Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
Ramang H Demolingo, Sriwulandari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Nasional, Jakarta Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh artificial attraction dan natural
attraction terhadap kepuasan
wisatawan yang berkunjung ke objek wisata
Puncak Wanagiri Buleleng, Bali. Selanjutnya penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh artificial attraction dan natural
attraction terhadap kepuasan
wisatawan di objek wisata tersebut. Sampling populasi yang digunakan adalah wisatawan yang telah berkunjung ke Puncak Wanagiri
Buleleng Bali. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif, dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling dan menggunakan rumus Slovin untuk memperoleh
sampel responden. Analisis data yang digunakan yaitu analisis linear berganda, uji t (uji parsial),
dan uji F (uji simultan). Hasil penelitian
ini adalah artificial
attraction dan natural attraction �sangat disukai dan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Puncak
Wanagiri Buleleng, dengan masing-masing hasil analisis uji t sebesar 5,250 dan 5,917. Hasil uji koefisien
deteminasi (R Square) sebesar
0,786. Artinya kepuasan wisatawan dapat dijelaskan oleh variabel Artificial
Attraction, dan Natural Attraction.
�����������
Abstract
This research aims to determine the effect of artificial
attractions and natural attractions on the satisfaction of tourists visiting the Puncak Wanagiri
tourist attraction in Buleleng, Bali. And to
find out how much influence artificial attractions and natural attractions have
on tourist satisfaction at the Puncak Wanagiri tourist attraction, Buleleng,
Bali. The population sampling used is tourists who have visited the peak of Wanagiri, Buleleng, Bali. This
research method uses quantitative, with purposive sampling technique and uses
the Slovin formula to obtain a sample of respondents.
The data analysis used is multiple linear analysis, t test (partial test), and
F test (simultaneous test). The result of this research is that artificial
attraction and natural attraction are very popular and have a significant
effect on the satisfaction of tourists visiting Puncak
Wanagiri, Buleleng, with
the results of the t-test analysis of 5.250 and 5.917 respectively. The result
of the determination coefficient test (R Square) is 0.786. This means that
tourist satisfaction can be explained by the variables Artificial Attraction,
and Natural Attraction.��������
Keywords: artificial attraction; natural attraction; tourist
satisfaction
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-24
Pendahuluan
Indonesia merupakan
salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Alam di Indonesia ini sangatlah kaya, terdiri dari laut, hutan,
serta sungai yang menghasilkan potensi wisata alam yang sangat luar biasa. Menurut
(Husin Demolingo, 2015) masing-masing tempat
di indonesia memiliki potensi alamnya tersendiri dan memiliki kebudayaan yang unik pula, dan potensi keindahan alam tersebut dapat
dikelola dan dikembangkan
agar menjadi sumber pendapatan masyarakat yang tinggal di daerah setempat. Dikatakan demikian,
karena hampir setiap tempat yang ada di Indonesia memiliki potensi wisata alam yang menakjubkan. Tidak salah lagi jika hampir seluruh
wilayah Indonesia memiliki objek
wisata.
Setiap objek wisata haruslah memiliki atraksi wisata yang menarik untuk memikat minat
wisatawan, atraksi wisata tersebut bisa berupa natural attraction
dari alam itu sendiri, artificial
attraction, maupun cultural attraction (Triana & Yuliana, 2021). Objek wisata alam
di Indonesia saat ini tidak hanya berfokus
pada natural attraction saja, namun banyak objek
wisata alam yang kini menambah artificial
attraction guna meningkatkan
kepuasan wisatawan. Artificial
attraction tersebut tentunya
akan menambah daya tarik wisata.
Menurut (Pristiwasa & Demolingo, 2020) daya tarik wisata tentunya sangat diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan tentunya dapat mensejahterakan masyarakat lokal serta pemerintah
setempat dapat memberikan kontribusi yang positif. Apabila daya tarik tersebut
dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan, maka destinasi tersebut pun akan terus berkembang.
Kepuasan konsumen atau kepuasan wisatawan
menurut teori The
Expectancy Disconfirmation Model, teori tersebut dikemukakan oleh (Oliver, 2014),
dan menjabarkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen adalah dampak dari adanya
perbandingan antara keinginan konsumen sebelum membeli dengan yang didapat konsumen setelah membeli suatu barang/jasa. Menurut Middelton dalam
(Ramadhan, 2016) artificial attraction atau
atraksi wisata buatan merupakan suatu atraksi ciptaan
manusia, yang terdiri dari bangunan dan infrastruktur pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan modern, berupa monumen, trotoar jalan, taman bermain,
kebun, pusat perbelanjaan, marina, ski, tempat
sejarah, berupa toko-tokok dan daerah yang bertema.Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025 atraksi wisata buatan merupakan suatu atraksi yang berasal dari hasil buatan
manusia dan digolongkan sebagai atraksi wisata khusus yang berbentuk artificial dan kegiatan-kegiatan
manusia lainnya di selain wisata alam
dan budaya. Daya tarik wisata buatan
ini terdiri dari sarana rekreasi
dan hiburan atau theme
park, sarana rekreasi terpadu, serta sarana rekreasi dan olahraga.
Natural attraction atau wisata
alam merupakan suatu hasil dari
produksi dan pengolahan sumber daya berupa
aktivitas wisata yang menjadi kemampuan untuk di kelola dan dikembangkan sebagai suatu kekuatan sumber daya alam
dan penataan lingkungan (Irtifah & Ghufron, 2019). Kegiatan
dari wisata alam adalah suatu
kegiatan untuk mencari kesenangan atau hiburan, melakukan
observasi, edukasi maupun kegiatan kebudayaan dan pecinta alam yang ada dalam
suatu objek wisata. Atraksi wisata alam
merupakan atraksi wisata ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Atraksi
wisata alam adalah segala hal
yang bersumber dari alam dan berhasil dimanfaatkan serta dikelola di objek wisata, sehingga suatu objek wisata
tersebut dapat digemari dan dapat memberikan rasa puas pada wisatawan. Contohnya pemandangan alam. (Goje et al., 2017) mengatakan bahwa
elemen terpenting didalam pengembangan atraksi wisata alam yaitu memuat
kondisi alam, sumber daya manusia,
akomodasi, sarana dan infrastruktur guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung.
(Rahma, 2018) menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan adalah bagian dari
ukuran kinerja suatu organisasi ataupun non finansial yang dapat berkontribusi dengan signifikan dalam keberhasilan tujuan sebuah organisasi.
Kepuasan adalah tanggapan dari pelanggan� terhadap sudah terpenuhinya keinginan dan kebutuhannya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa bentuk special dari suatu barang atau
jasa itu sendiri memberikan kepuasan yang sesuai dengan harapannya Barnes dalam (Meliani & Agustini,
2020). Kepuasan dari wisatawan maupun konsumen meliputi� perbedaan� kinerja seperti pelayanan� dan� hasil� atau� harapan� yang� diinginkan dan dirasakan oleh konsumen (Garoda, 2021).
Penambahan artificial attraction ini mendapatkan berbagai respon dari masyarakat,
baik respon positif maupun respon negatif. Banyak yang kecewa karena wisata
alam yang seharusnya alami malah terlihat
tidak alami lagi dikarenakan telah di pasang spot foto yang terbilang cukup mengganggu (Sulistiarmi, 2014)
. Namun, ada
juga sebagian masyarakat
yang malah menyukai adanya artificial attraction tersebut,
karena dengan adanya artificial attraction, mereka
menjadi memiliki banyak pilihan tempat untuk berfoto,
dan mayoritas artificial attraction yang dibuat ini memang
terkesan kekinian atau instagramable dan cocok untuk di unggah ke media sosial.
Puncak Wanagiri terletak
di Kecamatan Sukasada, Kabupaten
Buleleng Bali. Puncak Wanagiri berada di kawasan dataran tinggi, wisatawan dapat menikmati keindahan Danau Buyan dan Danau Tamblingan disertai dengan hutan-hutan di sekelilingnya dari pinggir jalan desa
yang letaknya di atas dua danau kembar.
Di sepanjang jalan juga terdapat deretan warung-warung dan berbagai spot foto yang instagramable. Dari atas
ketinggian, wisatawan dapat melihat dengan
jelas keindahan serta pesona dari Danau Buyan
dan Danau Tamblingan.
Puncak Wanagari dilengkapi
dengan atraksi wisata yang menarik, yaitu spot yang instagramable
dengan berbagai variasi, seperti spot foto perahu titanic, ayunan, sarang telur, kupu-kupu, dan masih banyak lagi
yang berlatar belakang Danau Buyan dan Danau
Tamblingan (Sanjaya & Santhyasa,
2020). Dengan adanya spot foto dengan berbagai variasi tersebut menimbulkan beberapa pendapat, baik pendapat positif maupun negatif. Pendapat tersebut diantaranya yaitu, dengan adanya spot foto instagramable maka wisatawan tidak akan merasa
bosan dan wisatawan lebih tertarik untuk mengunjungi Puncak Wanagiri, karena spot foto tersebut sangat kekinian sehingga cocok untuk dibagikan ke media sosial. Namun, tidak semua
wisatawan akan tertarik, karena bagi sebagian orang, mereka lebih suka
kondisi objek wisata yang alami tanpa adanya tambahan
artificial attraction.
Berdasarkan penjabaran diatas, penulis tertarik untuk melihat seberapa
besar pengaruh adanya artificial attraction dan natural
attraction terhadap kepuasan
wisatawan yang berkunjung ke Puncak Wanagiri.
Dengan demikian maka penulis perlu
untuk melakukan penelitian dengan judul �Analisis Artificial dan
Natural Attraction Terhadap Kepuasan Wisatawan (Study Kasus pengunjung
Objek Wisata Puncak Wanagiri Buleleng Bali)�. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya artificial dan natural attraction
terhadap kepuasan wisatawan dan apakah ada pengaruh yang signifikan mengenai kepuasan wisatawan terhadap artificial dan natural attraction merupakan tujuan dari penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen, serta menggunakan metode kuantitatif untuk penelitiannya. Variabel independen tersebut yaitu artificial attraction dan natural
attraction, variabel dependen
yaitu kepuasan wisatawan. Kuesioner atau angket digunakan
dalam instrumen penelitian ini yang berguna untuk mendapatkan
jawaban dari responden. Menurut (Amirullah, 2018) populasi adalah
suatu keseluruhan dari sebuah kumpulan
yang mempunyai kumpulan karakter umum, yaitu terdiri dari
elemen-elemen untuk diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung
objek wisata puncak wanagiri. Teknik slovin digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
jumlah responden dan didapat 100 responden.
Lokasi penelitian berada
di jalan raya Wanagiri, Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian ini dilakukan pada bulan desember 2021 hingga januari 2022. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kuesioner, wawancara
dan observasi. kemudian dalam tahap pengolahan
data menggunakan uji kualitas
data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas,
uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas uji linearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji hipotesis
yang terdiri dari uji regresi linear berganda uji F dan
uji T.
A.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
No. Item |
r hitung |
r tabel |
Keterangan |
Kepuasan
Wisatawan |
|||
1 |
0,669 |
0,361 |
Valid |
2 |
0,690 |
0,361 |
Valid |
3 |
0,793 |
0,361 |
Valid |
4 |
0,863 |
0,361 |
Valid |
5 |
0,545 |
0,361 |
Valid |
6 |
0,499 |
0,361 |
Valid |
7 |
0,709 |
0,361 |
Valid |
8 |
0,745 |
0,361 |
Valid |
Artificial
Attraction |
|||
9 |
0,592 |
0,361 |
Valid |
10 |
0,693 |
0,361 |
Valid |
11 |
0,701 |
0,361 |
Valid |
12 |
0,691 |
0,361 |
Valid |
13 |
0,752 |
0,361 |
Valid |
14 |
0,512 |
0,361 |
Valid |
15 |
0,877 |
0,361 |
Valid |
16 |
0,644 |
0,361 |
Valid |
Natural
Attraction |
|||
17 |
0,695 |
0,361 |
Valid |
18 |
0,688 |
0,361 |
Valid |
19 |
0,457 |
0,361 |
Valid |
20 |
0,381 |
0,361 |
Valid |
21 |
0,529 |
0,361 |
Valid |
22 |
0,373 |
0,361 |
Valid |
���������
Jumlah pernyataan
pada seluruh variabel yaitu sebanyak 22 pernyataan, sebelum penelitian dilakukan kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dengan menggunakan 30 responden dari luar 100 responden terlebih dahulu, hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui kuesioner yang akan disebar tersebut valid atau tidak dengan
nilai signifikan 0,05 atau 5% dan N = 30 maka didapat r tabel sebesar 0,361. Dari hasil 22 pernyataan tersebut dilakukan pengujian menggunakan rumus Product
Moment Coefficient of Correlation dibantu dengan menggunakan SPSS versi 21 dan dihasilkan 22 pernyataan tersebut valid dan layak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian variabel kepuasan wisatawan, artificial
attraction dan natural attraction.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Cronbach�s Alpha |
Kesimpulan |
Kepuasan Wisatawan |
0,820 |
Reliabel |
Artificial
Attraction |
0,828 |
Reliabel |
Natural
Attraction |
0,790 |
Reliabel |
���������
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa seluruh item dari semua variabel yang terdiri dari 22 pernyataan memiliki nilai Cronbach�s Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian hal tersebut menunjukkan
bahwa instrument penelitian
yang dipergunakan dalam dalam penelitian ini reliabel karena
alpha hitung > 0,60.
B.
Teknik Analisis
Data
Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif responden dan analisis deskriptif variabel. Analisis deskripstif responden terdiri dari jenis
kelamin responden, usia responden dan pekerjaan responden. Analisis deskriptif variabel yaitu mengenai rata-rata jawaban resonden dari setiap
variabel berdasarkan pada kuesioner yang telah disebar, kuesioner pada
masing-masing variabel menggunakan
skala likert yaitu dengan skor
1-5, skala 5 menunjukkan bahwa wisatawan Puncak Wanagiri sangat setuju terhadap peryataan tersebut. Untuk skor 1 menunjukkan
bahwa wisatawan Puncak Wanagiri merasa sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. �
Hasil dan Pembahasan
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
�����������
Berdasarkan pada tabel tersebut diatas dapat dilihat
bahwa nilai Sig. adalah senilail 0,109 yang artinya lebih besar
dari 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel-variabel tersebut adalah berdistribusi normal.
Tabel 4
Hasil Uji Heterokedastisitas
�����������
Berdasarkan nilai signifikan (sig) di atas dapat dilihat bahwa
nilai Sig dari variabel Artificial Attraction yaitu
0,166 dan nilai dari variabel Natural Attraction yaitu
0,760 yang mana nilai tersebut
lebih besar dari > 0,05 maka dapat di pastikan bahwa data tersebut tidak mengalami heteroskedastisitas antara
masing-masing variabel independent.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
�����������
Berdasarkan pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada artificial
attraction yaitu sebesar
3,132, pada natural attraction sebesar 3,132. Maka nilai dari
kedua variabel tersebut adalah lebih kecil dari
> 10,00. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi
multikoliniaritas pada variabel
independent.
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi
Linear Berganda
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai koefisien
dalam persamaan regresi linear berganda. Persamaan yang digunakan yaitu pada kolon B (koefisien). Berikut merupakan model persamaan dari regresi linear berganda:
Y = 8,599 + 0,419 X1 + 0,485 X2
Berdasarkan persamaan
diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
a
= 8,599
Nilai konstanta yaitu sebesar 8,599 artinya jika variabel artificial
attraction (X1), dan variabel natural
attraction (X2) bernilai 0, maka
kepuasan wisatawan (Y) akan dipengaruhi variabel lain. Hasil tersebut signifikan pada alpha
0,05.
2.
b1
= 0,419
Nilai koefisien regresi variabel oleh indikator artificial
attraction (X1) yaitu sebesar
0,419. Artinya dapat mempengaruhi variabel kepuasan wisatawan (Y). Dan asumsi variabel natural
attraction (X2) bernilai tetap.
Sehingga kepuasan wisatawan akan mengalami perubahan yaitu berupa peningkatan
dengan angka sebesar 0,419. Hasil tersebut signifikan pada alpha 0,05 dari hasil uji t.
3.
b2
= 0,485
Nilai koefisien regresi variabel oleh indikator natural
attraction (X2) yaitu sebesar
0,485. Artinya dapat mempengaruhi variabel kepuasan wisatawan (Y). Dan asumsi variabel artificial
attraction (X1) bernilai tetap.
Sehingga kepuasan wisatawan akan mengalami perubahan yaitu berupa peningkatan
dengan angka sebesar 0,485. Hasil tersebut signifikan pada alpha 0,05 dari hasil uji t.
Disimpulkan bahwa variabel independen artificial attraction dan natural attraction memperoleh koefisien positif. Jadi berdasarkan tabel diatas dinyatakan bahwa artificial attraction dan natural attraction berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan (variabel dependen) pada objek wisata Puncak Wanagiri Buleleng Bali.
Tabel 7
Hasil Uji F
Berdasarkan tabel tersebut terlihat nilai F hitung sebesar 178,290. Sedangkan nilai F tabel sebesar
3, 088. F tabel didapatkan dari rumus f (
k : n-k ). Dari analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa F hitung > F tabel (178,290 > 3,088). Dan nilai
signifikan sebesar 0,00, maka nilai signifikan
< 0,05 yang artinya pengaruhnya
sangat signifikan.
Tabel 8
Hasil Uji T
�����������
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel artificial
attraction (X1) memiliki nilai
t hitung 5,250 dengan signifikansi 0,00 < 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha diterima,
berarti artificial attraction (X1) berpengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan (Y). Untuk variabel natural attraction (X2) memperoleh
t hitung sebesar 5,917 dengan signifikansi 0,00 <
0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, sehingga natural
attraction (X2) berpengaruh positif
terhadap kepuasan wisatawan (Y).
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
�����������
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,786. Artinya, 78,6% kepuasan
wisatawan dapat dijelaskan oleh variabel artificial
attraction, dan natural attraction. Sedangkan
21,4% kepuasan wisatawan dipengaruhi oleh variabel lain
yang mana variabel tersebut
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil Penelitian
1) Pengaruh Variabel Artificial
Attraction Terhadap Kepuasan
Wisatawan
Artificial attraction atau atraksi wisata buatan merupakan sebuah atraksi wisata yang diciptakan atau dibuat oleh manusia yang terdiri dari bangunan maupun
arsitektur dan infrastruktur.
Untuk mengetahui pengaruh artificial attraction terhadap
kepuasan wisatawan dilakukan pengujian yang bermaksud untuk mengetahui dan menguji pengaruh artificial attraction dengan
kepuasan wisatawan di objek wisata Puncak
Wanagiri Buleleng Bali. Hal
tersebut dapat diibuktikan dari diperolehnya nilai koefisien regresi yaitu sebesar 0,419, bernilai tetap sehingga kepuasan wisatawan akan mengalami perubahan berupa peningkatan sebebsar 0,419 dan hasil tersebut signifikan pada alpha
0,05, yang artinya artificial attraction dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan secara signifikan.
2) Pengaruh Natural Attraction Terhadap Kepuasan Wisatawan
Natural attraction atau atraksi wisata alam merupakan atraksi wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Atraka
wisata alami ini adalah segala
hal yang yang berasal dari alam
dan berhasil dimanfaatkan serta diusahakan di objek wisata. Untuk
mengetahui pengaruh natural
attraction terhadap kepuasan
wisatawan dilakukan pengujian yang bermaksud untuk mengetahui dan menguji pengaruh natural
attraction dengan kepuasan
wisatawan di objek wisata Puncak Wanagiri
Buleleng Bali. Hal tersebut
dapat diibuktikan dari diperolehnya nilai koefisien regresi yaitu sebesar
0,485, bernilai tetap sehingga kepuasan wisatawan akan mengalami perubahan berupa peningkatan sebebsar 0,485 dan hasil tersebut signifikan pada alpha
0,05, yang artinya natural attraction dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan secara signifikan.
3) Pengaruh Artificial Attraction Dan Natural
Attraction Terhadap Kepuasan
Wisatawan
Kepuasan wisatawan merupakan
suatu perbandingan antara hasil dari
kinerja produk dengan kinerja yang dirasakan oleh wisatawan. Jika hal yang dirasakan berada di bawah harapan, maka bisa
dikatakan bahwa wisatawan tidak puas. Untuk mengetahui pengaruh artificial dan natural attraction terhadap kepuasan wisatawan dilakukan pengujian yang bermaksud untuk mengetahui dan menguji pengaruh artificial
dan natural attraction dengan kepuasan wisatawan di objek wisata Puncak
Wanagiri Buleleng Bali. Terdapat pengaruh yang signifikan dan kuat antara artificial dan natural attraction terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata
Puncak Wanagiri. Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai F hitung yaitu sebesar 178,290 sedangkan nilai F tabel sebesar 3,088 sehingga� nilai signifikasi F hitung > F tabel (178,290 > 3,088. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan kuat antara artificial dan
natural attraction terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung ke objek
wisata Puncak Wanagiri.
Hasil
dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti ditujukan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya
pada bab 1, oleh karena itu jawaban dari
rumusan masalah dan simpulan dari penelitian
tentang �Analisis Artificial
dan Natural Attraction terhadap kepuasan wisatawan di Puncak Wanagiri Buleleng Bali�, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1). Artificial attraction berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan wisatawan. Hal tersebut berarti bahwa semakin
tinggi dan meningkat artificial
attraction maka kepuasan
wisatawan akan meningkat. Jadi, artificial attraction sangat diminati oleh wisatawan, mereka sangat tertarik, dan puas akan adanya
artificial attraction di Puncak Wanagiri. Semakin banyak dan berkualitas artificial
attraction yang dibuat maka
wisatawan akan semakin tertarik untuk mengunjungi Puncak Wanagiri. 2). Natural
attraction berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kepuasan wisatawan. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi
dan meningkat variabel
natural attraction maka kepuasan
wisatawan pun juga akan meningkat. Jadi, natural attraction sangat diminati oleh wisatawan, mereka sangat menyukai, dan puas akan adanya
natural attraction di Puncak Wanagiri. Semakin indah natural attraction yang ada
maka wisatawan akan semakin suka
dan tertarik untuk mengunjungi Puncak Wanagiri. 3). Artificial attraction dan natural
attraction berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kepuasan wisatawan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa artificial dan natural attraction di Puncak Wanagiri ini merupakan perpaduan
yang tepat. Wisatawan tidak hanya dapat
menikmati keindahan alam saja, tetapi
juga dapat melakukan foto di berbagai spot instagramamble yang tersedia.
BIBLIOGRAFI
Amirullah. (2018).
Pengaruh Faktor Fundamental Makro Dan Mikro Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Pada Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur Dan Sektor Konstruksi Yang Terdaftar
Di Bei Periode 2015 � 2017. Jmm Unram - Master of Management Journal, 7(2),
86�102. https://doi.org/10.29303/jmm.v7i2.384
Arsana, I. G. N.
W., Sunarta, I. N., & Arida, I. N. S. (2019). Fenomena Pengelolaan Atraksi
Wisata Swafoto Dan Implikasinya Bagi Masyarakat Di Desa Wanagiri Kecamatan
Sukasada Kabupaten Buleleng. 05(02), 330�347.
Baharuddin, A.,
Kasmita, M., & Salam, R. (2017). Analisis Kepuasan Wisatawan Terhadap Daya
Tarik Wisata Malioboro Kota Yogyakarta. Jurnal Ad�ministrare, 3(2),
107. https://doi.org/10.26858/ja.v3i2.2571
Chindyana,� rosa melinda. (2020). Pengaruh Kepuasan
Wisatawan Terhadap Minat Kunjung Ulang Daya Tarik Wisata Di Gunungkidul. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Ginanty, S. (2018).
Sally Ginanty, 2015 The Analysis Of Understanding The Implementation Of Hygiene
And Sanitation Principles In The Cafetarias Of Upi That Implies On The Consumer
Satisfaction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu. Universitas Pendidikan Indonesia, 1�53.
Ghozali, M. A.
(2018). Hubungan Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Bekerja Menjadi
Mekanik Pada Siswa Kelas Xii Tkr Smk Negeri 1 Pungging Mojokerto. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin, 7(2).
Goje, Muresan, Gincu,
Ramdani, D., & Adiatma, D. (2017). Pengaruh Atraksi Wisata Alam dan
Motivasi Wisatawan terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kawasan Wisata
Ciwidey dan Pangalengan. Jurnal Wacana Ekonomi, 18, 1�7.
Husin Demolingo, R.
(2015). Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Desa Bongo, Kabupaten Gorontalo.
Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 1, 67�82.
https://doi.org/10.24843/jumpa.2015.v01.i02.p06
Irtifah, &
Ghufron, M. I. (2019). Peningkatan Ekonomi Desa Melalui Wisata Alam. Universitas
Nurul Jadid Bondowoso, 17(2), 244�253.
Kurniawati, H. A.,
Arif, A., & Winarno, W. A. (2017). Analisis Minat Penggunaan Mobile Banking
Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Yang Telah Dimodifikasi. E-Journal
Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 4(1), 24. https://doi.org/10.19184/ejeba.v4i1.4563
Kusumaningrum, D.
A., & Wachyuni, S. S. (2020). Pengaruh Daya Tarik Terhadap Kepuasan
Wisatawan Di Coffee On The Bus Po. Rejeki Transport Yogyakarta. Journal of
Tourism and Economic, 3(1), 23�30.
Listianingrum, A.
(2019). Pengaruh Daya Tarik, Aksesibilitas dan Fasilitas Terhadap Keputusan
Berkunjung di Objek Wisata Pantai Muarareja Indah Kota Tegal. Skripsi.
http://repository.upstegal.ac.id/id/eprint/1025
Mahriani. (2020).
Manajemen Pariwisata. In Nuevos sistemas de comunicaci�n e informaci�n.
Marantika, A. K.,
Nyoman, N., Martini, D., Srie, K., & Julyasih, M. (2020). Pendampingan
Penyusunan Strategi Pengembangan Desa Wanagiri Sebagai Desa Wisata.
431�440.
Mauludin, R.
(2017). Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Ke Daya
Tarik Wisata Waduk Darma Kabupaten Kuningan. Jurnal Manajemen Resort Dan
Leisure, 14(2), 57�68. https://doi.org/10.17509/jurel.v14i2.9241
Meliani, K. S.,
& Agustini, N. L. P. (2020). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan
Wisatawan Yang Menginap Di Siesta Legian Hotel (Studi Pada Wisatawan Yang
Menginap di Siesta Legian Hotel). Journal Research Management, 02(1),
90�101.
Mulyadiharja, S.,
Wijana, N., & ... (2020). Pelestarian Dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dalam
Menunjang Desa Wanagiri Sebagai Desa Wisata. Proceeding Senadimas,
966�975.
https://lppm.undiksha.ac.id/senadimas2020/assets/ProsidingSenadimas2020/file/127.pdf
Nabila, A. D.,
& Widiyastuti, D. (2018). Kajian Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas
untuk Pengembangan Pariwisata Umbul Ponggok di Kabupaten Klaten. 7(2).
Nisa, U. M. (2020).
Pengaruh Service Quality (Servqual) Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Desa Wisata
Malasari Kabupaten Bogor Sebagai Potensi Gastronomi. 1�12.
Novianti, Syintia,
O. I. B. H. (2016). Pengembangan atraksi wisata pantai tanjung pendam
sebagai daya tarik wisata. III(1), 49�59.
Oliver, R. L.,
& Sharpe, J. W. E. (2014). A Behavioral Perspective on the Consumer Second
Edition Richard L Oliver. McGraw-Hill, New York.
Permadi, L. A., Retnowati,
W., Oktaryani, G. A. S., & Ahyar, M. (2021). Identifikasi Atraksi,
Aksesibilitas, Amenitas dan Ancilliary TWA Gunung Tunak Desa Mertak Kecamatan
Pujut Lombok Tengah. Prosiding SAINTEK, 3, 9�10.
Pertiwi, F. A. T.
(2018). Pengaruh Harga, Fasilitas Wisata, dan Atraksi Wisata Terhadap
Kepuasan Konsumen Objek wisata Konservasi (Universitas Sanata Dharma). 172.
http://repository.usd.ac.id/32224/2/142214035_full.pdf
Pristiwasa, I. W.
T. K., & Demolingo, R. H. (2020). Bukit cinta campuhan sebagai daya tarik
wisata trekking di ubud bali. JUrnal Analisis Pariwisata, 20(1),
17�37.
Rahma, A. M.
(2018). Analisis Kepuasan Wisatawan Dalam Melakukan Aktifitas Wisata Di Pantai
Pangandaran. Jurnal Manajemen Resort Dan Leisure, 15(1), 75�78.
https://doi.org/10.17509/jurel.v15i1.11437
Rahmawati, P. I.,
Trianasari, & Widiastini, N. M. A. (2020). Analisis Potensi Wisata Desa
Wanagiri Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Seminar Nasional Riset Inovatif,
408�416. https://eproceeding.undiksha.ac.id/index.php/senari/article/view/2154
Ramadhan. (2016). Pengembangan
Atraksi Pada Objek Wisata Danau Bandar Khayangan Lembah Sari, Pekanbaru. 18(2),
22280.
Sanjaya, M., &
Santhyasa, I. K. G. (2020). Proses Perencanaan Wisata Swafoto. Pranatacara
Bhumandala: Jurnal Riset Planologi, 1(1), 38�50.
Sangkaeng, S.,
Mananeke, L., & Oroh, S. G. (2015). Pengaruh Citra, Promosi Dan Kualitas
Pelayanan Objek Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Objek Wisata Taman Laut
Bunaken Sulawesi Utara. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 3(3), 1089�1100. https://doi.org/10.35794/emba.v3i3.10113
Sugiono. (2012).
Metode Penelitian. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
133.
Sulistiarmi, W.
(2014). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Xi-Ipa Pada Mata
Pelajaran Fisika Sma Negeri Se-Kota Pati. Unnes Physics Education Journal,
3(3), 77�83.
Sutana, I. G.,
& Paramita, I. B. G. (2021). Konsep pembangunan pariwisata milenial di
kabupaten buleleng. Genta Hredaya, 5(2).
Suwena, I. K.,
& Widyatmaja, I. G. N. (2017). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Triana, W., &
Yuliana. (2021). Strategi Pengembangan Atraksi Wisata Buatan Di Pantai Kata
Kota Pariaman. Jurnal Pendidikan Dan Keluarga, 13(1), 37�47.
Wahyuni, S. (2020).
Bab 2 kualitas atraksi wisata kelas dunia 2.1. 10�21.
Wati, N. M. D. W.
K., Imbayani, I. G. A., Ribek, P. K., & \. (2020). Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Brand Image, Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Pt
Prodia Widyahusada. 1(2), 108�119.
Widyastuti, N. K., Luh, N., Prawitha, C., & Suyasa, S. (2018). Wisata Swafoto Sebagai Daya Tarik Wisata. Sintesa, November, 363�370. https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/sintesa/article/view/504
Copyright holder: Ramang H Demolingo,
Sriwulandari (2022) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |