Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
CARA
MENGELOLA STRES DIRI DI TEMPAT KERJA PADA MASA PANDEMI COVID-19
Cholichul Hadi, Widya Rahma Fadhilah
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
�
Abstrak
Pandemi Covid-19 telah
dimulai sejak Desember 2019 di Wuhan dan telah meninggalkan berbagai hal yang menjadi suatu keabnormalan pada masa sebelum pandemi dan kenormalan pada masa pandemi. Keabnormalan-keabnormalan tersebut
dahulu hanyalah suatu hal yang tidak terlintas dipikiran manusia karena keabnormalan masih menjadi suatu
hal yang terus untuk dipahami dan terkadang keabnormalan tersebut tidak sesuai dengan kemampuan
setiap individu dan akan menimbulkan suatu keadaan yang membuat individu tersebut tertekan. Keadaan tertekan tersebut dinamakan dengan stres. Penulisan
karya ilmiah ini ada dengan
tujuan untuk memberikan suatu pemahaman terkait dengan stres pada masa pandemi Covid-19 dan cara mengelolanya. Penulisan karya ilmiah dengan
judul �Stres Mengancam Masyarakat dan Cara Mengelola
Stres pada Masa Pandemi
Covid-19� menggunakan metode
literature review. Cara yang digunakan dalam metode tersebut
adalah mencari sumber-sumber pustaka sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penulisan karya ilmiah yang ingin dibuat. Dari penulisan karya ilmiah ini dapat
ditemukan bahwa mengalami stres di masa pandemi Covid-19 adalah suatu hal yang wajar yang dapat dialami oleh semua orang dan terdapat beberapa langkah dalam mengelola
stres menurut WHO (World
Health Organization).
Kata Kunci: stress; virus; Covid-19
Abstract
The
Covid-19 pandemic has started since December 2019 in Wuhan and has left various
things that became a normality in the period before the pandemic and normality
during the pandemic. These abnormalities used to be just something that does
not cross the human mind because normality is still a thing that continues to
be understood and sometimes the normality is not in accordance with the ability
of each individual and will cause a state that makes the individual depressed.
This stressful state is called stress. The writing of this scientific paper
exists with the aim to provide an understanding related to stress during the
Covid-19 pandemic and how to manage it. Writing a scientific paper with the
title "Stress Threatens Society and How to Manage Stress during the
Covid-19 Pandemic" using the literature review method. The way used in
this method is to find library sources in accordance with what is needed by the
writing of the scientific work that wants to be made. From the writing of this
scientific paper, it can be found that experiencing stress during the Covid-19
pandemic is a natural thing that can be experienced by everyone and there are
several steps in managing stress according to WHO (World Health Organization).
Keywords: stress;
virus; Covid-19
Pendahuluan
Tahun 2019, tepatnya
bulan Desember, muncul suatu virus yang ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei.
Virus ini pertama kali dinamakan dengan 2019 novel coronavirus (2019-nCoV),
tetapi WHO (World Health Organization) mengumumkan pada Februari 2021 nama
baru, yaitu Coronavirus Disease (Covid-19) yang disebabkan oleh virus Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Setelah penemuannya pada
kasus pertama, Covid-19 terus merebak dan memuncak di bulan Januari dan
Februari. Kurang dari satu bulan, penyakit ini sudah menyebar hingga Jepang,
�Thailand, Korea
Selatan, dan beberapa provinsi di Cina karena penyebarannya yang sangat cepat
maka pada Maret 2020, WHO mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi (Susilo et al., 2020).
Penyebaran Covid-19 di Indonesia di mulai pada 2 Maret 2020 yang pertama kali
terjangkit adalah dua warga negara Indonesia yang sebelumnya melakukan kontak
dengan warga negara asal Jepang. Untuk kasus kematian pertama yang muncul
akibat Covid-19 adalah warga negara Indoenesia asal Solo pada bulan Maret (Nursofwa, Sukur, & Kurniadi, 2020).
Tingkat pasien yang terkena Covid-19 sangat tinggi yang disebabkan oleh
mudahnya penyebaran virus dari satu lingkungan yang terjangkit Covid-19.
Penyebaran virus tersebut dapat melalui kontak langsung dengan pasien yang
berjarak kurang dari 1 meter, yang dapat melalui udara, bersin, batuk, aerosol,
atau kontak tidak langsung (Nugroho et al., 2020).
Pandemi Covid-19
memberikan dampak di dalam banyak bidang, seperti bidang kesehatan, ekonomi,
dan sosial. Bidang kesehatan terdampak dari segi kasus yang fluktuatif dan
tingkat kematian yang terus melonjak. Bidang lainnya adalah ekonomi, pengukuran
dampak pandemi Covid-19 terhadap bidang ekonomi adalah dari tingkat pertumbuhan
ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Kondisi tersebut dialami oleh
wilayah yang terdampak dengan tingkatan yang berbeda-beda dan pemicu dari
kondisi tersebut adalah pembatasan sosial yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengurangi penularan yang ditimbulkan oleh virus korona. Dampak lainnya
mengarah pada bidang sosial yang diukur adalah tingkatan dari kemiskinan.
Tingkatan kemiskinan diukur dengan dua hal, yaitu kemiskinan makro dan
kemiskinan mikro (Aeni, 2021).
Dampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan fisik saja, tetapi
kesehatan mental pun diserang oleh Covid-19. Kesehatan mental tersebut meliputi
kecemasan, depresi, stres, dan lain sebagainya yang menyerang tenaga kesehatan
hingga masyarakat umum (Sahputri, 2019).
Stres merupakan salah
satu hal yang menjadi dampak kesehatan mental atau gangguan psikologis dari
munculnya pandemi Covid-19. Penulisan karya ilmiah ini dengan judul �Stres
Mengancam Masyarakat dan Cara Mengelola Stres pada Masa Pandemi Covid-19� hadir
karena adanya suatu permasalahan, terutama di dalam diri penulis, bahwa stres
adalah suatu keadaan psikologis yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pandemi
Covid-19 telah mengubah segala hal yang awalnya suatu keabnormalan menjadi
suatu hal yang normal dan menjadikan masyarakat menjadi terganggu dengan
banyaknya perubahan dan tekanan yang terjadi selama dua tahun terakhir sejak
Maret 2020
di Indonesia hingga masih berjalan sampai penulisan karya ilmiah ini dibuat,
yaitu Januari 2022 dan masih belum dapat dipastikan berakhirnya pandemi
Covid-19.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah Literatur Review, yaitu suatu metode
yang menekan pencarian tergantung dengan suatu topik yang ingin ditulis melalui
berbagai sumber yang didapatkan dari buku, jurnal, majalah,
internet, dan pustaka lainnya.
Tahapan awal dari penulisan karya ilmiah ini
adalah dengan mencari kata-kata kunci yang sesuai dengan tujuan
pembuatan penulisan karya ilmiah ini.
Kata kunci tersebut, meliputi virus korona, pandemi
Covid-19, stres, dan beberapa
hal yang berhubungan dengan ketiga hal
tersebut. Setelah menemukan berbagai pustaka yang sesuai langkah selanjutnya adalah mencari bagian-bagian yang bisa diletakkan ke dalam
penulisan karya ilmiah ini (Hidayati & Harsono, 2021).
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1.
Definisi Stres
Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah merebak sejak awal
tahun 2020. Banyak hal telah terjadi sejak
merebaknya pandemi
Covid-19, salah satunya adalah
stres yang dialami oleh masyarakat. Stres mempunyai beragam definsi dari yang dikemukakan oleh para ahli hingga para peneliti. Stres adalah suatu
respons fisiologis yang diakibatkan oleh suatu tuntutan yang tidak sesuai dengan kemampuan
diri dan jika melebihi kemampuan diri akan mengakibatkan
terganggunya fungsi satu atau beberapa
organ dan mengakibatkan yang bersangkutan
tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik dengan
kata lain stres adalah suatu keadaan yang tidak nyaman karena
adanya suatu tuntutan yang mengakibatkan terganggunya tugas-tugas yang harusnya dikerjakan (Muslim, 2020).
Pada zaman sekarang, stres sudah menjadi suatu
hal yang wajar yang dirasakan oleh anak-anak hingga orang dewasa pun tidak mengenal tempat dari mulai
lingkungan keluarga hingga lingkungan kerja yang menjadi pembeda dari hal
tersebut adalah tingkatan stres yang diderita (Gaol, 2016).
Penyebab stres sendiri bemacam-macam tergantung yang bersangkutan dan penyebab stres sendiri dinamakan dengan stressor yang dapat merangsang dan mendorong seseorang mengalami hal tersebut (Gaol, 2016).
2.
Hubungan Stres dan Stressor
Penyebab stres dinamakan dengan stressor. Dengan kata
lain, stressor adalah suatu
penyebab yang menimbulkan adanya stres yang diderita oleh yang bersangkutan.
Stressor merupakan suatu rangsangan dan dorongan dalam munculnya stres. Stressor dapat muncul dari berbagai
hal yang ada di sekitar yang bersangkutan (Gaol, 2016).
3.
Macam-macam Stressor
Thoits dalam (Gaol, 2016)
stressor memiliki beberapa jenis, yaitu (1) life events (peristiwa-peristiwa kehidupan),
(2) chronic strain (ketegangan kronis),
(3) daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-hari). Stressor akibat dari live events adalah saat peristiwa yang terjadi dalam suatu
kehidupan tidak dapat diatasi dengan
baik dan menimbulkan suatu kecemasan. Stressor akibat chronic strain adalah saat suatu kesulitan-kesulitan
terjadi secara berulang-ulang. Stressor akibat
daily hassles adalah saat suatu peristiwa-peristiwa kecil terjadi dan memerlukan suatu penyesuaian yang harus dilakukan menurut Thoits dalam (Gaol, 2016).
Terdapat 2 stressor utama pada masa pandemi
Covid-19 kali ini, stressor tersebut
adalah banyaknya berita tentang Covid-19 yang terkadang masih belum diktahui kebenarannya. Stressor utama kedua adalah pembatasan
sosial yang diterapkan oleh
pemerintah yang mengakibatkan
terbatasnya ruang gerak masyarakat (Muslim, 2020).
4.
�Hubungan Stres dan Otak
Stres memberikan dampak di
otak bagian hipokampus. Hipokampus adalah salah satu bagian di dalam otak yang termasuk ke dalam sistem
limbik. Sistem limbik terdiri dari, hipotalamus, amigdala, hipokampus, septum, dan
talamus. Fungsi sistem limbik adalah
sebagai suatu sistem yang membantu proses terjadinya emosi terutama marah, takut, dan dorongan seksual (Pudjono, 1995). Fungsi hipotalamus adalah sebagai tempat dari penyimpanan
hormon-hormon tertentu dan mengatur fungsi otak lain, seperti
suhu, nafsu makan, rasa haus, perilaku seksual dan defensif (El Muzakka, Miranti, & Winarni, n.d.).
Fungsi amigdala adalah sebagai pengidentifikasi dari suatu stimulus yang menghasilkan suatu emosi dan sebagai area yang digunakan untuk mengendalikan suatu perilaku manusia yang bersifat emosional (Jasafat, Ibrahim, & Hatta, 2021). Fungsi hipokampus yang memiliki hubungan dengan stres adalah
mengontrol umpan balik dari stres,
fungsi kognitif, dan pembelajaran. Bagian hipokampus
yang paling cepat mengalami
penurunan fungsi akibat stres adalah
bagian cornu ammonis (Saputra, Sunarno, & Mardiati, 2016).
5.
Teori Stres
Teori yang menjelaskan tentang
stres adalah teori selye. Teori
selye menekankan bahwa stressor yang diakibatkan
oleh fisik ataupun psikologis akan mengakibatkan suatu respon stres yang sama. Teori selye
mengemukakan bahwa terdapat dua mekanisme
dari munculnya suatu stres, yaitu
aksis HPA (Hypothalamus- Pituitary-Adrenal) dan aksis SAM (Sympathetic-Adreno-Medullar). Mekanisme kedua aksis tersebut dimulai dari suatu
stressor setelah itu akan diteruskan ke dalam otak
untuk aksis HPA akan menuju ke
anterior pituitary setelah itu
akan diterima oleh adrenal
cortex dan akan melepaskan hormon glucocorticoids. Sedangkan,
untuk aksis SAM setelah stressor diterima oleh otak akan menuju
ke sympathetic nervous system setelah
itu akan diterima oleh adrenal medulla dan akan
melepaskan hormon norephinephrin dan epinephrin (Barnes & Pinel, 2018).
6.
Hormon dalam Stres
Hormon yang mengendalikan stres
terdapat 3 macam, yaitu hormon kortisol,
adrenalin, dan sitokin. Hormon
kortisol dan adrenalin akan
dilepaskan saat adanya suatu ancaman
dan dalam keadaan defensif. Sedangakan, hormon sitokin merupakan bagian dari hormon peptida
yang berperan dalam berbagai respons fisiologis dan imunologis yang artinya saat hormon
sitokin dilepaskan maka akan muncul
reaksi inflamasi. Ketiga hormon tersebut
merupakan hormon utama yang dilepaskan pada saat stres terjadi
(Barnes & Pinel, 2018)
7.
Psikoneuroimunologi
Psikoneuroimunologi adalah bidang ilmu yang membahas terkait hubungan antara psikologi, neurologi atau sistem saraf, dan imunologi atau sistem imun. Ketiga
hal tersebut mempunyai hubungan dengan stres. Terutama
sistem imun yang bisa berubah sesuai
dengan tingkatan stres. Tingkatan stres tersebut dibagi berdasarkan stressor atau penyebab stres.
Stressor terbagi menjadi dua, yaitu stressor singkat dan stressor kronis atau akut. Stressor singkat akan mengakibatkan
eustres atau meningkatnya sistem imun dan stressor kronis atau akut akan
mengakibatkan distress atau
menurunnya sistem imun (Barnes & Pinel, 2018).
8.
Definisi Covid-19
WHO (Yuliana, 2020)
menyatakan bahwa nama dari virus yang merebak pada Desember 2019 di
Wuhan adalah Severe acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2), SARS-CoV-2 termasuk ke dalam kelompok
beta coronavirus dengan nama
penyakitnya Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Tenggiling adalah hewan yang diduga sebagai perantara pertama dari adanya
virus tersebut (Susilo et al., 2020).
B.
Pembahasan
1.
Hubungan Stres dan Pandemi
Covid-19
Virus korona telah terbukti bahwa mudah dalam hal
penularan yang dengan menggunakan media udara sebagai tempat untuk penularan. Akibat dari mudahnya
penularan maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan suatu tindakan agar dapat memutus mata
rantai dari penyebaran virus tersebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang memaksa masyarakat Indonesia untuk melakukan segala kegiatannya di dalam rumah. Dampak yang dapat dilihat dari
adanya PSBB, yaitu dampak psikologis masyarakat. Salah satu dari dampak psikologis
tersebut adalah stres. Stres yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19
muncul karena adanya pengetahuan tentang virus korona sebagai suatu virus yang baru. Perilaku stres masyarakat yaang dapat dilihat dari
munculnya pandemi Covid-19 adalah panic buying, seperti membeli suatu kebutuhan
yang berlebihan sehingga mengakibatkan kekososngan dari stok beberapa
kebutuhan yang memang penting. Hal yang tidak kalah penting adalah
dengan adanya informasi yang simpang siur yang belum tentu benar terkait
dengan kebenarannya. Informasi yang masih belum jelas tersebut
membuat masyarakat merasakan perasaan cemas dan takut (Sahputri, 2019).
Stres pada masa pandemi Covid-19 terbagi
dalam 3 bagian, yaitu stres akademik,
stres kerja, dan stres keluarga. Stres akademik adalah stres yang terjadi akibat dari pembelajaran daring sebagai upaya pencegahan
merebaknya virus korona. Pembelajaran
daring dinilai melelahkan siswa atau mahasiswa
karena tidak adanya interaksi secara langsung antarsiswa atau mahasiswa yang bisa mengakibatkan siswa atau mahasiswa frustrasi dan dapat menyebabkan stres akademik. Stres kerja adalah stres
yang dialami oleh para karyawan
dan pekerja yang harus melakukan WFH (Work from Home) atau
WFO (Work from Office). Selain itu,
pemangkasan tenaga kerja, pemangkasan gaji, dan lain sebagainya dapat menyebabkan stres pada para pekerja atau karyawan. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menyebabkan masyarakat harus menetap di rumah untuk beberapa
waktu yang menyebabkan bertemunya anggota keluarga setiap hari. Stres keluarga
adalah stres yang disebabkan oleh stres akademik yang dialami anak dan stres kerja yang dialami oleh orang tua (Yolanda, Suryani, Refti, & Noptikha, 2021).
Stres-stres tersebut adalah suatu hal yang wajar yang dialami oleh masyarakat akibat dari adanya pandemi
Covid-19 yang memaksa pemerintah
harus menerapkan peraturan-peraturan untuk mencegah terjadinya perluasan penyebaran virus lebih lanjut.
2.
Cara Mengelola
Stres pada Masa Pandemi
Covid-19
Dalam (Muslim, 2020)
cara mengelola stres pada masa pandemi Covid-19 dijelaskan dalam 3 langkah, yaitu:
1)
Mengenali dan memahami stressor atau
penyebab stres pada masa pandemi Covid- 19.
2)
Mengendalikan stres pada masa pandemi
Covid-19
3)
Mengatasi stres pada masa pandemi
Covid-19.
�WHO
(World Health Organization) menjelaskan beberapa cara dalam
mengelola stres, yaitu:
1)
Menceritakan hal-hal yang membuat
terganggu dan mengakibatkan
stres kepada orang yang dipercaya atau orang terdekat yang bisa mendengarkan masalah yang sedang diderita.
2)
Menerapakan anjuran pemerintah, yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dengan melakukan anjuran pemerintah maka akan mendapatkan perasaan yang tidak khawatir.
3)
Menjauhi hal-hal yang merugikan
diri sendiri, seperti meminum alkohol untuk menghilangkan
stres.
4)
Menjauhi berita-berita yang tidak
benar atau hoaks dan mencari berita-berita dari sumber tepercaya, seperti berita yang dikeluarkan oleh pemerintah.
5)
Merilekskan diri.
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 merebak pertama kali di Wuhan. Setelah itu, menyebar
ke suluruh dunia dan tidak memandang usia, jabatan, kekayaan, ataupun popularitas semua bisa terkena virus korona tersebut. Pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah
penyebaran yang lebih jauh lagi. PSBB membuat masyarakat harus melakukan kegiatan di rumah mulai dari anak
sekolah hingga orang tua. Dampak yang dirasakan PSBB salah satunya adalah suatu keadaan
tertekan yang tidak bisa diatasi dengan
baik oleh individu dan akan mengakibatkan stres. Stres pada masa pandemi ini terbagi
menjadi 3, yaitu stres akademik yang dialami oleh siswa atau mahasiswa, stres kerja yang dialami oleh pekerja atau karyawan, dan stres keluarga yang dialami oleh anak karena stres akademik
dan stres kerja yang dialami oleh orang tua. Stres menjadi suatu
hal yang wajar yang dialami oleh masyarakat pada masa
pandemi Covid-
19. Stres bisa
dikelola sendiri dengan menggunakan langkah-langkah yang dijelaskan
oleh Moh. Muslim terbagi menjadi 3 langkah, yaitu mengenali dan memahami stressor atau penyebab stres pada masa pandemi Covid-19, Mengendalikan stres pada masa pandemi Covid-19,
Mengatasi stres pada masa pandemi Covid-19. Namun, jika stres sudah
ada di tingkat stres akut atau
kronis, lebih baik segera ke
psikolog atau ahli yang dapat dipercaya karena hal tersebut bisa
mengakibatkan menurunnya sistem imun.
BIBLIOGRAFI
Aeni, Nurul. (2021). Pandemi Covid-19:
Dampak Kesehatan, Ekonomi, & Sosial. Jurnal Litbang: Media Informasi
Penelitian, Pengembangan Dan Iptek, 17(1), 17�34. Google Scholar
Barnes, Steven J., & Pinel, John P. J.
(2018). Biopsychology. Pearson. Google Scholar
El Muzakka, Azka Tajussyarof, Miranti, Ika
Pawitra, & Winarni, Tri Indah. (N.D.). Pengaruh Paparan Obat Nyamuk
Terhadap Gambaran Histopatologi Sel Sertoli Pada Tikus Sprague Dawley. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, 3(1), 103752. Google Scholar
Gaol, Nasib Tua Lumban. (2016). Teori
Stres: Stimulus, Respons, Dan Transaksional. Buletin Psikologi, 24(1),
1�11. Google Scholar
Hidayati, Lina Nur, & Harsono, Mugi.
(2021). Tinjauan Literatur Mengenai Stres Dalam Organisasi. Jurnal Ilmu
Manajemen, 18(1), 20�30. Google Scholar
Jasafat, Jasafat, Ibrahim, Iskandar, &
Hatta, Kusmawati. (2021). Zikrullah As An Emotional Counseling On Amygdala From
Science Approach. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah,
26(2), 250�268. Google Scholar
Muslim, Moh. (2020). Manajemen Stress Pada
Masa Pandemi Covid-19. Esensi: Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2),
192�201. Google Scholar
Nugroho, Wahyu Dwi, Cahyani, Wulandari
Indah, Tobing, Alanish Shahnia, Istiqomah, Nur, Cahyasari, Intan, Indrastuti,
Murdewi, Sugondo, Priyo, & Isworo, Atyanti. (2020). Literature Review:
Transmisi Covid-19 Dari Manusia Ke Manusia Di Asia. Journal Of Bionursing,
2(2), 101�112. Google Scholar
Nursofwa, Ray Faradillahisari, Sukur, Moch
Halim, & Kurniadi, Bayu Kurniadi. (2020). Penanganan Pelayanan Kesehatan Di
Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Inicio Legis, 1(1). Google Scholar
Pudjono, Marnio. (1995). Dasar-Dasar
Fisiologis Emosi. Buletin Psikologi, 3(2), 41�48.
Sahputri, Ade Herawati. (2019). Stress
Masyarakat Di Masa Pandemi. Google Scholar
Saputra, Reynato Wijaya, Sunarno, Sunarno,
& Mardiati, Siti Muflichatun. (2016). Perbaikan Histologis Pusat Learning
And Memory Di Hipokampus Otak Setelah Perlakuan Suplemen Daging Ikan Gabus
(Channa Striata). Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi, 5(1). Google Scholar
Susilo, Adityo, Rumende, Cleopas Martin,
Pitoyo, Ceva Wicaksono, Santoso, Widayat Djoko, Yulianti, Mira, Herikurniawan,
Herikurniawan, Sinto, Robert, Singh, Gurmeet, Nainggolan, Leonard, Nelwan, Erni
Juwita, Chen, Lie Khie, Widhani, Alvina, Wijaya, Edwin, Wicaksana, Bramantya,
Maksum, Maradewi, Annisa, Firda, Jasirwan, Cynthia Olivia Maurine, &
Yunihastuti, Evy. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
Https://Doi.Org/10.7454/Jpdi.V7i1.415. Google Scholar
Yolanda, Yola, Suryani, Ulfa, Refti,
Yaumil, & Noptikha, Annisha Allama. (2021). Cara Mengendalikan Stres Dan
Tetap Produktif Pada Dewasa Muda Dalam Menghadapi Masa Pandemi Covid 19. Jurnal
Peduli Masyarakat, 3(2), 115�122. Google Scholar
Yuliana, Y. (2020). Corona Virus
Diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness And Healthy Magazine,
2 (1), 187�192. Google Scholar
Copyright holder: Cholichul Hadi,
Widya Rahma Fadhilah (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |