Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
Management of Teacher Skills As An Effort To Shape
The Akhlak Karimah Students at The Madrasah Ibtidaiyah Level
Ahmad Qurtubi, Lona Noviani
UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten, Indonesia, Universitas
Banten Jaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Guru sebagai pendidik harus
memiliki keterampilan untuk memberikan pembelajaran kepada siswa, terutama
untuk menciptakan moral yang baik sebagai dasar perilaku sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rencana pembelajaran guru di tingkat
Madrasah Ibtidaiyah dan kemampuan pendidik dalam membentuk karakter moral siswa
di masa pandemi Covid19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
mengambil informasi dari guru madrasah ibtidaiyah di kota Serang. Guru Madrasah
Ibtidayyah di masa pandemi Covid19 untuk melatih karimah adalah dengan
memberikan contoh akhlak yang baik, memberikan metode pembelajaran yang tidak
membosankan dan memperhatikan siswa agar lebih aktif dalam belajar Sekalipun dalam keadaan pandemi.
Kata Kunci: : akhlak karimah; madrasah ibtidaiyah;
manajemen keterampilan
Abstract
Teachers as educators need to have skills in
providing learning to students, especially to create good morals as the basis
for daily behavior. This study aims to determine the learning planning of
teachers at the Madrasah Ibtidaiyah level and the skills of educators to shape
the moral character of students during the Covid-19 pandemic. This study uses a
qualitative method by taking information from teachers in Islamic Senior High
Schools throughout Serang City. Based on the research obtained from learning
planning, it is generally carried out with an approach to inculcating the
character of karimah students in a situational approach or according to the
situation and conditions of students, through individual and group approaches.
Meanwhile, the skills of Madrasah Ibtidayyah teachers during the Covid-19
pandemic to form karimah are by modeling good morals, providing learning
methods that are not boring and paying attention to students to be more active
in learning even in pandemic conditions.
Keywords: karimah morals; madrasah
ibtidaiyah; skills management
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-16
Pendahuluan
Era globalisasi telah mengubah
semua aspek kehidupan manusia karena perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Saat itu, perubahan ini membutuhkan pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas dan kualitas etika. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kualitas manusia yang ingin
diciptakan oleh pendidik nasional adalah yang berilmu dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, beragama, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, sukses, disiplin, bertanggung jawab. Oleh karena itu, jika
pendidikan tidak sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kita tidak akan
menemukan kesempurnaan moral dan teknis.
Pendidikan pada tingkat dasar
(madrasah ibtidaiyah) menjadi salah satu faktor penunjang yang penting untuk
dapat merealisasikan cita-cita Pendidikan nasional. Azzet,
2014, hlm. 37 Pendidikan sendiri secara umum diyakini oleh
beberapa ahli sebagai gerbang pertama dan utama yang efektif mewujudkan sumber
daya manusia berkualitas. Pendidikan mampu menjadi acuan dan pijakan untuk
mendidik penerus bangsa menuju generasi yang terampil dan berakhlak karimah. Zusnani, 2012, hlm.155 Pendidikan akhir-akhir ini bahkan dijadikan
sebagai bagian dari tolak ukur modernisasi suatu bangsa, yang mana semakin
modern Pendidikan suatu bangsa, maka akan semakin modern bangsa tersebut.
Begitu pentingnya aspek Pendidikan
dalam kehidupan manusia, maka (Kemendiknas 2010, hlm. 15-17)
keberadaan tenaga pendidik menjadi salah satu faktor yang perlu
diperhatikan sebaik mungkin agar Pendidikan itu sendiri dapat berjalan
sebagaimana mestinya dan mencapai cita-cita bangsa sebagaimana diamanahkan
dalam UUD Tahun 1945. Seorang tenaga pendidik harus memiliki keterampilan yang
baik sehingga dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas dengan bukti
terbentuknya akhlak karimah pada peserta didik.
Salahudin dan Alkrienciechie
(2013, hlm. 42) memandang Pendidikan karakter diartikan
sebagai upaya sungguh-sungguh untuk membentuk kepribadian peserta didik, dengan
menggunakan sarana pendidikan dan pelatihan yang direncanakan dan dilakukan
secara konsisten. Sedangkan Samani dan Hariyanto (2013,
hlm. 41) beranggapan bahwa karakter
�didasarkan pada anggapan bahwa akhlak adalah hasil dari usaha latihan dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Lickona dan Amirulloh (2015,
hlm.14-18) menegaskan bahwa keterampilan seorang pendidik
mau tidak mau akan mempengaruhi perilaku anak, sehingga dengan keterampilan
tersebut dapat ditanamkan nilai-nilai agar peserta didik selalu taat dan patuh
pada peraturan lingkungan sekolah dan mencapai hasil belajar yang optimal.
(Nasution, 2000) mengemukakan bahwa hasil belajar datang hanya sebagai rangkaian kata
yang dapat diperkuat dengan banyak pengulangan. Namun, hasil belajar yang
bermakna tidak dipengaruhi secara signifikan oleh intervensi. Jika sesuatu
benar-benar dipahami, pengulangan dan latihan tidak berperan. Pernyataan ini
menekankan pentingnya ide dan keterampilan seorang pendidik dan tempat pembelajaran
berlangsung, sehingga kemudian dapat dimasukkan ke dalam apa yang telah
dipelajari. Oleh karena itu, kapasitas pendidik dalam mengelola keterampilan
memegang peranan penting dalam perkembangan proses pembelajaran.
Zubaedi (2012, hlm.177-183) menegaskan
bahwa bahwa perilaku siswa dalam lingkungan sosial
menimbulkan keprihatinan mendasar. Kejahatan berupa perusakan lingkungan juga
sering terjadi. Perkelahian antar sekolah, tawuran antar warga, namun juga
kenakalan berupa mabuk-mabukan, membuktikan bahwa hasil dari suatu proses
pendidikan tidak dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat akan peran
Pendidik sebagai orang yang memberikan kepercayaan kepada orang tua dalam
menanamkan nilai-nilai moral.
Mulyasa (2012, hlm.9) berasumsi �seorang
pendidik, terutama guru, harus bekerja dan melatih keterampilan manajemen yang
baik karena ini adalah cerminan dari kualitas pendidikan. Apalagi di masa
pandemi Covid 19 ini, dimana sistem pembelajaran dilakukan melalui sarana online
(homeschooling), seorang pendidik harus bisa bekerja sama dengan orang tua
(yang wali), yang tidak hanya mengutamakan keunggulan tetapi juga dijiwai
etika. karimah berada di garda terdepan dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas. Zubaedi (2012, hlm. 18) dalam hal ini, semua pendidik harus berperan penuh dalam mengarahkan dan
membimbing peserta didik menuju etika yang baik.
�
Metodologi Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif (Moleong,
2019). Penggunaan metode kualitatif
dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan, yaitu: Pertama, masalah yang
diteliti dalam penelitian ini merupakan proses yang panjang yang membutuhkan
data yang faktual, objektif dan lengkap. Kedua, pemilihan ini didasarkan pada
hubungan masalah yang sedang dipelajari dengan beberapa data primer dari subjek
penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya, sehingga
karakteristik setiap subjek objek yang diteliti menentukan data yang akan
dihasilkan.
Analisis data
menggunakan manual data analisis prosedur (MDAP), asumsi penggunaan prosedur
ini karena data yang diperoleh peneliti adalah sesuatu yang bersifat emik,
berada sangat dalam pada kehidupan pribadi dan social informan. Dengan demikian
membutuhkan kehadiran peneliti bersama-sama informan dari awal hingga akhir
penelitian. Peneliti secara teratur mengumpulkan data di lapangan, kemudian
membuat catatan-catatan harian, melakukan coding terhadap data, lalu membuat
tema dan kategorisasi hingga melahirkan memos. Langkah-lah ini dibuat satu
persatu seiring dengan muncul atau lahirnya fenomena yang ingin diperoleh dari
peneliti.
Teknik pengumpulan
data merupakan proses penting untuk mendukung penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Observasi dalam penelitian
ini merupakan proses observasi langsung terhadap keterampilan guru dalam
perlindungan moral siswa di Madrasah Ibtidaiyah. �Dan Wawancara yang digunakan sebagai teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi dan
data faktual langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan melalui proses tanya
jawab tatap muka kepada semua informan yang teridentifikasi dalam penelitian
ini.
Kesimpulan adalah
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menemukan makna, makna, interpretasi yang
dilakukan atas data yang dianalisis dengan mencari hal-hal yang penting . Kesimpulan ini ditulis berdasarkan pertanyaan
penelitian yang telah diajukan.
Untuk memperoleh
keabsahan data diperlukan teknik pengecekan. Pelaksanaan teknik tes dalam
penelitian ini menggunakan metode triangulasi dimana segitiga yang digunakan
peneliti adalah segitiga teknik dan segitiga sumber. Metode segitiga untuk
menguji reliabilitas penelitian kualitatif didefinisikan sebagai verifikasi
data dari berbagai sumber dengan cara yang berbeda dan pada waktu yang berbeda.
Triangulasi adalah teknik untuk menguji reliabilitas dengan cara memverifikasi
data dari sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis triangulasi sumber dilakukan
dengan mewawancarai berbagai sumber/informan. Peneliti juga mengadakan
membership check (kesepakatan), yaitu verifikasi data yang diperoleh peneliti
dari penyedia data.
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui
studi kualitatif dengan pendekatan diantaranya observasi, wawancara dan studi
dokumentasi pada kegiatan belajar mengajar yang terjadi di madrasah ibtidaiyyah
se-kota serang selama masa pandemic covid-19. Deskripsi data merupakan bagian
yang memaparkan data temuan lapangan yang sudah melalui proses reduksi.
Tabel 1
Deskripsi data penelitian
Konsep |
Dimensi |
Hasil
observasi |
Keterampilan
pendidik |
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran |
Guru terlihat melakukan berbagai usaha
untuk menggugah semangat belajar peserta didik, diantaranya dengan melakukan
games sebelum menyampaikan materi ataupun memggunakan media pembelajaran yang
atraktif |
Guru terlihat sudah memberi gambaran
menyeluruh tentang materi yang diajarkan melalui berbagai media yang
digunakan saat pembelajaran |
||
Keterampilan mengelola kelas |
Pada saat menyampaikan materi, guru
mengajak seluruh peserta didik untuk memperhatikan dengan seksama, sehingga
guru terlihat menjadi pusat perhatian peserta didik |
|
Keterampilan menjelaskan |
Guru berusaha memberikan bimbingan intens
pada peserta didik untuk mendapatkan pemahaman yang tepat terkait materi yang
disampaikan. Hal ini dilakukan dengan komunikasi pada peserta didik secara
personal |
|
Keterampilan mengadakan variasi |
Guru menggunakan metode pembelajaran yang
menarik, diantaranya dengan membuat slide persentase ataupun memiliki video
yang berkaitan dengan materi |
|
Keterampilan membimbing diskusi |
Setelah menyampaikan materi, guru akan
mengajak peserta didik untyk berdiskusi. Diskusinya sendiri dilakukan dibawah
bimbingan dan pengawasan dari guru. Diskusi ini umumnya dilakukan secara
kelompok untuk membiasakan peserta didik bersosialisasi dan berkompetisi
dengan temannya dalam hal pembelajaran |
|
Apabila materi yang di diskusikan ternyata
sulit untuk dipecahkan oleh peserta didik, maka guru akan membantu peserta
didik menemukan pemecahan masalah diskusi |
||
Keterampilan memberi penguatan |
Guru juga terlihat memberi perhatian
personal kepada peserta didik dalam proses belajar dengan menghampiri peserta
didik ketika mengerjakan tugas dan mengarahkan tata cara mengerjakan tugas
yang baik dan benar |
|
Konsep |
Dimensi |
Hasil observasi |
Akhlak karimah peserta didik |
Akhlak terhadap orang tua |
Peserta didik terlihat selalu berusaha
untuk menghormati orang tua, hal ini terlihat dari perilaku mereka ketika
sedang bertemu dengan orang yang lebih tua di sekolah baik itu guru maupun
wali murid yang sedang datang ke sekolah |
Peserta didik mengaku sudah berusaha untuk
mematuhi nasehat orang tua, misalnya untuk dapat belajar dengan giat dan
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru saat pembelajaran berlangsung. |
||
Peserta didik memperhatikan secara seksama
setiap nasehat yang diucapkan oleh guru maupun orang tuanya dirumah |
||
Peserta didik terlihat sudah menjawab
pertanyaan orang tua dengan sopan dan santun, sebagaimana diajarkan oleh
orang tua dan guru di sekolah. Peserta didik memberi jawaban yang lemah
lembut pada pertanyaan orang tua, tidak membentak ataupun berkata kasar |
||
Akhlak terhadap guru |
Peserta didik selalu mengerjakan tugas
yang diberikan guru |
|
Peserta didik terlihat selalu mendengarkan
dan memperhatikan guru ketika belajar |
||
Peserta didik terlihat tidak memiliki
kesibukan sendiri ketika pembelajaran. Meskipun
ada beberapa peserta didik yang masih belum fokus, namun secara keseluruhan
mereka selalu memperhatikan guru ketika sedang memberikan materi |
||
Akhlak terhadap teman |
Peserta didik di tidak mengucapkan
kata-kata yang kotor, karena mereka paham itu adalah perbuatan yang tidak
baik dan dilarang oleh agama |
|
Pesreta didik terlihat tidak melakukan
tindakan yang bertujuan untuk mengucilkan orang lain |
Perencanaan Pembelajaran Di Madrasah Ibtidaiyyah
Pada Masa Pandemi Covid-19
����������� Dalam
penyajian pembelajaran, guru belum tentu puas dengan berbagi materi dan
pekerjaan rumah, juga tidak memperdulikan aturan pembelajaran yang sama seperti
tatap muka, yaitu menyapa, belajar siswa, menetapkan tujuan pembelajaran
berbasis keterampilan dasar. , dan kemudian
meninggalkan setiap siswa melalui aplikasi e-learning multimedia yang digunakan
di kelas dan mangkir dari sekolah . Kemudian, guru mentransmisikan materi yang
menyertainya dan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Dari hasil
wawancara diketahui bahwa guru mempersiapkan segala sesuatunya sebelum
mengajar. Karena persiapan sebelum mengajar merupakan aspek penting dan
prioritas sebagai guru profesional. Guru yang baik adalah guru yang
mempersiapkan segala kebutuhan pengajaran siswa dan menyesuaikannya dengan
kurikulum yang ada. Karena keberadaan perangkat pembelajaran dapat membantu
guru dalam memberikan materi, dan perangkat pembelajaran merupakan bentuk
persiapan guru dalam mengajar dan merupakan bagian dari keberhasilan guru dalam
pembelajaran.
Selain kewajiban guru untuk menyiapkan bahan pembelajaran secara lengkap dan
benar, guru juga harus memanfaatkan sumber belajar yang tersedia secara benar
dan tepat, sehingga siswa dan guru sendiri berkontribusi dalam proses
pembelajaran kelancaran proses pembelajaran. Implementasi sumber belajar juga
telah dimasukkan ke dalam kurikulum. Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar. Sumber belajar yang
digunakan antara lain youtube, internet/google, buku paket tentang lingkungan,
kehidupan sehari-hari dan alam semesta. Adanya sumber belajar tersebut untuk
menghindari terjadinya proses belajar satu arah dan satu arah. Semakin banyak
sumber belajar yang digunakan guru, semakin mendukung pembelajaran yang
bermakna dan dapat memberikan dasar yang lebih ilmiah untuk menyajikan
informasi dan materi secara lebih spesifik dan memperkuat pembelajaran.
Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan dengan mempelajari
buku cerita. Dengan membeli buku-buku etika tersebut, para guru mempelajari
buku-buku cerita tersebut sehingga siswa dapat memahaminya saat dibawa ke kelas
nanti. Guru selalu menanamkan hal-hal tersebut dalam dirinya agar siswa dapat
menyerap dengan baik pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dalam hal ini guru
lebih menekankan pada keadaan dan kondisi siswa. Semuanya dibuat oleh guru dari
awal atau karena guru tidak datang ke kelas. Pada malam hari atau saat guru
masih di rumah. Segala sesuatu yang dilakukan guru selalu dipikirkan
matang-matang, selalu mencari tahu tentang keadaan dan kondisi siswa, apa yang
harus dikomunikasikan dan dapat dengan mudah diterima oleh siswa.
Dari kutipan
wawancara, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebelum melakukan penelitian, guru
bermaksud untuk mengeksplorasi masalah yang terkandung dalam beberapa materi
yang akan diberikan guru kepada siswanya. Dengan ini, guru menyadari semua yang
perlu disampaikan dan juga apa yang tidak boleh disampaikan. Dalam hal ini guru
memegang peranan penting dalam kelancaran dan kemahiran siswa dalam
melaksanakan penerimaan materi oleh guru. Guru selalu menganalisa hal-hal
tersebut dari awal atau mereka terlebih dahulu merencanakan apa yang akan
disampaikan besok.
����������� Guru mencoba memahami apa yang ditautkan
dan dalam rencana optimasi untuk apa yang perlu
dipelajari dapat dilakukan secara akurat dan lancar. Siswa
dapat diterima dan dapat dengan baik
akademik oleh siswa
sekolah. Dengan ini, itu akan membuat
siswa dinamis dan bahagia ketika menerima dokumen yang disediakan
oleh guru.
Guru melakukan
berbagai cara untuk menciptakan suasana yang baik dan nyaman
di kelas. Ini direncanakan untuk menenangkan siswa dan dapat
menerima setiap pembelajaran dengan hati yang
bahagia dan bahagia. Dengan sukacita,
siswa akan dengan mudah diselesaikan dalam kepribadian bangsawan dan
baik dan terhadap kepribadian dalam
karakter muslim. Selain halhal, guru
juga mencakup semua cerita berdasarkan sistem
islam. Dengan siswa yang sistematis akan diinstruksikan
terhadap motivasi untuk melakukan apa yang dilakukan dalam buku
sejarah dan mencoba menjadi karakter
dalam setiap cerita yang terjadi
dalam buku cerita. Dengan ini, siswa akan sangat
mudah untuk memasuki karakter dan perhatian
moral akan mudah diterapkan dalam pembelajaran.
����������� (Rafiatul Hasanah: 2020) yang sejalan dengan (Ramayulis,
1994:1) mengatakan bahwa ada banyak proyek
yang disediakan oleh guru dalam proses pendidikan
mereka untuk menciptakan orang itu. Di antara kendaraannya, gunakan metode
metode metode yang baik dan dapat diterima oleh anak
kecil. Seperti menggunakan balon atau metode membaca
dan metode lain yang relevan dan dapat diterima
oleh siswa mereka.
Berbagai karier profesor yang baik dan sangat
baik, sangat bagus tentang semua guru untuk
guru untuk melakukannya dengan baik dan memberikannya
dengan tenang.
����������� Muhammad kosim
(t. Th:89-90)Semua perwakilan
guru sangat mengesankan dan sama hebatnya dengan katanya. Para peneliti
terkejut dengan banyak metode untuk meningkatkan kepribadian dan perilaku siswa
sehingga siswa menjadi dipoles dan pantas diberikan oleh proyek. (Arifin, 2002 : 14). Segala sesuatu yang dilakukan guru dirancang dan dipikirkan dengan cermat
oleh guru. Semuanya sangat tertata karena diatur
dengan baik oleh para guru. (Tafsir, 1992: 46).Seorang guru tidak hanya seorang pembicara tetapi juga orang yang mencapai
atau melengkapi dan memotivasi
siswanya.
����������� Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan
pembinaan akhlak siswa:
1.
Guru selalu mempersiapkan di malam hari,
yaitu mencari buku cerita untuk siswa untuk diceritakan sebelum memulai
pelajaran.
2. Guru memahami status
siswa, suasana hati siswa, dan situasi siswa di
sekolah
3. Guru memikirkan metode yang tepat
agar siswa dapat dengan mudah menerima
pendidikan moral dan diterima oleh siswa. .
4. Guru merancang
permainan yang sesuai dengan kondisi
sekolah agar siswa dapat menyerap
setiap pelajaran.
����������� Pembelajaran teori dan praktik enkapsulasi
harus memiliki keterampilan dan kapasitas inovasi yang tinggi.
����������� Dalam keadaan pandemi covid-19
saat ini, peran seorang guru tetap
tidak berubah, mendidik siswa
untuk melakukan perbuatan baik. Berdasarkan hasil wawancara, dapat
disimpulkan bahwa bentuk pendidikan yang digunakan guru dalam pendidikan
selama pandemi covid19 untuk memotivasi siswa agar berbuat
baik adalah penggunaan pendidikan formal
dan informal. Pendidikan formal seorang guru diperlukan
untuk mematuhi prosedur sekolah. Meskipun
informal, seorang guru juga harus mengawasi
siswa dalam hal sikapnya terhadap orang tua, melaksanakan
shalat wajib dan sunnah. Guru merupakan
pribadi sekaligus motivator bagi setiap siswanya, agar
kemampuan siswa berkembang secara optimal. Dinilai
dan dipantau secara berkala, untuk
mencapai standar nasional dan standar
kelulusan, yaitu:
1. Percaya,
memahami dan mengamalkan agama adalah
keyakinan dalam hidup.
2. Memahami
dan menjalankan hak dan kewajiban anda serta menggunakan lingkungan secara
bertanggung jawab.
3. Berpikir logis, kritis, berkreasi,
berinovasi, memecahkan masalah, dan berkomunikasi melalui berbagai media.
4. Nikmati dan nikmati
seni.
5. Menerapkan gaya hidup bersih, tepat dan
sehat.
����������� Mengambil bagian dalam kehidupan sebagai contoh
kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan tanah air menuntut guru untuk kreatif memproyeksikan
akhir pembelajaran tatap muka di kelas tentu tidak mudah.
����������� Secara khusus mengacu pada surat
edaran nomor tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan di masa darurat penyebaran covid-19 yang dikeluarkan
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan
republik indonesia. Pembelajaran online
yang dilaksanakan di madrasah ibtidaiyah serang pada masa ppkm
mengalami berbagai kendala. Memang, selama pandemi covid-19
saat ini, siswa harus belajar dari rumah. Hal ini secara
tidak langsung akan mengubah dunia pendidikan dalam
hal pembelajaran.
����������� Adanya kebijakan pemerintah
yang baru juga mempengaruhi sistem pembelajaran tentang
penggunaan media. Di madrasah ibtidaiyah, ada
beberapa wahana yang digunakan guru untuk belajar
online di masa pandemi covid-19. Media
tersebut antara lain whatsapp, google classroom,
youtube, internet, email dan media
ppt (power point). Dalam
praktik pembelajaran, guru
tidak hanya menggunakan satu media tetapi menggabungkan
dengan media lain untuk memudahkan siswa dalam memahami materi
yang diberikan guru. Dengan banyaknya aplikasi yang dapat
digunakan untuk melakukan pembelajaran online,
memudahkan guru untuk melacak siswanya secara bersamaan.
Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran online
di masa pandemi covid-19 dapat
dilihat dari cara guru memodifikasi media yang ada.
Guru madrasah
ibtidaiyah menggunakan whatsapp sebagai media utama pembelajaran online
mereka. Untuk menggabungkan,
setiap guru memilih media kombinasi yang berbeda. Ada
yang menggabungkan media whatsapp dengan google class, ada
yang menggunakan media whatsapp dengan youtube, ada yang menggunakan media
whatsapp dengan email. Pertimbangkan kombinasi media yang berbeda saat
guru beradaptasi dengan keterampilan
dan kemampuan belajar dasar siswa.
Penggunaan materi
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan prestasi harus didasarkan
pada pemilihan materi yang akrab
bagi guru dan siswa. Artinya
sederhana dan dapat digunakan dengan mudah oleh pihak
yang berperkara.
Penggunaan bahan ajar untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan mencapai tujuan pembelajaran harus
didasarkan pada pertimbangan dan pemahaman keterampilan guru untuk
menciptakan, menggunakan, dan mengevaluasi
keefektifannya.
����������� Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat
diketahui bahwa dalam
proses belajar mengajar, kreativitas merupakan bagian integral
dari sistem antara guru dan siswa. Peran kompetensi guru tidak hanya
untuk membantu proses belajar mengajar dengan memasukkan
salah satu aspek manusia, tetapi juga
mencakup aspek lain yaitu kognitif, emosional
dan psikologis. Secara umum, fungsi
utama dari suatu keterampilan adalah membantu
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien. Keterampilan guru dalam e-learning
dapat dilihat dari penggunaan bahan ajar yang sangat penting karena dapat
membantu proses pembelajaran. Dengan
menggunakan
bahan ajar, tujuan pendidikan akan
tercapai.
����������� di
masa pandemi covid-19, peran
guru tidak lepas dari yang menasihati murid-muridnya,
meskipun proses pembelajaran dilakukan secara online,
namun kesungguhan guru dalam menggunakan teknologi berdampak
pada pemanfaatan untuk membentuk karakter moral. Siswa melalui lembar
nasehat yang diberikan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menginspirasi
siswa melakukan perbuatan baik. Berdasarkan hasil wawancara lainnya juga
dapat disimpulkan bahwa peringatan guru pada
saat berpesan pada masa pandemi covid19 agar
menginspirasi siswa untuk berbuat kebaikan adalah dengan mengingatkan siswa
untuk selalu sholat, sholat
5 waktu, jika ada siswa yang ceroboh
dalam berdoa. Kalau parah gurunya terpaksa
memperingatkan, biasanya orang tua akan
memberitahu guru, kemudian guru akan datang ke rumah tapi kadang
hanya via whatsapp. Di masa
pandemi covid-19, dalam rangka membentuk akhlak siswa, guru
juga mencari cara untuk mendorong
siswa agar selalu mengikuti protokol kesehatan yang telah
ditetapkan pemerintah, seperti pelaksanaan
salat jumat bagi laki-laki. Guru
juga bekerja keras agar siswa ditahbiskan selama
pandemi covid-19 dan berusaha
membuat siswa memperlakukan orang tua,
teman, atau orang
yang mereka cintai dengan baik.
����������� Dapat disimpulkan bahwa peran seorang
guru dalam memberikan contoh yang baik selama
pandemi covid19 kepada siswa untuk melakukan perbuatan baik
adalah memberikan contoh yang baik kepada siswa
mengenai ibadah untuk siswa untuk mengikuti dan memberi
contoh. Siswa diundang, bukan disuruh. Jika anda
memesan, anda tidak harus melakukannya, tetapi jika anda
bertanya, tentu saja
kami akan melakukannya. Sedangkan peran guru adalah
membantu siswa berbuat baik dengan
mengingatkan
mereka untuk beribadah, rajin belajar, dan membantu orang tua di
rumah.
Kesimpulan
Pembinaan akhlak adalah untuk
mengawasi, mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat melihat keutamaan
yang baik dan terpuji sehingga dapat tumbuh menjadi manusia yang berakhlak
mulia dan menjadi generasi penerus peserta didik, yaitu manusia yang baik yang
disegani. oleh orang lain nanti. . Hanya dengan cara
ini siswa dapat mempraktikkan kebajikan yang baik dan terpuji dan menghindari
moral yang tercela dan buruk. Mereka akan menyadari pentingnya memiliki akhlak
yang mulia dan mengikuti aturan yang berlaku. Guru mendorong orang yang
berakhlak baik dengan metode yang tepat agar siswa dapat memahami apa yang
diajarkan guru. Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya dapat dikatakan
bahwa dapat ditarik kesimpulan untuk memecahkan masalah penelitian yaitu perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru Madrasah Ibtidaiyah pada masa pandemi
Covid19 secara umum merupakan pendekatan untuk menanamkan kepribadian. dari karakter
siswa dengan metode kasus atau sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, melalui
pendekatan individu dan kelompok. Guru menentukan rencana pengembangan moral
berdasarkan pertimbangan situasi dan kondisi yang dihadapi siswa. Penggunaan
metode yang tepat dapat mempengaruhi keberhasilan perkembangan moral seorang
siswa.
Keterampilan guru Madrasah
Ibtidaiyah di masa pandemi Covid19 untuk membentuk etika yang baik adalah
dengan memberikan tauladan yang baik, memberikan metode pembelajaran yang tidak
membosankan dan penuh perhatian agar siswa lebih giat dalam belajar walaupun
dalam kondisi pandemi.
Arifin, Zaenal. 2002. Moralitas Al-Qur�an dan Tantangan Modernitas, Semarang: Gama Media
Amirulloh.
(2015). Teori Pendidikan Karakter Remaja. Bandung: Alfabeta.
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, Bandung: Rosdakarya
Hasanah,
Rafiatul, HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 �
6151 Volume IV No. 1 Mei 2020
Kesuma, Dharma.
(2013). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (2019). Metodologi
penelitian kualitatif.
Muhamimin Azzet, Akhmad. (2014). Urgensi
Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap
Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, H.E.
(2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, Sumaatmadja. (2000). Berbagai pendekatan
dalam proses belajar dan mengajar.
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Salahudin, Anas &
Alkrienciechie, Irwanto. (2013). Pendidikan Karakter (Pendidikan
Berbasis Agama Dan Budaya Bangsa). Bandung: Pustaka Setia.
Samani, Muchlas &
Hariyanto. (2013). Konsep Dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Posdakarya.
Wibowo, Agus.
(2013). Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Copyright holder: Ahmad Qurtubi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |