Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3 Maret 2022
STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN KEUNGGULAN BERSAING PADA
USAHA MIKRO DALAM PERSPEKTIF USAHA DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG
Syarifuddin
Sulaiman
Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Permasalahan pemberdayaan dan keunggulan bersaing pada usaha mikro
telah menjadi issue klasik dikalangan praktisi maupun akademisi. Issue yang mengemuka tentang industri tersebut yaitu tantangan internal maupun eksternal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam meningkatkan kualitas pemberdayaan
serta untuk merumuskan strategi keunggulan bersaing yang tepat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan untuk kualitatif
adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang
digunakan yaitu analisis SWOT. Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Enrekang, dengan melibatkan lima
informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa faktor
kunci, faktor pertama, pemberdayaan dalam mengembangkan jenis inovasi dengan
meningkatkan kualitas produksi; faktor kedua, pemberdayaan dalam mempertahankan
orisinalitas rasa dan ciri khas produk dangke serta menghasilkan produk-produk
turunan yang sesuai dengan tren kuliner; faktor ketiga, pemberdayaan dalam
meningkatkan saluran promosi yang memiliki potensi market share yang
besar; faktor keempat, pemberdayaan dalam meningkatkan penawaran produk-produk
dengan kemasan dan kualitas yang memadai agar bisa bersaing; dan faktor kelima,
pemberdayaan dalam mempertahankan dan berupaya meningkatkan loyalitas
konsumen.Strategi strength-opportunity sebagai pemilihan strategi yang
tepat bagi perusahaan namun tetap memperhatikan dan mencermati setiap kelemahan
maupun ancaman dari faktor eksternal.
Kata Kunci: pemberdayaan;
keunggulan bersaing; usaha mikro
Abstract
The problem of empowerment and competitive advantage in micro businesses
has become a classic issue among practitioners and academics. Issues that have
surfaced regarding the industry are internal and external challenges. This
study aims to identify the factors in improving the quality of empowerment and
to formulate an appropriate competitive advantage strategy. This research uses
a qualitative approach. The method used for qualitative is in-depth interviews,
observation and documentation. The analysis technique used is the SWOT
analysis. This research was conducted in Enrekang
District, involving five key informants. The results of this study indicate
several key factors, the first factor, empowerment in developing types of
innovation by increasing the quality of production; the second factor,
empowerment in maintaining originality of taste and characteristic of dangke products and producing derivative products that are
in line with culinary trends; the third factor, empowerment in increasing
promotion channels that have a large market share potential; the fourth factor,
empowerment in increasing the supply of products with adequate packaging and
quality in order to compete; and the fifth factor, empowerment in maintaining
and trying to increase consumer loyalty. The strength-opportunity strategy is
the selection of the right strategy for the company but still pays attention to
and pays close attention to any weaknesses and threats from external factors.
Keywords: empowerment; competitive
advantage; micro business
Pendahuluan
Permasalahan
pemberdayaan dan keunggulan bersaing pada industri mikro telah menjadi isu
prioritas bagi para praktisi maupun akademisi (Usaha, Kecil, Kandri, Gunungpati, & Semarang, 2019). Isu
yang mengemuka tentang industri tersebut yaitu tantangan internal maupun
eksternal (Irawan, Kestrilia Rega Prilianti, & Melany, 2020).
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menjelaskan beberapa isu
penting bagi industri mikro yaitu pengelolaan usaha yang masih tradisional,
terbatasnya SDM yang berkualitas, terbatasnya kemampuan manajemen dan
penggunaan teknologi informasi modern, kemampuan pemasaran dan akses informasi
yang terbatas, legalitas formal dan perlindungan usaha yang belum memadai, dan
terbatasnya akses kredit kepada lembaga pembiayaan (Maiti & Bidinger, 1981; dan Sunariani et al., 2017).
Industri makanan
merupakan salah satu bagian dari industri mikro, telah mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat diatas pertumbuhan sektor manufaktur. Pada tahun 2017
pada triwulan III, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 9,46%. Industri
tersebut juga mampu berkontribusi terhadap PDB industri nonmigas pada tahun
2017 sebesar 34,95%, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan industri
lainnya (Badan Pusat Statistik, 2018). Pertumbuhan sektor kuliner
dapat ditinjau dari nilai investasi pada tahun 2018 meningkat sebesar Rp 56,20
triliun (Kementrian Perindustrian, 2018), kemudian pada proyeksi
pertumbuhan nonmigas di tahun 2019, sektor kuliner diprediksi akan tumbuh
sebesar 9,86%. Kontribusi PDB sektor tersebut lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan besar. Sektor kuliner juga terbukti mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 42,5 persen (Lewaherilla et al., 2020; dan Fitriadi et al., 2021).
Berdasarkan data
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan (Bank
Indonesia, 2018), bahwa beberapa daerah telah menetapkan strategi
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Kabupaten Enrekang sebagai
salah satu daerah potensial di Sulawesi Selatan telah ditetapkan sebagai daerah
agrowisata karena terkenal sebagai penghasil komoditas pertanian unggulan.
Penerapan strategis tersebut menjadikan Kabupaten Enrekang berpeluang untuk
mendorong industri lainnya seperti industri makanan (kuliner) khususnya dangke (keju) telah menjadi makanan
tradisional yang terkenal (Selatan, Abduh, Mallawangeng, & Tang, 2019; Studi Agribisnis,
Pertanian, & dan Perikanan, 2020). Dinas
Peternakan Jawa Barat telah meliris temuan bahwa sebanyak 52 persen produk
makanan olahan susu (keju) paling diminati oleh konsumen.
Temuan Gianyar (2019) dan Widowati et al. (2018) mengenai makanan tradisional menyatakan
bahwa kendala utama atau masalah klasik yaitu rendahnya pemberdayaan terhadap
pengusaha-pengusaha mikro untuk meningkatkan kinerja penjualan. Fakta menunjukkan
bahwa hambatan terbesar yang dihadapi pelaku usaha dangke yaitu sulitnya memasarkan makanan tradisional tersebut,
sehingga daya saingnya relatif rendah (Kristiana, Suryadi, & Sunarya, 2018).
Berbagai hambatan baik dari sisi kemasan, biaya produksi, dan jangka waktu
produksi serta hambatan lainnya. Hambatan yang sering dialami oleh pengusaha
makanan yaitu masalah kemasan yang tidak memiliki daya saing, hal ini sesuai
dengan temuan Syarifudin et al. (2017)
bahwa kemasaran produk makanan sangat mempengaruhi tingkat penjualan.
Hambatan lainnya
yang dialami oleh industri makanan yaitu tingginya biaya produksi dan lama
waktu memproduksi, hal ini disebabkan oleh faktor faktor eksternal seperti
biaya pengiriman yang tinggi, fluktuasi harga bahan baku, dan fluktuasi harga
bahan bakar minyak (Fajri, 2018; Sari, 2018; Setiawan et al., 2020;
dan Zahrulianingdyah, 2018). Hambatan berikutnya yaitu kendala
promosi, banyak pengusaha yang masih mengandalkan pemasaran konvensional yang
memiliki banyak keterbatasan (Harsana, Baiquni, Harmayani, & Widyaningsih, 2019).
Hambatan terakhir yaitu keterbatasan SDM, sehingga mereka sangat membutuhkan
pembelajaran inovasi dan manajemen tentang kewirausahaan (Abubakar & Palisuri, 2018; Hamdani & Willy,
2020; dan Pakpahan & Kristiana, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor dalam meningkatkan kualitas pemberdayaan serta
untuk merumuskan strategi keunggulan bersaing yang tepat.
Metode Penelitian
Identifikasi
faktor-faktor dalam meningkatkan kualitas pemberdayaan serta strategi
keunggulan bersaing dianalisis menggunakan teknik SWOT, dimana faktor yang akan
diprioritaskan berdasarkan perbandingan berpasangan dan matriks peluang,
kemudian pentingnya setiap faktor atas faktor-faktor lain baik faktor internal
(kekuatan dan kelemahan,) maupun eksternal (peluang dan ancaman) (DeMaria, 2020). Alternatif-alternatif strategis berdasarkan
faktor-faktor yang diprioritaskan menggunakan matriks TOWS (Irfan et al., 2020). Analisis
SWOT sebagai salah satu
teknik analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi strategi yang tepat
(Madurai Elavarasan, Afridhis, Vijayaraghavan, Subramaniam, &
Nurunnabi, 2020).
Analisis SWOT merupakan alat pendukung dalam pengambilan keputusan yang
penting, dan umumnya digunakan untuk menganalisis altenatif strategi secara
sistematis dengan mengidentifikasi faktor lingkungan internal maupun eksternal.
Kekuatan dan kelemahan diidentifikasi oleh penilaian internal pelaku
usaha mikro dan peluang dan ancaman oleh penilaian eksternal.
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor SWOT, kemudian strategi dikembangkan
untuk membangun kekuatan, menghilangkan kelemahan, memanfaatkan peluang atau
meminimalisir dampak ancaman (Mallick, Rudra, & Samanta, 2020).
Selama beberapa
dekade terakhir, telah ditetapkan bahwa ciri strategi yang baik yaitu dengan
memastikan kesesuaian antara situasi eksternal yang dihadapi usaha mikro
(ancaman dan peluang) dan kualitas atau karakteristik internalnya (kekuatan dan
kelemahan) (Rocha & Caldeira-Pires, 2019).
Aplikasi lain digunakan untuk mendapatkan hasil maksimal dari analisis SWOT
dalam proses perencanaan strategi lebih lanjut, seperti matriks TOWS, yang
dapat membantu secara sistematis dalam mengidentifikasi hubungan antara
ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan, serta mampu menampilkan matriks
strategis untuk menghasilkan strategi berdasarkan hubungan dari faktor internal
maupun eksternal (Li et al., 2020; dan Namugenyi et al., 2019).
Pelaku usaha mikro dapat pula mengidentifikasi faktor-faktor positif dan
negatif dan kemudian mengadopsi strategi yang sesuai dengan faktor-faktor
tersebut.
Hasil dan Pembahasan
Internal Factors Analysis
Summary (IFAS) sebagai hasil
analisis dari berbagai faktor internal yang mempengaruhi strategi pemberdayaan
Usaha Skala Mikro di Enrekang
Sulawesi Selatan, faktor-faktor strategis
internal disusun untuk merumuskan faktor- faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Hasil identifikasi kekuatan pemberdayaan Usaha Skala
Mikro di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan: (1) harga
produk terjangkau untuk semua segmen;
(2) pilihan rasa yang variatif;
(3) cita rasa unik dan berkualitas; (4) telah dikenal luas oleh masyarakat; (5) tempat yang strategis; (6) bersikap ramah; (7) konsep pengolahan yang alami; (8) ciri khas daerah;
(9) bahan baku mudah dan sesuai standar; (10) pasokan persediaan bahan baku; (11) kandungan gizi tinggi; dan (12) menerapkan pemasaran online. Berikut ini hasil
identifikasi kelemahan pemberdayaan Usaha Skala Mikro di
Enrekang Sulawesi Selatan: (1) modal usaha yang terbatas; (2) teknologi masih konvensional; (3) kompetensi sumber daya manusia
yang rendah; (4) rendahnya literasi keuangan; (5) kemasan tidak menarik;
(6) minim inovasi; dan (7) promosi
masih tradisional.
External
Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai hasil analisis dari berbagai faktor eksternal yang
mempengaruhi strategi pemberdayaan Usaha Skala Mikro di Enrekang Sulawesi
Selatan, faktor-faktor strategis eksternal disusun untuk merumuskan faktor-
faktor eksternal dalam kerangka opportunities dan threaths.
Berikut ini hasil identifikasi peluang pemberdayaan Usaha Skala Mikro di
Enrekang Sulawesi Selatan: (1) peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2)
pertumbuhan ekonomi daerah; (3) politik, hukum dan sosial kondusif dan aman;
dan (4) permintaan produk dangke yang stabil. Berikut ini hasil identifikasi
ancaman pemberdayaan Usaha Skala Mikro di Enrekang Sulawesi Selatan: (1)
bencana alam; dan (2) produk saingan yang lebih murah. Setelah faktor internal
dikelompokkan menjadi kekuatan dan kelemahan, dan faktor eksternal
dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman, langkah selanjutnya adalah melakukan
pembobotan IFAS dan EFAS. Penilaian bobot IFAS dan EFAS menjadi hal penting dalam proses analisis SWOT dengan hasil
rekapitulasi matriks IFAS sebagai berikut.
Tabel 1
Hasil IFAS
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Total |
Harga produk
terjangkau untuk semua segmen |
0,057 |
3,4 |
0,20 |
Pilihan rasa yang variatif |
0,058 |
3,4 |
0,20 |
Cita rasa unik dan berkualitas |
0,062 |
3,6 |
0,22 |
Telah dikenal luas oleh masyarakat |
0,056 |
3,3 |
0,19 |
Tempat yang strategis |
0,059 |
3,5 |
0,21 |
Bersikap ramah |
0,059 |
3,5 |
0,21 |
Konsep pengolahan yang alami |
0,060 |
3,6 |
0,21 |
Ciri khas daerah |
0,059 |
3,5 |
0,21 |
Bahan baku mudah dan sesuai standar |
0,057 |
3,4 |
0,20 |
Pasokan persediaan bahan baku |
0,062 |
3,6 |
0,22 |
Kandungan gizi tinggi |
0,063 |
3,7 |
0,23 |
Menerapkan pemasaran online |
0,062 |
3,7 |
0,23 |
Total
Skor Kekuatan |
|
|
2,53 |
Kelemahan |
|
|
|
Modal usaha yang terbatas |
0,038 |
2,2 |
0,08 |
Teknologi
masih konvensional |
0,042 |
2,5 |
0,10 |
Kompetensi
sumber daya manusia yang rendah |
0,041 |
2,4 |
0,10 |
Rendahnya
literasi keuangan |
0,042 |
2,5 |
0,10 |
Kemasan
tidak menarik |
0,041 |
2,4 |
0,10 |
Minim inovasi |
0,042 |
2,5 |
0,10 |
Promosi
masih tradisional |
0,039 |
2,3 |
0,09 |
Total
Skor Kelemahan |
|
|
0,68 |
∑ IFAS |
1 |
59,160 |
3,21 |
Setelah
mengindentifikasi berbagai peluang dan ancaman maka berikut ini hasil
rekapitulasi matriks EFAS.
Tabel 2
Hasil EFAS
Peluang |
Bobot |
Rating |
Total |
Peningkatan
kesejahteraan masyarakat |
0,185 |
3,6 |
0,67 |
Pertumbuhan
ekonomi daerah |
0,189 |
3,7 |
0,70 |
Politik,
hukum dan sosial kondusif dan aman |
0,181 |
3,5 |
0,64 |
Permintaan
produk dangke yang stabil |
0,185 |
3,6 |
0,67 |
Total Skor Peluang |
|
|
2,66 |
Ancaman |
|
|
|
Bencana alam |
0,127 |
2,5 |
0,32 |
Produk saingan yang lebih murah |
0,133 |
2,6 |
0,35 |
Total Skor Ancaman |
|
|
0,66 |
∑ EFAS |
1 |
19,480 |
3,32 |
Merujuk pada
hasil analisis tabel 1 dan 2 dalam perhitungan strateginya memerlukan penegasan
dari adanya posisi dalam diagram yaitu antara kekuatan dan kelemahan, hal yang
sama berlaku pada peluang dan ancaman yang keseluruhan digambarkan dalam
garis-garis positif dan negatif. Dalam penentuan koordinat, dapat dilakukan
berdasarkan perhitungan sebagai berikut: (a) Koordinat Analisis Internal (Skor
total kekuatan�skor total kelemahan) = (2,53� 0,68) : 2 = 0,93; (b) Koordinat
Analisis Eksternal (Skor total peluang�skor total ancaman) = (2,66 � 0,66) : 2
= 1,00. Berdasarkan hasil di atas dapat di tentukan titik koordinat teletak
pada (0,93 : 1,00).
Weakness Opportunities Strength Threat 0,93 : 1,00
Gambar 1
TOWS Positioning
Posisi strategi
pemberdayaan Usaha Skala Mikro di Enrekang Sulawesi Selatan berada pada kuadran
I yang berarti pada posisi pertumbuhan, dimana hal ini menunjukan kondisi
internal yang kuat dan kondisi ekternal yang mendukung peningkatan kualitas
pemberdayaan. Berdasarkan kekuatan relatif relasi, maka relasi sintesis
dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 2
Matrix IFAS �
EFAS SWOT
Kesimpulan
Strategi yang
sebaiknya dilakukan Usaha Skala Mikro yang berada pada bagian ini, yaitu
strategi tumbuh dan membangun. Penerapan strategi Growth and Build dapat berupa strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan
pasar, dan pengembangan produk atau strategi integrative seperti integrasi ke belakang, integrasi ke
depan dan integrasi horizontal. Strategi yang sebaiknya dilakukan bagi Usaha
Skala Mikro adalah strategi pertumbuhan, yaitu desain strategi untuk mencapai
pertumbuhan, baik penjualan, profit, maupun kombinasi dari ketiganya.
Dengan
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau
jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Upaya menurunkan harga
dapat dilakukan dengan meningkatkan pengendalian biaya (efisiensi) terutama
pada biaya-biaya variabel. Penurunan harga akan mempengaruhi peningkatan profit
dan peningkatan daya saing.
Beberapa faktor
kunci, faktor pertama, pemberdayaan dalam mengembangkan jenis inovasi dengan
meningkatkan kualitas produksi; faktor kedua, pemberdayaan dalam mempertahankan
orisinalitas rasa dan ciri khas produk dangke serta menghasilkan produk-produk
turunan yang sesuai dengan tren kuliner; faktor ketiga, pemberdayaan dalam
meningkatkan saluran promosi yang memiliki potensi market share yang
besar; faktor keempat, pemberdayaan dalam meningkatkan penawaran produk-produk
dengan kemasan dan kualitas yang memadai agar bisa bersaing; dan faktor kelima,
pemberdayaan dalam mempertahankan dan berupaya meningkatkan loyalitas konsumen.
Strategi strength-opportunity sebagai pemilihan strategi yang tepat bagi
perusahaan namun tetap memperhatikan dan mencermati setiap kelemahan maupun
ancaman dari faktor eksternal.
Abubakar, Herminawaty, & Palisuri,
Palipada. (2018). Karakteristik Wirausaha terhadap Keberlanjutan Industri
Kuliner Tradisional. Prosiding Seminar Nasional: Manajemen, Akuntansi, Dan
Perbankan, 1(1), 403�410. Google Scholar
DeMaria, Eric J. (2020). A strategic SWOT
analysis of ASMBS and our specialty with implications for our future. Surgery
for Obesity and Related Diseases, 16(12), 1885�1892.
https://doi.org/10.1016/j.soard.2020.08.003 Google Scholar
Fajri, Ilham. (2018). Strategi Peningkatan
Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di
The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa. THE Journal : Tourism and
Hospitality Essentials Journal, 8(1), 45.
https://doi.org/10.17509/thej.v8i1.11689 Google Scholar
Fitriadi, Yohan, Novita, Wellia, &
Kelana, Adjie Surya. (2021). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kuliner di Kota Padang. 10(1), 65�74. Google Scholar
Gianyar, D. I. Kabupaten. (2019). Pusat
Kuliner Tradisional Khas Bali. 11(April), 57�63. Google Scholar
Hamdani, Deni, & Willy, Siska. (2020). Manajemen
Perubahan : Kuliner Makanan Tradisional Umkm Dawet Desa Sangkanhurip
Kabupaten Bandung. 04(02), 417�422. Google Scholar
Harsana, Minta, Baiquni, Muhammad,
Harmayani, Eni, & Widyaningsih, Yulia Arisnani. (2019). Potensi Makanan
Tradisional Kue Kolombeng Sebagai Daya Tarik Wisata Di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Home Economics Journal, 2(2), 40�47.
https://doi.org/10.21831/hej.v2i2.23291 Google Scholar
Irawan, Paulus Lucky Tirma, Kestrilia Rega
Prilianti, & Melany. (2020). Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Melalui Implementasi E-Commerce di Kelurahan Tlogomas. Jurnal SOLMA, 9(1),
33�44. https://doi.org/10.29405/solma.v9i1.4347 Google Scholar
Irfan, Muhammad, Hao, Yu, Panjwani, Manoj
Kumar, Khan, Danish, Chandio, Abbas Ali, & Li, Heng. (2020). Competitive assessment
of South Asia�s wind power industry: SWOT analysis and value chain combined
model. Energy Strategy Reviews, 32(August), 100540.
https://doi.org/10.1016/j.esr.2020.100540 Google Scholar
Kristiana, Yustisia, Suryadi, Michael
Thomas, & Sunarya, Samuel Riyandi. (2018). Eksplorasi Potensi Wisata
Kuliner Untuk Pengembangan Pariwisata Di Kota Tangerang. Khasanah Ilmu -
Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 9(1).
https://doi.org/10.31294/khi.v9i1.3604 Google Scholar
Lewaherilla, Novalien, Valentina, Conchita,
& Siahainenia, Selfiena. (2020). Desa Waipirit Kabupaten Seram Bagian
Barat ( SBB ) Provinsi Maluku. 2, 1�8. Google Scholar
Li, Chengjiang, Negnevitsky, Michael, &
Wang, Xiaolin. (2020). Prospective assessment of methanol vehicles in China
using FANP-SWOT analysis. Transport Policy, 96(June), 60�75.
https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2020.06.010 Google Scholar
Madurai Elavarasan, Rajvikram, Afridhis,
Syed, Vijayaraghavan, Raghavendra Rajan, Subramaniam, Umashankar, &
Nurunnabi, Mohammad. (2020). SWOT analysis: A framework for comprehensive
evaluation of drivers and barriers for renewable energy development in
significant countries. Energy Reports, 6, 1838�1864.
https://doi.org/10.1016/j.egyr.2020.07.007 Google Scholar
Maiti, & Bidinger. (1981). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689�1699. Google Scholar
Mallick, Suraj Kumar, Rudra, Somnath, &
Samanta, Riya. (2020). Sustainable ecotourism development using SWOT and QSPM
approach: A study on Rameswaram, Tamil Nadu. International Journal of
Geoheritage and Parks, 8(3), 185�193.
https://doi.org/10.1016/j.ijgeop.2020.06.001 Google Scholar
Namugenyi, Christine, Nimmagadda, Shastri
L., & Reiners, Torsten. (2019). Design of a SWOT analysis model and its
evaluation in diverse digital business ecosystem contexts. Procedia Computer
Science, 159, 1145�1154. https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.09.283
Google Scholar
Pakpahan, Rosdiana, & Kristiana,
Yustisia. (2019). Pengenalan Kuliner Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata
Belitung. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 1054�1060.
https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.276 Google Scholar
Rocha, Marina Santa Rosa, &
Caldeira-Pires, Armando. (2019). Environmental product declaration promotion in
Brazil: SWOT analysis and strategies. Journal of Cleaner Production, 235,
1061�1072. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.06.266 Google Scholar
Sari, Novita. (2018). Pengembangan Ekonomi
Kreatif Bidang Kuliner Khas Daerah Jambi. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 2(1),
51�60. https://doi.org/10.22437/jssh.v2i1.5281 Google Scholar
Selatan, Provinsi Sulawesi, Abduh, Natsir,
Mallawangeng, Tamrin, & Tang, M. (2019). Produksi Usaha Kripik Dangke di
Kabupaten. Google Scholar
Setiawan, Heri, Hamid, Abd, Bustan,
Jusmawi, Administrasi, Jurusan, Politeknik, Bisnis, & Sriwijaya, Negeri.
(2020). Model daya. 16(1). Google Scholar
Studi Agribisnis, Program, Pertanian,
Fakultas, & dan Perikanan, Peternakan. (2020). Diverfikasi Produk Dangke
Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi Di Kabupaten Enrekang
Nurhaedah*, Arman, dan Irmayani. Societa: Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 8(1),
58�64. Google Scholar
Sunariani, Ni Nyoman, Suryadinata, Aan.
Oka, & Mahaputra, Ida Idm Rai. (2017). Pemberdayaan usaha mikro kecil dan
menengah (umkm) melalui program binaan di provinsi Bali. Jurnal Ilmiah
Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 1�20. Google Scholar
�
Syarifudin, Didin, Noor, Chairul M., &
Rohendi, Cecep. (2017). Memaknai Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisaya. Abdimas,
1(1), 4�8. Google Scholar
Usaha, Pemberdayaan, Kecil, Mikro, Kandri,
Kelurahan, Gunungpati, Kecamatan, & Semarang, Kota. (2019). Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi
di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Jurnal Abdimas,
23(2), 152�157. Google Scholar
Widowati, Indar, Hartati, & Amirudin,
Zaenal. (2018). Kemasan Makanan Kuliner Tradisional � Megono � Sebagai Upaya
Memperpanjang Waktu Simpan. Jurnal Litbang Kota Pekalongan, 15,
17�25. Google Scholar
Zahrulianingdyah, Atiek. (2018). Kuliner
Sebagai Pendukung Industri Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal. Teknobuga,
6(1), 1�9. https://doi.org/10.1529/jtbb.v6i1.16667 Google Scholar
Copyright holder: Syarifuddin Sulaiman (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |