Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
KONTRIBUSI PERCEIVED
ORGANIZATIONAL SUPPORT TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA ANGGOTA KEPOLISIAN
REPUBLIK INDONESIA
Fahrian Lubis
Universitas Gunadarma, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Berbagai bentuk
pelanggaran yang dilakukan anggota kepolisian merupakan salah satu bentuk fenomena rendahnya komitmen organisasi yang dimiliki oleh anggota kepolisian. Salah satu faktor yang memengaruhi komitmen organisasi adalah bagaimana individu mempersepsikan dukungan organisasi yang diperoleh, atau dikenal dengan
istilah perceived organizational support
(POS). Penelitian ini bertujuan menguji secara empiris kontribusi perceived organizational support terhadap komitmen organisiasi anggota kepolisian Republik Indonesia.
Data diperoleh melalui skala perceived organizational support dan komitmen organisasi. Responden penelitian ini berjumlah 100 terdiri dari 86 laki-laki dan 14 perempuan. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived
organizational support memiliki pengaruh yang sangat signifikan sebesar 36% terhadap komitmen organisasi. Perceived
organizational support memiliki peran yang sangat penting dalam menjelaskan perilaku komitmen organisasi pada anggota kepolisian Republik Indonesia.
Ketika seorang polisi mendapatkan dukungan organisasi seperti mendapatkan penghargaan atas kontribusi yang dilakukan dan mau mendengarkan keluhan, secara otomatis akan membuat perasaan
bangga anggota polisi, sehingga secara tidak langsung
akan menjadikan anggota polisi menjadi lebih disiplin
dalam bekerja. Hadirnya dukungan yang diberikan instansi, maka anggota polisi
memiliki komitmen organisasi yang tinggi di dalam instansi kepolisian seperti menjadi lebih disiplin
dalam menjalankan tugas-tugas nya sebagai polisi yang profesional serta tidak meninggalkan instansi kepolisian dalam situasi apapun.
Kata Kunci: komitmen organisasi; perceived
organizational support; polisi
Abstract
Various forms of violations committed by members of the police are a form
of the phenomenon of the low organizational commitment of members of the police
force. One of the factors that influence organizational commitment is how
individuals perceive the organizational support obtained, otherwise known as
perceived organizational support (POS). This study aims to empirically examine
the contribution of perceived organizational support to organizational
commitment of members of the Indonesian National Police. Data obtained through
perceived organizational support and organizational commitment scale. There
were 100 respondents in this study consisting of 86 men and 14 women. The
analysis technique used is regression analysis. The results showed that
perceived organizational support had a very significant effect of 36% on
organizational commitment. Perceived organizational support has a very
important role in explaining the behavior of organizational commitment to
members of the Indonesian National Police. When a police officer gets
organizational support, such as getting an award for his contributions and
listening to complaints, it will automatically make the police officers feel
proud, so that they will indirectly make the police officers more disciplined
in their work. With the support provided by the agency, members of the police
have a high organizational commitment within the police agency, such as being
more disciplined in carrying out their duties as professional police officers
and not leaving the police agency under any circumstances.
Keywords: organizational
commitment; perceived organizational support; police
Pendahuluan
Polisi adalah salah satu badan pemerintahan yang memiliki tugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (kbbi.web.id). Anggota polisi memiliki pedoman hidup yang tertera dalam Tri Brata dan Catur Prasetya yang di dalamnya memiliki tujuan agar anggota polisi berbakti kepada bangsa dengan menjunjung
tinggi nilai kebenaran, keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan hukum di Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, anggota
polisi senantiasa melindungi, mewadahi dan melayani dengan keikhlasan demi terwujudnya keamanan dan ketertiban sesuai hukum agar dapat terpeliharanya perasaan tentram dan damai (polri.go.id).
Faktanya terdapat beberapa polisi yang melakukan pelanggaran seperti pelanggaran kedisiplinan, pelanggaran pidana, bahkan pelanggaran kode etik. Salah satunya berita yang dikutip republika.co.id,
Direktorat Polisi Air
(DITPOLAIR) Mabes Polri Tanjung Priok memberhentikan
dua anggota secara tidak hormat.
Kedua personel ini diberhentikan lantaran masalah indisipliner. Hal itu dilakukan Direktur Polisi Air Brigjend (Pol) Chaerul Noor mengingat dua anggotanya telah mangkir dari
tugas selama 345 hari. Selain itu
juga dikutip dari antarakalbar.com pada Rabu (11/03/2015) diketahui bahwa terdapat 7 anggota polisi yang terdiri dari anggota Bripda,
Briptu, dan Bripka yang bertugas di Polres Ketapang dan Polres Kapuas Hulu yang melakukan
pelanggaran yaitu tidak masuk kerja
selama 30 hari berturut-turut, terlibat dalam kasus narkoba,
serta melakukan tindakan asusila, sehingga ketujuh polisi tersebut diberhentikan tanpa terhormat atau Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PDTH). Selain itu juga, berita yang dikutip dari antaranews.com pada
Selasa (30/7/2013) diketahui
bahwa polda Jawa Timur memecat anggota Kepolisian Resor Mojokerto yakni salah satu anggotanya yang berpangkat Briptu karena telah melanggar
kode etik Polri dan beberapa kali melakukan disersi atau meninggalkan tugas kedinasan.
Sebagai pelindung, pengayom, dan penegak hukum di tengah-tengah masyarakat maka seorang polisi
harus memiliki jiwa dan menjalankan ikrar Tri Brata yaitu berjiwa Rastra
Sewakottama (Abdi Utama daripada
Nusa dan Bangsa), Nagara Janottama
(Warga Negara teladan daripada Negara) dan Yana Anucasana
Dharma (Wajib menjaga ketertiban pribadi daripada rakyat) (Purwati, A., Rochaeti, N., Sekartadji, 2013).
Dengan begitu, segala sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan ikrar
Tri Brata maka dianggap tidak profesional dan tidak sesuai dengan nilai
dan tujuan instansi kepolisian. Seorang polisi yang profesional akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh selama menjalankan pendidikan dan latihan yang berlandaskan kode etik profesi,
serta selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Profesional memiliki hubungan dengan komitmen organisasi, di mana seseorang
yang memiliki sikap profesional akan menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan profesinya yaitu sebagai pelindung
dan pengayom masyarakat dan
penegak hukum sesuai nilai dan tujuan instansi Kepolisian. (Coulter, 2010)
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai identifikasi seseorang terhadap organisasi dan tujuannya serta berkeinginan untuk mempertahankan keanggotaannya. Individu yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan menunjukkan tiga sikap, yaitu identifikasi
terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, keterlibatan dan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota
atau bagian dari suatu organisasi
(Meyer & Allen, 1997).
Menurut (Moon & Jonson, 2012)
demi tercapainya seluruh tujuan dan keberhasilan, polisi membutuhkan anggota yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi, jika tidak
maka keberhasilan tujuan organisasi untuk melindungi dan melayani masyarakat secara substansial tidak akan terwujud
dengan semestinya karena anggota polisi yang memiliki komitmen rendah tidak memahami tanggung jawab dan peran mereka dalam
pekerjaannya. oleh anggota polisi yang biasa disebut Perceived
Organizational Support (POS). (Priansa, 2014)
menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu ciri kepribadian, usia, tingkat pendidikan,
jenis kelamin, status perkawinan, nilai tempat, keadilan organisai, karakteristik pekerjaan, dukungan organisasi, masa kerja, dan tingkat pekerjaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti akan
menggunakan faktor dukungan organisasi yang merupakan penghargaan terhadap kontribusi dan pemberian apresiasi bagi anggota polisi
dalam pekerjaannya, hal ini merupakan
dukungan organisasi yang dipersepsikan.
Menurut (dan Yuki, 2003)
setiap orang dapat mempersepsikan apa saja melalui panca
indranya. Salah satunya adalah mempersepsikan dukungan organisasi yang biasa disebut POS. (Rhoades, Eisenberger, & Armeli, 2001)
berpendapat bahwa POS dapat membuat anggota
polisi lebih berkomitmen pada organisasinya karena anggota polisi merasakan adanya dukungan ketika dihadapkan pada situasi yang sulit, sehingga dukungan yang dirasakan menjadikan anggota polisi bersedia menunjukan keterlibatannya untuk memberikan hasil terbaik untuk organisasinya.
(Priansa, 2014)
berpendapat bahwa persepsi anggota polisi terhadap dukungan organisasi yang dapat mensejahterakannya maka menjadikan anggota polisi lebih berkomitmen karena harapannya terpenuhi, sehingga bersedia untuk berkomitmen dengan terlibat lebih jauh dengan organisasinya
demi mencapai tujuan organisasi.
Hal ini didukung berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Rahayu., 2019)
yang mengungkapkan bahwa
POS dapat mempengaruhi terjadinya komitmen organisasi pada karyawan. Selanjutnya, hasil penelitian (Darmika & Sriathi, 2019)
yaitu hubungan antara POS dengan komitmen organisasi pada karyawan. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa POS dapat memberikan sumbangan efektif sebesar 30.5% terhadap komitmen organisasi. Kontribusi tersebut mengindikasikan bahwa variabel POS memiliki peranan penting dalam membentuk
komitmen organisasi pada karyawan.
Metode Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian
ini adalah anggota kepolisian Republik Indonesia yang berjumlah
100 orang (14% perempuan dan 86% laki-laki)
yang berpangkat mulai dari Brigadir Polisi
Dua (Bripda) sampai Komisaris Besar Polisi (Kombes).
2.
Pengukuran
Instrumen penelitian ini menggunakan model skala Likert yang terdiri dari 6 respon jawaban
mulai dari Sangat Tidak Sesuai sampai
dengan Sangat Sesuai. (1)
Skala perceived organizational support
terdiri dari 12 item yang
di adaptasi melalui (Eisenberger, Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986),
memiliki daya reliabilitas sebesar 0.844. Salah
satu item yang di modifikasi
dengan mengubah organisasi menjadi instansi kepolisian pada skala perceived
organizational support adalah �Instansi kepolisian bangga dengan pencapaian
saya di tempat kerja�. (2) Skala komitmen organisasi terdiri dari 22 item yang di adaptasi melalui (Allen & Meyer, 1990),
memiliki daya reliabilitas sebesar 0.779. Salah
satu item yang di modifikasi
dengan mengubah organisasi menjadi instansi kepolisian pada skala komitmen organisasi adalah �Saya akan merasa bersalah jika saya meninggalkan
instansi kepolisian saat ini�.
3.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regression analysis yang dilengkapi dengan analisis statistik deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa diperoleh nilai F sebesar 55.180 dan koefisien signifikansi sebesar 0,000
(p≤0,050) seperti pada tabel
1. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang berbunyi: �terdapat kontribusi perceived
organizational support terhadap komitmen organisasi pada anggota Kepolisian Republik Indonesia� dalam penelitian ini diterima. Sementara nilai R square adalah sebesar 0.360. Hal ini berarti perceived organizational support ini memiliki kontribusi sebesar 36% terhadap komitmen organisasi pada subjek dalam penelitian
ini, sedangkan 64% lainnya di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Perceived
Organizational
Support Terhadap Komitmen Organisasi
F |
Sig |
R Square |
Adj. R Square |
55.180 |
0.000 |
0.360 |
0.354 |
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yakni ada kontribusi
yang signifikansi antara perceived organizational support (POS) terhadap komitmen organisasi. Artinya, Semakin tinggi perceived organizational support, maka semakin tinggi
komitmen organisasi anggota kepolisian Republik Indonesia. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah perceived
organizational support, maka komitmen
organisasi semakin rendah juga.� Artinya perceived
organizational support memiliki kontribusi yang sangat signifikan
terhadap komitmen organisasi anggota kepolisian Republik Indonesia dengan sumbangan relatif sebesar 36% dan sisanya 64% merupakan faktor lain di luar penelitian seperti kepuasan kerja, stres kerja, dan variabel lainnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya
oleh (Radiafilsan, 2019)
menunjukkan bahwa bahwa terdapat pengaruh langsung positif POS terhadap komitmen organisasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,671 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,496. Hal tersebut memberikan makna bahwa POS berpengaruh langsung
terhadap komitmen organisasi. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi & muzakki Muzakki, 2021)
menunjukkan bahwa perceived organization support berpengaruh signifikan terhadap organizational
commitment, sehingga makin
positif persepsi karyawan, maka karyawan tersebuat akan cenderung mempertahakan pekerjaannya pada organisasi tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dibuat kesimpulan bahwa kontribusi perceived organizational support sangat signifikan terhadap komitmen organisasi pada anggota Kepolisian Republik Indonesia. Peran dari perceived organizational support sebesar 36% terhadap komitmen organisasi pada anggota Kepolisian Republik Indonesia dan 64% dipengaruhi
oleh faktor lainnya seperti budaya organisasi, kepuasan kerja, dan lainnya. Adanya dukungan yang diberikan dari organisasi seperti mendapatkan penghargaan atas kontribusi yang dilakukan dan mau mendengarkan keluhan, secara otomatis akan membuat perasaan
bangga anggota polisi, sehingga secara tidak langsung
akan menjadikan anggota polisi menjadi lebih disiplin
dalam bekerja. Hadirnya dukungan yang diberikan instansi, maka anggota polisi
memiliki komitmen organisasi yang tinggi di dalam instansi kepolisian seperti menjadi lebih disiplin
dalam menjalankan tugas-tugas nya sebagai polisi yang profesional serta tidak meninggalkan instansi kepolisian dalam situasi apapun.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: bagi instansi kepolisian,
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan, instansi kepolisian diharapkan dapat memberikan dukungan kepada anggota kepolisian dengan memberikan fasilitas maupun penghargaan bagi anggota kepolisian
yang berprestasi dan mendengarkan
segala masukan yang diberikan oleh anggota kepolisian agar anggota polisi tersebut merasa dihargai sehingga akan timbul
dengan sendirinya komitmen organisasi dari anggota polisi.
Allen, Natalie J., & Meyer, John P.
(1990). The measurement and antecedents of affective, continuance and normative
commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63(1),
1�18. Google Scholar
Coulter, Mary. (2010). Manajemen Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Google Scholar
dan Yuki, Wexley. (2003). Perilaku
Organisasi dan Psikologi Personalia. Shobaruddin. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Google Scholar
Darmika, NKAP, & Sriathi, Anak Agung
Ayu. (2019). Pengaruh Pengembangan Karier, Komitmen Organisasional dan
Perceived Organizational Support Terhadap Retensi Karyawan. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 8(7), 4153�4182. Google Scholar
Eisenberger, Robert, Huntington, Robin,
Hutchison, Steven, & Sowa, Debora. (1986). Perceived organizational
support. Journal of Applied Psychology, 71(3), 500. Google Scholar
Meyer, John P., & Allen, Natalie J.
(1997). Commitment in the workplace: Theory, research, and application.
Sage publications. Google Scholar
Moon, Melissa M., & Jonson, Cheryl
Lero. (2012). The influence of occupational strain on organizational commitment
among police: A general strain theory approach. Journal of Criminal Justice,
40(3), 249�258. Google Scholar
Pratiwi, Anggita Rinda, & muzakki
Muzakki, Muzakki. (2021). Perceived Organizational Support Terhadap Komitmen
Organisasi dan Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 22(1),
111�120. Google Scholar
Priansa, Donni Juni. (2014). Perencanaan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Alfabeta Press. Google Scholar
Purwati, A., Rochaeti, N., Sekartadji, K.
(2013). Profil sekolah polisi negara (spn) di jawa tengah sebagai lembaga
pendidikan dasar polisi dalam rangka menyiapkan polisi profesional dan mandiri.
Fakutas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang. Google Scholar
Radiafilsan, Christian. (2019). Pengaruh
Perceived Organizational Support (Pos) terhadap Komitmen Organisasi SMA Negeri
di Kota Palangka Raya. Equity In Education Journal, 1(1), 48�55. Google Scholar
Rahayu., &. Rahmani. (2019). Hubungan
Antara Perceived Organizational Support (Pos) Dengan Komitmen Organisasi Pada
Karyawan Di Cv Seken Yogyakarta. Doctoral Dissertation. Retrieved from
Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Google Scholar
Rhoades, Linda, Eisenberger, Robert, &
Armeli, Stephen. (2001). Affective commitment to the organization: the
contribution of perceived organizational support. Journal of Applied
Psychology, 86(5), 825. Google Scholar
Copyright holder: Fahrian Lubis (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |