Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, Special Issue No. 2, Februari 2022
SKRINING KEHAMILAN SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU HAMIL� DI
DESA YEH SUMBUL KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA
Ni Made Ayu Wulandari
Universitas Triatma Mulya,
Bali
Email: [email protected]
Abstrak
Penyebab Kematian
ibu sampai saat ini masih
tinggi yang dipengaruhi
oleh keterlambatan mengenali
tanda bahaya pada ibu hamil, terlambat
mencapai dan mengambil keputusan ke fasilitas
kesehatan, faktor usia,� terlambat dalam� penanganan kegawatdaruratan, keterbatasan taraf pendidikan pada ibu hamil dan pengetahuan. Diperlukan pemeriksaan kehamilan dini yang merupakan langkah awal� pemeriksaan kehamilan untuk mengenali lebih awal adanya ketidaknormalan
atau� komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan, dan memastikan kesehatan ibu dan janin. upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kesakitan dan kematian ibu dan janin yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu melalui Skrining promotif, preventif,� kuratif
dan rehabilitatif. Tujuan penelitian ini�� adalah meningkatkan kesehatan ibu hamil melalui
skrining kehamilan meliputi pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kadar Hb serta pendidikan kesehatan tentang anemia dan Kekurangan Energi Kalori (KEK) dan tanda bahaya� dalam
kehamilan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional
dan partisipasi masyarakat untuk mendapatkan� gambaran
kesehatan dan pengetahuan ibu hamil tentang
anemia pada kehamilan dan KEK dan tanda
bahaya ibu hamil. Sasaran� adalah
ibu hamil sejumlah 34 orang, tempat kegiatan di desa Yeh Sumbul,� Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana pada tanggal�
September� sd
November 2021. Hasil pemeriksaan ibu
hamil sebagian besar tidak anemia, ibu hamil (KEK) 2 orang dan Hipertensi 1 orang. Setelah dilakukan
penyuluhan, pengetahuan tentang anemia baik� (50%), tanda bahaya dalam
kehamilan baik (97%).
Kesimpulan dan saran Skrining ibu
hamil dapat mendeteksi� secara dini kesehatan ibu dan� bayi, mencegah dan memberikan penanganan awal serta memberikan
edukasi� Promosi kesehatan dan�� memberi gambaran peningkatan pengetahuan ibu hamil.
Kata Kunci: ibu hamil, pengetahuan, screening
Abstract
The causes of maternal mortality are still high, which are influenced by
delays in recognizing danger signs in pregnant women, delays in reaching and
making decisions to health facilities, age factors, delays in handling
emergencies, limited level of education for pregnant women and knowledge.� An early pregnancy check is needed which is
the first step in a prenatal check-up to identify any abnormalities or
complications that may occur during pregnancy, and ensure the health of the
mother and fetus.� Efforts that can be
made to prevent maternal and fetal morbidity and mortality provided by health
workers are through promotive, preventive, curative and rehabilitative
screening.� The purpose of this study was
to improve the health of pregnant women through pregnancy screening including
pregnancy check-ups, examination of Hb levels as well as health education about
anemia and Caloric Energy Deficiency (KEK) and danger signs in pregnancy.� The research method is descriptive with a
cross-sectional approach and community participation to get an overview of the
health and knowledge of pregnant women about anemia in pregnancy and KEK and
danger signs of pregnant women.� The
target is 34 pregnant women, where the activity is in Yeh Sumbul
village, Mendoyo District, Jembrana
Regency from September to November 2021. The results of the examination of
pregnant women are mostly not anemia, 2 pregnant women (KEK) and 1
hypertension. After counseling, knowledge about anemia was good (50%), danger
signs in pregnancy were good (97%).�
Screening for pregnant women can detect early health of mothers and
babies, prevent and provide early treatment as well as provide education.
Health promotion and provide an overview of increasing knowledge of pregnant
women.
Keywords: pregnant women,
knowledge, screening
Pendahuluan
Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000 kelahiran
hidup, tetap tinggi selama dekade
terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan setiap 1 jam satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab
yang berhubungan dengan kehamilan. (Wibowo, 2014)
Diperkirakan sekitar 228
per 100.000 kelahiran hidup,
dalam beberapa tahun terakhir angka kematian tetap tinggi.� Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kesehatan ibu sudah
banyak dilakukan, akan tetapi masih
belum optimal. Angka Kematian
Ibu (AKI) yaitu sebesar 75%
pada tahun 2015 merupakan
salah satu target Millenium
Development Goal (MDG) dan World Health Organization (WHO). terdapat
2 hal penyebab kematian ibu baik
merupakan faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung.Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor
yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/ eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab kematian tidak langsung kematian ibu adalah� faktor
yang memperberat keadaan ibu hamil seperti
empat� terlalu serta faktor
yang mempersulit proses penanganan� kedaruratan kehamilan, persalinan, dan nifas, seperti lebih� kurang 65% kehamilan yang terjadi berhubungan dengan� 4 terlalu, terlalu muda (usia kurang
dari 20 tahun, terlalu� tua (usia lebih
dari 35 tahun), terlalu sering melahirkan� (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun),
dan terlalu banyak� (lebih dari 3 anak). Empat
terlalu selain berpengaruh� terhadap angka kematian ibu, juga mempunyai dampak� terhadap kematian bayi dan pertumbuhan kesehatan� bayi yang dilahirkan dan 3 terlambat yaitu terlambat� mengenali kehamilan dalam situasi gawat,
jauh dari� fasilitas kesehatan, biaya, persepsi mengenai kualitas dan� efektivitas dari pelayanan kesehatan. Terlambat kedua, dipengaruhi oleh lama pengangkutan,
kondisi jalan dan� biaya
transportasi. Faktor yang mempengaruhi terlambat� ketiga adalah terlambat mendapatkan pelayanan pertama� kali di RS rujukan (Hafiza, Nurfadilah, Shafiya, Krisnadi, & Monica, 2018).
Pengambilan keputusan yang diambil di dalam rumah tangga juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi, minimnya� ilmu pengetahuan merupakan faktor dasar kematian
ibu dalam meningkatkan kualitas peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai
asuhan dalam kehamilan diperlukannya upaya inovatif untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013�
(Kemenkes, 2018),
mengemukakan bahwa, cakupan� pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester pertama� adalah 81,6 persen dan frekuensi antenatal
care (ANC) 1� kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester� kedua dan minimal 2
kali pada trimester 3 sebesar 70,4� persen. Tenaga yang
paling banyak memberikan pelayanan� ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC� paling
banyak diberikan di praktek bidan (52,5%).�
Masih ditemukan jumlah
ibu hamil dengan anemia, kekurangan energi dan kalori, yang diakibatkan kurangnya kesadaran ibu hamil
akan pentingnya nutrisi yang berpengaruh pada kehamilan berdasarkan informasi yang didapat dari bidan desa
yeh sumbul. yang disebabkan
oleh tingkat pengetahuan ibu hamil relatif
rendah mengenai anemia, kek,infeksi saluran kemih dan tanda bahaya pada ibu hamil (Supari, Raharjo, Liastuti, & Basha, 2007)
menyatakan puskesmas sebagai pusat pergerakan
pembinaan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya
Dari uraian permasalahan
diatas, penelitian ini� bertujuan untuk memberikan solusi bagi masyarakat
dalam� menghadapi permasalahan kesehatan ibu hamil
yang ada.� Upaya peningkatan kesehatan melalui penapisan (skrining)� ibu
hamil meliputi pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan� kadar Hb serta pendidikan� kesehatan tentang anemia dan KE
dan tanda bahaya dalam kehamilan.
Metode Penelitian
Metode pelaksanaan
dalam Penelitian ini adalah cross sectional. Pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
1. Ibu hamil
yang mengikuti screening sebanyak
34 orang.�� Dilaksanakan
pada bulan September sd. November 2021 di desa Yeh Sumbul,� Kecamatan
Mendoyo Kabupaten Jembrana pada tanggal� September�
sd November 2021
2. Skrining (penapisan)
ibu hamil dimulai dengan� anamnesis, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan� tekanan darah, pemeriksaan fisik dan obstetri,� pemeriksaan laboratorium darah, pemberian� tablet Fe dan makanan
tambahan. Hasil pemeriksaan �dianalisis
dengan distribusi frekuensi
3. Promosi kesehatan
tentang anemia dan tanda� bahaya pada ibu hamil. Dilakukan
pre test sebelum� pemberian
materi dan posttest posttest
setelah penyuluhan� menggunakan kuesioner yang yang telah diuji validitas� dan reliabilitasnya.
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan data dianalisis dengan distribusi frekuensi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil skrining kehamilan.
Kegiatan skrining (penapisan) kehamilan diikuti 34 ibu hamil. Tabel 1 menunjukkan karakteristik ibu hamil, di dapatkan
usia ibu hamil terbanyak antara 20-35 tahun, paritas terbanyak memiliki anak 2-4, dan usia kehamilan terbanyak di trimester 2 Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat ibu dengan
LILA normal (≥ 23,5 ) sebesar
94,0%, dan tekanan darah
normal (97%).
�
Tabel 1
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengikuti Penapisan
Katagori |
Frekuensi |
|
|
N |
% |
Usia <20 tahun 20-35 tahun >35tahun 4 12,0 Paritas 0-1 2-3 >4 Umur kehamilan Trimester 1 Trimester2 Trimester 3 |
1 29 4 11 22 1 9 13 12 |
3,0 85,0 12,0 32,0 65,0 1,0 27,0 38,0 35,0 |
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan
Lingkar Lengan Atas (LILA)
dan Tekanan Darah
Katagori |
frekuensi |
|
|
n |
0% |
LILA <23,5 >23,5 Tekanan Darah Normal Hipertensi |
2 32 33 1 |
6,0 94,0 97,0 3,0 |
Tabel 3
Hasil pemeriksaan
kehamilan, Kadar Hb
Katagori |
frekuensi |
|
|
n |
% |
Anemia ya tidak Pemeriksaan kehamilan Normal Tidak normal
(KEK) |
1 33 32 2 |
3,0 97,0 94,0 6,0 |
Tabel 4
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dan KEK
Pengetahuan |
Pre-test |
Post-tes |
||
|
n |
% |
n |
% |
Baik Cukup kurang |
15 5 14 |
44,1 14,7 41,2 |
17 9 8 |
50,0 26,5 23,5 |
Tabel 5
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Pengetahuan |
Pre-test |
Post- test |
||
n |
% |
n |
% |
|
Baik Cukup Kurang |
31 2 1 |
91,0 6,0 3,0 |
33 0 1 |
97,0 0,0 3,0 |
Pada tabel 3 di atas
ibu hamil tidak anemia (97%). Penyuluhan
anemia dan tanda bahaya
pada ibu hamil. Berdasarkan tabel 4 di atas, gambaran pengetahuan ibu hamil tentang anemia setelah postes terdapat peningkatan, terbanyak mempunyai pengetahuan baik. Tabel 5 didapatkan gambaran hampir seluruhnya ibu hamil mempunyai pengetahuan baik tentang tanda bahaya
kehamilan pada pre test maupun posttest.
Hasil penapisan (screening) masih terdapat ibu hamil dengan
usia berisiko yaitu kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun, terdapat ibu hamil
dengan paritas ≥4 (grande multi). Hal ini juga telah diungkapkan pada uraian di atas yang dirangkum menjadi 4 terlalu antara lain terlalu muda usia,
terlalu tua usia terlalu banyak
melahirkan (Budijanto, 2013).
Telah banyak penelitian
yang menunjukkan bahwa usia ibu berhubungan
dengan kejadian prematuritas. Kehamilan remaja yang berusia < 16 tahun, terutama yang secara riwayat ginekologis juga muda (remaja yang mendapatkan haid pertamanya < 2 tahun sebelum kehamilannya)
akan meningkatkan kejadian persalinan prematur pada usia kehamilan < 33 minggu.Wanita
usia > 35 tahun juga meningkat risikonya untuk mengalami persalinan prematur. Astolfi dan Zonta (Hafiza et al., 2018)
mendapatkan 64% peningkatan
kejadian persalinan prematur pada populasi wanita Italia yang berusia 35 tahun atau lebih,
terutama pada kehamilan pertama (primi tua)
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, didapatkan ibu hamil anemia 1 dari 34 orang dan Ke 2 dari 34 orang yaitu dengan pemeriksaan LILA < 23,5
cm. Data prevalensi ibu hamil dengan anemia (Nofiani, 2015)
sebesar 37, 1%, hal ini berkaitan dengan
asupan zat gizi besi dari
makanan baru terpenuhi sekitar 40 % (Chuang, 2017).
Dampak anemia dan KEK selama
hamil, dapat meningkatkan kelahiran BBLR, persalinan prematur, anemia berat, persalinan lama dan perdarahan pasca salin. Melalui pemeriksaan kehamilan dapat dideteksi faktor risiko dan masalah dapat dicegah
dengan memberikan intervensi dan rujukan, seperti hipertensi pada ibu hamil, anemia dan KEK.
Anemia ibu hamil
diberikan suplemen zat besi yang tersedia
di puskesmas yang berisi 60
mg besi elemental dan 250 �g asam
folat. Pada ibu hamil yang anemia dapat diberikan 3 kali sehari. Dan bila dalam 90 hari
ada perbaikan dilanjutkan pemberian sampai dengan 42 hari pasca salin.
Bila tidak ada perbaikan, merujuk klien ke
pusat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan
penanganan (Permenkes, 2014).
�Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang anemia sebelum (pretes) dan sesudah (postes) dilakukan penyuluhan baik. Kegiatan ini bermanfaat bahwa promosi kesehatan
adalah upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pembelajaran, dari dan oleh , untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri dan mengembangkan kegiatan bersumber dana dari masyarakat (Supari et al., 2007).
Pengetahuan tentang
anemia sangat penting untuk
mencegah terjadinya anemia,
Hasil ini sejalan dengan hasil pemeriksaan
kadar Hb, bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik dapat menurunkan kejadian anemia. Selain itu pengetahuan ibu hamil tentang
anemia penting, seperti hasil penelitian yang dikemukakan Rajeev Kumar dkk (Yadav, Swamy, & Banjade, 2014),
bahwa pengetahuan ibu hamil tentang
anemia, dapat mencegah
anemia.
Pengetahuan ibu
tentang tanda bahaya dalam kehamilan
hampir seluruhnya baik, hal ini
sejalan dengan penelitian Sumarni dkk (Sumarni & Susanna, 2014), bahwa Ibu yang berpengetahuan baik lebih banyak
memanfaatkan pelayanan
antenatal, hal ini disebabkan karena ibu yang berpengetahuan baik peduli dengan
kesehatannya dan terdapat perhatian terhadap keadaan kehamilannya. yang menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan
ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan.
�Saran untuk puskesmas, bidan desa Yehsumbul
maupun PMB diharapkan melakukan tindak lanjut sebagai intervensi jangka panjang dengan melakukan pemeriksaan ibu hamil dan kadar
Hb secara periodik sesuai umur kehamilan
dan kegiatan penyuluhan hendaknya dilakukan secara berkesinambungan baik saat kegiatan
pemeriksaan ibu hamil di Posyandu maupun saat kunjungan.
Kesimpulan
Hasil
penelitian masih terdapat ibu hamil dengan usia berisiko yaitu kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun, terdapat ibu hamil dengan paritas ≥4
(grande multi). Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa usia ibu
berhubungan dengan kejadian prematuritas. Kehamilan remaja yang berusia < 16
tahun, terutama yang secara riwayat ginekologis juga muda (remaja yang
mendapatkan haid pertamanya < 2 tahun sebelum kehamilannya) akan
meningkatkan kejadian persalinan prematur pada usia kehamilan < 33 minggu.Wanita
usia > 35 tahun , pemeriksaan kadar hemoglobin, didapatkan ibu hamil anemia
1 dari 34 orang dan Ke 2 dari 34 orang yaitu dengan pemeriksaan LILA < 23,5
cm, Ibu yang berpengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan pelayanan antenatal,
hal ini disebabkan karena ibu yang berpengetahuan baik peduli dengan
kesehatannya dan terdapat perhatian terhadap keadaan kehamilannya. yang
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan.
Budijanto, D. (2013). Determinan �4 Terlalu�masalah
Kesehatan Reproduksi Hubungannya dengan penggunaan alat KB saat ini di
Indonesia. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan, 2(2). Google Scholar
Chuang, Ya Hui. (2017). Uptake,
Accumulation and Metabolism of Chemicals of Emerging Concern in Vegetables.
Michigan State University. Google Scholar
Hafiza, Intan, Nurfadilah, Vidian Imam,
Shafiya, Arwa Inas, Krisnadi, Hanang, & Monica, Risda. (2018). Positive
deviance approach in the improvement attendance of integrated health post
target: case study in Sadeng village. Google Scholar
Kemenkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar.
https://doi.org/https://doi.org/1 Google Scholar
Nofiani, Anjar. (2015). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Anemia pada Balita Usia 12-59 Bulan di Indonesia
(Analisis data Riskesdas 2013). Google Scholar
Permenkes, R. I. (2014). Standar tablet
tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil. Jakarta: Permenkes RI.
Google Scholar
Sumarni, Ii, & Susanna, Dewi. (2014).
Kondisi kesehatan lingkungan pesantren dan perilaku hidup bersih dan sehat
siswa dengan kejadian hepatitis. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional (National Public Health Journal), 9(2), 179�186. Google Scholar
Supari, Siti F., Raharjo, Sunu B.,
Liastuti, Lies D., & Basha, Adnil. (2007). Efficacy and tolerability of
12-weeks treatment with lipanthyl supra or trichol in Indonesian patients with
dyslipidemia. Medical Journal of Indonesia, 16(3), 159�167. Google Scholar
Wibowo, Adik. (2014). Kesehatan
masyarakat di Indonesia konsep, aplikasi dan tantangan. Google Scholar
Yadav, Rajeev Kumar, Swamy, M., & Banjade,
Bijendra. (2014). Knowledge and Practice of Anemia among pregnant women
attending antenatal clinic in Dr. Prabhakar Kore hospital, Karnataka-A Cross
sectional study. Literacy, 30(34), 18. Google Scholar
Copyright holder: Ni Made Ayu Wulandari (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |