Syntax Literate :
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 7, Special Issue No.
2, Februari 2022
������������������������������������
PENGEMBANGAN
SPEKTRA RESPONS ELASTIS GEMPA MAMUJU SEBAGAI REKOMENDASI SPEKTRA RESPON UNTUK
BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA
Mirna
Kristiyanto, Sigit Pramono, Pariatmono, Robby Wallansha
Prodi Magister Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, DKI Jakarta,
Indonesia
Divisi Seismologi
Teknik, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika,
Indonesia
Prodi Magister Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, DKI Jakarta,
Indonesia
Divisi Seismologi
Teknik, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
dan [email protected].
Abstrak
Wilayah Indonesia memiliki potensi aktivitas seismik yang sangat tinggi dan rawan terhadap bahaya gempa. Saat ini Perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia masih menggunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Pada revisi SNI 1726-2019 yang mengacu pada standar American
Society of Civil Engineers (ASCE) 7-16, metode pembuatan grafik spektra respons masih memiliki kesamaan, yaitu dengan menentukan nilai PGA (Peak
Ground Acceleration) berdasarkan peta percepatan spektrum respons gempa maksimum yang dipertimbangkan berbasis pada risiko (MCER) dengan redaman 5% dan kriteria 1% kemungkinan bangunan runtuh dalam 50 tahun. Dalam penelitian ini akan melakukan pengembangan elastis spektra respons dengan sistem derajat
kebebasan tunggal berdasarkan metode numerik untuk menganalisis
tingkat kerawanan gempa Mamuju yang terjadi pada 15 Januari 2021 berdasarkan rekaman di stasiun Dishub Mamuju Sulawesi (MMSN) dengan kelas situs tanah sedang, SD, dibandingkan dengan respon spektra
yang dikembangkan berdasarkan
SNI 1726-2019. Nilai spektra respons
percepatan yang menghasilkan
nilai tertinggi di stasiun MMSN adalah komponen HNE dengan
nilai PSA sekitar 0.292 g
pada periode 0.65 detik. Kurva spektra respons
percepatan dari rekaman gempa asli
di stasiun MMSN berada jauh dibawah spektra
respons yang dikembangkan berdasarkan SNI 1726-2019.
Kata Kunci:�� respon spektra; analisa riwayat waktu; dinamika struktur; penskalaan gempa; SNI 1729:2019
Abstract
Indonesian territory has a very high seismic activity potential and is
prone to seismic hazards. Currently, the design of earthquake-resistant
buildings in Indonesia is still using the Indonesian National Standard. In the
revision of SNI 1726-2019 which refers to the standard of the American Society
of Civil Engineers (ASCE) 7-16, the method of graphing the response spectra
still has similarities, namely by determining the PGA (Peak Ground
Acceleration) value based on the maximum earthquake response spectrum
acceleration map that is considered based on risk (MCER) with 5% attenuation
and 1% probability of the building collapsing in 50 years. In this research, we
will develop an elastic response spectrum with a single degree of freedom
system based on a numerical method to analyze the seismic hazard of the Mamuju earthquake that occurred on January 15, 2021 based
on recordings at the Mamuju Sulawesi Transportation
Agency (MMSN) station with a stiff soil site class, SD, compared to the
response spectra developed based on the SNI 1726-2019 approach method. The
value of the acceleration response spectra that produces the highest value at
the MMSN station is the HNE component with a PSA value of around 0.292 g in a
period of 0.65 seconds. The acceleration response spectra curve from the
original earthquake recording at the MMSN station is far below the response
spectra developed based on SNI 1726-2019.
Keywords:� response spectra;
time history analysis; structural dynamic; earthquake scaling; SNI 1729:2019
Pendahuluan
Kepulauan Indonesia secara geografis terletak didaerah pertemuan lempeng tektonik besar dan beberapa lempeng tektonik kecil (Bird ,2003). Hal ini menciptakan jalur subduksi dan jalur patahan yang terus aktif, dan akibatnya, sebagian besar wilayah Indonesia sangat aktif
secara seismik dan rentan terhadap gempa bumi.
Pemutakhiran peta
gempa Indonesia untuk mengikuti perkembangan terkini ilmu dan teknologi kegempaan dilakukan pada tahun 2017 yang terdapat dalam standar kegempaan SNI
03-1726-2019. Beberapa pertimbangan
pemutakhiran Peta Gempa
Indonesia 2017 antara lain peningkatan
kualitas sumber data seismik, adanya informasi baru terkait sesar aktif,
ketersediaan data topografi
yang lebih mencukupi, dan penggunaan katalog gempa hingga tahun
2016.
Salah satu gempabumi terbaru yang terjadi di Indonesia pada tanggal
15 Januari 2021 adalah gempa Mamuju, Sulawesi Barat, dengan Magnitudo 6.2. Pusat gempa berada pada garis lintang 2.97�LS dan garis bujur 118.99�BT,
Timur Laut Majene, dengan kedalaman pusat gempa yaitu
21 km. Stasiun akselerometer
terdekat dengan sumber gempabumi adalah stasiun akselerometer yang di pasang di kantor
Dishub Mamuju Sulawesi
(MMSN) dengan jarak sekitar 47.77 km.
Sulawesi memiliki
struktur sesar yang kompleks yang terdiri dari sesar aktif
dan sesar tidak aktif. Pada Gambar 1 ditampilkan peta sesar aktif
Sulawesi yang terangkum dalam
Peta Gempa Nasional Indonesia 2017.
Saat ini Perencanaan
bangunan tahan gempa Indonesia masih menggunakan Standar Nasional
Indonesia SNI 1726-2012 yang mengacu pada American
Society of Civil Engineers (ASCE) 7-2010. Dalam
revisi standar Gempa Indonesia SNI 1726-2019 mengacu
pada standar American Society of Civil Engineers
(ASCE) 7-16, masih terdapat
kesamaan dalam metode pembuatan grafik respon spektra
dengan menentukan nilai PGA (Peak Ground Acceleration) berdasarkan
peta percepatan spektrum respons gempa maksimum yang dipertimbangkan berbasis pada risiko (MCER). Redaman yang
digunakan adalah 5% dan kriteria 1% kemungkinan bangunan runtuh dalam 50 tahun yang dikembangkan berdasarkan peta hazard dengan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (perioda ulang gempa
2,475 tahun).
Gambar 1
Peta Sesar Aktif di Pulau Sulawesi
Sumber:
PUSGEN (2017)
Dalam penelitian ini akan melakukan
pengembangan elastis spektra respons dengan sistem derajat
kebebasan tunggal berdasarkan metode numerik untuk menganalisis
tingkat kerawanan gempa Mamuju 2021 dibandingkan dengan respon spektra yang dikembangkan berdasarkan SNI
1726-2019. Spektra respon percepatan
berdasarkan gempa aktual merupakan salah satu alat bantu
yang berguna bagi para ahli dalam mengantisipasi
getaran tanah dalam perencanaan bangunan tinggi.
Pengertian Spektra Respons
Menurut (Prawirodikromo, 2017), Spektrum
respons adalah spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot
antara periode getaran struktur T dan respons maksimumnya pada rasio redaman dan beban gempa tertentu.
Sedangkan menurut Mario (Paz
and Leigh, 2004), respons spektrum
adalah plot respons maksimum (perpindahan maksimum, kecepatan, percepatan, atau kuantitas lain yang diinginkan) ke fungsi beban
yang ditentukan untuk semua kemungkinan sistem derajat kebebasan tunggal.
Maka dapat di simpulkan bahwa spektra respons adalah grafik antara
periode getar struktur (pada sumbu x) dengan respon-respon maksimumnya (pada sumbu y) yang dapat berupa perpindahan
maksimum, kecepatan maksimum ataupun percepatan maksimum massa struktur dengan sistem derajat
kebebasan tunggal (Single
Degree of Freedom, SDOF).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan rekaman
percepatan getaran tanah riwayat waktu
berdasarkan gempa Mamuju 15 Januari 2021 dan direkam di stasiun MMSN. Data rekaman tersebut di peroleh dari Laporan
Survey Seismologi Teknik BMKG. Secara
sistematik diagram alir pengembangan spektra respons berdasarkan rekaman gempa riwayat
waktu adalah seperti yang disajikan pada
Gambar 2.
MULAI Model SDOF Beban Gempa ki, m, wt, Ti Integrasi Numerik: � Sorting untuk Pseudo Spectrum �� �� Ts > Ti ki+1, m,� wt+1, Ti+1 Tidak STOP Ya
Gambar 2
Diagram Alir
Pembuatan Spektra Respons
Stasiun terdekat dengan pusat gempa
yang mencatat gempa Mamuju 15 Januari 2021 adalah Dishub Mamuju
Sulawesi (MMSN). Berdasarkan karakterisasi
situs, kelas situs untuk MMSN
dikategorikan sebagai jenis tanah sedang
SD (Divisi Teknik Seismologi BMKG, 2021). Data rekaman Gerakan tanah riwayat waktu akselerograf gempa Mamuju 15 Januari 2021 yang tercatat di stasiun MMSN dianalisa untuk mendapatkan spektra respons percepatan akibat gempa.
Peraturan gempa Indonesia terbaru, yaitu SNI 1726-2019, menetapkan cara penentuan beban gempa untuk bangunan
gedung yang berlokasi di
wilayah Indonesia sebagai spektra
respons percepatan desain. Grafik spektra respons percepatan tersebut seperti terlihat pada pada Gambar 3 dibawah.
Gambar 3
Spektra respons desain
Sumber: SNI 1726-2019
Berdasarkan
Gambar 3 di atas, parameter-parameter percepatan gempa S0,
SD1, SDS, T0, dan TS,
nilainya dihitung sesuai dengan Bab 6 peraturan SNI 1726-2019 dengan memperhatikan parameter SS, S1, dan PGA.
Spektra
respons yang akan digunakan sesuai peraturan SNI 1726-2019 adalah spektra respon Mamuju dengan kelas
situs tanah sedang, SD,
Gambar 4
Parameter Gerak
Tanah, SS
Sumber: SNI 1726-2019
Gambar 4 merupakan peta untuk menentukan
nilai parameter gerak tanah SS, berdasarkan
gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget
(MCER) untuk wilayah Indonesia pada spektra respons 0.2-detik dengan redaman kritis 5% dan kriteria kemungkinan keruntuhan bangunan dalam 50 tahun adalah 1%. Kelas situs tanah berdasarkan peta tersebut adalah di antara SB dan SC.
Gambar 5
Parameter Gerak
Tanah, S1
Sumber: SNI 1726-2019
Sedangkan
Gambar 5 merupakan peta untuk menentukan parameter gerak tanah S1,
gempa maksium yang dipertimbangkan risiko-tertarget
(MCER) untuk wilayah Indonesia pada spektra respons 1-detik dengan redaman kritis 5% dan kriteria kemungkinan keruntuhan bangunan dalam 50 tahun adalah 1%. Kelas situs tanah berdasarkan peta tersebut adalah di antara SB dan SC.
Gambar 6 PGA
Sumber: SNI 1726-2019
Dari Gambar 6 disajikan nilai PGA yang didasarkan
pada Gempa maksimum yang dipertimbangkan rata-rata geometrik
(MCEG) untuk wilayah Indonesia.
Gambar 7 Transisi
periode panjang, TL
Sumber: SNI 1726-2019
Sedangkan
Gambar 7 merupakan Peta wilayah Indonesia untuk menentukan nilai transisi periode panjang, TL.
Tabel 1
Koefisien Situs, Fa
Kelas Situs |
Parameter
respons spektral untuk periode Pendek = 0.2 detik, Ss |
|||||
|
SS
≤ 0.25 |
SS
= 0.5 |
SS
= 0.75 |
SS
= 1.0 |
SS
= 1.25 |
SS
≥ 1.5 |
SA |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
SB |
0.9 |
0.9 |
0.9 |
0.9 |
0.9 |
0.9 |
SC |
1.3 |
1.3 |
1.2 |
1.2 |
1.2 |
1.2 |
SD |
1.6 |
1.4 |
1.2 |
1.1 |
1.0 |
1.0 |
SE |
2.4 |
1.7 |
1.3 |
1.1 |
0.9 |
0.8 |
SF |
diperlukan investigasi geoteknik khusus serta analisis site-specific response |
Sumber: SNI 1726-2019
Tabel
1 diatas menyajikan nilai untuk koefisien
situs, Fa berdasarkan kelas situs dan parameter respon spektral pada periode pendek = 0.2 detik, SS.
Sedangkan pada Tabel 2, disajikan nilai untuk koefisien situs, Fv �berdasarkan kelas situs
dan parameter respon spektral
pada periode 1 detik, S1.
Tabel 2
Koefisien Situs, Fv
Kelas
Situs |
Parameter respons spektral untuk periode 1 detik, S1 |
|||||
|
S1 ≤ 0.1 |
S1 = 0.2 |
S1 = 0.3 |
S1 = 0.4 |
S1 = 0.5 |
S1 ≥ 0.6 |
SA |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
SB |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
0.8 |
SC |
1.5 |
1.5 |
1.5 |
1.5 |
1.5 |
1.4 |
SD |
2.4 |
2.2 |
1.0 |
1.9 |
1.8 |
1.7 |
SE |
4.2 |
3.3 |
2.8 |
2.4 |
2.2 |
2.0 |
SF |
diperlukan investigasi
geoteknik khusus serta analisis site-specific response |
Sumber: SNI 1726-2019
Langkah-langkah pengembangan kurva spektra respons Desain sesuai dengan SNI 1726-2019 Adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan peta MCER untuk periode pendek =0.2 detik (Gambar 4) dan periode 1-detik (Gambar 5), maka akan didapatkan nilai percepatan untuk parameter SS dan S1.
2. Kalikan nilai SS dan S1 tersebut dengan faktor koefisien situs Fa dan Fv, maka akan dihasilkan parameter percepatan respons spektral yang sesuai dengan kelas situs tanah, SMS dan SM1.
3. Hitung nilai percepatan spektra respons desain untuk periode pendek = 0.2 detik, SDS = 2/3 SMS dan juga untuk periode 1-detik, SD1 = 2/3 SM1.
4. Buat kurva spektra respons desain yang dikembangkan berdasarkan grafik pada Gambar 3 dengan ketentuan sebagai berikut:
� Apabila �T < T0, maka
� ��� �
� Apabila T0 ≤ T ≤ Ts, maka
Sa = SDS
� Apabila Ts ≤ T ≤ TL, maka
�
� Apabila T > TL, maka
�
Dengan:
��Sa ��� = spektra respons percepatan desain
����� T = periode getar fundamental struktur
������
�����
����� TL = Transisi periode panjang sesuai peta pada Gambar 7
Selanjutnya hasil dari pengembangan spektra respon berdasarkan riwayat waktu gempa Mamuju,
dengan menggunakan redaman 5%, tersebut akan dibandingkan dengan spektra respon berdasarkan metode pendekatan SNI
1726-2019.�
Hasil dan Pembahasan
Sesuai dengan hasil analisa data akselerograf untuk kejadian gempabumi Mamuju tanggal 15 Januari 2021, didapatkan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) adalah sebesar 150.7799 gals atau 0.1536 g, pada stasiun Dishub Mamuju Sulawesi (MMSN), untuk komponen HNN. Rekaman asli akselerograf
gempa Mamuju 2021 pada stasiun Dishub Mamuju Sulawesi (MMSN), yang diperoleh
dari Divisi Teknik Seismologi
BMKG disajikan pada Gambar 8.
��������
Gambar 8
Rekaman asli
akselerograf gempa Mamuju, 15
Januari 2021, di Stasiun
MMSN
Sumber: Divisi Teknik Seismologi BMKG, 2021
Hasil
plot kurva spektra respons berdasarkan rekaman gempa Mamuju
(MMSN) 2021 yang dibuat berdasarkan
metode numerik dengan redaman 5% untuk ketiga komponen,
yaitu komponen HNN, HNE dan
HNZ, dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9
Spektra respons
rekaman gempa Mamuju, 15
Januari 2021, di Stasiun
MMSN
Spektra
respons desain dikembangkan berdasarkan SNI
1726-2019 untuk lokasi di stasiun MMSN dengan kelas situs tanah sedang SD sesuai dengan Gambar 3. Hasil perbandingan
antara spektra respons rekaman gempa Mamuju di Stasiun MMSN dengan spektra respons desain berdasarkan SNI 1726-2019 dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10
Perbandingan Spektra Respons Rekaman Gempa Mamuju
Di Stasiun MMSN Dengan
Spektra Respons Desain Sesuai SNI 1726-2019
Dari
Gambar 10 diketahui
bahwa nilai spektra respons percepatan tertinggi di stasiun MMSN adalah komponen
HNE dengan nilai PSA sekitar 0.292 g pada periode 0.65
detik. Kurva spektra respons percepatan dari rekaman gempa MMSN berada jauh dibawah
spektra respons desain sesuai SNI 1726-2019. Oleh
karena itu, spektra respons� desain
sesuai SNI 1726-2019 untuk
wilayah Mamuju sangat aman digunakan dalam perencanaan bangunan tinggi bila dibandingkan
dengan spektra respons berdasarkan gempa Mamuju yang terjadi pada 15 Januari 2021 di Stasiun MMSN dengan magnitude
6.2. Hal ini dapat terjadi karena spektra respons desain sesuai SNI 1726-2019 menggunakan lebih banyak data kejadian gempa di Indonesia dengan magnitudo yang lebih besar.
Kesimpulan
Pengembangan
spektra respons elastis berdasarkan gempa Mamuju, Sulawesi Barat, yang
terjadi pada tanggal 15 Januari 2021 di stasiun MMSN telah dibahas secara
rinci dalam penelitian ini. Nilai spektra respons percepatan tertinggi di stasiun MMSN adalah komponen
HNE dengan nilai PSA sekitar 0.292 g pada periode 0.65
detik. Kurva spektra respons percepatan dari rekaman gempa MMSN berada jauh dibawah
spektra respons desain sesuai SNI 1726-2019. Oleh
karena itu, spektra respons� desain
sesuai SNI 1726-2019 untuk
wilayah Mamuju sangat aman digunakan dalam perencanaan bangunan tinggi bila dibandingkan
dengan spektra respons berdasarkan gempa Mamuju yang terjadi pada 15 Januari 2021 di Stasiun MMSN dengan magnitude 6.2.
Hal ini dapat terjadi karena spektra respons desain sesuai SNI 1726-2019 menggunakan lebih banyak data kejadian gempa di Indonesia dengan magnitudo yang lebih besar.
BIBLIOGRAFI
Anajafi H., & Medina, R. A. (2018). Uncertainties In Using The Spectrum Matching Technique For Generating Synthetic Ground Motions. Proceedings of 11th National Conference in Earthquake Engineering, Earthquake Engineering Research Institute, Los Angeles, CA.
Asrurifak, M. (2010). Peta Respon Spektra Indonesia untuk Perencanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa Berdasarkan Model Sumber Gempa Tiga Dimensi dalam Analisis Probabilitas. Disertasi Doktor Teknik Sipil ITB, Indonesia.
Ayele, Atalay. (2017). Probabilistic seismic hazard analysis (PSHA) for Ethiopia and the neighboring region. Journal of African Earth Sciences, 134., 257-264.
Bayyinah, Dilla Ayu Laila Nurul, & Faimun, Faimun. (2017). Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung. Jurnal Teknik Its, 6(1), C33-C38.
Bird, P. (2003). An updated
digital model of plate boundaries. Geochemistry. Geophysic. Geosystem, 4(3).
Chopra, Anil K. (2012). Dynamics of Structures: Theory and Application to Earthquake Engineering. 4th Ed. Prentice Hall International Inc.
Fahjan, Yasin M. (2008). Selection and Scaling of Real Earthquake Accelerograms to Fit the Turkish Design. Teknik Dergi. 19(3). 4423�4444.
Gempabumi, Pusat, & Tsunami, BMKG. (2019), Katalog Gempabumi Signifikan dan Merusak 1821-2018. Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Li, Bo, Xie, Wei Chau, & Pandey, M. D. (2016). Newmark design spectra considering earthquake magnitudes and site categories. Earthquake Engineering And Engineering Vibration, 15(3), 519-535.
Loads, Minimum Design. (2017). Associated Criteria for Buildings and Other Structures. American Society of Civil Engineers, 6�15
Makrup, Lalu, & Jamal, Atika Ulfa. (2016). The Earthquake Ground Motion and Response Spectra Design for Sleman, Yogyakarta, Indonesia with Probabilistic Seismic Hazard Analysis and Spectral Matching in Time Domain. American Journal of Civil Engineering, 4(6), 298-305.
Nasional, Badan Standarisasi. (2019). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung. Sni, 1726, 2019.
Nasional, Pusat Studi Gempa. (2017). Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian PUPR.
Paz, Mario, & Leigh, William. (2004). Structural Dynamics: Theory and Computation. 5th Ed. Kluwer Academic Publisher.
Prawirodikromo, Widodo. (2017). Analisis Dinamik Struktur. Yogyakarta: Cetakan I, Pustaka Pelajar.
Sunardi, Bambang, Karnawati, Dwikorita, Haryoko, Urip, Rohadi, Supriyanto, Pramono, Sigit, & Sungkowo, Ari. (2019). Acceleration Response Spectra for M 7.4 Donggala Earthquake and Comparison with Design Spectra. Journal of Sustainable Engineering: Proceedings Series 1(1), 20-26.
Wahjudi, Dicky Imam. (2017). Pemilihan dan Pen-skala-an Rekaman Akselerogram Gempa Nyata agar Sesuai dengan Spektrum Respons SNI 1726-2012. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 15(2), 67-72.
Yi, Jiang,Lam, Nelson, Tsang, Hing Ho, & Au, Francis T.K. (2020). Selection of earthquake ground motion accelerograms for structural design in Hong Kong. Advances in Structural Engineering, 23(10), 2044-2056.
Zamora, M., & Ridell, R. (2011). Elastic and Inelastic Response Spectra Considering Near-Fault Effects. Journal of Earthquake Engineering, 15(5).775�808.
Copyright holder: Mirna Kristiyanto, Sigit Pramono, Pariatmono, Robby Wallansha (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |