Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 �������������e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 3, Maret 2022

 

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN PARIWISATA DI PERKAMPUNNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN SELAMA PANDEMI COVID-19

 

Gagih Pradini, B. Syarifuddin Latif, Intan Suci Amalia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional, Jakarta Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan salah satu pengembangan wisata budaya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kehadiran kegiatan pariwisata ini memiliki implikasi ekonomi untuk masyarakat seperti peningkatan pendapatan, peluang usaha, serta peningkatan kesempatan kerja. �Kajian ini menganalisis Dampak Ekonomi selama �pandemi �Covid-19, yang terdiri dari Dampak Ekonomi Langsung, Dampak Ekonomi Tidak �Langsung, dan Dampak Ekonomi Berkelanjutan serta mengkaji Karakteristik �Responden Wisatawan, Tenaga Kerja, dan Pengusaha. Penelitian ini menggunakan metode �pengumpulan data survei dengan instrumen penyebaran Kuesioner �sejumlah 96 sampel untuk Pekerja dan Pengusaha, dan 60 sampel untuk Wisatawan. Dalam hasil survei ini menyatakan bahwa keberadaan pariwisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian penduduk sekitar walaupun dampak yang didapat masih terbilang kecil.

 

Kata kunci: dampak ekonomi, karakteristik, covid-19

 

Abstract

Setu Babakan Betawi Cultural Village is one of the developments of cultural tourism in Jagakarsa, South Jakarta. The presence of this tourism activity has economic implications for the community such as increasing income, business opportunities, and increasing job opportunities. This study analyzes the Economic Impacts during the Covid-19 pandemic, which consists of Direct Economic Impacts, Indirect Economic Impacts, and Sustainable Economic Impacts and examines the Characteristics of Tourists, Workers, and Entrepreneurs Respondents. This study uses survey data collection methods with questionnaires as the instrument of 96 samples for workers and entrepreneurs, and 60 samples for tourists. In the results of this survey, it is stated that the existence of the Setu Babakan Betawi Cultural Village tourism has an economic impact on the economy of the surrounding population, although the impact obtained is still relatively small.

 

Keywords: economic impact, characteristics, covid-19


Pendahuluan

Pariwisata merupakan industri yang berperan penting dalam meningkatkan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keaneka ragaman budaya dan keindahan alam, sehingga meningkatkan industri pariwisata. Hal ini disebabkan pariwisata merupakan sektor� yang dianggap menguntungkan dan berpeluang untuk �berkembang menjadi salah satu aset yang dipakai menjadi sumber pendapatan yang membangun bagi Bangsa dan Negara.

Pada dasarnya pariwisata adalah suatu proses perpindahan seseorang untuk sementara mendatangi tempat lain diluar tempat tinggalnya. Motivasi atau dorongan kepergiannya berasal dari berbagai kepentingan, antara lain kepentingan ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, agama, politik ataupun kepentingan lain seperti rasa ingin tahu, perolehan ilmu, atau kekayaan pengalaman (Suwantoro, 2010).

Jakarta adalah ibu kota negara bagian pusat pemerintahan padat penduduk, menjadikan Jakarta kota megapolitan. Masuknya budaya asing dari media radio, internet dan televisi, memmbuat kebudayaan betawi tidak akan mampu untuk bersaing dengan budaya asing. Akibat pesatnya perkembangan kota Jakarta membuat keberadaan kampung- kampung Betawi jaman dahulu mulai terkikis, para pemilik tanah menjual tanahnya kepada penduduk pendatang.� Dan akhirnya, penduduk asli Jakarta ini secara bertahap mulai pindah ke pinggiran kota Jakarta.�

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan salah satu atraksi ikonik di DKI Jakarta. Salah satu tujuan para wisatawan adalah untuk melakukan kegiatan wisata. Dalam kegiatan wisata budaya perlu menjaga dan memelihara citra budaya, serta menjaga dan memelihara citra Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

Pada saat pandemi Covid-19 aktivitas pariwisata mengalami penurunan yang dapat dilihat dari berkurangnya jumllah wisatawan yang berkunjung lantaran adanya pembatasan pembatasan suatu negara untuk menerima wisatawan dari luar negeri maupun dari wilayah lainnya, dengan demikian berpengaruh pula dalam aktivitas di perkampungan budaya betawi setu babakan. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui perubahan dampak ekonomi selama Covid-19.�

Secara nyata, kegiatan pariwisata memberikan manfaat pada pendapatan, pendapatan pajak, lapangan pekerjaan, penjualan serta penghasilan dalam suatu daerah. Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di sub-sektor pariwisata primer, penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran (ritel).

Secara formal, para ahli membagi dampak ekonomi yang terjadi akibat kegiatan pariwisata, terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects). Sementara itu, Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary Effects) yang mengiringi Efek Langsung sebagai Efek Primer (Primary Effect).

Dampak Ekonomi Langsung (Direct Effects), Perubahan produksi terkait dengan dampak langsung pada perubahan pengeluaran wisatawan. Misalnya, kenaikan jumlah wisatawan yang menginap pada hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan pada pemasaran di industri perhotelan. Perubahan pembayaran hotel untuk penjualan hotel tambahan dan gaji karyawan, serta upah, pajak, dan kebutuhan barang dan jasa diidentifikasi sebagai dampak langsung dari pengeluaran pariwisata (Achadiat Dritasto, 2013)

Dampak ekonomi tidak langsung (indirect impact), konversi produksi menjadi pemasok barang industri, yaitu pemasok barang dan jasa ke hotel, diperoleh melalui berbagai biaya dari berbagai tahap berikutnya dari pendapatan hotel. Misalnya, perubahan penjualan, pekerjaan, dan pendapatan di industri linen seperti sprei, selimut, handuk, taplak meja, dan lain-lain adalah salah satu efek tidak langsung dari perubahan laba hotel. Upaya bisnis untuk menyediakan barang dan jasa kepada perusahaan laundry memiliki dampak tidak langsung lainnya. Hasilnya tidak dapat dipisahkan di semua tingkatan dari keterlibatan hotel di berbagai sektor ekonomi lainnya di daerah (Achadiat Dritasto, 2013).

Dampak ekonomi lanjutan (induced impact) adalah dampak ekonomi yang bersumber dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja lokal. Jenis pengeluaran yang dikeluarkan tenaga kerja lokal diantaranya adalah digunakan akan biaya anak sekolah, biya kebutuhan sehari-hari, biaya listrik, biaya konsumsi, biaya transportasi, serta lainnya (Achadiat Dritasto, 2013).

Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan datangnya virus Covid-19. Virus ini berasal dari wuhan, China. Virus Covid-19 ini adalah virus yang menular. Virus Corona atau severe acut respiratory 2 (Sars-Cov2) adalah virus yang menrangsang sistem saluran pernafasan hingga sesak nafas, infeksi paru-paru, yang dapat merenggut nyawa orang yang terinfeksi. Di iindonesia sendiri virus Covid-19 menyebar mulai dari awal maret 2020. Wabah virus Covid-19 dikhawatirkan banyak negara akan menggugah pikiran dan perasaan, mengingat jumlah kasus di Wuhan begitu tinggi (Ersis Warwansyah Abbas, 2020). Covid-19 merupakan musuh utama manusia yang bisa mengkhawatirkan dunia karena dapat membunuh nyawa banyak orang.

Aktivitas ekonomi melemah akibat pandemic Covid-19 yang sudah berlangsung berbulan � bulan. Kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi (Dini Yuniarti, 2020). Produksi adalah kegiatan mengolah barang dan jasa untuk menciptakan kegunaan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia termasuk aktivitas yang memungkinkan dan melengkapi fitur kegunaan (Dini Yuniarti, 2020).�

Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai focus menasihati masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas atau aktivitas di luar rumah, baik sebagai tindakan pencegahan maupun untuk menghindari peningkatan penyebaran Covid-19. Berbeda hal nya dengan negara lain yang memberlakukan lockdown, pemerintah Indnonesia hanya memberikan kebijakan social distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang disebut dengan PSBB yang diharapkan idapat mengurangi dampak krisis ekonomi. (Honoatubun, 2020).

Covid-19 merupakan virus dari keluarga coronavirus yang dapat mengakibatkan penyakit menular dan fatal,� serta menyerang manusia dan mamalia lain sampai ke paru-paru pada saluran pernapasan. Biasanya penderita Covid-19 akan mengalami idemam, pilek, batuk atau justru radang tenggorokan yang bisa dapat meyebabkan gejala awali pneumonia, yang dimana virus ini dapat meyebar dengan kontak dekat dengan penderita cairan pernafasan dan Covid-19 tubuh pasien yang sedang mengalami batuk atau airr liur (Yunus NR, 2020).

Berbagaii sektor perekonomian mulai dari sektor pariwitasa hingga perdagangan terpaksa harus menutup toko dan memberhntikan para karyawannya. Hal ini juga mendukung peraturan pemerintah untuk mennerapkan social distancing. Prosedur� ini tentu memberi berdampak langsung terhadap perekonomiann negara, karena secara siginifkan mengurangkan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, berbagai pusat perbelanjaan memutuskan untuk tutup sementara kegiatannya, akibatnya pendapatan otomatis turun. Banyak hotel di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta Surabaya telah ditutup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan untuk mengurangi kerugian perusahaan yang makin bertambah (Syahruddin, 2020).� Hal dilakukan untuk meminimalisir rantai penyebaran wabah virus Covid-19.� Sedangkan kegiatan ekonomi merupakan suatu bentuk usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan. Lantaran keberadaan manusia tidak bisa dipisahkan oleh sifat alamii untuk bergerak mempertahankan dan bertahan hidup dalam waktu yang lama. Biasanya, ukuran kesejahteraan hidup manusia diukur dengan kriteria kepuasan ekonomi yang dapat dicapai oleh kegiatan ekonomi yang diwujudkani dalam kegiatan produksi, distribuis, dan konsumsi. Kegiatan ekonomi yang umumnya dilpengaruhi oleh masyarakat termasuk pertanian, kegiatan non pertanian, serta perdagangann layanan, dan layanan (Ersis Warwansyah Abbas, 2020). Aktivitas konsumsi mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup termasuk untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani yang terpaksa wajib berhenti (Dini Yuniarti, 2020).�

Analisis dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata biasanya berfokus pada perubahan penjualan, pendapatan dan penempatan tenaga kerja di daerah bersangkutan yang terkena dampak akibat kegiatan pariwisata. Dengan demikian kegiatan pariwisata di Perkampungann Budaya Betawi Setu Babakan sangat menarik untuk ditel liti dan untuk mengetahui sebesar apakah dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar.

Tinjauan Pustaka

Pariwisata dan Kepariwisataan

Pariwisata memainkan karakter pentingi dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Industri pariwisata merupakan sektor atau industri yang mungkin dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Suatu program untuk pengembangani dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah harus dapat mewariskan sumbangan bagix pembangunan ekonomi dalam usaha guna memperoleh pendapatan asli daerah.�

Pariwisata sebagai industri mempunyai peran menampilkan citra dan identitas suatu negara memikat banyak orang melakukan aktivitas pariwisata di negaranya (Pradini, 2017). Sektor pariwisata memiliki daya tarik investor untuk mengembangkan industri ini baik pemerintah atau swasta, karena kebutuhani rekreasi manusia yang terus meningkat hal ini berdampak positif dengan adanya tempat hiburan sebagai kebutuhan rekreasi manusia. Pariwisata adalah sebuah aktivitas perjalanan untuk tinggali sementara waktu seseorang ke luar lingkungan biasanya tidak berturut-turut dalam satu tahun untuk menghabiskan waktu luang, perjalanan bisnis, atau tujuan lainnya (Pitana, 2010).

Melihat seputar pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan individu atau kelompok dengan melakukanx perjalanan yang berpindah dari tempat tinggal ke tempat lain dan tinggal pada kurun waktu yang singkat dengane tujuan bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya. Kata kunci dari pengertian ini adalah berpindah, melakukan perjalanan, kesenangan dan menetap dalam kunjungan yang singkat.�

Menurut� (Wahid, 2015) Pariwisata merupakan perjalanan� sementara dari satu tempat mendatangi tempat lain, yang dillakukan individu maupun kelompok, guna untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan jlingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Ekonomi

Kata �ekonomi� berasal dari bahasa Yunani kata yaitu οἶκος (oikos) yang berarti keluarga (rumah tangga), dan νό�ος (nomos) berarti peraturan, aturan atau hukuum. Secara umum, kata ekonomi diartikan sebagai aturano rumah tangga atau manajemen rumah tangga atau negara. Istilah atau kata ekonomi pertama kali diperkenalkan oleh Xenophone (427 SM), istilah tersebut dia kemukakan dalam karyanya yang berjudul Oikonomikus (Nazir, 2009) �

Menurut P.A Samuelson dalam (Iskandar, 2010) ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana orang dan masyarakat membuat keputusan, dengan atau tanpa pemakaian uang, dan atau penggunaan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi juga dapat diperguankan dengan cara yang berbeda untuk mewujudakn berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikan untuk tujuan konsumsi, sekarang serta di masa depan, kepada berbagai kelompok orang serta golongan masyarakat.��

Menurut Mankiw dalam (Iskandar, 2010) ekonomi adalah studi tentang bagaimana orang selalu memakai sumber daya-sumber daya yang senantiasa terbatas atau langka.�

Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi mengacu pada perubahan pemasaran, pendapatan, lapangan pekerjaan dan lainnya, yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata. Secara umum pariwisata bertujuan untuk menghasilkan manfaat ekonomi, baik keuntungan untuk industri pariwisata, pekerjaan bagi masyarakat lokal, dan atau penerimaan bagi daerah obyek wisata.�

Pariwisata mempunyai peran penting dalam kegiatan ini guna mewujudkannya lapangan pekerjaan di wilayah yang terpencil pada awalnya hanya dapat memanen manfaat pembangunan ekonomi yang rendah dibandingkan dengan wilayah lain yang lebih maju. (Belinda, 2013) menjelaskan bahwa dampak terhadap penerimaaan devisa dan peghasilan pemerintah termasuk salah satu aspek yang tidak dapat diperhitungkan ketika menganalisis dampak dari suatu destinasi wisata yang relatif kecil.

Lebih lanjut (Belinda, 2013) menyatakan bahwa dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata atau beraneka macam kegiatan ekonomi dapat di kelompokkan pada tiga kategori, yaitu dampaak laangsung (direct), dampak tidak langsung (indirect), dan dampak lanujtan (induced) . dampak langsung disebabkan oleh pengeluaran wisatawan secara langsung, seperti pengeluaran untuk restoran, akomodasi, penginapan dan lainnya. Berikutnya, unit bisnisx yang mendapatkn dampak langsung ini akan memerlukan input (bahan baku dan tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal ini akan menimbulkan dampak tidak langsung (indirect).

Dampak lanjutan (induced) adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang didapatkan dari pengeluaran rumah tangga dari penghasilan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari wisata. Misalnya karyawan restoran dan parkir yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatani wisata membelanjakan pendapatannya untuk perumahan, makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan pemilik usaha merupakan dampak lanjutan (Belinda, 2013).

Upah atau pendapatan merupakan faktor utama yang dapat mendorong semangat kerja sehingga diperlukan produktivitas akan semakin meningkat. Dengan dipenuhinya hak pekerja dalam pemberian upah yang selayaknya, dimungkinkan tidak akan terjadi masalah mengenai tuntutan upah oleh para tenaga kerja.

Kenaikan UMR dapat memicu para investor asimg untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang UMR-nya lebih murah. Kenaikan UMR� ini juga akan berpengaruh terhadap kenaikan harga barang dan jasa(biaya produksi), sehingga produsen akan menaikkan harga barang yang telah di produksi agar memberi keuntungan guna menutupi atau membayar upah tenaga kerja nya dapat terpenuhi.

 

Tabel 1

Daftar Kenaikan UMP Jakarta Tahun 2017 - 2021

Tahun

Kenaikan UMP

2017

Rp. 3.355.750,-

2018

Rp. 3.648.036,-

2019

Rp. 3.940.973,-

2020

Rp. 3.940.973,-

2021

Rp. 4.416.186,-

Sumber: Kompas.com (Kenaikan UMP Jakarta)

 

Dari tabel 1 diatas, perkembangan UMR DKI Jakarta tahun 2017 sampai tahun 2021 mengalami tren yang terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2017 UMR berada di angka terendah yaitu sebesar Rp. 3.355.750,- Sedangkan pada tahun 2021 UMR berada di angka tertinggi yaitu sebesar Rp. 4.416.186,-.

Usia terkadang menjadi tolak ukur, baik tolak ukur dalam pemerataan pendidikan, pembagian hak kerja maupun perkembangan perilaku dan sebagainya. Usia menjadi sangan penting dikarenakan setiap kategori usia memiliki kapasistas atau kemampuan yang berbeda dalam melakukan berbagai hal seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Selain itu, dengan adanya pembagian kategori usia dapat mempermudah dalam pemberian berbagai akses, seperti kesehatan, hak dan kewajiban, pendidikan, serta beberapa akses lainnya.

Terdapat dua pengelompokkan responden berdasarkan umur dan kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu kelompok penduduk nonproduktif dan kelompok usia produktif. Sri Wahyuni, menjelaskan, kelompok penduduk nonproduktif merupakan kelompok penduduk yang berusia antara 0-14 tahun dan penduduk yang berusia diatas 65 tahun. Sedangkan kelompok usia produktif merupakan penduduk yang berusia antara 1564 tahun. (Wahyuni, 2011).

Pandemi Covid-19

Pada tahun 2019, wabah virus corona (Covid-19) mulai terdeteksi di Wuhan, China. WHO mengemukakan penyakit tersebut sebagai pandemi dan mulai masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh duniae merasakanx dampaknya. Akibat wabah ini, banyak industri pariwisata dan sektor lain mendapati kerumitan. Untuk mneghindari dampak pandemi tersebut, pemerintah dengan ini bekerja keras untuk menutup semua aktivitas yang berada di luar ruangan, dan bagi mereka yang ingin bepregian harus mematuhi peraturan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun serta menjaga jarak (Sarmigi, 2020).

Virus Corona (Corona Virus Disease) adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Virus ini berasal dari Wuhan, China dan telah menyebar ke berbagai negara. Pemerintah menghimbau agar masyarakat menerapkan social distancing seperti work from home, dan beribadah dari rumah guna memutus penyebaran virus ini (detik.com, 16 Maret 2020).�

Kasus penyebaran Covid-19 kemudian dapat dilihat dari dua perspektif ekonomi yang lain, yaitu permintaan dan penawaran. Disisi permintaan, kondisi pandemi Covid-19 sudaht pasti menurunkan sektor konsumsi, transportasi serta aktivitas perjalanan serta meningkatkan biaya perdagangan. Sedangkan dari sisi penawaran, kemungkinan besar yang terjadi adalah mengalami kontraksinya produktivitas tenaga kerja, investasi cenderung menurun dan pembiayaan (Hirawan, 2020).��

 

Metode Penelitian

Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang mana wisata ini terletak di Jl. RM. Kahfi II, RT.13/RW.8, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640. Setu Babakan merupakan kawasan Cagar Budaya Betawi yang didirikan sejak tahun 2004 dan ditetapkanu oleh Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian pengembangan budaya Betawi. Cagar budaya ini kemudian berubah menjadi destinasi wisata budaya.�

Data Penelitian

1.     Data Primer dan Data Sekunder

Data yang diperolehu langsung dari responden yang berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kueisioner. Kuisioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method), 2015). Sedangkan untuk Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari jurnal ilmiah literatur yang sesuai dengan tema penelitian.

2.     Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017) Populasi merupakan kawasan generalisasi yang terdiri dari bebrapa obyek� dan subyek yang mempunyai karakteristik serta kuantitas tertentu yang ditunjuk oleh peneliti untuk dipelajari serta kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuisioner langsung terhadap 96 unit usaha yang berada di RW 06 dikelola oleh Unit Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan beserta wisatawan dan masyarakat sekitar.�

Menurut (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilam sanpel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah accindental sampling, yaitu sampel ditentukan berdasarkan kebetulan atau secara acak, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Untuk menghitung penentuan jumlah sample dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka pengambilan sample menggunakan teori Roscoe. Maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2010). Jadi karena penelitian ini terdiri dari 6 variabel, maka jumlah sampelnya adalah 6 x 10 = 60 Responden untuk wisatawan dan 96unit usaha yang berada di RW 06 sejumlah populasi atau disebut Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode Kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulany data yang efisien bila penelitij tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.�

Analisis Kuantitatif Deskriptif

Menurut (Ferdinan, 2014) Analisa deskriptif yaitu memberikan gambaran atau deskritif empiris atas data yang dikumpulkan penelitian. Data tersebut berasal dari jawaban-jawaban responden atas item-item yang terdapat dalam kuisioner kemudian dioleh dengan cara dikelompokan dan untuk membedakan kemsudian diberi penjelasan. Dalam hal ini penulis akan menganalisis data-data yang berkaitan dengan dampak ekonomi aktifitas pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

 

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Data Penelitian

Pada penelitian ini objek yang diambil adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan, tenaga kerja dan pengusaha. Dalam penelitian ini, pengambilan data diperoleh melalui proses mengumpulkan data melalui kuesioner.

Untuk keperluan analisis deskriptif, peneliti menyertakan karakter responden. Karakter responden adalah data-data pribadi mengenai keadaan demografi responden. Karakteristik ini diperlukan untuk mempermudah penelitian sehingga dapat diketahui karakteristik mayoritas dan minuritas responden seperti Jenis Kelamin, Usia, Jenis Usaha, dan Penghasilan yang didapatkan serta Pengeluaran.

Dalam Kuesioner disertakan karakteristik responden, karakteristik responden adalah data-data mengenai keadaan pribadi responden. Karakteristik responden diperlukan untuk memudahkan penulis menganalisis responden, sehingga dapat diketahui karakteristik dan minoritas responden. Hasil pengolahan data dalam penelitian ini diperlukan untuk menjawab permasalahan peneliti berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan pada bab sebelumnya.

Sejarah Tempat Penelitian

Perkampungan Budaya Betawi adalah suatu wisata yang terletak dikawasan Jakarta Selatan dengan komunitas yang ditumbuh kembangkan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan dan karya fisik maupun non fisik yaitu : kesenian, kuliner, adat istiadat, sastra, pakaian serta arsitektur yang bercirikan ke-Betawian. Kawasan Perkampungan Budaya Betawi terletak dikelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan dengan luas sekitar 289 hektar. Di area Perkampungan Budaya Betawi ini terdapat 49 RT, terdiri dari seluruh RW 08 dan RW 07, sebagian RW 06 dan sebagian RW 05 dengan Jumlah warga 22.000 jiwa.

Perkembangan penduduk di kelurahan Srengseng Sawah cukup pesat. Hal ini dikarenakan selain suasana yang cukup menyenangkan karena kelestarian alam masih terjaga dengan baik, juga diakibatkan oleh tersedianya fasilitas sarana umum yang memadai, baik fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Pada umumnya penduduk yang bertempat tinggal di kelurahan Srengseng Sawah merupakan mayoritas masyarakat Betawi, sehingga adat istiadat yang berlaku adalah Budaya Betawi yang dimana mayoritas penduduk nya juga merupakan beragama Islam. Namun dengan demikian kerukunan antar umat beragama sudah berjalan dengan baik sehingga kehidupan bermasyarakat antar pemeluk agama satu dengan yang lain saling menghormati.

Karakteristik Responden

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket atau kuesioner serta menggunakan pedoman observasi. Teknik angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Pengumpulan data dilakukan pada sumber data yaitu dengan jumlah 60 wisatawan, 96 unit usaha yang masing � masing terdiri dari pengusaha dan tenaga kerja.�

Karakteristik Sosial Ekonomi Wisatawan

Karakteristik � sosial � ekonomi wisatawan dilihat dari usia, jenis pekerjaan, pendapatan perbulan, biaya konsumsi, biaya penginapan dan biaya lainnya. Berdasarkan usia 92% wisatawan yang berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06 berusia 18-25tahun. Hal ini dikarenakan wisatawan yang datang didominasi oleh Pelajar/Mahasiswa/i yang datang pada saat berkunjung pada hari biasa maupun hari libur, dengan demikian dapat diketahui bahwa responden wisatawan masuk kedalam kelompok usia produktif yang mana berusia antara 15-64 tahun. Serta untuk karakteristik sosial ekonomi wisatawan berdasrkan jenis kelamin di dominasikan oleh Perempuan. Berdasarkan jenis pekerjan adalah sebanyak 63% adalah� Pelajar/Mahasiswa/i, 25% adalah karyawan swasta, 5% adalah lainnya, 3% adalah PNS, 1% adalah pengangguran/Ibu rumah tangga, dan 1% lainnya adalah pengusaha. Berdasarkan pendapatan wisatawan rata-rata pendapatan perbulan wisatawan adalah < Rp. 1.000.000 sebanyak 52%, Rp. 1.000.000 � Rp. 2.500.000 sebanyak 23%, >� Rp. 5.000.000 sebanyak 12%, Rp. 2.501.000 � Rp. 3.500.000 sebanyak 6,7%, dan Rp. 3.501.000 � Rp.� 5.000.000 sebanyak 6,7%.

Karakteristik Sosial Ekonomi Unit Usaha

Sebanyak 96 unit usaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalm lingkup RW 06 merupakan penduduk asli yang ikut dalam memanfaatkan peluang usaha kegiatan wisata di Perkampungan Budaya Betawi� Setu Babakan. Jenis usaha yang dimiliki masyarakat yang ada di RW 06 Setu Babakan, diantaranya adalah sebanyak 73% memiliki Usaha Kios Warung, 20,8% memiliki usaha makanan tradisional, dan� 6,3% memiliki usaha souvenir. Dengan rata-rata pendapatan Rp. 2.088.541,- per bulan yang berarti berada di bawah UMR DKI Jakarta yang sebesar Rp. 4.416.186,- pada tahun 2021.

Karakterikstik sosial ekonomi unit usaha berdasarkan jenis kelamin di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06 di dominasikan oleh Laki-laki. Dan untuk karakteristik sosial ekonomi unit usaha berdasarkan usia dapat dikatakan masuk kedalam kelompok ketegori usia produktif karena di dominasikan oleh usia 46-55tahun.

Karakteristik Sosial Ekonomi Tenaga Kerja

Karakteristik Responden seluruh unit usaha yang dikelola adalah milk keluarga atau pemilik sendiri yang dimana tidak membayar tenaga kerja.

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah salah satu wisata yang dalam mengembangkan daerah wisatanya dan hampir sebagian besar melibatkan masyarakat dan pemerintah yang bertugas sebagai pengawas. Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan disebut juga sebagai wisata budaya, oleh sebab itu hampir sebagian besar� kegiatan wisata yang ada di Setu Babakan dikelola oleh masyarakat asli Budaya Betawi. Adapun manfaat yang dirasakan oleh tenaga kerja dengan semakin bertambahnya kegiatan wisata di Setu Babakan adalah dalam hal peningkatan pendapatan.�

Persentase jumlah tenaga kerja atau pemilik usaha yang paling banyak dalam lingkup RW 06 adalah unit usaha kios warung yaitu sebanyak 73% dengan total tenaga kerja 70 orang, dan persentase jumlah tenaga kerja untuk usaha makanan tradisonal sebanyak 20,8% atau setara dengan 20 orang, dan persentase jumlah tenaga kerja yang paling sedikit adalah usaha souvenir yaitu sebanyak 6% dengan total tenaga kerja 6 orang. Serta untuk usia karakteristik tenaga kerja atau pemilik usaha berdasarkan usia dapat dikatakan masuk kedalam kategori usia produktif, karena usia yang di dominasi oleh tenaga kerja adalah 15-64tahun. Serta untuk� karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06 di dominasikan oleh Perempuan.

Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Adanya kegiatan wisata di� Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat sekitar. Dampak yang muncul dari adanya kegiatan wisata, yaitu munculnya dampak ekonomi. Dampak ekonomi tersebut dapat beruba dampak positif. Dampak positif yang timbul dari adanya dampak ekonomi dapat bersifat langsung (direct). Selain dampak positif yang muncul, ada juga dampak lain yang timbul, seperti dampak tidak langsung (indirect impact). Dampak tidak langsung yang dialami dapat berupa aktivitas ekonomi lokal dari suatu pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak lanjutan ini bisa diartikan sebagai aktivitas ekonomi yang ditimbulkan dari� kegiatan wisata yang pada dasarnya dilihat dari keseluruhan pengeluaran wisatawan untuk konsumsi, biaya transportasi ke lokasi wisata, pembelian souvenir, serta pengeluaran lainnya.

Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)

Dampak ekonomi langsung dari kegiatan wisata yang� ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dapat berasal� dari� aktivitas ekonomi yang terjadi antara wisatawan dengan unit usaha yang ada di lokasi wisata tersebut. Keberadaan unit usaha di suatu lokasi wisata dapat membantu para wisatawan yang berkunjung untuk memenuhi kebutuhan mereka selama berwisata di lokasi tersebut. Rata-rata pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Perkampungan Budaya� Betawi Setu Babakan adalah Sebesar Rp. 77.372,-. Biaya tersebut terdiri dari biaya bersih berupa pengeluaran wisatawan yang secara langsung masuk ke lokasi wisata. Pengeluaran tersebut termasuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan selama berwisata yang dimana antara lain digunakan untuk biaya konsumsi, penginapan, transportasi, dan biaya lainnya. Dan untuk� kategori usia yang ada pada Dampak Ekonomi Langsung di dominasi oleh usia 15-64 tahun yang berarti masuk kedalam kategori kelompok usia produktif.�

Berdasarkan dengan hasil statistik 2018 (Lestari, 2018) pengeluaran DKI Jakarta berdasarkan Bekerja sebesar Rp. 1.652.280 sedangkan berdasarkan Sekolah sebesar Rp. 1.042.610,- dalam sehari, dan untuk rata-rata pengeluaran Wisatawan di Setu Babakan Rp. 77.372,- yang berarti pengeluaran wisatawan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalm lingkup RW 06 berada dibawah rata � rata pengeluaran wisatawan DKI Jakarta untuk berwisata.

Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact)

Dampak ekonomi tidak langsung (indirect impact) berasal dari pengusaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06. Dimana sebagian besar pengeluaran unit usaha digunakan untuk biaya operasional unit usaha seperti biaya bahan baku, pemeliharaan alat, serta biaya lainnya. Untuk biaya bahan baku memiliki proporsi paling besar yaitu sebanyak 73,46%, biaya lainnya sebesar 20,72%, dan biaya pemeliharaan sebesar 5,82%. jumlah tenaga kerja atau pemilik usaha yang berada di lingkup RW 06 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebanyak 96 orang yang dimana seluruhnya masuk kedalam� kategorii usia produktif, dikarenakan berusia 15-64 tahun.�

Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact)

Dampak ekonomi lanjutan (induced impact) merupakan dampak ekonomi� yang diperoleh berdasarkan pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja atau pemilik usaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06. Jenis pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja atau pemilik usaha antara lain digunakan untuk biaya sekolah anak, biaya listrik, biaya kebutuhan sehari-hari, dan biaya transportasi. Proporsi pengeluaran tenaga kerja atau pemilik usaha� yang paling banyak adalah biaya kebutuhan sehari-hari sebesar 61,66%. Proporsi untuk pengeluaran biaya listrik adalah 16%. Proporsi untuk pengeluaran biaya sekolah adalah 11,90%. Dan proporsi� untuk pengeluaran biaya lainnnya sebesar 10,44%.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bhwa karakteristik Sosial Ekonomi yang ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06 berdasarkan usia masuk kedalam kelompok kategori usia produktif, dikarenakan mendominasi pada usia 15-64 tahun. Dan untuk karakteristik sosial ekonomi wisatawan berdasarkan jenis kelamin didominasikan oleh Perempuan, sedangkan untuk karakteristik sosial ekonomi unit usaha berdasarkan jenis kelamin di dominasi oleh Laki-laki, dan untuk karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja atau pemilik pribadi di dominasikan oleh perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Selama Pandemi Covid-19, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya kegiatan pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu� Babakan dapat memberikan dampak ekonomi masyarakat yaitu berupa pendapatan namun masih kecil. Dampak ekonomi yang dimaksud adalah berupa Dampak Ekonomi Langsung (direct impact), Dampak Ekonomi Tidak Langsung (indirect impact), dan Dampak Ekonomi Lanjutan (induced impact).


 

BIBLIOGRAFI

 

Ferdinan. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Iskandar, P. (2010). Economics : Pengantar Mikro dan Makro Edisi 4. Jakarta: Mitra Wacana Media.

 

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.

 

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.

 

Suwantoro, G. (2010). Dasar - Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset

 

Wahid, A. (2015). Strategi Pengembangan Wisata. Bandung: Alfabeta.

 

Achadiat Dritasto, A. A. (2013). Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Pulau Tidung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 1-8.

 

Belinda. (2013). Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional.

 

Dini Yuniarti, B. S. (2020). Kegiatan Ekonomi di Pasar Terapung Kuin Sebagai Sumber Belajar IPS . The Kalimantan Journal Studies , 130-140.

 

Ersis Warwansyah Abbas, M. R. (2020). Ekowisata Sungai Martapura Banjarmasin sebagai sumber belajar IPS. Jurnal Sosial Inovasi, 111-119.

 

Hirawan, D. d. (2020). Mengukur Dampak Covid pada Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Indonesia 2020. CSIS Commentaries DMRU-015, 26 Maret 2020.

 

Honoatubun. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. EduPsyCoins Journal.2, 151.

 

Pradini, G. (2017). Pengaruh Tourismn Destination Parts, Service Quality Terhadap Destination Loyality Melalui Tourist Satisfaction di Taman Margasatwa Ragunan. Magister Manajemen.

 

Sarmigi, E. (2020). Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Perkembangan UMKM Di Kabupaten Kerinci. Jurnal Al - Dzahab, 1-3.

 

Syahruddin. (2020). Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam Pembelajaran di Era Covid-19. Jurnal Penelitian Pembelajaran, 449-465.

 

Wahyuni, S. (2011). Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik, 19.

 

Yunus NR, R. A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Sosial dan Budaya Syar - i, 7.

 

Copyright holder:

Gagih Pradini, B. Syarifuddin Latif, Intan Suci Amalia (2022)

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

This article is licensed under: