Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
SISTEM KERJA PENANGKAP
SINAR-X PADA PESAWAT COMPUTED RADIOGRAPHY DI RSUD TEUKU UMAR CALANG DAN SISTEM
KERJA PENANGKAP SINAR-X PADA PESAWAT DIGITAL RADIOGRAPHY DI RSUD DATU BERU
TAKENGON
Kartika
Sari, Nadia Surahmi
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem kerja penangkap sinar-X pada pesawat Computed
Radiography (CR) di RSUD Teuku Umar Calang dan sistem kerja penangkap sinar-X pada pesawat Digital
Radiography (DR) di RSUD Datu Beru
Takengon, dimulai dari kuesioner yang dibagikan kepada narasumber atau responden yang berprofesi sebagai radiografer. Kemudian peneliti melakukan observasi terhadap 35 responden dengan mengamati secara langsung kelapangan bagaimana sistem kerja penangkap
sinar-X yang berkaitan pada
pesawat CR dan DR. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui observasi lapangan dan kuesioner. Adapun hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa sistem kerja
penangkap sinar-X pada pesawat CR di RSUD Teuku Umar Calang dari sistem
kerja CR termasuk kategori baik, yaitu 64,29%. Sistem kerja CR sebagai suatu sistem atau
proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi Digital
Radiography (DR). Sistem kerja
penangkap sinar-X pada pesawat DR di RSUD Datu Beru Takengon dari
sistem kerja DR termasuk kategori baik, yaitu 80,95%. Sistem kerja DR sebagai suatu sistem
yang meliputi pembentukan gambaran radiografi, proses penayangan, penyimpanan, dan rekonstruksi gambar.
Kata Kunci: sistem kerja penangkap sinar-x; computed radiography (CR); digital� radiography
(DR)
Abstract
This study aims to determine the working system of the X-ray catcher on
the Computed Radiography (CR) aircraft at the Teuku
Umar Calang Hospital and the work system of the X-ray
catcher on the Digital Radiography (DR) aircraft at the Datu
Beru Takengon Hospital,
starting from a questionnaire distributed to informants. or respondents who
work as radiographers. Then the researchers made observations on 35 respondents
by observing directly the spaciousness of how the X-ray catcher system works
related to the CR and DR aircraft. This type of research is descriptive. This
research was conducted by collecting data through field observations and questionnaires.
The results of the study, among others, showed that the work system of the
X-ray catcher on the CR aircraft at the Teuku Umar Calang Hospital from the CR work system was in the good
category, namely 64.29%. The CR system works as a system or process for
converting an analogue system in conventional radiography to Digital
Radiography (DR). The work system of the X-ray catcher on the DR aircraft at
the Datu Beru Takengon Hospital from the DR work system is in the good
category, which is 80.95%. The DR work system as a system includes the
formation of radiographic images, the process of viewing, storing, and
reconstructing images.
Keywords: x-ray capture system;
computed radiography (CR); digital radiography (DR)
Pendahuluan
Wilhelm Conrad
Rontgen seorang ahli fisika di Universitas Wurzburg, Jerman, pertama kali
menemukan sinar rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan eksperimen dengan
sinar katoda. Saat itu, Rontgen melihat timbulnya sinar fluoresensi yang
berasal dari kristal barium platiosianida dalam tabung crookes hittorf yang
dialiri listrik. Rontgen segera menyadari bahwa fenomena ini merupakan suatu
penemuan baru sehingga dengan gigih ia terus menerus melanjutkan
penyelidikannya dalam minggu-minggu berikutnya. Tidak lama kemudian ditemukanlah
sinar yang disebutnya sinar baru atau sinar-X (Ferry, 2008).
Sejak pertama
didirikan radiologi semakin lama semakin berkembang. Dimulai dari teknik
pengambilan gambaran oleh radiografer secara langsung tanpa memakai shielding.
Karena sejak saat itu, belum diketahui dampak yang berarti akibat radiasi yang
ditimbulkan oleh sinar-X dan masih memakai processing secara manual, sehingga
banyak kerugian materi dan non materi yang banyak, seperti memakan waktu yang
sangat lama, tidak praktis, radiasi hamburnya besar sehingga membuat
radiografer banyak yang terkena kanker, alat-alat yang masih sederhana, atau
belum memiliki alat pembantu dalam memposisikan pasien (Ferry, 2008).
Teknologi
radiografi diagnostik diperlukan untuk kepentingan medis yang digunakan pada
bagian radiologi di rumah sakit yang bergeser dari teknologi radiografi
konvensional berbasis film menjadi teknologi radiografi digital tanpa film.
Radiografi menggunakan komputer untuk meningkatkan kualitas gambaran radiograf atau hasil
rontgen sehingga mengefisienkan waktu dan meningkatkan hasil diagnosa. Seiring
dengan perkembangan zaman komputer berkembang menjadi sebuah teknologi yang
dapat difungsikan untuk berbagai keperluan. Komputer merupakan alat pengendali
pada sistem Computed Radiography (CR) dan berfungsi sebagai proses scanning,
rekontruksi atau pengolah data yang menampilkan gambaran serta menganalisa
gambar (Susilo, Sunarno, Swakarma, Setiawan, & Wibowo, 2013).
Sistem Computed
Radiography (CR) sebagai teknik pencitraan radiografi yang mengubah sistem
analog menjadi digital menggunakan Photo Stimulable Phospor (PSP) untuk
akuisisi data dan pemprosesan citra dalam format DICOM (Digital Imaging and
Communication in Medicine), sehingga bila dilakukan pembesaran ukurannya tidak
akan mengalami perubahan dan resolusi tetap sedangkan cara kerja Digital
Radiography (DR) meliputi pembentukan gambaran radiografi, proses penayangan,
penyimpanan, dan rekonstruksi gambar serta sistem pembentukan gambaran
radiografi yang dapat langsung ditayangkan hasilnya di layar monitor (Abdullah,
2013).
Rumah Sakit Umum
Daerah Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya masih menyandang predikat tipe C. RSUD
Teuku Umar Calang menggunakan sistem pelayanan radiodiagnostik menggunakan
sistem Computed Radiography (CR). Adapun kelebihan Computed Radiography (CR)
yang digunakan oleh RSUD Teuku Umar Calang, yaitu biaya operasional lebih
rendah daripada konvensional, photo bisa diprint lebih kecil, tidak menggunakan
bahan kimia, tetapi menggunakan sebuah printer, brightness gambar dapat diatur
sesuai keinginan, dan gambar dapat disimpan dalam bentuk cetak film, hard disk,
dan compact disk. Sedangkan kekurangan Computed Radiography (CR), yaitu
membutuhkan energi listrik yang banyak dan sumber daya
manusia yang masih kurang berkompeten (Susilo et al., 2013).
Rumah Sakit Umum
Daerah Datu Beru Takengon menyandang predikat tipe B. RSUD Datu Beru Takengon
menggunakan sistem pelayanan radiodiagnostik menggunakan sistem Digital
Radiography (DR) dengan merek Toshiba. Adapun kelebihan Digital Radiography
(DR) yang digunakan oleh RSUD Datu Beru Takengon, yaitu kepekaan sensor
terhadap sinar-X serta kemampuan mikroprosesor mengatur waktu penyinaran yang
sangat singkat, menyebabkan jumlah radiasi yang dibutuhkan sangat kecil,
sehingga dosis radiasi yang diabsorpsi pasien jahuh lebih rendah. Dosis radiasi
yang diserap di kepala dan leher pasien hanya sebesar 20%, dibandingkan
penggunaan film konvensional. Selain itu, mampu mengkonfirmasi gambar menjadi
sinyal elektronik, maka gambar dapat diperoleh tanpa melalui proses pencucian
dan dapat disimpan sebagi data dalam komputer (Rasad, 2005).
Pengadaan sistem
Computed Radiography (CR) dan Digital Radiography (DR) untuk saat ini masih
merupakan barang langka terutama untuk unit pelayanan radiologi rumah sakit daerah
di Indonesia khususnya di Aceh, relatif belum terjangkau oleh keuangan yang
dikelola oleh APBD daerah, belum lagi sistem perawatan dan ketersediaan sumber
daya manusia yang masih kurang memadai. Sebagai gambaran RSUD Teuku Umar Calang
menggunakan sistem pelayanan radiodiagnostik menggunakan sistem Computed
Radiography (CR). Untuk itu, perlu dikaji sistem kerja pada alat CR, sehingga
bisa menjembatani antara sistem kerja pada alat DR yang digunakan di RSUD Datu
Beru Takengon sampai saat ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul �Sistem
Kerja Penangkap Sinar-X pada Pesawat Computed�� Radiography di RSUD Teuku
Umar Calang dan Sistem Kerja Penangkapan Sinar-X pada Pesawat Digital
Radiography di Datu Beru Takengon�.
Metode Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian ini bersifat deskriptif. Jenis penelitian deskriptif merupakan jenis
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi, atau
fenomena dalam menentukan ide baru (Siti Pariani Nursalam & Sri, 2011). Penelitian
deskriptif, yaitu
salah satu cara penelitian dengan menjelaskan sistem kerja penangkap sinar-X
pada pesawat CR di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Umar Calang dan sistem kerja
penangkap sinar-X pada pesawat DR di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Takengon
tahun 2017.
2.
Tempat
dan Waktu Penelitian
a) Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada Instalasi Radiologi RSUD Teuku Umar Calang Kabupaten Aceh
Jaya dan Instalasi Radiologi RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah
tahun 2017.
b) Waktu
Penelitian
Pengumpulan
data dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yang dilaksanakan pada tanggal 01
Agustus sampai dengan 30 Agustus 2017.
c) Metode
Pengumpulan Data
Jenis
data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan
obervasi dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari jurnal, buku
dokumentasi, dan internet.
d) Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan metode untuk mencari dokumen atau data-data yang dianggap penting
melalui artikel koran/majalah, jurnal, pustaka, brosur, buku dokumentasi serta
melalui media elektronik yaitu internet, yang ada kaitannya dengan
diterapkannya penelitian ini.
e) Studi
Literatur
Studi
literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku
dokumentasi, internet dan pustaka.
f) Observasi
Lapangan
Suatu
metode yang penulis lakukan dengan cara observasi lapangan denagan mengamati
secara langsung kelapangan bagaimana sitem kerja penangkap sinar-X yang
berkaitan pada peawat CR dan DR.
3.
Metode
Analisis Data
Data-data
yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif.
Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
yang kemudian disusul dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan
juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
Hasil dan Pembahasan
1.
Gambaran
Umum Tempat Penelitian
Pengumpulan
data dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Teuku Umar Calang Aceh Jaya dan di
Instalasi Radiologi RSUD Datu Beru Takengon.
2.
RSUD
Teuku Umar Calang Aceh Jaya
RSUD
Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya sebelumnya adalah RSUD Calang Kabupaten Aceh
Jaya yang perencanaan pembangunannya dilakukan pada tahun 2006 oleh Badan Rehabilitasi
dan Rekontruksi (BRR) NAD-NIAS. Pembangunan RSUD Calang mulai dikerjakan pada
tahun 2007 dan selesai 2008 dengan sumber anggaran pembangunan dari BRR
NAD-NIAS (BKRA-N). Pengembangan pembangunan, sarana dan prasarana terus
diupayakan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dengan menggunakan sumber dana
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten (APBK), Anggaran
Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
RSUD
Teuku Umar mulai difungsikan pada akhir 2010 setelah dikeluarkan izin
operasional pada tanggal 27 September 2010 dengan Surat Keputusan Bupati Nomor
: 445/365.b/2010, dengan bertumpu pada Satuan Perangkat Kerja Kabupaten (SKPK)
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya. Pengurusan ke Depkes RI dan Kementrian
Kesehatan dilakukan melalui Dinas Kesehatan Propinsi dan mendapatkan kode
registrasi 1116011.
RSUD
Teuku Umar dibentuk Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) RSUD Calang Kabupaten
Aceh Jaya berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Jaya Nomor 3 Tahun 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kabupaten (SKPK) Dinas Kesehatan Kabupaten
Aceh Jaya. Perpanjangan izin
operasional Rumah Sakit kembali dikeluarkan
oleh Pemerintah Kabupaten
Aceh Jaya pada tanggal 01 Oktober
2012 melalui Keputusan Bupati
Aceh Jaya Nomor : 85.f Tahun 2012.
Atas
dasar usulan masyarakat pada tanggal 09 April 2013 RSUD Calang Kabupaten Aceh
Jaya berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teuku Umar Kabupaten
Aceh Jaya, melalui keputusan Bupati Aceh Jaya Nomor : 36.b Tahun 2013 tentang
penetapan nomenklatur Rumah Sakit Umum Daerah Calang Kabupaten Aceh Jaya.
Tanggal 05 Maret 2016 Bupati Aceh Jaya SK Bupati Nomor 116 Tahun 2016 tentang
izin operasional tetap Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya.
Berlaku 5 (lima) tahun terhitung 01 Maret 2016 sampai dengan Maret 2021.
3.
RSUD
Datu Beru Takengon
Rumah
Sakit Umum Daerah Datu Beru berdiri sejak masa penjajahan kolonial Belanda,
yaitu pada tahun 1939, pada waktu itu masih bernama Rumah Sakit Umum Takengon dan
berlokasi di jalan Yos Sudarso Takengon, yang ketika itu masih dikelola oleh
pemerintah Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka rumah sakit ini
diserahkan kepada Pemkab Aceh Tengah.
Pada
tahun 1978 Rumah Sakit Umum Takengon dipindahkan dari tempat yang lama, yaitu
di jalan Yos Sudarso ketempat baru yang disediakan oleh Pemkab dan masih
menyandang predikat tipe D, namun secara operasionalnya sudah berpedoman pada
struktur organisasi Rumah Sakit Tipe C, hal ini dilakukan guna mempersiapkan
peningkatan cara kerja untuk mencapai predikat Rumah Sakit tipe C.
Kemudian
pada tahun 1995, berdasarkan SK Menkes RI Nomor 109/menkes/SK/1995 Rumah Sakit
Umum Takengon ditingkatkan dari tipe D menjadi tipe C yang diresmikan pada
tanggal 24 Juli 1995 dengan nama Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon, kemudian
pada tahun 2002 seiring dengan pemberlakuan otonomi daerah dan era
desentralisasi Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon, berdasarkan qanun Kabupaten
Aceh Tengah Nomor 14 tahun 2002 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata
kerja menjadi Badan Pelayanan Kesehatan BPK RSU Datu Beru Takengon.
Seiring
dengan penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, BPK RSU Datu Beru Takengon berubah menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah Nomor 27 Tahun 2008 Tentang
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural pada Lembaga Teknis
Kabupaten Aceh Tengah pada bulan Juli 2008.
Rumah
Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah dengan menyediakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah,
baik yang datang langsung maupun pasien rujukan dari 14 puskesmas, 50 Puskesmas
Pembantu serta klinik 24 jam dan beberapa praktek dokter, bidan yang berada
dalam kabupaten Aceh Tengah. Hingga saat ini RSUD Datu Beru Takengon terus
berbenah diri, melakukan perbaikan disegala bidang untuk terus meningkatkan
mutu pelayanan bagi masyarakat disusul dengan rencana untuk kenaikan Rumah
Sakit menjadi tipe B. Pada tahun 2009 berdasarkan SK Menkes RI Nomor
549/Menkes/SK/VII/2009, tanggal 15 Juli 2009 Rumah Sakit Umum Datu Beru
Takengon ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah dengan klasifikasi kelas B. dan dapat juga
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan apabila memenuhi persyaratan dan
kriteria yang berlaku.
4.
Hasil
Penelitian CR dan DR
a) Gambaran CR Pada RSUD Teuku Umar Calang
Aceh Jaya
Computed Radiography (CR)
merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah
suatu sistem analog pada konvensional radiografi menjadi Digital Radiography
(CR), teknologi tersebut adalah komputer. Radiografi juga menggunakan komputer
untuk meningkatkan kualitas gambaran radiograf atau hasil rontgen sehingga
mengefisienkan waktu dan meningkatkan hasil diagnosa.
Computed Radiography (CR)
masih memerlukan X-ray unit seperti halnya
radiografi konvensional sebagai sumber radiasi untuk mengekspose pasien.
Sistem Computed Radiography (CR) adalah teknik pencitraan radiografi yang
mengubah sistem analog menjadi digital menggunakan Photo Stimulable Phospor (PSP)
untuk akuisisi data dan pemprosesan citra dalam format dicom (digital imaging and communication inmedicine), sehingga bila dilakukan pembesaran
ukurannya tidak akan mengalami
perubahan dan resolusi tetap.
Computed Radiography (CR)
sebagai satu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radiografi dengan menggunakan
photostimulable untuk mengakulsisi data dan menampilkan parameter dari gambaran
yang akan dimunipulasi oleh komputer. Computed
Radiography (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah sistem
analog pada konvensional radiografi menjadi Digital Radiography (DR).
Rumah
Sakit Umum Daerah Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya masih menyandang predikat tipe
C. RSUD Teuku Umar Calang menggunakan sistem Pelayanan
radiodiagnostik menggunakan sistem Computed
Radiography (CR) dengan merek Siemens. Kelebihan Computed Radiography (CR) yang digunakan oleh RSUD Teuku Umar
Calang, yaitu biaya operasional lebih rendah daripada konvensional, photo bisa
diprint lebih kecil, tidak menggunakan bahan kimia, tetapi menggunakan sebuah
printer, brightness gambar dapat diatur sesuai keinginan, dan gambar dapat
disimpan dalam bentuk cetak film, hard disk, dan compact disk. Sedangkan
kekurangan Computed Radiography (CR),
yaitu membutuhkan energi listrik yang banyak dan sumber daya manusia yang masih
kurang berkompeten.
Penelitian
yang dilakukan Susilo, mengatakan bahwa sistem radiografi diagnostic yang ada
pada bagian radiologi Rumah Sakit Daerah (RSD) atau Puskesmas di Indonesia
umumnya masih menggunakan sistem Radiografi Konvensional (RK) dengan film
radiograf sebagai media penangkap citra. Berbeda dengan sistem Computed
Radiography (CR) tanpa film yang sudah ada di rumah sakit tipe A atau rumah
sakit maju di kota-kota besar. Dalam studi sebelumnya telah dilakukan pencitraan
sistem radiografi digital diagnostic berbasis X-Ray Intensifying Screen,
diperoleh file radiograf digital dengan resolusi rendah, sehingga kalau
dibesarkan citra radiograf menjadi pecah. Pada studi kali ini telah dikaji
kemungkinan penggunaan kamera digital jenis single lens reflex pada ruang kedap
cahaya. Hasil eksperimen diperoleh hasil file radiograf digital dengan
resoluasi lebih tinggi dibanding sebelumnya. Kajian ini bisa dikembangkan
menjadi sistem radiografi digital dengan memodifikasi unit penangkat gambar
pada sistem RK, sehingga sistem ini bisa menjembatani antara pembacaan
radiograf analog menggunakan film menjadi file radiograf digital, sekaligus
sebagai pengganti sistem CR yang relatif mahal. Perangkat ini
merupakan sistem digitalisasi citra yang dirancang untuk diakuisisi dan
mendigitalkan gambar x-ray dari plat fosfat penyimpanan gambar. Sitem Kerja
Penangkap X-Ray dirumah Sakit Teuku Umar Calang.
Teknik
penentuan posisi dan pencitraan pasien yang digunakan dalam CR Pencitraan identik
dengan yang digunakan dalam radiografi konvensional. Aplikasi klinis mencakup
semua pemeriksaan radiografi dilakukan dengan sistem tabel konvensional
(misalnya, anak-anak, skeletal, perut, pencitraan urologis) dan sistem
portabel. Deskripsi Produk Sistem CR terdiri dari pembaca gambar / digitizer,
kaset mengandung reseptor pencitraan (photostimulable-phosphor
piring), konsol komputer atau workstation, perangkat lunak, monitor, dan
printer. Pembaca plat tunggal (masing-masing kaset dimuat secara manual dan
dibaca secara terpisah) dan beberapa piring pembaca (beberapa piring-sampai
10-dapat ditumpuk dan dimuat otomatis) tersedia.
Prinsip
operasi Pelat imaging dimasukkan ke dalam kaset tabel radiografi dudukan dan
gambar diperoleh dengan menggunakan sistem sinar-x. Kapan terpapar sinar-x,
elektron di piring fosfor sangat bergairah ke keadaan energi yang lebih tinggi,
membentuk citra laten. Gambar pembaca memindai piring fosfor dengan titik
laser. Ketika elektron terjebak menyerap energi laser, mereka memancarkan
cahaya sebagai mereka kembali ke keadaan dasar mereka. Cahaya ini dikumpulkan
oleh cahaya panduan dan dikirim ke tabung photomultiplier, yang menghasilkan
sebuah sinyal listrik analog yang diperkuat, diubah menjadi a sinyal digital,
dan digital disimpan. Pelat bisa digunakan kembali setelah itu terkena cahaya
menghapus yang menghilangkan radiasi sisa.
Sistem
kerja Computer Radiogrphy di RSUD Teuku Umar Calang
1. Setelah
gambar diambil pada pelat gambar oleh sistem x-ray standar, teknolog membawa
piring ke sebuah pembaca piring gambar untuk mengekstrak gambar.
2. Kasetnya
dimuat (secara manual atau otomatis) ke dalam pembaca
3. Citra
digital diproduksi dalam 30-120 detik dan diunduh ke sistem pengolahan citra,
biasanya komputer workstation, untuk tampilan dan manipulasi.
4. Pelat
dihapus untuk digunakan kembali.
Spesipikasi
IP Reader
Gambar 1
Gambar Reader (Sumber:Raad Book, 2016)
� �Pelat gambar:
14"�17�(35�43cm)14��14�(35�35cm),10��12�, 8��10�, �24�30cm�, 18�30cm�, 15�30cm untuk ukuran
kaset
� �Kepakapasitas pemrosesan: 14��17� sampai 87 ips / jam 18�24 cm
sampai 92 ips / jam
� Waktu
yang dibutuhkan untuk ip feed / load: Min, 38 detik
� Resolusi
grayscale: 12 sedikit
� Membaca
spesifikasi: 20 pixel / mm **, 10 pixel / mm, 5 pixel / mm ukuran piksel:
� Ukuran
pixel: 100um / 50um
Jumlah
stacker: 1
Jaringan:
10base T / 100 Base TX
Berat:
99 kg (218
ibs)
Dimensi
(wxdxh): 590�380�810mm (23��15��32)
Kondisi
catu daya:� Fase tunggal 50-60Hz,
AC120-240�10%
Keadaan lingkungan: Suhu
15-3�C Kelembaban 40-80% RH Tidak ada embun kondensasi
b) Gambaran DR Pada RSUD Datu Beru Takengon
Digital
Radiography (DR) merupakan perpanduan kecanggihan tekologi komputer dengan
imaging diagnostik radiografi yang merupakan satu langkah maju di bidang
radiografi diagnostik. Banyak kelebihan dan keuntungan yang dapat DR dalam
penerapan di bidang kedokteran radiologi. Gambaran radiografi yang ditayangkan
langsung di layar monitor sertam kemampuan untuk menggali data hasil photo
radiografi lebih dalam dan telah terbukti mengungguli hasil radiografi
konvesional.
Keuntungan
yang lebih penting adalah dosis radiasi yang diabsorsi pasien, jauh lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan film konvensional. Dalam
mengantisipikasi era globalisasi mendatang, kemaju an IPTEK saat ini dapat
dimanfaatkan, terutama untuk pengembangan dibidang kesehatan. Digital Radiography (DR) adalah
suatu sistem yang meliputi pembentukan gambaran radiografi, proses penayangan,
penyimpanan, dan rekonstruksi gambar. Defenisi DR yang lain adalah sistem
pembentukan gambaran radiografi yang dapat langsung ditayangkan hasilnya di
layar monitor. Gambaran radiografi yang diperoleh, akan dikonvensionalkan
secara analog menjadi sinyal elektronik yang kemudian dapat diterjemahkan ke
dalam numerik.
Terjemahan
dalam bentuk numerik inilah yang memungkinkan panggilan data hasil photo
radiografi lebih mendalam, sehingga informasi yang lebih rinci dapat diperoleh.
Untuk dapat menayangkan gambar hasil pemeriksaan radiografi di layar monitor,
berkas sinar-X harus melalui serangkaian proses di dalam perangkat Digital
Radiography (DR).
Sumber
sinar-X dihubungkan dengan pengatur waktu mikroprosesor yang memiliki ketepatan
tinggi. Dengan alat ini, pengaturan waktu pemotretan menjadi sangat singkat.
Berbagi macam sensor Digital Radiography (DR) sudah dikenal saat ini, antara
lain image intensfier, image plate yang menggunakan laser stimulated
luminescence, microhancell plate, dan charge couple devices yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggunanya pun dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Jenis sensor yang banyak digunakan adalah Charged Coupled Device
(CCD). Sensor ini terdiri dari solid state detector (detektor padat), terbuat
dari struktur metal oxide semikonduktor yang mengandung silikon yang dilengkapi
fosfor intesifying sceren serta fiber aptik.
Rumah
Sakit Umum Daerah Datu Beru Takengon menyandang predikat tipe B. RSUD Datu Beru
Takengon menggunakan sistem pelayanan radiodiagnostik menggunakan sistem
Digital Radiography (DR) dengan merek Toshiba. Adapun kelebihan
Digital Radiography (DR) yang digunakan oleh RSUD Datu Beru Takengon, yaitu
kepekaan sensor terhadap sinar-X serta kemampuan mikroprosesor mengatur waktu
penyinaran yang sangat singkat, menyebabkan jumlah radiasi yang dibutuhkan
sangat kecil, sehingga dosis radiasi yang diabsorpsi pasien jahuh lebih rendah.
Dosis radiasi yang diserap di kepala dan leher pasien hanya sebesar 20%,
dibandingkan penggunaan film konvensional. Selain itu, mampu mengkonfirmasi
gambar menjadi sinyal elektronik, maka gambar dapat diperoleh tanpa melalui
proses pencucian dan dapat disimpan sebagi data dalam komputer.
Kemampuan
merekonstruksi gambar dan menggali informasi lebih dalam dari gambaran yang
sudah diperiksa juga merupakan nilai tambah yang sangat berguna dalam
menggambarkan pemeriksaan radiografi, terutama penerapannya di bidang
kedokteran radiologi. Sebagaimana umumnya perangkat komputer, data gambaran
radiografi yang telah disimpan dapat pula ditransmisikan untuk kepentingan
konsultasi dengan pasien, maupun antara klinik, melalui sistem jaringan
komputer. Di samping kelebihannya, kendala perolehan perangkat ini adalah harga
sensor yang masih relatif tinggi, dan harus diperhitungkan pula batas waktu
penggunaannya.
Penelitian
yang dilakukan Susilo, mengatakan bahwa sistem Digital Radiography (DR) selama
ini dianggap sebagai teknologi impor yang canggih, mahal, dan memerlukan
kemampuan sumber daya yang tinggi. Pengadaan secara builtin cenderung menyerap
APBD cukup besar terutama untuk pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi,
selain itu juga tidak memberi nilai tambah bagi struktur IPTEK daerah. Dalam
upaya pengembangan sistem Digital Radiography (DR) untuk aplikasi medis,
penelitian ini mengembangkan sistem pencitraan Digital Radiography (DR) untuk
pengembangan layanan rumah sakit daerah. Melalui penelitian ini, hasil penelitian
terdahulu dikembangkan menjadi model prototipe aplikasi pencitraan medis yang
dilengkapi dengan sistem pelindung radiasi, dan sistem penangkap gambar yang
dibangun dari tabung kedap cahaya, intensifying screen bersama kamera CCD, dan
pengolah citra. Hasil penelitian ini adalah berupa model prototype sistem
pencitraan Digital Radiography (DR) (tanpa film) untuk pemeriksaan fraktur
tulang dan software analisis citra Digital Radiography (DR) berbasis Matlab
7.1, sehingga pencitraan medis ini dapat diduplikasi oleh unit kendali mutu
yang ada di rumah sakit di perkotaan maupun di daerah.
Sepecsipikasi
DR FDX2530RPW adalah:
Konsep
sistem: Detektor panel datar nirkabel
Detektor:
CsI / Tl, 25 x 30 cm
Ukuran piksel:
140 μm
Gambar 2
Gambar Detektor Panel Datar Nirkabel
(Sumber: Raad Book, 2016)
spek:
� FPD
kompak nirkabel
� Menggabungkan
teknologi CsI / Tl Toshiba yang telah terbukti canggih dan� teknologi deposisi langsung
� Metode penyegelan
kedap air yang unik yang digunakan untuk layar CsI / Tl -Perpindahan otomatis antara mode nirkabel / tertambat -Waktu siklus pendek (kurang dari 10 detik)
� Isi
ulang dalam mode tethered
� Konektor
kabel yang dapat dilepas
� Ringan:
1,7 kg
� AED
tersedia
� Compact
dan pengisi baterai ringan
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Computer
radiography (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk mengubah suatu analok
pada konvensional radiography menjadi digital radiography. 2) Sistem kerja
penangkap sinar-X pada pesawat suatu sistem yang meliputi pembentukan gambaran
radiografi, proses penayangan, penyimpanan, dan rekonstruksi gambar.
Akhadi, Mukhlis. (2014). Analisis unsur
kelumit melalui pancaran sinar-x karakteristik. Buletin Alara, 8(1).
Google Scholar
Bahri, Syamsul. (2005). Variasi tegangan
pemercepat terhadap spektrum sinar-X untuk absorber Cu dan Al. GRADIEN, 1(1),
6�9. Google Scholar
Daenuri, A. (2011). Sistem Proteksi
Radiasi: Analisis Terhadap Bidang Radiologi Rumah Sakit. Jurnal Phenomenon,
1. Google Scholar
Ferry, Suyatno. (2008). Aplikasi Radiasi
Sinar-X di Bidang Kedokteran untuk Menunjang Kesehatan Masyarakat. Pusat
Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN: Banten. Google Scholar
Jannah, Nurul, Armynah, Bidayatul, &
Abdullah, Bualkar. (2014). Analisis Kurva Karakteristik Image Plate Computed
Radiography (CR) Sebagai Indikator Sensitifitas Terhadap Sinar-X. Prosiding
Seminar Nasional Geofisika, 200�206. Google Scholar
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi
kesehatan dan perilaku kesehatan. Google Scholar
Nursalam, Nursalam. (2019). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (87). Stikes Perintis
Padang. Google Scholar
Nursalam, Siti Pariani, & Sri, U.
(2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: pedoman
skripsi. Doctoral dissertation, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta. Google Scholar
Rasad, Sjahriar. (2005). Radiologi
Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 453�455. Google Scholar
Susilo, Susilo, Sunarno, Sunarno, Swakarma,
I. Ketut, Setiawan, Rudi, & Wibowo, Edy. (2013). Kajian Sistem Radiografi
Digital Sebagai Pengganti Sistem Computed Radiography Yang Mahal (Halaman 40 Sd
43). Jurnal Fisika Indonesia UGM, 17(50), 80883. Google Scholar
Suyanto, Ferry. (2008). Aplikasi Radiasi
Sinar-X Di Bidang Kedokteran untuk Menunjang Kesehatan Masyarakat Kawasan
Puspitek Serpong. Tangerang: Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN. Google Scholar
Suyatno, Ferry, Sukmono, Djoko, &
Susila, I. Putu. (2013). Perekayasaan Pesawat Sinar-x Fluoroscopy Berbasis
Layar Pendar. PRIMA-Aplikasi Dan Rekayasa Dalam Bidang Iptek Nuklir, 8(1),
22�27. Google Scholar
Copyright holder: Kartika Sari, Nadia Surahmi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |