Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
ANALISIS RETORIKA ARISTOTELES TERHADAP KONTEN UNGGAHAN
INSTAGRAM: JAKARTA VEGAN GUIDE
Farah Nabila Azahra,
Kanya Dewi Prameswari
Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Bekasi Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pada
era sekarang, media sosial menjadi salah satu marketing
tools segala bidang usaha maupun komunitas.
Media sosial menjadi alat ukur mengetahui
engage mereka dengan
audience. Banyak komunitas yang menggunakan
media sosial untuk mempromosikan atau memasarkan kampanye maupun informasi mengenai komunitas tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Jakarta Vegan Guide, yang menggunakan media sosial untuk berbagi informasi,
berita, kampanye, serta tips seputar dunia
vegetarian/vegan. Metodologi penelitian
yang digunakan adalah studi kasus dengan
menggunakan metode kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana
Jakarta Vegan Guide dalam mengimplementasikan
strategi dalam media sosial
khususnya instagram.
Kata Kunci: social media;
implementation strategy; plant based lifestyle
Abstract
Nowadays, social media has become a marketing tool in any field of
business or community. Social media is a measuring tool to know the engagement
between communities and the audience, lots of communities use social media to
promote their campaign or give their information about their community. Jakarta
Vegan Guide uses social media to share information, news, campaigns and tips
regarding plant based lifestyle. The purpose of this
study is to find out how Jakarta Vegan Guide implements their social media
strategy especially Instagram.
Keywords: social media;
implementation strategy; plant based lifestyle
Pendahuluan
Media sosial
merupakan sebuah tempat untuk bersosialisasi
melalui internet dengan menggunakan platform media sosial
seperti Instagram, Twitter, Facebook dan sebagainya.
Gambar 1
Statistik berbagai alasan mengapa seseorang
menggunakan internet, diperoleh dari APJII,2021
Penggunaan media sosial
di Indonesia, merupakan persentase
terbesar alasan banyaknya masyarakat menggunakan internet. hal tersebut berdasarkan hasil riset dari
Asosiasi penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII).
Cara berkomunikasi
telah berubah dengan adanya evolusi
terhadap media sosial, tidak sedikit pelaku
bisnis dan marketing yang telah
menyadari evolusi media sosial dan memanfaatkan media sosial untuk menjadi
sebuah sarana berkomunikasi terhadap target
market mereka. Selain itu, media sosial juga menjadi wadah bagi
para penggunanya dapat mencari segala informasi, berkomunikasi, bahkan menjaring pertemanan dengan segala fasilitas atau fitur yang dimiliki platform media
sosial saat ini.
Gambar 2
Statistik media sosial paling sering digunakan di
Indonesia, diperoleh dari Hootsuite & We
Are Social, 2021
Instagram merupakan
platform media sosial ketiga
yang sering digunakan setelah YouTube dan Whatsapp dengan persentase 86.6% berdasarkan data dari Hootsuite dan we are social.
Menurut (Mursito,
2006), beberapa ciri
berdasarkan komunikasi massa merupakan adanya penyampaian pesan yg ditujukan
pada khalayak luas, tidak sejenis, anonim, yg beredar
tanpa mengenal batas geografis & kultural. Dalam hal ini, khalayak
luas & tidak sejenis bisa diartikan
�seluruh orang� yg berada pada media sosial, menggunakan nir membedakan usia, jenis kelamin, taraf sosial ekonomi,
pendidikan, disparitas
kultur, & lainnya. Perkembangan
teknologi warta inilah yg nir
hanya bisa membangun rakyat global global, tetapi secara materi bisa
membuatkan ruang mobilitas kehidupan baru bagi rakyat.
Yang tanpa disadari, komunitas insan sudah hayati pada 2 global kehidupan, yaitu kehidupan rakyat konkret & rakyat maya atau cyber community (p. 13).
Masyarakat nyata
adalah suatu jenis kehidupan masyarakat yang dapat dipersepsikan sebagai kehidupan nyata dalam pengertian, yaitu hubungan sosial yang terjalin antara anggota masyarakat melalui panca indera. Dalam
masyarakat nyata, kehidupan manusia dapat dilihat apa
adanya. Kehidupan komunitas virtual adalah kehidupan masyarakat manusia, yang tidak dapat dirasakan secara langsung melalui indera manusia, tetapi dapat dirasakan dan disaksikan sebagai kenyataan.
Sementara itu,
pembentukan kelompok komunitas dunia maya terdiri dari individu-individu dengan aspek material dan non
material. Seperti halnya
media sosial online, ada
juga bentuk interaksi sosial antar individu
atau kelompok di dunia
maya. Salah satu fasilitas sosial online orang dan komunitas
dunia maya dapat diselesaikan
melalui jejaring sosial online, yang bertujuan untuk mempromosikan interaksi sosial interaktif berbasis teknologi Internet, mengubah cara penyebaran informasi tradisional di atas.
Akibatnya, pernyataan
sebelumnya dapat mendukung deklarasi (Hermawan, 2010) bahwa penggunaan Internet dapat meningkatkan komunitas online melalui jejaring sosial, meskipun audiens meluas secara independen dari batas geografis
dan budaya. Tetapi saya dipersatukan dengan platform yang sama, jejaring sosial. Definisi masyarakat, yaitu lingkungan, perhatian, masalah, dan sekelompok orang yang memperdalam
pengetahuan dan pengalaman mereka dengan memiliki
minat dan hobi yang sama pada suatu topik. Komunitas dalam anggota, Anggota memiliki jumlah tujuan, kepercayaan, sumber daya, kebutuhan, risiko dan kondisi (Wenger,
2002). Hari ini, saya
sedang mengembangkan lebih banyak media digital untuk membentuk jejaring sosial komunitas, itu juga mengundang orang-orang yang tertarik
pada pegunungan. Sama, atau
nikmati informasi yang sesuai.
Melalui media sosial,
Jakarta Vegan Guide ingin membangun
citra bahwa menjadi vegetarian adalah hal yang mudah dan makanan yang berbahan dasar tanaman juga sama nikmatnya dengan makanan yang menggunakan hewan sebagai bahan dasar
makanannya. Makanan
vegetarian semakin populer
di Indonesia. Menurut tempo.co, saat
ini sedang mengembangkan produk pariwisata seperti restoran dan berupaya menciptakan destinasi wisata vegetarian dan destinasi wisata vegetarian kelas dunia. Terlihat dari survei
yang dilakukan investor.id bahwa
pola makan nabati meningkat selama pandemi ini. Survei menunjukkan
bahwa 90% masyarakat
Indonesia sudah mulai mencoba menu makanan sehat untuk meningkatkan
kekebalan tubuh. Sekarang 62% orang membeli sayuran lebih aktif
dan layanan pengiriman makanan sehat telah
meningkat sebesar 7,4%.
Berawal dari
sebuah food
journal hingga menjadi sebuah komunitas online di media sosial
menggunakan platform
Instagram, kini Jakarta Vegan Guide memiliki lebih dari 15.000 pengikut.
Jakarta Vegan Guide tentu tidak terlepas
oleh adanya penggunaan
media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan para anggotanya dan siapapun yang terlibat di dalamnya. Maka itu mereka menggunakan
Instagram sebagai sarana untuk memberikan informasi seputar vegetarian mulai dari resep
makanan, restoran dan event yang bertemakan
vegetarian.
Untuk menarik
perhatian audiensnya, maka Jakarta Vegan Guide menyuguhkan
banyak konten menarik dalam akun
Instagram-nya. Tidak monoton, karena terdiri dari gambar,
video, bahkan menjadikan
Instagram sebagai wadah untuk mempromosikan event offline-nya
yang pada akhirnya dapat mengumpulkan para followers-nya di dunia nyata untuk berinteraksi secara langsung. Dampak yang diterimanya dari engagement Instagram
pun membuat Jakarta Vegan Guide dapat
semakin memperluas penyebaran informasi atau kontennya melalui media lain, seperti podcast.
Oleh karena
itu penulis memilih Jakarta Vegan Guide untuk
dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis bagaimana implementasi strategi
media sosial yang dilakukan
Jakarta Vegan Guide dalam menyebarkan
informasi mengenai
vegetarian.
Metode Penelitian
1.
Metode Pengambilan Sampel
Untuk mengukur bagaimana pengaruh kinerja perusahaan pada penyusunan pelaporan CSR, kami menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari website
Bursa Efek Indonesia (https://www.idx.co.id)
serta website
dari masing-masing perusahaan
yang dijadikan sampel untuk memenuhi data yang diperlukan. Data yang digunakan adalah data panel dengan sampel yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan
pada industri consumer
goods yang listing di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun (periode 2016 � 2020) yaitu sebanyak 23 perusahaan yang layak dijadikan sampel penelitian dari sampel awal sebanyak
30 perusahaan sebagaimana
pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
Sampel Penelitian
Industri |
Sub Industri |
Jumlah Awal Perusahaan |
% |
Jumlah Akhir Perusahaan |
% |
Consumer
goods |
Food
& Beverages |
15 |
50% |
10 |
43% |
|
Tobacco
Manufacturers |
4 |
13% |
4 |
17% |
|
Pharmaceuticals |
8 |
27% |
7 |
31% |
|
Cosmetics
& Households |
3 |
10% |
2 |
9% |
|
|
30 |
100% |
23 |
100% |
2.
Variabel Penelitian
a) Variabel Dependen
Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan untuk menguji hipotesa penelitian bersumber dari laporan informasi
kegiatan CSR yang dikeluarkan
perusahaan pada laporan tahunannya. Dalam penelitian ini variabel dependen berupa index pelaporan CSR (CSR Reporting Index /CSRR) yang dihitung dengan menggunakan metode one-zero, yaitu 1 jika menjelaskan
detail kriteria dan 0 jika tidak menjelaskan. Score keseluruhan dari pelaporan CSR akan dihitung sebagai index pelaporan CSR. Detail kriteria
yang harus dijelaskan dalam pelaporan CSR adalah (1) mengacu pada GRI Sustainability Reporting Guideline; (2) perlindungan kepentingan
supplier; (3) hubungan sosial
masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat; (4) perlindungan
kepentingan kreditur; (5)
proses produksi yang aman;
(6) perlindungan kepentingan
konsumen; (7) peningkatan
dan pengembangan sistem
CSR; (8) perlindungan kepentingan
pemegang saham; (9) perlindungan kepentingan pegawai; (10) lingkungan dan keberlanjutan. Score keseluruhan dari pelaporan CSR dihitung berdasarkan formula berikut :
b) Variabel Independen
Pada penelitian ini, varibel independen yang digunakan adalah kinerja perusahaan (firm performance /FP) yang diukur dengan menggunakan
Tobin's Q, Return on Assets (ROA),
dan Return on Equity (ROE). Dalam hal ini
Tobin's Q dihitung dengan melakukan kapitalisasi pasar dari total aset ditambah dengan total pinjaman kemudian dibagi dengan total aset (Lindenberg dan Ross, 1981).
c) Variabel Moderasi
Dalam penelitian ini kami juga akan menguji bagaimana
hubungan kinerja perusahaan dan pelaporan CSR yang
dimoderasi oleh tahapan siklus hidup perusahaan
(firm life cycle stages /FLCS). Dalam pengukuran variabel moderasi, kami tidak membedakan tahapan siklus hidup perusahaan secara spesifik. Memperhatikan bahwa dalam berbagai penelitian terdapat pendapat yang berbeda mengenai tahapan siklus hidup perusahaan,
maka dalam penelitian ini kami akan mencoba menggunakan
dimensi variabel moderasi sebagaimana penelitian sebelumnya yaitu usia perusahaan.
d) Variabel Kontrol
Untuk mendukung pembuktian hipotesa dalam penelitian ini dan memperkuat pengukuran pada variabel utama, maka kami menambahkan beberapa variabel kontrol seperti board size, firm size, market to book ratio,
financial leverage, sales growth,
dan firm growth.
Detail variabel dan pengukurannya
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Variabel dan Pengukurannya
Variabel |
Singkatan |
Pengukuran |
|
Dependen |
Corporate Social Responsibility
Reporting |
CSRR |
CSR Reporting diukur dengan CSR index menggunakan
metode dualistic: 1 jika suatu item diungkap, dan 0 jika tidak dungkap dengan
rumus : |
Independen |
Firm Performance : Tobin�s Q |
TQ |
Tobins' Q diukur dengan rumus : |
|
Return on Assets |
ROA |
ROA = EAT/Total assets |
|
Return on Equity |
ROE |
ROE = EAT/Total equity |
Moderasi |
Firm Life
Cycle Stages (Firm AGE) |
FLCS |
Umur perusahaan dihitung dari tanggal didirikan dibandingkan dengan
tahun yang dipakai dalam penelitian |
Kontrol |
Board Size |
BSZ |
Jumlah direktur dalam dewan direksi |
|
Firm Size |
FS |
Total
assets, ukuran natural
logarithm |
Variabel |
Singkatan |
Pengukuran |
|
|
Market-to-Book
ratio |
MTBA |
Market-to-Book ratio dihitung
dg formula berdasarkan data dari Laporan Keuangan perusahaan |
|
Financial
Leverage |
FL |
Financial
leverage dihitung sebagai total debt dibagi dengan total aset. |
|
Sales
growth |
TSG |
Pertumbuhan penjualan dihitung sbb: |
|
Firm
Growth |
FG |
Perubahan pada total aset perusahaan |
e) Model Penelitian
Dalam meneliti pengaruh kinerja perusahaan (FP) pada pelaporan CSR (CSRR) dengan efek moderasi siklus
hidup perusahaan (FLCS),
kami menguji hipotesa serta menyajikan estimasi koefisien variabel yang digunakan sebagai berikut:
1) Untuk meneliti pengaruh kinerja perusahaan (FP) pada pelaporan CSR (CSRR), persamaan
yang digunakan sebagai berikut:
Model 1
CSRRit = b0 + b1(FP) + b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit
CSRR: Corporate Social
Responsibility Report;
FP: Firm Performance;
BSZ: Board Size;
FS: Firm Size;
MTBA: Market-to-Book ratio;
FL: Financial Leverage;
SG: Sales Growth
FG: Firm Growth
2) Untuk memeriksa pengaruh tahapan siklus hidup perusahaan
(FLCS) pada pelaporan CSR (CSRR), persamaan
yang digunakan sebagai berikut:
Model 2
CSRRit = b0 + b2(FLCS) + b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit FLCS: Firm Life Cycle Stages;
3) Untuk memeriksa hubungan antara CSRR dan kinerja perusahaan (FP) yang mungkin dimoderasi oleh tahap siklus hidup
(FCLS) perusahaan, persamaan
yang digunakan sebagai berikut:
Model 3
CSRRit = b0 + b3(FP x FLCS) +
b4(BSZ) + b5(FS) + b6(MTBA) + b7(FL) + b8(SG) + b9(FG) + eit FP x FLCS : Moderasi antara Firm
Performance dan Firm Life Cycle
Stages;
3.
Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Analisis statistik deskriptif. Analisis ini merupakan tahap
untuk memberikan penjabaran dan gambaran, termasuk penyajian data, serta menjelaskan mengenai ukuran-ukuran statistik dari semua variabel yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan
tujuan untuk memberikan gambaran data dan informasi secara umum melalui penyajian
data yang lebih ringkas sehingga dapat lebih mudah dipahami.
Analisis ini dilakukan dengan menghitung variasi rata-rata (mean), median, dan standar
deviasi masing-masing variabel,
yaitu CSRR (variabel dependen); FP (variabel independen); FLCS (variabel moderasi), serta board size, firm size, board shares,
book-to-market ratio, financial leverage, sales growth, dan firm growth (variabel
kontrol).
Uji simultan (Uji F) Salah satu uji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji simultan (Uji F) yang dimaksudkan
untuk menguji apakah semua variabel
independen dan kontrol mempengaruhi variabel dependen secara bersamaan/simultan. Selain itu, Uji F bertujuan untuk menguji apakah model regresi layak digunakan
atau tidak. Hipotesis dalam uji F dapat disebutkan sebagai berikut:
Ho: Variabel
independen dan kontrol secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model regresi tidak layak digunakan.
Ha: Variabel independen dan
kontrol secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model regresi layak digunakan.
Uji koefisien
determinasi (Adjusted R-Squared). Uji hipotesis dengan koefisien determinasi dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjabarkan
variabel dependennya. Uji ini dianalisis melalui nilai Adjusted R-Squared dalam model regresi berganda. Apabila nilai estimasi mendekati angka 1 (satu), maka kita
dapat menyatakan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel independennya. Adapun kriteria pengambilan keputusannya: a) Apabila nilai adjusted R2 mendekati 1, pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan
variabel dependen semakin tinggi. b) Apabila nilai adjusted R2 mendekati 0, pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan
variabel dependen semakin rendah.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa pengujian model 1 (satu) berdasarkan uji F memperlihatkan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan demikian variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE dalam
sampel penelitian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap CSR Index, sehingga Ha diterima. Selain itu, dari hasil
analisis uji koefisien determinasi untuk model 1 menunjukkan bahwa variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE secara
simultan mampu mempengaruhi CSRR Index sebesar
88.75%. Lebih lanjut, hasil regresi pada model 1 dengan menggunakan fixed effect model menunjukan
bahwa kinerja perusahaan (FP) pada industri consumer goods yang dihitung
menggunakan variabel ROA berpengaruh positif signifikan terhadap CSRR Index dan ROE berpengaruh
negatif signifikan terhadap CSRR Index,
sedangkan Tobin�s Q tidak berpengaruh terhadap CSRR Index. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari kemampuannya memaksimalkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimiliki perusahaan, berpengaruh positif terhadap indeks pelaporan CSR. Sehingga semakin efektif perusahaan memperoleh laba dari penggunaan asetnya, maka pertanggungjawaban
sosial perusahaan juga akan semakin baik
dan akan meningkatkan indeks pelaporan CSR. Hal ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Jan, Karn, Li, & Liu, 2021)
bahwa perusahaan dengan kinerja perusahaan yang baik yang dilihat dari rasio
ROA akan melakukan pengungkapan laporan kegiatan CSR yang jauh lebih baik dibandingkan
perusahaan dengan kinerja lebih rendah.
Lain halnya dengan ROE, dari hasil pengujian
statistik menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
yang dicerminkan dari laba atas pemanfaatan
modal sendiri perusahaan berpengaruh negatif terhadap indeks pelaporan CSR. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kartini, Maiyarni, & Tiswiyanti, 2019)
bahwa pergerakan rasio ROE akan direspon sebaliknya oleh kinerja pelaporan CSR. Pada suatu waktu, apabila
terdapat penurunan rasio ROE tidak serta merta menurunkan
aktivitas CSR, justru sebaliknya tanggung jawab sosial perusahaan
bisa lebih meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hsu, 2018)
yang membuktikan bahwa pada
titik tertentu, perusahaan dengan kinerja CSR tinggi dapat secara signifikan
menurunkan modal perusahaan
dengan mengurangi penerbitan ekuitas dan utang.
Sedangkan hasil pengujian yang menyatakan bahwa Tobin�s Q tidak berpengaruh terhadap pelaporan CSR sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu,
Appleton, Song, dan Wang (2017). Berdasarkan
hasil pengujian (Wu, Appleton, Song, & Wang, 2017) yang menggunakan contemporaneous
model dan one-year-lagged models dengan determinasi pada perusahaan yang dimiliki pemerintah diperoleh hasil bahwa Tobin�s Q tidak berpengaruh terhadap CSR. Hal
itu menunjukan bahwa nilai perusahaan
yang direfleksikan dari penilaian publik terhadap kinerja perusahaan melalui harga saham di pasar untuk 23 perusahaan pada industry
consumer goods tidak
berpengaruh terhadap CSR. Di samping itu, pengaruh
signifikan ROA dan ROE juga didukung
oleh signifikansi pengaruh
masing-masing variabel kontrol
terhadap CSRR Index
seperti Board
Size, Firm Size, Firm Leverage, dan
Firm Growth.
Lebih lanjut, pengujian pada model 2 (dua) berdasarkan hasil uji simultan (uji F) juga memperlihatkan pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, firm life cycle stages (FLCS) secara simultan berpengaruh terhadap CSR Index, sehingga Ha diterima. Selain itu dari
hasil analisis uji koefisien determinasi terhadap model 2 menunjukan bahwa FCLS mampu mempengaruhi CSRR Index sebesar
98,53%, sedangkan sisanya
1,47% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar variabel yang diteliti.
Pengujian lebih lanjut pada model 2 diperoleh hasil regresi dengan fixed effect model yang menunjukan bahwa FLCS yang dihitung menggunakan variabel firm age
berpengaruh positif signifikan terhadap CSRR Index. Dari hasil
tersebut dapat dipahami bahwa semakin lama usia perusahaan, maka semakin aktif perusahaan
melakukan kegiatan CSR dan indeks pelaporan CSR juga akan semakin baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jan et al., 2021) yang juga memperlihatkan bahwa seiring bertambahnya usia, perusahaan menjadi jauh lebih
bertanggung jawab dan akan berinvestasi lebih signifikan pada berbagai kegiatan CSR.
Pengujian pada
model 3 (tiga), berdasarkan
hasil uji F memperlihatkan bahwa variabel independen yang dimoderasi dengan FLCS berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Dengan demikian secara simultan variabel Tobin�s Q, ROA, dan ROE yang dimoderasi
oleh FLCS berpengaruh signifikan
terhadap CSRR Index,
sehingga Ha diterima. Hasil
analisis uji koefisien determinasi pada model 3 juga menunjukan
bahwa seluruh variabel independen mampu mempengaruhi CSR Index sebesar 90,99%, sedangkan sisanya 9,01% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Adapun hasil regresi yang menggunakan fixed
effect model menunjukan bahwa
setelah dimoderasi dengan FLCS, masing-masing variabel
independen yang dihitung menggunakan Tobin�s Q dan ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap CSRR Index.
Dengan demikian, perusahaan yang lebih mature mulai menyadari pentingnya pengungkapan CSR tanpa harus memperhatikan dan memperjelas kinerja perusahaan yang diukur dari pandangan investor dan laba atas pemanfaatan
aset. Penelitian yang dilakukan oleh (Jan et al., 2021) menemukan bahwa efek tahapan siklus
hidup dan kapan perusahaan mature
tidak seragam di berbagai kategori CSR. Seiring bertambahnya usia perusahaan, mereka menjadi jauh lebih bertanggung
jawab seperti pada aspek keberagaman dan kesadaran lingkungan, namun pada beberapa aspek CSR lain seperti pada aspek hak asasi
manusia dan keamanan produk menunjukkan pengaruh sebaliknya. Di sisi lain, hasil penelitian (Wu et al., 2017) menunjukan bahwa keuntungan bukanlah penentu kuat kinerja
CSR. Fakta yang ditunjukan dalam
penelitian tersebut dari hubungan contemporaneous model adalah negatif yang mencerminkan proxy peningkatan biaya akibat kegiatan
CSR. Di sisi lain, hasil pengujian memperlihatkan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap CSRR Index. Hal ini dapat dipahami bahwa kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan laba bersih dari penggunaan
ekuitas dapat mendorong dan memperluas investasi pada CSR, sehingga mampu meningkatkan indeks CSRR. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Abilasha dan Tyagi (2019)
yang menunjukan bahwa pengembalian ekuitas yang lebih tinggi cenderung
menyajikan kegiatan CSR lebih sering.
Kesimpulan
Temuan penelitian
saat ini menunjukkan bahwa elemen tata bahasa dalam konten Instagram Jakarta
Vegan Guide didukung oleh Teori
Retorika Aristoteles untuk membujuk para pembaca tentang konten yang diunggah. Artikel ini membuktikan bahwa isi konten di Instagram Jakarta
Vegan Guide menggunakan tiga
bukti artistik Aristoteles,
yaitu logos, pathos dan ethos dalam
bahasa Inggris dari iklan untuk
efek persuasif. Penggunaan logo dalam konten menarik penalaran logis pembaca, penggunaan pathos membuat daya tarik
emosional dan penggunaan etos menarik melalui
karakter pengiklan.
Alfajri, Muhamad Fitra, Adhiazni, Viranda, & Aini,
Qurrotul. (2019). Pemanfaatan Social Media Analytics Pada Instagram Dalam
Peningkatan. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 41�51. Google Scholar
Castronovo, Cristina, & Huang, Lei.
(2012). Social media in an alternative marketing communication model. Journal
of Marketing Development and Competitiveness, 6(1), 117�134. Google Scholar
Cruz, Danilo, & Fill, Chris. (2008).
Evaluating viral marketing: isolating the key criteria. Marketing
Intelligence & Planning. Google Scholar
Devito Joseph, A. (2011). Komunikasi antar
manusia. Tangerang Selatan: Kharisma Publishing Group. Google Scholar
Dwyer, Paul. (2007). Measuring the value of
electronic word of mouth and its impact in consumer communities. Journal of
Interactive Marketing, 21(2), 63�79. Google Scholar
Effendy, Onong Uchjana. (2009). Komunikasi
teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Evelina, Lidya Wati, & Handayani,
Fitrie. (2018). Penggunaan digital influencer dalam promosi produk (Studi kasus
akun Instagram@ bylizzieparra). Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,
1(01), 71�82. Google Scholar
Heath, Robert G. (2001). The hidden
power of advertising: How low involvement processing influences the way we
choose brands. World Advertising Research Centre (WARC). Google Scholar
Hermawan, C. Windyo. (2009). Cara mudah
membuat komunitas online dengan PHPBB. Yogyakarta: Andi. Google Scholar
Hsu, Feng Jui. (2018). Does corporate
social responsibility extend firm life-cycles? Management Decision. Google Scholar
Jan, Naveed, Karn, Arodh Lal, Li, Zeyun,
& Liu, Xiyu. (2021). The relationship between corporate social
responsibility reporting and firm performance and the moderating role of firm
life cycle stages: Evidence from China. Sustainability, 13(18),
10038. Google Scholar
Kartini, Puti Tri, Maiyarni, Reka, &
Tiswiyanti, Wiwik. (2019). Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 7(2), 343�366. Google Scholar
Khan, Mohammad Furqan, & Jan, Anisa.
(2015). Social media and social media marketing: A Literature Review. IOSR
Journal of Business and Management, 17(11), 12�15. Google Scholar
Kietzmann, Jan, & Canhoto, Ana. (2013).
Bittersweet! Understanding and managing electronic word of mouth. Journal of
Public Affairs, 13(2), 146�159. Google Scholar
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Riset
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Pu� blic Relations,
Advertising, Komunikasi, Orga� nisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
Prenada Media Group. Google Scholar
Larson, Charles U. (1989). Persuasion:
Reception and responsibility. ERIC. Google Scholar
Mariotti, Fran�ois, & Gardner,
Christopher D. (2019). Dietary protein and amino acids in vegetarian diets�A
review. Nutrients, 11(11), 2661. Google Scholar
Molenda, Michael, & Pershing, James A.
(2004). The strategic impact model: An integrative approach to performance
improvement and instructional systems design. TechTrends, 48(2),
26�33. Google Scholar
Moriansyah, La. (2015). Pemasaran melalui
media sosial: Antecedents dan consequences social media marketing: Antecedents
and s-es. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 19(3),
187�196. Google Scholar
Murdough, Chris. (2009). Social media
measurement: It�s not impossible. Journal of Interactive Advertising, 10(1),
94�99. Google Scholar
Mursito, B. M. (2006). Memahami Institusi
Media (Sebuah Pengantar). Lindu Pustaka Dan SPIKOM. Surakarta. Halaman,
16�19. Google Scholar
Oktaviani, Femi, & Rustandi, Diki.
(2018). Implementasi digital marketing dalam membangun brand awareness. PRofesi
Humas, 3(1), 1�20. Google Scholar
Pawito. (2008). Penelitian komunikasi
kualitatif. Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS). Google Scholar
Pradiani, Theresia. (2017). Pengaruh sistem
pemasaran digital marketing terhadap peningkatan volume penjualan hasil
industri rumahan. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 11(2),
46�53. Google Scholar
Pradiptarini, Charity. (2011). Social media
marketing: Measuring its effectiveness and identifying the target market. UW-L
Journal of Undergraduate Research XIV, 1�11. Google Scholar
Rapitasari, Diana. (2016). Digital
marketing berbasis aplikasi sebagai strategi meningkatkan kepuasan pelanggan. CAKRAWALA,
10(2), 107�112. Google Scholar
Ryan, Damian. (2014). The best digital
marketing campaigns in the World II. Kogan Page Publishers. Google Scholar
Sutejo, Bertha Silvia. (2006). Internet
marketing: konsep dan persoalan baru dunia pemasaran. Jurnal Manajemen
Maranatha, 6(1), 41�56. Google Scholar
Ulfatin, Nurul. (2013). Metode
penelitian kualitatif di bidang pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Google Scholar
Umami, Zahrotul. (2015). Social strategy
pada media sosial untuk promosi pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Interaksi:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 195�201. Google Scholar
Wu, Shuangqi, Appleton, Simon, Song, Lina,
& Wang, Jinmin. (2017). The Determinants of Virtue: Modelling Changes in
the CSR Ratings of Chinese Firms. IZA Discussion Papers. Google Scholar
Xiang, Zheng, & Fesenmaier, Daniel R.
(2017). Analytics in smart tourism design: concepts and methods.
Springer. Google Scholar
Copyright holder: Farah Nabila Azahra, Kanya Dewi Prameswari (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |