Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
EFEK PANDEMI TERHADAP PERILAKU REMAJA
PEROKOK
Suryati
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Rokok adalah silinder
dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) berukuran diameter sekitar 10 mm,
berisi daun-daun tembakau yang telah diproses. Penelitian ini menggunakan
metodologi survei, kuantitatif, dan studi literatur. Hasil penelitian digambarkan berdasarkan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menggambarkan sampel yang diambil di 2(dua) lokasi sekolah
menengah pertama dengan masing-masing jumlah sampel yaitu sebanyak
30 responden. Pembahasan dilakukan melalui interpretasi dan diskusi hasil penelitian,
dengan hasil bahwa karakteristik remaja perokok
yang berusia 12 hingga dan maksimal 16 tahun, terdapat sumber terpapar merokok paling banyak didapati dari anggota keluarga
sendiri, tidak ditemukan adanya pengaruh karakteristik remaja perokok terhadap status Pandemi COVID-19 remaja perokok.
Kata
Kunci: efek pandemi;
remaja perokok; covid-19
Abstract
Cigarettes are cylinders of paper measuring between 70 to
120 mm (varying by country) measuring about 10 mm in diameter, containing
processed tobacco leaves. The research uses survey methodologies, quantitative,
and literature studies. �The results of the study were based on
univariate, bivariate and multivariate analyses. The results of the analysis
describe samples taken at 2 (two) locations of junior high schools with each
sample number of 30 respondents. Discussion is done through interpretation and
discussion of research results. Characteristics of adolescent smokers aged 12
to 16 years, there are sources of exposure to smoking most commonly found from
their own family members, there is no influence of adolescent characteristics
of smokers on the status of the COVID-19 pandemic of adolescent smokers.
Keywords: pandemic effects; adolescent smokers; covid-19
Received:
2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-09
Pendahuluan
Rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) berukuran
diameter sekitar 10 mm, berisi
daun-daun tembakau yang telah diproses. Diperkirakan kebiasaan merokok setiap tahunnya menyebabkan kematian sebanyak 5,4 juta jiwa. Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencetuskan Hari Tanpa
Tembakau Sedunia ini pada tahun 1987. Dunia telah mencanangkan bahaya merokok dengan diadakannya Hari
Tanpa Tembakau Sedunia diperingati di seluruh dunia setiap tahun pada tanggal 31 Mei.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
krtas yang dapat dimasukan dengan mudah ke dalam kantong. Kemudian kebiasaan
merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Telah banyak riset yang
membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di samping
memyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit
pencemaran, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok
sangat menyebabkan ketergantungan, di samping memyebabkan banyak tipe kanker,
penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencemaran, efek buruk bagi
kelahiran, dan emfisema.
Dengan
demikian dapat diputuskan bahwa rokok merupakan benda yang berbahaya untuk
kesehatan. Prevalensi
merokok terus meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi
merokok pada perempuan meningkat empat kali lipat dari 1.3% pada tahun2001
menjadi 5.2% pada tahun 2007 Kenaikan prevalensi merokok tahun 2007 adalah tiga
kali lipat pada remaja laki-laki dan LIMA kali lipat pada remaja perempuan
dibandingkan tahun 1995. (IAKMI, 2011)
Perokok
dan orang disekitarnya, bahkan yang telah mengalami efek negative dari bahaya
merokok mengetahui bagaimana perjalanan bahaya merokok bagi kesehatan. Demikian
pula berbagai kegiatan penelitian, survey, penyuluhan, serta aktifitas lainnya
yang diberikan kepada perokok dan keluarga/masyarakat dilingkungannya dengan
tujuan untuk stop merokok telah dilakukan. Namun tetap angka perokok tinggi
bahkan� prevalensi merokok pada anak sekolah perempuan
usia 13 � 15 tahun lebih tinggi dibandingkan prevalensi merokok pada perempuan
dewasa Lebih dari separuh populasi balita di Indonesia terpapar asap rokok. Meskipun sebagian besar orang dewasa merokok,
delapan dari sepuluh orang dewasa percaya bahwa merokok dapat menyebabkan
penyakit berat. Hanya sebagian kecil dari masyarakat Indonesia yang mempunyai
kebiasaan mengunyah tembakau. (IAKMI, 2011)
Dan Remaja merupakan anggota masyarakat yang memiliki kelompok usia tersebut.
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa
awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun, dan masih
sekolah di jenjang sekolah menengah umum.
Dan Remaja memiliki resiko tinggi untuk
mereplikasi perilaku orang Dewasa di sekitarnya, bahkan melakukan perilaku merokok baik secara terang-terangan
pada awalnya atau secara terang-terangan. (Nurhaeni, Aryani, Suryati, & Nuraeni,
2020)
Seirama dengan paparan di atas, terdapat beberapa penelitian tentang bahaya merokok, antara lain; The success of community-based (Collins, Ruina,
Tedrake, & Wisse, 2005), Smoking cessation
and weight changes over 9 years in a community-based cohort study (K�ster-Rasmussen et
al., 2015),� dan (Towns, DiFranza, Jayasuriya, Marshall, & Shah, 2017),
mempublikasikan bahwa pencegahan yang dilaksanakan dengan beberapa pendekatan yaitu model komunitas atau Community Based/CTC menunjukan
bahwa Mencapai tingkat pemulihan dan cakupan yang sangat baik.
Program ini MEMAPARKAN BAHWA merokok di masa depan Inisiasi merokok adalah 3,2% pada
kelompok eksperimen dan 8,8% pada kontrol
Kelompok
(p < 0,01).
Sebagaimana kita ketahui
selama masa Pandemi, masyarakat dihimbau dengan PPKM dan ISMAN bagi kelompok yang terkonfirmasi
COVID-19 atau bahkan OTG
(orang tanpa gejala) di
masa Pandemi yang hamper memasuki
gelombang ketiga COVID-19.
Kelompok yang memiliki kerentanan terinfeksi virus
Corona adalah perokok. Selain itu, derajat keparahan COVID-19 yang dialami
perokok biasanya juga lebih berat daripada orang yang tidak merokok. Itulah
sebabnya, kebiasaan merokok perlu segera dihentikan, khususnya di masa pandemi
ini. COVID-19
bisa menimbulkan gejala yang ringan seperti flu,
bisa juga menimbulkan gejala yang berat dan fatal. Kelompok orang yang berisiko
tinggi untuk mengalami gejala COVID-19 yang parah adalah lansia,
penderita penyakit tertentu,
orang dengan obesitas, dan perokok.
Penelitian
ini menggunakan metodologi survei, kuantitatif, dan studi literatur. Menggunakan instrument The Mini Mental State
Examination (Kurlowicz
& Wallace, 1999) dan Indo SF36 (Putri,
2015) yang telah dimodifikasi
oleh peneliti dengan item pertanyaan tentang orientasi (waktu, tempat dan tanggal), pertanyaan tentang perhatian dan penghitungan,
recall, penggunaan bahasa cepat tentang beberapa
bahaya merokok dengan jawaban benar (1) dan salah (0) maksimum
score 30 dan lama perlakuan selama
5-10 menit. ����
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil Penelitian
Gambar 7
Jumlah Siswa SMP �XY�
Gambar 8
�Jumlah Siswa SMP �YX�
Hasil penelitian digambarkan berdasarkan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis menggambarkan sampel yang diambil
di 2(dua) lokasi sekolah menengah pertama dengan masing-masing jumlah sampel yaitu sebanyak 30 responden. Pembahasan dilakukan melalui interpretasi dan diskusi hasil penelitian.
1.
Hasil
Univariat: Karakteristik Responden
Tabel 1
Skor Karakteristik
Responden� Berdasarkan Usia Dan Skor Pengetahuan Tentang
Merokok
Kelompok |
N |
Mean |
Median |
SD |
Min-Maks |
|
Usia |
XY |
30 |
14 |
14 |
0.983 |
12 � 16 |
YX |
30 |
13.87 |
14 |
1.042 |
12 � 16 |
|
Pengetahuan tentang merokok |
XY |
30 |
14.90 |
15 |
2.279 |
7 � 19 |
YX |
30 |
13.26 |
13.5 |
2.242 |
10 � 18 |
|
Persepsi Masa Pandemi COVID-19 |
|
30 |
41.80 |
43.50 |
6.598 |
24 - 51 |
Hasil analisis menunjukkan
rata-rata usia responden pada kelompok intervensi dan control hamper sama,
dengan usia termuda 12 tahun dan tertua 16 tahun.
Dan skor pengetahuan tentang merokok lebih tinggi pada kelompok intervensi dengan nilai
rata-rata sekitar 14.90 Skor Persepsi
Masa Pandemi dengan nilai rata-rata sekitar 41.80 pada kelompok kontrol.
Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden� Berdasarkan Kelas,� Perokok Serumah, Sumber Paparan, Lamanya
Merokok Dan Tempat Peroleh Rokok
Variabel
|
Kel.Intervensi |
Kel.Kontrol |
Total |
|||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
|
Kelas 1.
Kelas 7 2.
Kelas 8 3.
Kelas 9 |
9 11 10 |
30 36.7 33.3 |
10 10 10 |
33.3 33.3 33.3 |
19 21 20 |
|
Perokok serumah 1.
Saya saja 2.
Anggota Keluarga 3.
Tidak ada |
4 24 2 |
13.3 80 6.7 |
7 19 4 |
23.3 63.4 13.3 |
11 43 6 |
|
Sumber paparan 1.
Media 2.
Coba-coba sendiri 3.
Dipaksa 4.
Tidak pernah |
13 11 4 2 |
43.3 36.7 13.3 6.7 |
18 8 1 3 |
60 26.7 3.3 10 |
31 19 5 5 |
|
Lamanya Merokok 1.
< 1 mgg 2.
> 1 bln 3.
Tidak pernah |
20 5 5 |
36.7 36.6 6.7 |
8 9 13 |
26.7 30 43.3 |
19 23 18 |
|
Tempat peroleh rokok 1.
Ambil dari keluarga 2.
Teman 3.
Saudara 4.
Beli diwarung 5.
Tidak pernah |
1 6 1 17 5 |
3.3 20 3.3 56.7 16.7 |
4 - - 13 13 |
13.3 - - 43.3 43.3 |
5 6 1 30 18 |
|
Hasil analisis
menunjukkan
bahwa
karakteristik
kedua
kelompok
siswa
diatas yaitu
mayoritas
berada
di kelas 8, ayah sebagai perokok, terpapar merokok melalui media, lama merokok
kurang dari 1 minggu dan peroleh rokok dengan membeli di warung.
2.
Hasil
Bivariat
a.
Kesetaraan Responden
Tabel 3
Analisis Kesetaraan Kelas, Kondisi Lingkungan,
Perokok Serumah, Sumber Paparan, Lamanya Merokok Dan Tempat Peroleh Rokok
Variabel
|
���
Intervention |
����� Control |
|
|||
N |
% |
N |
% |
P-value |
|
|
Class: 1.
Class 7 2.
Class 8 3.
Class 9 |
9 11 10 |
30 36.7 33.3 |
10 10 10 |
33.3 33.3 33.3 |
0.951 |
|
Perokok di rumah: 1. Saya sendiri 2. Anggota kelg lain 3. Tak ada |
4 24 2 |
13.3 80 6.7 |
7 19 4 |
23.3 63,4 13.3 |
0.548 |
|
Sumber Rokok: 1. Keluarga 2. Teman 3.
Beli di warung 5.
Tidak beli |
2 6 17 5 |
6.6 20 56.7 16.7 |
4 - 13 13 |
13.3 - 43.3 43.3 |
0.069 |
|
Hasil analisis menunjukkan tidak
ada perbedaan kelas, perokok
serumah, sumber paparan, lamanya merokok dan tempat peroleh rokok antara kelompok �XY� dan kelompok �YX�.
Hasil analisis menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan perilaku merokok
(p = 0.049) dan kondisi Pandemi
(p = 0.066) siswa antara kelompok �XY� dan kelompok �YX� setelah dilakukan survey selama
masa Pandemi. Sedangkan status kesehatan
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok �XY� �dan kelompok �YX.
Dari hasil uji multivariat Mancova ditemukan
bahwa variable independen yaitu tempat peroleh rokok dan sumber
paparan merokok tidak berpengaruh terhadap variabel dependen perilaku merokok
dan kondisi Pandemi COVID-19 pada siswa dengan p value>0.05
2. Pembahasan
1. Karakteristik responden
a. Remaja
Pada hasil penelitian, yang mengatakan bahwa remaja perokok dimulai dari usia
di bawah 15 tahun, remaja yang merokok memiliki stres
tingkat tinggi, dimana individu
sedang menuju, tahap yang rumit mengenai bagaimana remaja menyusun, memikirkan sampai memiliki perencanaan tentang masa
depannya.
Remaja melalui tujuan dan tindakan, mengingat kemampuan mereka
untuk mengantisipasi diri agar lebih
kuat menghadapi kehidupan sehari-hari. Prinsip panduan remaja saat ini adalah kemampuan untuk "mengantisipasi diri
sendiri", sehingga banyak remaja mencoba
sesuatu yang dianggapnya memberikan �sesuatu yang berbeda�. Dalam (Kim et al., 2004)
dalam penelitian dengan mengikuti responden selama 18 bulan pada remaja merokok ditemui bahwa remaja perokok
paling banyak saat dibawah usia 13 tahun. Demikian pula (Wulansari, 2013)
menyampaikan bahwa remaja perokok yang ditemui banyak pada usia di bawah 15 tahun.
b. Pengetahuan
Bahaya merokok telah disebar
luaskan kepada khalayak umum termasuk
remaja namun masih banyak pula remaja yang belum mengeri secara benar bahaya merokok
untuk kesehatan dirinya terutama efek samping pada masa depan. Rokok membunuh satu dari dua perokok, terdapat 40
penyakit disebabkan merokok, terlebih dengan penyakit keganasan pada paru-paru, sakit jantung, kronik bronkitis, emfisema, strok dan ulser perut merupakan
penyakit akibat merokok. Perokok mudah dijangkiti virus flu, batuk dan jangkitan paru-paru dibandingkan dengan bukan perokok.
(Smith, Schmeling, &
Knowles, 1988) sampai dengan (Pacek, Rass, & Johnson,
2017) menyampaikan temuan yang senada, bahwa keikutsertaan
remaja mencoba merokok bahwa mengenalkan
dirinya dengan ganja atau morphin,
dikarena sifat eksplorasi dan keingin tahuan tentang �rasa yang baru�, walaupun info tentang bahaya merokok telah terpapar
sebagian.
Kesimpulan
Karakteristik
remaja perokok yang berusia 12 hingga dan maksimal 16 tahun, terdapat sumber
terpapar merokok paling banyak didapati dari anggota keluarga sendiri, tidak ditemukan adanya pengaruh
karakteristik remaja perokok terhadap status Pandemi COVID-19 remaja perokok
BIBLIOGRAFI
Collins, Steve, Ruina, Andy, Tedrake, Russ, & Wisse, Martijn. (2005).
Efficient Bipedal Robots Based On Passive-Dynamic Walkers. Science, 307(5712),
1082�1085. Google Scholar
Iakmi, Tcsc. (2011). Pedoman, Pengawasan/Penegakan Hukum Perda Kawasan
Tanpa Rokok. Tcsc Iakmi. Jakarta: Tcsc Iakmi. Google Scholar
Kim, Sun H., Ensunsa, Jodi L., Zhu, Qin Yan, Kim, Jung S., Shin, Ho S.,
& Keen, Carl L. (2004). An 18-Month Follow-Up Study On The Influence Of Smoking
On Blood Antioxidant Status Of Teenage Girls In Comparison With Adult Male
Smokers In Korea. Nutrition, 20(5), 437�444.
Google Scholar
K�ster-Rasmussen, Rasmus, Permin, Caroline Amalie, Siersma, Volkert,
Henriksen, Jan Erik, Heitmann, Berit Lilienthal, Heldgaard, Poul Erik, & De
Fine Olivarius, Niels. (2015). Back On Track�Smoking Cessation And Weight
Changes Over 9 Years In A Community-Based Cohort Study. Preventive Medicine,
81, 320�325. Google Scholar
Kurlowicz, Lenore, & Wallace, Meredith. (1999). The Mini-Mental State
Examination (Mmse). Journal Of Gerontological Nursing, Vol. 25, Pp. 8�9.
Slack Incorporated Thorofare, Nj.
Nurhaeni, Heni, Aryani, R., Suryati, B., & Nuraeni, Ani. (2020).
Effectiveness Of Stress-Adaptation And Cognitive Behavior (Sacb) Model For
Independent Health Recovery For Clients With Coronary Heart Disease In The
Community. Medico-Legal Update. Https://Doi.Org/10.37506/V20/Il/2020/Mlu/194470 Google Scholar
Pacek, Lauren R., Rass, Olga, & Johnson, Matthew W. (2017). Knowledge
About Nicotine Among Hiv-Positive Smokers: Implications For Tobacco Regulatory
Science Policy. Addictive Behaviors, 65, 81�86. Google Scholar
Putri, Fauziah Sri Maharani Sugeng. (2015). Analysis Of Factors Affecting
On The Earnings Management (Empirical Study On The Manufacturing Company Go
Public In Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb, 4(1). Google Scholar
Smith, James W., Schmeling, Gerald, & Knowles, Philip L. (1988). A
Marijuana Smoking Cessation Clinical Trial Utilizing Thc-Free Marijuana,
Aversion Therapy, And Self-Management Counselling. Journal Of Substance
Abuse Treatment, 5(2), 89�98. Google Scholar
Towns, Susan, Difranza, Joseph R., Jayasuriya, Geshani, Marshall, Tracey,
& Shah, Smita. (2017). Smoking Cessation In Adolescents: Targeted
Approaches That Work. Paediatric Respiratory Reviews, 22, 11�22. Google Scholar
Wulansari, Dewi. (2013). Bahaya Merokok Bagi Remaja. Jurnal Ilmu
Pendidikan. Google Scholar
Copyright
holder: Suryati (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |