Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
STRATEGI KOMUNIKASI KAMPANYE @JEDAIKLIM
(STUDI KASUS KAMPANYE CLIMATE ACTION NOW)
Ayu
Suryanah, Maulana Rifai, Fardiah Oktariani Lubis
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian
ini berfokus pada (1) bagaimana strategi komunikasi kampanye yang dilakukan
oleh salah satu akun Instagram @jedaiklim dalam melakukan kegiatan kampanye Climate
Action Now, (2) apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat serta (3) dampak apa yang dihasilkan dari kegiatan kampanye Climate
Action Now. Dengan menggunakan
model komunikasi kampanye Ostergaard yang menjadi acuan dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi kepustakaan,
observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik validitas data menggunakan
triangulasi sumber. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa (1) strategi komunikasi kampanye yang dilakukan dalam
kampanye Climate Action Now terdiri dari pra kampanye dimana pada
tahapan ini dilakukan identifikasi masalah dan menentukan tujuan, tahap kedua
pengelolaan kampanye yaitu dengan membuat konten kampanye yang dapat
mempengaruhi sikap, perilaku dan pengetahuan khalayak, menentukan target
sasaran, menentukan pelaku kampanye, memilih saluran kampanye, pelaksanaan
kampanye dan melakukan evaluasi kegiatan kampanye, tahap ketiga yaitu pasca
kampanye dimana pada tahap ini dilakukannya evaluasi kegiatan untuk melihat
keefektifan kampanye dalam penanggulangan masalah, (2) hambatan yang ditemukan
adalah sulitnya mendapatkan perizinan untuk melakukan aksi luring serta masih
sedikitnya peserta yang ikut berpartisipasi dalam melakukan aksi kampanye Climate
Action Now, faktor pendukung berasal dari banyaknya dukungan isu kampanye,
dukungan dari komunitas lain serta pemilihan media kampanye, (3) dampak
kampanye Climate Action Now ini dapat dilihat dari meningkatnya
pengetahuan terkait krisis iklim serta dilanjutkannya kampanye Climate
Action� Now di Berbagai Kota.
Kata Kunci: strategi
komunikasi; kampanye; new
media; climate action now
Abstract
This research focuses on (1) how the campaign
communication strategy carried out by one of the Instagram accounts @jedaiklim
in conducting Climate Action Now �campaign activities, (2) what are
supporting factors and obstacles and (3) what impact results from Climate
Action Now campaign activities. �Using Ostergaard's campaign communication model, the reference in
the study. This research uses qualitative methods with a case study approach.
Data collection techniques are conducted with interviews, literature studies,
observations and documentation. While the data validity technique uses source
triangulation. The results of this study show that (1) the campaign
communication strategy carried out in the Climate Action Now campaign �consists of a pre-campaign where at this stage
the problem identification and determining the objectives, the second stage of
campaign management is to create campaign content that can affect the
attitudes, behavior and knowledge of the audience, determine target targets,
determine campaign actors, choose campaign channels,� the implementation of the campaign and the
evaluation of campaign activities, the third stage is post-campaign where at
this stage the evaluation of activities to see the effectiveness of the
campaign in tackling problems, (2) the obstacles found are the difficulty of
obtaining permission to carry out offline actions and still at least the
participants who participate in the Climate Action Now campaign, �Supporting factors derived from the many
support of campaign issues, support from other communities and the selection of
campaign media, (3) the impact �of the Climate
Action Now �campaign can be seen from the
increasing knowledge related to the climate crisis and the continued Climate
Action Now �campaign in various cities.
Keywords: communication strategy; campaign; new media; climate action now
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05;
Published: 2022-03-10
Pendahuluan
Perubahan iklim ialah
fenomena global yang ditandai dengan adanya perubahan suhu serta pola curah
hujan, pemicu terbanyak terjadinya perubahan iklim merupakan meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer seperti karbon dioksida (CO2),
metana (CH4) serta nitrogen (NO) yang terus-terusan meningkat. Gas
rumah kaca yang ada menyerap radiasi gelombang panjang yang panas serta
bersamaan dengan naiknya peningkatan gas rumah kaca, suhu permukaaan bumi naik.
Perubahan iklim global menimbulkan pengaruh pola iklim dunia, distribusi hujan,
arah serta kecepatan angin. Perihal tersebut secara langsung akan berakibat
pada manusia, hewan maupun tumbuhan, kekeringan, banjir, pengaruh produktivitas
tumbuhan serta lain sebagainya (Wibowo, 2009).
Perubahan iklim tidak
hanya terjadi karena faktor alam melainkan pula disebabkan dari ulah manusia,
perubahan iklim global ditandai dengan meningkatnya suhu dipermukaan bumi
sebagai akibat dari peningkatan aktivitas manusia. Tercatat� semenjak abad ke-19 suhu permukaan bumi telah
mengalami peningkatan sekitar 0,8�C. Peningkatan suhu diperkirakan sekitar
0,15�C hingga 0,3�C tiap dekade tahun 1990-2005. Perubahan iklim ini
menimbulkan akibat yang negatif untuk kehidupan manusia contohnya seperti
penurunan curah hujan yang dapat mengakibatkan kekeringan (Gentur Adi Tjahjono, Pipit Wijayanti, 2018).
Salah satu penelitian
oleh (Fielding & Head, 2012)
menemukan
jika dalam populasi usia 12-24 tahun, perilaku ramah lingkungan biasanya
dimotivasi oleh rasa bahwa masyarakat sekitar ikut bertanggung jawab untuk
merawat lingkungan. Perilaku pro lingkungan juga dikaitkan dengan kekhawatiran
serta pengetahuan tentang masalah-masalah terkait lingkungan. Sangat diperlukan
strategi yang potensial agar bisa memotivasi kaum muda untuk memberikan
kontribusi pada gerakan ramah lingkungan serta untuk meningkatkan fokus
terhadap membangun kesadaran atas lingkungan .
Banyak pihak yang telah
berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, mulai dari organisasi
internasional seperti Greenpeace, Rainforest Action Network (RAN),
National Geographic Society serta World The Nature Conservancy dan
ada juga organisasi nasional seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)
dan World Wild Fund Indonesia (WWF Indonesia).
Komunikasi di dalam
kehidupan sehari-hari memiliki peran yang sangat penting yang bertujuan sebagai
pengantar bahasa dan interaksi antara manusia, selain itu pula komunikasi
sangat berperan dalam sebuah kampanye yang dapat berdampak kuat dan besar
terhadap masyarakat. Kampanye merupakan suatu tindakan dan usaha yang bertujuan
untuk memperoleh dukungan masyarakat yang dibentuk oleh sekelompok individu
yang memiliki tujuan yang sama demi suatu perubahan. Komunikasi dibutuhkan
dalam kampanye untuk menjembatani komunikator (pelaku kampanye) dengan
komunikan (target sasaran kampanye) yang bertujuan untuk mengajak serta
memberitahukan mengenai isu-isu yang dikampanyekan hingga dapat menentukan
mampu atau tidaknya sebuah kampanye mencapai tujuannya.
Perkembangan dari
teknologi telah membawa pada tumbuhnya media-media baru (new media). New
media yang telah berkembang sangat pesat saat ini adalah media sosial,
media sosial bahkan menjadi pusat komunikasi antar manusia dalam melakukan
segala aktivitas baik dalam bersosialisasi, bisnis, dan aktivitas sosial berupa
aksi kampanye. Hal ini didukung oleh pendapat (Cox, 2010) bahwa media baru menjadi
sebuah alternatif untuk melaporkan dan memberikan pendapat mengenai isu
lingkungan.
Salah satu media sosial
yang sekarang banyak digunakan adalah Instagram, dengan keberagaman fitur yang
telah disediakan oleh aplikasi Instagram ini maka setiap pengguna dapat
memanfaatkannya untuk tujuan tertentu, salah satunya adalah untuk menyebarkan
informasi maupun untuk melakukan kampanye lingkungan terkait perubahan iklim.
Gambar 1
Persentase Negara Dimana Sebagian
Besar Responden Tidak Percaya Bahwa Perubahan Iklim Merupakan Ulah Manusia
(Sumber: Statista.com, 15 Desember 2020)
Menurut salah satu
perusahaan riset terkemuka di dunia yaitu YouGov, Indonesia dan Amerika Serikat
adalah negara dengan peringkat tertinggi dengan masyarakat yang paling banyak
tidak percaya bahwa perubahan iklim terjadi akibat ulah manusia. Dalam survei
yang dilakukan selama bulan Juli - Agustus 2020 mengenai siapa yang bertanggung
jawab atas perubahan iklim dan hasil dari survei tersebut menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia dan Amerika menduduki peringkat tertinggi dari 25 negara
dalam survei dimana masyarakatnya paling banyak tidak percaya bahwa perubahan
iklim terjadi karena ulah manusia dan manusia tidak bisa disalahkan dalam
perubahan iklim yang terjadi. Negara lain dengan penyangkal tertinggi adalah
Arab Saudi dan Mesir, lalu ada juga India di peringkat empat (Buchholz, 2020).
Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut beberapa komunitas online di Instagram bergotong royong
untuk saling mengkampanyekan isu lingkungan salah satunya krisis iklim di media
sosial. Salah satu akun Instagram yang mulai aktif dari tanggal 5 September
2019 dan konsisten dalam mengkampanyekan isu terkait krisis iklim adalah
@jedaiklim, dengan jumlah pengikut sebanyak 6.168 yang terhitung pada tanggal
18 Maret 2021.
Gambar
2
Laman
Muka Akun Instagram @jedaiklim
(Sumber:
Instagram.com/jedaiklim, 18 Maret 2021)
Akun @jedaiklim aktif dan
fokus menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan dampak apa saja yang dihasilkan
dari perubahan iklim tersebut, tujuannya adalah untuk memberikan edukasi kepada
para pengikutnya di Instagram terkait perubahan iklim serta melakukan beberapa
aksi kampanye. Akun ini juga sudah mendapat tanda centang biru dimana simbol
ini berarti akun tersebut telah diverifikasi secara resmi oleh instagram dimana
orang, merek, dan bisnis dengan lencana verifikasi instagram adalah asli serta
berarti sebuah akun dikonfirmasi sebagai kehadiran otentik dari figur publik
terkenal, selebriti ataupun merek global yang diwakilinya.
Salah satu aksi kampanye
yang dilakukannya adalah �Climate Action Now� yang merupakan salah satu
gerakan kampanye mengenai lingkungan yang berfokus dalam isu iklim, dimana
mereka mendorong pemerintah agar lebih serius untuk memberikan solusi terhadap
isu iklim yang terjadi serta meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan
komitmen dalam menurunkan emisi dan mewujudkan keadilan iklim pada setiap
kebijakan-kebijakannya. Dilain sisi, kesadaran masyarakat juga penting untuk
menghadapi isu tersebut.
Pandemi Covid-19 memaksa
kita untuk menemukan cara-cara baru dalam beraktivitas, tak terkecuali para
pegiat lingkungan yang mengungkapkan kecemasan maupun keresahan, sehingga
kegiatan dan tindakan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan
secara online. Jika dilihat, kegiatan aksi kampanye secara daring tersebut
merupakan kegiatan aksi kampanye yang belum lama banyak dilakukan sehingga
menarik untuk melihat strategi-strategi yang terkesan baru.
Gambar
3
Unggahan
Instastory Akun Instagram @jedaiklim
(Sumber:
Instagram.com/jedaiklim, 18 Maret 2021)
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul �Strategi Komunikasi Kampanye Pada Akun Instagram @jedaiklim
(Studi Kasus Aksi Kampanye Climate Action Now).
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini
penulis menggunakan pendekatan penelitian berupa pendekatan kualitatif. Penelitian
ini menggunakan metode studi kasus, menurut (Yin, 2009) studi kasus lebih
difungsikan untuk meneliti peristiwa kontemporer yaitu peristiwa yang saat ini
menarik perhatian masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Teknik pengumpulan
data yang dapat dilakukan antara lain dokumentasi, wawancara, observasi serta
studi pustaka.
Sumber data diperoleh
dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data yang
diperoleh secara langsung dengan melakukan wawancara terhadap beberapa informan
yang sesuai dengan objek permasalahan yang diteliti serta terlibat atau
mengikuti kegiatan aksi kampanye Climate Action Now yang kemudian
dicatat melalui catatan tertulis, wawancara daring ataupun rekaman audio.
Sedangkan data sekunder didapatkan melalui tinjauan pustaka, dokumen atau jurnal online, dan buku-buku yang berkaitan dengan strategi komunikasi
yang mampu memberikan tambahan serta penguatan terhadap data penelitian yang
telah dikumpulkan sebelumnya.
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan.
Adapun kriteria dalam pemilihan informan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Informan
merupakan pengguna media sosial instagram
2. Informan
merupakan followers dari akun instagram @jedaiklim
3. Informan
harus mengalami langsung dan berkaitan dengan topik penelitian
4. Informan
mampu menggambarkan kembali peristiwa kegiatan kampanye yang dilakukan, baik
kegiatan aksi kampanye yang dilakukan secara langsung turun ke jalan maupun
daring.
Berdasarkan beberapa ciri
tersebut, peneliti memilih lima (6) informan dalam penelitian yaitu diantaranya
adalah Admin Akun @jedaiklim serta menjabat jugas sebagai Koordinator kegiatan
aksi kampanye Climate Action Now, salah satu anggota Humas Pemkot Bekasi
yang bertugas juga sebagai salah satu anggota Tim Patriot yang telah berhasil
mengkampanyekan kegiatan Kampanye Woro-Woro, dua followers akun
Instagram @jedaiklim dan satu orang peserta yang mengikuti kegiatan kampanye
secara langsung dan satu orang peserta yang mengikuti aksi kampanye secara
daring.
Teknik validitas data
yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber. Subjek dari penelitian ini
adalah akun Instagram @jedaiklim, sedangkan objek penelitian pada penelitian
ini adalah aksi kampanye Climate Action Now. Penelitian dilakukan dari
Desember 2020 sampai dengan Mei 2021.
Hasil dan Pembahasan
Climate Action Now
merupakan salah satu gerakan kampanye mengenai lingkungan yang berfokus dalam
isu iklim, dimana mereka melakukan aksi bersama untuk mendorong pemerintah agar
lebih serius untuk memberikan solusi terhadap isu iklim yang terjadi serta
meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan komitmen dalam menurunkan emisi
dan mewujudkan keadilan iklim pada setiap kebijakan-kebijakannya.
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan bahwa kegiatan kampanye Climate Action Now menggunakan
beberapa proses strategi komunikasi. Hal tersebut dilakukan dalam penyebaran
kampanye Climate Action Now. Berikut adalah hasil analisis yang
didapatkan dari proses wawancara kepada para informan.
Dalam proses� strategi komunikasi kampanye Climate
Action Now melakukan analisis masalah yang dilakukan ditahap pertama dalam
pra kampanye, hal ini ditujukan sebagai acuan pembuatan kampanye agar kampanye
dapat dibuat dan berjalan dengan baik. Seperti pada kampanye Climate Action
Now, hal yang mendasari bahwa kampanye harus dilakukan adalah semakin
parahnya krisis iklim yang terjadi dimana suhu global yang terus meningkat yang
memicu krisis iklim dan dari data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) suhu
rata-rata tahun 2019 sudah lebih panas 1,1 derajat celsius dibandingkan dengan
tahun 1850-an.
Lalu tahapan selanjutnya
yaitu penetapan tujuan, tujuan yang ditetapkan dari kampanye Climate Action
Now adalah meningkatkan kesadaran masyarakat luas mengenai krisis iklim dan
ekologi, mengubah opini publik mengenai pentingnya urgensi krisis iklim dan
ekologi serta peran untuk bersuara dan bertindak, mengajak msasyarakat untuk
memulai menyadari pentingnya kebijakan dari pemerintah guna menanggulangi
krisis iklim dan ekologi.
Setelah perencanaan
dilakukan maka selanjutnya yaitu pengelolaan kampanye, pengelolaan kampanye diawali
dengan pembuatan konten kampanye. Pesan yang dirancang dalam kampanye Climate
Action Now adalah pesan persuasif dalam mengajak publik untuk mendukung
upaya keadilan iklim, adapun beberapa pokok besar yang dikampanyekan yaitu,
menuntut pemerintah untuk menyebarkan kebenaran mengenai situasi krisis perubahan
iklim dengan menyatakan deklarasi darurat iklim, meminta pemerintah untuk
bekerjasama dengan media massa dan lembaga pendidikan untuk mengkomunikasikan
kondisi krisis iklim kepada publik sekaligus mendorong urgensi perubahan,
menuntut pemerintah untuk menetapkan dan menerapkan kebijakan yang terikat
secara hukum dalam menurunkan net emisi karbon Indonesia sampai angka nol pada
tahun 2025, serta menuntut pemerintah untuk membentuk balai masyarakat untuk
mengikuti diskusi serta berkontribusi dalam merekomendasikan respons aksi
permasalahan krisis iklim dan ekologis, juga untuk penanganan karbon emisi di
Indonesia yang mana berkaitan langsung dengan keberlangsungan hidup masyarakat
Indonesia dan global. Konten tersebut dikemas melalui poster, photo serta video
yang selanjutnya dibagikan melalui media sosial Instagram jeda iklim. Tahap
selanjutnya yaitu menentukan target kampanye, target sasaran dalam kampanye Climate
Action Now ini adalah bersifat universal untuk setiap kalangan baik dari
mahasiswa, murid SMA, murid SMP maupun para guru untuk ikut berkontribusi dalam
melakukan aksi bersama. Jeda Iklim juga bekerjasama dengan semua komunitas yang
bergerak pada isu lingkungan lainnya dalam melakukan pelaksanaan kegiatan
seperti diskusi yang dilakukan secara online melalui Instagram Live.
Pelaku kampanye Climate
Action Now pada dasarnya merupakan seluruh anggota yang tergabung dalam
grup Steering Committee, para anggota Steering Committee ini
menjadi koordinator yang menggagas ide-ide tentang hal apa saja yang akan
dilakukan selama melakukan kegiatan kampanye berupa aksi bersama, hal ini
dilakukan agar nantinya seluruh koordinator dari berbagai daerah yang nantinya
mengikuti kegiatan kampanye dapat mengetahui dan memahami informasi yang akan
dilakukan untuk melakukan kegiatan kampanye. Apabila infromasi tersebut sudah
diketahui dan dipahami, selanjutnya para koordinator dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka dapatkan kepada para peserta yang akan mengikuti
kegiatan aksi secara luring maupun daring.
Kemudian tahap
selanjutnya yaitu menentukan saluran kampanye, strategi yang dilakukan dalam
saluran kampanye pada kegiatan kampanye Climate Action Now terbagi dua
yaitu kampanye daring dan luring. Strategi saluran kampanye pada kampanye
luring adalah melakukan aksi bersama dengan turun langsung ke jalan dan ini
dilakukan diseluruh kota yang telah terdaftar mengikuti kegiatan aksi bersama
ini, dan untuk strategi daring berupa kampanye pada akun media sosial seperti
mengungah kegiatan photo aksi dukungan yang diunggah melalui media sosial
Instagram, diadakannya diskusi melalui livestreaming di Youtube serta
diadakan seminar melalui Zoom meeting.
Setelah semuanya telah
dikelola maka selanjutnya dilaksanakanlah kegiatan kampanye. Pelaksanaan
kampanye merupakan tahap aksi setelah perancangan panjang dan analisis keadaan
yang telah dilakukan. Adapun beberapa aksi kampanye yang dilakukan Climate
Action Now yaitu, Pawai Iklim Climate Action Now, Aksi Damai Fight
For 1 Point 5, Aksi Diam berarti Tenggelam, Climate Justice Now
serta Jeda Untuk Iklim.
Setelah pelaksanaan
kampanye dilakukan maka selanjutnya melakukan evaluasi pengelolaan kampanye.
Evaluasi pengelolaan kampanye biasanya dilakukan melalui Zoom, Whatsapp maupun
evaluasi yang dilakukan di tempat setelah dilakukannya kegiatan. Evaluasi
pengelolaan kampanye ini lebih difokuskan kepada exposure di media
ataupun bagaimana pemanfaatan media, media tersebut bisa berupa media
massa maupun media sosial.
Tahap terakhir yaitu
tahap pasca kampanye, tahap ini disebut juga tahap pasca kampanye. Dalam hal
ini evaluasi diarahkan pada keefektifan kampanye dalam mengurangi masalah
sebagaimana yang telah diidentifikasi pada tahap prakampanye. Evaluasi dalam
kegiatan kampanye Climate Action Now dijadikan sebagai tolak ukur dalam
menilai keberhasilan kampanye. Tolak ukur tersebut dapat dilihat dari banyaknya
kota-kota yang terinspirasi untuk bergabung, karena hal tersebut berkaitan
dengan akan lebih banyaknya lagi gerakan-gerakan yang tergerak untuk
menyuarakan keadilan untuk iklim.
Dalam melakukan kampanye Climate
Action Now, terdapat beberapa hambatan yang ditemukan saat melaksanakan
kampanye. Adapun hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan kampanye Climate
Action Now yaitu, perizinan tempat elaksanaan kegiatan aksi kampanye secara
luring. Hambatan lain yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan Climate Action
Now yaitu masih sedikitnya peserta yang mengikuti aksi kegiatan, hal tersebut
kemudian membuat para koordinator mengajak masyarakat untuk mengikuti aksi
dengan bentuk yang beragam seperti mengikuti aksi dukungan yang bisa dilakukan
melalui seni drama, musik, atau tarian sebagai bentuk pengapresiasian aspirasi.
Bisa juga dengan melakukan aksi digital dari rumah dengan selfie bersama pesan
aspirasi yang kemudian diunggah ke sosial media.
Selain itu ada pula
faktor dukungan dalam pelaksanaan kampanye Climate Action Now yang
membantu dalam terlaksananya kampanye Climate Action Now. Faktor
pendukung yang pertama yaitu banyaknya dukungan yang terus mengalir karena
memang isu ini dapat berdampak sangat buruk bagi kita semua sebagai makhluk
hidup. Faktor dukungan selanjutnya yaitu dukungan dari berbagai komunitas yang
bergerak juga dalam isu lingkungan, hal ini sangat membantu karena dengan
banyaknya dukungan yang ada dapat membuat kampanye terlaksana dengan baik. Lalu
faktor pendukung selanjutnya yaitu pemilihan media kampanye. Pemilihan media
dalam kampanye Climate Action Now juga menjadi salah satu faktor
pendukung dalam kegiatan kampanye, dengan melakukan aksi melalui luring dan
daring ini para peserta akan lebih mudah untuk dapat mengikuti kegiatan serta
menerima dan menyebarkan kembali terkait krisis iklim yang sedang dihadapi.
Selain faktor� penghambat dan pendukung, kampanye Climate
Action Now juga memberikan dampak untuk pelaku kampanye maupun peserta
kampanye. Adapun dampak yang dirasakan yaitu para peserta mendapatkan beberapa
pengetahuan mengenai krisis iklim, dengan adanya penambahan pengetahuan dari
peserta kampanye maupun followers Instagram Jeda Iklim ini dapat
membantu tujuan dari diadakannya kampanye Climate Action� Now yaitu untuk terus menyebarkan
informasi dan berjuang untuk keadilan iklim. Selain itu dampak yang dihasilkan
dari kegiatan kampanye Climate Action Now yaitu dengan dilanjutkannya
kampanye Climate Action� Now di
berbagai kota, semakin banyak aksi-aksi yang dilakukan membuat banyak kota yang
juga mulai aktif untuk memperjuangkan keadilan iklim, hal ini dapat dilihat
dari daftar grup regional (local chapter) yang telah ikut mendaftar
untuk mengikuti gerakan.
Kesimpulan
����������� Strategi
komunikasi kampanye yang dilakukan dalam kampanye Climate Action Now
terdiri dari pra kampanye dimana pada tahapan ini diidentifikasi masalah dan
menentukan tujuan dilakukannya kampanye, lalu tahap kedua perancangan kampanye
yaitu dengan membuat konten kampanye yang dapat mempengaruhi sikap, perilaku
dan pengetahuan khalayak, menentukan target sasaran, menentukan pelaku
kampanye, memilih saluran kampanye, pelaksanaan kampanye dan melakukan evaluasi
kegiatan kampanye. Lalu tahap ketiga yaitu pasca kampanye dimana pada tahap ini
dilakukannya evaluasi kegiatan untuk melihat keefektifan kampanye dalam
penanggulangan masalah. Hambatan yang ditemukan dalam kampanye Climate
Action Now adalah sulitnya mendapatkan perizinan untuk melakukan aksi
luring serta masih sedikitnya peserta yang ikut berpartisipasi dalam melakukan
aksi kampanye Climate Action Now, adapaun faktor pendukung berasal dari
banyaknya dukungan dari komunitas lain, dukungan isu kampanye serta pemilihan
media kampanye. Dampak kampanye Climate Action Now ini dapat dilihat
dari meningkatnya pengetahuan serta dilanjutkannya kampanye Climate
Action� Now di Berbagai Kota.
Buchholz, Katharina. (2020). Where Climate Change Deniers Live. Diambil
pada tanggal 15 Desember 2020. Retrieved from
https://www.google.co.id/amp/s/www.statista.com/chart/amp/19449/countries-with-biggest-share-of-climate-change-deniers/
Cox, R. (2010). Environmental Communication and the Public
Sphere. California (US): Sage Publication Ltd. Google Scholar
Fielding, Kelly S., & Head, Brian W. (2012). Determinants
of young Australians� environmental actions: the role of responsibility
attributions, locus of control, knowledge and attitudes. Environmental
Education Research, 18(2), 171�186. https://doi.org/10.1080/13504622.2011.592936 Google Scholar
Gentur Adi Tjahjono, Pipit Wijayanti, Rita Noviani. (2018). Dampak
Perubahan Iklim Terhadap Imbangan Air Secara Meteorologisdengan Menggunakan
Metode Thornthwaite Mather Untuk Analisiskekritisan Air Di Karst Wonogiri. Geomedia:
Majalah Ilmiah Dan Informasi Kegeografian, 13(1).
https://doi.org/10.21831/gm.v13i1.4475 Google Scholar
Wibowo, Ari. (2009). Peran lahan gambut dalam perubahan iklim
global. Jurnal Tekno Hutan Tanaman, 2(1), 19�26. Google Scholar
Yin, R. K. (2009). Case Study Research: Design and Methods.
Los Angeles: Sage. Google Scholar
Copyright
holder: Ayu Suryanah, Maulana Rifai, Fardiah
Oktariani Lubis (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |