Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 �������������e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
Gagih Pradini, B. Syarifuddin Latif, Intan Suci Amalia
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional, Jakarta Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Kata kunci: dampak ekonomi,
karakteristik, covid-19
Keywords: economic impact, characteristics, covid-19
Pariwisata merupakan industri yang berperan penting dalam meningkatkan pendapatan.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keaneka ragaman budaya dan keindahan alam, sehingga meningkatkan industri pariwisata. Hal ini disebabkan pariwisata merupakan
sektor� yang dianggap menguntungkan dan berpeluang untuk �berkembang menjadi salah satu aset yang dipakai
menjadi sumber pendapatan yang membangun bagi Bangsa dan Negara.
Pada dasarnya pariwisata adalah suatu proses perpindahan seseorang untuk
sementara mendatangi tempat lain diluar tempat tinggalnya. Motivasi atau
dorongan kepergiannya berasal dari berbagai kepentingan, antara lain kepentingan ekonomi, sosial, budaya,
kesehatan, agama, politik ataupun kepentingan lain seperti rasa
ingin tahu, perolehan ilmu, atau kekayaan pengalaman (Suwantoro, 2010).
Jakarta adalah ibu kota negara bagian pusat pemerintahan padat penduduk, menjadikan Jakarta kota
megapolitan. Masuknya budaya asing dari media radio, internet
dan televisi, memmbuat
kebudayaan betawi tidak akan mampu untuk bersaing dengan budaya asing. Akibat pesatnya perkembangan kota Jakarta membuat keberadaan
kampung- kampung Betawi jaman dahulu mulai terkikis, para pemilik tanah menjual tanahnya kepada
penduduk pendatang.� Dan akhirnya, penduduk asli Jakarta ini secara bertahap
mulai pindah ke pinggiran kota Jakarta.�
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan merupakan
salah satu atraksi ikonik di DKI Jakarta. Salah satu tujuan para wisatawan adalah untuk melakukan kegiatan wisata.
Dalam kegiatan wisata budaya perlu menjaga
dan memelihara citra budaya, serta menjaga
dan memelihara citra Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.
Pada saat pandemi Covid-19 aktivitas pariwisata mengalami penurunan yang dapat dilihat dari berkurangnya jumllah
wisatawan yang berkunjung lantaran adanya pembatasan pembatasan
suatu negara untuk menerima wisatawan dari luar negeri maupun dari wilayah lainnya, dengan demikian
berpengaruh pula dalam aktivitas di perkampungan budaya betawi setu babakan. Dengan demikian
peneliti ingin mengetahui perubahan dampak ekonomi selama Covid-19.�
Secara nyata, kegiatan pariwisata memberikan manfaat pada pendapatan,
pendapatan pajak, lapangan pekerjaan, penjualan serta penghasilan dalam suatu
daerah. Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di sub-sektor pariwisata
primer, penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran (ritel).
Secara formal, para ahli membagi dampak ekonomi yang terjadi akibat
kegiatan pariwisata, terdiri dari Efek Langsung (Direct Effects), Efek Tidak
Langsung (Indirect Effects) dan Efek Induksi (Induced Effects). Sementara itu,
Efek Tidak Langsung dan Efek Induksi kadang disebutnya sebagai Efek Sekunder (Secondary
Effects) yang mengiringi Efek Langsung sebagai Efek Primer (Primary Effect).
Dampak Ekonomi Langsung (Direct
Effects), Perubahan produksi
terkait dengan dampak langsung pada perubahan pengeluaran wisatawan.
Misalnya, kenaikan jumlah wisatawan yang menginap pada hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan pada pemasaran di industri perhotelan. Perubahan pembayaran hotel untuk penjualan hotel tambahan dan gaji karyawan, serta upah, pajak, dan kebutuhan barang dan jasa diidentifikasi sebagai dampak langsung dari pengeluaran
pariwisata (Achadiat Dritasto, 2013)
Dampak ekonomi tidak
langsung (indirect impact), konversi
produksi menjadi pemasok barang industri, yaitu pemasok barang dan jasa ke hotel, diperoleh melalui berbagai biaya dari berbagai tahap
berikutnya dari pendapatan hotel. Misalnya, perubahan penjualan, pekerjaan, dan pendapatan di industri linen seperti sprei, selimut, handuk, taplak meja, dan lain-lain adalah salah satu efek tidak
langsung dari perubahan laba hotel. Upaya bisnis untuk
menyediakan barang dan jasa kepada perusahaan
laundry memiliki dampak tidak langsung lainnya. Hasilnya tidak dapat dipisahkan
di semua tingkatan dari keterlibatan hotel di berbagai sektor ekonomi lainnya di daerah (Achadiat Dritasto, 2013).
Dampak ekonomi lanjutan (induced
impact) adalah dampak ekonomi yang bersumber dari
pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja lokal. Jenis
pengeluaran yang dikeluarkan tenaga kerja lokal diantaranya adalah digunakan akan biaya anak sekolah,
biya kebutuhan sehari-hari, biaya listrik, biaya konsumsi, biaya
transportasi, serta lainnya (Achadiat Dritasto, 2013).
Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan datangnya virus Covid-19. Virus ini berasal dari wuhan, China. Virus Covid-19 ini adalah virus yang menular. Virus Corona atau severe acut respiratory 2 (Sars-Cov2) adalah virus yang menrangsang
sistem saluran pernafasan hingga sesak
nafas, infeksi paru-paru, yang dapat merenggut nyawa orang yang terinfeksi. Di iindonesia sendiri virus Covid-19 menyebar mulai dari awal maret 2020. Wabah virus Covid-19 dikhawatirkan banyak negara akan menggugah pikiran dan perasaan, mengingat jumlah kasus di Wuhan begitu tinggi (Ersis Warwansyah Abbas,
2020). Covid-19 merupakan musuh utama
manusia yang bisa mengkhawatirkan dunia karena dapat membunuh nyawa banyak orang.
Aktivitas ekonomi melemah akibat pandemic Covid-19 yang sudah
berlangsung berbulan � bulan. Kegiatan ekonomi terdiri dari kegiatan produksi,
distribusi dan konsumsi (Dini Yuniarti, 2020).
Produksi adalah kegiatan
mengolah barang dan jasa untuk menciptakan
kegunaan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia termasuk aktivitas
yang memungkinkan dan melengkapi
fitur kegunaan (Dini Yuniarti, 2020).�
Dengan munculnya Covid-19
pemerintah Indonesia mulai focus menasihati masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas atau
aktivitas di luar rumah, baik sebagai tindakan pencegahan maupun untuk menghindari peningkatan penyebaran Covid-19. Berbeda hal nya dengan
negara lain yang memberlakukan lockdown, pemerintah Indnonesia hanya memberikan
kebijakan social distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang
disebut dengan PSBB yang diharapkan idapat
mengurangi dampak krisis ekonomi. (Honoatubun, 2020).
Covid-19 merupakan virus dari keluarga
coronavirus yang dapat mengakibatkan penyakit menular dan fatal,� serta menyerang manusia dan mamalia lain sampai
ke paru-paru pada saluran pernapasan. Biasanya penderita Covid-19 akan mengalami idemam,
pilek, batuk atau justru radang tenggorokan yang bisa dapat meyebabkan gejala
awali pneumonia, yang dimana virus ini dapat
meyebar dengan kontak dekat dengan penderita cairan pernafasan dan Covid-19 tubuh pasien yang sedang
mengalami batuk atau airr liur (Yunus NR,
2020).
Berbagaii sektor perekonomian mulai dari
sektor pariwitasa hingga perdagangan terpaksa harus menutup toko dan memberhntikan para
karyawannya. Hal ini juga mendukung peraturan pemerintah untuk mennerapkan social distancing. Prosedur� ini tentu memberi berdampak langsung terhadap
perekonomiann negara, karena secara siginifkan
mengurangkan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, berbagai pusat perbelanjaan memutuskan untuk
tutup sementara kegiatannya, akibatnya pendapatan otomatis turun. Banyak hotel
di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta Surabaya telah
ditutup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan
untuk mengurangi kerugian perusahaan yang makin bertambah (Syahruddin,
2020).� Hal dilakukan untuk meminimalisir
rantai penyebaran wabah virus Covid-19.� Sedangkan kegiatan ekonomi merupakan suatu
bentuk usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan. Lantaran keberadaan
manusia tidak bisa dipisahkan oleh sifat alamii
untuk bergerak mempertahankan dan bertahan hidup dalam waktu yang lama.
Biasanya, ukuran kesejahteraan hidup manusia diukur dengan kriteria kepuasan
ekonomi yang dapat dicapai oleh kegiatan ekonomi yang diwujudkani dalam kegiatan produksi, distribuis, dan konsumsi.
Kegiatan ekonomi yang umumnya dilpengaruhi oleh masyarakat termasuk pertanian,
kegiatan non pertanian, serta perdagangann
layanan, dan layanan (Ersis Warwansyah Abbas, 2020). Aktivitas konsumsi
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup termasuk untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani yang terpaksa wajib berhenti (Dini Yuniarti, 2020).�
Analisis dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata biasanya berfokus pada
perubahan penjualan, pendapatan dan penempatan tenaga kerja di daerah
bersangkutan yang terkena dampak akibat kegiatan pariwisata. Dengan demikian
kegiatan pariwisata di Perkampungann Budaya
Betawi Setu Babakan sangat menarik untuk ditel liti
dan untuk mengetahui sebesar apakah dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar.
Pariwisata memainkan karakter pentingi
dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Industri pariwisata merupakan
sektor atau industri yang mungkin dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah. Suatu program untuk pengembangani
dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah harus dapat
mewariskan sumbangan bagix pembangunan ekonomi
dalam usaha guna memperoleh pendapatan asli daerah.�
Pariwisata sebagai industri mempunyai peran menampilkan citra dan
identitas suatu negara memikat banyak orang melakukan aktivitas pariwisata di
negaranya (Pradini, 2017). Sektor pariwisata memiliki daya tarik investor untuk
mengembangkan industri ini baik pemerintah atau swasta, karena kebutuhani rekreasi manusia yang terus meningkat hal ini
berdampak positif dengan adanya tempat hiburan sebagai kebutuhan rekreasi
manusia. Pariwisata adalah sebuah aktivitas perjalanan untuk tinggali sementara waktu seseorang ke luar lingkungan
biasanya tidak berturut-turut dalam satu tahun untuk menghabiskan waktu luang,
perjalanan bisnis, atau tujuan lainnya (Pitana, 2010).
Melihat seputar pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan individu atau kelompok
dengan melakukanx perjalanan yang berpindah
dari tempat tinggal ke tempat lain dan tinggal pada kurun waktu yang singkat
dengane tujuan bersenang-senang, bisnis, dan
tujuan lainnya. Kata kunci dari pengertian ini adalah berpindah, melakukan
perjalanan, kesenangan dan menetap dalam kunjungan yang singkat.�
Menurut� (Wahid, 2015) Pariwisata merupakan perjalanan� sementara dari satu tempat mendatangi tempat lain, yang dillakukan individu maupun kelompok, guna untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan jlingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Kata �ekonomi� berasal dari bahasa Yunani kata yaitu οἶκος (oikos) yang berarti keluarga
(rumah tangga), dan νό�ος
(nomos) berarti peraturan, aturan atau hukuum. Secara umum, kata ekonomi
diartikan sebagai aturano rumah tangga atau
manajemen rumah tangga atau negara. Istilah atau kata ekonomi pertama kali diperkenalkan
oleh Xenophone (427 SM), istilah tersebut dia kemukakan dalam karyanya yang
berjudul Oikonomikus (Nazir, 2009) �
Menurut P.A Samuelson dalam (Iskandar, 2010) ekonomi adalah suatu studi tentang
bagaimana orang dan masyarakat membuat keputusan, dengan atau tanpa pemakaian
uang, dan atau penggunaan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi juga dapat
diperguankan dengan cara yang berbeda untuk mewujudakn berbagai jenis barang
dan jasa dan mendistribusikan untuk tujuan konsumsi, sekarang serta di masa
depan, kepada berbagai kelompok orang serta golongan masyarakat.��
Menurut Mankiw dalam (Iskandar, 2010) ekonomi adalah studi tentang
bagaimana orang selalu memakai sumber daya-sumber daya yang senantiasa terbatas
atau langka.�
Dampak ekonomi mengacu pada perubahan pemasaran, pendapatan, lapangan
pekerjaan dan lainnya, yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata. Secara umum
pariwisata bertujuan untuk menghasilkan manfaat ekonomi, baik keuntungan untuk
industri pariwisata, pekerjaan bagi masyarakat lokal, dan atau penerimaan bagi
daerah obyek wisata.�
Pariwisata mempunyai peran penting dalam kegiatan ini guna mewujudkannya
lapangan pekerjaan di wilayah yang terpencil pada awalnya hanya dapat memanen
manfaat pembangunan ekonomi yang rendah dibandingkan dengan wilayah lain yang
lebih maju. (Belinda, 2013) menjelaskan bahwa dampak terhadap penerimaaan
devisa dan peghasilan pemerintah termasuk salah satu aspek yang tidak dapat
diperhitungkan ketika menganalisis dampak dari suatu destinasi wisata yang
relatif kecil.
Lebih lanjut (Belinda, 2013) menyatakan bahwa dampak ekonomi dari
kegiatan pariwisata atau beraneka macam kegiatan ekonomi dapat di kelompokkan
pada tiga kategori, yaitu dampaak laangsung (direct), dampak tidak langsung (indirect),
dan dampak lanujtan (induced) .
dampak langsung disebabkan oleh pengeluaran wisatawan secara langsung, seperti
pengeluaran untuk restoran, akomodasi, penginapan dan lainnya. Berikutnya, unit
bisnisx yang mendapatkn dampak langsung ini
akan memerlukan input (bahan baku dan tenaga kerja) dari sektor lain, dan hal
ini akan menimbulkan dampak tidak langsung (indirect).
Dampak lanjutan (induced)
adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang didapatkan dari pengeluaran rumah
tangga dari penghasilan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari
wisata. Misalnya karyawan restoran dan parkir yang didukung secara langsung
maupun tidak langsung oleh kegiatani wisata
membelanjakan pendapatannya untuk perumahan, makanan, transportasi, dan
kebutuhan lainnya. Transaksi, pendapatan, dan pekerjaan yang dihasilkan dari
pengeluaran rumah tangga meningkatkan gaji, atau pendapatan pemilik usaha
merupakan dampak lanjutan (Belinda, 2013).
Upah atau pendapatan merupakan faktor utama yang dapat mendorong semangat
kerja sehingga diperlukan produktivitas akan semakin meningkat. Dengan
dipenuhinya hak pekerja dalam pemberian upah yang selayaknya, dimungkinkan
tidak akan terjadi masalah mengenai tuntutan upah oleh para tenaga kerja.
Kenaikan UMR dapat memicu para investor asimg untuk memindahkan usahanya
ke negara lain yang UMR-nya lebih murah. Kenaikan UMR� ini juga akan berpengaruh terhadap kenaikan
harga barang dan jasa(biaya produksi), sehingga produsen akan menaikkan harga
barang yang telah di produksi agar memberi keuntungan guna menutupi atau
membayar upah tenaga kerja nya dapat terpenuhi.
Tahun |
Kenaikan UMP |
2017 |
Rp. 3.355.750,- |
2018 |
Rp. 3.648.036,- |
2019 |
Rp. 3.940.973,- |
2020 |
Rp. 3.940.973,- |
2021 |
Rp. 4.416.186,- |
Sumber: Kompas.com (Kenaikan UMP Jakarta)
Dari tabel 1 diatas, perkembangan UMR DKI Jakarta tahun 2017 sampai tahun
2021 mengalami tren yang terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya.
Sehingga pada tahun 2017 UMR berada di angka terendah yaitu sebesar Rp.
3.355.750,- Sedangkan pada tahun 2021 UMR berada di angka tertinggi yaitu
sebesar Rp. 4.416.186,-.
Usia terkadang menjadi tolak ukur, baik tolak ukur dalam pemerataan
pendidikan, pembagian hak kerja maupun perkembangan perilaku dan sebagainya.
Usia menjadi sangan penting dikarenakan setiap kategori usia memiliki
kapasistas atau kemampuan yang berbeda dalam melakukan berbagai hal seperti
yang telah di jelaskan sebelumnya. Selain itu, dengan adanya pembagian kategori
usia dapat mempermudah dalam pemberian berbagai akses, seperti kesehatan, hak
dan kewajiban, pendidikan, serta beberapa akses lainnya.
Terdapat dua pengelompokkan responden berdasarkan umur dan kemampuan
berproduksi secara ekonomi, yaitu kelompok penduduk nonproduktif dan kelompok usia
produktif. Sri Wahyuni, menjelaskan, kelompok penduduk nonproduktif merupakan
kelompok penduduk yang berusia antara 0-14 tahun dan penduduk yang berusia
diatas 65 tahun. Sedangkan kelompok usia produktif merupakan penduduk yang
berusia antara 1564 tahun. (Wahyuni, 2011).
Pandemi Covid-19
Pada tahun 2019, wabah virus corona
(Covid-19) mulai terdeteksi di Wuhan, China. WHO mengemukakan penyakit
tersebut sebagai pandemi dan mulai masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020. Tidak
hanya di Indonesia, tetapi di seluruh duniae
merasakanx dampaknya. Akibat wabah ini, banyak
industri pariwisata dan sektor lain mendapati kerumitan. Untuk mneghindari
dampak pandemi tersebut, pemerintah dengan ini bekerja keras untuk menutup
semua aktivitas yang berada di luar ruangan, dan bagi mereka yang ingin
bepregian harus mematuhi peraturan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan
menggunakan sabun serta menjaga jarak (Sarmigi, 2020).
Virus Corona (Corona Virus Disease)
adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai
berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan
SARS (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Virus ini berasal dari
Wuhan, China dan telah menyebar ke berbagai negara. Pemerintah menghimbau agar
masyarakat menerapkan social distancing seperti work from home, dan beribadah dari rumah guna memutus penyebaran
virus ini (detik.com, 16 Maret 2020).�
Kasus penyebaran Covid-19
kemudian dapat dilihat dari dua perspektif ekonomi yang lain, yaitu permintaan
dan penawaran. Disisi permintaan, kondisi pandemi Covid-19 sudaht pasti menurunkan
sektor konsumsi, transportasi serta aktivitas perjalanan serta meningkatkan
biaya perdagangan. Sedangkan dari sisi penawaran, kemungkinan besar yang
terjadi adalah mengalami kontraksinya produktivitas tenaga kerja, investasi
cenderung menurun dan pembiayaan (Hirawan, 2020).��
Objek penelitian ini adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang
mana wisata ini terletak di Jl. RM. Kahfi II, RT.13/RW.8, Srengseng Sawah,
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640. Setu
Babakan merupakan kawasan Cagar Budaya Betawi yang didirikan sejak tahun 2004
dan ditetapkanu oleh Pemerintah Jakarta
sebagai tempat pelestarian pengembangan budaya Betawi. Cagar budaya ini
kemudian berubah menjadi destinasi wisata budaya.�
Data Penelitian
1.
Data Primer dan Data Sekunder
Data yang diperolehu langsung dari responden yang berupa jawaban
terhadap pertanyaan dalam kueisioner. Kuisioner merupakan instrumen untuk
pengumpulan data, dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau
pernyataan yang diberikan oleh peneliti (Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi
(Mix Method), 2015). Sedangkan untuk Data Sekunder adalah data yang diperoleh
dari jurnal ilmiah literatur yang sesuai dengan tema penelitian.
2.
Populasi dan Sampel
Menurut (Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017) Populasi merupakan kawasan
generalisasi yang terdiri dari bebrapa obyek�
dan subyek yang mempunyai karakteristik serta kuantitas tertentu yang
ditunjuk oleh peneliti untuk dipelajari serta kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuisioner langsung
terhadap 96 unit usaha yang berada di RW 06 dikelola oleh Unit Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan beserta wisatawan dan masyarakat sekitar.�
Menurut (Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017), Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilam
sanpel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah accindental sampling, yaitu sampel ditentukan berdasarkan kebetulan
atau secara acak, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti bisa digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui cocok sebagai sumber data. Untuk menghitung penentuan jumlah sample
dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka pengambilan sample menggunakan
teori Roscoe. Maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono, Statistika
Untuk Penelitian, 2010). Jadi karena penelitian ini terdiri dari 6 variabel,
maka jumlah sampelnya adalah 6 x 10 = 60 Responden untuk wisatawan dan 96unit
usaha yang berada di RW 06 sejumlah populasi atau disebut Sampling Jenuh.
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Pada penelitian ini objek yang diambil adalah Perkampungan Budaya Betawi
Setu Babakan. Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan, tenaga
kerja dan pengusaha. Dalam penelitian ini, pengambilan data diperoleh melalui
proses mengumpulkan data melalui kuesioner.
Untuk keperluan analisis deskriptif, peneliti menyertakan karakter
responden. Karakter responden adalah data-data pribadi mengenai keadaan
demografi responden. Karakteristik ini diperlukan untuk mempermudah penelitian
sehingga dapat diketahui karakteristik mayoritas dan minuritas responden
seperti Jenis Kelamin, Usia, Jenis Usaha, dan Penghasilan yang didapatkan serta
Pengeluaran.
Dalam Kuesioner disertakan karakteristik responden, karakteristik
responden adalah data-data mengenai keadaan pribadi responden. Karakteristik
responden diperlukan untuk memudahkan penulis menganalisis responden, sehingga
dapat diketahui karakteristik dan minoritas responden. Hasil pengolahan data dalam
penelitian ini diperlukan untuk menjawab permasalahan peneliti berdasarkan
hipotesis yang telah ditentukan pada bab sebelumnya.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket
atau kuesioner serta menggunakan pedoman observasi. Teknik angket merupakan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Pengumpulan data
dilakukan pada sumber data yaitu dengan jumlah 60 wisatawan, 96 unit usaha yang
masing � masing terdiri dari pengusaha dan tenaga kerja.�
Sebanyak 96 unit usaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan dalm lingkup RW 06 merupakan penduduk asli yang ikut dalam memanfaatkan
peluang usaha kegiatan wisata di Perkampungan Budaya Betawi� Setu Babakan. Jenis usaha yang dimiliki
masyarakat yang ada di RW 06 Setu Babakan, diantaranya adalah sebanyak 73%
memiliki Usaha Kios Warung, 20,8% memiliki usaha makanan tradisional, dan� 6,3% memiliki usaha souvenir. Dengan
rata-rata pendapatan Rp. 2.088.541,- per bulan yang berarti berada di bawah UMR
DKI Jakarta yang sebesar Rp. 4.416.186,- pada tahun 2021.
Karakterikstik sosial ekonomi unit usaha berdasarkan jenis kelamin di
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dalam lingkup RW 06 di dominasikan oleh
Laki-laki. Dan untuk karakteristik sosial ekonomi unit usaha berdasarkan usia
dapat dikatakan masuk kedalam kelompok ketegori usia produktif karena di
dominasikan oleh usia 46-55tahun.
Karakteristik Responden seluruh unit usaha yang dikelola adalah milk
keluarga atau pemilik sendiri yang dimana tidak membayar tenaga kerja.
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah salah satu wisata yang dalam
mengembangkan daerah wisatanya dan hampir sebagian besar melibatkan masyarakat
dan pemerintah yang bertugas sebagai pengawas. Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan disebut juga sebagai wisata budaya, oleh sebab itu hampir sebagian
besar� kegiatan wisata yang ada di Setu
Babakan dikelola oleh masyarakat asli Budaya Betawi. Adapun manfaat yang
dirasakan oleh tenaga kerja dengan semakin bertambahnya kegiatan wisata di Setu
Babakan adalah dalam hal peningkatan pendapatan.�
Persentase jumlah tenaga kerja atau pemilik usaha yang paling banyak
dalam lingkup RW 06 adalah unit usaha kios warung yaitu sebanyak 73% dengan
total tenaga kerja 70 orang, dan persentase jumlah tenaga kerja untuk usaha
makanan tradisonal sebanyak 20,8% atau setara dengan 20 orang, dan persentase
jumlah tenaga kerja yang paling sedikit adalah usaha souvenir yaitu sebanyak 6%
dengan total tenaga kerja 6 orang. Serta untuk usia karakteristik tenaga kerja
atau pemilik usaha berdasarkan usia dapat dikatakan masuk kedalam kategori usia
produktif, karena usia yang di dominasi oleh tenaga kerja adalah 15-64tahun.
Serta untuk� karakteristik sosial ekonomi
tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan dalam lingkup RW 06 di dominasikan oleh Perempuan.
Adanya kegiatan wisata di�
Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dapat menimbulkan dampak
terhadap masyarakat sekitar. Dampak yang muncul dari adanya kegiatan wisata,
yaitu munculnya dampak ekonomi. Dampak ekonomi tersebut dapat beruba dampak
positif. Dampak positif yang timbul dari adanya dampak ekonomi dapat bersifat
langsung (direct). Selain dampak
positif yang muncul, ada juga dampak lain yang timbul, seperti dampak tidak langsung
(indirect impact). Dampak tidak
langsung yang dialami dapat berupa aktivitas ekonomi lokal dari suatu
pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak lanjutan ini
bisa diartikan sebagai aktivitas ekonomi yang ditimbulkan dari� kegiatan wisata yang pada dasarnya dilihat
dari keseluruhan pengeluaran wisatawan untuk konsumsi, biaya transportasi ke
lokasi wisata, pembelian souvenir, serta pengeluaran lainnya.
Dampak ekonomi langsung dari kegiatan wisata yang� ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan dapat berasal� dari� aktivitas ekonomi yang terjadi antara
wisatawan dengan unit usaha yang ada di lokasi wisata tersebut. Keberadaan unit
usaha di suatu lokasi wisata dapat membantu para wisatawan yang berkunjung
untuk memenuhi kebutuhan mereka selama berwisata di lokasi tersebut. Rata-rata
pengeluaran wisatawan yang berkunjung ke Perkampungan Budaya� Betawi Setu Babakan adalah Sebesar Rp. 77.372,-. Biaya tersebut terdiri dari biaya bersih
berupa pengeluaran wisatawan yang secara langsung masuk ke lokasi wisata.
Pengeluaran tersebut termasuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan
selama berwisata yang dimana antara lain digunakan untuk biaya konsumsi,
penginapan, transportasi, dan biaya lainnya. Dan untuk� kategori usia yang ada pada Dampak Ekonomi
Langsung di dominasi oleh usia 15-64 tahun yang berarti masuk kedalam kategori
kelompok usia produktif.�
Berdasarkan dengan hasil statistik 2018 (Lestari, 2018) pengeluaran DKI
Jakarta berdasarkan Bekerja sebesar Rp. 1.652.280 sedangkan berdasarkan Sekolah
sebesar Rp. 1.042.610,- dalam sehari, dan untuk rata-rata pengeluaran Wisatawan
di Setu Babakan Rp. 77.372,- yang berarti pengeluaran wisatawan di Perkampungan
Budaya Betawi Setu Babakan dalm lingkup RW 06 berada dibawah rata � rata
pengeluaran wisatawan DKI Jakarta untuk berwisata.
Dampak ekonomi tidak langsung (indirect
impact) berasal dari pengusaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi
Setu Babakan dalam lingkup RW 06. Dimana sebagian besar pengeluaran unit usaha
digunakan untuk biaya operasional unit usaha seperti biaya bahan baku,
pemeliharaan alat, serta biaya lainnya. Untuk biaya bahan baku memiliki
proporsi paling besar yaitu sebanyak 73,46%, biaya lainnya sebesar 20,72%, dan
biaya pemeliharaan sebesar 5,82%. jumlah tenaga kerja atau pemilik usaha yang
berada di lingkup RW 06 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebanyak
96 orang yang dimana seluruhnya masuk kedalam�
kategorii usia produktif, dikarenakan berusia 15-64 tahun.�
Dampak ekonomi lanjutan (induced
impact) merupakan dampak ekonomi�
yang diperoleh berdasarkan pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga
kerja atau pemilik usaha yang berada di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
dalam lingkup RW 06. Jenis pengeluaran yang dikeluarkan oleh tenaga kerja atau
pemilik usaha antara lain digunakan untuk biaya sekolah anak, biaya listrik,
biaya kebutuhan sehari-hari, dan biaya transportasi. Proporsi pengeluaran
tenaga kerja atau pemilik usaha� yang
paling banyak adalah biaya kebutuhan sehari-hari sebesar 61,66%. Proporsi untuk
pengeluaran biaya listrik adalah 16%. Proporsi untuk pengeluaran biaya sekolah
adalah 11,90%. Dan proporsi� untuk
pengeluaran biaya lainnnya sebesar 10,44%.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bhwa
karakteristik Sosial Ekonomi yang ada di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan dalam lingkup RW 06 berdasarkan usia masuk kedalam kelompok kategori
usia produktif, dikarenakan mendominasi pada usia 15-64 tahun. Dan untuk
karakteristik sosial ekonomi wisatawan berdasarkan jenis kelamin didominasikan
oleh Perempuan, sedangkan untuk karakteristik sosial ekonomi unit usaha
berdasarkan jenis kelamin di dominasi oleh Laki-laki, dan untuk karakteristik
sosial ekonomi tenaga kerja atau pemilik pribadi di dominasikan oleh perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Dampak
Ekonomi Kegiatan Pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Selama
Pandemi Covid-19, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa adanya kegiatan pariwisata di Perkampungan Budaya Betawi
Setu� Babakan dapat memberikan dampak
ekonomi masyarakat yaitu berupa pendapatan namun masih kecil. Dampak ekonomi
yang dimaksud adalah berupa Dampak Ekonomi Langsung (direct impact), Dampak Ekonomi Tidak Langsung (indirect impact), dan Dampak Ekonomi Lanjutan (induced impact).
Ferdinan.
(2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Iskandar,
P. (2010). Economics : Pengantar Mikro dan Makro Edisi 4. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Nazir,
M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono.
(2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV.
Sugiyono.
(2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.
Suwantoro,
G. (2010). Dasar - Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset
Wahid,
A. (2015). Strategi Pengembangan Wisata. Bandung: Alfabeta.
Achadiat
Dritasto, A. A. (2013). Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap
Pendapatan Masyarakat Di Pulau Tidung. Jurnal Online Institut Teknologi
Nasional, 1-8.
Belinda.
(2013). Analisis Dampak Berganda (Multiplier Effect) Pemanfaatan Wisata Alam
Tanjung Mutiara di Danau Singkarak Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Online
Institut Teknologi Nasional.
Dini
Yuniarti, B. S. (2020). Kegiatan Ekonomi di Pasar Terapung Kuin Sebagai Sumber
Belajar IPS . The Kalimantan Journal Studies , 130-140.
Ersis
Warwansyah Abbas, M. R. (2020). Ekowisata Sungai Martapura Banjarmasin sebagai
sumber belajar IPS. Jurnal Sosial Inovasi, 111-119.
Hirawan,
D. d. (2020). Mengukur Dampak Covid pada Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan
Indonesia 2020. CSIS Commentaries DMRU-015, 26 Maret 2020.
Honoatubun.
(2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. EduPsyCoins
Journal.2, 151.
Pradini,
G. (2017). Pengaruh Tourismn Destination Parts, Service Quality Terhadap
Destination Loyality Melalui Tourist Satisfaction di Taman Margasatwa Ragunan. Magister
Manajemen.
Sarmigi,
E. (2020). Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Perkembangan UMKM Di Kabupaten
Kerinci. Jurnal Al - Dzahab, 1-3.
Syahruddin.
(2020). Menimbang Peran Teknologi dan Guru dalam Pembelajaran di Era Covid-19. Jurnal
Penelitian Pembelajaran, 449-465.
Wahyuni,
S. (2011). Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik,
19.
Yunus
NR, R. A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. Sosial dan Budaya Syar - i, 7.
Copyright holder: Gagih Pradini, B. Syarifuddin Latif, Intan
Suci Amalia (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |