Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3 Maret 2022
BISKUIT KOMBINASI TEPUNG UBI JALAR
KUNING DAN IKAN OCI SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA GIZI KURANG
Merinta Sada, Sriyanti
Poltekkes Kemenkes Sorong, Papua Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Kekurangan gizi
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama yang menyebabkan 1 dari 5 kematian pada anak di bawah usia
5 tahun. Kekurangan gizi diketahui mengakibatkan anak-anak rentan untuk mengalami
sakit bahkan hingga mengalami kematian. Akibat lain yang ditimbulkan diantaranya yaitu gangguan pertumbuhan, perkembangan kognitif, menurunnya tingkat kecerdasan anak yang selanjutnya dapat mengakibatkan penurunan produktivitas anak pada masa remaja. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan (PMT). PMT diberikan dalam bentuk makanan
pabrikan maupun modifikasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat
efektivitas pemberian PMT berupa biskuit pabrikan dan biskuit kombinasi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pre dan post test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian biskuit kedua kelompok
dengan masing-masing nilai
p value untuk kelompok biskuit pabrikan 0,02 dan kelompok biskuit modifikasi 0,00. Tidak ada perbedaan efektivitas
diantara kedua kelompok dengan p value 0,07. Biskuit kombinasi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci dapat menjadi
alternative pilihan biskuit
PMT untuk peningkatan berat badan balita gizi kurang.
Kata Kunci: balita gizi kurang; biscuit; tepung ikan oci; tepung ubi jalar kuning
Abstract
Malnutrition is a major public health problem that causes 1 in 5 deaths
in children under 5 years of age. Malnutrition is known to make children
vulnerable to illness and even death. Other consequences include impaired
growth, cognitive development, decreased intelligence levels of children which
in turn can lead to a decrease in child productivity in adolescence. One of the
efforts made is the provision of additional food (PMT). PMT is given in the
form of manufactured or modified food. The purpose of this study was to see the
effectiveness of giving PMT in the form of manufactured biscuits and a
combination of yellow sweet potato flour and oci fish
flour. This study is a quasi-experimental study with a completely randomized
design (CRD) pre and post test. The results showed
differences in body weight before and after giving the biscuits to the two
groups with p value for the biscuit group 0.02 and the modified biscuit group
0.02 respectively. There was no difference in effectiveness between the two
groups with a p value of 0.07. Biscuits combined with yellow sweet potato flour
and oci fish flour can be an alternative choice for
PMT biscuits to increase the weight of undernourished toddlers.
Keywords: biscuits; oci fish meal; undernourished children under five; yellow
sweet potato flour
Pendahuluan
Kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama yang menyebabkan 1 dari 5 kematian pada anak di bawah usia 5 tahun (Salameh, Morel, Zeilani, D�chelotte, & Marion-Letellier, 2019).
World Health Organization (WHO) mengkategorikan kekurangan
gizi pada anak-anak menjadi berat badan kurang (underweight), kurus (wasting),
pendek (stunting) serta kekurangan
vitamin dan mineral. Data WHO menyebutkan 47 juta anak dibawah
5 tahun mengalami gizi kurang (WHO, 2020).
Tahun 2019, lebih dari setengah
dari semua anak balita yang mengalami gizi kurang tinggal di benua Asia dan Afrika (UNICEF World Bank Group, 2016).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Studi Status Gizi Balita (SSGBI) tahun 2019 diketahui 16,29% anak balita mengalami
gizi kurang (Balitbangkes Kemenkes RI, 2020).
Kasus gizi kurang pada balita di Papua Barat
sebesar 26,2%, sementara di
Kota Sorong khususnya di Puskesmas Sorong Timur terhitung sebanyak 365 kasus per Juni 2020. Kondisi ini terkait
dengan asupan gizi yang tidak optimal.
Kekurangan gizi diketahui mengakibatkan anak-anak rentan untuk mengalami
sakit bahkan hingga mengalami kematian (WHO, 2020); (Stewart et al., 2020).
Akibat lain yang ditimbulkan
diantaranya yaitu gangguan pertumbuhan, perkembangan kognitif, menurunnya tingkat kecerdasan anak yang selanjutnya dapat mengakibatkan penurunan produktivitas anak pada masa remaja (Salameh et al., 2019) ; (Black, Luna, & Lund, 2005).
Upaya penanggulangan balita gizi buruk
maupun gizi kurang telah dilakukan
sejak tahun 1998.� Upaya dilakukan mulai dari penemuan kasus,
pemberian rujukan hingga pemulihan di sarana kesehatan secara gratis. Selain itu salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan (PMT) (Iskandar, 2017).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan merupakan program yang dilaksanakan pemerintah pada kelompok usia balita
yang ditujukan sebagai tambahan selain makanan utama sehari-hari
untuk mengatasi kekurangan gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
dalam bentuk biskuit pabrikan.� PMT pemulihan yang diberikan dapat pula diberikan dalam bentuk PMT modifikasi berupa makanan keluarga dan biskuit berbasis pangan lokal. PMT yang diberikan sebaiknya berbasis pangan lokal dengan
resep-resep yang dianjurkan,
memperhatikan metode pengolahannya� untuk mempertahankan zat gizi yang terkandung
di dalamnya (Kemenkes RI, 2016); (UNICEF World Bank Group, 2016).
Penelitian (Towapo, Kadir, & Amalia, 2020)
dan (Oktovina, Bambang, & Merryana, 2015)
menunjukkan pemberian PMT modifikasi berupa makanan keluarga dan biskuit efektif dalam meningkatkan berat badan balita gizi kurang. Biskuit� yang diberikan
sebagai PMT balita berbahan dasar tepung terigu, dimana produksi tepung terigu di Indonesia masih bergantung pada gandum impor. Tepung
terigu diketahui tidak memiliki kandungan vitamin A dan kandungan
protein yang rendah. Hasil penelitian
(Imandira & Ayustaningwarno, 2013)
membuktikan bahwa kombinasi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan kakap putih mampu meningkatkan
kandungan energi, protein
dan beta karoten biskuit balita serta penerimaan
terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa biskuit.
Salah satu pangan lokal
Sorong provinsi Papua Barat
sebagai sumber karbohidrat adalah ubi jalar (Ipomoea
batatas L.) yang berwarna kuning.
Tepung ubi jalar kuning memiliki kandungan berupa karbohidrat, serat, kalsium dan antioksidan berupa asam fenolik,
betakaroten, tokoferol dan antosianin yang dapat menambah nilai gizi dari produk
pangan.16,17,18 Papua Barat merupakan salah satu wilayah di bagian Indonesia
Timur dengan potensi hasil laut yang beragam dan melimpah. Ikan oci merupakan produk
laut yang banyak ditemukan khususnya di Kota Sorong. Hasil riset PT.Harvest menemukan
bahwa ikan oci (nama lokal) atau
ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) memiliki kandungan omega 3 dan
omega 6 yang tinggi. Selain
itu, ikan selar kuning juga memiliki kandungan protein, zat besi, dan retinol yang cukup tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, dan hasil penelitian sebelumnya terkait pemanfaatan� kedua bahan pangan lokal
tersebut menjadi produk biskuit maka peneliti tertarik
untuk� melihat efektivitas pemberian biskuit kombinasi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci� terhadap peningkatan berat badan balita gizi kurang.
Metode Penelitian
Penelitian
ini� merupakan jenis penelitian quasi
eksperimen menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan pre post test. Kelompok kontrol
diberikan intervensi berupa pemberian biskuit PMT pabrikan sedangkan kelompok
perlakuan diberikan intervensi berupa pemberian biskuit olahan kombinasi tepung ubi jalar kuning dan
tepung ikan oci. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2020 sampai Oktober 2021. Proses pembuatan biskuit dilakukan di Laboratorium Pengolahan Makanan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Sorong. Pemberian biskuit dilakukan di 2 posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Sorong Timur yaitu Posyandu Cempaka Putih dan Posyandu Kumudagu. Pemberian intervensi diberikan selama 30 hari. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 34 balita
yang dibagi kedalam 2 kelompok kasus dan kontrol. Responden dipilih dengan kriteria inklusi diantaranya balita usia 12 � 59 bulan dengan status gizi kurang, tanpa penyakit
penyerta serta bersedia menjadi responden.
Penelitian dilakukan
melalui 2 tahap yaitu tahap pembuatan
biskuit dan tahap pemberian intervensi. Variabel dalam penelitian ini yaitu berat badan balita gizi kurang
sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek penelitian yang berlandaskan etika dan tetap melindungi hak responden. Lembar persetujuan disampaikan kepada ibu balita sehingga
responden mengetahui manfaat dan tujuan dari penelitian ini.
Setelah data terkumpul, data diolah dengan bantuan perangkat lunak dan data yang diperoleh dianalisis secara statisitik. Pengolahan data diawali dengan pengujian normalitas menggunakan uji Saphiro-wilk (jumlah sampel < 50). Selanjutnya untuk melihat efektivitas
dari tiap kelompok perlakuan digunakan uji paired
t-test, sedangkan untuk
mengetahui perbedaan efektivitas tiap kelompok digunakan uji independent sample t-test..
Hasil analisis selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil dan Pembahasan
Biskuit tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian sebelumnya dengan perbandingan kedua bahan yaitu
95% : 5%. Berat biskuit perkepingnya 10 gram.
Gambar 1
a.
Biskuit Tepung Ubi Jalar Kuning dan tepung
b.
Ikan Oci ; b. Biskuit
PMT Pabrikan
Kandungan gizi biskuit tepung
ubi jalar kuning dan tepung ikan oci serta biskuit PMT pabrikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Kandungan Gizi Biskuit
MPASI berbahan Tepung
Ubi Jalar Kuning dan Tepung Ikan Oci
Komponen |
Biskuit Tepung Ubi Jalar Kuning dan Tepung Ikan Ocia |
Biskuit PMT Pabrikanb |
Energi
(kcal/100 g) |
430,06 |
460 |
Protein (%) |
9,75 |
11 |
Lemak (%) |
16,55 |
17 |
Karbohidrat (%) |
60,52 |
65 |
Sumber : a: Data Terolah, 2020 ; b. Kemenkes, 2020
Karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 2
Distribusi Sampel Menurut Umur
Dari gambar
diketahui sebagian besar sampel termasuk
dalam kategori umur 25-36 bulan (38,2%).
Gambar 3
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari gambar
diketahui sebagian besar sampel (19 orang ; 55,8%) berjenis kelamin laki-laki.
Perbedaan rata-rata berat badan sebelum dan sesudah pemberian intervensi untuk masing-masing kelompok digunakan uji paired sample t- test. Hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Intervensi
Kelompok |
Berat Badan (kg) |
Mean |
p value |
PMT Pabrikan |
Sebelum intervensi |
9,06 |
0,02 |
Setelah intervensi |
9,53 |
||
PMT Olahan |
Sebelum intervensi |
9,88 |
0,00 |
Setelah intervensi |
10,47 |
����������� Sumber
: Data Terolah, 2021
Berdasarkan tabel diketahui nilai mean berat badan pada kedua kelompok sebelum intervensi lebih kecil dibandingkan
nilai mean berat badan setelah intervensi yang berarti bahwa secara
deskripsi terdapat perbedaan rerata berat badan sebelum dan sesudah intervensi (9,06 : 9,53) dan (9,88 : 10,47) Selanjutnya
berdasarkan nilai p value 0,02 dan 0,00 (< 0,05) yang berarti bahwa pemberian
biskuit PMT baik kelompok pabrikan maupun olahan efektif
dalam peningkatan berat badan balita gizi kurang.
Peningkatan
berat badan pada kedua kelompok terjadi karena adanya
peningkatan asupan gizi yang diterima oleh responden dari kedua biskuit yang berlangsung
selama 30 hari. Adanya peningkatan asupan secara continue dalam beberapa waktu akan berkaitan
dengan terjadinya peningkatan berat badan. Hal ini juga berkaitan dengan kandungan gizi yang terkandung dalam biskuit yang diberikan utamanya kandungan energi dan protein. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian
(Towapo et al., 2020); (Oktovina et al., 2015)
dan (Verawati, Yanto, & Nova, 2021)
yang� menunjukkan
pemberian PMT pabrikan maupun modifikasi berupa makanan keluarga dan biskuit efektif dalam meningkatkan
berat badan balita gizi kurang.
Selanjutnya untuk melihat perbedaan
efektivitas diantara kedua kelompok kontrol dan perlakuan maka digunakan uji independent t-test. Hasil uji dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Hasil Uji Independent
T-Test
Berat Badan (kg) |
Mean |
p value |
Kelompok biskuit
PMT Pabrikan |
9,53 |
0,07 |
Kelompok biskuit
PMT Tepung Ubi jalar kuning dan tepung ikan oci |
10,47 |
�������� Sumber :
Data Terolah, 2021
Berdasarkan tabel diketahui rata-rata berat badan setelah intervensi pada kelompok biskuit PMT pabrikan lebih rendah dibandingkan
rata-rata berat badan pada kelompok
biskuit tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci (9,53 :10,47). Selanjutnya diketahui nilai p value 0,07
(> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang nyata pada rata-rata berat
badan pada kedua kelompok.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua biskuit
baik PMT pabrikan maupun modifikasi efektif dalam meningkatkan
berat badan balita gizi kurang.
Salah satu kendala yang dihadapi berdasarkan wawancara dilapangan terhadap keberhasilan program PMT
biskuit pabrikan yang diedarkan Pemerintah yaitu adanya kebosanan
pada anak-anak terhadap
rasa biskuit. Dengan hasil penelitian ini bisa menjadi
alternatif pilihan dalam pemberian biskuit PMT balita gizi kurang. Selain
itu juga menjadi usaha penganekaragaman hasil alam Papua Barat terkhusus ubi jalar ungu dan ikan oci.
Kesimpulan
Pemberian biskuit kombinasi tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan oci selama 30 hari
sebagai bentuk pemberian makanan tambahan kepada balita gizi kurang
efektif dalam peningkatan berat badan balita gizi kurang.
Black, Alison, Luna, Paul, & Lund, Ole. (2005). Wa
lker. Sue (Coord.). Google Scholar
Imandira, P. A. N., & Ayustaningwarno,
Fitriyono. (2013). Pengaruh Substitusi Tepung Daging Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Dan Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea Batatas L.) Terhadap Kandungan
Zat Gizi Dan Penerimaan Biskuit Balita Tinggi Protein Dan β-Karoten. Journal
of Nutrition College, 2(1), 89�97. Google Scholar
Iskandar, Iskandar. (2017). Pengaruh
Pemberian Makanan Tambahan Modifikasi Terhadap Status Gizi Balita. AcTion:
Aceh Nutrition Journal, 2(2), 120�125. Google Scholar
Oktovina, Rizky, Bambang, Wirjatmadi, &
Merryana, Adriani. (2015). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Biskuit dan Bolu
Tepung Tempe Terhadap Peningkatan Berat Badan dan Tinggi Badan Pada Balita
Gizikurang Tahun 20I5. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 4(1), 16�24. Google Scholar
RI, Balitbangkes Kemenkes. (2020). Studi
Status Gizi Balita. Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/Rakerkesnas-2020/02-Side-event/SE_08/Studi
Status Gizi Balita Terintegrasi SUSENAS 2019 (Kapus Litbang UKM).pdf Google Scholar
RI, Kemenkes. (2016). Permenkes RI No. 15
Tentang Standar Produk Suplementasi
Gizi. Retrieved from Kemenkes RI website:
https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk512016.pdf. Google Scholar
RI, Kementerian Kesehatan. (2011). Panduan
Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang
(Bantuan Operasional Kesehatan). Ditjen Bina Gizi dan Kesehat. Ibu dan Anak
Kementeri. Kesehat. RI 1�4. Google Scholar
Salameh, Emmeline, Morel, Fanny B.,
Zeilani, Mamane, D�chelotte, Pierre, & Marion-Letellier, Rachel. (2019).
Animal models of undernutrition and enteropathy as tools for assessment of
nutritional intervention. Nutrients, 11(9), 2233. Google Scholar
Stewart, Christine P., Wessells, K. Ryan,
Arnold, Charles D., Huybregts, Lieven, Ashorn, Per, Becquey, Elodie, Humphrey,
Jean H., & Dewey, Kathryn G. (2020). Lipid-based nutrient supplements and
all-cause mortality in children 6�24 months of age: a meta-analysis of
randomized controlled trials. The American Journal of Clinical Nutrition,
111(1), 207�218. Google Scholar
Towapo, Meryati, Kadir, Sunarto, &
Amalia, Lia. (2020). Efektivitas Pemberian PMT Modifikasi Berbasis Kearifan
Lokal Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita. Journal Health & Science:
Gorontalo Journal Health and Science Community, 4(2), 59�67. Google Scholar
UNICEF�
World Bank Group, W. H. O. (2016). Joint child malnutrition
estimates. levels and trends in child malnutrition. World Health
Organization Geneva. Google Scholar
Verawati, Besti, Yanto, Nopri, & Nova,
Cira Octa Weydia. (2021). Hubungan Jumlah Konsumsi Biskuit Pmt-P Dengan
Kenaikan Berat Badan Pada Balita Gizi Kurang Usia 12-24 Bulan. Prepotif:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 1353�1358. Google Scholar
WHO. (2020). Fact Sheets: Malnutrition.
Retrieved from www.who.int website:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malnutrition. Google Scholar
Copyright holder: Sada, Merinta, Sriyanti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |