Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENGARUH
FEE AUDIT, OPINI AUDIT DAN AUDIT DELAY TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA
PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE
2015-2020
Bambang
Subiyanto, Kumba Digdowiseiso, Grace Artha Debora
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Fee
Audit, Opini Audit, dan Audit Delay terhadap Auditor Switching pada Perusahaan
Sektor Industri Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2020. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder
laporan keuangan tahunan perusahaan sektor industri barang dan konsumsi periode
2015-2020. Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
biner yang diolah menggunakan SPSS 26. Berdasarkan hasil penelitian secara
parsial ditemukan bahwa Fee Audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Auditor Switching, Opini Audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Auditor Switching, Audit Delay tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching.
Kata Kunci: Auditor Switching, Fee Audit, Opini Audit, Audit Delay
Abstract
This study aims to examine empirically the effect of Audit Fees, Audit
Opinion and Audit Delay on Auditor Switching on Consumer Goods Industry in
Indonesia Stock Exchange in the Period 2015-2020. Data from secondary data
annual financial statements of consumer goods industry in Indonesia Stock
Exchange in the period 2015-2020. In taking the sample for this study using
purposive sampling method. The data analysis technique used is binary logistic
regression analysis that have been processed in SPSS 26. Based on the results
of the study partially it was found that the Audit Fees has a negative and
significant effect on Auditor Switching, Audit Opinion has a negative and
significant effect on Auditor Switching, and Audit Delay does not affect on
Auditor Switching������
Keywords:� Auditor
Switching, Audit Fees, Audit Opinon, Audit Delay
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-24
Pendahuluan
Perusahaan yang mampu bertahan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya harus mempertahankan kondisi, reputasi dan
eksistensinya secara konsisten. Oleh karena itu, isi dari laporan keuangan
harus relevan, faithful representation, mudah dimengerti, komparabilitas dan
tepat waktu (Subiyanto, Digdowiseiso, & Mandasari, 2021).
Kewajaran Laporan Keuangan yang dianggap netral setelah melewati audit oleh
pihak yang dinilai mampu bersikap netral tersebut adalah auditor eksternal atau
akuntan publik (KAP). Auditor merupakan pihak independen yang memiliki tugas
untuk menilai kewajaran serta keandalan laporan keuangan dengan cara
menerbitkan laporan keuangan auditan. Kinerja manajemen dapat dinilai secara
independen oleh auditor KAP sehingga meningkatkan kepercayaan para pemangku
kepentingan.
Auditor switching merupakan perilaku
perusahaan yang melakukan pergantian auditor pada masa tertentu baik secara
sukarela (voluntary) atau karena kewajiban (mandatory). Perikatan masa audit
yang terlalu lama antara akuntan publik dengan klien dapat menimbulkan hal
negatif, karena dalam hal tersebut dapat dianggap mempengaruhi independensi
auditor yang berakibat pada opini yang diberikan. Salah satu kasus yang terjadi
akibat adanya pergantian auditor secara sukarela yaitu terjadi pada perusahaan
sektor industri barang konsumsi, pada PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) yang
melakukan auditor switching selama dua tahun berturut-turut. Hal ini
dikarenakan perusahaan terjerat kasus yang menyebabkan harus dihentikannya
perdagangan efek secara sementara pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juli 2014
dari seluruh pasar modal di Indonesia. (www.kontan.co.id). Karena kondisi yang
kurang menguntungkan tersebut, PT Tri Banyan Tirta Tbk kembali melakukan
auditor switching pada tahun 2016, dengan menunjuk auditor William Suria Djaja
menggantikan Gideon Adi Siallagan yang hanya memberikan jasanya selama satu
tahun buku (www.pasardana.id) Dengan demikian, penyebab dari dilakukannya
auditor switching pada PT Tri Banyan Tirta adalah karena faktor dari auditeenya,
bukan karena regulasi yang berlaku. Atas dasar fenomena tersebut, dapat
disimpulkan bahwa PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) melakukan auditor switching
secara voluntary (sukarela) dan tidak melakukan pergantian auditor sebagaimana
mestinya sesuai regulasi atau peraturan yang berlaku.
Seiring dengan pertumbuhan KAP dan
berbagai macam keahlian yang ditawarkan, pemerintah mengubah peraturan mengenai
batas jasa audit yang diberikan, pembatasan tersebut diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 2015 (PP 20/2015). Faktor yang menyebabkan terjadinya
auditor switching yang pertama adalah fee audit. Saat manajer merasa sudah
tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk
melakukan auditor switching sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik
dengan fee audit yang mereka tawarkan (Aprillia, 2013).
Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan,
perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah
meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit
laporan keuangan perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh (Susanti, 2015)
menunjukkan bahwa fee audit berperngaruh positif terhadap auditor switching,
Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aghaei Chadegani, Muhammaddun Mohamed, & Jari, 2011; Arinta &
Adiwibowo, 2013; Kholipah & Suryandari, 2019; Lestari & Nedya, 2019;
Suyono & Nawawinetu, 2013)
yang membuktikan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya
auditor switching adalah opini audit. Opini audit merupakan pendapat yang
diberikan oleh auditor setelah pemeriksaan yang dilakukannya terhadap
perusahaan klien untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen perusahaan. Opini audit merupakan penyebab auditor switching, ini
terjadi karena perusahaan tidak menyetujui pendapat yang telah dilakukan
auditor pada tahun sebelumnya. Umumnya, perusahaan mengharapkan opini audit
tanpa pengecualian, karena pendapat WTP atas laporan keuangan akan berpengaruh
terhadap keputusan investasi pihak eskternal, jika auditor menerbitkan opini
selain wajar tanpa pengecualian (WTP) kepada perusahaan klien, maka semakin
besar kecenderungan perusahaan tersebut untuk melakukan auditor switching. Penelitian
yang dilakukan oleh (Darmayanti, 2017; Faradila & Yahya, 2016; Luthfiyati, 2016)
menyatakan bahwa variabel opini audit berpengaruh terhadap auditor switching.
Sedangkan penelitian (Pratini & Astika, 2013)
menyatakan bahwa variabel opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor
switching, serta (Salim, 2014)
membuktikan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching. Begitu juga dengan penelitian (Tisna & Suputra, 2017)
juga menngatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap auditor
switching.
Indikator lain yang dapat mendorong
perusahaan melakukan auditor switching adalah audit delay. Audit delay adalah
jarak waktu yang diukur berdasarkan lamanya hari dalam menyelesaikan proses
audit oleh auditor independen dari tanggal tutup buku pada tanggal 31 Desember
sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan auditor independen. Audit
delay dapat menimbulkan rumor dari para pelaku pasar modal, serta merugikan
para investor, yang pada akhirnya dapat membuat kondisi di pasar modal menjadi
tidak menentu dan pasar ragu-ragu dalam pengambilan keputusan, sehingga
merugikan perusahaan klien mendorong klien untuk melakukan pergantian auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh (Arisudhana, 2017)
pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI
membuktikan bahwa audit delay berpengaruh positif pada auditor switching,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Zikra & Syofyan, 2019)
membuktikan bahwa audit delay berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
Metode Penelitian
Peneliti melakukan penelitian
pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) melalui media Internet dengan situs www.idx.co.id dengan demikian,
peneliti akan menggunakan data yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
dilihat melalui laporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi.
Populasi dalam penelitian
ini diambil perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015-2020.
Metode pemilihan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling dengan judul judgement sampling.
Hasil dan Pembahasan
A. Uji
Multikolinearitas
�
Tabel 1
Correlation Matrix
Constant |
FEE |
OPINI(1) |
DELAY |
||
Step 1 |
Constant |
1.000 |
-.998 |
-.807 |
.051 |
FEE |
-.998 |
1.000 |
.787 |
-.072 |
|
OPINI(1) |
-.807 |
.787 |
1.000 |
-.212 |
|
DELAY |
.051 |
-.072 |
-.212 |
1.000 |
Sumber: Data
diolah SPSS 26
Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Ada tidaknya multikolinearitas
dalam model, dapat dilihat dari tabel Correlation Matriks, yaitu apabila
terdapat variabel bebas yang memiliki koefisien korelasi > 0,85 maka
dikatakan model memuat multikolinearitas. Pada Tabel 1 menunjukkan korelasi
antar variabel, syarat untuk melakukan pengujian terhadap multikolinearitas
adalah dengan melihat koefisien korelasi antar variabel. Apabila koefisien dari
antar variabel kurang dari 0.85 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel
independen tidak memiliki unsur multikolinearitas.
Pada Tabel 1
menunjukkan bahwa semua nilai yang didapat kurang dari 0.85, hal ini
menunjukkan bahwa antar variabel tidak ada hubungan satu sama lain. Dengan ini
dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengandung unsur multikolinearitas.
B. Menilai
Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)
Tabel 2
Iteration History a,b,c
�Step 0 |
1 |
68.505 |
1.152 |
2 |
68.212 |
1.305 |
|
3 |
68.211 |
1.312 |
|
4 |
68.211 |
1.312 |
a.� Constant is included in the model.
b.� Initial -2 Log Likelihood: 68.211
c.� Estimation terminated at iteration number 4 because parameter
estimates changed by less than .001. Sumber: Data diolah SPSS 26, 2021
�
Iteration History a,b,c,d
|
|
Coefficients |
||||
Iteration |
-2 Log likelihood |
Constan t |
FEE |
OPINI(1 ) |
DELAY |
|
Step 1 |
1 |
48.673 |
10.193 |
-.409 |
-2.179 |
.001 |
2 |
42.127 |
20.038 |
-.836 |
-3.273 |
.002 |
|
3 |
40.466 |
27.680 |
-1.166 |
-4.154 |
.002 |
|
4 |
40.269 |
31.193 |
-1.316 |
-4.592 |
.002 |
|
5 |
40.264 |
31.800 |
-1.342 |
-4.670 |
.002 |
|
6 |
40.264 |
31.816 |
-1.343 |
-4.672 |
.002 |
|
7 |
40.264 |
31.816 |
-1.343 |
-4.672 |
.002 |
a.���� Method:
Enter
b.��� Constant
is included in the model.
c.���� Initial
-2 Log Likelihood: 68.211
d.��� Estimation
terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less
than .001.
Sumber: Data
diolah SPSS 26, 2021
Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block
number = 0) dengan nilai -2log likelihood pada akhir (block number = 1). Jika
terdapat pengurangan nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan model
yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2021).
Pada Tabel 2
diatas menunjukkan perbandingan nilai antara -2 log likelihood blok awal dengan
-2 log likelihood� blok akhir. Dari Tabel
2 hasil perhitungan nilai -2 log likelihood terlihat bahwa nilai blok awal (Block
Number = 0) sebesar 68.211 dan nilai -2 log likelihood terlihat bahwa nilai
blok akhir (Block Number = 1) adalah 40.264, maka dalam hal ini terdapat
menurunan sebesar 27.947 dengan adanya penerunan tersebut menunjukkan
keseluruhan model regresi logistik yang digunakan adalah model yang baik atau
model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2021).
C. Menguji
Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Tabel 3
Hosmer and Lemeshow Test
Step |
Chi-square |
df |
Sig. |
1 |
8.605 |
7 |
.282 |
Sumber: Data
diolah SPSS 26
�
Goodness of
fit merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji hipotesis nol bahwa data
empiris dan empiris sesuai dengan model. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow�s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak
dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali,
2021).
Pada Tabel 3
menunjukkan hasil bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness
of Fit adalah sebesar 8.605 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar
0.282 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 sehingga
H0 tidak dapat ditolak atau harus diterima karena model regresi mampu
menjelaskan data. Berdasarkan hasil test diatas, dapat disimpulkan bahwa model
mampu menjelaskan pengaruh fee audit (FEE), opini audit (OPINI), dan audit
delay (DELAY) terhadap probabilitas auditor switching (SWITCH).
D. Nagelkerke
R-Square
Tabel 4
Model Summary
Step |
-2 Log likelihood |
Cox & Snell R Square |
Nagelkerke R Square |
1 |
40.264a |
.345 |
.536 |
a.� Estimation terminated at iteration number 7 because parameter
estimates changed by less than .001.
Sumber: Data
diolah SPSS 26, 2021
Nagelkerke
R-square adalah besarnya nilai koefisien determinasi dalam model regresi
logistik. Semakin mendekati nilai 1 maka model dianggap semakin goodness of
fit, sebaliknya jika semakin mendekati 0 maka model semakin tidak goodness of
fit (Ghozali, 2021).
Berdasarkan
hasil dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R- Square sebesar
0.536, ini membuktikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini, yaitu
fee audit, opini audit dan audit delay dapat menjelaskan variabel dependen
sebesar 53.6% sedangkan 46.4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain.
E.
Model Regresi Logistik
Tabel 5
Variables in the Equation
Step 1a |
FEE |
-1.343 |
.479 |
7.849 |
1 |
.005 |
.261 |
OPINI(1 ) |
-4.672 |
1.332 |
12.298 |
1 |
.000 |
.009 |
|
DELAY |
.002 |
.003 |
.447 |
1 |
.504 |
1.002 |
|
Constant |
31.816 |
10.896 |
8.527 |
1 |
.003 |
6567464 9289196 .850 |
a.� Variable(s) entered on step 1: FEE, OPINI, DELAY. Sumber: Data diolah
SPSS 26, 2021
Berdasarkan
dari hasil Tabel 5 diatas terlihat nilai taksiran koefisien
modelnya,
sehinggan didapatkan model regresi logistik sebagai berikut:
𝑨𝑺
�𝑳𝒏
�𝟏 − 𝑨𝑺
�= −𝟑𝟏. 𝟖𝟏𝟔
− 𝟏. 𝟑𝟒𝟑𝑭𝑬𝑬
− 𝟒. 𝟔𝟕𝟐𝑶𝑷𝑰𝑵𝑰
+ 𝟎. 𝟎𝟐𝑫𝑬𝑳𝑨𝒀 + 𝒆
Keterangan:
𝑳𝒏� 𝑨𝑺
𝟏−𝑨𝑺 : Auditor
Switching
�FEE : Fee Audit
OPINI : Opini Audit DELAY����� :
Audit Delay e����� : error
Hipotesis 1:
Fee Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
Berdasarkan
dari Tabel 4.11, variabel fee audit (FEE) menunjukkan koefisien regresi negatif
sebesar 1.343, dengan tingkat signifikan (p-value) sebesar 0.005 lebih kecil
dari 𝖺 = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa fee audit berpengaruh negatif terhadap auditor
switching.
Hipotesis 2:
Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching
Berdasarkan
dari Tabel 4.11, variabel opini audit (OPINI) menunjukkan koefisien regresi
negatif sebesar 4.672, dengan tingkat signifikan (p-value) sebesar 0.000 lebih
kecil dari 𝖺 = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap auditor
switching.
Hipotesis 3:
Audit Delay berpengaruh terhadap Auditor Switching
Berdasarkan
dari Tabel 4.11, variabel audit delay (DELAY) menunjukkan koefisien regresi
positif sebesar 0.002, dengan tingkat signifikan (p-value) sebesar 0.504 lebih
besar dari 𝖺 = 0.05. Maka
dapat disimpulkan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap auditor
switching.
F.
Pembahasan
a)
Pengaruh Fee Audit terhadap Auditor Switching
Fee audit
berpengaruh negatif terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Adli & Suryani, 2019)
yang menyatakan bahwa fee audit berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
Tetapi hasil penelitian ini bertentangan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Suputra, n.d.)
dan (Karliana, Suzan, & Yudowati, 2017)
yang membuktikan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Dalam
penelitian ini fee audit berbalik arah artinya fee akan membuat perusahaan tetap
bertahan pada kepentingannya dan tidak akan terjadi pergantian auditor. Fee
audit yang tinggi pada saat kondisi tertentu akan membuat perusahaan merasa
terbebani, tetapi belum tentu dapat mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan
auditor switching, karena perusahaan beranggapan auditor atau KAP yang
digunakan selama ini telah mengetahui dan mengerti kondisi perusahaan klien.
Perusahaan juga beranggapan bahwa KAP dan auditor yang digunakan selama ini
berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dan merasa puas terhadap hasil audit
yang diberikan, sehingga perusahaan belum tentu melakukan pergantian auditor
walaupun fee yang ditawarkan oleh KAP tersebut tinggi, perusahaan beranggapan
hal tersebut sesuai dengan hasil kerja yang diberikan auditor maupun KAP yang
saat ini bertugas.
b) Pengaruh
Opini Audit terhadap Auditor Switching
Opini audit
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap auditor switching. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Palupi & Primasari, 2019) dan (Fakhri, Abbaszadeh, Dargahi, & Jorjani, 2018) bahwa opini
audit berpengaruh negatif terhadap auditor switching. Namun bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan (Effendi & Rahayu, 2015)
dan (Karliana et al., 2017)
yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Dalam
penelitian ini opini audit berbalik arah artinya tidak menjadikan alasan
perusahaan untuk melakukan auditor switching, populasi dalam sampel ini yaitu
perusahaan sektor industri barang konsumsi sudah terbiasa diaudit atau
melakukan pengauditan yang mana tidak terpengaruh apapun opininya mereka tetap
mempertahankan auditornya. Penelitian ini menunjukkan bahwa opini yang
diterbitkan oleh auditor dapat dijadikan pertimbangan oleh perusahaan untuk
melakukan pergantian atau tetap mempertahankan auditornya.
c)
Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor
Switching
Audit delay
tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widajantie & Dewi, 2020)
yang menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hidayati, 2018)
dan (Naili & Primasari, 2020)
yang menyatakan bahwa audit delay berpengaruh positif terhadap auditor
switching.
Dalam penelitian ini variabel audit delay gagal
menemukan adanya pengaruh yang signifikan, peneliti menduga hal ini disebabkan
karena pada umumnya sampel perusahaan dalam penelitian ini belum melewati batas
ketentuan dari BAPEPAM yaitu selama 120 hari. Selain itu hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lama atau tidaknya auditor menyelesaikan pekerjaannya tidak
menjadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan auditor switching.
Karena, apabila suatu perusahaan melakukan auditor switching, auditor pengganti
memerlukan waktu untuk mengerti keadaan perusahaan klien atau bisa juga audit
delay disebabkan oleh perusahaan klien yang terlambat untuk menyerahkan
data-data laporan keuangan yang dibutuhkan oleh auditor, atau reputasi
perusahaan tersebut sedang dalam kondisi yang bermasalah sehingga pekerjaan
auditor mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut memerlukan pendalaman
sehingga akan mengakibatkan audit delay dalam penerbitan laporan keuangan. Oleh
karena itu tidak menjamin auditor baru dapat menyelesaikan pengauditan lebih
cepat dari auditor lama.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Fee audit
berpengaruh negatif terhadap auditor switching. Hal ini menyatakan bahwa ketika
fee audit yang ditawarkan oleh KAP melampaui batas toleransi yang ditetapkan
perusahaan, tetapi belum tentu dapat mempengaruhi perusahaan melakukan auditor
switching, karena perusahaan beranggapan auditor atau KAP yang digunakan selama
ini telah mengetahui dan mengerti kondisi perusahaan klien. 2. Opini audit
berpengaruh negatif terhadap auditor switching. Hal ini dikarenakan, perusahaan
yang menggunakan jasa auditor baru akan menerima opini yang sama, atau opini
yang tidak jauh berbeda dengan opini yang diberikan oleh auditor sebelumnya,
karena auditor baru akan mencari informasi atas opini yang akan diberikan
melalui informasi dari auditor lama. 3. Audit delay tidak berpengaruh terhadap
auditor switching. Hal ini menyatakan bahwa lama atau tidaknya auditor
menyelesaikan pekerjaannya tidak menjadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk
melakukan auditor switchi
Adli, Syarifah Nadya, & Suryani, Elly. (2019). Pengaruh
Leverage, Pergantian Manajemen, Dan Audit Fee Terhadap Auditor Switching. Jurnal
Aset (Akuntansi Riset), 11(2), 288�300. Google Scholar
Aghaei Chadegani, Arezoo, Muhammaddun Mohamed, Zakiah, &
Jari, Azam. (2011). The Determinant Factors Of Auditor Switch Among Companies
Listed On Tehran Stock Exchange. International Research Journal Of Finance
And Economics Issn, 1450�2887. Google Scholar
Aprillia, Ekka. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching. Accounting Analysis Journal, 2(2). Google Scholar
Arinta, Khasaras Dara, & Adiwibowo, Santosa. (2013).
Analisis Faktor�Faktor Yang Mendorong Pergantian Kantor Akuntan Publik (Kap)
Studi Pada Perusahaan Publik Di Indonesia Tahun 2007-2012. Diponegoro
Journal Of Accounting, 390�400. Google Scholar
Arisudhana, Dicky. (2017). Pengaruh Audit Delay, Ukuran
Klien, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Dan Return
On Assets (Roa) Terhadap Pergantian Auditor Sukarela (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sub Sektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Pada Bursa. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 6(1), 100�120. Google Scholar
Darmayanti, Yayan. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan
Standar Operasional Prosedur Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pengawas
Urusan Gerbong Sukacinta (Pug Sct) Pt. Kereta Api Indonesia (Persero) Kabupaten
Lahat. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (Jpeb), 5(1), 63�72. Google Scholar
Effendi, Mareti, & Rahayu, Sri. (2015). Analisis Pengaruh
Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik (Kap), Ukuran Perusahaan Klien, Dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan Dan Minuman, Farmasi, Rokok Yang
Terdaftar Di Bu. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(1). Google Scholar
Fakhri, Sajad, Abbaszadeh, Fatemeh, Dargahi, Leila, &
Jorjani, Masoumeh. (2018). Astaxanthin: A Mechanistic Review On Its Biological
Activities And Health Benefits. Pharmacological Research, 136,
1�20. Google Scholar
Faradila, Yuka, & Yahya, M. Rizal. (2016). Pengaruh Opini
Audit, Financial Distress, Dan Pertumbuhan Perusahaan Klien Terhadap Auditor
Switching (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 1(1),
81�100. Google Scholar
Hidayati, Kuni Hikmah. (2018). Teaching Writing To Efl
Learners: An Investigation Of Challenges Confronted By Indonesian Teachers. Langkawi:
Journal Of The Association For Arabic And English, 4(1), 21�31. Google Scholar
Karliana, Danela Rosa, Suzan, Leny, & Yudowati, Siska
Priyandani. (2017). Pengaruh Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Audit Fee
Terhadap Auditor Switching (Studi Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur,
Utilitas, Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2015). Eproceedings Of Management, 4(2). Google Scholar
Kholipah, Siti, & Suryandari, Dhini. (2019).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Pada Perusahaan Keuangan Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2015-2017. Jurnal Akuntansi, 9(2),
83�96. Google Scholar
Lestari, Nanik, & Nedya, Sucitra. (2019). The Effect Of
Audit Quality On Tax Avoidance. International Conference On Applied Science
And Technology 2019-Social Sciences Track (Icastss 2019), 72�76. Atlantis
Press. Google Scholar
Luthfiyati, Binti. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini
Audit, Pergantian Manajemen, Ukuran Kap, Dan Audit Tenure Terhadap Auditor
Switching. Journal Of Accounting, 2(2). Google Scholar
Naili, Tahniatun, & Primasari, Nora Hilmia. (2020). Audit
Delay, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Financial Distres, Opini Audit, Dan Ukuran
Perusahaan Klien Terhadap Auditor Switching. Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas
Pamulang, 8(1), 63�74. Google Scholar
Palupi, Resita Sekar, & Primasari, Nora Hilmia. (2019).
Kajian Empiris Tentang Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 119�138. Google Scholar
Pratini, Igaa, & Astika, I. B. Putra. (2013). Fenomena
Pergantian Auditor Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 5(2), 470�482. Google Scholar
Salim, Samina. (2014). Oxidative Stress And Psychological
Disorders. Current Neuropharmacology, 12(2), 140�147. Google Scholar
Subiyanto, Bambang, Digdowiseiso, Kumba, & Mandasari,
Noviyanti. (2021). Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional, Dan Tipe
Kepribadian Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan (Fraud). Fair
Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 324�325. Google Scholar
Suputra, I. Dewa Gede Dharma. (N.D.). Pengaruh Pergantian
Manajemen Dan Audit Fee Pada Auditor Switching Dengan Reputasi Auditor Sebagai
Variabel Pemoderasi Made Widi Wulandari. Google Scholar
Susanti, Rahayu. (2015). Pengaruh Audit Fee, Ukuran Kap,
Financial Distress, Ukuran Perusahaan Dan Pergantian Manajemen Terhadap Auditor
Switching. Universitas Dian Nuswantoro. Google Scholar
Suyono, Karina Zain, & Nawawinetu, Erwin Dyah. (2013).
Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya Keselamatan Kerja Dengan Safety
Behavior Di Pt. Dokdan Perkapalan Surabaya Unit Hull Construction. The
Indonesian Journal Of Occupational Safety And Health, 2(1), 67�74. Google Scholar
Tisna, Ni Wayan Wulan, & Suputra, Idgd. (2017). Financial
Distress Sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Audit Dan Pertumbuhan Perusahaan
Pada Auditor Switching. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19,
2118�2144. Google Scholar
Widajantie, Tituk Diah, & Dewi, Anisa Paramitha. (2020).
Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Audit Delay, Financial Distress, Dan
Pergantian Manajemen Terhadap Voluntary Auditor Switching. Liability, 2(2),
19�52. Google Scholar
Zikra, Faradina, & Syofyan, Efrizal. (2019). Pengaruh
Financial Distress, Pertumbuhan Perusahaan Klien, Ukuran Kap, Dan Audit Delay
Terhadap Auditor Switching. Jurnal Eksplorasi Akuntansi (Jea), 1(3),
1556�1568. Google Scholar
Copyright
holder: Bambang Subiyanto, Kumba Digdowiseiso,
Grace Artha Debora (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |