Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
MODERASI TECHNOLOGY ATAS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN EARNINGS
QUALITY TERHADAP STOCK RETURN
M. Fikri Apriansyah Tengku Idris, Riris Rotua Sitorus
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Esa Unggul, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengembalian saham (stock return) yang dipengaruhi oleh Investment
Opportunity Set dan kualitas laba (Earnings Quality) dengan menggunakan
moderasi technology sebagai urgancy, pada sektor perusahaan Property & Real
Estate sebagai salah satu sektor yang paling menguntungkan bagi investor untuk
berinvestasi. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan property &
real estate yang terdaftar pada IPO tahun 2015 hingga tahun 2019 yaitu sebanyak
65 perusahaan dan jumlah sampel yang memenuhi karakteristik penelitian adalah
19 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah berjenis kuantitatif
dengan bantuan program software E-Views 10. Hasil penelitian menunjukkan keenam
hipotesis diterima bahwa investment opportunity set berpengaruh positif terhadap
stock return, earning quality berpengaruh positif terhadap stock return,
technology berpengaruh positif terhadap stock return, investment opportunity
set dan earning quality berpengaruh simultan terhadap stock return, technology
memoderasi pengaruh IOS terhadap stock return, dan technology memoderasi
pengaruh EQ terhadap stock return.
Kata kunci: Investment Opportunity
Set, Earnings Quality, Stock Return, Technology.����
Abstract
This study aims to analyze stock returns influenced by the Investment Opportunity
Set and Earnings Quality by using Technology moderation as urgency, in the
Property & Real Estate company sector as one of the most profitable sectors
for investors to invest. The population in this study are property & real
estate companies listed on IPOs from 2015 to 2019 as many as 65 companies and
the number of samples that meet the characteristics of the study are 19
companies. The research method used is quantitative with E-Views 10 software
program. The results show that the six hypotheses are accepted that the
investment opportunity set has a positive effect on stock returns, earning
quality has a positive effect on stock returns, technology has a positive effect
on stock returns, and investment opportunity set and earning quality has a simultaneous
effect on stock returns, technology moderates the effect of IOS on stock
returns, and technology moderates the effect of EQ on stock returns.
Keywords: Investment Opportunity Set, Earnings Quality, Stock Return, Technology
Pendahuluan
Capital Market atau dikenal dengan pasar modal adalah pasar
untuk instrumen keuangan sebagai media transaksi jual beli dalam jangka
panjang, seperti saham, obligasi, reksa dana, ataupun instrumen lainnya (Wibowo, 2017).
Pentingnya peranan pasar modal di dalam perekonomian suatu negara karena pasar
modal memiliki dua fungsi sebagai sarana pendanaan usaha serta sarana suatu
perusahaan dapat memperoleh dana dari para investor. Dana tersebut yang
kemudian akan dipergunakan sebagai dana pengembangan usaha (ekspansi atau
penambahan modal dan kebutuhan lainnya). Dan fungsi kedua, pasar modal menjadi
sarana bagi masyarakat untuk melakukan investasi untuk menanamkan modal atau
menempatkan dana yang dimiliki (Wibowo, 2017).
Pasar modal menjadi solusi bagi masyarakat di era investasi
yang semakin diminati oleh masyarakat. Saham merupakan komoditas keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal, terlebih lagi dengan adanya bantuan kemajuan teknologi,
masyarakat semakin berminat untuk melakukan investasi dengan membeli saham
berbanding menyisihkan uang yang dimiliki sebagai tabungan serta memudahkan
mereka dalam bertransaksi.
Perkembangan harga saham dapat dilihat pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dimana harga saham yang naik menunjukkan peningkatan sedangkan
harga saham yang turun menunjukan adanya kelesuan pasar. Pertumbuhan ekonomi di
suatu Negara sangat dipengaruhi oleh kesuksesan dan perkembangan
perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut. Salah satu tujuan utama
perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya agar perusahaan tersebut
bisa terus beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas di masa depan (going
concern) dan bisa menarik para investor untuk menanamkan dananya di
perusahaan tersebut.
Investasi merupakan salah satu cara penanaman uang atau modal
di suatu organisasi, perusahaan, dan suatu proyek untuk memperoleh keuntungan,
keamanan, dan pertumbuhan dana dimasa yang akan datang, salah satu tempat untuk
melakukan kegiatan investasi adalah pasar modal. Pasar modal merupakan suatu
instrumen keuangan yang memperjualbelikan surat-surat berharga berupa obligasi
dan ekuitas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan ditempat bertemunya para
broker yang mewakili investor yaitu bursa. Hal penting yang harus diperhatikan
saat ingin melakukan investasi di pasar modal salah satunya adalah harga saham,
karena harga saham dalam bursa efek memiliki tingkat ketidakstabilan, maka para
investor yang ingin menanamkan dananya harus melakukan analisis yang baik dan
cermat agar bisa mengambil keputusan yang tepat dan kenaikan serta penurunan harga
saham masih dalam batas-batas kewajaran (Uddin, Wahyuni, & Setiawan, 2021).
Saham merupakan suatu instrumen investasi yang paling sering diminati dan
menjadi daya tarik untuk beberapa kalangan, terutama para investor karena mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Perusahaan Property & Real Estate merupakan salah satu
sektor yang paling menguntungkan bagi investor untuk berinvestasi karena setiap
tahun harga bangunan dan tanah cenderung semakin meningkat. Lambatnya
perekonomian yang sedang menimpa Indonesia berimbas kepada sektor properti.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi pada sektor properti membuat indeks harga
sahamnya menjadi turun. Harga saham pada sektor perusahaan properti dan real
estate di tahun 2015 hingga 2017 mengalami peningkatan atau kenaikan, hal ini
dapat dilihat pada rata � rata harga saham perusahaan sektor properti dan real
estate pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 1,261,18, kemudian pada tahun 2016
meningkat sebesar Rp 1,430,22 hingga pada tahun 2017 meningkat dengan sebesar
Rp 1,562,37. Namun pada tahun 2018 rata � rata harga saham menurun drastis menjadi
Rp 1,294,55 dan kembali menurun pada tahun 2019 dengan nilai sebesar Rp
1,279,06. Kenaikan serta penurunan harga saham tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik itu kondisi perusahaan, kinerja manajemen, nilai tukar,
inflasi dan adanya ketidakpastian global serta persepsi perekonomian dunia,
atau melemahnya daya beli masyarakat sehingga investasi tidak bergerak.
Penurunan harga saham tentu memberikan dampak buruk bagi image perusahaan di mata
investor yang berujung kepada berkurangnya investor karena mereka enggan untuk
berinvestasi kembali.� Berikut adalah
gambaran kenaikan dan penurunan rata � rata harga saham pada tahun 2015 hingga
2019 pada sektor properti dan real estate:
�
Tabel 1
Rata � Rata Harga Saham Pada Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar IPO Periode 2015-2019
Tahun |
Harga Rata �Rata Saham |
2015 |
Rp 1,261,18 |
2016 |
Rp 1,430,22 |
2017 |
Rp 1,562,37 |
2018 |
Rp 1,294,55 |
2019 |
Rp 1,279,06 |
Sumber:
Yahoo Finance, data diolah peneliti 2021
Sumber: Yahoo Finance, data diolah peneliti 2021
Kenaikan dan
penurunan harga saham selalu menjadi pertimbangan bagi investor dalam
mempengaruhi minat investor berinvestasi pada saham property & real estate.
Investor tidak hanya memprediksi harga saham dengan memberi kesimpulan, akan
tetapi naik atau turunnya kondisi keuangan perusahaan bisa dilihat melalui
rasio keuangan sebagai salah satu upaya untuk memprediksi harga saham tersebut.
Investor juga melakukan investasi dengan harapan mendapatkan pengembalian saham
atas modal yang dikeluarkan. (Ang, 1997)
menjelaskan bahwa konsep pengembalian atau return sebagai tingkat keuntungan
yang akan dinikmati oleh investor atas hasil investasi yang ia lakukan.
Kualitas laba
atau earning quality saat ini dianggap penting untuk mengindikasikan kemampuan
informasi laba dalam memberikan respon kepada pasar. Informasi mengenai earning
quality dapat dilihat dari laba yang dipublikasikan dalam laporan keuangan. (Suliyanto, 2011)
menjelaskan bahwa laporan keuangan yang transparan, tepat serta berkualitas
tinggi mampu memberikan informasi kepada investor yang mana hal ini tidak
terlepas dari manajemen laba yang baik. Informasi mengenai keuntungan laba
suatu perusahaan yang memicu investor dianggap sebagai indikator kualitas
informasi mengenai pendapatan perusahaan atau earning quality. Proses
pengambilan keputusan oleh investor untuk melakukan investasi membutuhkan
informasi mengenai suatu perusahaan tersebut. Informasi yang dimaksud adalah
mengenai kualitas laporan keuangan yang ada pada perusahaan (Cetin & ERGUN, n.d.).
Para investor bergantung kepada data pendapatan untuk memutuskan apakah mereka
akan melakukan investasi atau tidak pada suatu perusahaan. Apabila nilai
pendapatan suatu perusahaan tinggi, maka tinggi pula minat para investor untuk
melakukan investasi (Yuliza, 2018).
Berdasarkan pernyataan tersebut, kualitas laba atau earning quality berpengaruh
terhadap pengembalian saham (stock return). Semakin tinggi tingkat pengembalian
saham, maka semakin tinggi tingkat keuntungan dan kualitas laba, yang mana
kualitas laba berpengaruh terhadap pengembalian saham (Yuliza, 2018).
Apabila semakin
tinggi harga jual saham di atas harga beli, maka ini berpengaruh terhadap
return yang akan diperoleh oleh para investor. Dengan demikian semakin tinggi
laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan maka pengembalian saham juga ikut
meningkat yang dibagikan kepada para investor. Para investor memiliki
kepentingan sendiri atas penilaian kewajaran harga saham pasar. Hal ini tentu
karena para investor menyadari bahwa sebuah investasi tidak terlepas dari
risiko, sehingga pertimbangan serta kejelian dalam menganalisis amat diperlukan.
Namun, pada kenyataannya laporan keuangan yang dilaporkan belum tentu sesuai
dengan kondisi perusahaan sendiri. Hal ini disadari oleh manajer yang
seringkali berupaya untuk menyajikan laba yang terbaik sehingga menarik minat
para investor, tindakan ini disebut dengan manajemen laba. Hal ini dapat
terjadi karena adanya peluang yang wujud dari dasar akrual di dalam sebuah
laporan keuangan sehingga memungkinkan pihak manajemen untuk memodifikasi
pendapatan akrual dengan tujuan untuk mencapai angka laba atau pendapatan yang
diinginkan (Healy, n.d.).
Kemudian pada
umumnya, investor yang menanamkan modalnya kepada satu perusahaan mempunyai
harapan untuk memperoleh tingkat return yang baik dari investasi yang
dilakukannya. Upaya yang dapat dilakukan oleh investor adalah dengan investment
opportunity set (IOS) sebagai keputusan investasi yang berbentuk kombinasi
aktiva yang dimiliki dan menjadi pilihan investasi di masa yang akan datang dan
mampu mempengaruhi nilai perusahaan (Prawiranegara, 2018).
Kesempatan
investasi ada pada perusahaan mampu menunjukkan apakah suatu perusahaan
tersebut akan tumbuh atau tidak di masa yang akan datang serta pengaruhnya pada
nilai return. (Akbar, 2013) menyatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi
kepercayaan investor adalah pada kualitas informasi yang diterima, yaitu dalam
bentuk laporan keuangan perusahaan. Investment opportunity set (IOS) tidak
dapat diamati secara melekat namun dapat diukur dengan berbagai proksi yang
diantaranya adalah Rasio Market to Book Value of (MKTBKASS), Rasio Market to
Book Value of Equity (MKTBKEQ), Price Earning Rasio (PER) dan Rasio CAPBVA� (Prawiranegara, 2018).
Dengan
demikian pada penelitian ini peneliti ingin menganalisa apakah pengembalian saham
(stock return) dipengaruhi oleh Investment Opportunity Set dan kualitas
laba (earnings quality) dengan menggunakan moderasi technology sebagai urgancy.
Teknologi yang kian pesat, banyak membawa perubahan yang signifikan dalam
proses peningkatan nilai suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
tingkat kesadaran investor pada informasi dan merek suatu perusahaan (Da & Engelberg, n.d.).
Internet yang juga tidak hanya diakui sebagai media untuk memperoleh informasi,
namun juga dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mempublikasikan berbagai
informasi fundamental untuk menarik para calon investor. Belum banyak
penelitian yang meneliti fenomena penggunaan teknologi (internet) terhadap pengembalian
saham (stock return).� Namun,
berdasarkan (Da & Engelberg, n.d.),
perhatian investor yang diukur dengan pencarian informasi di internet
memberikan pengaruh pada pengembalian IPO (Initial Public Offering). Dan sesuai
pendapat (Usman & Tandelilin, 2014),
kualitas informasi yang dimiliki oleh para investor melalui aktivitas di dalam
internet atau penggunaan teknologi tersebut melalui Google Insight memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengembalian saham (stock return).
Telah ada
penelitian sebelumnya yang menganalisa pengaruh earnings quality sebagai
variabel intervening untuk melihat pengaruh earnings management terhadap stock
return yang dilakukan pada perusahaan LQ 45 terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015, serta penelitian yang menganalisis pengaruh earnings quality
dan market to book ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 oleh (Zahro & Pramudya, 2014).
Yang membedakan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti dengan
penelitian sebelumnya adalah bagaimana kemajuan teknologi sebagai moderasi atas
pengaruh IOS dan EQ terhadap Stock Return pada sektor perusahaan properti dan
real estate 2015-2019, sehingga berdasarkan latar belakang diatas, maka
penelitian ini mengambil judul �Moderasi Technology Atas Pengaruh Investment
Opportunity Set dan Earnings Quality terhadap Stock Return�.
Berdasarkan
keterbatasan ruang lingkup peneliti, terdapat beberapa pembatasan masalah di
dalam penelitian ini diantaranya adalah perusahaan yang digunakan dalam populasi
penelitian adalah perusahaan di sector bisnis real estate dan property yang
terdaftar di BEI, kemudian penelitian yang diambil hanya berdurasi lima tahun
yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2019 saja, dan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini hanyalah terbatas pada investment opportunity set dan earnings
quality sebagai variabel independen, stock return sebagai variabel dependen,
dan technology sebagai variabel moderasi.
Namun peneliti
mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang
terlibat untuk menjadikan informasi yang peneliti berikan nantinya sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai kebijakan pembayaran dividen
dan besarnya laba yang ditahan untuk mendukung perkembangan kinerja perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengelola arus kasnya dengan lebih baik,
serta berhati � hati dalam memutuskan kebijakan dalam pembagian dividen, agar
perusahaan tetap dapat mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi, yang akan
berdampak positif terhadap investor dalam menilai prospek perusahaan dan dapat
menimbulkan ketertarikan bagi para pemegang saham untuk melakukan investasi
pada perusahaan. Kemudian bagi para investor bermanfaat sebagai informasi dan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada
suatu perusahaan yaitu apakah para pemegang saham akan menanamkan dana atau
tidak pada perusahaan dengan tujuan para investor ingin memperoleh keuntungan
yang berasal dari dana yang dinvestasikannya dalam bentuk dividen atau capital
gain. Serta bagi peneliti selanjutnya dapat bermanfaat sebagai informasi,
pengetahuan dan wawasan yang dapat digunakan sebagai dasar dan rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu sejenis
penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab
dan akibat, maka dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun
munculnya suatu fenomena tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variable independent yaitu investment opportunity set �dan earnings quality terhadap variable
dependent stock return dengan variabel technology sebagai variabel moderasi.
Tempat penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan sektor property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2019.
Penelitian dilakukan oleh penulis dengan mengambil data-data laporan keuangan
melalui internet ( www.idx.com ).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang bersifat sekunder, dimana data sekunder tersebut berasal dari media perantara.
Data-data yang digunakan terdiri dari laporan keuangan perusahaan property dan
real estate tahun 2015 sampai dengan 2019 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sumber data dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia
melalui website www.idx.co.id. Pemilihan BEI sebagai sumber pengambilan data
dalam penelitian ini dikarenakan BEI merupakan bursa efek terbesar dan
terlengkap di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penggabungan data antar perusahaan (cross sectional) dan beberapa
periode (time series).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam
bentuk angka-angka. Dari angka-angka yang diperoleh tersebut maka akan dianalisis
lebih lanjut dalam analisis data. Analisis data dilakukan setelah pengumpulan
data yang dilakukan secara kuantitatif. Analisis data yang dilakukan di dalam
penelitian ini menggunakan analisis statistik parametrik. Hal ini dikarenakan
data diukur dengan skala rasio.
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2017)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015 � 2019 yang berjumlah
65 perusahaan (www.idx.co.id).
b. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2017)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2017)
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Penentuan sampel penelitian ini diambil dari perusahaan
property & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
periode tahun 2015 sampai 2019. Berikut ini yang menjadi kriteria dalam
pengambilan sampel adalah :
1. Perusahaan property dan
real estate yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
tahun 2015 sampai 2019.
2. Perusahaan property dan
real estate yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir tanggal 31 Desember
untuk tahun 2015 sampai 2019.
3. Perusahaan property dan
real estate yang memperoleh laba untuk tahun 2015 sampai 2019.
Berdasarkan perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai 2019,
sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 19 perusahaan yang memenuhi
kriteria yang peneliti tentukan.
2. Definisi Variabel dan
Operasional Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis adanya pengaruh variabel indpenden yaitu Investment Opportunity Set
dan Earning Quality dengan variabel dependen yaitu Stock Return dengan variabel
moderasi yaitu Technology.
a. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Stock Return atau biasa disebut juga dengan tingkat pengembalian saham adalah perbedaan harga antara total yang diterima dengan total yang diinvestasikan, serta dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan. Surplus tingkat pengembalian ini dihasilkan dari pihak perusahaan, perorangan maupun lembaga dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Cara perhitungan suatu return saham, diantaranya yaitu menurut Eugene F. Brigham (2020). Pengukuran stock return yang diukur berdasarkan Pt : Closing price of company I shares in period t dan Pt-1: Closing price of the shares of company I in the previous period ini diadaptasi dari penelitian (Prawiranegara, 2018).
b. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Investment
Opportunity Set dan Earning Quality. (Kallapur & Trombley, 2001),
proksi � proksi IOS dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu berdasarkan harga,
investasi dan varian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan satu proksi
untuk mengukur IOS, yaitu menggunakan proksi MBVE (Market to Book Value of
Equity), pemilihan proksi ini dikarenakan secara konsisten dapat memiliki
korelasi yang signifikan terhadap pertumbuhan suatu perusahaan. Proksi PER
sebagai pengukuran IOS ini diadaptasi dari penelitian (Prawiranegara, 2018).
PER =
Menurut Schipper dan Vincent, kualitas laba akuntansi
ditunjukan oleh kedekatan atau korelasi antara laba akuntansi dan laba ekonomik
(Suwardjono, 2005).
Kualitas laba dapat diukur menggunakan skala rasio. Kualitas laba dapat diukur
menggunakan skala rasio. Rumus yang digunakan berdasarkan (Nurchasanah, Yunilma, & Resti, 2020)
untuk menghitung kualitas laba adalah sebagai berikut:
EQ =
c.
Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Technology. Pengukuran variabel
technology pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran ordinal yang mana
pengukurannya dilakukan dengan nilai 1 sebagai skala terendah untuk kegunaan
teknologi rendah dan nilai 5 sebagai skala tertinggi untuk kegunaan teknologi
yang optimal yang diadaptasi yang diadaptasi dari penelitian (Anggraeni, 2017).
Tabel 2
Definisi
Operasional Variabel
No. |
Variable |
Dimension |
Indicator |
Measurement
Scale |
1. |
Investment
Opportunity Set |
MBVE |
PER = |
Ratio |
2. |
Earnings
Quality |
EQ
= |
Ratio |
|
3. |
Stock
Return |
Capital Gain (Brigham & Houston, 2020) |
Stock Return = Note: Pt : Closing price of company I shares in period t Pt-1: Closing price of the shares of
company I in the previous period |
Ratio |
4. |
Technology |
(1) Accessibility,
dimana terdapat berbagai kemungkinan pengguna untuk melihat atau melakukan
fungsi operasional (2) Availability,
dimana dapat digunakan dalam jangka waktu yang berbeda mengubah secara cepat
untuk mendukung (3) Maintainability,
dimana dapat perubahan lingkungan (4) Portability,
dimana mampu tersedia untuk beroperasi pada perangkat yang berbeda atau
platform perangkat lunak (5) Reliability,
dimana dapat berfungsi dengan benar dan memberikan informasi yang akurat (6) Scalability,
dimana dapat beradaptasi dengan tuntutan peningkatan atau pertumbuhan (7) Usability, dimana mudah dipelajari dan efisien
dan memuaskan untuk digunakan |
Ordinal |
3. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah
pengumpulan data yang dilakukan secara kuantitatif. Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan statistik parametik. Hal ini dikarenakan
data diukur dengan skala rasio. Pengolahan data statistik memiliki peran yang
sangat penting dalam suatu penelitian karena dari hasil pengolahan data akan
kita dapatkan kesimpulan penelitian. Teknik pengolahan data mencakup perhitungan
data analisis model penelitian. Sebelum membuat kesimpulan dalam suatu
penelitian analisis terhadap data harus dilakukan agar hasil penelitian menjadi
akurat. Maka penelitian ini dilakukan dengan metode statistik yang dibantu
program E-Views 10.
Analisis dalam penelitian ini
menggunakan data panel yang merupakan gabungan antara data deret waktu
(time-series) dan data deret lintang (crosssection). Ada dua macam panel data
yaitu data panel balance dan data panel unbalance, data panel balance adalah
keadaan dimana unit cross-sectional memiliki jumlah observasi time series yang
sama. Sedangkan data panel unbalance adalah keadaan dimana unit cross-sectional
memiliki jumlah observasi time series yang tidak sama. Pada penelitian ini
menggunakan data panel balance panel. Adapun tahapan atau langkah-langkahnya
adalah dengan melakukan analisis kuantitatif terdiri dari:
1. Estimasi model regresi
dengan menggunakan data panel,
2. Pemilihan model regresi
data panel,
3. Uji asumsi
4. Uji Hipotesis.
Pemodelan data panel pada dasarnya
menggabungkan pembentukan model yang dibentuk berdasarkan runtun waktu (time
series) dan berdasarkan cross section (Prahutama et al., 2014):
1. Mode dengan data time
series
Yt = α + β Xt
+ ε ; t = 1,2,...., T; N: banyaknya data time series
2. Model
dengan data cross section
Yi = α + β Xi
+ ε ; i = 1,2,...., N ; N: banyaknya data cross section
Dengan demikian, secara umum dalam
model data panel dapat ditulis sebagai berikut:
Yi = α + β Xi
+ εit ;������� i =
1,2,...., N; dan t = 1,2,....,T
Keterangan:
Y��� : Variabel Dependen
X��� : Variabel Independen merupakan data time series
N��� : Banyaknya variabel dependen merupakan data cross sectional
T���� : Banyaknya waktu
N x T��������� : Banyaknya data panel
Analisis regresi pada penelitian ini
untuk melihat pengaruh dari variabel earnings quality terhadap stock return.
Maka analisis regresi pada penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi
data panel degan model persamaannya adalah:
Yit = α + β1X1 + β2X2
+ εit
Keterangan:
Yit����������� : Stock Return Perusahaan ke-i tahun ke �t
��
α� : Konstanta
X1 : Investment Opportunity Set
X2 : Earnings Quality
� : Standard Error
Pada penelitian ini data time series
yang diperoleh adalah melalui periode waktu kuartal 1 Januari 2015 hingga kuartal
31 Desember 2019 sehingga data time series pada penelitian ini adalah berjumlah
5. Adapun data cross section diambil dari data jumlah perusahaan, yaitu 32
perusahaan sektor properti dan real estate di Indonesia.
4. Pemilihan Model Estimasi
Terdapat tiga pendekatan untuk
melakukan estimasi model regresi data panel, yaitu common effect (PLS), fixed
effect model (FEM), dan random effect model (REM).
a. Model pendekatan common
effect merupakan pendekatan yang paling sederhana, yaitu hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section. Untuk
mengestimasi model data panel menggunakan pendekatan common effect maka
digunakan teknik kuadrat kecil atau Ordinary Least Square (OLS).�
b. Kemudian model pendekatan fixed
effect model adalah mengasumsikan perbedaan antara antar individu dapat
diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Perbedaan intersep ini dapat terjadi
karena adanya perbedayaan, budaya kerja, manajerial dan insentif. Model ini
diestimasi dengan menggunakan teknik dummy atau Least Square Dummy Variables
(LSDV).
c. Dan model pendekatan
terakhir adalah model pendekatan random effect model yang mengestimasi
data panel dimana variabel pengganggu mungkin saling berhubungan antar waktu
dan antar individu. Keuntungan menggunakan model ini adalah mampu menghilangkan
heterokedastisitas. Model ini menggunakan teknik Generalized Least Square
(GLS) untuk mengestimasi pendekatan ini.
5. Pemilihan Model Regresi
Data Panel
a. Uji Chow, merupakan
pengujian untuk menentukan model yang sesuai akan dipilih antara common
effect model dan fixed effect model. Hipotesis pada uji Chow adalah:
Ho��������� : common
effect model
H1��������� : fixed
effect model
Hipotesis nol bermaksud intersep yang
sama sehingga model yang digunakan adalah common effect model sedangkan
hipotesis alternatif adalah intersep yang tidak sama, sehingga menggunakan fixed
effect model.
b. Uji Hausman, dilakukan
sebagai pengujian utuk memilih model yang terbaik antara fixed effect
model dan random effect model. Apabila nilai probability F dan Chi-Square
> α = 5%, maka pengujian regresi panel data menggunakan model random
effect. Apabila nilai probability F dan Chi-Square < α = 5%,
maka pengujian regresi panel data menggunakan model fixed random effect.
Hipotesis yang digunakan adalah sebegai berikut :
H0 = Menggunakan random effect model.
H1 = Menggunakan fixed effect model.
Ho ditolak apabila P-Value < nilai α
H1 diterima apabila P-Value > nilai α
Nilai α yang digunakan adalah 5%
6. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat menghasilkan nilai
parameter model yang lebih tepat, maka diperlukan pendektesian model, apakah
menyimpang dari sumsi atau tidak. Pendeteksian tersebut adalah dengan melakukan
uji multikolinearitas, heterkodastisitas, uji autokorelasi dan normalitas.
a. Uji Multikolinearitas,
adalah untuk mengetahui apakah di dalam regresi ditemukannya korelasi antar
variabel independent. Apabila terjadi, maka terjadi multikolinearitas. Untuk
mendeteksinya dapat dilihat dengan mengacu kepada nilai VIF. Apabila nilai VIF
> 10, maka terjadi multikolinearitas, namun jika nilai VIF < 10, maka
tidak terjadinya multikolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas,
adalah untuk melihat apakah terjadinya ketidaksamaan varian dari suatu
pengamatan dengan pengamatan lainnya. Untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas atau tidak, maka dapat dilakukan dengan melihat pada grafik
scatter-plot, jika di dalam grafik terdapat titik � titik yang membentuk suatu
pola, maka terjadinya heterokedastisitas. Sedangkan jika titik � titik tidak
membentuk suatu pola tertentu atau acak, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi, adalah
untuk menguji apakah di dalam model regresi linear terjadinya korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi terjadinya
autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Jika nilai DU
berada pada daerah dU hingga 4-dU maka model regresi tidak terjadi
autokorelasi.
d. Uji Normalitas, adalah
pengujian yang bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas dan tidak bebas
keduanya memiliki distribusi yang normal atau tidak. Untuk mendeteksinya, dapat
dilihat dengan menggunakan metode jarque-bera (JB), apabila nilai JB < 2
maka berdistribusi dengan normal, atau jika probabilitas > 5% maka
berdistribusi dengan normal.
7. Uji Hipotesis
a. Uji F
Pengujian ini digunakan untuk melihat
bagaimana pengaruh semua variabel bebas secara simultan terhadap variabel
terikat. Uji F dilakukan dengan signifikansi 5% atau 0,05 yang mana nilai
α < 5% maka H1 diterima dan sebaliknya apabila nilai α > 5%
maka H0 diterima. Hipotesis yang digunakan adalah :
H1 : Variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat.
H0 : Variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Uji T
Pengujian ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel bebas secara masing � masing atau parsial terhadap variabel
terikat. Uji T dapat dilihat dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
atau dengan melihat nilai signifikansi 5%. Apabila nilai Thitung >Ttabel
maka H1 diterima. Begitu pula sebaliknya, apabila Thitung < Ttabel maka H0
diterima. Hipotesis yang digunakan adalah :
H1 : Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
H0 :� Variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
c. Moderasi
Pengujian hipotesis pada penelitian
ini selanjutnya menggunakan analisis regresi dengan variabel moderasi (MRA)
Moderating Regression Analysis. Variabel moderasi adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independen dan dependen.
Variabel moderasi adalah variabel independen yang dapat menguatkan dan
melemahkan hubungan antara variabel indepenpen dengan dependen. Technology
dalam penelitian ini sebagai variabel moderasi yang dapat memperkuat dan
melemahkan hubungan antara investment opportunity set dan earning quality
terhadap stock return. Dengan demikian, semakin tinggi investment opportunity
set, earning quality, dan teknologi maka semakin tinggi pula stock return.
Begitu sebaliknya, semakin rendah investment opportunity set, earning quality
dan teknologi maka semakin rendah stock return. Persamaan MRA adalah sebagai
berikut:
Y=a+β1X1+
β2X2+ β3X1X2+ε
Keterangan:
Y����������� = Variabel Dependen
a = Konstanta
β1X1������������ = Koefisien regresi
masing-masing variabel independen
X1X2����������� = Variabel Independen
Β3���������� = Koefisien regresi dari interaksi X1
dan X2
X1*X2���� = Interaksi antara variabel X1
dan X2
ε = Error
term
Maka persamaan regresi MRA
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Yit=a+ β1X1it+
β2X2it+ β3Mit + β4X1itX2itMit
+εit
Keterangan
:
Y���� ����������� = Variabel Stock Return
a����� ����������� = Konstanta
β1-β3������������������� = Koefisien regresi
X1�� ����������� = Variabel Investment Opportunity Set
X2����� ����������� = Variabel Earning Quality
M��� ����������� = Variabel Technology
β4��� ����������� = Koefisien regresi dari interaksi X1
dan X2 dengan M
X1X2*M������ = Interaksi antara variabel IOS dan EQ dan Teknologi
���������������� =
Error term
i����������������� =
Data perusahaan
t����������������� =
Data periode waktu
Kriteria dalam mengambil keputusan variabel
moderator adalah jika nilai probability variabel moderator > a (5%), maka H0
diterima, begitu pula sebaliknya jika nilai probability variabel moderator <
a (5%), maka H0 ditolak.
d. Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Koefisien determinasi (R2), pada dasarnya untuk
menjelaskan seberapa besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen.
Apabila nilai R2 = 0 maka variabel dependen (Y) diartikan tidak dapat
dijelaskan sama sekali dengan variabel � variabel independen (X). namun, jika
nilai R2 = 1 maka variabel dependen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel �
variabel independen (X).
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1.
Hasil Statistik
Hasil penelitian yang telah
dijalankan oleh peneliti akan dijelaskan pada bab ini, namun sebelum hasil
penelitian diinterpretasikan maka dilakukan uji analisis statistik. Data yang
digunakan berupa variabel bebas yaitu Investement Opportunity Set
(X1) dan Earning Quality (X2) terhadap variabel terikat Stock Return (Y)
serta Teknologi sebagai variabel intervening.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Berikut
merupakan gambaran deskriptif data penelitian ini yang dilihat dari nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan nilai standar deviasi. Variabel
independen di dalam penelitian ini adalah investment opportunity set dan
earning quality. Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah stock
return, sedangkan variabel moderasi pada penelitian ini adalah teknologi.
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi
data panel merupakan karakteristik data yang tersusun berdasarkan beberapa
objek dan meliputi waktu. Dalam menguji regresi data panel pada penelitian ini
dapat dilakukan dengan common effect model, fixed effect model� dan random effect model. Pada masing � masing
model memiliki keunggulannya bergantung kepada asumsi yang digunakan oleh
peneliti serta pemenuhan syarat pengolahan data
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Dalam menguji multikolinearitas pada satu model adalah dengan melihat
nilai koefisien korelasi hasil output komputer. Apabila nilai koefisien
korelasi >0,9 maka terdapat gejala multikolinearitas. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Return_Stock |
Ios |
Eq |
Tech |
1 |
-0.213474 |
0.812785 |
-0,129771 |
-0.213674 |
1 |
-0.2754910 |
0.8190851 |
0.8247859 |
-0.2754910 |
1 |
0.005427 |
-0,128726 |
0.812785 |
0.005427 |
1 |
Sumber: Output Eviews 10
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, hasil perhitungan pada tiap variabel
adalah <0,9, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya multikolinearitas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dijalankan menggunakan white heterokedasticity
test. Untuk melihat hasil heterokedastisitas mengacu kepada nilai
obs*R-squared. Hasil uji heterokedastisitas ada pada tabel 4 berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test:
White |
|
|
|
F-statistic |
6.050003 |
Prob. F(19,70) |
0.0000 |
Obs*R-squared |
55.93675 |
Prob. Chi-Square(19) |
0.0000 |
Scaled explained SS |
242.6108 |
Prob. Chi-Square(19) |
0.0000 |
Sumber: Output Eviews 10
Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, hasil nilai uji heterokedastisitas
menunjukkan nilai p-valueobs*R-square 0,0000 <0,05, maka H0 diterima,
yang mana tidak terjadi heterokedastisitas.
c.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan sebagai pengujian untuk melihat hubungan
antara residual satu dengan uji Breusch-Godfrey. Untuk menilai terjadi
autokorelasi atau tidak, dilihat pada nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas <0,05 maka terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: |
|
||
F-statistic |
17.94270 |
Prob. F(2,82) |
1.2578 |
Obs*R-squared |
27.39682 |
Prob. Chi-Square(2) |
0.9236 |
Sumber: Output Eviews 10
Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai
probabilitas >0,05. Maka dapat disimpulkan tidak terjadinya autokorelasi.
5.
Uji Hipotesis
a.
Koefisien
Determinasi (Adjusted R-square)
Koefisien determinasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar pengaruh model dalam menjelaskan variasi variabel terikat pada
penelitian. Nilai adjusted R-square yang mendekati 1 maka besar pengaruh dari
variabel bebas hampir memberikan informasi secara keseluruhan yang diperlukan
untuk memprediksi variabel terikat. Hasil nilai koefisien determinasi dapat dilihat
pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Cross-section fixed (dummy
variables) |
|
|||
R-squared |
0.845260 |
Mean dependent var |
3.707173 |
|
Adjusted R-squared |
0.829245 |
S.D. dependent var |
11.00799 |
|
S.E. of regression |
2.641451 |
Akaike info
criterion |
4.002398 |
|
Sum squared resid |
370.1350 |
Schwarz criterion |
5.751039 |
|
Log likelihood |
-102.0989 |
Hannan-Quinn criter. |
5.119816 |
|
F-statistic |
44.69944 |
Durbin-Watson stat |
1.687777 |
|
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
|
|
|
Sumber: Output Eviews 10
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi pada tabel 4.11 di atas,
nilai adjusted R-Square adalah sebesar 0,829245. Hal ini menunjukkan bahwa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 82,92%.
Kemudian sisanya sebesar 17,08% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain dari luar
model regresi pada penelitian ini.
b.
Uji (F)
Pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersamaan berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabilai nilai fhitung >
ftabel maka H4 diterima atau adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat. Hasil uji f dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Hasil Uji f
Cross-section fixed (dummy
variables) |
|
|||
R-squared |
0.845260 |
Mean dependent var |
3.707173 |
|
Adjusted R-squared |
0.829245 |
S.D. dependent var |
11.00799 |
|
S.E. of regression |
2.641451 |
Akaike info
criterion |
4.002398 |
|
Sum squared resid |
370.1350 |
Schwarz criterion |
5.751039 |
|
Log likelihood |
-102.0989 |
Hannan-Quinn criter. |
5.119816 |
|
F-statistic |
44.69944 |
Durbin-Watson stat |
1.687777 |
|
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
|
|
|
Sumber: Output Eviews 10
Hipotesis:
H0������ : IOS
dan Earning Quality tidak berpengaruh secara simultan terhadap ��Stock
Return.�
H4������ : IOS dan Earning Quality berpengaruh secara simultan
terhadap Stock Return.
Berdasarkan hasil pengujian secara bersamaan di atas, nilai fhitung
adalah sebesar 44,69944 dan nilai ftabel dengan tingkat α = 5% adalah
3,09. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai fhitung > ftabel dengan nilai
probabilitas adalah 0,000000 yang mana nilai tersebut <0,05 sehingga H4
diterima. Sesuai dengan hasil tersebut, maka seluruh variabel bebas (IOS dan
EQ) pada penelitian ini memiliki pengaruh signifikan secara bersamaan terhadap
stock return. Dengan demikian, model regresi dapat memprediksi variabel
terikat.
c.
Uji (t)
Untuk mengetahui besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat (stock return) maka digunakan uji t. Apabila nilai
probabilitas t <0,05, maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji hipotesis secara parsial adalah pada
tabel 8 berikut:
Tabel 8
Hasil Uji t
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-1.441195 |
1.653107 |
-0.185736 |
0.3823 |
IOS? |
3.071197 |
0.039528 |
1.859934 |
0.0342 |
EQ? |
0.181376 |
0.005184 |
9.819165 |
0.0000 |
TECH? |
1.240646 |
1.100124 |
2,078161 |
0.0023 |
Sumber: Output
Eviews 10
B. Diskusi
1.
Pengaruh Investment
Opportunity Set terhadap Stock Return
Pada
penelitian ini investment opportunity set yang diukur dengan menggunakan
proksi MBVE (Market to Book Value) berpengaruh terhadap stock return
dalam kurun waktu 2015 � 2019 pada perusahaan sektor properti dan real
estate. Hal ini diperlihatkan pada tabel 4.10 bahwa perhitungan prob.
sebesar positif 0,0342 yang mana nilai tersebut <0,05. Proksi MBVE dapat
memberikan kejelasan besarnya return yang ada dan investasi di masa yang akan
datang sesuai dengan harapan melebihi return. Pergerakan pada harga saham
mengakibatkan perubahan pada nilai price earning rasio akibat fluktuatif
harga saham karena inflasi dan adanya ketidakpastian global serta
persepsi perekonomian dunia, juga melemahnya daya beli yang terjadi di sepanjang
tahun 2015 hingga 2019 di sektor perusahaan properti dan real estate.
Kesempatan investasi perusahaan mampu memberikan prospek untuk masa yang akan
datang bagi kegiatan bisnis properti dan real estate. Perusahaan dengan
kesempatan investasi yang cukup tinggi akan lebih besar pula peluang ke depan
yang lebih baik, sehingga nilai stock return ikut meningkat. Proksi investment
opportunity set yang dapat menjadi informasi tambahan pada suatu perusahaan
dapat digunakan oleh para investor di pasar modal sebagai kesempatan
memprediksi dan memperoleh return saham (Prawiranegara, 2018).
Hasil ini sejalan dengan penelitian (Prawiranegara, 2018),
yang menyatakan IOS yang diproksikan dengan menggunakan price earning
ratio berpengaruh positif atau signifikan terhadap stock return.
2.
Pengaruh Earnings
Quality terhadap Stock Return
Selain
investment opportunity, pada penelitian ini earning quality juga
memberikan pengaruh signifikan terhadap stock return dalam kurun waktu 2015
� 2019 pada perusahaan sektor properti dan real estate. Hal ini
diperlihatkan pada tabel 4.10 bahwa perhitungan prob. sebesar positif 0,0000
yang mana nilai tersebut <0,05. Kualitas laba perusahaan yang baik dapat
digunakan sebagai pembuat keputusan untuk melakukan investasi dan mampu
menjelaskan nilai stock return yang akan diperoleh di masa mendatang
oleh pengguna laporan keuangan (Bernard dan Stober, 1989 di dalam
(Zahro & Pramudya, 2014).
Harga saham yang menghasilkan return atau pengembalian dipengaruhi oleh
informasi rinci suatu perusahaan. Informasi rinci atau informasi spesifik pada
perusahaan akan jauh lebih dipertimbangkan oleh para investor, sehingga naik
turunnya harga saham pada sektor perusahaan properti dan real estate diakibatkan
dari kurang berkualitasnya profitabilitas perusahaan. Hasil ini juga sejalan
dengan penelitian (Sari & Setiyawati, 2021)
yang menyatakan bahwa earning quality berpengaruh signifikan terhadap stock
return, keuntungan yang berkualitas dianggap sebagai dampak positif yang
signifikan terhadap pengembalian saham atau stock return.
3.
Pengaruh Technology
terhadap Stock Return
Teknologi
sebagai penunjang dalam kehidupan sehari � hari manusia juga memiliki peran,
hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian ini bahwa teknologi memberikan
pengaruh terhadap stock retun. Hal ini diperlihatkan pada tabel 4.10
bahwa perhitungan prob. sebesar positif 0,0023 yang mana nilai tersebut
<0,05. Hasil perhitungan di atas semakin mendukung teknologi sebagai faktor
pendukung bagi seseorang untuk memutuskan dalam berinvestasi. Keunggulan
teknologi yang mampu diterapkan oleh perusahaan dapat menjadi penyalur
informasi keuangan bagi para investor. Semakin transparan, mudah diakses
dan semakin baik laporan keuangan yang diberikan maka semakin banyak investor
yang ingin berinvestasi. Pada penelitian ini dari 19 sampel perusahaan
menunjukkan pengaplikasian teknologi yang sudah baik, di mana para pengguna
dapat mengakses website, atau mencari informasi perusahaan dengan mudah.
Kejelasan informasi sesuai kebutuhan user pun telah terpenuhi dengan
baik. Hal ini sejalan dengan penelitian (Oei, Brauers, & Herpich, 2020)
bahwa information technology berpengaruh terhadap earnings quality,
yang mana kualitas laba mampu memberikan pengaruh positif pada pengembalian
saham (stock return).
4.
Pengaruh Investment
Opportunity Set dan Earnings Quality terhadap Stock Return
Sesuai
dengan hasil analisis yang dijalankan pada penelitian ini, bahwa investment
opportunity set, earning quality dan teknologi berpengaruh positif
terhadap stock return secara simultan atau bersamaan. Hal ini
diperlihatkan pada tabel 4.9 bahwa perhitungan fhitung adalah sebesar
44,69944 dan nilai ftabel dengan tingkat α = 5% adalah 3,09. Maka
dapat disimpulkan bahwa nilai fhitung > ftabel dengan nilai probabilitas
adalah 0,000000 yang mana nilai tersebut <0,05. Sebagai acuan informasi
tambahan, IOS pada suatu perusahaan diyakini dapat mempengaruhi pengembalian
saham pada suatu perusahaan. Begitu pula dengan kualitas laba yang dilaporkan
pada laporan keuangan perusahaan yang juga mempengaruhi pengembalian saham
berdasarkan kepada teori earning quality yaitu sebagai kriteria yang menjadi pertimbangan dalam
mengukur sejauh mana informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan serta
mampu menggambarkan situasi perusahaan yang nyata (Karim, Atikah, & Lenap, 2019).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dijalankan oleh (Damanik, 2019),
(Isnania & Wahidahwati, 2018),
dan (Yuliza, 2018).
5.
Technology memoderasi pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Stock Return
Sesuai
dengan hasil moderated regression analysis (MRA) yang telah dijalankan, variabel
moderasi teknologi memperkuat pernagaruh investment opportunity set� terhadap stock return. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa teknologi dapat memoderasi pengaruh IOS terhadap stock
return. Nilai t-statistik variabel moderasi adalah 6,185736 dan probabilitas
moderasi sebesar 0,0000, nilai ini menunjukkan nilai lebih kecil dari
tingkat signifikan yang diharapkan (0,000<0,5). Kemudian nilai R-Square
adalah 0,957106 menunjukkan lebih besar dari sebelumnya� 0,845260 yang mana variabel teknologi dapat
memperkuat hubungan investment opportunity set� terhadap stock return. Peran teknologi
sebagai manfaat tambahan untuk para investor dalam menganalisa informasi
yang diterima (Oei et al., 2020).
Dari penelitian yang ini telah membuktikan variabel moderasi teknologi
dapat memperkuat pengaruh IOS terhadap stock return.
6.
Technology memoderasi pengaruh Earnings Quality terhadap Stock Return
Sesuai
dengan hasil moderated regression analysis (MRA) yang telah dijalankan, variabel
moderasi teknologi memperkuat pernagaruh earning quality terhadap stock
return. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa teknologi dapat memoderasi
pengaruh EQ terhadap stock return. Nilai t-statistik variabel moderasi
adalah 7,135736 dan probabilitas moderasi sebesar 0,0000, nilai ini menunjukkan
nilai lebih kecil dari tingkat signifikan yang diharapkan (0,000<0,5).
Kemudian nilai R-Square adalah 0,897106 menunjukkan lebih besar dari
sebelumnya� 0,845260 yang mana variabel
teknologi dapat memperkuat hubungan earning quality terhadap stock
return. Peran teknologi sebagai manfaat tambahan untuk para investor untuk
menganalisa informasi yang diterima (Oei et al., 2020).
Dari penelitian yang ini telah membuktikan variabel moderasi teknologi dapat
memperkuat pengaruh EQ terhadap stock return. Penelitian ini pun sesuai
dengan penelitian Oei, et al., (2018) bahwa information technology
berpengaruh terhadap earnings quality, yang mana earning quality
mampu memberikan pengaruh positif pada pengembalian saham (stock return).
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan investment
opportunity (X1), earning quality (X2) dan teknologi (Z) berpengaruh
signifikan terhadap stock return (Y) pada perusahaan sektor properti dan
real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2019, sehingga hipotesis
H4 diterima. Secara parsial IOS (X1) berpengaruh positif terhadap Stock
Return (Y) ) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2015-2019, sehingga hipotesis H1 diterima, kualitas
laba atau EQ (X2) berpengaruh positif terhadap Stock Return (Y) ) pada perusahaan
sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2019,
sehingga hipotesis H2 diterima, Teknologi (Z) berpengaruh positif terhadap Stock
Return (Y) ) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2015-2019, sehingga hipotesis H3 diterima, begitu pula
pada variabel moderasi penelitian ini yaitu Teknologi (Z) memoderasi pengaruh
IOS (X1) terhadap Stock Return (Y) ) pada perusahaan sektor properti dan
real estate yang terdaftar di BEI periode 2015-2019, sehingga hipotesis
H5 diterima dan Teknologi (Z) memoderasi pengaruh EQ (X2) terhadap Stock
Return (Y) ) pada perusahaan sektor properti dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2015-2019, sehingga hipotesis H6 diterima.
�
Akbar, Dendy Syaiful. (2013). Pengaruh
Sensitivitas Kekayaan Eksekutif Terhadap Manajemen Laba Dengan Pengendalian
Internal Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Emiten Manufaktur). Jurnal
Wawasan Dan Riset Akuntansi, 1(1), 43�56. Google Scholar
Ang, Robert. (1997). Buku pintar pasar
modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Anggraeni, Elisabet Yunaeti. (2017). Pengantar
sistem informasi. Penerbit Andi. Google Scholar
Berisha-Namani, Sc Mihane, & Qehaja, Mr
Sc Albana. (2013). Improving Decision Making with Information Systems
Technology�A theoretical approach. ILIRIA International Review, 3(1),
49�62. Google Scholar
Brigham, Eugene F., & Houston, Jol F.
(2020). Essentials of financial management. Google Scholar
Brigham, F, Eugene, & Houston. (2011).
Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Selemba Empat.
Google Scholar
Cetin, YURT, & ERGUN, Ugur. (n.d.). The
IFRS Adoption and Accounting Quality: A Comprehensive Trend Analysis. Google Scholar
Da, Z., & Engelberg, J. (n.d.). P.
Gao,(2011).�. Search of Attention�, The Journal of Finance, 66,
1461�1499. Google Scholar
Damanik, Bahrudi Efendi. (2019). Pengaruh
Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar. Publikasi
Pendidikan, 9(1), 46�52. Google Scholar
Healy, Paul M. (n.d.). The Effect of Bonus
Schemes on the Selection of Accounting Principles. Journal of Accounting and
Economics."(April, 1985), 85�107. Google Scholar
Isnania, Siti Nur, & Wahidahwati,
Wahidahwati. (2018). Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA),
7(6). Google Scholar
Kallapur, Sanjay, & Trombley, Mark A.
(2001). The investment opportunity set: determinants, consequences and
measurement. Managerial Finance. Google Scholar
Karim, Nina Karina, Atikah, Siti, &
Lenap, Indria Puspitasari. (2019). Kualitas Laba dan Pengukurannya pada Perusahaan
Jasa Pendukung Industri Pariwisata. Jurnal Aplikasi Akuntansi, 4(1),
1�14. Google Scholar
Murniati, Tutut, Sastri, IIDAM Manik, &
Rupa, I. Wayan. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2016. KRISNA:
Kumpulan Riset Akuntansi, 10(1), 89�101. Google Scholar
Nurchasanah, Julia Permatasari, Yunilma,
Yunilma, & Resti, Yulistia Muslim. (2020). Analisis Pengaruh Fraud
Triangle Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sub Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2019) Nurchasanah Julia Permatasari1.
Universitas Bung Hatta. Google Scholar
Oei, Pao Yu, Brauers, Hanna, & Herpich,
Philipp. (2020). Lessons from Germany�s hard coal mining phase-out: policies
and transition from 1950 to 2018. Climate Policy, 20(8), 963�979.
Google Scholar
Prawiranegara, Benny. (2018). Pengaruh
Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Suatu Studi Pada Perusahaan
Astra International Tbk). Jurnal Wawasan Dan Riset Akuntansi, 2(2),
89�102. Google Scholar
Sari, Diah Permata, & Setiyawati, Hari.
(2021). Earning Quality Effect on Stock Returns: GCG and CSR Mechanism. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, 25(2), 240�259. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif. Google Scholar
Suliyanto, Dr. (2011). Ekonometrika
Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi: Yogyakarta. Google Scholar
Suwardjono, Teori Akuntansi. (2005). Perekayasaan
Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Google Scholar
Uddin, Liliana, Wahyuni, Chatarina Umbul,
& Setiawan, Arif Yoni. (2021). Evaluasi Sistem Surveilans Tuberkulosis (TB)
di Kabupaten Jember Berdasarkan Atribut Sistem Surveilans. Jurnal Kesehatan
Global, 4(1), 41�53. Google Scholar
Usman, Berto, & Tandelilin, Eduardus.
(2014). Internet search traffic and its influence on liquidity and returns of
Indonesia stocks: An empirical study. Journal of Indonesian Economy and
Business: JIEB., 29(3), 203. Google Scholar
Wibowo, Agung. (2017). Reaksi Investor
Pasar Modal Indonesia Terhadap Paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi�JK (Studi
pada Saham LQ 45 Periode Agustus 2015�Pebruari 2016). Media Ekonomi Dan Manajemen,
32(1). Google Scholar
Yuliza, Arma. (2018). The effects of
earnings per share and firm size to stock price LQ45 company listed in
Indonesian securities. International Journal of Engineering & Technology,
7(4.9), 24. Google Scholar
Zahro, Nafi�Inayati, & Pramudya, Wisnu
Haryo. (2014). Analisis Pengaruh Earning Quality Dan Market To Book Ratio
Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia). Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 17(1),
43�50. Google Scholar
Copyright holder: M. Fikri Apriansyah Tengku Idris, Riris Rotua Sitorus (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |