�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
��e-ISSN : 2548-1398
�Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOTIF BATIK NGAWI BERBASIS AUDIO VISUAL
SEBAGAI MEDIA PENGENALAN BATIK NGAWI DI SEKOLAH DASAR
Ibrohim Fathurrosi, Sri Marmoah, Sularmi, Tri Wahyu Handono
Universitas
Sebelas Maret, Surakarta,
Indonesia dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian
adalah untuk mengembangkan pembelajaran motif batik Ngawi berbasis audio visual
sebagai media pengenalan batik Ngawi di Sekolah Dasar. Pengembangan media
pembelajaran ini didasarkan pada keterbatasan media pembelajaran pada materi
batik Ngawi di Sekolah Dasar Kabupaten Ngawi, materi batik hanya diajarkan secara
text-book dan tidak memuat motif batik Ngawi. Penelitian ini dilakukan
dengan metode Reseach and Development (RnD) dengan model penelitian yang
dikembangkan oleh Borg and Gall yang dimodifikasi. Namun, dalam penelitian ini
hanya dilakukan sampai uji terbatas dikarenakan terbatas waktu penelitian.
Hasil validasi dari 3 validator menunjukkan produk ini masuk dalam kategori
baik dengan persentase penilaian ahli media sebesar 87,82%, ahli materi sebesar
84%, dan ahli praktisi sebesar 79,2%. Hasil uji coba terbatas pada peserta
didik kelas V SDN Papungan I Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa produk ini masuk
dalam kategori baik dengan nilai 36,38.
Kata Kunci:
media pembelajaran; audio visual; batik
Abstract
The
aim of this research is to develop audio-visual-based learning of Ngawi batik
motifs as a medium for introducing Ngawi batik in Elementary Schools. The
development of this learning media is based on the limitations of learning
media on Ngawi batik material in Ngawi District Primary Schools. Batik material
is only taught in a text-book and does not contain Ngawi batik motifs. This
research was conducted using the Research and Development (R&D) method with
the research model developed by Borg and Gall modified. However,� this study was
only carried out until the test was limited due to the limited time of the
study. The results of the validation of the 3 validators showed that this
product was in the good category with the percentage of the media expert's
assessment of 87.82%, the material expert of 84%, and the practitioner expert
of 79.2%. The limited trial results for grade V students at SDN Papungan I,
Ngawi Regency, showed that this product was in the good category with a score
of 36.38.
Keywords: learning media; audio visual; batik
Received: 2022-02-20; Accepted:
2022-02-05; Published: 2022-03-10
Pendahuluan
Media
pembelajaran� merupakan suatu alat atau
sarana perantara dari guru ke peserta didik untuk menyampaikan bahan pelajaran (Karo-Karo S & Rohani, 2018).
Media pembelajaran adalah segala alat bantu yang mampu merangsang perhatian,
perasaan, minat, �dan pikiran siswa yang
berupa elektronik, fotografi, atau alat-alat grafis yang efisien dan efektif
dalam menggapai tujuan pembelajaran (Munawaroh, 2015).
Manfaat media
dalam pembelajaran yaitu, memberikan metode pembelajaran yang lebih variatif
sehingga proses pembelajaran tidak monoton, memungkinkan pembelajaran dilakukan
di mana dan kapan saja, memberikan efisiensi tenaga dan waktu, menghindari
kebosanan peserta didik, meningkatkan kemampuan memahami konsep pelajaran, dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Karo-Karo S & Rohani, 2018;
Nana
Sudjana & A Rifvai dalam Sa�diah, 2017;
Rejeki et al., 2020).
Media yang dapat
digunakan sebagai sarana menyampaikan pelajaran salah satunya adalah media
audio visual. Sa�diah (2017)
menjelaskan tentang pengertian media audio visual yaitu media yang mampu
memperlihatkan gambar bergerak dan memperdengarkan unsur suara seperti kaset
video dan film suara atau compact disc.
Video pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu referensi guru untuk
memperkenalkan batik kepada peserta didik.
Batik adalah
selembar kain dengan pola unik berupa motif-motif yang pengerjaannya
menggunakan teknik rintang celup dengan alat berupa canting yang diisi lilin/
malam yang dipanaskan yang berguna untuk menahan warna. (Lestari, 2012;
Syahputra & Soesanti, 2016;
Yuanta, 2017;
Alamsyah, 2018;
Nurhaida et al., 2015;
Kudiya, 2019:2).
Daerah penghasil batik salah satunya adalah Kabupaten Ngawi. Kabupaten Ngawi
merupakan daerah yang berada di bagian barat provinsi Jawa Timur berbatasan
langsung dengan provinsi Jawa Tengah.
Usaha
memperkenalkan salah satu kearifan lokal Kabupaten Ngawi ini telah banyak
dilakukan seperti acara fashion show,
perlombaan-perlombaan, dll. Usaha tersebut juga dilakukan melalui pendidikan
yang dicetuskan dalam Kurikulum dan diturunkan ke dalam KD-KD� dan indikator-indikator. Mulai jenjang
pendidikan SD pemerintah sudah memfasilitasi guru-guru untuk dapat mengajarkan
kesenian daerahnya masing-masing melalui mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya (SBdP) dengan KD 3.4 Memahami karya seni rupa daerah kelas 5 SD.
Melalui KD SBdP
tersebut sebetulnya guru dapat memperkenalkan batik Ngawi kepada peserta didik
kelas 5 SD. Namun, berdasarkan Focus
Group Discussion (FGD) yang dilakukan bersama 15 orang guru di Kecamatan
Jogorogo, Kabupaten Ngawi pada hari Selasa, 6 Oktober 2020, ditemukan beberapa
permasalahan 1) bahwa dalam mengajarkan KD 3.4 mata pelajaran SBdP terkait
materi batik� guru mengajarkan materi
sesuai yang ada di buku saja, yang berisi motif batik dari daerah lain, padahal
ada banyak sekali motif di Ngawi yang dapat disampaikan kepada peserta didik,
2) metode pembelajaran masih konvensional, dan 3) terbatasnya media
pembelajaran.
Dalam penelitian
Ananda, 2017
didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV
SD setelah menggunakan media audio visual. Peningkatan tersebut dapat terlihat
melalui tiap siklus penelitiannya. Pada siklus I didapatkan hasil rerata kelas
sebesar 7,8 ranah afektif, 7,1 ranah kognitif, dan ranah psikomotor sebesar
6,4. Terjadi peningkatan di siklus II dengan hasil rerata kelas, untuk ranah
afektif sebesar 8,5, ranah kognitif sebesar 8,0, dan ranah psikomotor sebesar
7,9.
Yuanta, 2017
dalam penelitiannya� tentang pengembangan
media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik kelas 3
Sekolah Dasar yang berbasis media audio visual, mengungkapkan bahwa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan menyimak guru masih menggunakan
metode ceramah. Metode ini menyebabkan kurang antusiasnya peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Pengembangan media audio visual ditujukan agar
pembelajaran lebih efektif dan peserta didik dapat menerima materi dengan lebih
baik. hasil akhirnnya menunjukkan media audio visual ini layak/valid digunakan
pada pembelajaran.
Berangkat dari
temuan di atas, maka dapat menjadi rujukan untuk mengembangkan media
pembelajaran motif batik ngawi berbasis audio visual sebagai media pengenalan
batik Ngawi di sekolah dasar. Pengembangan media pembelajaran batik Ngawi
berbasis audio visual ini dapat digunakan peserta didik sebagai salah satu
sumber belajar dan memberikan pengalaman baelajar baru bagi peserta didik.
Media pembelajaran diharapkan dapat mengenalkan dan memberikan pemahaman
mengenai batik ngawi kepada peserta didik yang meliputi sejarah, motif dan
maknanya, serta cara pembuatan batik.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di� SDN Papungan I Kabupaten Ngawi pada tanggal 7
November 2020. Subjek penelitian adalah 8 orang peserta didik kelas V.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reseach and Development (RnD). Metode Reseach and Development (RnD) merupakan
penelitian yang tujuannya untuk menghasilkan suatu produk sekaligus melakukan
uji efektifitasnya (Sugiyono, 2010:407).
Menurut Borg and Gall (1989) Reseach
and Development (RnD) merupakan metode penelitian yang dipakai guna
pengembangan atau validasi suatu produk yang dipakai pada pembelajaran maupun
pendidikan (dalam Sugiyono, 2015:9).
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran motif batik ngawi berbasis audio visual
sebagai media pengenalan batik ngawi� di
sekolah dasar. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan prosedur Reseach and Development (RnD) dari Borg
and Gall (1989) yang sudah dimodifikasi oleh Sukmadinata (2012:184-189)
yang meliputi tiga tahap Reseach and
Development (RnD), yaitu 1) studi pendahuluan; 2) pengembangan model; 3)
pengujian. Namun, dalam penelitian ini hanya akan dilakukan prosedur penelitian
sampai tahap 2 pengembangan model yaitu uji terbatas dikarenakan keterbatasan waktu
yang dimiliki oleh peneliti.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara, studi literatur, dan penyebaran angket. Data yang telah diperoleh
dalam penelitian ini dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data deskriptif kualitatif dipergunakan untuk mengolah
data yang berupa saran dari ahli materi, ahli media, ahli praktisi, dan peserta
didik. Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menentukan nilai
daripada produk yang dikembangkan dari angket yang disebarkan kepada ahli
materi, ahli media, ahli praktisi, dan peserta didik. Perhitungan skor mengacu
pada rumus yang dikemukakan oleh Azwar, 2013:33.
Keterangan:
N
������� : Jumlah komponen
Rerata skor yang diperoleh kemudian
dikonversikan menjadi data kualitatif dengan rumus yang dikemukakan Sukardjo, 2010:101.
Tabel 1
Konversi
Interval Rerata Skor Menjadi Kriteria pada Pengembangan Media Pembelajaran
Motif Batik Ngawi Berbasis Audio Visual Sebagai Media Pengenalan Batik
Ngawi� Di Sekolah Dasar
Nilai |
Interval Skor |
Kriteria |
A |
X
> X i + 1,8 Sbi |
Sangat
Baik |
B |
Xi
+ 0,6 SBi < X |
Baik |
C |
Xi
� 0,6 SBi < X |
Cukup |
D |
Xi
� 1,8 SBi < X |
Kurang
Baik |
E |
X
|
Tidak
Baik |
Keterangan :
X ���������������������������������������������� =
Skor yang diperoleh
Xi (rerata skor ideal) ��������������� =
Sbi (simpangan baku ideal) ����� =
Skor
yang diperoleh juga dikonversi ke dalam persentase dengan cara sebagai berikut.
Keterangan
:
∑x �������� = Skor perolehan penilaian
∑xi ������� = Skor Maksimal
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Studi Pendahuluan
Data
studi pendahuluan didapatkan dari wawancara pada Focus Group Discussion (FGD).�
Focus Group Discussion �dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Oktober 2020
dengan dihadiri 15 orang guru SD Se-Kecamatan Jogorogo.� Dalam Forum
Group Discussion (FGD) ditemukan
beberapa masalah dalam pembelajaran materi batik pada Sekolah Dasar di
Kabupaten Ngawi. Diantaranya adalah guru yang masih mengajarkan materi batik
secara text-book, sehingga
motif-motif batik yang disampaikan hanya pada umumnya saja, padahal ada banyak
motif batik Khas Ngawi yang dapat dijadikan materi pembelajaran batik. Bahan
ajar yang masih terbatas pada buku pemerintah juga menjadi kendala dalam
mengajarkan batik khas Ngawi kepada peserta didik. Saat FGD para guru
mengutarakan bahwa mereka sangat mengharapkan hadirnya bahan ajar materi batik
Ngawi.
Dalam
FGD tersebut, para guru juga memberikan saran dan masukan terkait penelitian
dan pengembangan bahan ajar materi batik yang peneliti lakukan. Para guru
berharap agar dalam peneliti dapat mengemas pengembangan bahan ajar ini sesuai
dengan karakter peserta didik SD baik dari segi bahasa, materi, serta tampilan
bahan ajar yang dikembangkan. Guru juga memberikan masukan agar dalam bahan
ajar yang dikembangkan diberikan soal atau kuis sebagai refleksi bagi peserta
didik. Namun, guru juga meminta agar jumlah soal atau kuis yang dibuat tidak
terlalu banyak, peneliti supaya menekankan pada penyajian materi batik yang
diberi banyak ilustrasi pendukung yang dapat menambah pemahaman peserta didik.
Selain
itu, dalam studi pendahuluan ini peneliti melakukan studi literasi yang
berkaitan dengan materi batik di Kabupaten Ngawi. Peneliti melakukan tinjauan
dari buku Dekranasda Kabupaten Ngawi yang memuat beberapa motif batik serta
beberapa profil pengrajin batik Kabupaten Ngawi. Namun, peneliti mendapati
bahwa belum banyak motif batik Ngawi yang dibahas dalam buku tersebut, hal ini
diketahui peneliti setelah melakukan wawancara dengan beberapa pengrajin batik
Ngawi, seperti Bapak Suwandi, Ibu Miyati Waluyo, dan Ibu Ajeng. Hasil studi
pendahuluan tersebut kemudian peneliti jadikan bahan pertimbangan dalam
mengembangkan bahan ajar batik Ngawi.
B. Hasil Pengembangan Produk
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran motif batik ngawi berbasis
audio visual sebagai media pengenalan batik ngawi� di sekolah dasar. Prosedur dalam penelitian
ini menggunakan prosedur Reseach and
Development (RnD) dari Borg and Gall (1989) yang sudah
dimodifikasi oleh Sukmadinata (2012:184-189)
yang meliputi tiga tahap Reseach and
Development (RnD), yaitu 1) studi pendahuluan; 2) pengembangan model; 3)
uji. Namun, dalam penelitian ini hanya akan dilakukan prosedur penelitian
sampai tahap 2 pengembangan model yaitu uji terbatas dikarenakan keterbatasan
waktu yang dimiliki oleh peneliti. Berikut penjelasan masing-masing tahap
pengembangan produk.
Kegiatan
ini diawali dengan menyusun materi yang akan dikembangkan dalam bahan ajar.
Materi yang disusun terdiri dari cara pembuatan batik, sejarah batik, dan
motif-motif batik Ngawi berserta filosofinya. Materi-materi tersebut kemudian
digunakan untuk mengembangkan sebuah bahan ajar yang berbasis audio-visual atau
video pembelajaran. Dalam pembuatan video pembelajaran ini peneliti menggunakan
bantuan aplikasi Kinemaster.� Berikut
merupakan draft pengembangan produk.
Gambar 1
Pembukaan
video pembelajaran
Gambar 2
Materi
sejarah batik
Gambar 3
Materi
pembuatan batik
Gambar 4
Materi
motif batik
Gambar 5
Kuis
Gambar 6
Penutup
C. Hasil Kelayakan Produk
Data
kelayakan produk didasarkan dari penilaian beberapa ahli. Penilaian diperoleh
dari ahli media, ahli materi, dan ahli praktisi. Penilaian dari para ahli
dianalisis dan dihitung untuk didapatkan sebuah nilai dalam bentuk konversi
sebagai acuan menilai kualitas bahan ajar yang dikembangkan.
Aspek
media dari bahan ajar ini divalidasi oleh Ibu Anesa Surya, S.Pd., M.Pd
merupakan dosen PGSD UNS yang ahli dalam bidang media. Angket validasi terdiri
dari 23 item penilaian yang penyusunannya menggunakan skala 5 lalu dikonversi
ke dalam persentase.
Tabel 2
Hasil
validasi ahli media
Instrumen |
Rerata Skor |
Persentase |
Kategori |
Media |
101 |
87,82% |
Sangat
Baik |
Kategori
di atas diperoleh dengan perhitungan yang mengacu pada rumus yang dikemukakan
oleh Azwar, 2013:33.
Berikut ini merupakan kategori skor penilaian media.
Tabel 3
Kategori
penilaian ahli media pada draft bahan ajar motif batik ngawi berbasis audio visual
Aspek |
Interval
Skor |
Nilai |
Kategori |
Media |
X |
A |
Sangat Baik |
|
78,28 <� X |
B |
Baik |
|
59,72
< �X |
C |
Cukup |
|
41,36 <� X |
D |
Kurang Baik |
|
X |
E |
Tidak Baik |
Skor
dari validator media untuk bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah 101
dengan persentase 87,82% yang termasuk ke dalam kategori sangat baik dan layak
diuji cobakan dengan revisi.
Validasi
materi diberikan oleh Ibu Miyati Waluyo, S.Pd, beliau merupakan salah satu
pengrajin batik Ngawi yang memahami sejarah dan motif-motif batik Ngawi, serta
memahami proses pembuatan batik Ngawi. Angket validasi terdiri dari 25 item
penilaian yang penyusunannya menggunakan skala 5 lalu dikonversi ke dalam
persentase. Berikut adalah hasil validasi ahli materi.
Tabel 4
Hasil
validasi ahli materi
Instrumen |
Rerata Skor |
Persentase |
Kategori |
Materi |
105 |
84
% |
Baik |
Kategori
di atas diperoleh dengan perhitungan yang mengacu pada rumus yang dikemukakan
oleh Azwar, 2013:33.
Berikut ini merupakan kategori skor penilaian ahli materi.
Tabel 5
Kategori
penilaian ahli materi pada draft bahan ajar motif batik ngawi berbasis audio visual
Aspek |
Interval
Skor |
Nilai |
Kategori |
Materi |
X |
A |
Sangat Baik |
|
85,02 <� X |
B |
Baik |
|
64,8
<� X |
C |
Cukup |
|
44,94 <� X |
D |
Kurang Baik |
|
X |
E |
Tidak Baik |
Skor
dari validator materi untuk bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah 105
dengan persentase 84% yang termasuk ke dalam kategori baik dan layak diuji cobakan
dengan revisi.
Validasi
praktisi diberikan oleh Bapak Sudarmanto, S.Pd. Gr yang merupakan guru kelas 5
SDN Papungan I Kabupaten Ngawi. Angket validasi terdiri dari 25 item penilaian
yang penyusunannya menggunakan skala 5 lalu dikonversi ke dalam persentase.
Berikut adalah hasil validasi ahli praktisi.
Tabel 6
Hasil
validasi ahli praktisi
Instrumen |
Rerata Skor |
Persentase |
Kategori |
Praktisi |
99 |
79,2
% |
Baik |
Kategori
di atas diperoleh dengan perhitungan yang mengacu pada rumus yang dikemukakan
oleh Azwar, 2013:33.
Berikut ini merupakan kategori skor penilaian praktisi.
Tabel 7
Kategori
Penilaian Praktisi Pada Draft Bahan Ajar Motif Batik Ngawi Berbasis Audio-Visual
Aspek |
Interval
Skor |
Nilai |
Kategori |
Praktisi |
X |
A |
Sangat Baik |
|
85,02 <� X |
B |
Baik |
|
64,8
<� X |
C |
Cukup |
|
44,94 <� X |
D |
Kurang Baik |
|
X |
E |
Tidak Baik |
�����������
Skor
dari ahli praktisi untuk bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah 99 dengan
persentase 79,2 % yang termasuk ke dalam kategori baik dan layak diuji cobakan
dengan revisi. Berdasarkan hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan
praktisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar motif batik Ngawi berbasis
audio-visual yang peneliti kembangkan dapat dilanjutkan ke tahap uji terbatas.
Namun, sebelum diuji coba terbataskan perlu adanya beberapa perbaikan pada
bahan ajar ini.
D. Hasil Revisi Kelayakan
Produk
Revisi
draft media pembelajaran motif batik Ngawi berbasis audio-visual yang peneliti
lakukan mengacu pada masukan yang diberikan oleh ahli materi, ahli media, dan
praktisi. Berikut adalah masukan yang diberikan.
Tabel 8
Masukan
validator
No |
Validator |
Saran/masukan |
1 |
Media |
�
Ukuran
huruf diperbesar �
Animasi
menggunakan anak SD yang berseragam �
Lebih
menggunakan warna dan animasi yang menarik. �
Volume backsound supaya diperbesar. �
Pemberian
soal supaya lebih variatif seperti ada jeda setiap satu soal. �
Ada
bagian slide yang tulisannya putih sehingga tidak terlihat. |
2 |
Materi
|
� Mohon dibuat dengan animasi yang lebih menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu |
3 |
Praktisi |
�
Supaya
diberikan tujuan pembelajaran yang diharapkan. �
Alangkah
baiknya diberikan LKPD pada kotak deskripsi apabila diupload di Youtube. |
Peneliti
telah melakukan revisi terhadap draft media pembelajaran motif batik Ngawi
berbasis audio-visual berdasarkan saran dan masukan dari ahli media, ahli
materi, dan ahli praktisi.
E. Hasil Uji Coba Terbatas
Uji
terbatas dilakukan di SDN Papungan I Kabupaten Ngawi pada tanggal 7 November
dengan 8 orang peserta didik kelas V. Angket penilaian menggunakan skala likert
dengan memberi rentang skor pada setiap jawaban sesuai dengan skor penilaian
dari Sugiyono, 2015:135
dan kategori penilaian sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Azwar, 2013:33.
Tabel 9
Skala likert
Jawaban |
Skor |
Sangat
Setuju |
5 |
Setuju |
4 |
Kurang
Setuju |
3 |
Tidak
Setuju |
2 |
Sangat
Tidak Setuju |
1 |
Tabel 10
Kategori Penilaian
Peserta Didik Terhadap Bahan Ajar Motif Batik Ngawi Berbasis Audio Visual
Aspek |
Interval
Skor |
Nilai |
Kategori |
Peserta
didik |
X |
A |
Sangat Baik |
|
30,6 <� X |
B |
Baik |
|
23,4
<� X |
C |
Cukup |
|
16,2 <� X |
D |
Kurang Baik |
|
X |
E |
Tidak Baik |
Setelah
uji coba terbatas bahan ajar motif batik Ngawi berbasis audio-visual kepada 8
responden di SDN Papungan I, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 11
Hasil
respon peserta didik
Instrumen |
Rerata Skor |
Persentase |
Kategori |
Peserta
didik |
36,38 |
80,84
% |
Baik |
Skor dari ahli praktisi untuk
bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah 36,38 dengan persentase 80,84% yang termasuk ke dalam
kategori baik.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media pembelajaran motif batik ngawi berbasis audio visual sebagai media
pengenalan batik ngawi� di sekolah dasar.
Berdasarkan hasil yang didapat disimpulkan bahwa produk pembelajaran berbasis
audio-visual ini layak digunakan sebagai media pembelajaran motif batik Ngawi
di Sekolah Dasar. Penelitian dan pengembangan media ini utamanya berguna
sebagai pegangan guru dalam menjelaskan materi batik Ngawi kepada peserta
didik. Bagi peserta didik media pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
wawasan dan pemahaman terkait materi batik Ngawi.
Alamsyah. (2018). Kerajinan Batik dan Pewarnaan Alami.
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(2), 136�148. Google Scholar
Ananda, R. (2017). Penggunaan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SD Negeri
016 Bangkinang Kota. Jurnal Basicedu, 1(1), 21�30. Google Scholar
Azwar, S. (2013). Metode Penelitian (Second, p.
33). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karo-Karo S, I. R., & Rohani. (2018). Manfaat
Media Dalam Pembelajaran. AXIOM, 7, 91�96. Google Scholar
Kudiya, K. (2019). Kreativitas Dalam Desain Batik
(p. 2). ITB Press. Google Scholar
Lestari, S. D. (2012). Mengenal Aneka Batik. PT
Balai Pustaka. Google Scholar
Munawaroh, L. (2015). Pengaruh Media Animasi
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 5 Pada Konsep Sistem Peredaran Darah
Manusia. 1�171. Google Scholar
Nurhaida, I., Noviyanto, A., Manurung, R., &
Arymurthy, A. M. (2015). Automatic Indonesian�s Batik Pattern Recognition Using
SIFT Approach. Procedia Computer Science, 59(Iccsci), 567�576. Google Scholar
Rejeki, R., Adnan, M. F., & Siregar, P. S. (2020).
Pemanfaatan Media Pembelajaran pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 337�343. Google Scholar
Sa�diah, H. (2017). Pengaruh Penggunaan Media Animasi
Audio Visual Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas V MI
Al-Hikmah Jakarta. 118. Google Scholar
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (pp. 1�445). Alfabeta. Google Scholar
Sukardjo. (2010). Pengadministrasian Ujian dan
Pengolahan Skor.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan (8th ed., pp. 163�191). PT Remaja Rosdakarya.
Syahputra, R., & Soesanti, I. (2016). Application
of green energy for batik production process. Journal of Theoretical and
Applied Information Technology, 91(2), 249�256. Google Scholar
Yuanta, F. (2017). Pengembangan Media Audio Visual
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar. Ibriez : Jurnal
Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 2(2), 59�70. Google Scholar
Copyright holder: Ibrohim Fathurrosi,
Sri Marmoah, Sularmi, Tri
Wahyu Handono (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |