Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
ANALISIS MANAJEMEN RESIKO
DENGAN PENDEKATAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT PADA UMKM MAKANAN BASAH KOTA PADANG PANJANG
Chitra Indah Sari
IAIN Batusangkar, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian
ini adalah Untuk
mengetahui resiko yang tergolong low risk, medium risk dan high risk pada UMKM
makanan basah kota Padangpanjang dan untuk mengetahui strategi apa yang dapat
digunakan untuk meminimalkan resiko yang akan ditanggung oleh UMKM makanan
basah di kota Padang panjang. Penelitian ini dilakukan pada UMKM makanan basah kota
Padang Panjang dengan pendekatan
Enterprise Risk Management (ERM) versi ISO:3000 2009.
Pengelolaan resiko dengan ERM dapat membantu UMKM lebih siap dalam mengatasi
ketidakpastian. Pendekatan
ERM versi ISO 31000: 2009 ini
ada 8 komponen� Dari identifikasi resiko yang dilakukan, terdapat 22 resiko yang terdiri atas resiko operasional,
resiko finansial, resiko strategi dan resiko
hazard. Perhitungan resiko didasarkan hasil dari probabilitas dikali dampak. Dari skor resiko yang didapatkan dalam bahwa resiko yang paling diprioritaskan adalah mengenai rencana pengembangan usaha, tidak membuat laporan
keuangan, tidak ada merek usaha,
tidak memanfaatkan rumah design, dan tidak memanfaatkan sosial media.
Kata Kunci: manajemen resiko;
ERM
Abstract
The purpose of this study is to determine the risks that are classified
as low risk, medium risk and high risk in wet food SMEs in Padangpanjang
city and to find out what strategies can be used to minimize the risks that
will be borne by wet food SMEs in Padang Panjang city. This research was
conducted on wet food SMEs in the city of Padang Panjang with an Enterprise
Risk Management (ERM) approach of ISO: 3000 2009 version. Risk management with
ERM can help SMEs be better prepared to deal with uncertainty. There are 8
components of the ISO 31000:2009 ERM approach. From the risk identification carried
out, there are 22 risks consisting of operational risk, financial risk,
strategic risk and hazard risk. Calculation of risk is based on the result of
the probability times the impact. From the risk score obtained, the most
prioritized risks are regarding business development plans, not making
financial reports, not having business brands, not using design houses, and not
utilizing social media.
Keywords: risk
management; ERM
Pendahuluan
Setiap usaha
pasti mengandung resiko, tidak ada usaha di dunia ini yang tidak mengandung
resiko. Resiko bisa terjadi setiap detik dalam usaha dan bisa terjadi
dimanapun. Situasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan telah mengalami
perkembangan sejalan pula dengan meningkatnya resiko. Semakin kompleks
resiko yang dihadapi kegiatan usaha tentu akan membutuhkan tata kelola serta
fungsi identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko. peningkatan fungsi
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian resiko perusahaan
dimaksudkan agar aktivitas usaha yang dilakukan perusahaan tidak menimbulkan
kerugian. (Rustam,
2017)
Perusahaan atau
pelaku usaha membutuhkan suatu alat untuk mengelola risiko yang efektif agar
dapat meminimalisasi risiko dan mencapai tujuannya. Alat tersebut dinamakan ERM
(Enterprise Risk Management). (Pranatha, dkk 2018). Enterprise Risk
Management ini merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan
pada seluruh aspek aktivitas perusahaan menurut IS0 31000 : 2009 beberapa
Langkah dalam manajemen resiko dari menentukan konteks, komunikasi dan
konsultasi, risk assessment, monitoring dan review dan perlakuan resiko. Dalam
penelitian (Pranatha dkk, 2018) yang berjudul Penerapan Enterprise
Management Dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan di Perusahaan �XYZ� bahwa dampak
penerapan ERM di perusahaan XYZ dapat meminimalkan resiko yang dihadapi
perusahaan. Selanjutnya dalam Penelitian (Beatrice, 2018)
yang berjudul Pengaruh ERM Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek juga mendapatkan hasil penelitian bawa ERM berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Sebagian besar
industri kecil jarang melakukan pengelolaan resiko dan melakukan manajemen
strategi dalam bisnisnya. UMKM juga terbatas dari segi kondisi dan sumber daya. Keputusan yang
dilakukan pemilik biasanya tergantung pada kondisi keuangannya.
Tabel 1.1
Tabel Investasi Awal UMKM Makanan
Basah Kota Padang Panjang
No |
Jumlah UMKM |
Total Investasi
Awal |
1. |
27
UMKM |
� 5-120� juta rupiah |
2. |
����� 96 UMKM |
<��
5 juta rupiah |
�� Sumber : Dinas Koperasi dan UKM kota Padang Panjang (2021)
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa sekitar 30 persen UMKM makanan basah yang memiliki modal awal lebih dari
5 juta rupiah. Sedangkan 70
persennya memiliki modal
yang kurang dari 5 juta rupiah. Hal ini menandakan bahwa umkm makanan basah
dari segi permodalan sangat kecil. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan
penelitian tentang "Analisis Manajemen Resiko dengan Pendekatan
Enterprise Risk Management Pada UMKM Makanan Basah Kota Padang Panjang."
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah field research (penelitian lapangan) dengan pendekatan kombinasi (Mixed Methods) kualitatif
yakni suatu metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif
(Sugiyono:2011).
Model penelitian menggunakan
desain sequential explanatory design. Metode penelitian kombinasi desain sequential
explanatory dicirikan dengan
pengumpulan data dan analisis
data kuantitatif pada tahap
pertama dan diikuti dengan analisis data kualitatif pada tahap kedua guna memperkuat
hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama (2013).
Enterprise Risk Manajemen adalah kerangka kerja
yang komprehensif dan intgegratif untuk mengelola resiko kredit, risiko pasar,
risiko operasional, modal ekonomi dan �trransfer resiko dalam upaya
memaksimalkan nilai perusahaan. Enterprise Risk Management (ERM) memiliki
beberapa kerangka konseptual yang dikemukakan oleh ISO 31000 : 2009 yang
terdiri dari :
1. Mandat
dan komitmen
2. Desain
Kerangka Kerja Untuk Mengelola resiko
3. Penerapan
Manajemen Resiko
4. Pemantauan
dan kaji ulang kerangka kerja
5. Perbaikan
berkesinambungan atas kerangka kerja.
Proses manajemen resiko menurut ISO
31000 merupakan bagian terintegrasi dalam proses bisnis perusahaan dan melekat pada
budaya perusahaan serta bagian dalam proses pengambilan keputusan. Proses
manajemen resiko
memiliki 7 kegiatan utama.
1. Penetapan
konteks
2. Identifikasi
resiko
3. Analisis
Resiko
4. Evaluasi
Resiko
5. Perlakuan
resiko
6. Komunikasi
dan konsultasi
7. Pemantauan
dan kaji ulang
a) Kerangka Konseptual
Bagan Kerangka
Konseptual
Hasil dan Pembahasan
1.
Penetapan Konteks
Penetapan konteks ini terdiri
dari internal dan eksternal
perusahaan. Dalam hal penelitian ini peneliti akan
menentukan konteks UMKM makanan basah kota
Padang Panjang. Konteks Eksternal
UMKM makanan basah kota Padang Panjang dilihat dari hukum sosial
yang berlaku di Padang Panjang UMKM tersebut tidak membuat makanan yang tidak halal. Dari segi Objective
Setting UMKM makanan basah ini melihat dari
empat sisi yaitu :
a.
Strategic Objective
UMKM makanan basah ini mempertahankan
produk yang dijual selama bertahun-tahun seperti :
risoles, kue bolu, pastel, lapek, onde-onde. UMKM juga mempertahankan
bentuk dari makanan basah tersebut.
b.
Operating Objective
UMKM secara teknis dan manajerial masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menjalankan usaha mereka. UMKM makanan basah ini
walaupun sudah diberi pelatihan tetapi tetap saja
lebih memilih cara tradisional karena menurut mereka cara-cara baru merepotkan.
c.
Reporting Objective
Laporan keuangan
dari UMKM makanan basah ini belum
ada. Para pelaku UMKM ini sebagian besar
belum memisahkan antara keuangan pribadi dengan laporan keuangan usaha. UMKM atidak mengetahui secara pasti berapa asset laba dan rugi.
d.
Compliance Objective
UMKM makanan basah ini mematuhi
peraturan yang berlaku di kota Padang Panjang juga mematuhi
norma-norma yang berlaku
pada masyarakat.
2.
Identifikasi Resiko
Tabel 1
Identifikasi Resiko
No |
Resiko |
Penyebab/Sumber Resiko |
|
|
A1 |
Mengalami kekurangan modal |
Pandemi Covid-19 |
|
A2 |
Kesulitan dalam peminjaman
modal |
Persyaratan pada Lembaga keuangan, waktu pencairan dana lama |
|
A3 |
Tidak membuat laporan keuangan |
Tidak punya pengetahuan tentang lapiran keuangan, merasa repot untuk membuat laporan keuangan |
|
A4 |
Tidak memisahkan keuangan pribadi dengan usaha |
Tidak membuat laporan keuangan |
|
A5 |
Tidak mendapat bantuan pemerintah |
Belum mendapat giliran bantuan. Belum terdata |
|
A6 |
Selalu ingin dibantu
modal dari pemerintah |
Mindset yang ingin selalu dibantu |
|
A7 |
Tidak mengetahui secara pasti laba atau rugi
usaha |
Tidak membuat laporan keuangan |
|
B1 |
Kesulitan dalam memperoleh
bahan baku |
Pasokan supplier |
|
B2 |
Makanan yang tidak terjual |
PPKM, sekolah tutup dan cuaca |
|
B3 |
Penurunan produksi |
Kekurangan modal, Covid-19 |
|
B4 |
Harga bahan baku tidak stabil |
Harga pasaran yang mengalami kenaikan spt minyak goreng |
C.Resiko Strategi |
C1 |
Tidak ada ciri
khas makanan |
Tidak mau mengubah
bentuk dan ciri khas makanan |
|
C2 |
Tidak ada merek |
Tidak mau kena
pajak |
|
C3 |
Tidak memanfaatkan rumah design |
Belum ada waktu dan tidak mau kena pajak |
|
C4 |
Tidak mendapat pelatihan dan pemerintah |
Tidak dapat undangan,
tidak datang saat pelatihan |
|
C5 |
Tidak konsisten menerapkan pelatihan |
Belum menerapkan, merasa ribet |
|
C6 |
Tidak mendapatkan jualan di pasar kuliner |
Pasar kuliner tidak hanya menjual
makanan basah |
|
C7 |
Tidak memanfaatkan media sosiak |
Tidak bisa atau
tidak mau menggunakan media sosial |
|
C8 |
Tidak mempunyai daya juang yang tinggi memajukan usaha |
Tidak punya tenaga dan waktu untuk memajukan
usaha |
|
C9 |
Tidak memiliki rencana pengembangan usaha |
Menjalankan usaha seperti
air mengalir tanpa perencanaan dan strategi. |
D.Resiko Hazard |
D1 |
Rasa makanan yang tidak enak |
Kesalahan pada proses produksi |
|
D2 |
Makanan yang dijual kadaluarsa |
Tidak terjual pada hari sebelumnya |
3.
Penilaian Resiko
Tabel 2
Penilaian Resiko
Jenis Resiko |
No |
Resiko |
Probabilitas |
Dampak |
Skor Resiko |
|
A1 |
Mengalami kekurangan modal |
4 |
3 |
12 |
|
A2 |
Kesulitan dalam peminjaman modal |
3 |
3 |
9 |
|
A3 |
Tidak membuat laporan keuangan |
5 |
4 |
20 |
|
A4 |
Tidak memisahkan keuangan pribadi dengan usaha |
3 |
4 |
12 |
|
A5 |
Tidak mendapat bantuan pemerintah |
4 |
2 |
8 |
|
A6 |
Selalu ingin dibantu modal dari pemerintah |
4 |
4 |
16 |
|
A7 |
Tidak mengetahui secara pasti laba atau
rugi usaha |
3 |
4 |
12 |
|
B1 |
Kesulitan dalam memperoleh bahan baku |
2 |
1 |
2 |
|
B2 |
Makanan yang tidak terjual |
2 |
2 |
4 |
|
B3 |
Penurunan produksi |
4 |
3 |
12 |
|
B4 |
Harga bahan baku tidak
stabil |
2 |
2 |
4 |
C.Resiko Strategi |
C1 |
Tidak ada ciri khas
makanan |
4 |
3 |
12 |
|
C2 |
Tidak ada merek |
5 |
4 |
20 |
|
C3 |
Tidak memanfaatkan rumah design |
5 |
4 |
20 |
|
C4 |
Tidak mendapat pelatihan dan pemerintah |
3 |
4 |
12 |
|
C5 |
Tidak konsisten menerapkan pelatihan |
3 |
3 |
9 |
|
C6 |
Tidak mendapatkan jualan di pasar kuliner |
3 |
2 |
6 |
|
C7 |
Tidak memanfaatkan media sosial |
5 |
4 |
20 |
|
C8 |
Tidak mempunyai daya juang yang tinggi memajukan usaha |
4 |
4 |
16 |
|
C9 |
Tidak memiliki rencana pengembangan usaha |
5 |
5 |
25 |
D.Resiko Hazard |
D1 |
Rasa makanan yang tidak enak |
2 |
2 |
4 |
|
D2 |
Makanan yang dijual kadaluarsa |
2 |
2 |
4 |
4.
Evaluasi Resiko
Tabel 3
Evaluasi Resiko
Significance |
Dampak / Severity |
||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
Tidak
Signifikan |
Minor |
Menengah |
Besar |
Sangat Tinggi |
|||
Likelihood |
5 |
Sangat Sering |
|
|
|
A3,C2,C3, C7 |
C9 |
4 |
Sering |
|
A5,B2 |
A1,A4,A7,B3,C1,C4 |
A6, C8 |
|
|
3 |
Moderat |
|
C6 |
A2,C5 |
|
|
|
2 |
Jarang |
B1,B4,
D1,D2 |
|
|
|
|
|
1 |
Sangat Jarang |
|
|
|
|
|
5.
Penanganan Resiko
Tabel 4
Strategi Penanganan Resiko
Pada UMKM Makanan
Basah Kota
Padang Panjang
Jenis Resiko |
No |
Resiko |
Strategi |
Keterangan strategi |
High Resiko |
C9 |
Tidak memiliki rencana pengembangan usaha |
Berbagi (Sharing) |
1.Mengikuti pelatihan
kewirausahaan oleh pemerintah
khususnya dinas koperasi dan umkm. 2. Pendampingan terhadap UMKM 3. Merubah mindset perlunya rencana pengembangan usaha |
|
A3 |
Tidak membuat laporan keuangan |
Berbagi (Sharing) |
1.Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
Dinas Koperasi dan UMKM mengenai
laporan keuangan. 2. Pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa kepada UMKM Makanan basah tentang laporan keuangan |
|
A6 |
Selalu ingin dibantu modal dari pemerintah |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
1.Membangun kesadaran
bahwa tidak semua usaha bisa
di bantu oleh pemerintah. 2 |
|
C2 |
Tidak ada merek |
Berbagi (Sharing) |
1.Sosialisasi mengenai pentingnya merek untuk promosi
agar produk lebih di kenal oleh masyarakat dan bisa meningkatkan penjualan. 2. Sosialisai mengenai pajak untuk merek tidak
mahal |
|
C3 |
Tidak memanfaatkan rumah design |
Berbagi /(Sharing) |
1.Sosialisasi rumah
kemasan/design kepada
UKMKM makanan basah ini karena kemasan
juga bisa berpengaruh terhadap penjualan |
|
C7 |
Tidak memanfaatkan media sosial |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
1.Sosialisasi pemanfaatan
sosial media dan pembuatan
akun media sosial bagi usaha seperti
Facebook padang Panjang online, Instagram, dll |
|
C8 |
Tidak mempunyai daya juang yang tinggi memajukan usaha |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Membangun kesadaran bahwa mindset |
Medium Risk |
A1 |
Mengalami kekurangan modal |
Berbagi /(Sharing) |
Meminjam kepada lembaga keuangan yang resmi dan berbadan hukum |
|
A2 |
Kesulitan dalam peminjaman modal |
Berbagi /(Sharing) |
1.Memanfaatkan
KUR bagi UMKM 2. Sosialisasi
dari Lembaga keuangan untuk kredit bagi UMKM makanan basah kota Padang Panjang |
|
A4 |
Tidak memisahkan keuangan pribadi dengan usaha |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Membuat laporan keuangan sederhana agar bisa dipisahkan antara keuangan pribadi dan usaha. |
|
B3 |
Penurunan produksi |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Mengantisipasi penurunan produksi dengan memanage modal yang akan digunakan untuk produksi agar tidak terkendala dalam produksi makanan |
|
C1 |
Tidak ada ciri khas
makanan |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Membuat ciri khas makanan
bisa dari rasa, warna, bentuk dan kemasan dari makanan basah ini |
|
C4 |
Tidak mendapat pelatihan dan pemerintah |
Berbagi (Sharing) |
1.Aktif mencari informasi mengenai pelatihan yang diadakan oleh Dinas Koperasi
dan UKM kota Padang Panjang. 2. Datang
mengikuti pelatihan jika diundang dinas koperasi dan UKM kota Padang Panjang. |
|
C5 |
Tidak konsisten menerapkan pelatihan |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Kesadaran dari diri sendiri
untuk mempraktekkan materi yang di dapat saat pelatihan untuk mengembangkan usaha. |
Low Risk |
A5 |
Tidak mendapat bantuan pemerintah |
Berbagi (Sharing) |
1.Mengajukan
proposal bantuan UMKM kepada
pemerintah melalui RT/RW
setempat.2. Aktif dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang diadakan dinas koperasi dan UKM kota Padang Panjang |
|
A7 |
Tidak mengetahui secara pasti laba atau
rugi usaha |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Membuat laporan keuangan sederhana. |
|
B1 |
Kesulitan dalam memperoleh bahan baku |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Mencari bahan baku tidak
hanya di pasar daerah setempat tapi juga di daerah luar padang
Panjang |
|
B2 |
Makanan yang tidak terjual |
Mengurangi atau Memitigasi Resiko |
Menjual murah makanan yang tidak terjual pagi hari dijual
pada sore harinya |
|
B4 |
Harga bahan baku tidak
stabil |
Menerima |
- |
|
C6 |
Tidak mendapatkan jualan di pasar kuliner |
Menerima |
- |
|
D1 |
Rasa makanan yang tidak enak |
Menghindari resiko |
Mengurangi human error saat produksi |
|
D2 |
Makanan yang dijual kadaluarsa |
Menghindari resiko |
Melakukan pengecekan terhadap makanan sebelum dijual |
6.
Konsultasi dan Komunikasi
Hal-hal yang peneliti sarankan kepada pemilik UMKM diantaranya:
1) Perlunya rencana
pengembangan usaha karena tanpa adanaya
rencana usaha akan jalan di tempat
2) Perlu adanya
laporan keuangan sederhana agar mengetahui secara pasti keuntungan
dan rugi usaha yang diperlukan dalam pengembangan usaha.
3) Pemanfaatan media sosial
untuk usaha agar meningkatkan penjualan.
4) Mengikuti pelatihan
yang di adakan oleh dinas koperasi dan UMKM kota Padang
Panjang. Lebih banyak koneksi lebih menguntungkan
kepada usaha.
5) Memanfaatkan rumah
kemasan
6) Pajak yang dikenakan
untuk merek tidaklah besar
7.
Pemantauan dan Kaji Ulang
Pemantauan dan pengkajian ulang harus menjadi bagian
yang direncanakan dari prosedur manajemen risiko dan mencakup pemeriksaan atau pengawasan. Hal ini dapat dilaksanakan secara periodik semester atau tahunan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan Saran mengenai analisis manajemen resiko dengan pendekatan
Enterprise Risk Management pada UMKM makanan basah kota
Padang Panjang maka dapat disimpulkan sebagai berikut. a) Resiko UMKM makanan basah kota
padangpanjang terdiri dari low risk, medium risk dan high risk. Resiko yang perlu penanganan cepat adalah resiko yang tergolong high risk. Resiko yang tergolong high risk adalah tidak ada nya
rencana pengembangan usaha, tidak membuat
laporan keuangan, selalu ingin dibantu
pemerintah, tidak ada merek, tidak
memanfaatkan rumah design
dan tidak punya daya juang untuk memajukan
usaha. b) Strategi untuk mengatasi resiko yang tergolong high risk ini adalah diantaranya sosialisasi dari dinas koperasi dan umkm perlunya rencana
pengembangan usaha. Sosialisasi pentingnya laporan keuangan sederhana, pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa untuk pembuatan laporan keuangan sederhana. Sosialisasi bahwa pajak untuk merek
itu kecil, dan sosialisai dari rumah kemasan kepada
umkm makanan basah.
Ardianto, Dedi, & Rivandi, Muhammad.
(2018). Pengaruh Enterprise risk management disclosure, intellectual capital
disclosure dan struktur pengelolaan terhadap nilai perusahaan. Profita:
Komunikasi Ilmiah Dan Perpajakan, 11(2), 284�305. Google Scholar
Hanafi, Mamduh M. (2014). Risiko, Proses
Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management. Manag. Res. Rev, 1�40.
Google Scholar
Mariani, Desy, & Suryani, Suryani.
(2018). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure, Intellectual Capital
Disclosure Dan Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Industri Baran. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 7(2),
119�138. Google Scholar
Monica, Emor Gladies, & Pangeran,
Perminas. (2020). The Integration of Balanced Scorecard and ISO 31.000 Based
Enterprise Risk Management Process to Mitigate Supply Chain Risk: Case Study at
PT Anugerah Bintang Meditama. International Journal of Multicultural and
Multireligious Understanding, 7(10), 616�628. Google Scholar
Mudrika, B. S., Salsabila, D. K., &
Mualif, Z. J. (2020). Analisis Manajemen Resiko Bisnis (Studi pada Cuanki Asoy
Jember). Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 18(1), 51�61. Google Scholar
Murtadlo, Ahmad Habib. (2019). Analisis
Manajemen Risiko Operasional Pada Usaha Kue Dan Roti Cv. Jaya Bakery Dalam
Perspektif Ekonomi Islam. Uin Raden Intan Lampung. Google Scholar
Pamungkas, Achmad Sidiq, & Maryati,
Sri. (2017). Pengaruh Enterprise risk management disclosure, intellectual
capital disclosure dan debt to aset ratio terhadap nilai perusahaan. Prosiding
Seminar Nasional Darmajaya, 1(1), 412�428. Google Scholar
Pamungkas, Adie. (2019). Pengaruh Penerapan
Enterprise Risk Management (COSO) Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi, 11(1),
12�21. Google Scholar
Pranatha, Mohamad A�ar, Moeljadi, Moeljadi,
& Hernawati, Erna. (2018). Penerapan Enterprise Risk Management dalam
Meningkatkan Kinerja Keuangan di Perusahaan �XYZ.� Ekonomi Dan Bisnis, 5(1),
17�39. Google Scholar
Rifqillah, A. (2019). Manajemen Risiko
Operasional Enterprise Risk Management Coso (Study di Bank Pembangunan Daerah
DIY Syariah 2018). Google Scholar
Rochmayanto, Yanto. (2013). Analisis Resiko
Kegagalan Implementasi REDD+ di Provinsi Riau. Jurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan, 10(2), 159�165. Google Scholar
Sari, Fuji Juwita. (2013). Implementasi
Enterprise Risk Management pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 2(2). Google Scholar
Sari, Ratih Ardia, Yuniarti, Rahmi, &
Puspita, Debrina. (2017). Analisa manajemen risiko pada industri kecil rotan di
Kota Malang. Journal of Industrial Engineering Management, 2(2),
39�47. Google Scholar
Septiani, Winnie, Maarif, M. Syamsul, &
Arkeman, Yandra. (2013). Manajemen Risiko Inovasi Produk Olahan Susu Sapi
Berdasarkan Tahapan Proses Manajemen Inovasi. Jurnal Teknik Industri, 3(2).
Google Scholar
Sirait, Normaria Mustiana, & Susanty,
Aries. (2016). Analisis Risiko Operasional Berdasarkan Pendekatan Enterprise
Risk Management (ERM) pada Perusahaan Pembuatan Kardus di CV Mitra Dunia
Palletindo. Industrial Engineering Online Journal, 5(4). Google Scholar
Subagyo, Subagyo, & Fauji, Diah A. Y.
U. Septi. (2019). Pendekatan Enterprise Risk Management Dalam Pemetakan Risiko
Di Koperasi Simpan Pinjam. AKADEMIKA, 17(1), 33�38. Google Scholar
Wiryani, Helen, Achsani, Noer Azam, &
Baga, Lukman M. (2013). Pemetaan Risiko di Industri Penyamakan Kulit dengan
Pendekatan Enterprise Risk Management (ERM). Jurnal Manajemen &
Agribisnis, 10(1), 50�59. Google Scholar
Copyright holder: Chitra Indah Sari (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |