskan jiak tingkat kompetensi yang
mereka miliki cukup tinggi dengan intensitas yang cukup tinggi dalam mengaudit
beberapa perusahaan.
Dari sisi lain, terlihat bahwa kompetensi yang dimiliki oleh auditor pada
KAP di Surabaya ditunjang oleh tingkat independensi yang tinggi, yang dibuktikan
melalui jawaban kuesioner yang mayoritas menjawab sangat setuju pada pernyataan
kuesioner yang telah dibagikan.
Independensi dan kompetensi yang dimiliki oleh
auditor di Surabaya ditunjang dengan sikap due professional care. Dibuktikan
melalui hasil path yang mengindikasikan nilai besarnya pengaruh tidak langsung
terhadap kualitas audit yang menginterpretasikan bahwa auditor perlu menerapkan
skeptisisme professional dalam pelaksanaaan auditnya.
Kesimpulan
1.
Independensi
auditor mempengaruhi secara
signifikansi dengan arah positif pada kualitas audit yang menunjukkan
auditor yang berintegritas mampu
bersikap jujur serta tegas saat
mempertimbangkan bukti
audit diluar kepentingan pribadi.
2.
Kompetensi
auditor mempengaruhi secara
signifikan arah positif terhadap kualitas audit dimana kualifikasi atau kompetennya auditor dilihat dari kemampuannya mengetahui tepat dan cukupnya bukti audit dalam penarikan kesimpulan.
3.
Independensi
auditor mempengaruhi secara
signifikan arah positif terhadap due professional
care. Ini menginterpretasikan
auditor yang independen akan
mempertahankan sikap kecermatan dan ketelitiannya dalam memperoleh bukti audit yang tepat dan cukup.
4.
Kompetensi
auditor mempengaruhi secara
signifikan dengan arah positif terhadap
due professional care. Ini menginterpretasikan
kompetennya auditor akan bersikap cermat dan teliti dalam memperoleh
bukti.
5.
Due Professional Care mempengaruhi secara signifikan dengan arah positif pada kualitas audit, dimana sikap cermat dan teliti yang dimiliki oleh auditor
mampu membantu auditor untuk menerbitkan audit yang
berkua1itas.
6.
Independensi
auditor mempengaruhi secara
signifikan dengan arah positif pada kualitas audit dengan due
professional care sebagai variabel
pemediasi. Ini menjelaskan jika dengan adanya due professional
care meningkatkan kualitas
audit yang dihasilkan karena
tanggung jawab auditor yang
semakin besar.
7.
Kompetensi
auditor mempengaruhi secara
signifikan dengan arah posistif� terhadap
kualitas audit dengan due
professional care sebagai variabel
pemediasi. Ini menjelaskan jika dengan adanya due professional
care akan meningkatkan kualitas audit sebab dibutuhkan integritas serta kemampuan yang cukup untuk mendapatkan
kualitas audit yang baik.
Anggraini, Imeldha, & Setiawan, Achdiar Redy.
(2011). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan
Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 2(2), 294�309. Google Scholar
Budiman, Johny, & Helena, Helena.
(2017). Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Struktur Modal Dengan
Kualitas Laporan Keuangan Sebagai Mediator Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Maranatha, 16(2), 187�202.
Google Scholar
Dwi, F. K. (2017). Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survei Pada Beberapa
Kantor Akuntan Publik Kota Bandung). Journal Of Accounting And Economics,
3, 141�156. Google Scholar
Faizal, Muhammad. (2019). Pengaruh
Independensi Auditor Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Fee
Audit Sebagai Variabel Moderasi. Universitas Islam Indonesia. Google Scholar
Imansari, Putri Fitrika, & Halim,
Abdul. (2016). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Dan Etika Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di
Kota Malang). Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 4(1). Google Scholar
Imron, Muhammad Ali. (2018). Pengaruh
Pengetahuan Audit, Independensi Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Hasil
Audit Investigasi Pada Auditor Inspektorat Jenderal Kementrian Keuangan. E-Journal
Widya Ekonomika, 1(1), 58829. Google Scholar
Intan, P., Sari, K., & Badera, I. D. N.
(2018). Fee Audit Sebagai Pemoderasi Kompetensi. Objektivitas, Dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit, 23, 156�184. Google Scholar
Marsellia, Carmel Meiden, & Hermawan,
Budi. (2012). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris Pada Auditor Di
Kap Big Four Jakarta). Seminar Nasional Dan Call For Papers. Fakultas
Ekonomi Unisbank. Google Scholar
Nirmala, Rr Putri Arsika, &
Cahyonowati, Nur. (2013). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional
Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, Dan Time Budget Pressure Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah Dan Diy). Diponegoro
Journal Of Accounting, 786�798. Google Scholar
Nurjanah, Irwanti Bunga, & Kartika,
Andi. (2016). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika, Pengalaman Auditor,
Skeptisme Profesional Auditor, Objektifitas Dan Integritas Terhadap Kualitas
Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang). Dinamika
Akuntansi Keuangan Dan Perbankan, 5(2). Google Scholar
Prabhawanti, Putu, & Widhiyani, Ni Luh
Sari. (2018). Pengaruh Besaran Fee Audit Dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dan Etika Profesi Auditor Sebagai Moderasi. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 24(3), 2247�2273. Google Scholar
Sari, Putu, & Badera, I. Nyoman.
(2018). Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, Dan
Independensi Pada Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
23(1), 156�184. Google Scholar
Sukriah, I., Akram, A., & Inapty, B. A.
(2018). Pengaruh Komptensi, Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan
Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia, 3, 56�61. Google Scholar
Wardhani, W., & Astika, P. (2018).
Pengaruh Kompetensi, Akuntabilitas Dan Independnsi Pada Kualitas Audit Dengan
Fee Audit Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi, 2(3),
1�23. Google Scholar
Copyright holder: Adhi Hananto Yasin, Mayangsari
Edastami (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |