Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
EVALUASI
PROGRAM KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP
MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS KUNIR SEJAHTERA DI
DESA KEDUNGJAYA KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON)
Yuliana,
Ipik Permana, Moh. Taufik Hidayat
Universitas
Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Kampung keluarga berkualitas adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau
setara yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sector
terkait yang akan dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui implementasi program kampung keluarga berkualitas,
mengevaluasi pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas dan upaya-upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan program kampung keluarga berkualitas.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis
deskriptif. Subjek penelitian ini yaitu Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala
Seksi, Penyuluh Keluarga Berencana, Pengurus Kampung Keluarga berkualitas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa program kampung keluarga
berkualitas Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten
Cirebon belum sepenuhnya berjalan optimal. Berdasarkan pedoman pengelolaan
kampung keluarga berencana, ada beberapa indikator kurang terlaksananya
kegiatan di Kampung Keluarga Berkualitas dengan baik. Hasil evaluasi
berdasarkan kebijakan William N. Dunn dengan menggunakan 6 indikator yaitu :
1).efektivitas, 2).efisiensi, 3).kecukupan, 4).perataan, 5). responsivitas,
6).ketepatan menunjukkan program kampung keluarga berkualitas belum optimal.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pencapaian tujuan
yaitu antara lain: 1).sosialisasi dan pembinaan dari dinas terkait, 2).
pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas,
3).monitoring dan evaluasi program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan
kampung, 4).peran aktif dari tenaga lini lapangan dalam perumusan program,
5).melakukan komunikasi secara aktif dengan semua elemen masyarakat agar dapat
secara terbuka menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci, 6).pembinaan
dari dinas terkait tentang peningkatan ketrampilan dan juga pemahaman tentang
program kampung keluarga berkualitas.
Kata Kunci: �evaluasi
program, kualitas hidup masyarakat, kampung kb
Abstract
Family Village Quality is an area unit with same level as RW, village or an
area with specific criteria where integrated program of citizenzhip
program, planned family, family and related sector development conducted sistematically. The purpose of research is to observe the
family Village Quality program implementation, evaluate and any of the efforts
given to improve family Village Quality program. This research use qualitative approach with descriptive analysis. The
research subject consist of departement
head, area head, section head, planned family assistant and family Village
Quality of Kunir Sejahtera administration. The result
of this research indicating that family Village Quality program implementation
at family Village Quality Kunir Sejahtera in Kedungjaya Village, Kedawung
District in Cirebon Region not optimized yet. Following guideline for managing
planned family village, some indicators showing some activities in family
Village Quality not run properly. Evaluation theory of William N. Dunn covered
on criteria which is: 1). Effectiveness, 2). Efficiency, 3). Adequacy, 4).
Equality, 5). Responsive, 6). Accuracy showing family Village Quality program
not optimized yet. Following this research result, efforts given to overcome
the obstacles in acchieving goals i.e : 1). socialization, 2).utilization of village potential, 3).program monitoring&evaluation, 4).active engagement from field
task force in program formulation, 5).actively communicate with communities,
6).guidance from related service for skills improvement and understanding of
family Village Quality program.
Keywords:� evaluation
program, life quality of villagers, family village quality
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-23
Pendahuluan
Berdasarkan
Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga bahwa hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Bahwa pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek
kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga pemerintah
non kementrian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui
Menteri Kesehatan. BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di
bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Merujuk
pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) Tahun 2020-2024, BKKBN diberi mandat untuk berkontribusi
secara langsung terhadap 2(dua) dari 7(tujuh) agenda pembangunan/Prioritas Nasional
(PN) pada RPJMN IV 2020-2024, yaitu untuk �Meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing�, serta mendukung �Revolusi Mental dan
Pembangunan Kebudayaan�. Pembangunan Indonesia dalam periode tahun 2020-2024
ditujukan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya
saing, yaitu� SDM yang sehat dan cerdas,
adaptif, inovatif, terampil dan berkarakter. Untuk mencapai tujuan tersebut,
kebijakan pembangunan diarahkan diantaranya melalui peningkatan produktivitas
angkatan kerja, serta peningkatan kualitas anak, perempuan dan
pemuda.(bkkbn.go.id)
Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk
menciptakan� perbandingan ideal antara
perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan
kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Terdapat dua
isu utama yang perlu diperhatikan dalam integrasi penduduk dan pembangunan. Isu
utama tersebut adalah : pertama, penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai
objek tetapi juga sebagai subyek pembangunan; dan kedua, ketika penduduk
memiliki peran sebagai subjek pembangunan, maka diperlukan upaya pemberdayaan
untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapasitas penduduk dalam
pembangunan.(bkkbn.go.id).
Oleh
sebab itu, maka, digagaslah program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB),
Program ini bertujuan memperkuat upaya pencapaian sasaran secara langsung
bersentuhan dan bermanfaat kepada masyarakat sebagai penguatan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana). Saat
ini program Kampung Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu inovasi
strategis pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, Kriteria program
Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah jumlah keluarga pra sejahtera diatas
rata-rata, dan jumlah peserta KB dibawah rata-rata. Sedangkan kriteria Wilayah
Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah di daerah padat penduduk, kumuh,
Pesisir/Nelayan, Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan miskin (termasuk miskin
perkotaan), terpencil, perbatasan, kawasan industri dan padat penduduk. Secara
umum, tujuan dibentuknya Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara serta pembangunan
sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Sedangkan secara khusus, Kampung Keluarga Berencana (KB) dibentuk untuk
meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan swasta dalam
memfasilitasi, mendampingi, dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan
program keluarga berencana dan pembangunan sektor terkait, serta untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan
kependudukan.Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran berbagai pihak
seperti organisasi masyarakat, pihak swasta dan pemangku kepentingan lainnya.
Integrasi lintas sektor berupa pelayanan KB, pelayanan pembuatan akta,
pembangunan jalan dan jembatan, pembuatan KTP, penyediaan buku bacaan,
posyandu, PAUD dan lain-lain. �
Berdasarkan
Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana (KB) sebagai panduan pelaksanaan
kampung KB Secara umum, keberhasilan Kampung Keluarga Berencana (KB) sangat dipengaruhi
oleh 5(lima) faktor utama, yaitu : 1). Komitmen yang kuat dari pemangku kebijakan
disemua tingkatan (Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan); 2). Intensitas
opini publik tentang pelayanan kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (Bangga Kencana) beserta integrasinya dengan lintas sektor; 3).
Optimalisasi fasilitasi dan dukungan mitra kerja/stakeholders; 4). Semangat dan
dedikasi para pengelola program diseluruh tingkatan wilayah serta para petugas
lini lapangan KB(PKB/PLKB), dan 5). Partisipasi aktif masyarakat.
Berdasarkan
Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana (KB), pengertian Kampung� KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun
atau setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan
Program Kependudukan Keluarga Berkualitas Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan
pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Kampung Keluarga Berencana (KB) direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh
dan untuk masyarakat melibatkan seluruh kementrian dan Lembaga terkait di tingkat
pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dibawah koordinasi Kementrian Koordinator
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia di tingkat pusat,
Gubernur di tingkat Provinsi dan Bupati/Walikota di tingkat Kabupaten/Kota.
Pemerintah, Pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta berperan dalam
fasilitasi, pendampingan dan pembinaan (BKKBN,2015).
Kampung
Keluarga Berencana (KB) juga dirancang sebagai upaya membumikan, mengangkat
kembali, serta merevitalisasi program dari BKKBN guna mendekatkan akses
pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya mengaktualisasikan dan
mengaplikasikan fungsi-fungsi keluarga secara utuh dan masyarakat. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengubah nomenklatur
Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas untuk merubah
imej bahwa pengelolaan Kampung Keluarga Berencana (KB) hanya milik BKKBN
seharusnya ada intervensi dari semua sektor baik ekonomi, kesehatan, pendidikan
hingga pembangunan. Dengan demikian, kegiatan yang dilakukan di kampung
keluarga berkualitas tidak hanya identik dengan penggunaan dan pemasangan alat
kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program pembangunan terpadu dan
terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya. (bkkbn.go.id)
Selain
daripada itu, Kampung Keluarga Berkualitas juga dapat menjadi wahana
pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang mengarah pada upaya
merubah sikap, prilaku, dan cara berpikir (mindset) masyarakat kearah lebih baik,
sehingga kampung yang tertinggal dan terbelakang dapat sejajar dengan
kampung-kampung lainnya, masyarakat yang tidak memiliki kegiatan dapat
bergabung dengan Kelompok Kegiatan (POKTAN) Kampung Keluarga Berkualitas, dan
keluarga yang tidak memiliki usaha dapat bergabung menjadi anggota usaha
peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (bkkbn.go.id)
Kualitas
hidup adalah persepsi individual terhadap posisinya dalam konteks budaya,
sistem nilai dimana mereka berada dan hubungan hidup, harapan, standar dan lainnya
yang terkait. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
lima faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Faktor-faktor tersebut
adalah dukungan sosial, faktor medis, faktor psikologis, faktor demografis,
program pendidikan dan konseling.
Evaluasi
terhadap sebuah program pembangunan merupakan hal yang penting untuk
mendapatkan informasi mengenai capaian dari program tersebut. Evaluasi terhadap
program kampung keluarga berkualitas bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
komprehensif dalam pelaksanaan dan implementasi program Kampung Keluarga
Berkualitas dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Penelitian
ini mencakup faktor internal dan eksternal dalam implementasi program kampung
keluarga berkualitas sebagai faktor yang mendorong pada keberhasilan atau
kegagalan program pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dimana suatu Kampung KB berada. Peneliti tertarik memilih Kampung KB Kunir
Sejahtera yang berada di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
sebagai objek penelitian, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam dalam
pelaksanaan Program Kampung KB di Desa Kedungjaya yaitu adanya ketidak sesuaian
antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan karena kurangnya koordinasi antara
ketua dan pembina kampung KB, dan kurang aktifnya masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan Kampung KB sehingga keberadaan potensi yang ada
di Desa belum dapat dikembangkan secara maksimal walaupun kerjasana lintas
sektor telah diadakan. Evaluasi yang dilaksanakan pada penelitian ini mengambil
waktu dari tahun 2019-2021.
Berdasarkan
uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan
dalam usulan penelitian yang berjudul: �Evaluasi Program Kampung Keluarga
Berkualitas Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat (Studi Kasus Pada
Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera di Desa Kedungjaya Kecamatan
Kedawung Kabupaten Cirebon)�.
Tujuan
dalam mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memperoleh data
tentang permasalahan Sesuai dengan rumusan masalah diatas
adalah untuk mengetahui implementasi program
Kampung KB Kunir Sejahtera di Desa
Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa data angka,
melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen
pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen resmi lain yang mendukung.
Tujuan menggunakan pendekatan kualitatif adalah agar peneliti dapat
menggambarkan realita empiris di balik fenomena yang terjadi terkait dengan
program kampung KB.
Dalam penelitian ini mencocokkan
antara realita empiris dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode
deskriptif. Menurut Keirl dan Miller dalam (Lexy J. Moleong, 2018)
yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah �tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia,
kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya
dan peristilahannya�. Dalam penelitian ini peneliti meneliti beberapa objek yang
mendukung perolehan data yang valid. Teknik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat deduktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari generalisasi. Pertimbangan peneliti menggunakan
penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh (Lexy J. Moleong, 2018);
1.
Menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda
2.
Metode
ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan
manejemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Pada dasarnya penelitian ini merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari
pemecahan masalah tersebutdengan menggunakan suatu metode tertentu.
Menurut (Sugiyono, 2016),
metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah bererti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasinal bererti kegiatan penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahuicara-cara
yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan analisis deskriptif. Kirk dan Miller (1986:9) dalam
(Lexy J. Moleong, 2018)
mendefinisikan : �Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara
fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalawan kawasannya
maupun peristilahannya.�
David William (1995) dalam (Lexy J. Moleong, 2018)
mengatakan bahwa :
�Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau penelitiyang tertarik secara alamiah.�
Sedangkan
menurut Denzim dan Lincoln
(1987) dalam (Lexy J. Moleong, 2018)
menyatakan bahwa :
�Penelitian kualitatif adalah penelitian� yang�
menggunakan�
latar ilmiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan yang melibatkan berbagai metode yang ada. kualitatif sering disebut metode penelitian natularlistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.�
Melalui
metode kualitatif dengan analisis deskriptif, dimaksudkan memberi penjelasan dan uraian berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian. Dapat juga diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan usaha mengemukakan hubungan yang satu dan lainnya dalam program kampung keluarga berkualitas.
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Dengan demikian data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Menurut (Sugiyono, 2017)
bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi
dan gabungan atau gabungan dari ketiganya
(triangulasi).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data dengan cara :
1. Observasi yaitu : pengamatan yang dilakukan terhadap obyek dan situasi di lapangan. Dalam hal ini
peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan program dan kegiatan
di Kampung keluarga berkualitasDesa
Kedungjaya Kecamatan Kedawung. Selain itu observasi juga akan dilakukan di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Cirebon dan UPT. P5A Kecamatan Kedawung.
2. Wawancara yaitu :
proses meperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antar pewawancara
dengan informan (orang yang
diwawancarai. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu
obyek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mewawancarai
sumber-sumber data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan program Kampung keluarga berkualitas di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.
3. Dokumentasi merupakan metode pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari wawancara dan observasi akan lebih dapat
dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis
akademik yang telah ada. Dalam penelitian
ini, dokumentasi diperoleh dengan mengumpulkan data tertulis, arsip maupun gambar-gambar
yang berkaitan dengan kegiatan dan program Kampung keluarga
berkualitas.
Hasil dan Pembahasan
1.
Implementasi Program Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
Kampung Keluarga
Berkualitas (KB) Kunir sejahtera merupakan kampung KB
yang dibentuk tahun 2018
oleh Dinas Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon berdasarkan
SK Nomor :
476/Kep-26/Des-KDJ/2018 yang berkedudukan di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon.
Adapun upaya-upaya yang dapat meningkatkan program
kampung KB Kunir sejahtera
di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon berdasarkan pedoman pengelolaan kampung KB, yaitu :
1. Indikator Input
a. Tingginya partisipasi seluruh potensi kampung untuk seluruh kemajuan kampung KB.
b. Beragamnya kegiatan yang dijalankan secara terpadu, baik program pemerintah maupun inovasi masyarakat
c. Besarnya sumber anggaran kampung KB yang didapat baik dari
iuran masyarakat, bantuan pemerintah maupun donatur yang tidak mengikat.
d. Ketersediaan
sarana dan prasarana.
2. Indikator Proses
a.
Berjalannya
kegiatan di masing-masing seksi
kepengurusan kampung KB.
b.
Peran serta
petugas pemerintah dalam sinkronisasi kegiatan
c.
Peran serta
institusi masyarakat dalam pengelolaan kampung KB
d.
Menjalankan
8 (delapan) fungsi keluarga dan dilaksanakan disetiap keluarga.
e.
Frekuensi
dan kualitas KIE/Penyuluhan
f.
Frekuensi
pelayanan KB-KR.
g.
Frekuensi
pelayanan dari sektor lainnya.
h.
Frekuensi
pertemuan berkala kelompok kegiatan
i.
Frekuensi
kegiatan gerakan masyarakat kampung KB
3. Indikator Output
������� Keberhasilan kampung KB dapat diukur dari pelaksanaan
8 fungsi dimasing-masing keluarga, yaitu :
a. Meningkatnya pelaksanaan keagamaan (keluarga semakin rajin beribadah)
b. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat baik ilmu pengetahuan
maupun profesionalisme (semakin banyak orang yang memiliki ketrampilan untuk meningkatkan usaha)
c. Tercapainya rata-rata dua anak setiap keluarga,
keluarga sehat, anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
d. Meningkatnya income per kapita keluarga dan pemanfaatannya menunjang kepentingan keluarga.
e. Terlindunginya masyarakat/keluarga
dan hidup tentram dan nyaman.
f. Semakin terjalinnya hubungan harmonis antar keluargadan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
g. Semakin berkembangnya budi pekerti, tata krama dan seni budaya baik
di keluarga maupun masyarakat kampung.
h. Semakin tertatanya lingkungan
yang serasi, selaras dan seimbang antara perilaku dan lingkungan.�
Kondisi masyarakat di Kampung KB Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, berdasarkan data tahun 2020 yang ada di Kampung KB Kunir Sejatera dilihat dari tabel dibawah
ini :
Tabel 1
Kondisi Desa
Kedungjaya
Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
Kondisi RW.02 mempunyai kepala keluarga mayoritas ada pada usia produktif yaitu usia 15-64th.
Kondisi untuk pendidikan
dan pekerjaan masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 2
Kondisi Pendidikan dan pekerjaan Desa Kedungjaya
Sumber: Kampung KB Kunir Sejahtera,
2020.
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan lulusan SLTP lebih banyak dibading
lulusan lainnya sedangkan pekerjaan didominasi sektor swasta.
Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk kepesertaan Keluarga Berencana, dapat dilihat dari
tabel dibawah ini :
Tabel 3
Kepesertaan KB
Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.
Berdasarkan Tabel 3 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi peserta yang mengikuti KB.
Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah jiwa
dan pengelompokan berdasarkan
umur, dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4
Jumlah Jiwa dan Pengelompokan berdasarkan umur
Sumber: Kampung KB Kunir
Sejahtera, 2020.
Berdasarkan Tabel 4 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi lali-laki dibandingkan perempuan.
Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah keluarga
berdasarkan kelompok umur, dapat dilihat
dari tabel dibawah ini :
Tabel 5
Jumlah Keluarga
Berdasarlan Kelompok Umur
Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.
Berdasarkan Tabel 5 diatas, masyarakat Desa Kedungjaya masih didominasi usia 25-60th.
Kondisi Masyarakat Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon untuk jumlah keluarga
berdasarkan kepemilikan BPJS,� rumah,
dan kondisi rumah, dapat dilihat dari
tabel dibawah ini :
Tabel 6
Kondisi Kepemilikan
BPJS, Rumah dan Kondisi rumah
Sumber : Kampung KB Kunir Sejahtera, 2020.
Berdasarkan Tabel 6 diatas, masih banyak
kondisi rumah yang layak dibanding yang tidak layak.
Pada Tahun
2021 pendataan keluarga dilakukan oleh DPPKBP3A dibawah koordinasi BKKBN dimana Tenaga Penggerak Desa langsung mendata seluruh kepala keluarga yang ada di kabupaten Cirebon, adapun hasilnya untuk Desa Kedungjaya dapat digambarkan pada tabel 7 berikut :
Tabel 7
Rekapitulasi Pendataan
Keluarga 2021 Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kab. Cirebon
NO. |
RW |
Jumlah Keluarga |
Jumlah PUS Peserta KB |
Jumlah PUS Bukan Peserta KB |
Jumlah PUS Hamil |
|||||
Yang Ada |
Yang Di data |
Yang Tidak dapat di temui |
Yang Di tolak |
Yang tidak mam-pu men- jawab |
Yang Belum didata |
|
|
|
||
1. |
001 |
368 |
359 |
06 |
01 |
01 |
01 |
101 |
95 |
11 |
2. |
002 |
494 |
494 |
0 |
0 |
0 |
0 |
199 |
94 |
22 |
3. |
003 |
120 |
120 |
0 |
0 |
0 |
0 |
12 |
11 |
0 |
4. |
004 |
107 |
77 |
18 |
11 |
0 |
0 |
13 |
6 |
0 |
5. |
005 |
351 |
350 |
4 |
2 |
0 |
0 |
132 |
54 |
4 |
7. |
007 |
159 |
150 |
10 |
0 |
0 |
0 |
33 |
23 |
0 |
8. |
008 |
209 |
191 |
26 |
3 |
1 |
17 |
42 |
21 |
2 |
9. |
009 |
169 |
169 |
0 |
0 |
0 |
0 |
23 |
34 |
0 |
10. |
010 |
321 |
310 |
11 |
0 |
0 |
11 |
65 |
47 |
4 |
11. |
011 |
113 |
113 |
0 |
0 |
0 |
0 |
46 |
26 |
1 |
Jumlah |
2590 |
2506 |
83 |
17 |
2 |
37 |
699 |
442 |
45 |
Sumber : Pendataan Keluarga
2021, diolah oleh Penulis.
A. �Hasil Wawancara
dengan Informan
Wawancara pertama dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 3 Januari 2022 bertempat di UPT P5A
Kecamatan Kedawung. Informan bernama ibu Eti Rohaeti
dengan jabatan sebagai Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana Kampung KB Kunir Sejahtera.
Informan selanjutnya adalah Bapak Agus selalu ketua pengurus
kampung KB kunir sejahtera,
wawancara dilakukan pada tanggal 20 Januari 2022 di kediamannya Desa Kedungjaya RW.02.
Dalam kesempatan wawancara ini peneliti memulai
pertanyaan tentang penjelasan singkat dibentuknya Kampung KB Kunir
Sejahtera dan jawaban dari ibu Etih adalah
sebagai berikut :
�Kampung
KB Kunir Sejahtera didirikan
tahun 2018 dibawah pembinaan DPPKBP3A, dalam rangka mewujudkan program BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan sektor pembangunan lainnya.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
Hasil
wawancara dengan pak Agus selaku
pengurus kampung KB pada tanggal
20 Januari 2022 adalah sebagai berikut :
�Kampung
KB ini mengambil nama kunir sejahtera
karena awal kampung KB ini dibentuk, kami membudidayakan tanaman kunyit sebagai ikon kampung KB ini dengan harapan
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar kampung KB diberbagai sektor.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Selanjutnya peneliti menanyakan program apa saja yang telah
dilaksanakan setelah pendirian Kampung KB Kunir Sejahtera,
ibu Eti menjawab
sebagai berikut :
�Program-program
dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya yaitu program kesehatan, posyandu, pendidikan, sosialisasi program Keluarga Berencana, pembinaan kader. � (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara dengan pa agus
selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :
�Kampung
KB Kunir Sejahtera menjalankan
program dari dinas terkait, selain itu berbagai program lintas sektor dilakukan,
seperti :
sektor peternakan, sektor pendidikan, industri rumahan sebagai upaya meningkatkan
kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Berbagai
program lintas sektor seperti perikanan, pendidikan, industri rumahan dan sebagainya merupakan program-program yang ada
di kampung KB. Sosialisasi dari
berbagai lintas sektor juga sering diadakan di kampung KB kunir sejahtera. Selanjutnya peneliti bertanya mengenai respon masyarakat dengan dibentuknya Kampung KB Kunir
Sejahtera di Desa Kedungjaya
Kabupaten Cirebon, berikut hasil wawancaranya dengan ibu Eti
Rohaeti :
�Sosialisasi sebenarnya kita lakukan kepada
pengurus kampung KB karena pengurus harus benar-benar paham apa itu kampung KB, bagaimana syarat terbentuknya, kegiatan apa saja yang dilakukan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, pengurus dan masyarakat juga harus mengikuti instruksi dinas terkait yang telah melakukan pembinaan.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara dengan pak Agus
selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :
�Masyarakat
sekitar kampung KB merespon
positif setiap kegiatan kampung KB, karena mereka juga berharap dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan ikut serta
berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi pribadi dan keluarganya.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Kampung
KB ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program KB dan
meningkatkan peran pemerintah untuk membina masyarakat untuk menyelenggarankan KB. Hasil
wawancara dengan ibu Eti mengenai
tujuan kampung KB adalah sebagai berikut :
�Kampung
KB Kunir sejahtera bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kampung KB melalui program KB dan pembangunan
sektor lainnya yaitu meningkatkan peran pemerintah, lembaga lainnya serta swasta untuk
memfasilitasi, mendampingi
dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan KB sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan keluarga.�(Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
Program
kampung KB ini memiliki sasaran seluruh lapisan masyarakat. Dimana
program yang ada, secara langsung menyentuh kepada masyarakat. Hasil wawancara dengan ibu Eti adalah
sebagai berikut :
�Program
kampung KB dari awal dibentuk tahun 2018 berjalan baik dari
sektor pendidikan didirikan PAUD secara gratis untuk masyarakat di lingkungan Desa KedungJaya, di sektor peternakan ada budidaya lele, kemudian ada pengolahan
sampah untuk menjadi pupuk di lingkungan RW.02, ada juga budidaya kunyit untuk berbagai jenis makanan dan minuman olahan, di sektor industri ada usaha kerupuk
kulit untuk industri lokal tetapi seiiring berjalannya waktu ditambah lagi adanya
pandemi Covid 19 awal tahun 2020 satu per satu kegiatan tersebut
ditinggalkan untuk sektor perdagangan karena kurangnya targer pasar dan hanya PAUD yang masih bertahan sampai dengan sekarang.�(Hasil
wawancara tanggal 3 Januari 2022)
�Banyaknya hambatan dalam pelaksanaan program KB, menyebabkan
pencapaian tujuan dari kampung KB kurang maksimal. Hal ini dapat dapat dilihat
dari hasil wawancara berikut :
�Masih
adanya masyarakat yang kurang merespon adanya kampung KB ini, sebagian juga ada tokoh tokoh masyarakat
yang tidak terlalu peduli dengan adanya
kampung KB. Hambatan lainnya
adalah minimnya alokasi anggaran untuk kampung KB sehingga program-program
yang direncanakan banyak
yang tidak berjalan lancar.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara dengan pak Agus
adalah sebagai berikut :
�pelaksanaan kegiatan
kampung KB awalnya bagus tapi sejak adanya
pandemi, semangat masyarakat berkurang untuk kegiatan yang diselenggarakan, anggaran dari pemerintah minim, kami berusaha swadana dari kas RW hanya saja tetap tidak
mampu menghidupkan kembali seperti awal pembentukan kampung KB.�
(Hasil wawancara tanggal 20
Januari 2022)
Terakhir peneliti menanyakan pada ibu Eti� mengenai
perubahan sebelum dan setelah adanya kampung KB. Berikut hasil wawancaranya :
�Perubahan yang paling terasa dengan adanya kampung KB adalah kebersihan kampung semakin baik dari
sebelumnya, terbukanya lapangan pekerjaan masyarakat lokal di sektor kesehatan lingkungan, peternakan, industri dan pendidikan tetapi dengan adanya
pandemi Covid 19, kegiatan
yang awalnya berjalan baik lambat laun
ditinggalkan sehingga kegiatan kampung KB bisa dikatakan mati suri.�(Hasil wawancara
tanggal 3 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara dengan pa Agus
yaitu sebagai berikut :
�perubahannya meski
perlahan ada, awalnya budidaya lele berhasil namun
biaya operasional yg tinggi membuat
pengurus berpikir ulang untuk melanjutkan,
untuk membuatan kompos dari sampah
rumah tangga berjalan baik berkat
mesin kompos hibah dari kota
Yogyakarta saat melakukan study
banding, ide-ide untuk menjadikan
Kedungjaya sebagai Desa wisata air juga sempat muncul hanya
terkendala biaya.� (Hasil wawancara tanggal 3 Januari 2022)
� Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanankan di Kampung KB Kunir
Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon sejak terbentuk tahun 2018 hingga tahun 2019 antara lain :�
1. Musyawarah pembentukan Kampung KB
Membentuk
kesepakatan dengan tokoh formal dan informal dalam rangka pembentukan kampung KB Kunir sejahtera desa Kedungjaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan program unggulan BKKBN. Kegiatan sosialisasi pembentukan kampung
KB yang diadakan di Desa Kedungjaya dengan pembinaan dari DPPKBP3A kabupaten Cirebon, dapat dilihat gari gambar 1 berikut ini :
Gambar 1
�Musyawarah Pembentukan
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
2. Konsultasi/diskusi rutin PKK kader� kampung KB
Pembinaan
Kelompok Kegiatan (Poktan) Desa Kedungjaya,
untuk lebih menguasai program kerja, kader pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mendapatkan pembinaan dan kegiatan disusi untuk meningkatkan kualitas para kader PKK. Kegiatan diskusi kader PKK di Desa Kedungjaya dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini :
Gambar 2
Diskusi
PKK
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
3. Kegiatan
Donor darah
Salah satu kegiatan rutin kampung KB kunir sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini bertujuan untuk
menumbuhkan rasa kemanusian
dan menolong sesama. Contoh kegiatan donor darah yang diadakan di Desa Kedungjaya dapat dilihat dari
gambar 3 dibawah ini :
Gambar 3
Kegiatan
Donor Darah
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
4. Kegiatan Penyuluhan KB
Penyuluhan
KB merupakan Kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga berkualitas. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan kesertaan ber KB, menurunkan jumlah angka kelahiran
bayi, meningkatkan kesehatan keluarga berencaa dengan cara penjarangan kelahiran, mencegah terjadinya penambahan kasus stunting. Kegiatan penyuluhan KB dilakukan di sekretariat kampung KB Kunir sejahtera, kegiatan ini dapat dilihat
dari gambar 4.4 dibawah ini :
Gambar 4
Penyuluhan
KB
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.
5. Pelayanan
KB
Pelayanan
kesehatan dalam Keluarga berencana dimaksud untuk mengatur kehamilan bagi pasangan usia
subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas melalui upaya promotif, preventif, pelayanan, dan pemulihan termasuk perlindungan efeksamping, komplikasi dan kegagalan alat kontrasepsi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi, serta pelayanan infertilitas. Pemerintah daerah bertanggungjawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, obat kontrasepsi, penanganan komplikasi dan kegagalan dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Contoh kegiatan pelayanan KB ini dapat dilihat
dari gambar 5 dibawah ini :
Gambar 5
Pelayanan
KB
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
6. Kegiatan Kober (Kelompok Bermain)
Kegiatan
yang diprakarsai oleh pengurus
kampung KB Kunir sejahtera
yang bertujuan untuk memajukan anak-anak usia dini disekitar
kampung. Kolompok bermain ini gratis tanpa dipungut biaya apapun, sedangkan tenaga pengajarnya aalah pengurus kampung KB. Contoh kegiatan kelompok belajar di Desa Kedungjaya dapat dilihat dari
gambar 6 dibawah ini :
Gambar 6
Kegiatan
Kober
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.
7. Pelayanan posyandu dan Tribina
Kegiatan
pos pelayanan terpadu (posyandu) yang ditujukan untuk kehatan balita
dan ditambah dengan pembinaan dan informasi bagi keluarga, tribina diantaranya adalah bina keluarga
balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia.
Contoh kegiatan posyandu dan tribina dapat dilihat dari
gambar 7 dibawah ini :
Gambar
7
Posyandu
dan Tribina
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020.
8. Kegiatan peduli Jum�at berkah
Kegiatan
berbagi dan peduli masyarakat tidak mampu disekitar kampung yang digerakan oleh pengurus kampung
KB Kunir sejahtera. Contoh kegiatan peduli jum�at berkah
dapat dilihat dari gambar 8 dibawah
ini :
Gambar 8
Kegiatan
Peduli Jum�at Berkah
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2020
9. Pertemuan kader
Kader adalah tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat
dan bertugas membantu kelacaran pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sebulan
sekali sebagai upaya pembinaan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar kampung. Contoh kegiatan pertemuan kader dapat dilihat
pada gambar 9 dibawah ini :
����������
Gambar 9
Pertemuan
Kader
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
10. Pembuatan tugu/gapuran kampung KB
Pembuatan
tugu dan gapura kampung KB ini bertujuan memperkenalkn
kepada seluruh masyarakat apa itu kampung KB. Kegiatan ini dibiayai oleh APBD dan contoh kegiatannya dapat dilihat dari
gambar 10 dibawah ini :
Gambar 10
�Tugu kampung KB
Sumber : Dok. Kampung KB Kunir sejahtera, 2018.
11. Pembuatan pupuk kompos
Kegiatan
daur ulang sampah organik yang dihasilkan masyarakat menjadi sesuatu yg berguna dan bermanfaat untuk lingkungn sekitar kampung. Selain lingkungan menjadi bersih, kegiatan ini juga dapat mengurangi angka pengangguran. Kegiatan ini bertujuan
mengurangi sampah rumahtangga yang didaur ulang menjadi kompos.
Contoh kegiatan ini dapat dilihat
dari gambar 11 dibawah ini :�������
�Gambar 11
Pembuatan
Pupuk Kompos
Sumber : Dok. Ampung KB Kunir sejahtera, 2018
12. Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil adalah
kelompok belajar bagi para calon ibu tentang kesehatan
bagi ibu hamil. Tujuan diadakannya
kelas ini adalah mengedukasi ibu hamil agar dapat menjalani proses kehamilan dan persalinan lancar, serta mengetahui
fase awal kehidupan bayi dengan bekal pengetahuan
dasar. Contoh kegiatan ini dapat
dilihat pada gambar 12 dibawah ini :
Gambar 12
Kelas
Ibu Hamil
Sumber : Dok.Kampung KB Kunir sejhtera, 2018.
Memasuki tahun 2020, kegiatan di kampung
KB hampir tidak ada kecuali kegiatan
yang masih dibiayai BKKBN pusat yaitu BOKB (Bantuan Operasional Keluarga Berencana) seperti Kelompok Kerja (Pokja), pertemuan kader, Tribina (Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia) dan pelayanan KB yang merupakan kegiatan rutin bulanan yang masih dianggarkan. Pada bulan Maret 2020 dimana diberlakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat) untuk Jawa dan Bali, secara perlahan� kegiatan
yang dibiayai oleh DPPKBP3A dan APBDes
hampir tidak ada karena adanya
refocusing anggaran yg bertujuan untuk pencegahan covid19.
Evaluasi Program Kampung Keluarga Berkualitas Kunir Sejahtera Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
a.
Efektivitas
Efetivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Efetivitas digunakan sebagai tolak ukur untuk
membandingkan antara rencana dan proses yang dilakukan
dengan hasil yang dicapai. Sehingga untuk menentukan efektif tidaknya suatu program maka diperlukan ukuran-ukuran efektivitas. Dalam mengukur efektifitas suatu kegiatan atau aktivitas perlu diperhatikan parameternya, yaitu :
1. Pencapaian target
Dunn (2003) mengatakan bahwa �kelompok sasaran (target group)
adalah orang, masyarakat atau organisasi yang pada mereka atau suatu
kebijakan atau program diharapkan memberikan akibat.�
Manfaat paling besar dengan adanya
kampung KB ini adalah lingkungan KB yang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah. Lintas sektor baik dari
pemerintah maupun swasta melaksanakan kegiatan yang mampu meningkatkan pengetahuan maupun kesejahteraan masyarakat yang ada di kampung
KB. Pencapaian target dalam
pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan bagi masyarakat atas barang dan jasa. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan informan utama yaitu Ibu Hj. Eni Suhaeni, S.KM., M.Kes
selaku Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon pada tanggal 10
Januari 2022 yang mengungkapkan
bahwa dengan adanya program kampung KB, pelayanan
yang ada menjadi lebih mudah diakses
oleh seluruh masyarakat. Berikut hasil wawancaranya :
�Sebenarnya untuk peningkatan
program, kesejahteraan dan lainnya
kita secara menyeluruh telah memiliki poktan itu terbina UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dimana kelompok usaha menengah ke bawah
yang dibentuh oleh masyarakat
yang terbina memang mengarah pada kesejahteraan.� (Hasil
wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Hasil wawancara
dengan ibu Yati Fironike, SKM selaku kepala Bidang
KB adalah sebagai berikut :
�Program Kampung KB di Desa
Kedungjaya sudah bagus, banyak manfaat
dirasakan karena banyak program kerja yang berhasil dan tepat sasaran sejak didirikan
pada tahun 2018 sampai dengan awal 2020, hanya saja perlu
dukungan moril dan materil untuk pengurus
kampung KB dan pembinaan lanjutan
dari dinas kita.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara
dengan Ibu Siti Sani, SE., M.M selaku
Kepala Seksi Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga pada tanggl 10 Januari 2022 adalah sebagai berikut :
� Kampung KB Desa Kedungjaya termasuk kampung KB yg mandiri jadi
secara pelaksanaan program,
kampung KB ini sudah sangat
baik dan berjalan lancar sesuai dengan
rencana kerjanya.� (Hasil
wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Program kampung KB ini dari segi
pencapaian target dapat dikatakan efektif karena program yang ada sudah secara menyeluruh
menyentuh lapisan masyarakat yang ada dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh
masyarakat di kampung KB kunir
sejahtera.
2. Ketepatan waktu pencapaian
target
Hasil wawancara dengan Ibu Kadis Hj. Eni Suhaeni, SKM., M.Kes
mengungkapkan bahwa:
�Dalam hal
ketepatan waktu, kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana karena terkait dengan penyerapan anggaran yang memang harus sesuai dengan
rencana kerja. Sedangkan kegiatan yang tidak terkait dengan
anggaran, memang terjadi spontan tetapi tetap ada
pemberitahuan kepada masyarakat� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Sedangkan wawancara dengan ibu Kabid
Yati Feronike, SKM. adalah sebagai berikut :
�Program kerja direncanakan selama 1tahun, apabila pelaksanaan kegiatan ada kendala
maka kegitan tersebut tetap dilaksanakan dengan memperhatikan aturan dan ketentuan ketentuan setelah terlebih dahulu memberikan pengumuman pada masyarakat.�
(Hasil wawancara tanggal 10
Januari 2022)
Hasil wawancara dengan ibu Kasie Siti Sani, SE.,
M.M. pada tanggal 10 Januari
2022 adalah sebagai berikut :
�Program Bina Keluarga Balita (BKB) yang kegiatannya bersamaan dengan posyandu dan dilaksanakan setiap tanggal 5 setiap bulannya, akan dipindahkan pada hari berikutnya� apabila
pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Hal tersebut telah diketahui oleh masyarakat yang ada di kampung
KB, sehingga tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Program
Kampung KB dilihat dari ketepatan waktu dikatakan efektif karena waktu pelaksanaannya
sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan, walaupun beberapa program tidak bisa dipastikan waktu pelaksanaannya namun tetap ada
informasi yang diberikan jika waktu pelaksanaan
program sudah ditetapkan
oleh pihak terkait. Mayarakat mengetahui mengenai jadwal program yang akan dilaksanakan, begitu pula dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang bersamaan dengan posyandu walaupun terkadang tidak sesuai dengan waktu
pelaksanaannya namun masyarakat telah mengetahui hal tersebut.
Efisiensi
Menurut (Dunn, 2003)
yang menyatakan bahwa : �Efisiensi (efficiency) berkenaan
dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efesiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.
Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil
dianamakan efisien. Berikut hasil wawancara
dengan Ibu Yati Feronike, SKM :
�Awal pembentukan anggaran dari pusat
ada, dari pemda ada, bahkan
dari APBdes juga ada sehingga kegiatan
dapat berjalan lancar, tetapi semenjak pandemi, hampir tidak ada
anggaran untuk pelaksanaan kegiatan kampung KB kunir sejahtera.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Sedangkan hasil wawancara
dengan Bapak Agus selaku pengurus kampung KB adalah sebagai berikut :
�Untuk mencapai
hasil maksimal dalam setiap kegiatan
kami berusaha dengan berbagai cara. Kegiatan budidaya lele kami memerlukan biaya yang besar untuk pakannya, untuk daur ulang
kompos, kami kesulitan untuk tenaga pengambil
dan pemilah sampahnya hingga akhirnya hampir seluruh kegiatan berhenti karen akurangnya semangat dari masyarakat
sekitar meskipun terkadang kami swadana dengan menggunakan anggaran RW.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Berdasarkan penelian dapat dikatakan belum efektif, karena kurang didukung
dengan ketersediaan sumber dana yang memadai. Peneliti berpendapat bahwa untuk melaksanakan
kegiatan apapun agar tercapai hasil yang diharapkan maka harus didukung anggaran yang memadai. Demikian pula dengan pelaksanaan program dikampung KB,
karena anggaran merupakan salah satu sumber daya yang harus ada dalam
penerapan manajemen. Tanpa adanya dukungan
anggaran maka kebijakan tersebut tidak akan bisa
berjalan optimal.
Kecukupan
Kecukupan dalam kebijakan
dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan
mencukupi dalam berbagai hal. Willian N Dunn mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan
dengan seberapa jauh suatu tingkat
efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430). Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi
seberapa jauh yang ada dapat memuaskan
kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.
Hasil wawancara mengenai manfaat kampung KB dengan ibu Yati
Feronike, SKM adalah sebagai berikut :
�Kegiatan dari awal
pembentukan hingga akhir 2019 banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat baik itu sektor
pendidikan, kesehatan, industri dan perdagangan karena masih banyaknya
dukungan dari pihak terkait.� (Hasil wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Hasil wawancara dengan Bapak Agus adalah sebagai berikut :
� Masyarakat merasakan manfaatnya secara nyata, untuk daur
ulang sampah rumah tangga menjadi
kompos menjadikan lingkungan bersih, untuk budidaya lele diharapkan ada pemasukan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.� (Hasil wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Berdasarkan hasil penelitian
terbukti bahwa keberadaan program kampung KB dapat
memberikan manfaat dan pengaruh yang signifikan terutama dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung penuh oleh pemerintah baik tingkat desa, daerah,
provinsi maupun pemerintah pusat. Peneliti berpendapat bahwa program kampung KB dapat memberikan manfaat atau pengaruh bagi
kelompok sasaran makan hendaknya pihak terkait perlu
melakukan evaluasi atas implementasi program tersebut.
Perataan
Perataan dalam kebijakan
dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan. William N. Dunn menyatakan
bahwa kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok
yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil
didistribusikan. Suatu
program tertentu mungkin dapat efektif, efisien dan mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari
perataan yaitu keadilan atau kewajaran.
Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hj. Eni Suhaeni, SKM., M.Kes :
�Pembinaan dari dinas
terkait dalam pelaksanaan kegiatan sudah merata hanya
saja dari pengurus masih kekurangan tenaga yang mampu dan terampil diberbagai bidang, terkendala oleh kurangnya apresiasi dan partisipasi dari masyarakat tentang program kampung KB dan kendala
lainnya adalah dukungan anggaran, apalagi dimasa pandemi hampir semua sektor yang awalnya bagus menjadi
terbengkalai.� (Hasil wawancara
tanggal 10 Januari 2022)
Hasil wawancara dengan Bapak Agus yaitu :
�Kami kesulitan dalam hal tenaga
sukarela untuk pengangkutan sampah rumah tangga yang akan diolah menjadi
kompos, kami juga terbebani
dengan mahalnya pakan lele meskipun
sudah dibantu dengan dana kas RW, tatap saja banyak kendala
finansial.� (Hasil wawancara
tanggal 20 Januari 2022)
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut terbukti bahwa pelaksanaan program kampung
KB sudah dilaksanakan secara tegas dan merata namun masih
ada kendala sumber daya manusia
dan dukungan anggaran.
Berdasarkan hal tersebut,
peneliti berpendapat bahwa tidak tegas
dan meratanya pelaksanaan
program kampung KB terutama dimasa
pandemi tidak bisa dikatakan efektif karena kurangnya partisipasi dari masyarakat dan kurangnya dukungan anggaran.
Responsivitas
Responsivitas dalam kebijakan
alternatif dapat diartikan sebagai respon dari semua
aktivitas, yang berarti tanggapan sasaran kebijakan alternatif atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N. Dunn menyatakan
bahwa responsivitas (responsiveness)
berkenaan dengan seberapa jauh suatu
kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Pendapat diatas membuktikan bahwa implementasi kampung KB mendapat respon yang baik dan dukungan positif dari semua pihak
pada awal pembentukan hingga akhir tahun
2019. Dapat dilihat dari hasil wawancara
berikut dengan ibu Hj. Eni Suhaeni,
SKM., M.Kes :
�Program kampung KB ini bagus dapat meningkatkan
kemampuan desa, yang awalnya biasa saja
perlahan meningkat seiring banyaknya kegiatan bermanfaat yang dilakukan masyarakat sekitar kampung untuk menjadi lebih maju
apabila terus dibina dan didukung anggarannya oleh pemerintah, sayangnya semua pelaksanaan kegiatan bergantung pada dukungan anggaran.� (hasil
wawancara tanggal 10 Januari 2022)
Untuk itu peneliti
berpendapat bahwa respon dari setiap
yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung KB sudah
baik hanya karena kurangnya dukungan anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadikan program
kampung KB kurang terasa manfaatnya terutama awal tahun 2020 sampai dengan tahun
2022 karena adanya pandemi covid-19.
Ketepatan
Ketepatan merujuk pada nilai atau harga
dari tujuan program dan
pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Willian N. Dunn menyatakan
bahwa kelayakan (Apprapriateness) adalah :
�Kriteria yang dipakai untuk menseleksi
sejumlah alternative untuk dijadikan rekomendasi tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas alternative, karena alternative ini menyangkut substansi tujuan bukan cara
atau alternativ untuk merealisasikan tujuan tersebut�
Artinya ketepatan dapat diisi oleh keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada).
Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi
sebelumnya baik dampak tak terduga
secara positif maupun dimungkinkan alternatif lain yang dirasakan lebih baik dari
suatu pelaksanaan kebijakan sehingga bisa lebih dapat
bergerak secara lebih dinamis. Dampak positinya ada, tetapi masyarakat
tidak berusaha mencari alternatif lain agar
program terus berlangsung. Berikut hasil wawancara
dengan Bapak Agus selaku pengurus kampung KB :
�Sejak tahun
2018 sampi dengan 2019 kegiatan
terus menerus ada, tetapi karena
pandemi terhenti, mesin pembuat pupuk
hilang kebawa arus air, budidaya lele dan usaha kerupuk kulit terkendaya
pemasaran, masyarakat kurang tertarik untuk membangun dan mensukseskan kampung KB kunir sejahtera karena pandemi melumpukan perekonomian masyarakat banyak.� (hasil
wawancara tanggal 20 Januari 2022)
Upaya- upaya
yang dapat meningkatkan
program kampung KB Kunir sejahtera
di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan adanya hambatan dan tantangan setelah dilakukan evaluasi kampung keluarga berkualitas, maka diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pencapaian tujuan dari program kampung keluarga. Hambatan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapinya yaitu antara lain :
a. Kurangnya adanya peran
aktif dari dinas terkait terhadap
kegiatan perumusan program
kampung keluarga berkualitas
sehingga belum mampu membantu dalam merumuskan tujuan program kampung keluarga berkualitas, karena terlalu bergantung pada anggaran yang diturunkan BKKBN
Pusat. Upaya yang dilakukan
yaitu peran aktif dari tenaga
lini lapangan dalam perumusan program sehingga pada saat pelaksanaan selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada pengurus kampung keluarga berkualitas dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Kurangnya pemahaman potensi
yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan di pemukiman masyarakat sehingga belum mampu menentukan
alternatif kegiatan yang akan diambil dalam
program kampung keluarga berkualitas.
Hal ini menunjukkan kurangnya aktifnya peran serta tenaga
penyuluh keluarga berencana dalam mewujudkan program kampung keluarga
berkualitas yang tepat sasaran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya yang dilakukan yaitu selalu melakukan komunikasi secara aktif dengan semua
elemen masyarakat agar dapat secara terbuka
menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci terkait dengan dampak pelaksanaan
program kampung KB sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi secara menyeluruh agar lebih ditingkatkan tujuan dari pelaksanaan program kampung keluarga berkualitas.
c. Kurangnya kualitas sumber
daya manusia dalam pelaksanaan program kampung
keluarga berkualitas. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya
pembinaan dari dinas terkait tentang
peningkatan ketrampilan dan
juga pemahaman tentang
program kampung keluarga berkualitas
yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
d.
Kurangnya dukungan anggaran dari pusat. Upaya-upaya
yang dilakukan adalah pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas yang dapat dijadikan pemasukan bagi pengurus kampung. Adanya inovasi Desa menjadikan
kemampuan desa semakin mandiri baik kesejahteraan maupun pendapatan kampung tersebut.
Dampak covid-19 di Indonesia berpengaruh
pada berbagai sektor, salah
satunya adalah pelaksanan program kampung KB. Pelaksanaan
program KB yang umumnya kegiatan
sosialisasi, penyuluhan dan
pemberian pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan tatap muka,
tetapi terkendala akibat pandemi. Adapun hambatan yang dihadapi oleh
DPPKBP3A dalam pelaksanaan
program kampung KB Berbagai upaya
bentuk pelaksanaan telah diupayakan melalui monitoring dan evaluasi
program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kampung KB dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak telah
berupaya meningkatkan semangat masyarakat sekitar kampung keluarga berkualitas untuk mencapai tujuan, dari pembinaan, sosialisasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
pada Bab IV dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Implementasi program kampung keluarga
berkualitas
di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon belum sepenuhnya berjalan optimal. Berdasarkan pedoman pengelolaan kampung keluarga
berkualitas, ada beberapa indikator
kurang terlaksananya kegiatan di Kampung keluarga
berkualitas dengan baik seperti :
a. �Pemahaman masyarakat masih kurang terhadap
keberadaan kampung keluarga
berkualitas
yang menyebabkan potensi
yang ada di desa belum dapat dikembangkan
secara maksimal.
b. �Anggaran dari pemerintah
pusat dan daerah yang belum memadai jumlahnya
sehingga menyebabkan pelaksanaan program kampung keluarga
berkualitas belum optimal.
c. �Adanya ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan karena kurangnya koordinasi antara ketua dan pembina kampung keluarga berkualitas.
2. Hasil penelitian berdasarkan evaluasi kebijakan menurut William N. Dunn
dengan menggunakan 6 indikator yaitu :
a.
Berdasarkan indikator efektivitas program kampung keluarga
berkualitas kunir sejahtera dapat dikatakan efektif karena program yang ada sudah secara
menyeluruh menyentuh lapisan masyarakat yang ada dan mampu memberikan
manfaat bagi seluruh masyarakat di kampung keluarga berkualitas kunir sejahtera dan hampir selalu tepat waktu
untuk pelaksanaan kegiatannya.
b.
Berdasarkan indikator efesiensi program kampung keluarga
berkualitas kunir sejahtera dapat dikatakan belum efesien, karena kurang didukung
dengan ketersediaan sumber dana yang memadai terutama tahun 2020 setelah memasuki pandemi covid-19 sampai dengan tahun 2022. Peneliti berpendapat bahwa untuk melaksanakan
kegiatan apapun agar tercapai hasil yang diharapkan maka harus didukung anggaran yang memadai. Demikian pula dengan pelaksanaan program dikampung keluarga berkualitas, karena anggaran merupakan salah satu sumber daya
yang harus ada dalam penerapan manajemen. Tanpa adanya dukungan anggaran maka kebijakan
tersebut tidak akan bisa berjalan
optimal.
c.
Berdasarkan indikator kecukupan kampung keluarga
berkualitas kunir sejahtera terbukti dapat memberikan manfaat dan pengaruh yang signifikan terutama dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung penuh terutama anggaran dari pemerintah baik tingkat desa,
daerah, provinsi maupun pemerintah pusat.
d.
Berdasarkan indikator perataan kampung keluarga
berkualitas kunir sejahtera terbukti sudah dilaksanakan secara tegas dan merata namun masih ada
kendala sumber daya manusia dan dukungan anggaran jadi bisa dikatanya
kurang adanya perataan.
e.
Berdasarkan indikator responsivitas peneliti berpendapat bahwa respon dari setiap
orang yang terlibat dalam pelaksanaan program kampung keluarga
berkualitas sudah baik hanya
tetapi pada awal pembentukannya saja, awal tahun 2020 terjadi penurunan karena kurangnya dukungan anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadikan program
kampung KB kurang terasa manfaatnya setelah adanya pandemi.
f.
Berdasarkan indikator ketepatan kampung keluarga
berkualitas kunir sejahtera dampak positinya ada, tetapi masyarakat
tidak berusaha mencari alternatif lain agar program
terus berlangsung agak kualitas hidup
masyarakat sekitar kampung tetap terjaga,tetapi
terpaku pada keadaan hanya menggandalkan kepedulian pemerintah akan dukungan anggaran.
3. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan program kampung keluarga
berkualitas
di Desa Kedungjaya Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon adalah:
a.
Berdasarkan indikator efektivitas, sosialisasi dan pembinaan dari dinas terkait
diperlukan untuk mensosialisasikan program kegiatan
kampung keluarga
berkualitas agar menyentuh
lapisan masyarakat dan mampu memberikan manfaat bagi seluruh
warga kampung keluarga
berkualitas kunir
sejahtera
b.
Berdasarkan indikator efisiensi, upaya-upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan potensi yang ada di sekitar kampung keluarga berkualitas yang dapat dijadikan pemasukan bagi pengurus kampung. Adanya inovasi desa menjadikan kemampuan desa semakin mandiri baik kesejahteraan maupun pendapatan desa tersebut, sehingga pelaksanaan program kegiatan kampung KB tidak harus bergantung dari anggaran pusat
dan daerah.
c.
Berdasarkan indikator kecukupan, pelaksanaan program keluarga
berkualitas pada umumnya
adalah kegiatan sosialisasi, penyuluhan dan pemberian pelayanan kontrasepsi yang dilakukan secara tatap muka,
tetapi terkendala akibat pandemi Covid 19. Bentuk pelaksanaan telah diupayakan melalui monitoring dan evaluasi
program dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan kampung keluarga
berkualitas dalam
upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
d.
Berdasarkan indikator perataan, Upaya yang dilakukan yaitu peran aktif
dari tenaga lini lapangan dalam
perumusan program sehingga
pada saat pelaksanaan selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada pengurus kampung keluarga berkualitas dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
e.
Berdasarkan indikator responsivitas, upaya yang dilakukan yaitu selalu melakukan
komunikasi secara aktif dengan semua
elemen masyarakat agar dapat secara terbuka
menyampaikan informasi secara jelas dan terperinci terkait dengan dampak pelaksanaan
program kampung keluarga
berkualitas sehingga
dapat dilakukan analisa dan evaluasi secara menyeluruh agar lebih ditingkatkan dalam pencapaian tujuan dari pelaksanaan
program kampung keluarga berkualitas.
f.
Berdasarkan indikator ketepatan, upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya
pembinaan dari dinas terkait tentang
peningkatan ketrampilan dan
juga pemahaman tentang
program kampung keluarga berkualitas
yang bertujuan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat
Dunn, William N. (2003). Analisis Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Google Scholar
Lexy J. Moleong. (2018). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Google Scholar
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, Dan R&D. Penerbit Cv. Alfabeta:
Bandung. Google Scholar
Copyright
holder: Yuliana, Ipik
Permana, Moh. Taufik Hidayat (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |