Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 3, Maret 2022

 

EVALUASI PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS KUNIR SEJAHTERA DI DESA KEDUNGJAYA KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON)

 

Yuliana, Ipik Permana, Moh. Taufik Hidayat

Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kampung keluarga berkualitas adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sector terkait yang akan dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program kampung keluarga berkualitas, mengevaluasi pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan program kampung keluarga berkualitas. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi, Penyuluh Keluarga Berencana, Pengurus Kampung Keluarga berkualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa program kampung keluarga berkualitas Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon belum sepenuhnya berjalan optimal. Berdasarkan pedoman pengelolaan kampung keluarga berencana, ada beberapa indikator kurang terlaksananya kegiatan di Kampung Keluarga Berkualitas dengan baik. Hasil evaluasi berdasarkan kebijakan William N. Dunn dengan menggunakan 6 indikator yaitu : 1).efektivitas, 2).efisiensi, 3).kecukupan, 4).perataan, 5). responsivitas, 6).ketepatan menunjukkan program kampung keluarga berkualitas belum optimal. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pencapaian tujuan yaitu antara lain: 1).sosialisasi dan pembinaan dari dinas terkait, 2). pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas, 3).monitoring dan evaluasi program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kampung, 4).peran aktif dari tenaga lini lapangan dalam perumusan program, 5).melakukan komunikasi secara aktif dengan semua elemen masyarakat agar dapat secara terbuka menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci, 6).pembinaan dari dinas terkait tentang peningkatan ketrampilan dan juga pemahaman tentang program kampung keluarga berkualitas.

 

Kata Kunci: �evaluasi program, kualitas hidup masyarakat, kampung kb

 

Abstract

Family Village Quality is an area unit with same level as RW, village or an area with specific criteria where integrated program of citizenzhip program, planned family, family and related sector development conducted sistematically. The purpose of research is to observe the family Village Quality program implementation, evaluate and any of the efforts given to improve family Village Quality program. This research use qualitative approach with descriptive analysis. The research subject consist of departement head, area head, section head, planned family assistant and family Village Quality of Kunir Sejahtera administration. The result of this research indicating that family Village Quality program implementation at family Village Quality Kunir Sejahtera in Kedungjaya Village, Kedawung District in Cirebon Region not optimized yet. Following guideline for managing planned family village, some indicators showing some activities in family Village Quality not run properly. Evaluation theory of William N. Dunn covered on criteria which is: 1). Effectiveness, 2). Efficiency, 3). Adequacy, 4). Equality, 5). Responsive, 6). Accuracy showing family Village Quality program not optimized yet. Following this research result, efforts given to overcome the obstacles in acchieving goals i.e : 1). socialization, 2).utilization of village potential, 3).program monitoring&evaluation, 4).active engagement from field task force in program formulation, 5).actively communicate with communities, 6).guidance from related service for skills improvement and understanding of family Village Quality program.

 

Keywords:� evaluation program, life quality of villagers, family village quality

 

Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-23

 

Pendahuluan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bahwa hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Bahwa pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga pemerintah non kementrian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2020-2024, BKKBN diberi mandat untuk berkontribusi secara langsung terhadap 2(dua) dari 7(tujuh) agenda pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020-2024, yaitu untuk �Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing�, serta mendukung �Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan�. Pembangunan Indonesia dalam periode tahun 2020-2024 ditujukan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu� SDM yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil dan berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pembangunan diarahkan diantaranya melalui peningkatan produktivitas angkatan kerja, serta peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda.(bkkbn.go.id)

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan� perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Terdapat dua isu utama yang perlu diperhatikan dalam integrasi penduduk dan pembangunan. Isu utama tersebut adalah : pertama, penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai objek tetapi juga sebagai subyek pembangunan; dan kedua, ketika penduduk memiliki peran sebagai subjek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam pembangunan.(bkkbn.go.id).

Oleh sebab itu, maka, digagaslah program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB), Program ini bertujuan memperkuat upaya pencapaian sasaran secara langsung bersentuhan dan bermanfaat kepada masyarakat sebagai penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana). Saat ini program Kampung Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu inovasi strategis pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, Kriteria program Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah jumlah keluarga pra sejahtera diatas rata-rata, dan jumlah peserta KB dibawah rata-rata. Sedangkan kriteria Wilayah Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah di daerah padat penduduk, kumuh, Pesisir/Nelayan, Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan), terpencil, perbatasan, kawasan industri dan padat penduduk. Secara umum, tujuan dibentuknya Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara serta pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sedangkan secara khusus, Kampung Keluarga Berencana (KB) dibentuk untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi, dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan program keluarga berencana dan pembangunan sektor terkait, serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran berbagai pihak seperti organisasi masyarakat, pihak swasta dan pemangku kepentingan lainnya. Integrasi lintas sektor berupa pelayanan KB, pelayanan pembuatan akta, pembangunan jalan dan jembatan, pembuatan KTP, penyediaan buku bacaan, posyandu, PAUD dan lain-lain. �

Berdasarkan Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana (KB) sebagai panduan pelaksanaan kampung KB Secara umum, keberhasilan Kampung Keluarga Berencana (KB) sangat dipengaruhi oleh 5(lima) faktor utama, yaitu : 1). Komitmen yang kuat dari pemangku kebijakan disemua tingkatan (Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan); 2). Intensitas opini publik tentang pelayanan kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana) beserta integrasinya dengan lintas sektor; 3). Optimalisasi fasilitasi dan dukungan mitra kerja/stakeholders; 4). Semangat dan dedikasi para pengelola program diseluruh tingkatan wilayah serta para petugas lini lapangan KB(PKB/PLKB), dan 5). Partisipasi aktif masyarakat.

Berdasarkan Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana (KB), pengertian Kampung� KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan Program Kependudukan Keluarga Berkualitas Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung Keluarga Berencana (KB) direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh dan untuk masyarakat melibatkan seluruh kementrian dan Lembaga terkait di tingkat pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dibawah koordinasi Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia di tingkat pusat, Gubernur di tingkat Provinsi dan Bupati/Walikota di tingkat Kabupaten/Kota. Pemerintah, Pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta berperan dalam fasilitasi, pendampingan dan pembinaan (BKKBN,2015).

Kampung Keluarga Berencana (KB) juga dirancang sebagai upaya membumikan, mengangkat kembali, serta merevitalisasi program dari BKKBN guna mendekatkan akses pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya mengaktualisasikan dan mengaplikasikan fungsi-fungsi keluarga secara utuh dan masyarakat. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengubah nomenklatur Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas untuk merubah imej bahwa pengelolaan Kampung Keluarga Berencana (KB) hanya milik BKKBN seharusnya ada intervensi dari semua sektor baik ekonomi, kesehatan, pendidikan hingga pembangunan. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan di kampung keluarga berkualitas tidak hanya identik dengan penggunaan dan pemasangan alat kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya. (bkkbn.go.id)

Selain daripada itu, Kampung Keluarga Berkualitas juga dapat menjadi wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang mengarah pada upaya merubah sikap, prilaku, dan cara berpikir (mindset) masyarakat kearah lebih baik, sehingga kampung yang tertinggal dan terbelakang dapat sejajar dengan kampung-kampung lainnya, masyarakat yang tidak memiliki kegiatan dapat bergabung dengan Kelompok Kegiatan (POKTAN) Kampung Keluarga Berkualitas, dan keluarga yang tidak memiliki usaha dapat bergabung menjadi anggota usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (bkkbn.go.id)

Kualitas hidup adalah persepsi individual terhadap posisinya dalam konteks budaya, sistem nilai dimana mereka berada dan hubungan hidup, harapan, standar dan lainnya yang terkait. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Faktor-faktor tersebut adalah dukungan sosial, faktor medis, faktor psikologis, faktor demografis, program pendidikan dan konseling.

Evaluasi terhadap sebuah program pembangunan merupakan hal yang penting untuk mendapatkan informasi mengenai capaian dari program tersebut. Evaluasi terhadap program kampung keluarga berkualitas bertujuan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dalam pelaksanaan dan implementasi program Kampung Keluarga Berkualitas dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini mencakup faktor internal dan eksternal dalam implementasi program kampung keluarga berkualitas sebagai faktor yang mendorong pada keberhasilan atau kegagalan program pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dimana suatu Kampung KB berada. Peneliti tertarik memilih Kampung KB Kunir Sejahtera yang berada di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon sebagai objek penelitian, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam dalam pelaksanaan Program Kampung KB di Desa Kedungjaya yaitu adanya ketidak sesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan karena kurangnya koordinasi antara ketua dan pembina kampung KB, dan kurang aktifnya masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Kampung KB sehingga keberadaan potensi yang ada di Desa belum dapat dikembangkan secara maksimal walaupun kerjasana lintas sektor telah diadakan. Evaluasi yang dilaksanakan pada penelitian ini mengambil waktu dari tahun 2019-2021.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam usulan penelitian yang berjudul: �Evaluasi Program Kampung Keluarga Berkualitas Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat (Studi Kasus Pada Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon)�.

Tujuan dalam mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memperoleh data tentang permasalahan Sesuai dengan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui implementasi program Kampung KB Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen resmi lain yang mendukung. Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah agar peneliti dapat menggambarkan realita empiris di balik fenomena yang terjadi terkait dengan program kampung KB.

Dalam penelitian ini mencocokkan antara realita empiris dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Keirl dan Miller dalam (Lexy J. Moleong, 2018) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah �tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya�. Dalam penelitian ini peneliti meneliti beberapa objek yang mendukung perolehan data yang valid. Teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. Pertimbangan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh (Lexy J. Moleong, 2018);

1.   Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda

2.   Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

3.   Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manejemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Pada dasarnya penelitian ini merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan masalah tersebutdengan menggunakan suatu metode tertentu. Menurut (Sugiyono, 2016), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah bererti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasinal bererti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahuicara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Kirk dan Miller (1986:9) dalam (Lexy J. Moleong, 2018) mendefinisikan : �Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalawan kawasannya maupun peristilahannya.�

David William (1995) dalam (Lexy J. Moleong, 2018) mengatakan bahwa :

�Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau penelitiyang tertarik secara alamiah.�

Sedangkan menurut Denzim dan Lincoln (1987) dalam (Lexy J. Moleong, 2018) menyatakan bahwa :

�Penelitian kualitatif adalah penelitian� yang� menggunakan� latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan yang melibatkan berbagai metode yang ada. kualitatif sering disebut metode penelitian natularlistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.�

Melalui metode kualitatif dengan analisis deskriptif, dimaksudkan memberi penjelasan dan uraian berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian. Dapat juga diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan usaha mengemukakan hubungan yang satu dan lainnya dalam program kampung keluarga berkualitas.

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Dengan demikian data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Menurut (Sugiyono, 2017) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dan gabungan atau gabungan dari ketiganya (triangulasi).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara :

1.   Observasi yaitu : pengamatan yang dilakukan terhadap obyek dan situasi di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung keluarga berkualitasDesa Kedungjaya Kecamatan Kedawung. Selain itu observasi juga akan dilakukan di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Cirebon dan UPT. P5A Kecamatan Kedawung.

2.   Wawancara yaitu : proses meperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan informan (orang yang diwawancarai. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu obyek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mewawancarai sumber-sumber data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan program Kampung keluarga berkualitas di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.

3.   Dokumentasi merupakan metode pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari wawancara dan observasi akan lebih dapat dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada. Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dengan mengumpulkan data tertulis, arsip maupun gambar-gambar yang berkaitan dengan kegiatan dan program Kampung keluarga berkualitas.

 

Hasil dan Pembahasan

1.   Implementasi Program Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon

Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kunir sejahtera merupakan kampung KB yang dibentuk tahun 2018 oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon berdasarkan SK Nomor : 476/Kep-26/Des-KDJ/2018 yang berkedudukan di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.

Adapun upaya-upaya yang dapat meningkatkan program kampung KB Kunir sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon berdasarkan pedoman pengelolaan kampung KB, yaitu :

1. Indikator Input

a. Tingginya partisipasi seluruh potensi kampung untuk seluruh kemajuan kampung KB.

b. Beragamnya kegiatan yang dijalankan secara terpadu, baik program pemerintah maupun inovasi masyarakat

c. Besarnya sumber anggaran kampung KB yang didapat baik dari iuran masyarakat, bantuan pemerintah maupun donatur yang tidak mengikat.

d. Ketersediaan sarana dan prasarana.

2. Indikator Proses

a.  Berjalannya kegiatan di masing-masing seksi kepengurusan kampung KB.

b. Peran serta petugas pemerintah dalam sinkronisasi kegiatan

c.  Peran serta institusi masyarakat dalam pengelolaan kampung KB

d. Menjalankan 8 (delapan) fungsi keluarga dan dilaksanakan disetiap keluarga.

e.  Frekuensi dan kualitas KIE/Penyuluhan

f.  Frekuensi pelayanan KB-KR.

g. Frekuensi pelayanan dari sektor lainnya.

h. Frekuensi pertemuan berkala kelompok kegiatan

i.   Frekuensi kegiatan gerakan masyarakat kampung KB

3. Indikator Output

������� Keberhasilan kampung KB dapat diukur dari pelaksanaan 8 fungsi dimasing-masing keluarga, yaitu :

a. Meningkatnya pelaksanaan keagamaan (keluarga semakin rajin beribadah)

b. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat baik ilmu pengetahuan maupun profesionalisme (semakin banyak orang yang memiliki ketrampilan untuk meningkatkan usaha)

c. Tercapainya rata-rata dua anak setiap keluarga, keluarga sehat, anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

d. Meningkatnya income per kapita keluarga dan pemanfaatannya menunjang kepentingan keluarga.

e. Terlindunginya masyarakat/keluarga dan hidup tentram dan nyaman.

f. Semakin terjalinnya hubungan harmonis antar keluargadan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

g. Semakin berkembangnya budi pekerti, tata krama dan seni budaya baik di keluarga maupun masyarakat kampung.

h. Semakin tertatanya lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara perilaku dan lingkungan.�

Kondisi masyarakat di Kampung KB Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, berdasarkan data tahun 2020 yang ada di Kampung KB Kunir Sejatera dilihat dari tabel dibawah ini :

 

 

 

 

 

 

Tabel 1

Kondisi Desa Kedungjaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

 

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Kondisi RW.02 mempunyai kepala keluarga mayoritas ada pada usia produktif yaitu usia 15-64th.

Kondisi untuk pendidikan dan pekerjaan masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

 

Tabel 2

Kondisi Pendidikan dan pekerjaan Desa Kedungjaya

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber: Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

 

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan lulusan SLTP lebih banyak dibading lulusan lainnya sedangkan pekerjaan didominasi sektor swasta.

Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk kepesertaan Keluarga Berencana, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

 

Tabel 3

Kepesertaan KB

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

Berdasarkan Tabel 3 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi peserta yang mengikuti KB.

Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah jiwa dan pengelompokan berdasarkan umur, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4

Jumlah Jiwa dan Pengelompokan berdasarkan umur

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber: Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

 

Berdasarkan Tabel 4 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi lali-laki dibandingkan perempuan.

Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah keluarga berdasarkan kelompok umur, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5

Jumlah Keluarga Berdasarlan Kelompok Umur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

 

Berdasarkan Tabel 5 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi usia 25-60th.

Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah keluarga berdasarkan kepemilikan BPJS,� rumah, dan kondisi rumah, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

 

Tabel 6

Kondisi Kepemilikan BPJS, Rumah dan Kondisi rumah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.

 

Berdasarkan Tabel 6 diatas, masih banyak kondisi rumah yang layak dibanding yang tidak layak.

Pada Tahun 2021 pendataan keluarga dilakukan oleh DPPKBP3A dibawah koordinasi BKKBN dimana Tenaga Penggerak Desa langsung mendata seluruh kepala keluarga yang ada di kabupaten Cirebon, adapun hasilnya untuk Desa Kedungjaya dapat digambarkan pada tabel 7 berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 7

Rekapitulasi Pendataan Keluarga 2021 Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kab. Cirebon

 

NO.

RW

Jumlah Keluarga

Jumlah PUS Peserta KB

Jumlah PUS Bukan Peserta KB

Jumlah PUS Hamil

Yang Ada

Yang Di data

Yang Tidak dapat di temui

Yang Di tolak

Yang tidak mam-pu men- jawab

Yang Belum didata

 

 

 

1.

 

001

368

359

06

01

01

01

101

95

11

2.

 

002

494

494

0

0

0

0

199

94

22

3.

 

003

120

120

0

0

0

0

12

11

0

4.

 

004

107

77

18

11

0

0

13

6

0

5.

 

005

351

350

4

2

0

0

132

54

4

7.

 

007

159

150

10

0

0

0

33

23

0

8.

 

008

209

191

26

3

1

17

42

21

2

9.

 

009

169

169

0

0

0

0

23

34

0

10.

 

010

321

310

11

0

0

11

65

47

4

11.

011

113

113

0

0

0

0

46

26

1

Jumlah

 

2590

2506

83

17

2

37

699

442

45

Sumber : Pendataan Keluarga 2021, diolah oleh Penulis.

 

A. �Hasil Wawancara dengan Informan

Wawancara pertama dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 3 Januari 2022 bertempat di UPT P5A Kecamatan Kedawung. Informan bernama ibu Eti Rohaeti dengan jabatan sebagai Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana Kampung KB Kunir Sejahtera. Informan selanjutnya adalah Bapak Agus selalu ketua pengurus kampung KB kunir sejahtera, wawancara dilakukan pada tanggal 20 Januari 2022 di kediamannya Desa Kedungjaya RW.02.

Dalam kesempatan wawancara ini peneliti memulai pertanyaan tentang penjelasan singkat dibentuknya Kampung KB Kunir Sejahtera dan jawaban dari ibu Etih adalah sebagai berikut :

�Kampung KB Kunir Sejahtera didirikan tahun 2018 dibawah pembinaan DPPKBP3A, dalam rangka mewujudkan program BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan sektor pembangunan lainnya.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Hasil wawancara dengan pak Agus selaku pengurus kampung KB pada tanggal 20 Januari 2022 adalah sebagai berikut :

�Kampung KB ini mengambil nama kunir sejahtera karena awal kampung KB ini dibentuk, kami membudidayakan tanaman kunyit sebagai ikon kampung KB ini dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar kampung KB diberbagai sektor.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Selanjutnya peneliti menanyakan program apa saja yang telah dilaksanakan setelah pendirian Kampung KB Kunir Sejahtera, ibu Eti menjawab sebagai berikut :

�Program-program dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya yaitu program kesehatan, posyandu, pendidikan, sosialisasi program Keluarga Berencana, pembinaan kader. � (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan pa agus selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :

�Kampung KB Kunir Sejahtera menjalankan program dari dinas terkait, selain itu berbagai program lintas sektor dilakukan, seperti : sektor peternakan, sektor pendidikan, industri rumahan sebagai upaya meningkatkan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

 

Berbagai program lintas sektor seperti perikanan, pendidikan, industri rumahan dan sebagainya merupakan program-program yang ada di kampung KB. Sosialisasi dari berbagai lintas sektor juga sering diadakan di kampung KB kunir sejahtera. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai respon masyarakat dengan dibentuknya Kampung KB Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kabupaten Cirebon, berikut hasil wawancaranya dengan ibu Eti Rohaeti :

�Sosialisasi sebenarnya kita lakukan kepada pengurus kampung KB karena pengurus harus benar-benar paham apa itu kampung KB, bagaimana syarat terbentuknya, kegiatan apa saja yang dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pengurus dan masyarakat juga harus mengikuti instruksi dinas terkait yang telah melakukan pembinaan.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan pak Agus selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :

�Masyarakat sekitar kampung KB merespon positif setiap kegiatan kampung KB, karena mereka juga berharap dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan ikut serta berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi pribadi dan keluarganya.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Kampung KB ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program KB dan meningkatkan peran pemerintah untuk membina masyarakat untuk menyelenggarankan KB. Hasil wawancara dengan ibu Eti mengenai tujuan kampung KB adalah sebagai berikut :

�Kampung KB Kunir sejahtera bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kampung KB melalui program KB dan pembangunan sektor lainnya yaitu meningkatkan peran pemerintah, lembaga lainnya serta swasta untuk memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan KB sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan keluarga.�(Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Program kampung KB ini memiliki sasaran seluruh lapisan masyarakat. Dimana program yang ada, secara langsung menyentuh kepada masyarakat. Hasil wawancara dengan ibu Eti adalah sebagai berikut :

�Program kampung KB dari awal dibentuk tahun 2018 berjalan baik dari sektor pendidikan didirikan PAUD secara gratis untuk masyarakat di lingkungan Desa KedungJaya, di sektor peternakan ada budidaya lele, kemudian ada pengolahan sampah untuk menjadi pupuk di lingkungan RW.02, ada juga budidaya kunyit untuk berbagai jenis makanan dan minuman olahan, di sektor industri ada usaha kerupuk kulit untuk industri lokal tetapi seiiring berjalannya waktu ditambah lagi adanya pandemi Covid 19 awal tahun 2020 satu per satu kegiatan tersebut ditinggalkan untuk sektor perdagangan karena kurangnya targer pasar dan hanya PAUD yang masih bertahan sampai dengan sekarang.�(Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

�Banyaknya hambatan dalam pelaksanaan program KB, menyebabkan pencapaian tujuan dari kampung KB kurang maksimal. Hal ini dapat dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :

�Masih adanya masyarakat yang kurang merespon adanya kampung KB ini, sebagian juga ada tokoh tokoh masyarakat yang tidak terlalu peduli dengan adanya kampung KB. Hambatan lainnya adalah minimnya alokasi anggaran untuk kampung KB sehingga program-program yang direncanakan banyak yang tidak berjalan lancar.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan pak Agus adalah sebagai berikut :

�pelaksanaan kegiatan kampung KB awalnya bagus tapi sejak adanya pandemi, semangat masyarakat berkurang untuk kegiatan yang diselenggarakan, anggaran dari pemerintah minim, kami berusaha swadana dari kas RW hanya saja tetap tidak mampu menghidupkan kembali seperti awal pembentukan kampung KB.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Terakhir peneliti menanyakan pada ibu Eti� mengenai perubahan sebelum dan setelah adanya kampung KB. Berikut hasil wawancaranya :

�Perubahan yang paling terasa dengan adanya kampung KB adalah kebersihan kampung semakin baik dari sebelumnya, terbukanya lapangan pekerjaan masyarakat lokal di sektor kesehatan lingkungan, peternakan, industri dan pendidikan tetapi dengan adanya pandemi Covid 19, kegiatan yang awalnya berjalan baik lambat laun ditinggalkan sehingga kegiatan kampung KB bisa dikatakan mati suri.�(Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan pa Agus yaitu sebagai berikut :

�perubahannya meski perlahan ada, awalnya budidaya lele berhasil namun biaya operasional yg tinggi membuat pengurus berpikir ulang untuk melanjutkan, untuk membuatan kompos dari sampah rumah tangga berjalan baik berkat mesin kompos hibah dari kota Yogyakarta saat melakukan study banding, ide-ide untuk menjadikan Kedungjaya sebagai Desa wisata air juga sempat muncul hanya terkendala biaya.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)

� Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanankan di Kampung KB Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon sejak terbentuk tahun 2018 hingga tahun 2019 antara lain :�

1.   Musyawarah pembentukan Kampung KB

Membentuk kesepakatan dengan tokoh formal dan informal dalam rangka pembentukan kampung KB Kunir sejahtera desa Kedungjaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan program unggulan BKKBN. Kegiatan sosialisasi pembentukan kampung KB yang diadakan di Desa Kedungjaya dengan pembinaan dari DPPKBP3A kabupaten Cirebon, dapat dilihat gari gambar 1 berikut ini :

 

Gambar 1

�Musyawarah Pembentukan

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

2.   Konsultasi/diskusi rutin PKK kader� kampung KB

Pembinaan Kelompok Kegiatan (Poktan) Desa Kedungjaya, untuk lebih menguasai program kerja, kader pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mendapatkan pembinaan dan kegiatan disusi untuk meningkatkan kualitas para kader PKK. Kegiatan diskusi kader PKK di Desa Kedungjaya dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 2

Diskusi PKK

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

 

 

3.   Kegiatan Donor darah

Salah satu kegiatan rutin kampung KB kunir sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kemanusian dan menolong sesama. Contoh kegiatan donor darah yang diadakan di Desa Kedungjaya dapat dilihat dari gambar 3 dibawah ini :

 

Gambar 3

Kegiatan Donor Darah

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

 

4.   Kegiatan Penyuluhan KB

Penyuluhan KB merupakan Kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga berkualitas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesertaan ber KB, menurunkan jumlah angka kelahiran bayi, meningkatkan kesehatan keluarga berencaa dengan cara penjarangan kelahiran, mencegah terjadinya penambahan kasus stunting. Kegiatan penyuluhan KB dilakukan di sekretariat kampung KB Kunir sejahtera, kegiatan ini dapat dilihat dari gambar 4.4 dibawah ini :

 

Gambar 4

Penyuluhan KB

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.

5.   Pelayanan KB

Pelayanan kesehatan dalam Keluarga berencana dimaksud untuk mengatur kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas melalui upaya promotif, preventif, pelayanan, dan pemulihan termasuk perlindungan efeksamping, komplikasi dan kegagalan alat kontrasepsi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi, serta pelayanan infertilitas. Pemerintah daerah bertanggungjawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, obat kontrasepsi, penanganan komplikasi dan kegagalan dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Contoh kegiatan pelayanan KB ini dapat dilihat dari gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5

Pelayanan KB

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

6.   Kegiatan Kober (Kelompok Bermain)

Kegiatan yang diprakarsai oleh pengurus kampung KB Kunir sejahtera yang bertujuan untuk memajukan anak-anak usia dini disekitar kampung. Kolompok bermain ini gratis tanpa dipungut biaya apapun, sedangkan tenaga pengajarnya aalah pengurus kampung KB. Contoh kegiatan kelompok belajar di Desa Kedungjaya dapat dilihat dari gambar 6 dibawah ini :

 

Gambar 6

Kegiatan Kober

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.

7.   Pelayanan posyandu dan Tribina

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) yang ditujukan untuk kehatan balita dan ditambah dengan pembinaan dan informasi bagi keluarga, tribina diantaranya adalah bina keluarga balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia. Contoh kegiatan posyandu dan tribina dapat dilihat dari gambar 7 dibawah ini :

 

Gambar 7

Posyandu dan Tribina

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.

 

8.   Kegiatan peduli Jum�at berkah

Kegiatan berbagi dan peduli masyarakat tidak mampu disekitar kampung yang digerakan oleh pengurus kampung KB Kunir sejahtera. Contoh kegiatan peduli jum�at berkah dapat dilihat dari gambar 8 dibawah ini :

Gambar 8

Kegiatan Peduli Jum�at Berkah

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020

 

9.   Pertemuan kader

Kader adalah tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat dan bertugas membantu kelacaran pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali sebagai upaya pembinaan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar kampung. Contoh kegiatan pertemuan kader dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini :

����������

Gambar 9

Pertemuan Kader

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

 

10.    Pembuatan tugu/gapuran kampung KB

Pembuatan tugu dan gapura kampung KB ini bertujuan memperkenalkn kepada seluruh masyarakat apa itu kampung KB. Kegiatan ini dibiayai oleh APBD dan contoh kegiatannya dapat dilihat dari gambar 10 dibawah ini :

Gambar 10

�Tugu kampung KB

Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.

11.    Pembuatan pupuk kompos

Kegiatan daur ulang sampah organik yang dihasilkan masyarakat menjadi sesuatu yg berguna dan bermanfaat untuk lingkungn sekitar kampung. Selain lingkungan menjadi bersih, kegiatan ini juga dapat mengurangi angka pengangguran. Kegiatan ini bertujuan mengurangi sampah rumahtangga yang didaur ulang menjadi kompos. Contoh kegiatan ini dapat dilihat dari gambar 11 dibawah ini :�������

 

�Gambar 11

Pembuatan Pupuk Kompos

Sumber : Dok. Ampung KB Kunir sejahtera, 2018

12.    Kelas ibu hamil

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar bagi para calon ibu tentang kesehatan bagi ibu hamil. Tujuan diadakannya kelas ini adalah mengedukasi ibu hamil agar dapat menjalani proses kehamilan dan persalinan lancar, serta mengetahui fase awal kehidupan bayi dengan bekal pengetahuan dasar. Contoh kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 12 dibawah ini :

Gambar 12

Kelas Ibu Hamil

Sumber : Dok.Kampung KB Kunir sejhtera, 2018.

 

Memasuki tahun 2020, kegiatan di kampung KB hampir tidak ada kecuali kegiatan yang masih dibiayai BKKBN pusat yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga Berencana) seperti Kelompok Kerja (Pokja), pertemuan kader, Tribina (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia) dan pelayanan KB yang merupakan kegiatan rutin bulanan yang masih dianggarkan. Pada bulan Maret 2020 dimana diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat) untuk Jawa dan Bali, secara perlahan� kegiatan yang dibiayai oleh DPPKBP3A dan APBDes hampir tidak ada karena adanya refocusing anggaran yg bertujuan untuk pencegahan covid19.

Evaluasi Program Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon

a.   Efektivitas

Efetivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Efetivitas digunakan sebagai tolak ukur untuk membandingkan antara rencana dan proses yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Sehingga untuk menentukan efektif tidaknya suatu program maka diperlukan ukuran-ukuran efektivitas. Dalam mengukur efektifitas suatu kegiatan atau aktivitas perlu diperhatikan parameternya, yaitu :

1. Pencapaian target

Dunn (2003) mengatakan bahwa �kelompok sasaran (target group) adalah orang, masyarakat atau organisasi yang pada mereka atau suatu kebijakan atau program diharapkan memberikan akibat.�

Manfaat paling besar dengan adanya kampung KB ini adalah lingkungan KB yang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah. Lintas sektor baik dari pemerintah maupun swasta melaksanakan kegiatan yang mampu meningkatkan pengetahuan maupun kesejahteraan masyarakat yang ada di kampung KB. Pencapaian target dalam pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi masyarakat atas barang dan jasa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan informan utama yaitu Ibu Hj. Eni Suhaeni, S.KM., M.Kes selaku Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon pada tanggal 10 Januari 2022 yang mengungkapkan bahwa dengan adanya program kampung KB, pelayanan yang ada menjadi lebih mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Berikut hasil wawancaranya :

�Sebenarnya untuk peningkatan program, kesejahteraan dan lainnya kita secara menyeluruh telah memiliki poktan itu terbina UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dimana kelompok usaha menengah ke bawah yang dibentuh oleh masyarakat yang terbina memang mengarah pada kesejahteraan.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Hasil wawancara dengan ibu Yati Fironike, SKM selaku kepala Bidang KB adalah sebagai berikut :

�Program Kampung KB di Desa Kedungjaya sudah bagus, banyak manfaat dirasakan karena banyak program kerja yang berhasil dan tepat sasaran sejak didirikan pada tahun 2018 sampai dengan awal 2020, hanya saja perlu dukungan moril dan materil untuk pengurus kampung KB dan pembinaan lanjutan dari dinas kita.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Siti Sani, SE., M.M selaku Kepala Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga pada tanggl 10 Januari 2022 adalah sebagai berikut :

� Kampung KB Desa Kedungjaya termasuk kampung KB yg mandiri jadi secara pelaksanaan program, kampung KB ini sudah sangat baik dan berjalan lancar sesuai dengan rencana kerjanya.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Program kampung KB ini dari segi pencapaian target dapat dikatakan efektif karena program yang ada sudah secara menyeluruh menyentuh lapisan masyarakat yang ada dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat di kampung KB kunir sejahtera.

2. Ketepatan waktu pencapaian target

Hasil wawancara dengan Ibu Kadis Hj. Eni Suhaeni, SKM., M.Kes mengungkapkan bahwa:

�Dalam hal ketepatan waktu, kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana karena terkait dengan penyerapan anggaran yang memang harus sesuai dengan rencana kerja. Sedangkan kegiatan yang tidak terkait dengan anggaran, memang terjadi spontan tetapi tetap ada pemberitahuan kepada masyarakat� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Sedangkan wawancara dengan ibu Kabid Yati Feronike, SKM. adalah sebagai berikut :

�Program kerja direncanakan selama 1tahun, apabila pelaksanaan kegiatan ada kendala maka kegitan tersebut tetap dilaksanakan dengan memperhatikan aturan dan ketentuan ketentuan setelah terlebih dahulu memberikan pengumuman pada masyarakat.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Hasil wawancara dengan ibu Kasie Siti Sani, SE., M.M. pada tanggal 10 Januari 2022 adalah sebagai berikut :

�Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang kegiatannya bersamaan dengan posyandu dan dilaksanakan setiap tanggal 5 setiap bulannya, akan dipindahkan pada hari berikutnya� apabila pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Hal tersebut telah diketahui oleh masyarakat yang ada di kampung KB, sehingga tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Program Kampung KB dilihat dari ketepatan waktu dikatakan efektif karena waktu pelaksanaannya sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan, walaupun beberapa program tidak bisa dipastikan waktu pelaksanaannya namun tetap ada informasi yang diberikan jika waktu pelaksanaan program sudah ditetapkan oleh pihak terkait. Mayarakat mengetahui mengenai jadwal program yang akan dilaksanakan, begitu pula dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang bersamaan dengan posyandu walaupun terkadang tidak sesuai dengan waktu pelaksanaannya namun masyarakat telah mengetahui hal tersebut.

 

Efisiensi

Menurut (Dunn, 2003) yang menyatakan bahwa : �Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efesiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dianamakan efisien. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Yati Feronike, SKM :

�Awal pembentukan anggaran dari pusat ada, dari pemda ada, bahkan dari APBdes juga ada sehingga kegiatan dapat berjalan lancar, tetapi semenjak pandemi, hampir tidak ada anggaran untuk pelaksanaan kegiatan kampung KB kunir sejahtera.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Agus selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :

�Untuk mencapai hasil maksimal dalam setiap kegiatan kami berusaha dengan berbagai cara. Kegiatan budidaya lele kami memerlukan biaya yang besar untuk pakannya, untuk daur ulang kompos, kami kesulitan untuk tenaga pengambil dan pemilah sampahnya hingga akhirnya hampir seluruh kegiatan berhenti karen akurangnya semangat dari masyarakat sekitar meskipun terkadang kami swadana dengan menggunakan anggaran RW.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Berdasarkan penelian dapat dikatakan belum efektif, karena kurang didukung dengan ketersediaan sumber dana yang memadai. Peneliti berpendapat bahwa untuk melaksanakan kegiatan apapun agar tercapai hasil yang diharapkan maka harus didukung anggaran yang memadai. Demikian pula dengan pelaksanaan program dikampung KB, karena anggaran merupakan salah satu sumber daya yang harus ada dalam penerapan manajemen. Tanpa adanya dukungan anggaran maka kebijakan tersebut tidak akan bisa berjalan optimal.

 

Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. Willian N Dunn mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Hasil wawancara mengenai manfaat kampung KB dengan ibu Yati Feronike, SKM adalah sebagai berikut :

�Kegiatan dari awal pembentukan hingga akhir 2019 banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat baik itu sektor pendidikan, kesehatan, industri dan perdagangan karena masih banyaknya dukungan dari pihak terkait.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Hasil wawancara dengan Bapak Agus adalah sebagai berikut :

� Masyarakat merasakan manfaatnya secara nyata, untuk daur ulang sampah rumah tangga menjadi kompos menjadikan lingkungan bersih, untuk budidaya lele diharapkan ada pemasukan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa keberadaan program kampung KB dapat memberikan manfaat dan pengaruh yang signifikan terutama dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung penuh oleh pemerintah baik tingkat desa, daerah, provinsi maupun pemerintah pusat. Peneliti berpendapat bahwa program kampung KB dapat memberikan manfaat atau pengaruh bagi kelompok sasaran makan hendaknya pihak terkait perlu melakukan evaluasi atas implementasi program tersebut.

 

Perataan

Perataan dalam kebijakan dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan. William N. Dunn menyatakan bahwa kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien dan mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hj. Eni Suhaeni, SKM., M.Kes :

�Pembinaan dari dinas terkait dalam pelaksanaan kegiatan sudah merata hanya saja dari pengurus masih kekurangan tenaga yang mampu dan terampil diberbagai bidang, terkendala oleh kurangnya apresiasi dan partisipasi dari masyarakat tentang program kampung KB dan kendala lainnya adalah dukungan anggaran, apalagi dimasa pandemi hampir semua sektor yang awalnya bagus menjadi terbengkalai.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Hasil wawancara dengan Bapak Agus yaitu :

�Kami kesulitan dalam hal tenaga sukarela untuk pengangkutan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi kompos, kami juga terbebani dengan mahalnya pakan lele meskipun sudah dibantu dengan dana kas RW, tatap saja banyak kendala finansial.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut terbukti bahwa pelaksanaan program kampung KB sudah dilaksanakan secara tegas dan merata namun masih ada kendala sumber daya manusia dan dukungan anggaran.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa tidak tegas dan meratanya pelaksanaan program kampung KB terutama dimasa pandemi tidak bisa dikatakan efektif karena kurangnya partisipasi dari masyarakat dan kurangnya dukungan anggaran.

 

Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan alternatif dapat diartikan sebagai respon dari semua aktivitas, yang berarti tanggapan sasaran kebijakan alternatif atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N. Dunn menyatakan bahwa responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

Pendapat diatas membuktikan bahwa implementasi kampung KB mendapat respon yang baik dan dukungan positif dari semua pihak pada awal pembentukan hingga akhir tahun 2019. Dapat dilihat dari hasil wawancara berikut dengan ibu Hj. Eni Suhaeni, SKM., M.Kes :

�Program kampung KB ini bagus dapat meningkatkan kemampuan desa, yang awalnya biasa saja perlahan meningkat seiring banyaknya kegiatan bermanfaat yang dilakukan masyarakat sekitar kampung untuk menjadi lebih maju apabila terus dibina dan didukung anggarannya oleh pemerintah, sayangnya semua pelaksanaan kegiatan bergantung pada dukungan anggaran.� (hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)

Untuk itu peneliti berpendapat bahwa respon dari setiap yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung KB sudah baik hanya karena kurangnya dukungan anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadikan program kampung KB kurang terasa manfaatnya terutama awal tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 karena adanya pandemi covid-19.

 

Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Willian N. Dunn menyatakan bahwa kelayakan (Apprapriateness) adalah :

�Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternative untuk dijadikan rekomendasi tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas alternative, karena alternative ini menyangkut substansi tujuan bukan cara atau alternativ untuk merealisasikan tujuan tersebut�

Artinya ketepatan dapat diisi oleh keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada). Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak tak terduga secara positif maupun dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga bisa lebih dapat bergerak secara lebih dinamis. Dampak positinya ada, tetapi masyarakat tidak berusaha mencari alternatif lain agar program terus berlangsung. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Agus selaku pengurus kampung KB :

�Sejak tahun 2018 sampi dengan 2019 kegiatan terus menerus ada, tetapi karena pandemi terhenti, mesin pembuat pupuk hilang kebawa arus air, budidaya lele dan usaha kerupuk kulit terkendaya pemasaran, masyarakat kurang tertarik untuk membangun dan mensukseskan kampung KB kunir sejahtera karena pandemi melumpukan perekonomian masyarakat banyak.� (hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)

 

Upaya- upaya yang dapat meningkatkan program kampung KB Kunir sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan dan tantangan setelah dilakukan evaluasi kampung keluarga berkualitas, maka diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pencapaian tujuan dari program kampung keluarga. Hambatan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapinya yaitu antara lain :

a.   Kurangnya adanya peran aktif dari dinas terkait terhadap kegiatan perumusan program kampung keluarga berkualitas sehingga belum mampu membantu dalam merumuskan tujuan program kampung keluarga berkualitas, karena terlalu bergantung pada anggaran yang diturunkan BKKBN Pusat. Upaya yang dilakukan yaitu peran aktif dari tenaga lini lapangan dalam perumusan program sehingga pada saat pelaksanaan selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada pengurus kampung keluarga berkualitas dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

b.   Kurangnya pemahaman potensi yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di pemukiman masyarakat sehingga belum mampu menentukan alternatif kegiatan yang akan diambil dalam program kampung keluarga berkualitas. Hal ini menunjukkan kurangnya aktifnya peran serta tenaga penyuluh keluarga berencana dalam mewujudkan program kampung keluarga berkualitas yang tepat sasaran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya yang dilakukan yaitu selalu melakukan komunikasi secara aktif dengan semua elemen masyarakat agar dapat secara terbuka menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci terkait dengan dampak pelaksanaan program kampung KB sehingga dapat dilakukan analisa dan evaluasi secara menyeluruh agar lebih ditingkatkan tujuan dari pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas.

c.   Kurangnya kualitas sumber daya manusia dalam pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya pembinaan dari dinas terkait tentang peningkatan ketrampilan dan juga pemahaman tentang program kampung keluarga berkualitas yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

d.   Kurangnya dukungan anggaran dari pusat. Upaya-upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas yang dapat dijadikan pemasukan bagi pengurus kampung. Adanya inovasi Desa menjadikan kemampuan desa semakin mandiri baik kesejahteraan maupun pendapatan kampung tersebut.

Dampak covid-19 di Indonesia berpengaruh pada berbagai sektor, salah satunya adalah pelaksanan program kampung KB. Pelaksanaan program KB yang umumnya kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pemberian pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan tatap muka, tetapi terkendala akibat pandemi. Adapun hambatan yang dihadapi oleh DPPKBP3A dalam pelaksanaan program kampung KB Berbagai upaya bentuk pelaksanaan telah diupayakan melalui monitoring dan evaluasi program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kampung KB dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah berupaya meningkatkan semangat masyarakat sekitar kampung keluarga berkualitas untuk mencapai tujuan, dari pembinaan, sosialisasi.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi program kampung keluarga berkualitas di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon belum sepenuhnya berjalan optimal. Berdasarkan pedoman pengelolaan kampung keluarga berkualitas, ada beberapa indikator kurang terlaksananya kegiatan di Kampung keluarga berkualitas dengan baik seperti :

a. �Pemahaman masyarakat masih kurang terhadap keberadaan kampung keluarga berkualitas yang menyebabkan potensi yang ada di desa belum dapat dikembangkan secara maksimal.

b. �Anggaran dari pemerintah pusat dan daerah yang belum memadai jumlahnya sehingga menyebabkan pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas belum optimal.

c. �Adanya ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan karena kurangnya koordinasi antara ketua dan pembina kampung keluarga berkualitas.

2. Hasil penelitian berdasarkan evaluasi kebijakan menurut William N. Dunn dengan menggunakan 6 indikator yaitu :

a.   Berdasarkan indikator efektivitas program kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera dapat dikatakan efektif karena program yang ada sudah secara menyeluruh menyentuh lapisan masyarakat yang ada dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat di kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera dan hampir selalu tepat waktu untuk pelaksanaan kegiatannya.

b.   Berdasarkan indikator efesiensi program kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera dapat dikatakan belum efesien, karena kurang didukung dengan ketersediaan sumber dana yang memadai terutama tahun 2020 setelah memasuki pandemi covid-19 sampai dengan tahun 2022. Peneliti berpendapat bahwa untuk melaksanakan kegiatan apapun agar tercapai hasil yang diharapkan maka harus didukung anggaran yang memadai. Demikian pula dengan pelaksanaan program dikampung keluarga berkualitas, karena anggaran merupakan salah satu sumber daya yang harus ada dalam penerapan manajemen. Tanpa adanya dukungan anggaran maka kebijakan tersebut tidak akan bisa berjalan optimal.

c.   Berdasarkan indikator kecukupan kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera terbukti dapat memberikan manfaat dan pengaruh yang signifikan terutama dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung penuh terutama anggaran dari pemerintah baik tingkat desa, daerah, provinsi maupun pemerintah pusat.

d.   Berdasarkan indikator perataan kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera terbukti sudah dilaksanakan secara tegas dan merata namun masih ada kendala sumber daya manusia dan dukungan anggaran jadi bisa dikatanya kurang adanya perataan.

e.   Berdasarkan indikator responsivitas peneliti berpendapat bahwa respon dari setiap orang yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas sudah baik hanya tetapi pada awal pembentukannya saja, awal tahun 2020 terjadi penurunan karena kurangnya dukungan anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadikan program kampung KB kurang terasa manfaatnya setelah adanya pandemi.

f.    Berdasarkan indikator ketepatan kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera dampak positinya ada, tetapi masyarakat tidak berusaha mencari alternatif lain agar program terus berlangsung agak kualitas hidup masyarakat sekitar kampung tetap terjaga,tetapi terpaku pada keadaan hanya menggandalkan kepedulian pemerintah akan dukungan anggaran.

3. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan program kampung keluarga berkualitas di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon adalah:

a.   Berdasarkan indikator efektivitas, sosialisasi dan pembinaan dari dinas terkait diperlukan untuk mensosialisasikan program kegiatan kampung keluarga berkualitas agar menyentuh lapisan masyarakat dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh warga kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera

b.   Berdasarkan indikator efisiensi, upaya-upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas yang dapat dijadikan pemasukan bagi pengurus kampung. Adanya inovasi desa menjadikan kemampuan desa semakin mandiri baik kesejahteraan maupun pendapatan desa tersebut, sehingga pelaksanaan program kegiatan kampung KB tidak harus bergantung dari anggaran pusat dan daerah.

c.   Berdasarkan indikator kecukupan, pelaksanaan program keluarga berkualitas pada umumnya adalah kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pemberian pelayanan kontrasepsi yang dilakukan secara tatap muka, tetapi terkendala akibat pandemi Covid 19. Bentuk pelaksanaan telah diupayakan melalui monitoring dan evaluasi program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kampung keluarga berkualitas dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.

d.   Berdasarkan indikator perataan, Upaya yang dilakukan yaitu peran aktif dari tenaga lini lapangan dalam perumusan program sehingga pada saat pelaksanaan selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada pengurus kampung keluarga berkualitas dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

e.   Berdasarkan indikator responsivitas, upaya yang dilakukan yaitu selalu melakukan komunikasi secara aktif dengan semua elemen masyarakat agar dapat secara terbuka menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci terkait dengan dampak pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas sehingga dapat dilakukan analisa dan evaluasi secara menyeluruh agar lebih ditingkatkan dalam pencapaian tujuan dari pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas.

f.    Berdasarkan indikator ketepatan, upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya pembinaan dari dinas terkait tentang peningkatan ketrampilan dan juga pemahaman tentang program kampung keluarga berkualitas yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Dunn, William N. (2003). Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Google Scholar

 

Lexy J. Moleong. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Google Scholar

 

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google Scholar

 

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, Dan R&D. Penerbit Cv. Alfabeta: Bandung. Google Scholar

 

Copyright holder:

Yuliana, Ipik Permana, Moh. Taufik Hidayat (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: