Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
SIMULASI WAKTU DAN BIAYA PADA KONSTRUKSI�
PIER PADA JALAN LAYANG SUPRAPTO JAKARTA
Budiono
Pasca Sarjana Bidang Ilmu Teknik Universitas Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Proyek jalan layang di Indonesia khususnya di DKI Jakarta, telah berkembang pesat sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah kendaraan. Saat ini pembangunan jalan layang terus berlangsung hingga membutuhkan penanganan yang baik agar berjalan sesuai dengan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil informasi pada proyek-proyek sebelumnya bahwa sering terjadi keterlambatan, keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi akan menyebabkan peningkatan biaya proyek, gangguan pada lingkungan sekitar dan mengurangi performance kontraktor dan sebagainya, hal ini dapat terjadi terutama apabila keterlambatan terjadi pada kegiatan-kegiatan yang berada di lintasan kritis, yang mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jadual pelaksanaan pekerjaan dengan simulasi waktu dan biaya sehingga diperoleh besarnya peluang penyelesaian setiap item pekerjaan dan durasi proyek, untuk mengantispasi dampak atau resiko keterlambatan. Karena waktu dan biaya pada proyek konstruksi merupakan kejadian yang bersifat tidak pasti (Uncertainity), sehingga dapat diasumsikan sebagai bilangan random. Untuk mengetahui peluang suatu kejadian, waktu penyelesaian pada proyek konstruksi yang sulit diprediksi, maka diperlukan alat untuk menganalisis masalah tersebut. Untuk menganalisis atau mengatasi masalah resiko keterlambatan tersebut, dapat dilakukan dengan simulasi. Pada masalah proyek konstruksi ini, dapat digambarkan sebagai suatu sistem, sehingga proses penyelesaian dapat berupa bentuk model matematika (pola distribusi), sehingga perilaku sistem tersebut dapat diketahui dan diprediksi. Beberapa metode simulasi seperti Monte carlo, dapat dijadikan sebagai metode untuk menganalisis dengan bantuan Crsytal Ball Software dan Pertmaster Software. Dari hasil simulasi tersebut diketahui, bahwa nilai Confidence level durasi pekerjaan peir EP9 pada jalan layang Suprapto untuk 103 hari adalah 70% sedangkan hasil estimasi kontraktor adalah 62 hari dengan adalah Confidence level sebesar 0%, sehingga peluang terjadinya keterlambatan sangat besar (tidak mungkin). Kemudian hasil simulasi biaya didapat biaya sebesar Rp.214,182,182.6 dengan Confidence level sebesar 70%, sedangkan hasil dari kontraktor sebesar 228 juta dengan Confidence level, berkisar 90% sampai dengan 95%, artinya kontraktor seharusnya dapat menekan biaya lagi. Dengan diketahui probabilitas tersebut dapat dijadikan antisipasi bagi kontraktor untuk melakukan strategi pada saat melakukan tender atau pada saat pelaksanaan pekerjaan jika terjadi keterlambatan atau dapat juga melakukan percepatan pada item pekerjaan tertentu dengan diketahuinya biaya percepatan perharinya
Kata Kunci:�� simulasi monte carlo; crystal ball; pertmaster; confidence level
����������������������� ������������������
Abstract
Overpass projects in Indonesia,
especially in DKI Jakarta, have grown rapidly in accordance with the rate of
economic growth and the number of vehicles. Currently the construction of the
overpass continues to require good handling in order to run in accordance with
the quality, time and cost that has been set. Based on the results of
information on previous projects that there are often delays, delays in the completion
of construction projects will cause increased project costs, disruption to the
surrounding environment and reduce contractor performance and so on, this can
occur especially if delays occur in activities that are on a critical
trajectory, resulting in delays in the completion time of the project. The
purpose of this study is to analyze the schedule of work implementation with a
simulation of time and cost so that the opportunity for completion of each work
item and the duration of the project, to anticipate the impact or risk of
delays. Because the time and cost of a construction project is an uncertainity, it can be assumed to be a random number. To
know the chances of an event, the completion time on a construction project is
difficult to predict, then tools are needed to analyze the problem. To analyze
or overcome the problem of delay risk, it can be done by simulation. In the
problem of this construction project, it can be described as a system, so that
the settlement process can be a form of mathematical model (distribution
pattern), so that the behavior of the system can be known and predicted. Some
simulation methods such as Monte carlo, can be used
as a method to analyze with the help of Crsytal Ball
Software and Pertmaster Software. From the results of
the simulation it is known, that the confidence level value of ep9 work
duration on suprapto overpass for 103 days is 70%
while the contractor's estimated result is 62 days with confidence level of 0%,
so the chance of delay is very large (impossible). Then the results of the cost
simulation were obtained costs of Rp.214,182,182.6 with a Confidence level of
70%, while the results from contractors amounted to 228 million with Confidence
levels, ranging from 90% to 95%, meaning that contractors should be able to
reduce costs again. With the probability known can be used as anticipation for
the contractor to carry out a strategy at the time of tendering or at the time
of the implementation of the work in case of delays or can also accelerate on
certain work items with the known cost of acceleration per day.
Keywords: monte carlo
simulation, crystal ball, pertmaster, confidence
level
Pendahuluan
Pembangunan nasional
adalah pembangunan berkelanjutan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual. Baik itu sosial, politik, keamanan, sarana dan pra-sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu yang penting dalam menunjang
pembangunan adalah sistem transportasi, hal ini dapat
dicapai dengan sistem jaringan jalan yang baik. Kendala yang dihadapi saat ini
adalah kepadatan lalu lintas sehingga
menimbulkan kemacetan. Untuk mengatasi hal tersebut, bebarapa
alternatif pemecahan dengan pelebaran jalan atau membuat
jalan baru, kemungkinan alternatif tersebut sangat kecil untuk dilaksankan karena keterbatasan lahan, alternatif ketiga dengan jalan
layang (flyover) atau under
pass. Selama ini yang banyak
dilaksanakan adalah dengan jalan layang
dan sedikit dengan under
pass.
Pelaksanaan pembangunan
fly over sangat dibutuhkan perencanan
dan pelaksanaan yang baik, hal ini atau
dengan kata lain perlu adanya manajemen dalam menghadapi resiko-resiko yang terjadi terutama dalam pelaksanaannya. Begitu pula halnya dalam dunia jasa konstruksi, terdapat variabel-variabel seperti biaya, mutu, dan waktu yang harus direncanakan, dilaksanakan, dikontrol dan diselesaikan sehingga sesuai dengan persyaratan
didalam kontrak.
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang ditujukan� untuk
mencapai suatu sasaran tertentu dan membutuhkan sarana serta waktu yang terbatas.
Untuk mencapai hasil pelaksanaan proyek konstruksi sesuai sasaran, dengan penekanannya pada spesifikasi, tepat waktu dan anggaran maka diperlukan dasar rumusan perencanaan
konstruksi yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan
proyek konstruksi.
Dalam pelaksanaan
proyek konstruksi akan terjadi interaksi
(hubungan timbal balik) antara prencanaan konstruksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, sehingga usaha apa saja
yang dapat dilakukan agar
proses tersebut berjalan effektif. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas, terdapat dua komponen utama
yaitu rumusan perencanaan dan implementasi perencanaan. Variabel-vairabel
yang terlibat dalam proses perencanaan tersebut diatas (Faniran, Oluwoye, & Lenard, 1998):
1. Unsur-unsur yang terlibat
dalam proyek konstruksi
2. Waktu (schedule)
3. Metoda konstruksi
4. Teknologi
5. Sumber daya
(uang, material, tenaga kerja)
6. Organisasi proyek
konstruksi
7. Mutu
8. Jenis dan besar kecil/perusahaan
9. Kondisi perusahaan
Beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam strategi perencanaan konstruksi secara effektif diantaranya:
1. Pentingnya kualitas
waktu pada perencanaan konstruksi sebagai dasar kegiatan dilapangan.
2. Penekanan ditingkatkan
kepada pengembangan perencanaan kegiatan operasional untuk diterapkan diproyek.
3. Didalam proses perencanaan tersebut terdiri dari beberapa
bagian, diantaranya pada bagian�
scheduling,� ini
merupakan masalah yang menarik terutama mengenai waktu, sehingga pada saat implementasi jadual pelaksanaan dilapangan sering terjadi penyimpangan waktu, dari hasil penelitian
yang pernah dilakukan pada beberapa kontraktor sebanyak 73%, bahwa kontraktor dengan penjadualan yang tidak baik, telah mengakibatkan
biaya meningkat/tidak sesuai dengan
perencanaan (cost overrun) (Callahan, Quackenbush, & Rowings, 1992),
karena cost overrun dapat menambah biaya akhir proyek dan meminimalkan keuntungan.
Proses pelaksanaan jalan layang (fly over) ini dilaksanakan pada lokasi dengan kepadatan
lalu lintas yang tinggi, sehingga bila terjadi keterlambatan
proyek maka akan berdampak terhadap kondisi lingkungan. Kemudian juga akan menjadi sumber
perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor, sehingga keterlambatan proyek akan menjadi sangat mahal nilainya, bila ditinjau dari sisi
kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda
pinalti sesuai dengan kontrak, disamping itu kontraktor
juga mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung.� Dari sisi pemilik keterlambatan proyek akan membawa
dampak kepada masyarakat dalam hal jasa pelayanan
dan juga mengurangi pemasukan.Keterlambatan
proyek kemungkinan terjadi dalam beberapa
hal diantaranya �(Popescu & Charoenngam, 1995):
1. Excusable delay, adalah suatu keterlambatan
yang bukan merupakan tanggung jawab kontraktor, excusable delay dibedakan
menjadi dua tipe yaitu:
a. Compensatory delay, yaitu keterlambatan yang diakibatkan oleh pihak owner atau pihak perencana
dan keterlambatan ini memberikan hak kepada kontraktor untuk mendapatkan kompensasi tambahan biaya dan waktu atas keterlambatan tersebut.
b. Noncompensatory delay, yaitu keterlambatan yang tidak disebabkan oleh pihak manapun yang terlibat, dan pihak kontraktor mendapatkan hak untuk tambahan
waktu dengan tanpa adanya biaya
tambahan. Penyebab keterlambatan ini adalah seperti Acts of God, kerusuhan, embargo, cuaca buruk dan pemogokan.
2. Nonexcusable delay, adalah keterlambatan yang tidak dapat ditoleransikan
tidak dapat penggantian biaya atau perpanjangan waktu karena penyebabnya
merupakan kesalahan dan tanggungjawab kontraktor, seperti lambatnya pengiriman material, lambatnya mobilisasi, keahlian tenaga kerja yang tidak sesuai, jumlah
tenaga kerja yang tidak mencukupi, pemogokan tenaga kerja yang disebabkan oleh perlakuan yang tidak adil, gagal dalam
mengkoordinasi para sub-kontraktor.
3. Concurent delay adalah
keterlambatan yang disebabkan
oleh faktor-faktor Nonexcutable
delays yang terjadi secara bersamaan. Jika hal ini terjadi maka
harus dilakukan pengkajian lebih dalam oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek untuk melihat
apa dan siapa yang menjadi penyebab keterlambatan sehingga dapat ditentukan tindakan penyelesaian.
4. Pembangunan proyek jalan layang
itu sangat berbeda dengan pembangunan jalan biasa, gedung,
perumahan, bangunan lainnya, karena pada proyek ini penekanan
scheduling sangat menentukan, hal
ini disebabkan oleh tingkat ketidakpastian dan resiko yang tinggi.
5. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan oleh (Praritama; Yusuf Latief, 2005)
pada beberapa proyek
Flyover di Jakarta,� sumber
resiko penyebab keterlambatan disebabkan oleh kontraktor adalah:
a. Keterlambatan dari
mobilasasi peralatan
b. Kesalahan dari
metode konstruksi
c. Banyaknya peralatan
yang tidak layak pakai.
Sumber resiko
yang menyebabkan keterlambatan
yang disebabkan diluar pihak kontraktor:
a. Pembebasan lahan
disekitar lokasi proyek.
b. Rencana dan spesifikasi
yang tidak sempurna
c. Keterlambatan dalam
proses persetujuan gambar kerja.
Kemudian dari
pihak dinas pekerjaan umum propinsi DKI Jakarta, keterlambatan
waktu penyelesaian proyek dapat disebabkan
oleh pihak ketiga, pemilik proyek (owner), pihak perencana, kontraktor, supervisi, dan lingkungan salah satu contohnya sebagai berikut;
a. Proyek konstruksi
Flyover Galur, keterlambatan
disebabkan oleh, masalah pengadaan peralatan box girder
dan masalah traffic di persimpangan
galur sampai pada jalan tanah tinggi.
b. Proyek Konstruksi
Flyover Tomang, keterlambatan
disebabkan tiang pancang karena didalamnya ditemukan pipa PDAM daerah sekitar Tomang dan kabel telkom.
c. Proyek Konstruksi
Flyover Daan Mogot, keterlambatan
disebabkan� perubahan cara pembayaran penyelesaian dan permasalahan utilitas (pada saat akan melakukan proses pemancangan terdapat pipa air minum didalamnya).
Dari penelitian Yuwono.
HS, pengaruh lalu-lintas terutama perlintasan Kereta Api pada Flyover Pondok Kopi, bahwa keterlambatan proyek sampai 35 hari jika dikonversikan
dalam rupiah sebesar 159 juta atau 1,34 % dari total proyek 11,81 milyar.
Tujuan penelitian, adalah melakukan simulasi waktu dan biaya pekerjaan proyek konstruksi pier dan merekomendasikan tindakan untuk mengantisipasi jika terjadi keterlambatan
pelaksanaan.
Metode Penelitian
Penelitian
merupakan proses panjang dan menyeluruh dimana berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena tertentu. Gagasan tersebut timbul ditujukan untuk lebih
mengenal hubungan antara bagian-bagian utama pada jalan layang, khususnya pada
bagian pier, yang menjadi sumber keterlambatan. Konseptualisasi proses tersebut
kemudian dituangkan menjadi suatu� metode
penelitian lengkap dengan pola analisis, pengumpulan� data yang diperlukan dilakukan pada saat
proses pelaksanaan proyek konstruksi dan hasil pengumpulan data tersebut diolah
menjadi informasi untuk dianalisis.
Karena
penelitian ini berdasarkan pada suatu kejadian yang sering dialami pada setiap
kontraktor, terutama pada proyek jalan layang yaitu masalah keterlambatan, maka
model penelitian merupakan studi kasus. Sehingga timbul pertanyaan �bagaimana�
dan �mengapa� (Yin, 1994). Setelah model penelitian
ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah membuat disain penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Terjadinya perbedaan hasil simulasi dengan hasil estimasi kontraktor,
berdasarkan hasil wawancara durasi estimasi kontraktor dihitung berdasarkan pendekatan
produktifitas, sedangkan durasi hasil simulasi dengan probabilitas yang sudah� memperhitungkan faktor resiko. Bedasarkan
hasil estimasi kontraktor pekerjaan pier adalah 62 hari untuk pier EP9
sedangkan hasil aktual sebesar 91 hari. Penyebab terjadinya keterlambatan pada
pekerjaan pier dari hasil laporan bulanan, yang pertama disebabkan oleh dari
kedua belah pihak dari pihak kontraktor keterlambatan terjadi akibat alat berat
yang sering rusak, yang mengakibatkan� waktu
yang terbuang (idle time dan lag time) dan dari pihak pemilik pembebasan tanah yang
belum tuntas. Didalam input data Permaster Software pada saat pemilihan
distribusi, dengan distribusi triangular terlihat bahwa dengan nilai minimum
dan maksimum yang ekstrim (mempunyai rentang yang lebar) akan menyebabkan nilai
mean dan median tidak wajar artinya perbedaan antara nilai hasil simulasi 147
hari dengan hasil aktual 91 hari , jika pada distribusi beta nilai hasil
simulasi dengan nilai median 103 hari, mendekati wajar.
Sebagai antisipasi keterlambatan, untuk proyek berikutnya data
historis sangat diperlukan, sebagai dasar�
patokan didalam analisis waktu total pelaksanaan proyek, kemudian ditentukan
tingkat peluang penyelesaian proyek� dan
selanjutnya disiapkan dengan tindakan meyiapkan informasi mengenai percepatan
yang akan dilakukan pada tiap-tiap item pekerjaan.
Pada proyek jalan layang yang mempunyai struktur bangunan
pier sama pada semua lokasi, dapat dianggap�
bersifat repetitive (berulang), sehingga keterlambatan pada salah satu
bagian dari pier, maka waktu pelaksanaan pekerjaan berikutnya akan terpengaruh.
Didalam penentuan besarnya prosentase tingkat keberhasilan (Confidence level) dari
hasil simulasi sangat dipengaruhi oleh, beberapa faktor :
1.
Faktor internal (kondisi kontraktor)
a.
Sumber daya manusia, material dan alat
b.
Kemampuan penguasaan teknologi
c.
Volume pekerjaan
2.
Faktor eksternal
a.
Lingkungan/kondisi dilapangan (akses jalan, lalu lintas/tingkat
kemacetan)
b.
Cuaca
c.
Status lahan, dll.
Berdasarkan hipotesis, dari analisis terbukti bahwa� dengan mengabaikan antisipasi keterlambatan
telah mengakibatkan kinerja proyek konstruksi tidak baik, yaitu waktu(durasi)
proyek mengalami keterlambatan dan terjadinya penambahan biaya dengan selisih
14 juta. Keterlambatan dapat diantisipasi, melalui :
1.
Durasi hasil estimasi (deterministic) tidak dipakai lagi
didalam perencanaan jadual.
2.
Tentukan besarnya durasi tiap item pekerjaan sesuai
dengan Confidence level� 70%, hasil
simulasi dari Pertmaster Software.
3.
Membuat tindakan percepatan tiap-tiap item pekerjaan
beserta biaya yang dikeluarkan.
4.
Melakukan tindakan perbaikan/penyelesaian masalah pada
sumber keterlambatan pada proyek konstruksi jalan layang, berdasarkan� dari hasil penelitian sebelumnya. ��
Besarnya waktu�
�Contingency� (waktu tak terduga) dari hasil analisis dapat� �diperoleh
dari nilai midle time dan lag time, yaitu:
1.
Pekerjaan pondasi bored pile 7 hari
2.
Excavation 1 hari
3.
Blinding stone 1 hari
4.
Lean concrete 5 hari
5.
Form Work & Reinforced of Footing 1 hari
6.
Concreting Footing 3 hari
7.
Form Work & Reinforced of Column Pier 1 hari
8.
Concreting Column Pier 5 hari.
Kesimpulan
Dari hasil simulasi diketahui biaya pelaksanaan sebesar 214 juta dengan confidence level sebesar 70%, seharusnya pihak kontraktor dapat menekan biaya lebih kecil lagi hal ini dapat dibandingkan dari anggaran biaya pengeluaran(RAP) hasil simulasi dengan RAP (aktual) sebesar 228 juta. Hasil banding antara hasil estimasi deterministic dengan hasil estimasi simulasi pada proyek jalan layang tersebut, bahwa hasil estimasi kontraktor tidak dapat digunakan sebagai acuan didalam rencana jadual pelaksanaan.
Dengan mengetahui kemungkinan penyelesaian suatu proyek dengan tingkat probabilitas tertentu, akan lebih mudah bagi kontraktor untuk� melakukan antisipasi keterlambatan pelaksanaan proyek, maupun mencegah terjadi cost overrun. Jika direncanakan untuk memperpendek durasi, sebagai suatu strategi didalam proses tender, maka diperlukan rencana tindakan antisipasi keterlambatan dengan resiko akan mengurangi keuntungan.
Jika keterlambatan tetap dibiarkan, maka sangsi denda yang dikenakan pemilik proyek kepada kontraktor lebih besar dari pertambahan biaya perhari dengan� dilakukan percepatan. Jalan terbaik adalah melakukan percepatan sampai sangsi denda tersebut tidak kenakan lagi, atau sampai sesuai dengan jadwal rencana.
Dalam melakukan percepatan waktu pada pekerjaan pier (misalnya pada sub item pekerjaan pier seperti bored pile) mengalami keterlambatan, usaha pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan percepatan waktu pada pekerjaan kritis yang sedang dilaksanakan, dengan metoda yang menyebabkan pertambahan biaya seminimal mungkin.
Callahan, Michael T., Quackenbush, Daniel G., &
Rowings, James E. (1992). Construction project scheduling. Google Scholar
Faniran, Olusegun O., Oluwoye, Jacob O.,
& Lenard, Dennis J. (1998). Interactions between construction planning and
influence factors. Journal of Construction Engineering and Management, 124(4),
245�256. Google Scholar
Popescu, Calin M., & Charoenngam,
Chotchai. (1995). Project planning, scheduling, and control in construction:
An encyclopedia of terms and applications. John wiley & Sons. Google Scholar
Praritama; Yusuf Latief, Supervisor.
(2005). Tindakan korektif dan preventif terhadap sumber resiko yang
menyebabkan keterlambatan pada proyek konstruksi flyover di propinsi DKI
Jakarta. Universitas Indonesia.
�����������
Copyright holder: Budiono (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |