�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
�e-ISSN : 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA UMKM SEPATU DAN SANDAL DI EKS LOKALISASI DOLLY
Nadifah Ayu Wulansari, Muhadjir Anwar
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Email: [email protected]
Corresponding author email: [email protected]
Abstrak
Salah satu
yang menjadi potensi pengembangan ekonomi disetiap daerah adalah keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah. Usaha kecil dan menengah
(UKM) telah berperan penting dalam pembangunan
ekonomi dan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Bisnis UKM berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto, lapangan kerja, inovasi, dan pendapatan di negara
berpenghasilan rendah. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis literasi keuangan dan pengelolaan keuangan usaha terhadap kinerja keuangan pada umkm sepatu dan sandal di eks lokalisasi dolly. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan data kuantitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa apabila tingkat literasi keuangan seorang pemilik maupun manajer sebuah UMKM semakin tinggi maka kinerja
yang dapat dicapai oleh
UMKM tersebut akan semakin meningkat.
Kata Kunci: literasi keuangan; pengelolaan keuangan; kinerja
keuangan
Abstract
One of the potential economic development in
each region is the existence of Micro Small and Medium Enterprises (MSMEs) in
the region. Small and medium enterprises (SMEs) have played an important role
in economic development and become the backbone of indonesia's
economy. SME businesses contribute significantly to gross domestic product,
employment, innovation, and income in low-income countries. The aim of the
study was to analyze financial literacy and business financial management of
financial performance on umkm shoes and sandals in
ex-dolly localization. The research methods used in this study are
questionnaires, interviews, and quantitative data. The results of this study
show that if the level of financial literacy of an owner and manager of an MSME
is higher then the performance that can be achieved by msmes
will increase.
Keywords: financial literacy; financial management; financial
performance
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-10
Pendahuluan
Usaha kecil dan
menengah (UKM) telah berperan penting dalam pembangunan
ekonomi dan �menjadi tulang punggung ekonomi� Indonesia. Bisnis UKM berkontribusi
signifikan terhadap produk domestik bruto, lapangan kerja, inovasi, dan
pendapatan di negara berpenghasilan rendah (OECD, 2006). Kinerja
UKM diantaranya adalah pertumbuhan penjualan, margin laba, efisiensi
biaya, dan pangsa pasar (Watson, 2007). Hasil kinerja seperti
itu diperlukan jika UKM akan memainkan peran mereka sebagai katalis untuk
ekonomi.
Secara umum UMKM
sering mengalami keterlambatan dalam pengembangannnya. hal ini dikarenakan
berbagai masalah konvensional yang tidak terselesaikan secara tuntas, seperti
masalah kapasitas SDM, kepemilikan, pembiayaan, pemasaran dan berbagai masalah
lain yang berkaitan dengan pengelolaan usaha, sehingga UMKM sulit bersaing
dengan perusahaan-perusahaan besar (Abor & Quartey, 2010). Oleh karena itu,
diperlukan upaya-upaya strategis guna meningkatkan pertumbuhan UMKM. Salah satunya
dengan cara memperkaya pengetahuan pelaku UMKM terhadap pengetahuan keuangan
sehingga pengelolaan keuangan usaha dapat berkembang dengan baik (Aribawa, 2016).
Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian
Indonesia. UMKM mampu menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi yang
dapat membantu upaya mengurangi pengangguran. Terkait dengan potensi sektor
UMKM� di Jawa Timur, berdasarkan Sensus
Ekonomi yang dilakukan serentak pada tahun 2016 oleh Badan Pusat Provinsi Jawa
Timur, menunjukkan bahwa populasi UMKM di Jawa Timur sebesar 9,59 juta, yang
meliputi 4,98 juta UMKM pertanian serta 4,61 juta UMKM non pertanian. Sementara
jumlah UMKM di Kabupaten dan Eks Lokalisasi Dollysejumlah 216.518 unit usaha (BPS, 2016).
Salah satu yang
menjadi potensi pengembangan ekonomi disetiap daerah adalah keberadaan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah. Menurut Aribowo
(2018) bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu
penggerak pertumbuhan dan pembangunan ekonomi serta memiliki kontribusi yang
sangat besar terhadap sumber pendapatan pada masyarakat berpendapatan rendah
dan penciptaan lapangan tenaga kerja. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan usaha yang mempunyai daya tahan di bandingkan usaha besar yang
langsung gulung tikar sepanjang krisis ekonomi moneter tahun 1998 yang melanda
Indonesia. Salah satu sebab dari daya tahan tersebut adalah sebagian besar UMKM
pada saat itu menggunakan bahan baku lokal sehingga tidak mempunyai
ketergantungan terhadap bahan baku impor yang harganya melambung tinggi.
Aspek keuangan
dalam usaha memiliki posisi penting karena seluruh aktivitas akan terkait
dengannya. Pengelolaan keuangan di Industri Kecil Menengah (IKM) Sepatu di Eks
Lokalisasi Dolly menjadi sebab yang berpengaruh terhadap perkembangan usaha,
yang cenderung stagnan dari waktu ke waktu. Jumlah IKM
Sepatu di Eks Lokalisasi Dolly sebanyak 273 unit usaha,
mayoritas skala mikro dan kecil. Kajian tentang perilaku keuangan
untuk memahami hubungannya dengan kinerja keseluruhan usaha. Secara teoritis
bila perilaku keuangan baik maka kinerja usaha juga akan selaras. Masalah yang
timbul dipermukaan saat dilakukan studi awal IKM Sepatu antara lain: Mayoritas
belum melakukan pencatatan keuangan usaha sesuai dengan panduan akuntansi,
persoalan permodalan menjadi masalah yang selalu dihadapi, pengelolaan hutang
dan piutang dilakukan berdasarkan kecenderungan di lapangan.
Menurut Anwar dan Purwanto (2015) dalam penelitiannya tentang
inklusi keuangan pada sentra 10 UKM di Jawa Timur menunjukkan bahwa financial
awareness (kesadaran keuangan) pada UKM untuk memanfaatkan produk perbankan
tinggi, hal ini dapat menjadi indikator bahwa semikn banyak masyakarkat
(pengusaha UKM) yang terlayani oleh perbankan karena bank masih menjadi sumber
uatama permodalan usaha, sementara dari sisi literasi keuangan pada UKM masih
cukup rendah.
Menurut Remund (2010), literasi keuangan adalah sejauh mana
seseorang memahami konsep keuangan dan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri
untuk menangani pengambilan keputusan keuangan. Kurangnya pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kesadaran untuk mengatasi dan mengarahkan keuangan
dengan cara yang tepat, transparan, dan profesional merupakan hambatan yang
signifikan bagi pertumbuhan kinerja dan keberlanjutan usaha semacam itu.
Pemilik-manajer UKM dihadapkan dengan keputusan keuangan beragam dalam
menjalankan bisnis mereka.
Menurut (Anggraeni, 2016) literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir
seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan
yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi pemilik
usaha. Kemampuan mengelola keuangan pemilik usaha memang sangat
diperlukan untuk kinerja usaha dan kelangsungan usahanya. (Anggraeni, 2016) literasi keuangan mempengaruhi cara
berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan
keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik
bagi pemilik usaha. Kemampuan mengelola keuangan pemilik usaha memang sangat
diperlukan untuk kinerja usaha dan kelangsungan usahanyaLiterasi
keuangan sebagai hasilnya menjadi alat penting bagi pemilik-manajer dan kinerja
UKM (Adomako, Danso, & Ampadu, 2015).
Data Bank
Indonesia yang di publikasikan pada bulan Maret 2020 mencatat bahwa hanya 22,5%
pelaku UMKM yang memiliki laporan keuangan dan 87,8% pelaku UMKM yang menyusun
laporan keuangan secara tidak layak. Hal ini disebabkan karena rendahnya
pendidikan dan kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
serta tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM,
serta pelaku UMKM masih merangkap tugas dalam menjalankan usahanya di bidang
pemasaran, kegiatan operasi, mengatur SDM dan keuangan serta dalam pecatatan
keuangan transaksi sehari-hari juga masih terbilang sederhana. Hal ini secara
langsung akan berdampak pada kinerja keuangan UMKM.
Kinerja berarti
prestasi kerja, sedangkan prestasi kerja adalah hasil kerja, dengan demikian
kinerja merupakan suatu prestasi yang dicapai oleh organisasi atau entitas
dalam suatu periode tertentu (Rahmayani & Putra, 2016). Dengan demikian kinerja
adalah prestasi yang dicapai suatu organisasi atau entitas dalam periode
tertentu yang diukur berdasarkan standar yang ditetapkan.
Berdasarkan
survei awal sementara, diperoleh hasil bahwa pengelolaan keuangan UMKM hanya
51% yang melakukan pencatatan keuangan, dan yang menghasilkan laporan sesuai
dengan kebutuhan kreditor hanya 15,5%. Kecilnya prosentase UMKM yang melakukan
pencatatan pembukuannya sehingga sulit mendapatkan laporan yang sesuai dikarenakan
mereka tidak terbiasa melakukan pencatatan dan mereka tidak begitu paham dengan
bentuk pelaporan yang diinginkan kreditur. Salah satu faktor penyebab tidak
adanya laporan keuangan yang besifat akurat dan sesuai dengan standard yang
ada, bukan hanya karena tidak terbiasa, tapi juga karena minimnya jiwa
kewirausahaan yang ada pada tiap individu pelaku UMKM. Mayoritas mereka
didominasi oleh rasa takut akan risiko dan kurangnya pengetahuan mengenai
literasi keuangan serta mengakses lembaga keuangan. Sehingga mereka cukup sulit
atau dapat dikatakan sangat terbatas untuk memperoleh dana dari pihak kreditur
atau dari para investor.
Penelitian (Purwaningsih & Kusuma, 2015) mengungkapkan bahwa akses
pembiayaan yang sulit menjadi hambatan bagi pertumbuhan dan pengembangan UMKM
dikarenakan Lembaga keuangan formal atau komersial ragu untuk memberikan
pinjaman kepada UMKM. Kebanyakan dari lembaga keuangan menganggap jaminan yang
dapat diberikan oleh UMKM terutama para usaha kecil tidak layak. Hal ini
dikarenakan keadaan produksi yang tidak menentu serta tingginya risiko yang
dapat berdampak pada kegagalan pelunasan kredit. Lembaga keuangan formal atau
komersial cenderung lebih memilih memberikan pinjaman kepada perusahaan yang
berskala besar dan berisiko rendah. Hal ini terjadi karena adanya pengendalian
tingkat bunga dan pemberian pinjaman oleh perantara-perantara keuangan di
kebanyakan negara yang sedang berkembang. Ketika lembaga keuangan formal atau
komersial memberikan pinjaman kredit ke pengusaha kecil maka keuntungan berupa
intensif yang diterima tidak besar. Hal ini karena biaya administrasi dan
prosedural yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan tidak sebanding dengan nilai
kredit yang diberikan (Arsyad, 2017: 36).
Adapun tujuan
penelitian untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja
keuangan pada UMKM Sepatu di Eks Lokalisasi Dolly. Untuk mengetahui pengaruh
Pengelolaan Keuangan Usaha terhadap kinerja keuangan pada UMKM Sepatu di Eks
Lokalisasi Dolly.
Metode Penelitian
A.
Sampel
Menurut Djarwanto dan Subagyo, (2000:
108) sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi (jumlahnya lebih sedikit dari
jumlah populasinya). Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah
sampling jenuh atau sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut
(Sugiyono, 2018), adalah: �Sampling
jenuh atau sensus adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel�. Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui
bahwa sampling jenuh atau sensus teknik
penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi.
Dalam penelitian ini karena jumlah
populasinya sedikit (terbatas) sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel, sehingga peneliti mengambil jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi atau disebut
dengan sensus yaitu sebanyak 72 pelaku UMKM sepatu di Eks Lokalisasi Dolly.
B.
Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara normatif
digunakan untuk mendukung interprestasi hasil analisis data primer.
b. Metode Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan Penelitian Lapangan, yaitu usaha mendapatkan data dengan terjun langsung
di objek penelitian dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:
1) Metode Kuisoner
Yaitu, membagikan
daftar pertanyaan/angket kepada responden dan dipersilahkan untuk menjawab sendiri.
2) Metode Wawancara
Yaitu,
dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek riset, dan
melakukan wawancara dengan pemilik UMKM sepatu di eks Lokalisasi Dolly.
Untuk
itu memperoleh data kuantitatif, konsep diatas diukur dengan menggunakan skala
interval memakai metode pengukuran skala Likert. Formasi dari daftar pertanyaan
yang diajukan adalah dalam bentuk tertutup, dimana responden hanya diperkenankan
untuk memilih jawaban dari sekian jawaban yang tersedia.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
1. Karakteristik
Responden
a. Jenis Kelamin
Dari 72
responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis
kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
Laki-laki |
24 |
35% |
2 |
Perempuan |
48 |
65% |
|
|
72 |
100% |
Sumber: Data kuesioner
diolah
Berdasarkan Tabel 1 diatas
menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari
pada responden dengan jenis kelamin laki-laki. Responden dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 35% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
65%. Hal ini berarti mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan
responden dengan jenis kelamin perempuan.
b. Usia
Dari 72 responden yang
menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden
yaitu pada tabel dibawah ini:
Tabel 2
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
No |
Usia
(Tahun) |
Jumlah |
Persentase
(%) |
1 |
17 � 22 |
16 |
22% |
2 |
23 � 28 |
34 |
48% |
3 |
29 � 34 |
19 |
27% |
4 |
>35 |
3 |
3% |
|
Total |
72 |
100% |
Sumber:
Data kuesioner diolah
2. Model Pengukuran
(Outer Model)
Pengukuran validitas
indikator juga bisa dilihat dari tabel
Cross Loading, apabila nilai
loading faktor setiap indikator pada masing-masing variabel
lebih besar daripada loading faktor tiap indikator pada variabel lainnya, maka loading faktor tersebut dikatakan valid, namun jika nilai
loading faktor lebih kecil dari indikator
dari variabel lainnya, maka dikatakan
tidak valid.
Model
pengukuran dalampenelitian ini menggunakan variabel eksogen dengan indikator reflektifantara lain variabel Kompetensi Entrepreneurial (X1) dan Strategi Kewirausahaan (X2), serta variabel endogen yaitu Kinerja Keuangan (Y). Untuk mengukur validitas indikator salah satunya dengan didasarkan pada outputtabel outer
Loading, yaitu dengan melihat besarnya nilai factor loadingnya, karena dalam pemodelan
ini seluruh indikator menggunakan reflektif, maka tabel yang digunakan adalah output Outer Loadings.
Tabel 3
Outer Loading
|
Kinerja Keuangan
(Y) |
Literasi Keuangan (X1) |
Pengelola Keuangan (X2) |
X1.2 |
|
0.656 |
|
X1.3 |
|
0.703 |
|
X1.4 |
|
0.781 |
|
X1.5 |
|
0.777 |
|
X1.6 |
|
0.813 |
|
X1.7 |
|
0.786 |
|
X2.1 |
|
|
0.613 |
X2.2 |
|
|
0.703 |
X2.3 |
|
|
0.846 |
X2.4 |
|
|
0.792 |
Y1 |
0.002 |
|
|
Y2 |
0.933 |
|
|
Y3 |
0.953 |
|
|
Dari
tabel diatas, validitas indikator diukur dengan melihat Nilai Factor Loading
dari variable ke indikatornya, dikatakan validitasnya mencukupi apabilalebih
besar dari 0,5 dan. Factor Loading merupakan korelasi antara indikator dengan
variabel, jika lebih besar dari 0,5 dianggap validitasnya terpenuhi. Berdasarkan
pada tabel outer loading di atas, seluruh indikator reflektif pada variable
Literasi Keuangan, Pengelolan Keuangan Usaha, Kinerja Keuangan menunjukan
factor� loading lebih� besar dari 0,50 , dengan demikian hasil
estimasi seluruh indikator telah memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya
baik.
3.
Model Struktual (Inner Weight)
Hasil
Analisis Partial Least Square terlihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1
Analisis Partial Least Square
Tabel 4
Inner Weight
Sumber: data diolah
Dari tabel diatas dapat
diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan:
1.
Literasi Keuangan
berpengaruh positip terhadap Kinerja keuangan diterima, dengan path coefficients
sebesar 0,590, dan nilai
p-value= 0,000 lebih kecil α = 0,05 (5%), maka Signifikan (positif).
2. Pengelolaan Keuangan Usaha berpengaruh Non Signifikan terhadap
Kinerja keuangan diterima, dengan path coefficients sebesar
0,081, dan nilai p-value sebesar 0,464 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka Non
Signifikan.
B.
Pembahasan
a) Pengaruh
Literasi Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa literasi keuangan berpengaruh positip terhadap Kinerja keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila tingkat literasi keuangan
seorang pemilik maupun manajer sebuah UMKM semakin tinggi maka kinerja yang
dapat dicapai oleh UMKM tersebut akan semakin meningkat.
Hasil ini
sejalan dengan penelitian (Ratnawati,
2016) dan (Aribawa, 2016) yang menyatakan
bahwa literasi keuangan mampu menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja
usaha. Literasi keuangan membantu usaha kecil untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan untuk menyusun strategi keuangan untuk membuat
keputusan dan pilihan layanan keuangan.
Literasi keuangan membantu pemilik usaha untuk memperoleh pengetahuan keuangan
dan ketrampilan yang diperlukan bagi mereka untuk membuat perencanaan bisnis,
memulai rencana keuangan dan membuat keputusan investasi strategis.
Hubungan literasi keuangan dan kinerja perusahaan di implementasikan pada perusahaan yang
sudah memadai dalam pengetahuan keuangan yang akan mampu
merespon segala isu, perubahan, atau iklim bisnis
yang terus menerus berubah. Pada akhirnya diambil keputusan yang
terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan keberlanjutan perusahaan.
b) Pengaruh
Literasi Keuangan Usaha terhadap Kinerja Keuangan�
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Pengelolaan
Keuangan Usaha tidak berpengaruh terhadap Kinerja keuangan, hal ini menunjukkan
bahwa pengelolaan keuangan usaha UMKM hanya mencatat pengeluaran dan pendapatan
yang mereka terima, hanya pencatatan sederhana, sehingga tidak mempengaruhi
kinerja keuangan Pada UMKM di Eks Lokalisasi Dolly. Pelaporan serta pencatatan
laporan keuangan yang tidak sesuai standart menjadi indikator terbesar yang
mempengaruhi buruknya pengelolaan keuangan usaha. Hal ini� dikarenakan UMKM sendiri memiliki cara
kerjanya sendiri,� UMKM merasa usahanya
bukanlah perusahaan besar yang memerlukan pencatatan dan pelaporan keuangan
yang kompleks. Hal ini menjelaskan akan kurang signifikannya Pengelolaan
Keuangan Usaha terhadap Kinerja Keuangan.
Hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan (Alamsyah, 2020) yang menunjukkan hasil penelitian ini bahwa
Pengelolaan Keuangan Usaha
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Disiplin pelaporan dan
pencatatan laporan keuangan masih banyak belum dimengerti oleh pelaku UMKM.
Selain tidak paham proses menyusun laporan keuangan, apalagi terkadang antara
pengeluaran pribadi dengan pengeluaran usahanya pelaku UMKM sering tidak
dikondisikan, tidak hanya itu terkadang pendapatan juga hanya dapat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga usaha yang dijalankan tidak ada wujud untuk
menumbuhkan melainkan hanya berjalan di tempat.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut: 1. Literasi Keuangan memberikan kontribusi
Kinerja keuangan Pada UMKM di Eks Lokalisasi Dolly, hal ini menunjukkan
bahwa� apabila tingkat literasi keuangan
seorang pemilik maupun manajer sebuah UMKM semakin tinggi maka kinerja yang
dapat dicapai oleh UMKM tersebut akan semakin meningkat. 2. Pengelolaan Keuangan Usaha tidak memberikan
kontribusi Kinerja keuangan Pada UMKM di Eks Lokalisasi Dolly, hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan usaha UMKM hanya melakukan pencatatan
sederhana, mencatat pengeluaran dan pendapatan yang mereka terima saja,
sehingga tidak mempengaruhi kinerja keuangan Pada UMKM di Eks Lokalisasi Dolly.
Abor, Joshua, & Quartey, Peter. (2010).
Issues in SME development in Ghana and South Africa. International Research
Journal of Finance and Economics, 39(6), 215�228. Google
Scholar
Adomako, Samuel, Danso, Albert, &
Ampadu, Ernest. (2015). Institutional outlook of the entrepreneurial climate in
Ghana. International Journal of Social Economics. Google
Scholar
Alamsyah, Muhammad Fuad. (2020). Pengaruh
literasi keuangan dan kualitas manajemen keuangan terhadap kinerja keuangan
pada ukm meubel di kota gorontalo. Forum Ekonomi, 22(2), 245�255.
Google
Scholar
Anggraeni, Birawani D. (2016). Pengaruh
tingkat literasi keuangan pemilik usaha terhadap pengelolaan keuangan. Studi
kasus: UMKM Depok. Jurnal Vokasi Indonesia, 3(1). Google
Scholar
Aribawa, Dwitya. (2016). Pengaruh literasi
keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Jurnal
Siasat Bisnis, 20(1), 1�13. Google
Scholar
OECD. (2006). Strengthening Tax Audit
Capabilities: General Principles and Approaches. Oecd, 54(October).
Purwaningsih, Ratna, & Kusuma, Pajar
Damar. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil Dan
Menengah (UKM) Dengan Metode Structural Equation Modeling (Studi kasus UKM
berbasis Industri Kreatif Kota Semarang). Prosiding SNST Fakultas Teknik,
1(1). Google
Scholar
Rahmayani, Anissa, & Putra, Hafrizal
Okta Ade. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan di PT. Bank Mandiri Business Banking Area Padang. Manajemen Dan
Kewirausahaan, 7(3), 1�14. Google
Scholar
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Copyright holder: Nadifah Ayu Wulansari, Muhadjir Anwar (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |