Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3 Maret 2022�����������������������������������������������������������������
PERAN ETIKA BISNIS DAN RELIGIUSITAS TERHADAP FRAUD RISK MANAGEMENT
Debby S Tendean
Dosen Sekolah Tinggi Theologia Global Glow Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak�
Penelitian ini
bertujuan mengetahui peran etika terhadap terjadinya fraud dalam sebuah
manajemen di dunia bisnis dan bagaimana peran agama terhadap terjadinya fraud
dalam sebuah managemen di dunia bisnis. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dari hasil pembahasan ditemukan bahwa etika bisnis dan religiusitas dengan
fraud risk managemen memiliki hubungan yang sangat erat untuk pencegahan
terjadi fraud dalam sebuah managemen di dunia bisnis adalah dilakukannya ajaran
agama dengan maksimal dan benar maka tidak akan terjadi fraud dalam dunia
bisnis.
Kata kunci: Etika Bisnis, Religiusitas, Fraud Risk
Managemen
Abstract
��Bisnis
adalah kegiatan memproduksi dan menjual barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan masyarakat. Pemikiran
tentang bisnis yang ideal adalah tujuan bisnis seharusnya tidak untuk mencari
keuntungan,walaupun keuntungan tersebut perlu didapat sebagai imbalan yang
wajar bagi pemilik usaha agar bisnis dapat terus berlangsung. Keuntungan seharusnya di
pandang sebagai dampak yang wajar dari kegiatan bisnis dan bukan tujuan utama. Dasar pemikiran adalah bahwa
bisnis merupakan pertukaran diantara pihak-pihak yang terlibat.Kegiatan bisnis
terjadi karena keinginan untuk saling memenuhi kebutuhan hidup masing-masing
dan masing-masing pihak memperoleh dari proses tersebut.
�� Bisnis memiliki aturan dan etika untuk
memajukan usaha dan perusahaan yang telah dikelola. Sebuah usaha akan maju
atau berkembang jika pengelolaan bisnis memiliki etika yang baik dan mampu
melayani para konsumen atau rekan kerjanya,rekan bisnisnya dengan sangat baik. Selain baik hati contoh
etika bisnis yang wajib pertama kali dimiliki adalah kejujuran. Selain baik hati dan
jujur dan masih banyak lagi etika bisnis yang wajib dimiliki. Etika bisnis merupakan
cara menjalankan kegiatan bisnis yang mencakup segala aspek dan berkaitan
dengan individu,industri,perusahaan serta masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan agar
dapat menjalankan bisnis secara adil sesuai dengan hukum yang sudah berlaku. Hal ini untuk menjaga
agar tidak terjadi Fraud Risk Management yang sering terjadi dilakukan oleh
pengusaha atau pekerja sehingga religiusitas perlu dilakukan dan punya peran
penting sebagai dasar seorang pengusaha atau pekerja untuk menghindari suap
dari rekan bisnis.
Metode Penelitian
��Penelitian
menggunakan
jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan
studi kasus.Tempat penelitian di Jakarta.Yang menjadi Subjek penelitian adalah pengusaha
dibidang perkapalan dan karyawan perkapalan .Objek penelitian
adalah peran etika bisnis dan
religiusitas terhadap fraud risk managemen.Teknik pengumpulan data yang
digunakan
adalah
observasi,wawancara
dan
dokumentasi.Deskriptif kualitatif
merupakan
teknik
analisis data
yang memanfaatkan data
kualitatif sebagai keabsahan
data dan dijabarkan
secara deskriptif menggunakan triangulasi
sumber.
Hasil dan Pembahasan
A.
Etika
secara umum
1.
Etika
Etika
adalah cabang filasafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia. (K.Bartens, 2000b)
Dengan kata lain,etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan
dan standar moral masyarakat. (K.Bartens, 2000a)
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang dalam bentuk jamak berarti
��adat istiadat��atau kebiasaan.Dalam pengertian etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik,baik pada seseorang maupun masyarakat atau kelompok
masyarakat.Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai,tata cara hidup yang
baik aturan yang baik dan segala kebebasan yang dianut dan di wariskan dari
satu orang ke orang lain atau satu generasi ke generasi yang lain.Kebiasaan ini
selalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah
kebiasaan (K.Bartens, 2000b)� Etika merupakan pernyataan benar atau salah
yang menentukan perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral,baik
atau buruk,pernyataan etika ini kemudian dituangkan dalam bentuk
prinsip-prinsip etika secara normative di pergunakan untuk membimbing tindakan
seseorang menjadi perilaku yang bermoral.
2.
Etika
Bisnis
���� Keberadaan
etika bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika pribadi dan etika sosial pada
diri seseorang. Etika
bisnis tergolong dalam etika normatif dan merupakan bentuk etika terapan
terdapat banyak definisi atau pengertian dari etika bisnis diantaranya yaitu
bisnis yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut
dipadukan yaitu etika bisnis maka dapat di definisikan sebagai suatu tata cara
yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis, dimana dalam tatacara
tersebut mncakup segala macam aspek, baik
dari individu, institusi, kebijakan serta perilaku
berbisnis. Dalam
menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: (Boone Kurtz, 2002)
1. Pengendalian
diri (self
control) 2. Pengembangan
tanggungjawab sosial perusahaan. 3. Mempertahankan jati diri
dan tidak mudah untuk terombang-ambingkan oleh pesatnya perkembangan IPTEK. 4. Menciptakan persaingan
sehat. 5. Menghindari Sifat KKN (Kolusi,Korupsi,dan
Nepotisme) yang
merusak tatanan moral. 6. Perlu adanya sebagian
etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan
maupun perundang-undangan.
�Etika
bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normative
kedalam perilaku bisnis. Dalam
hal ini etika bisnis berperan sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya
suatu tindakan yang lakukan korporasi dalam menjalankan bisnisnya.
Peter
Pratley dalam bukunya ��The Essence of Business Ethics�� menulis� Etika bisnis menganut metode-metode dan
tujuan etika normatif terhadap kebutuhan �kebutuhan spesifik suatu jenis
pertimbangan moral tertentu, yaitu
pertimbangan yang menyangkut kebijakan bisnis. Etika bisnis adalah suatu
ilmu untuk mengetahui baik atau buruk,benar atau salah dari perilaku manusia
dalam konteks bisnis. (Agoes & Ardana, 2009)
3.
Prinsip-prinsip
dan Manfaat Etika Bisnis
Etika
bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Ada empat prinsip yang
dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis (Sonny
Keraf) (J.Verkuly, 1996)
antara lain:
1) Prinsip-prinsip
menguntungkan
2) PrinsipKejujuran
3) Prinsip
Keadilan,
4) Prinsip
Integritas Moral.
��� Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada
upaya mencari cara untuk ����menyelaraskan kepentingan
strategis suatu bisnis dengan tuntunan moralitas.
4.
Tujuan
Etika Bisnis
Adapun
tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis
seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Ada beberapa tujuan
pelaku bisnis merupakan etika dalam menjalankan aktifitasnya antara lain.
1) Meningkatkan
keunggulan bersaing
2) Melindungi
kebebasan berbisnis
3) Mengurangi
biaya
4) Menghindari
sengketa sanksi sosial
5.
Relevansi
Etika dan Bisnis
Sebagian
besar pebisnis beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis
tidak perlu mengindahkan aturan-aturan,norma-norma serta nilai-nilai moral yang
berlaku dalam bisnis karena bisnis merupakan satu persaingan,sehingga pelaku
bisnis harus memfokuskan diri berusaha dengan berbagai cara agar bisa menang
dalam persaingan bisnis yang ketat.Salah satu argument mengapa etika penting
bagi aktivitas bisnis adalah dengan secara sederhana menunjukan bahwa etika
seharusnya menjadi pedoman bagi seluruh kegiatan sukarela dari manusia,maka
etika seharusnya menjadi pedoman bagi bisnis.
6.
Bisnis
Secara Umum
1)
Bisnis
Bisnis
adalah kegiatan ekonomis yang didalamnya terjadi kegiatan tukar� menukar,jual beli,memproduksi-memasarkan,bekerja-mempekerjakan
dan interaksi manusiawi,dengan maksud memperoleh untung.(K.Bartens, 2000b)
Dalam ilmu ekonomi bisnis yaitu suatu organisasi yang menjual barang atau
layanan pada customer atau bisnis lainnya,untuk memperoleh laba.Secara historis
kata bisnis berasal dari Bahasa Inggris,busy yang bermakna�� sibuk�� dalam
konteks individu,komunitas,maupun masyarakat.Dalam artian sibuk mengerjakan
serta pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
2)
Pentingnya
Bisnis dalam meningkatkan Pendapatan
���� Semua manusia mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda dan kebutuhan harus dipenuhi,yaitu berupa akan makanan,pakaian dan
perumahan dalam istilah populernya,kebutuhan akan sandang pangan dan papan
mulai dari bentuk sederhana sampai bentuk yang mewah,canggih dan sangat mahal
dengan segala perlengkapannya.Semua kebutuhan ini dipenuhi melalui kegiatan
bisnis.Dalam zaman modern sekarang ini dunia bisnis sangat kompleks dan
membutuhkan banyak waktu buat mereka yang ingin mempelajari secara mendalam.Apa
yang �maksud �dengan bisnis sudah banyak di ungkapkan oleh
berbagai ahli.Melihat asal kata Bisnis berasal dari bahasa Inggris yang berarti
urusan atau usaha yang sangat menyibukan.��
B.
Religiusitas
1.
Religiusitas
Religiusitas
merupakan kata kerja dari religion(Agama).Agama dianggap sebagai kata yang
berasal dari bahasa sansekerta yang artinya ��tidak kacau��. Agama diambil dari dua
akar suku kata yaitu a yang artinya ��tidak�� dan gama yang berarti
��kacau��hal ini mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang
mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Dan makna khusus kata
region berasal dari bahasa latin religion yang akar katanya adalah religere
yang artinya mengikat. (Arijanto, 2011)
Karena itu agama mengandung� arti ikatan
yang harus di pegang dan dipatuhi manusia. Dalam studi agama istilah
religius dibedakan dari istilah religiusitas. Agama adalah keyakinan
tetapi reliiusitas lebih tentang apresiasi kualitas dan kehidupan sikap
individu, berdasarkan
nilai-nilai agama yang menjadi keyakinan mereka. Baik itu Islam, Kristen, Budha, Hindu dan yang lain
mengajarkan hidup dalam kejujuran dan kebenaran.
2.
Fraud
Fraud
dapat diterjemahkan dan diartikan sebagai berikut: Suatu perbuatan sengaja
untuk menipu atau membohongi,suatu tipu daya atau cara-cara yang tidak jujur
untuk mengambil atau menghilangkan uang atau harta hak yang sah milik orang
lain baik karena tindakan atau dampak yang fatal dari tindakan itu sendiri. (Peter Pratley, 1997) Association of Certified
Fraud Examiner (ACFE) mendefinisikan fraud sebagai �� setiap tindakan tidak sah
yang ditandai dengan tindakan tidak jujur untuk penggelapan atau pelanggaran
akan kepercayaan. Tindakan
ini tergantung apakah dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik ataupun ancaman
kekerasan yang dilakukan oleh perorangan dan organisasi untuk memperoleh uang, properti atau jasa dengan
cara menghindari pembayaran atau kerugian atau kenyamanan pribadi dan atau
keuntungan bisnis. (Peter Pratley, 1997) Fraud memberikan dampak
negative yang besar bagi masyarakat di suatu negara. Dampak negative yang
diderita akibat fraud baik yang terjadi di organisasi bisnis maupun lembaga pemerintahan.
3.
Fraud
Risk Management
Manajemen
resiko didefinisikan sebagai ��proses pemahaman dan mengelola risiko untuk
memastikan seluruh pelaku bisnis pasti tunduk pada upaya untuk mencapai tujuan
perusahaannya��(CIMA Official Terminologi,2005) (A.S.Keraf, 1995) Dalam organisasi,risiko
adalah peristiwa potensial yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen
risiko adalah tentang memahami sifat dari peristiwa semacam ini dan dimana
mereka jika terjadi ancaman, membuat
rencana positif untuk memitigasi ancaman tersebut.Fraud merupakan risiko utama
yang mengancam bisnis tidak hanya dalam hal kesehatan keuangan tetapi juga
citra perusahaan.
4.
Kajian
Pencegahan Fraud Risk Manajemen
Hasil
dari kajian pencegahan Fraud risk Management dalam sebuah perusahaan adalah
Budaya kerja.
Dari
hasil kajian tersebut ditemukan bahwa pencegahan Fraud dalam sebuah perusahaan
berdasarkan Budaya Kerja memberikan Value atau nilai:
1. Fraud
Prefention sebesar 59% artinya adanya pengendalian Intern yang dilakukan
perusahaan.
2.
Fraud detection sebesar
23% artinya memiliki tatakelola perusahaan yang ���jujur.
3. Fraud
Deterence 10% artinya adanya soft control yaitu penciptaan lingkungan kerja
yang baik
4. Fraud
respon 9% artinya adanya menciptakan budaya sehat dan jujur terbuka dan saling
tolong- menolong
5. Pencegahan
Fraud� yang mampu mengkomunikasikan kode
etik 19% yaitu menegak aturan yang dapat dipahami dan di mengerti oleh
pengusaha dan pekerja. Dari
kajian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pencegahan Fraud dapat dilakukan
dengan meningkatkan budaya kerja yang jujur dan tatakelola perusahaan dengan
baik dan benar.
5.
Hasil
Kajian Peran Etika Bisnis dan Religiusitas terhadap Fraud Risk Managemen.
Berdasarkan
data dari subjek yang diteliti maka dihasilkan korelasi antara Peran Etika
Bisnis dengan Religiusitas terhadap Fraud Risk Management dengan menghasilkan
data sebesar 73,1% yaitu menunjukkan cukupnya korelasi yang terjadi antara
peran etika bisnis dalam religiusitas terhadap fraud risk manajemen.Dalam hal
ini maka semakin meningkatnya penolakan terhadap suap maupun korupsi terhadap
pelaksanaan bisnis.
Untuk
mengetahui korelasi antara peranan etika bisnis dengan fraud risk manajemen
didapat angka sebesar 80,8% angka ini memberikan indikasi bahwa begitu kuat
korelasi antara peran etika bisnis dalam peningkatan tidak menerima suap atau
korupsi dalam pelaksanaan bisnis sehingga resiko pengusaha� dalam pelanggaran hukum dapat ditekan.Dari
kedua temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha dan pekerja menyadari
bahwa ajaran agama yang benar akan menghasil iman yang militan sehingga tidak
lagi mau untuk di suap atau korupsi dalam menjalankan bisnis atau pekerjaan
yang di percayakan.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil penelitian yang tergambar pada diagram dan hasil kajian diatas maka di ketahui
bahwa terdapat peran penting dan signifikan Religiusitas pengusaha untuk
menekan akan peningkatan Fraud Risk Management atas usaha-usaha yang
terlaksana.Berdasarkan dari seluruh teori pendapat dan ajaran agama yang dianut
oleh pengusaha dan pekerja yang menjadi dasar untuk menekan tindakan melawan
hukum.Dan akhirnya dari semua proses dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan triagulasi sumber dapat
ditarik kesimpulan bahwa peran etika bisnis dan religiusitas memegang peranan
penting dan berdampak positif dalam pencegahan peningkatan Fraud Risk
Management.
Kesimpulan
�Berdasarkan
temuan penelitian dan pembahasan hasil yang diperoleh dari kajian data yang
ditentukan terhadap objek yang dikemukakan peneliti maka dapat diambil
kesimpulan bahwa
peran etika bisnis dan religiusitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pencegahan fraud risk management.
Adanya
pengaruh positif antara religiusitas yang berada dalam kehidupan pengusaha dan pekerja dan
etika yang aktif maka resiko suap dalam usaha bisnis akan menurun
secara positif. Adanya Budaya kerja yang
mengutamakan.
Pendekatan
secara prefentif, respon dan tatakelola
bisnis yang baik maka suap dan korupsi tidak akan terjadi.
BIBLIOGRAFI
A.S.Keraf.
(1995). Bisnis. Jakarta: Gramedia. Google Scholar
Agoes, Sukrisno, & Ardana, I. Cenik. (2009). Etika Bisnis Dan
Profesi: Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Penerbit Salemba. Google Scholar
Arijanto, Agus. (2011). Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis: Cara Cerdas
Dalam Memahami Konsep Dan Faktor-Faktor Etika Bisnis Dengan Beberapa Contoh
Praktis. Rajawali Pers. Google Scholar
Boone Kurtz. (2002). Pengantar Bisnis. Erlangga. Google Scholar
J.Verkuly. (1996). Etika Kristen Bagian Umum. Jakarta: Bpk Gunung
Mulia. Google Scholar
K.Bartens. (2000a). Pengantar Etika Bisnis. Kanisius. Google Scholar
K.Bartens. (2000b). Pengantar Etika Bisnis. Kanisius. Google Scholar
Peter Pratley. (1997). The Essence Of Business. New York. Google Scholar
Copyright holder: Debby S Tendean (2022) |
First publication
right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |