Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENINGKATAN PEREKONOMIAN
MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA SUKAJADI, KABUPATEN BOGOR
Dina
Mayasari, Liliana Dewi, Bagus Syarifudin Latief, Feni Nurmarnia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional,
Jakarta Indonesia�
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected] ��
Abstrak
Desa Sukajadi
berada di Kabupaten Bogor memiliki daya tarik
wisata alam, dan buatan yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor yang belum dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi wisata dan merumuskan strategi pengembangan desa Sukajadi menjadi
desa wisata dengan menggunakan Teknik analisis data kualitatif dan Teknik
analisis SWOT. Diketahui bahwa hasil penelitian
menunjukkan Desa Sukajadi memiliki kesiapan untuk membangun potensi menjadi desa wisata
dan strategi pengembangan dari
enam kriteria potensi, dukungan sumber daya manusia,
kelembagaan desa wisata, area kegiatan wisata, sarana dan prasarana, fasilitas pendukung.
Kata Kunci: pariwisata, desa wisata, Desa Sukajadi,
Kabupaten Bogor
Abstract
Sukajadi rural,
located in Bogor Regency, has natural and artificial attractions listed in Culture
and Tourism Bogor Regency Office. Research aims are to identify tourism
potencies and development strategies of Sukajadi rural
tourism�research method using qualitative method and SWOT analysis. The result
is Sukajadi village has strengths and needs to
develop from six criteria: potency, human resource support, community commitment,
rural institute, tourism area, facilities and infrastructure.
Keywords: tourism, rural tourism, Sukajadi rural, Bogor
Regency
Pendahuluan
Pada tahun
2017 Kabupaten Bogor memiliki
27 desa wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan
Kabupaten Bogor, antara
lain:
Tabel 1
Desa Wisata di Kabupaten Bogor
Desa Wisata |
Kecamatan |
Daya Tarik Wisata |
Tapos 1 |
Tenjolaya |
Alam dan sejarah |
Gunung Malang |
Tenjolaya |
Alam, pertanian, dan kesenian |
Pasir Eurih |
Tamansari |
Alam dan kerajinan |
Tamansari |
Tamansari |
Pertanian dan kerajinan |
Sukajadi |
Tamansari |
Alam dan pertanian |
Gunungsari |
Pamijahan |
Alam dan pertanian |
Ciasihan |
Pamijahan |
Alam dan kesenian |
Cimande |
Caringin |
Alam, budaya, dan kerajinan |
Tugu Selatan |
Cisarua |
Alam dan kesenian |
Citapen |
Ciawi |
Pertanian |
Tugu Selatan |
Cisarua |
Alam dan kesenian |
Tugu Utara |
Cisarua |
Alam, pertanian dan budaya |
Batulayang |
Cisarua |
Alam, seni dan budaya |
Citeko |
Cisarua |
Alam dan pertanian |
Kopo |
Cisarua |
Pertanian dan kerajinan |
Leuwimalang |
Cisarua |
Alam dan kuliner |
Ligarmukti |
Kelapanunggal |
Alam, gua dan pemandian |
Jampang |
Kemang |
Budaya dan kerajinan |
Gobang |
Rumpin |
Budaya dna kerajinan |
Megamendung |
Megamendung |
Alam dan pertanian |
Sukaresmi |
Megamendung |
Alam dan pertanian |
Ciseeng |
Ciseeng |
Minawisata/perikanan |
Kiarasari |
Sukajaya |
Alam |
Tajur |
Citeureup |
Alam |
Tarikolot |
Citeureup |
Kerajinan |
Malasari |
Nanggung |
Alam, pertanian, kerajinan |
Cilember |
Cisarua |
Alam |
Sumber: (Liliana
Dewi et al., 2018)
Desa Sukajadi
merupakan salah satu desa wisata yang berada di Kecamatan Sukajadi, Kabupaten Bogor
yang memiliki daya tarik wisata alam dan pertanian, seperti camping ground,
hutan pinus Kali Mati yang dikelola secara swadaya, curug Nangka, curug Luhur, De
Saung, Kampung Salaka, Taman Kupu-kupu dan Pura Parahyangan� Agung Jagatkarya. Sebagian besar
masyarakat Desa Sukajadi bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani,
pengrajin bambu, home industry
bengkel sepatu dan sopir angkutan umum.
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat,� diketahui bahwa meskipun sudah terdaftar secara resmi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai desa wisata
dan keberagaman potensi ini masih banyak
yang belum dilirik oleh wisatawan, kurangnya motivasi masyarakat mengelola dan mengembangkan desa, masih minimnya
pengetahuan akan pengelolaan pariwisata membuat desa wisata
Sukajadi tidak berkembang. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, tujuan penelitian dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
potensi wisata dan merumuskan strategi pengembangan desa Sukajadi menjadi
desa wisata. ����
Mengutip dari
(Wiendu, 1993) dalam (Liliana
Dewi et al., 2018) merupakan
bentuk yang terdiri dari kegiatan antar
masyarakat dan wisatawan, akomodasi, fasilitas pendukung yang terintegrasi dalam keberlangsungan tata cara dan tradisi kehidupan masyarakat. (Utomo,
2017) menambahkan
tujuh kriteria suatu desa dapat
dikembangkan menjadi desa wisata, yaitu:
1) memiliki potensi produk dan daya tarik, 2) memiliki dukungan sumber daya manusia, 3)motivasi dari masyarakat, 4) memiliki dukungan sarana dan prasarana yang memadai, 5) memiliki fasilitas pendukung aktivitas wisata, 6) memiliki kelembagaan yang mengatur aktivitas wisata, 7) ketersediaan lahan/area yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata. Adapun suatu desa apabila
dikembangkan menjadi daya tarik wisata
di destinasi dapat membawa keuntungan dan kerugian di tiga sector, antara lain sector ekonomi, social
dan lingkungan. �(Nulty, 2004) dalam (L Dewi &
Junaid, 2019) menjelaskan,
segi ekonomi, keuntungan yang bisa didapat adalah 1) menciptakan lapangan pekerjaan,
2) peluang mempertahankan usaha bisnis, 3) keuntungan bagi pemerintah daerah
melalui pajak dan tarif. Sementara kerugian yang bisa ditimbulkan 1) dapat
memberikan tekanan bagi layanan publik, 2) meningkatkan harga tanah. Segi sosial,
keuntungan yang bisa diraih adalah 1) dukungan layanan publik, 2) mengembangkan
fasilitas baru, seperti museum, 3) pertukaran budaya, 4) revitalisasi tradisi,
kebiasaan dan seni. Dampak kerugian yang bisa didapatkan pada sektor sosial
adalah kemacetan dan kepadatan. Keuntungan di sektor lingkungan memberikan
konservasi alam dan lingkungan, sedangkan kerugian dari segi lingkungan adalah
berpotensi adanya pengembangan liar. (Sugeng Santoso,
Gunaldi, 2021) dalam
Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata mengatakan bahwa pembangunan pariwisata
haruslah bersifat berkelanjutan dimana mampu memenuhi kebutuhan semua
stakeholder yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tetap
menjaga kebutuhan untuk masa yang akan datang. Mengutip dari (Asean Homestay Standard, n.d.) mengatakan bahwa
�As a
form of community based tourism, the homestay concept is currently well
accepted as rural development tool in many ASEAN countries. The homestay
programme can enhance local quality of life through generation of income,
support local culture, arts and crafts business, encourage restoration of local
and historic sites, and foster nature conservation efforts through community
education.�
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif deskriptif dengan lokasi penelitian
berada di desa Sukajadi, Kabupaten Bogor. Data primer
dan sekunder diperoleh melalui hasil observasi
kondisi di lapangan, wawancara dengan Ketua Pokdarwis, Sekretaris Desa, Ketua Desa SUkajadi,
Pedagang di objek wisata, dokumentasi dan studi literatur.
Pada penelitian
ini penulis akan mengidentifikasi potensi desa Sukajadi
kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan perumusan strategi pengembangan desa wisata menggunakan teknik analisis SWOT frngsn mengacu pada teori (Utomo,
2017) guna
mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang. �
Hasil dan Pembahasan
Analisis Potensi
Wisata Desa Sukajadi
Desa Sukajadi terletak di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas area 304,14 ha terdiri dari wilayah pemukiman, persawahan, lading dan hutan pinus. Perbatasan wilyah Desa Sukajadi adalah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Salak, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjo laya. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari.
Mata pencaharian masyarakat Desa Sukajadi sebagian besar adalah petani, buruh tani, pengrajin bambu, home industri bengkel sepatu dan sopir angkot.
����������� Berdasarkan hasil studi literatur, observasi dan wawancara dengan Ketua Pokdarwis diketahui bahwa potensi daya tarik wisata di Desa Sukajadi berupa alam dan pertanian, antara lain: camping ground hutan pinus Kali Mati yang diinisiasi dan dikelola oleh warga setempat, Curung Nangka, Curug Luhur, De saung, Kampung Salaka, Taman Kupu-kupu dan Pura Parahyangan Agung Jagatkarya, Taman Bunga Anggrek, dan Museum Kupu-kupu. ��
Dari hasil identifikasi diketahui bahwa potensi yang sudah siap dan bisa dikembangkan adalah camping ground hutan pinus Kali Mati, Kampung Salaka, Taman Kupu-kupu, Taman Bunga Anggrek dan Museum Kupu-kupu, Restoran De Saung Sementara Curug Nangka, Curug Luhur membutuhkan perhatian lebih untuk dikembangkan lagi.
Dukungan Sumber
Daya Manusia
Berdasarkan data monografi Desa Sukajadi diketahui bahwa buruh tani sebesar 236 jiwa, buruh harian lepas 586 jiwa, pedagang keliling 117 jiwa, karyawan home industry 739 jiwa, pengusaha kecil 7, asisten rumah tangga 6 jiwa. Hasil wawancara dengan Ketua Pokdarwis, diketahui bahwa �Masyarakat sudah mulai sadar dampak adanya kegiata wisata di Desa ini. Terbukti dari adanya inisiasi masyarakat mendirikan camping ground Hutan Pinus Kali Mati. Secara swadaya bersama-sama mengelola tempat ini.�
Aktivitas kegiatan wisata ini membawa efek positif, bermunculan objek-objek wisata di Desa Sukajadi, seperti restoran De Saung, Taman Bunga Anggrek, Kampung Salaka, Taman Kupu-kupu dan Museum.
Apabila dilihat dari aspek Pendidikan, rata-rata pendidikan masyarakat hanya sampai Sekolah Dasar sebesar 70%, SLTP sebesar 10%, dan SMA sebesar 20%.
Melihat dari semangat dan motivasi masyarakat yang terbukti dengan adanya camping ground Hutan Pinus Kali Mati, permasalahan aspek Pendidikan tampaknya tidak ada halangan dalam membangun desa Sukajadi menjadi desa wisata. Dengan dukungan pembinaan dan pelatihan akan pariwisata, maka akan memberikan dorongan aktif dalam pembentukan desa wisata.
Motivasi Dari Masyarakat
Berdsarkan hasil
penenlitian diketahui bahwa pengetahuan masyarakat akan pariwisata dipelajari
berdasarkan otodidak dan terbuka untuk belajar dari akademisi khususnya yang
bergerak di bidang pariwisata, karena selama ini akademisi yang pernah
memberikan pembinan maupun pelatihan berasal dari pertanian.
Dukungan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Desa Sukajadi diketahui bahwa telah memiliki
fasilitas menginap berupa camping ground, guesthouse yang berada satu area dengan camping ground Hutan
Pinus Kali Mati, puskesmas, dan restoran.
Fasilitas Pendukung Kegiatan
Wisata
1)
Ketersediaan Transportasi Umum
Belum tersedianya transportasi umum menuju destinasi, wisatawan yang hendak berkunjung harus menggunakan kendaraan pribadi. Kondisi jalan sebagian besar dalam kondisi baik.
2)
Ketersediaan Akomodasi
Tersedia camping ground dan guesthouse di area wisata camping ground Hutan pinus Kali Mati.
3)
Ketersediaan Restoran/Warung
Makan
Tersedia 2 warung
makan di area camping ground Hutan
Pinus Kali Mati dan 1 restoran De Saung
yang berlokasi cukup jauh dari area objek wisata camping ground Hutan Pinus Kali Mati, Taman Kupu-kupu
dan Museum, Kampung Salaka, Taman Bunga Angrrek, Curug Nangka dan Curug Luhur.
4)
Ketersediaan Daya Tarik Wisata
Ketersediaan daya tarik wisata di Desa Sukajadi bisa dikatakan sudah siap dan layak dikunjungi, daya tarik wisata berupa camping ground, outbound, taman kupu-kupu, museum, taman bunga anggrek, curug Nangka dan curug Luhur
5)
Ketersediaan suvenir
Belum tersedianya suatu souvenir ciri khas Desa Sukajadi yang membedakannya dengan desa wisata lain khususnya di Kabupaten Bogor.
Kelembagaan Desa Wisata
Kelembagaan desa wisata berguna sebagai sarana yang menjembatani, menampung, mempromosikan, mengatur dan mengelola kegiatan wisata mapun yang berhubungan dengan pihak pemerintah, swasta, akademisi, media (Dewi, Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Bogor, 2019). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, kelembagaan desa wisata belum berjalan secara maksimal.
Ketersediaan Lahan/Area
Kepemilikan lahan milik pribadi yang masih tersedia luas.
Potensi Pariwisata Eksternal
Sebagai bagian dari hutan lindung Gunung Halimun yang memiliki udara sejuk dan bersih membuat destinasi ini layak untuk dikunjungi. Peluang usaha berupa moda transportasi menuju destinasi, maupun peluang usaha kuliner bisa dikembangkan oleh masyarakat. Selain itu, kreativitas masyarakat bisa dikembangkan dengan membuat hasil prakarya berupa souvenir yang bisa dijual kepada wisatawan yang berkunjung. Berlokasi dekat dengan daerah Dramaga yang padat penduduk dan sebagai daerah Pendidikan dikarenakan adanya kampus IPB, Desa Sukajadi bisa dijadikan sebagai desstinasi wisata bagi penduduk didaerah sekitar yang ingin menghirup udara segar atau sebagai tempat instagramable.
Strategi Pengembangan Desa
Wisata Sukajadi
Berdasarkan analisis identifikasi
potensi secara internal dan
eksternal, maka dapat dianalisis kekuatan kelemahan, peluang dan tantangan dari Desa Sukajadi
dengan menggunakan kriteria desa wisata
yang dikemukakan oleh (Utomo,
2017), yaitu:
Tabel 2
Rumusan Strategi Komponen Utama Akses
Kriteria |
Rencana Strategis |
Potensi Produk Wisata |
1. Memiliki produk wisata yang sudah siap. 2. memiliki udara yang sejuk dan bersih |
Dukungan SDM |
1. Pembinaan dan pelatihan mengenai pariwisata, desa wisata. 2. Pembinaan dan pelatihan mengenai kewirausahaan yang berhubungan dengan sector pariwisata. |
Motivasi
Masyarakat |
1. membuat struktur organisasi Lembaga desa wisata 2. Lembaga desa wisata dan masyarakat Bersama-sama berkomitmen mengembangkan desa. 3. Lembaga desa wisata memberikan
motivasi dan sosialisasi mengenai desa wisata kepada masyarakat. 4. Berkolaborasi dengan pihak akademisi untuk mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan pariwisata. 5. Konsisten mengikuti event-event
yang diadakan oleh Pemerintah
Daerah. |
Sarana dan Prasarana |
1. Secara swadaya masyarakat membangun dan menjaga keasrian lingkungan di sekitar camping
ground. 2. Berkoordinasi dengan instansi pemerintah dalam perencanaan dan pembangunan sarana prasarana seperti puskesmas/balai kesehatan, posko keselamatan apabila terjadi bencana. |
Fasilitas Pendukung Kegiatan Wisata |
1. Bekerjasama dengan biro perjalanan, tour guide. 2. Bekerjasama dengan pihak akademisi 3. Menjalin hubungan baik dengan komunitas
desa wisata lain. |
Kelembagaan Desa Wisata |
1. Membentuk struktur organisasi 2. Peningkatan pengetahuan dan
skill anggota Lembaga desa
wisata |
Ketersediaan Lahan/Area |
1. Menjalin hubungan baik dengan pemilik
lahan pribadi 2. Membuat perencanaan tata ruang pembangunan desa wisata |
Kesimpulan
Desa Sukajadi, Kabupaten Bogor memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Berdasarkan kriteria konsep desa wisata menujukkan bahwa aspek motivasi, kelembagaan desa wisata, dan fasilitas pendukung pariwisata khususnya ketersediaan suvenir yang masih perlu ditingkatkan.
Strategi pengembangan desa wisata Sukajadi di Kabupaten Bogor dapat menawarkan alternative produk pariwisata kepada masyarakat di sekitar Desa Sukajadi, produk pariwisata menginap di tenda, melihat kupu-kupu, bunga anggrek. Memotivasi masyarakat untuk tetap terus berkomitmen membangun desa wisata dan mau belajar. Aktif mengikuti pembinaan dan pelatihan. Bersama-sama berembuk membuat struktur organisasi.
BIBLIOGRAFI
Asean Homestay Standard. (n.d.).
Dewi, L, & Junaid, I. (2019). Meningkatkan
Ekonomi Lokal Melalui Pariwisata Pedesaan : Studi Kasus Desa Ciseeng
Enhancing Local Economic Through Rural Tourism : a Case Study At Ciseeng
Village. 10(April), 19�27.
Dewi, Liliana, Djunaid, I. S., Soeswoyo, D.
M., Dewi, L., Asparini, P. S., Tinggi, S., & Bogor, P. (2018). Tourism
village development in bogor district. Jurnal Pariwisata, 5(2),
159�168. Retrieved from http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 159
Fariz Fardani Nurbaihaqi, Elly Malihah, R.
A. (2022). Menjaga Tradisi, Mempersiapkan Regenerasi (Studi Personal Wangi
Indriya). Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(Special
Issue), 199�210. Retrieved from
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/4971/2803
Soeswoyo, D. M. (2021). Potensi Pariwisata
Dan Strategi Pengembangan Desa Wisata Sukajadi di Kabupaten Bogor. Masyarakat
Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism, 2(1),
13�26. https://doi.org/10.34013/mp.v2i1.371
Sugeng Santoso, Gunaldi, A. M. (2021).
Potensi Kampung Nelayan Gedongmulyo Untuk Dikembangkan Sebagai Desa Wisata
Bahari Di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(12), 6384�6395. https://doi.org/http://d
x.doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i12.5205
Utomo, S. (2017). Strategi Pengembangan
Desa Wisata Di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Neo-Bis, 11,
142�153. Retrieved from https://journal.trunojoyo.ac.id/neo-bis/article/view/3381/pdf2
Wiweka, K., H. Demolingo, R., Karyatun, S.,
Pramania Adnyana, P., & Nurfikriyani, I. (2021). Tourist Village
Rejuvenation and Over-Tourism Management: the Desa Wisata Nglanggeran Lifecycle
Experience, Yogyakarta, Indonesia. International Journal of Tourism &
Hospitality Reviews, 8(1), 01�16.
https://doi.org/10.18510/ijthr.2021.811
Wiendu, N. (1993). Concept, Perspective and Challenges. Yogayakarta: Unversitas Gadjah Mada Press(Wiweka, H. Demolingo, Karyatun, Pramania Adnyana, & Nurfikriyani, 2021)
������������������������������������������������
Copyright holder: Dina Mayasari, Liliana Dewi, Bagus Syarifudin Latief, Feni Nurmarnia (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |