Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 �e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 3, Maret 2022

 

IMPLEMENTASI ASPEK SOSIAL PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DALAM PEMBELAJARAN DI SMA

 

Alvya Noer Hikmarani, Ahman Sya, Muhammad Zid

Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Tujuan dari penulisan artikel ini yakni mengkaji aspek sosial Geografi dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Aspek sosial yang akan dibahas meliputi Geografi penduduk, Geografi ekonomi, Geografi permukiman, Geografi kebudayaan, dan Geografi politik. Pembelajaran aspek sosial dalam mata pelajaran Geografi bertujuan membentuk pola pikir, cara bersikap dan perilaku peserta didik dalam bertanggung jawab sebagai individu maupun warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan pada penelitian ini. Data-data yang bersumber dari jurnal, laporan penelitian serta skripsi, dan sumber relevan lainnya diolah kemudian dianalisa. Temuan yang didapat pada penelitian ini bahwa aspek sosial dalam mata pelajaran Geografi di SMA sangat penting untuk dipelajari dengan berlandaskan fenomena atau realita yang ada di kehidupan nyata agar peserta didik dapat lebih memahami terkait penyebab dan solusi dari realita yang ada

 

Kata Kunci: aspek sosial; mata pelajaran geografi; Sekolah Menengah Atas

 

Abstract

The purpose of writing this article is to examine the social aspects of Geography in learning in Senior High School (SMA) and its equivalent. Social aspects to be discussed include Population geography, economic geography, settlement geography, cultural geography, and political geography. Learning social aspects in geography aims to shape the mindset, way of behaving and behavior of learners in being responsible as individuals as well as citizens of the community, citizens, and citizens of the world. Descriptive qualitative research methods are used in this research. Data sourced from journals, research reports and thesis, and other relevant sources are processed and then analyzed. The findings obtained in this study that the social aspects in geography subjects in high school are very important to be studied based on phenomena or realities that exist in real life so that learners can better understand the causes and solutions of existing realities

 

Keywords: social aspects; geography subjects; High School

��

 

 

Pendahuluan

Aspek sosial Geografi penting dikaji dalam pembelajaran karena pada dasarnya pendidikan tidak hanya mendorong terwujudnya manusia yang cerdas secara akademis, tetapi juga berkepribadian baik serta bijak dalam bersikap (Syofniati, 2019). Sehingga, melalui pendidikan diharapkan peserta didik membiasakan diri dalam kesehariannya seperti taat beribadah sesuai agama yang dianut, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, peduli terhadap lingkungan hidup, mempunyai wawasan yang luas, mampu menyelesaikan masalah, optimis, mandiri, dan sikap-sikap positif yang lain dan kemudian eksistensi yang dimilikinya memberi manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar (Sartina & Indartono, 2019).

Menurut Marhadi (2004) aspek sosial dalam Kapita selekta Geografi terkait aspek sosial dalam pembelajaran merupakan kumpulan masalah yang ada di kehidupan yang berkaitan dengan pembelajaran Geografi yang dianggap penting dan terpilih untuk dicari penyebab dan ditentukan jalan keluarnya (Marhadi S. K., 2004).

Jika melacak sedikit kebelakang mengenai Geografi sosial dimana hal tersebut dibahas pada Seminar Lokakarya Geografi di Semarang tahun 1988 dirumuskan bahwa Geografi sosial berfokus pada aktivitas manusia dengan lingkungannya. Hal tersebut menurut Sumaatmaja (1988) telah selaras dengan Geografi yang memprioritaskan antropocentris yang menyatakan bahwa manusia sebagai induk dari lingkungan sekitarnya (Sumaatmadja, 1988).

Berkaitan dengan penelitian ini bahwa Geografi sosial yang dikenalkan kepada siswa SMA bagi penulis untuk mengasah kecerdasan sosial peserta didik. Kecerdasan sosial merupakan kapasitas seseorang dalam mendalami serta mengendalikan hubungannya antar manusia dengan menggunakan perasaan untuk meningkatkan kepekaan dalam melihat kenyataan (Sholeh, 2019). Hal tersebut menguatkan temuan Goleman (2007) bahwa kecerdasan sosial mengorganisir unsur kepedulian, penyesuaian, ketepatan empatik, pengertian sosial, harmonis, presentasi diri, pengaruh, authenticity, clarity, dan situational awareness (Goleman, 2007). Sehingga mampu menghasilkan kerja sama dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.

Kecerdasan sosial dalam perspektif Geografi berarti kemampuan mengelaborasikan antara aspek-aspek sosial dalam perspektif Geografi dengan tujuan pembelajaran Geografi (Febrina, 2018). Kecerdasan sosial dalam perspektif Geografi diarahkan pada tumbuhnya kesadaran dan kecakapan sosial yang diselaraskan dengan tujuan mata pelajaran Geografi, diantaranya adalah menunjukkan tindakan peduli lingkungan dan melakukan pemanfaatan sumber daya alam dengan bijak serta mempunyai toleransi terhadap budaya yang beragam di dalam masyarakat (Herianto & Ali, 2020).

Kita semua sepakat bahwa pendidikan merupakan pondasi utama bagi perkembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik. Tujuan dari pendidikan bukan hanya sekadar upaya dalam mentransfer ilmu, lebih dari itu ialah membentuk pola pikir, cara bertindak, dan memiliki karakter yang memiliki tanggung jawab sebagai individu serta warga masyarakat, negara, dan dunia (Ningrum & Saputra, 2021).

�Oleh karena itu kurikulum di sekolah harus memasukkan aspek sosial dalam pembelajaran. Dalam �Geography�s New Agenda� yang ditulis oleh Alex Standish menyatakan bahwa perubahan kurikulum pendidikan Geografi di Inggris sejak sekitar tahun 1990 adalah mengembangkan kurikulum yang dapat membangun aspek sosial peserta didik terkait edukasi tentang lingkungan, pembangunan berkelanjutan, kebudayaan, cara berosialisasi, dan cara bertahan hidup di tengah masyarakat (Maryani, 2010).

Berdasarkan tujuan tersebut, implementasi aspek sosial pada pembelajaran Geografi pada peserta didik SMA tidak hanya mendorong terwujudnya murid yang cerdas secara intelektual, tapi juga kecerdasan sosial, sehingga diharapkan dalam kesehariannya, peserta didik mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, peduli terhadap lingkungan hidup, mempunyai wawasan yang luas, mampu menyelesaikan masalah, optimis, mandiri, dan sikap-sikap positif yang lain sehingga keberadaannya memberi pengaruh postif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Sehingga jika meminjam istilah Hendrawan (2022) dengan peran Geografi yang diajarkan pada tingkat SMA menjadikan peserta didik dapat membangun kesadaran ruang dan kerjasama sebagai warga dunia (Hendrawan et al., 2022).

 

Metode Penelitian

Analisa pada penelitian kali ini mengunakan metode kualitatif dengan memakai pendekatan deskriptif. Mengunakan metode tersebut karena obyek yang diteliti tidak dapat mengunakan angka atau ukuran sebagai satuan. Dengan metode kualitatif deskriptif maka uraian atau penjelasan dipaparkan guna memberi gambaran yang utuh pada obyek penelitian. Sehingga pada akhirnya fenomena yang dialami oleh obyek penelitian secara holistic dapat dideskripsikan dalam bentuk kata-ka serta bahasa. Data-data yang bersumber dari jurnal, laporan penelitian serta skripsi, dan sumber relevan lainnya yang sesuai dengan obyek penelitian ini. Kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisa untuk mendapatkan temuan dari penelitian ini.

 

Hasil dan Pembahasan

Aspek sosial dalam masyarakat sangat erat kaitannya dengan Geografi, karena ruang lingkup Geografi yang sangat luas bukan hanya meliputi aspek fisik saja, tetapi juga diseimbangkan dengan aspek sosial (Nurhakim & Veriansyah, 2019). Aspek sosial dalam pembelajaran Geografi di SMA meliputi Geografi pemukiman, Geografi penduduk, Geografi politik, Geografi kebudayan, serta Geografi ekonomi (Syofniati, 2019). Berikut adalah kompetensi dasar dalam aspek sosial� pembelajaran Geografi.

 

 

 

Tabel 1

Kompetensi Dasar Dalam Aspek Sosial Pembelajaran Geografi

Kompetensi Dasar

Geografi Permukiman

3.2  Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interkasi dan kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangunan

4.2  Membuat makalah tentang usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota yang dilengkapi dengan peta, bagan, tabel, grafik, dan/atau diagram

Geografi Ekonomi

3.3  Menganalisis karakteristik negara maju dan negara berkembang dalam konteks pasar bebas

4.3  Membuat makalah tentang interkasi Indonesia dengan negara maju dan negara berkembang dalam konteks pasar bebas yang dilengkapi dengan peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

Geografi Penduduk

3.5  Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan

4.5  Menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

Geografi Kebudayaan

3.6  Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan keunikan dan sebaran

4.6  Membuat peta sebaran budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional

Geografi Politik

�  Negara Maju dan Berkembang dalam Konteks Pasar Bebas : Kerja sama ekonomi internasional

�  Poros Maritim Indonesia : Perdagangan internasional

�  Perwilayahan : Permasalahan dalam penerapan RTRW

Sumber: (Khafid, 2019) serta diolah penulis

Berdasarkan kompetensi dasar di atas dapat dilakukan pembuatan rencana pembelajaran sesuai dengan kaidah penulisan dan strategi pembelajaran dengan kompetensi dasar yang telah ada. Sehingga output �atau hasil pembelajaran di dapat dengan maksimal oleh peserta didik.

 

Geografi Permukiman

Melalui pembelajaran ini diharapkan peserta didik dalam ruang lingkup kecil dapat menganalisis daerah tempat tinggalnya berdasarkan materi pembelajaran terkait interkasi desa kota. Geografi permukiman adalah bagian dari Geografi yang mempelajari karakteristik permukiman dan mencakup seluruh aspek yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung. Menurut Doxiadis Dalam Setiawan dkk (2017) Permukiman diartikan sebagai suatu tempat (ruang) untuk bermukim dan bertempat tinggal bagi sekelompok orang (Setiawan et al., 2017). Ruang lingkup Geografi permukiman dalam pembelajaran SMA dapat diterapkan di kelas 12 pada bab interkasi desa kota. Dimana kajiannya terdiri atas permasalahan masyarakat desa kota, klasifikasi desa kota, tata ruang desa � kota, potensi desa, faktor yang mempengaruhi pola permukiman desa, dampak interaksi desa kota, usaha pemerataan pembangunan, dan dampak perkembangan kota. Contoh implementasi dalam pembelajaran adalah peserta didik menganalisis dan menyajikan hasil pengolahan data dan informasi terkait masalah kependudukan di Indonesia.

 

Geografi Penduduk

Ruang lingkup Geografi penduduk pada pembelajaran Geografi di SMA dibahas di kelas 11 pada Bab Dinamika Kependudukan Indonesia yang meliputi sumber statistik kependudukan, analisis kependudukan secara Geografi, kualitas penduduk Indonesia, perpindahan penduduk dan penanganannya, permasalahan kependudukan di Indonesia dan solusinya, dan road map pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Kondisi penduduk di Indonesia senantiasa mengalami perubahan dinamika dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh tiga faktor, kelahiran, kematian, dan migrasi. Secara umum permasalahan kependudukan yang dihadapi Indonesia diantaranya adalah besarnya jumlah penduduk dengan penyebarannya yang tidak merata. Apabila permasalahan tersebut tidak cepat diatasi maka akan menghambat pembangunan negara. Oleh karena itu, pada ruang lingkup Geografi penduduk akan dipelajari bagaimana keadaan penduduk di Indonesia dan bagaimana upaya atau perencanaan pembangunan untuk mengatasi permasalahan penduduk di Indonesia.

 

Geografi� Ekonomi

Ruang lingkup Geografi ekonomi dalam pembelajaran SMA terdapat pada kelas 12 Bab Negara Maju dan Berkembang dalam Konteks Pasar Bebas yang memiliki beberapa bahan kajian, yaitu terkait pengertian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta faktornya, tahapan pertumbuhan ekonomi, pola pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara maju, pengertian kerja sama ekonomi internasional dan bentuknya, badan kerja sama internasional dan ekonomi regional, serta dampak kerja sama ekonomi internasional terhadap perekonomian Indonesia. Melalui pembelajaran Geografi ekonomi ini diharapkan peserta didik dapat menganalisis perekonomian nasional maupun internasional dan dampak dampak yang ditimbulkan dari pasar bebas terhadap indonesia.

Negara-negara di dunia dibagi menjadi negara maju dan negara berkembang yang didalamnya mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pada dasarnya, negara berkembang ialah negara yang mempunyai atau sedang mengembangkan populasi dengan tingkat kemakmuran dan kualitas hidup yang sedang. Adanya potensi yang dimiliki Indonesia untuk dapat menjadi negara maju dengan sumber daya alam, hasil tambang yang melimpah dan keanekaragaman budaya yang berkualitas. Dengan demikian, kita sebagai warga negara diharapkan mampu menguasai dan mengembangkan potensi negara sendiri agar dapat bersaing dan berkembang menjadi negara maju.

 

Geografi Kebudayaan

Ruang lingkup Geografi kebudayaan dapat diterapkan dalam pembelajaran SMA di kelas 11 pada bab keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional. Kajiannya meliputi globalisasi, faktor penyebab keragaman budaya dan penyebarannya, budaya yang beragam, pemanfaatan produk kebudayaan, serta pembentukan kebudayaan nasional. Contoh bentuk implementasi yang dapat dilakukan adalah peserta didik diminta melakukan analisis pengaruh faktor Geografis terhadap keragaman budaya di Indonesia, kemudian mempraktekan berbagai bentuk kebudayaan Indonesia seperti pakaian adat, lagu daerah, tarian, dan lain sebagainya. Pada materi ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan kecintaan peserta didik terhadap kebudayaan nasional yang menjadi identitas kebanggan Bangsa Indonesia.

Sebagai negara kepulauan, kebudayaan Indonesia sangatlah beragam. Setiap suku bangsa di Indonesia tumbuh dengan berbagai budaya yang menarik di dalamnya, tetapi hal ini tidak menjadi penghalang kesatuan Bangsa Indonesia. Melainkan menjadi suatu kebanggaan dan identitas bersama masyarakat Indonesia. Kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia dapat menjadi kebudayaan nasional karena di dukung dan mewakili identitas Bangsa Indonesia.

 

Geografi Politik

Ruang lingkup Geografi politik dalam pembelajaran dapat diterapkan pada bab negara maju dan negara berkembang dalam konteks pasar bebas yang mengkaji kerjasama ekonomi internasional, kemudian pada bab poros maritim Indonesia dalam mengkaji perdagangan internasional. Contoh bentuk implementasinya dalam pembelajaran ialah peserta didik diminta untuk menganalisis terkait daerah konflik atau perebutan wilayah antara 2 negara dan apa faktor penyebabnya serta bagimana solusi yang dapat di lakukan. Dalam pembelajaran pada bab ruang lingkup Geografi politik diharapkan dapat memberikan penataan nalar berkomunikasi baik antara teori dan praktek, pembentukan sikap peserta didik, serta keterampilan dalam mengimplementasikan georafi politik di lingkungan masyarakat. Terdapat tiga cakupan utama dalam Geografi politik, yakni kebijakan, politik, serta kekuasaan. Rentetan ini adalah kaitan antara faktor Geografis serta sekelompok individu yang mempunyai aturan sendiri untuk mengendalikan dan mengelola sumber daya. Dalam pembelajaran ruang lingkup Geografi politik meliputi environmental relationships yaitu Fokus pada lokasi Geografis negara-negara yang mempengaruhi hubungan eksternal. Sebagai contoh, Indonesia saat ini berada pada posisi negara berkembang, hal ini tercermin dari kekurangan industri karena negara yang makmur memiliki tolak ukur yang dilihat dari jumlah industri dan kekayaan alamnya. Pada umumnya, negara maju tidak memiliki kekayaan alam, akan tetapi memiliki keunggulan pada sumber daya manusianya. Dengan demikian, menyediakan industri yang cukup banyak sebagai bentuk usaha agar stabilitas ekonomi negara dapat seimbang.

 

Keunggulan pengembangan pembelajaran aspek sosial mata pelajaran Geografi ini sebagai berikut. Pertama, para siswa didik akan mendapatkan kemajuan dari hasil pembangunan pada wilayah dimana mereka tinggal. Hal tersebut menjadi proses mengonstruksi pengetahuan dari pengalaman konkrit dari yang mereka alami. Kedua, aktifitas kolaborasi pengetahuan tentang kondisi ekonomi wilayah atau negara yang mereka tempati dengan kondisi ekonomi negara lain. Ketiga, mampu mengamati dinamika pertumbuhan warga atau penduduk yang berada di daerahnya, hal ini menjadikan reflektif terhadap perencanaan pembangunan untuk masa yang akan datang. Keempat, mampu menganalisa kekayaan serta keberagaman budaya sebagai identitas bangsa, hal tersebut tentu bermuara pada kesadaran toleransi dan kebanggaan berbangsa. Kelima, memiliki pemahaman sejak dini mengenai posisi serta peran negara dalam kancah internasional. Dimana keunggulan-keunggulan tersebut menghantarkan siswa sebagai pembangun ilmu sekaligus sebagai peneliti, dan penemu konsep keGeografian.

 

Kesimpulan

Globalisasi serta kemajuan teknologi mendorong percepatan pertukaran budaya, sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan komponen lain yang akan berimplikasi pada tatanan kehidupan masyarakat. Tantangan tersebut harus dijawab peserta didik melalui penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penguatan kompetensi sosial. Peserta didik harus punya kecerdasan sosial agar punya kepekaan terhadap kondisi lingkungan sekitar dan mampu mengembangkan kemampuan kerja sama. Kecerdasan sosial dalam perspektif Geografi diarahkan pada tumbuhnya kesadaran dan kecakapan sosial yang diselaraskan dengan tujuan mata pelajaran Geografi, diantaranya adalah menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat. Dengan penguatan pembelajaran pada Geografi penduduk, Geografi ekonomi, Geografi permukiman, Geografi kebudayaan, serta Geografi politik. Dengan pembelajaran Geografi pada aspek sosial ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena Geografi yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam hal pemanfaatan sumber daya, mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya, dan mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa. Hal ini akan menjadi modal bagi siswa didik menjadi warga dunia dan menyongsong horison peradapan masa depan

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Febrina, D. I. (2018). Studi Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Geografi Berdasarkan Standar Proses Di Sma Negeri 7 Padang. In Jurnal Buana (Vol. 2, Issue 1, P. 338). Universitas Negeri Padang (Unp). Https://Doi.Org/10.24036/Student.V2i1.81. Google Scholar

 

Goleman, D. (2007). Social Intelligence Ilmu Baru Tentang Hubungan Antar Manusia. Pt Gramedia Jakarta. Google Scholar

 

Hendrawan, I., Sya, A., & Zid, M. (2022). Peran Geografi Dalam Membangun Kesadaran Ruang Dan Kerjasama Warga Dunia. 2(1), 9�12. Https://Doi.Org/10.17977/Um063v2i12022p9-12. Google Scholar

 

Herianto, A., & Ali, I. (2020). Pengembangan Bahan Ajar Geografi Lingkungan Berbasis Konstruktivis Dengan Model Pembelajaran Cooperatif Learning. In Jurnal Geografi (Vol. 12, Issue 1, P. 307). State University Of Medan. Https://Doi.Org/10.24114/Jg.V12i01.10688. Google Scholar

 

Khafid, S. (2019). Pengembangan Desain Pembelajaran Geografi Dengan Pendekatan Konstruktivistik. In Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial (Vol. 5, Issue 1, P. 1). Universitas Pendidikan Ganesha. Https://Doi.Org/10.23887/Jiis.V5i1.18774. Google Scholar

 

Marhadi S. K. (2004). Hakikat Geografi. Jurnal Universitas Terbuka, 4, 1�50.

 

Maryani, E. (2010). Pengembangan Keterampilan Sosial Melalui Pembelajaran Geografi. Artikel Universitas Pendidikan Indonesia, 1�24. Google Scholar

 

Ningrum, M. V. R., & Saputra, Y. W. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Mitigasi Dan Adaptasi Bencana. In Geoedusains: Jurnal Pendidikan Geografi (Vol. 1, Issue 2, Pp. 84�93). Universitas Mulawarman. Https://Doi.Org/10.30872/Geoedusains.V1i2.374. Google Scholar

 

Nurhakim, I., & Veriansyah, I. (2019). Kompetensi Profesional Guru Geografi Dalam Proses Pembelajaran Materi Lingkungan Hidup Di Kelas Xi Sma Negeri 10 Singkawang. In Edukasi: Jurnal Pendidikan (Vol. 17, Issue 1, P. 47). Lppm Ikip Pgri Pontianak. Https://Doi.Org/10.31571/Edukasi.V17i1.1074. Google Scholar

 

Sartina, S., & Indartono, S. (2019). Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Sosial, Dan Sikap Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di Sma/Ma. In Socia: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Vol. 16, Issue 1, Pp. 87�100). Universitas Negeri Yogyakarta. Https://Doi.Org/10.21831/Socia.V16i1.27646. Google Scholar

 

Setiawan, L. A., Astuti, W., & Rini, E. F. (2017). Tingkat Kualitas Permukiman (Studi Kasus: Permukiman Sekitar Tambang Galian C Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo). Region: Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif, 12(1), 1. Https://Doi.Org/10.20961/Region.V12i1.15922. Google Scholar

 

Sholeh, M. (2019). Mengembangkan Kecerdasa Sosial Pada Mata Pelajaran Geografi. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar

 

Sumaatmadja, N. (1988). .Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Pt Alumni Jakarta. Google Scholar

 

Syofniati, S. (2019). Implementasi Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Geografi (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas Xi Ips 4 Sma Negeri 4 Pekanbaru). In Jpg (Jurnal Pendidikan Geografi) (Vol. 6, Issue 1). Center For Journal Management And Publication, Lambung Mangkurat University. Https://Doi.Org/10.20527/Jpg.V6i1.6996. Google Scholar

 

Copyright holder:

Alvya Noer Hikmarani, Ahman Sya, Muhammad Zid (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: