Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
Caecilia Rina Andari, Desiyanti, Henny Setyo Lestari,
Farah Margaretha Leon
Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Trisakti, Jakarta,
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected],�
Abstrak
Saat ini dorongan untuk
mengungkap seluruh aktivitas CSR perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial
perusahaan sangat besar. Namun implementasi CSR masih membutuhkan perhatian
dari banyak pihak, secara khusus di Indonesia pelaksanaannya masih mengalami
hambatan karena orientasinya masih kepada keuntungan komersial perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh kinerja
perusahaan pada pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR) serta
bagaimana siklus hidup perusahaan dapat memoderasi hubungan kinerja perusahaan
dan pelaporan CSR. Penelitian ini menggunakan variabel independen kinerja
perusahaan dengan variabel dependen pelaporan CSR serta variabel moderasi
tahapan siklus hidup perusahaan. Berbeda dari penelitian sebelumnya,
pada penelitian ini ditambahkan
Return on Equity (ROE) ke dalam variabel independen. Penelitian ini menggunakan sampel data dari 23 perusahaan
pada industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama kurun waktu 5 tahun (2016-2020). Metodologi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi Fixed
Effect Model yang dilengkapi dengan statistik deskriptif dan diolah dengan menggunakan Eviews 10.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan dari pengukuran variabel ROA dan ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap pelaporan CSR. Tahapan siklus hidup perusahaan juga memberi
pengaruh signifikan pada pelaporan CSR. Demikian halnya dengan seluruh variabel
kinerja perusahaan yang dimoderasi dengan siklus hidup berpengaruh signifikan
kepada pelaporan CSR.
Kata Kunci:�� Corporate Social Responsibility; Kinerja Keuangan; Siklus
Hidup Perusahaan
Abstract
Currently, the urge to disclose all of the firm�s CSR activities as a
form of corporate social responsibility is very large. However, the
implementation of CSR still requires attention from many parties, especially in
Indonesia its implementation is still experiencing obstacles because the
orientation is still on the firm�s commercial profits. This study aims to see
how much influence the firm performance has on Corporate Social Responsibility
(CSR) reporting and how the firm life cycle can moderate the relationship
between firm performance and CSR reporting. This study uses the independent
variable of firm performance with the dependent variable of CSR reporting and
the moderating variable of the firm life cycle stages. Unlike previous
research, Return on Equity (ROE) was added to the independent variable in this
study. This study uses data samples from 23 companies in the consumer goods
industry listed on the Indonesia Stock Exchange for a period of 5 years (2016-2020).
The basic methodology used in this research is the Fixed Effect Model
regression model which is equipped with descriptive statistics and processed
using eviews 10. The results of the study indicate
that the firm performance from the measurement of ROA and ROE variables
significantly affect CSR reporting. The stages of the firm life cycle also
significantly influence CSR reporting. Likewise, all company performance
variables moderated by the life cycle significantly affect CSR reporting.
Keywords: Corporate Social Responsibility; Firm Performance; Firm Life Cycle
Pendahuluan
Dalam beberapa tahun
terakhir, isu sustainable development semakin memperkuat desakan tentang pentingnya Corporate
Social Responsibility (CSR) khususnya yang berkaitan dengan lingkungan bagi perekonomian secara keseluruhan, serta bagi perusahaan, lembaga, dan organisasi secara individu. Pengelolaan perusahaan terus berkembang termasuk perubahan paradigma yang akan
lebih fokus pada upaya membentuk nilai (value) yang mengacu
pada �stakeholder-based strategy�. Konsep ini berusaha mendudukkan tanggung jawab sosial perusahaan
(social responsibility) sebagai satu pilar untuk menjamin keberlangsungan (going
concern) perusahaan (Effendi, 2019). Dalam hal ini arah kebijakan perusahaan mulai bergerak dari semula hanya sebatas
profit oriented kemudian
diperluas menjadi stakeholder oriented
yang diimplementasikan melalui
program CSR. Ketika stakeholder menjadi semakin sadar akan masalah sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh operasi bisnis, organisasi diharapkan berperan menjadi warga yang baik di tengah lingkungan korporasi dan bertindak secara etis lebih dari sekadar menghasilkan keuntungan. Organisasi bisnis mengatasi isu yang berkembang ini dalam bentuk CSR. Isu CSR
ini telah menarik banyak perhatian di kalangan praktisi, akademisi dan media (Hendratama & Huang, 2021). CSR
telah menarik perhatian dan mengintegrasikan harapan ekonomi, etika,
kebijaksanaan, bisnis dan hukum yang dimiliki masyarakat terhadap perusahaan.
CSR bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai praktik perusahaan dengan konsep
kesejahteraan sosial untuk meningkatkan manfaat stakeholder dan mempromosikan pembangunan masyarakat yang
berkelanjutan (Dakhli, 2021). Pada
kebanyakan organisasi, CSR yang menjadi salah satu program perusahaan memiliki
tujuan untuk membangun sustainability
perusahaan melalui interaksi dengan stakeholder
khususnya masyarakat sekitar perusahaan.
Perdebatan tentang
sifat paradoks tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ramai menjadi topik
baik di kalangan media, akademisi,
dan praktisi. Pertanyaan apakah praktik CSR memiliki nilai tambah yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dan sebaliknya apakah kinerja perusahaan yang baik menjamin perusahaan akan memiliki tanggung jawab sosial, belum
menemukan jawaban yang tepat. Pertanyaan ini sebenarnya memiliki implikasi yang berharga bagi manajer yang mencari solusi saat membuat keputusan terkait
CSR. Beberapa akademisi yakin bahwa pelaporan
CSR berkaitan positif pada kinerja perusahaan karena keuntungan yang dicapai lebih besar dari biaya yang digunakan untuk aktivitas CSR, meskipun mereka tidak yakin
bagaimana dan kapan hubungan tersebut menjadi positif (Jan, Karn, Li, & Liu, 2021). Beberapa
penelitian menunjukkan
hasil beragam (positif, negatif, atau netral)
terkait dengan CSR dan kinerja perusahaan.
Menurut (Wei, Peng, Huang, & Yeh, 2020), CSR secara positif mempengaruhi kinerja korporat bagi perusahaan yang terlibat dalam CSR, sedangkan kegiatan perusahaan yang tidak bertanggung jawab sosial mengurangi
kinerja mereka.
Implementasi CSR di Indonesia masih mengalami kendala dan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Selain
itu, pelaksanaan CSR belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara nyata dan
tepat sasaran. Intensi perusahaan dalam melakukan CSR terkadang bukan sebagai
bentuk tanggung jawab sosial, tetapi lebih untuk mendapatkan keuntungan
komersial bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang masih belum
mengimplementasikan CSR secara optimal dan belum menjadikannya fokus utama arah
kebijakan perusahaan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh masih adanya pandangan
bahwa CSR tidak memberikan kontribusi positif terhadap keberlangsungan
perusahaan. Adapun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, CSR
bersifat mandatory dan melekat secara
inherent dengan manajemen perusahaan khususnya untuk perusahaan yang memiliki
aktivitas bisnis yang berkaitan dengan sumber daya alam, sehingga bidang
kegiatan dalam CSR masih dalam kontrol manajemen. Untuk itu implementasi CSR
perlu dinilai apakah sudah memenuhi aspek-aspek yang berkaitan dengan concern sosial dan lingkungan. Selain itu
terdapat pertanyaan yang perlu dijawab, apakah perusahaan di Indonesia yang
berkinerja baik sudah menerapkan dan mengungkapkan keterlibatannya dalam
kegiatan CSR (Nayenggita, Raharjo, & Resnawaty, 2019).
Saat ini persaingan antar perusahaan
dalam dunia bisnis semakin ketat dan kompetitif sejalan dengan perkembangannya
yang sangat masif. Situasi ekonomi ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan
pertumbuhan bisnis dan menjaga keberlangsungan hidup (going concern), sehingga diperlukan kebijakan perusahaan yang baik.
Kebijakan tersebut dipengaruhi oleh ketepatan penentuan strategi yang dapat
menciptakan keputusan menguntungkan bagi perusahaan (Haryanto, 2019). Namun
demikian, bisnis dapat juga diarahkan secara proaktif untuk investasi pada
kegiatan sosial dan lingkungan dengan keyakinan bahwa investasi tersebut dapat
memberikan pengembalian dalam jangka panjang. Mengacu pada konsep life cycle, perusahaan pada tahap mature
akan mengalami penjualan di tingkat puncak dengan likuiditas tinggi, sehingga
dapat memperkuat relasi antara CSR dan financial
distress, serta meningkatkan implementasi CSR. Hal tersebut dikarenakan
keunggulan perusahaan dalam bersaing dan ketersediaan sumber daya yang lebih
besar dari tahap lainnya. Implementasi CSR yang semakin meningkat, pada saatnya dapat memperkecil
risiko financial
distress (Purwaningsih & Aziza, 2019).
Berbagai
penelitian telah menganalisis CSR dan kinerja perusahaan menggunakan pendekatan
yang berbeda untuk menguji dampak dan hubungan di antara keduanya. Dimensi CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap visi perusahaan (Yang, Bento, & Akbar, 2019). Kinerja CSR memiliki hubungan positif dengan kinerja
perusahaan ketika indikator kinerja, pertumbuhan, manfaat, total aset,
kesehatan perusahaan, dan kontribusi sosial, akan meningkatkan penggunaan CSR
yang lebih baik (Cho, Chung, & Young,
2019). Secara umum terdapat keyakinan bahwa keterlibatan pada
CSR meningkatkan reputasi perusahaan dari waktu ke waktu sebagai perusahaan
yang bertanggung jawab. Pendukung CSR berpendapat bahwa keterlibatan CSR
menghasilkan penjualan yang lebih kuat, profitabilitas yang lebih tinggi, dan
kinerja perusahaan yang unggul. Sebagai perusahaan yang dianggap �mature�, pandangan stakeholders tentang investasi CSR dapat berubah dari waktu ke
waktu (Withisuphakorn & Jiraporn, 2016).
Berdasarkan berbagai
dinamika yang terjadi
tersebut, peneliti bermaksud
untuk melakukan kajian
dengan judul �Pengaruh
Kinerja Perusahaan pada Pelaporan Corporate Social
Responsibility yang Dimoderasi Siklus
Hidup Perusahaan di Indonesia�. Perkembangan
usaha di Indonesia memiliki
prospek sangat baik tercermin
dari pertumbuhan di beberapa
sektor usaha pada triwulan III 2020. Oleh karena itu, penelitian
dimaksudkan untuk menganalisis bagaimana hubungan kinerja perusahaan terhadap
pelaporan CSR serta kaitannya dengan siklus hidup perusahaan. Apakah siklus
hidup perusahaan sebagai variabel moderasi dan beberapa variabel kontrol, seperti firm�s size, board size, leverage, sales
growth, dan asset growth memiliki pengaruh terhadap pelaporan CSR. Namun demikian, berbeda dari penelitian sebelumnya, pada penelitian ini ditambahkan Return on Equity (ROE) sebagai variabel independen. Oleh sebab itu, kerangka konseptual dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagaimana pada Gambar 1 berikut:
Firm Performance CSRR Firm Life Cycle H1 H3 Variabel
Kontrol H2
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Pengaruh Kinerja Perusahaan pada Pelaporan CSR. Pada beberapa penelitian sebelumnya
mengenai hubungan kinerja perusahaan dan pelaporan CSR menunjukkan hasil bahwa
perusahaan dengan ROA yang baik mengarah pada kinerja CSR yang lebih baik.
Hubungan FP dan CSR yang positif menunjukkan bahwa kewajiban CSR adalah
menyediakan laporan sistematis yang memenuhi permintaan stakeholder bahkan ketika tidak ada perkembangan yang berarti pada
kewajiban dan kinerja CSR (reputasi yang layak dan hubungan timbal balik
pelanggan). Hal ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Wang, Chen, Yu, & Hsiao,
2015), (Basuony
& Mohamed, 2014), (Lu, Chau, Wang, & Pan,
2017), (Jan et al., 2021). Pada penelitian
yang dilakukan oleh (Kartini, Maiyarni, &
Tiswiyanti, 2019) serta (Yang et al., 2019) menunjukkan bahwa
CSR secara signifikan dipengaruhi indikator kinerja perusahaan, khususnya return on assets (ROA) dan returns on equity (ROE), and earnings
per share ratios. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama
dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Kinerja perusahaan
berpengaruh pada pelaporan CSR
Pengaruh Siklus Hidup Perusahaan pada Pelaporan CSR.
Penelitian yang dilakukan
oleh (Ahmed
& Jinan, 2011), (Al-Hadi, Chatterjee,
Yaftian, Taylor, & Monzur Hasan, 2017), dan (Kao, Yeh, Wang, & Fung,
2018) menunjukkan bahwa perusahaan dengan usia yang lebih lama dan dengan kinerja
yang konsisten berkontribusi lebih pada kegiatan CSR dengan fokus pada kinerja
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kedua dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H2 : Tahapan siklus hidup
perusahaan berpengaruh pada pelaporan CSR.
Peran Moderasi Siklus Hidup Perusahaan pada Hubungan antara Kinerja
Perusahaan dan Pelaporan CSR. Penelitian ini sedikit berbeda karena memasukan
tahap siklus hidup perusahaan sebagai variabel moderator. Dalam penelitian ini,
kami mendukung konstruksi siklus hidup perusahaan (FLC) sebagai variabel moderasi
yang mempengaruhi hubungan kinerja perusahaan (FP) dan pelaporan CSR. Sebagai
variabel moderasi, tahapan siklus hidup perusahaan (FLC) membantu dalam
membandingkan perusahaan baru dan lama dengan model teoretis tunggal (Diebecker, Rose, &
Sommer, 2017). Tahapan yang
berbeda dari siklus hidup perusahaan terdiri dari serangkaian faktor yang
berbeda, yang mempengaruhi tahapan secara langsung atau tidak langsung dan
mengubah pengaruh kinerja perusahaan terhadap CSR. Dalam beberapa penelitian
telah mengkaitkan hubungan CSR dan teori siklus hidup perusahaan (life cycle theory), dimana siklus hidup
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dalam CSR. Namun demikian
dampak maturitas perusahaan tidak sama terhadap beberapa kategori CSR (Withisuphakorn &
Jiraporn, 2016). Lebih lanjut, (Zhao & Xiao, 2019) menyelidiki hubungan antara skor CSR
keseluruhan dan kendala keuangan dan menemukan bahwa skor rata-rata CSR
meningkat seiring dengan kemajuan perusahaan, namun menurun pada tahap
penurunan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kedua dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H3 : Kinerja perusahaan yang
dimoderasi oleh tahapan siklus hidup perusahaan berpengaruh pada pelaporan CSR.
Metode Penelitian
1.
Metode
Pengambilan Sampel
Untuk
mengukur bagaimana pengaruh kinerja perusahaan pada penyusunan pelaporan CSR,
kami menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (https://www.idx.co.id) serta website dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel untuk
memenuhi data yang diperlukan. Data yang digunakan adalah data panel dengan
sampel yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan pada industri consumer goods yang listing di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun (periode 2016 �
2020) yaitu sebanyak 23 perusahaan yang layak dijadikan sampel penelitian dari
sampel awal sebanyak 30 perusahaan sebagaimana pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Sampel Penelitian
Industri |
Sub
Industri |
Jumlah
Awal Perusahaan |
% |
Jumlah
Akhir Perusahaan |
% |
Consumer goods |
Food & Beverages |
15 |
50% |
10 |
43% |
|
Tobacco Manufacturers |
4 |
13% |
4 |
17% |
|
Pharmaceuticals |
8 |
27% |
7 |
31% |
|
Cosmetics & Households |
3 |
10% |
2 |
9% |
|
|
30 |
100% |
23 |
100% |
�����������
Variabel Penelitian
a.
Variabel
Dependen
Pada
penelitian ini variabel dependen yang digunakan untuk menguji hipotesa
penelitian bersumber dari laporan informasi kegiatan CSR yang dikeluarkan
perusahaan pada laporan tahunannya. Dalam penelitian ini variabel dependen
berupa index pelaporan CSR (CSR Reporting Index /CSRR)
yang dihitung dengan menggunakan metode
one-zero, yaitu 1 jika menjelaskan
detail kriteria dan 0 jika tidak menjelaskan. Score keseluruhan dari pelaporan
CSR akan dihitung sebagai index pelaporan CSR. Detail kriteria yang harus
dijelaskan dalam pelaporan CSR adalah (1) mengacu pada GRI Sustainability Reporting Guideline; (2) perlindungan kepentingan
supplier; (3) hubungan sosial masyarakat dan kesejahteraan masyarakat; (4)
perlindungan kepentingan kreditur; (5) proses produksi yang aman; (6)
perlindungan kepentingan konsumen; (7) peningkatan dan pengembangan sistem CSR;
(8) perlindungan kepentingan pemegang saham; (9) perlindungan kepentingan
pegawai; (10) lingkungan dan keberlanjutan. Score keseluruhan dari pelaporan
CSR dihitung berdasarkan formula berikut :
�
b.
Variabel
Independen
Pada penelitian ini, varibel independen yang digunakan
adalah kinerja perusahaan (firm
performance /FP) yang diukur dengan menggunakan Tobin's Q, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Dalam hal ini
Tobin's Q dihitung dengan melakukan kapitalisasi pasar dari total aset ditambah
dengan total pinjaman kemudian dibagi dengan total aset (Lindenberg dan Ross,
1981).
c.
Variabel
Moderasi
Dalam penelitian ini kami juga akan menguji bagaimana
hubungan kinerja perusahaan dan pelaporan CSR yang dimoderasi oleh tahapan
siklus hidup perusahaan (firm life cycle
stages /FLCS). Dalam pengukuran variabel moderasi, kami tidak
membedakan tahapan siklus hidup perusahaan secara spesifik. Memperhatikan bahwa
dalam berbagai penelitian terdapat pendapat yang berbeda mengenai tahapan
siklus hidup perusahaan, maka dalam penelitian ini kami akan mencoba
menggunakan dimensi variabel moderasi sebagaimana penelitian sebelumnya yaitu
usia perusahaan.
d.
Variabel
Kontrol
Untuk mendukung pembuktian hipotesa dalam penelitian ini
dan memperkuat pengukuran pada variabel utama, maka kami menambahkan beberapa
variabel kontrol seperti board size, firm
size, market to book ratio, financial leverage, sales growth, dan firm growth.
Detail
variabel dan pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Variabel dan Pengukurannya
Variabel |
Singkatan |
Pengukuran |
|
Dependen |
Corporate Social Responsibility
Reporting |
CSRR |
CSR Reporting diukur dengan CSR index menggunakan metode
dualistic: 1 jika suatu item diungkap, dan 0 jika tidak dungkap dengan rumus
: |
Independen |
Firm Performance : Tobin�s Q |
TQ |
Tobins' Q
diukur dengan rumus : |
|
Return on Assets |
ROA |
ROA =
EAT/Total assets |
|
Return on Equity |
ROE |
ROE =
EAT/Total equity |
Moderasi |
Firm Life Cycle Stages (Firm AGE) |
FLCS |
Umur perusahaan dihitung dari tanggal didirikan dibandingkan dengan
tahun yang dipakai dalam penelitian |
Kontrol |
Board Size |
BSZ |
Jumlah direktur dalam dewan direksi |
|
Firm Size |
FS |
Total assets, ukuran natural logarithm |
|
Market-to-Book ratio |
MTBA |
Market-to-Book ratio dihitung dg formula berdasarkan
data dari Laporan Keuangan perusahaan |
|
Financial Leverage |
FL |
Financial leverage dihitung sebagai total debt
dibagi dengan total aset. |
|
Sales growth |
TSG |
Pertumbuhan penjualan dihitung sbb: |
|
Firm Growth |
FG |
Perubahan pada total aset perusahaan |
e.
Model Penelitian
Dalam meneliti pengaruh kinerja perusahaan (FP) pada pelaporan CSR
(CSRR) dengan efek moderasi siklus hidup perusahaan (FLCS), kami menguji
hipotesa serta menyajikan estimasi koefisien variabel yang digunakan sebagai
berikut:
1)
Untuk meneliti pengaruh kinerja perusahaan (FP) pada
pelaporan CSR (CSRR), persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Model 1
CSRRit = b0 + b1(FP) + b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit
CSRR: Corporate Social Responsibility Report;
FP: Firm Performance;
BSZ: Board Size;
FS: Firm Size;
MTBA: Market-to-Book ratio;
FL: Financial Leverage;
SG: Sales Growth
FG: Firm Growth
2)
Untuk memeriksa pengaruh tahapan siklus hidup
perusahaan (FLCS) pada pelaporan CSR (CSRR), persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
Model 2
CSRRit = b0 + b2(FLCS) + b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit
FLCS: Firm Life Cycle Stages;
3)
Untuk memeriksa hubungan antara CSRR dan kinerja
perusahaan (FP) yang mungkin dimoderasi oleh tahap siklus hidup (FCLS)
perusahaan, persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Model 3
CSRRit = b0 + b3(FP x
FLCS) + b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit
FP x FLCS : Moderasi antara Firm
Performance dan Firm Life Cycle
Stages;
2. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis statistik deskriptif. Analisis ini merupakan tahap
untuk memberikan penjabaran dan gambaran, termasuk penyajian data, serta
menjelaskan mengenai ukuran-ukuran statistik dari semua variabel yang
digunakan. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran data
dan informasi secara umum melalui penyajian data yang lebih ringkas sehingga
dapat lebih mudah dipahami. Analisis ini dilakukan dengan menghitung variasi
rata-rata (mean), median, dan standar
deviasi masing-masing variabel, yaitu CSRR (variabel dependen); FP (variabel
independen); FLCS (variabel moderasi), serta board size, firm size, board shares, book-to-market ratio, financial
leverage, sales growth, dan firm
growth (variabel kontrol).
Uji simultan (Uji F). Salah satu uji hipotesis dalam
penelitian ini adalah uji simultan (Uji
F) yang dimaksudkan untuk menguji apakah semua variabel independen dan kontrol
mempengaruhi variabel dependen secara bersamaan/simultan. Selain itu, Uji F
bertujuan untuk menguji apakah model regresi layak digunakan atau tidak.
Hipotesis dalam uji F dapat disebutkan sebagai berikut:
Ho: Variabel independen dan kontrol secara simultan
(bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model
regresi tidak layak digunakan.
Ha: Variabel independen dan kontrol secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model regresi layak digunakan.
Uji koefisien determinasi (Adjusted
R-Squared). Uji
hipotesis dengan koefisien determinasi dimaksudkan untuk menguji seberapa besar
pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjabarkan variabel
dependennya. Uji ini dianalisis melalui nilai Adjusted
R-Squared dalam model regresi berganda. Apabila nilai estimasi
mendekati angka 1 (satu), maka kita dapat menyatakan bahwa variabel dependen
dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel independennya. Adapun kriteria
pengambilan keputusannya:
a) Apabila
nilai adjusted R2
mendekati 1, pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan
variabel dependen semakin tinggi.
b) Apabila
nilai adjusted R2 mendekati
0, pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan variabel dependen
semakin rendah.
3.
Hasil Analisis
A.
Descriptive Statistics
Analysis
Berdasarkan analisis statistik deskriptif pada Tabel 3, diketahui bahwa pada variable CSR Index, nilai rata-rata sebesar 79.3913 dengan standar deviasi sebesar 11.8682.
Tabel 3
�Hasil Analisis Statistik
Deskriptif
Variables |
Mean |
Maximum |
Minimum |
Std. Dev. |
CSR Index |
79.39130 |
100.0000 |
50.0000 |
11.86821 |
Tobins'Q |
3.08736 |
13.62508 |
0.29646 |
3.11775 |
Return on Assets |
0.10946 |
0.52670 |
-0.21398 |
0.12411 |
Return on Equity |
0.21088 |
1.45088 |
-0.46716 |
0.33424 |
Firm Age |
56.73913 |
107.0000 |
17.0000 |
23.12858 |
Board Size |
5.51304 |
10.0000 |
3.0000 |
1.93928 |
Firm Size |
29.09205 |
32.72561 |
20.59916 |
2.21753 |
Market to Book Ratio |
0.00157 |
0.01235 |
1.20E-05 |
0.00266 |
Financial Leverage |
0.39485 |
0.75956 |
0.07689 |
0.16557 |
Sales Growth |
0.03548 |
0.43090 |
-0.46516 |
0.15077 |
Firm Growth |
0.11634 |
1.67606 |
-0.70055 |
0.26326 |
Pada variable kinerja keuangan Tobins�Q, nilai rata-rata sebesar 3.0874 dengan standar deviasi sebesar 3.1177. Hal ini mencerminkan bahwa rata-rata perusahaan pada industri consumer goods berhasil mengelola asetnya dengan baik dan pasar menilai perusahaan overvalued. Variable Return on Assets memiliki nilai rata-rata sebesar 0.1095 dengan standar deviasi sebesar 0.1241. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan pada industri consumer goods mampu mengelola aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba secara optimal. Sedangkan variable Return on Equity memiliki nilai rata-rata sebesar 0.2109, dengan standar deviasi sebesar 0.3342. Data tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan pada industri consumer goods mampu mengoptimalkan laba dari pengelolaan modal sendiri. Pada variable Firm Age, nilai rata-rata sebesar 56.7391 dengan standar deviasi sebesar 23.1286. Sedangkan pada variable control seperti Board Size, Firm Size, Market to Book Ratio, Financial Leverage, Sales Growth, dan Firm Growth, nilai rata-rata masing-masing variable sebesar 5.5130, 29.0921, 0.0016, 0.3949, 0.0355, 0.1163 dengan standar deviasi masing-masing sebesar 1.9393, 2.2175, 0.0027, 0.1656, 0.1508, 0.2633.
B.
Pemilihan
Model Estimasi
Sebelum melakukan pengujian
statistik, harus dilakukan pengujian
untuk memilih model regresi
data panel yang paling tepat yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Uji chow dilakukan untuk menentukan model yang terbaik antara common
effect model dan fixed effect model.
Sedangkan uji Hausman dilakukan untuk menentukan model terbaik antara fixed effect model dan random effect model. Hasil pengujian dengan Chow
Test pada Tabel 4 menunjukkan
bahwa probabilitas Cross-Section
Chi-Squared baik pada
model 1 s.d. 3 sebesar
0.0000 < 0.05, Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan model terbaik dari pengujian Chow Test adalah Fixed Effects Model. Sedangkan hasil pengujian
dengan Hausman Test pada Tabel 5 menunjukkan probabilitas Cross-Section
Random pada model 1 sebesar 0.0267 < 0.05, Ha diterima, probabilitas Cross-Section
Random pada model 2 sebesar 0.0012 < 0.05, Ha diterima, probabilitas Cross-Section
Random pada model 3 sebesar 0.0034 < 0.05, Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan model terbaik dari pengujian Hausman Test atas 3 model tersebut adalah Fixed Effects Model. Dari pengujian
tersebut baik berdasarkan pengujian
Chow Test dan Hausman Test, model terbaik
yang dapat digunakan untuk melakukan regresi adalah Fixed Effects Model.
Tabel 4
Chow Test |
|||
���� Model |
Effects Test |
Prob. |
Kesimpulan |
Model 1 |
Cross-Section
Chi-Squared |
0.0000 |
Fixed Effects Model |
Model 2 |
0.0000 |
Fixed Effects Model |
|
Model 3 |
0.0000 |
Fixed Effects Model |
Tabel 5
Hausman Test
Model |
Effects Test |
Prob. |
Kesimpulan |
Model 1 |
Cross-Section
Random |
0.0267 |
Fixed Effects Model |
Model 2 |
0.0012 |
Fixed Effects Model |
|
Model 3 |
0.0034 |
Fixed Effects Model |
C. Pengujian Hipotesis
Hasil Uji Simultan (Uji F) pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
nilai probabilitas F-Statistic pada
ketiga model baik model 1, model 2, dan model 3 sebesar 0.0000 < 0.05
(α=5%), sehingga Ha diterima. Dengan demikian, pada ketiga model seluruh
variabel independen secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 6
Uji
Simultan (Uji F)
Model |
Testing |
Value |
|
Model 1 |
Prob. F-Statistic |
�� ��0.0000 |
|
Model 2 |
���� 0.0000 |
|
|
Model 3 |
0.0000 |
Adapun hasil Uji Koefisien Determinasi pada Tabel 7 menunjukkan nilai Adjusted R-Squared untuk model 1 sebesar 0.8875 yang berarti bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 88.75% dan sisanya sebesar 11.25% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai Adjusted R-Squared pada model 2 sebesar 0.9853 yang berarti bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 98.53% dan sisanya sebesar 1.47% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Sedangkan pada model 3 nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.9099 yang berarti bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 90.99% dan sisanya sebesar 9.01% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada ketiga model variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dengan baik.
Tabel 7
Uji
Koefisien Determinasi
Model |
Testing |
Value |
|
||
Model 1 |
|
0.887501 |
|
||
Model 2 |
Adjusted R-Squared |
0.985304 |
|
||
Model 3 |
|
�� 0.909854 |
|||
D. Hasil
Regresi
Berdasarkan Tabel 8, regresi
dilakukan menggunakan fixed effects model
untuk menguji pengaruh kinerja perusahaan (FP) pada indeks pelaporan
CSR (CSRR) sebagaimana Model 1. Hasil pengujian untuk variable Tobins�Q menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0.2062
> 0.10, sehingga Ha ditolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Tobins�Q tidak berpengaruh terhadap CSRR Index. Sedangkan
hasil pengujian atas ROA menunjukkan
nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.10, sehingga Ha diterima.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap CSRR Index. Hasil pengujian ROE menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.10, sehingga Ha diterima.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ROE berpengaruh
signifikan terhadap CSRR Index. Selain itu,
hasil pengujian atas seluruh
variabel control menunjukan
pengaruh yang juga signifikan
terhadap CSRR Index kecuali variabel market to book ratio tidak
berpengaruh terhadap CSRR Index.
Tabel 8
�Hasil
Regresi menggunakan Fixed
Effects Model
Variables |
Model 1 |
Model 2 |
Model 3 |
|||||
Coefficient |
Prob. |
Coefficient |
Prob. |
Coefficient |
Prob. |
|||
CSRR |
-86.59536 |
0.00000*** |
81.76968 |
0.00000*** |
-40.91791 |
0.04160** |
||
Tobins�Q |
-0.19080 |
0.20620 |
- |
0.00000 |
-0.02025 |
0.00050*** |
||
Return on Assets |
29.02680 |
0.00000*** |
- |
0.00000 |
-1.75148 |
0.00390*** |
||
Return on Equity |
-5.57115 |
0.00000*** |
- |
0.00000 |
0.82640 |
0.00020*** |
||
Firm Age |
- |
0.00000 |
0.25514 |
0.00020*** |
1.28274 |
0.00130*** |
||
Board Size |
-1.43363 |
0.00010*** |
-0.36667 |
0.00370*** |
-0.60557 |
0.45580 |
||
Firm Size |
5.86796 |
0.00000*** |
-0.51615 |
0.00500*** |
1.57157 |
0.22670 |
||
Market to Book Ratio |
-9.19830 |
0.96050 |
-88.86702 |
0.04140** |
-110.66600 |
0.62640 |
||
Firm Leverage |
0.63611 |
0.00220*** |
0.09460 |
0.08290* |
0.63442 |
0.01840** |
||
Sales Growth |
-2.88966 |
0.07050* |
0.03308 |
0.91140 |
-1.83054 |
0.57870 |
||
Firm Growth |
-1.16102 |
0.00000*** |
0.17784 |
0.00880*** |
0.16086 |
0.89890 |
||
Noted:
*** Sig < 0.01; ** Sig < 0.05; * Sig < 0.1
Pengujian atas pengaruh tahapan siklus hidup perusahaan (FLCS) pada
pelaporan CSR (CSRR) sebagaimana Model 2 menunjukkan hasil untuk variabel Firm Age memiliki nilai
probabilitas sebesar 0.0002
< 0.10, sehingga Ha diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Firm Age berpengaruh signifikan terhadap CSRR Index. Selain
itu, hasil pengujian atas seluruh variabel kontrol menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap
CSRR Index dengan probabilitas lebih kecil dari
0.10. Adapun pengujian untuk memeriksa hubungan antara kinerja perusahaan (FP) dan
pelaporan CSR yang dimoderasi oleh tahap siklus hidup (FCLS) perusahaan sebagaimana
Model 3, untuk variable Tobins�Q menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0.0012
< 0.10, sehingga Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Tobins�Q berpengaruh signifikan terhadap CSRR
Index. Hasil pengujian atas ROA menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0009 <
0.10, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti Return on Assets berpengaruh
signifikan terhadap CSRR Index. Demikian halnya dengan hasil
pengujian ROE yang menunjukkan
nilai probabilitas sebesar 0.0009 < 0.10, sehingga Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa Return on Equity berpengaruh
signifikan terhadap CSR Index. Namun sebaliknya, pengujian atas seluruh variabel kontrol menunjukkan hasil tidak terdapat pengaruh terhadap CSRR Index kecuali
variable firm leverage yang berpengaruh
terhadap CSR Index.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa pengujian model 1
(satu) berdasarkan uji F memperlihatkan bahwa secara simultan (bersama-sama)
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan
demikian variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE dalam sampel penelitian secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap CSR Index, sehingga Ha diterima.
Selain itu, dari hasil analisis uji koefisien determinasi untuk model 1
menunjukkan bahwa variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE secara simultan mampu
mempengaruhi CSRR Index sebesar 88.75%. Lebih lanjut, hasil regresi pada model
1 dengan menggunakan fixed effect model
menunjukan bahwa kinerja perusahaan (FP) pada industri consumer goods yang dihitung menggunakan variabel ROA berpengaruh
positif signifikan terhadap CSRR Index
dan ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap CSRR Index, sedangkan Tobin�s Q tidak berpengaruh terhadap CSRR Index. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan dari kemampuannya memaksimalkan laba dengan memanfaatkan aset
yang dimiliki perusahaan, berpengaruh positif terhadap indeks pelaporan CSR.
Sehingga semakin efektif perusahaan memperoleh laba dari penggunaan asetnya,
maka pertanggungjawaban sosial perusahaan juga akan semakin baik dan akan
meningkatkan indeks pelaporan CSR. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh (Jan et al., 2021)
bahwa perusahaan dengan kinerja perusahaan yang baik yang dilihat dari rasio
ROA akan melakukan pengungkapan laporan kegiatan CSR yang jauh lebih baik
dibandingkan perusahaan dengan kinerja lebih rendah. Lain halnya dengan ROE,
dari hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang
dicerminkan dari laba atas pemanfaatan modal sendiri perusahaan berpengaruh
negatif terhadap indeks pelaporan CSR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Kartini et al., 2019)
bahwa pergerakan rasio ROE akan direspon sebaliknya oleh kinerja pelaporan CSR.
Pada suatu waktu, apabila terdapat penurunan rasio ROE tidak serta merta
menurunkan aktivitas CSR, justru sebaliknya tanggung jawab sosial perusahaan
bisa lebih meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Hsu, 2018)
yang membuktikan bahwa pada titik tertentu, perusahaan dengan kinerja CSR
tinggi dapat secara signifikan menurunkan modal perusahaan dengan mengurangi
penerbitan ekuitas dan utang.
Hasil pengujian yang menyatakan bahwa Tobin�s Q tidak
berpengaruh terhadap pelaporan CSR menunjukan bahwa nilai perusahaan
yang direfleksikan dari penilaian
publik terhadap kinerja perusahaan melalui harga saham di pasar untuk 23 perusahaan pada industri consumer goods tidak
berpengaruh terhadap CSR. Hal ini berarti keputusan
perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan pelaporan CSR tidak dipengaruhi
oleh pandangan investor.
Di samping itu, pengaruh signifikan ROA dan ROE juga didukung
oleh signifikansi pengaruh masing-masing variabel kontrol terhadap CSRR Index seperti Board Size, Firm Size, Firm Leverage, dan Firm Growth.
Lebih lanjut, pengujian pada model 2 (dua) berdasarkan hasil
uji simultan (uji F) juga memperlihatkan pengaruh signifikan variabel
independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, firm life cycle stages (FLCS) secara simultan berpengaruh terhadap
CSR Index, sehingga Ha diterima. Selain itu dari hasil analisis uji koefisien
determinasi terhadap model 2 menunjukan bahwa FCLS mampu mempengaruhi CSRR
Index sebesar 98,53%, sedangkan sisanya 1,47% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar variabel yang diteliti.
Pengujian lebih lanjut pada model 2 diperoleh hasil regresi
dengan fixed effect model yang
menunjukan bahwa FLCS yang dihitung menggunakan variabel firm age berpengaruh positif signifikan terhadap CSRR Index. Dari hasil tersebut dapat
dipahami bahwa semakin lama usia perusahaan, maka semakin aktif perusahaan
melakukan kegiatan CSR dan indeks pelaporan CSR juga akan semakin baik. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jan et al., 2021)
yang juga memperlihatkan bahwa seiring bertambahnya usia, perusahaan menjadi
jauh lebih bertanggung jawab dan akan berinvestasi lebih signifikan pada
berbagai kegiatan CSR.
Pengujian pada model 3 (tiga), berdasarkan hasil uji F
memperlihatkan bahwa variabel independen yang dimoderasi dengan FLCS
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Dengan
demikian secara simultan variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE yang dimoderasi oleh
FLCS berpengaruh signifikan terhadap CSRR Index,
sehingga Ha diterima. Hasil analisis uji koefisien determinasi pada model 3
juga menunjukan bahwa seluruh variabel independen mampu mempengaruhi CSR Index sebesar 90,99%, sedangkan sisanya
9,01% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Adapun
hasil regresi yang menggunakan fixed
effect model menunjukan bahwa setelah dimoderasi dengan FLCS, masing-masing
variabel independen yang dihitung menggunakan Tobin�s Q dan ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap CSRR Index.
Dengan demikian, perusahaan yang lebih mature
mulai menyadari pentingnya pengungkapan CSR tanpa harus memperhatikan dan memperjelas
kinerja perusahaan yang diukur dari pandangan investor dan laba atas pemanfaatan
aset. Penelitian yang dilakukan oleh (Jan et al., 2021)
menemukan bahwa efek tahapan siklus hidup dan kapan perusahaan mature tidak seragam di berbagai
kategori CSR. Seiring bertambahnya usia perusahaan, mereka menjadi jauh lebih
bertanggung jawab seperti pada aspek keberagaman dan kesadaran lingkungan,
namun pada beberapa aspek CSR lain seperti pada aspek hak asasi manusia dan
keamanan produk menunjukkan pengaruh sebaliknya. Di sisi
lain, hasil penelitian (Haryanto, 2019)
menunjukan bahwa keuntungan bukanlah penentu kuat kinerja CSR. Fakta yang
ditunjukan dalam penelitian tersebut dari hubungan contemporaneous model adalah negatif yang mencerminkan proxy peningkatan biaya akibat kegiatan
CSR. Di sisi lain, hasil pengujian memperlihatkan bahwa ROE berpengaruh positif
signifikan terhadap CSRR Index. Hal ini dapat dipahami bahwa kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan laba bersih dari penggunaan ekuitas dapat
mendorong dan memperluas investasi pada CSR, sehingga mampu meningkatkan indeks
CSRR. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian (Nagarajachari & Tyagi, 2019) yang menunjukan bahwa pengembalian ekuitas yang lebih
tinggi cenderung menyajikan kegiatan CSR lebih sering.
Kesimpulan
Dari hasil analisis atas berbagai pengujian yang telah
dilakukan atas sampel data dari 23 perusahaan dalam industri consumer goods di Indonesia untuk
periode 2016-2020 diperoleh kesimpulan bahwa hipotesa pertama (H1) terbukti
bahwa kinerja
perusahaan berpengaruh pada pelaporan CSR. Hal ini terlihat dari rasio ROA dan ROE yang menunjukan bahwa aktivitas
operasional perusahaan dalam menghasilkan laba akan mempengaruhi indeks CSR.
Meskipun pada rasio Tobin�s Q yang menunjukan nilai perusahaan dari kacamata
investor atau pasar tidak berpengaruh pada pelaporan CSR, namun praktek CSR
masih mendukung teori legitimasi yang menyatakan bahwa organisasi bukan
hanya memperhatikan hak-hak investor tetapi juga memperhatikan hak publik. Dalam
hal ini, pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan tetap dilakukan terlepas
dari apapun penilaian investor terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan yang
memiliki rasio ROA tinggi memperlihatkan bahwa perusahaan berada pada kondisi
keuangan yang sangat baik dilihat dari keberhasilannya mengelola aset secara
optimal dan tentunya hal ini akan memperkuat tuntutan dari pihak eksternal
untuk mengungkapkan pelaporan CSR secara lebih luas. Namun demikian, pada
penelitian ini naik turunnya rasio laba yang dihasilkan dari penggunaan ekuitas
perusahaan memberi pengaruh sebaliknya terhadap upaya perluasan pelaporan CSR
yang dimungkinkan karena adanya dampak biaya untuk aktivitas CSR (Kartini et al., 2019). Pada hipotesa kedua (H2) terbukti bahwa tahapan siklus hidup perusahaan
berpengaruh pada pelaporan CSR. Semakin lama usia perusahaan akan memberi
pengaruh yang positif pada peningkatan indeks CSR. Sebagaimana ditekankan pada
penelitian yang dilakukan oleh (Withisuphakorn & Jiraporn, 2016) bahwa kuatnya pengaruh usia perusahaan pada aktivitas CSR, maka
perusahaan dengan usia lebih lama dianjurkan untuk melakukan investasi lebih
pada aktivitas CSR. Pada hipotesa ketiga (H3), kinerja perusahaan yang
dimoderasi oleh tahapan siklus hidup perusahaan terbukti berpengaruh pada pelaporan CSR. Dari hasil analisis,
moderasi siklus hidup perusahaan mempengaruhi bentuk hubungan kinerja
perusahaan terhadap pelaporan CSR. Dalam hal ini variabel
Tobin�s Q, ROA, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap CSR setelah dimoderasi
dengan firm age. Namun pengaruh
siklus hidup bukan hanya dipandang dari usia perusahaan, faktor lain yang
mempengaruhi adalah tahapan siklus hidup perusahaan yang berbeda antara satu
perusahaan dengan yang lain sebagaimana ditunjukan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Hsu, 2018) dan (Hendratama & Huang, 2021).
Dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwa kinerja perusahaan pada setiap
tahapan siklus perusahaan yang terdiri dari introduction
(start-up), growth, mature, dan decline
akan memberi pengaruh yang berbeda pada masing-masing dimensi CSR.
Ahmed,
Kamran, & Jinan, Mohammed. (2011). The association between research and
development expenditure and firm performance: Testing a life cycle hypothesis. International
Journal of Accounting, Auditing and Performance Evaluation, 7(4),
267�286. https://doi.org/10.1504/IJAAPE.2011.042771
Al-Hadi,
Ahmed, Chatterjee, Bikram, Yaftian, Ali, Taylor, Grantley, & Monzur Hasan,
Mostafa. (2017). Corporate social responsibility performance, financial
distress and firm life cycle: evidence from Australia. Accounting and
Finance, 59(2), 961�989. https://doi.org/10.1111/acfi.12277
Basuony,
Mohamed A. K., & Mohamed, Ehab K. A. (2014). Board composition, ownership
concentration, and voluntary internet disclosure by MSM-listed companies. Corporate
Board: Role, Duties and Composition, 10(1), 60�70.
https://doi.org/10.22495/cbv10i1art5
Cho,
Sang Jun, Chung, Chune Young, & Young, Jason. (2019). Study on the relationship
between CSR and financial performance. Sustainability (Switzerland), 11(2),
562�591. https://doi.org/10.3390/su11020343
Dakhli,
Anissa. (2021). The impact of ownership structure on corporate social
responsibility: the moderating role of financial performance. Society and
Business Review, 16(4), 562�591.
https://doi.org/10.1108/SBR-01-2021-0013
Diebecker,
Jan, Rose, Christian, & Sommer, Friedrich. (2017). Corporate Sustainability
Performance Over the Firm Life Cycle: Levels, Determinants, and the Impact on
Accounting Performance. SSRN Electronic Journal, M41(G30), Q01.
https://doi.org/10.2139/ssrn.3084601
Effendi,
Rusman. (2019). MEMBANGUN NILAI PERUSAHAAN BERBASIS PEMANGKU KEPENTINGAN (Build
Value Based of Corporate Stakeholder�s). Goodwill : Jurnal Penelitian
Akuntansi, 1(2), 89�94. Retrieved from
http://ojs.mputantular.ac.id/index.php/gw/article/view/342
Haryanto.
(2019). Pengaruh Siklus Hidup Perusahaan dan Corporate Social Responsibility
terhadap Kebijakan Cash Holding dengan Diversifikasi Geografis sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4(2), 223�251.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887/jia.v4i2.19419
Hendratama,
Tifanny Dwijaya, & Huang, Yu Chuan. (2021). Corporate social
responsibility, firm value and life cycle: evidence from Southeast Asian
countries. Journal of Applied Accounting Research, 22(4),
577�597. https://doi.org/10.1108/JAAR-09-2020-0194
Hsu,
Feng Jui. (2018). Does corporate social responsibility extend firm life-cycles?
Management Decision, 56(11), 2408�2436.
https://doi.org/10.1108/MD-09-2017-0865
Jan,
Naveed, Karn, Arodh Lal, Li, Zeyun, & Liu, Xiyu. (2021). The relationship
between corporate social responsibility reporting and firm performance and the
moderating role of firm life cycle stages: Evidence from China. Sustainability
(Switzerland), 13(18), 10038. https://doi.org/10.3390/su131810038
Kao,
Erin H., Yeh, Chih Chuan, Wang, Li Hsun, & Fung, Hung Gay. (2018). The
relationship between CSR and performance: Evidence in China. Pacific Basin
Finance Journal, 51, 155�170.
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2018.04.006
Kartini,
Puti Tri, Maiyarni, Reka, & Tiswiyanti, Wiwik. (2019). Pengaruh Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 7(2),
343�366. https://doi.org/10.17509/jrak.v7i2.15636
Lu,
Weisheng, Chau, K. W., Wang, Hongdi, & Pan, Wei. (2017). A decade�s debate
on the nexus between corporate social and corporate financial performance: A critical
review of empirical studies 2002-2011. Journal of Cleaner Production, 79,
195�206. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.04.072
Nagarajachari,
Abhilasha, & Tyagi, ProfMadhu. (2019). Impact of CSR on Financial
Performance of Top 10 Performing CSR Companies in India. IOSR Journal of
Economics and Finance, 10(2), 49�55.
https://doi.org/10.9790/5933-1002024955
Nayenggita,
Gina Bunga, Raharjo, Santoso Tri, & Resnawaty, Risna. (2019). Praktik
Corporate Social Responsibility (Csr) Di Indonesia. Focus : Jurnal
Pekerjaan Sosial, 2(1), 61.
https://doi.org/10.24198/focus.v2i1.23119
Purwaningsih,
Retno Wati, & Aziza, Nurna. (2019). Pengaruh Corporate Social Responsbility
Terhadap Financial Distress Dimoderasi Oleh Siklus Hidup Perusahaan Pada Tahap
Mature. Jurnal Akuntansi, 9(3), 173�186.
https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.9.3.173-186
Wang,
David Han Min, Chen, Pei Hua, Yu, Tiffany Hui Kuang, & Hsiao, Chih Yi.
(2015). The effects of corporate social responsibility on brand equity and firm
performance. Journal of Business Research, 68(11), 2232�2236.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.06.003
Wei,
An Pin, Peng, Chi Lu, Huang, Hao Chen, & Yeh, Shang Pao. (2020). Effects of
corporate social responsibility on firm performance: Does customer satisfaction
matter? Sustainability (Switzerland), 12(18), 7545.
https://doi.org/10.3390/su12187545
Withisuphakorn,
Pradit, & Jiraporn, Pornsit. (2016). The effect of firm maturity on
corporate social responsibility (CSR): do older firms invest more in CSR? Applied
Economics Letters, 23(4), 298�301.
https://doi.org/10.1080/13504851.2015.1071464
Yang,
Minghui, Bento, Paulo, & Akbar, Ahsan. (2019). Does CSR influence firm
performance indicators? Evidence from Chinese pharmaceutical enterprises. Sustainability
(Switzerland), 11(20), 5656. https://doi.org/10.3390/su11205656
Zhao,
Tianjiao, & Xiao, Xiang. (2019). The impact of corporate social
responsibility on financial constraints: Does the life cycle stage of a firm
matter? International Review of Economics and Finance, 63, 76�93.
https://doi.org/10.1016/j.iref.2018.08.010
Copyright holder: Caecilia Rina Andari, Desiyanti, Henny Setyo Lestari, Farah Margaretha Leon (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |