Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENGARUH
KUALITAS PRODUK, PERSEPSI HARGA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN MELALUI DIGITAL
MARKETING UMKM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI KECAMATAN PANCORAN JAKARTA
SELATAN SAAT PANDEMI COVID-19
Rahayu
Lestari, Kumba Digdowiseiso,
Deva Safrina
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nasional, Jakarta,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk dan
digital marketing terhadap tingkat penjualan melalui persepsi harga UMKM
Industri Kreatif Makanan dan Minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan saat
pandemi covid-19. Data penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner
kepada 100 reponden Pelaku UMKM Industri Kreatif Makanan dan Minuman Kecamatan
Pancoran Jakarta Selatan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive
sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS)
dengan bantuan aplikasi SmartPLS 3.0. Hasil penelitian bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persepsi harga. Digital marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persepsi harga. Kualitas produk berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap
tingkat penjualan. Digital marketing berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat penjualan. Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat penjualan
Kata Kunci: �kualitas produk; persepsi harga; pemasaran digital; strategi pemasaran; tingkat penjualan
Abstract
This study aims to analyze the influence of product quality and digital
marketing on sales levels through the perception of prices of MSMEs in the
Creative Food and Beverage Industry in Pancoran
District, South Jakarta during the Covid-19 pandemic. This research data uses
primary data through questionnaires to 100 respondents of MSME Actors in the
Creative Industry of Food and Beverage In Pancoran District, South Jakarta. Research sampling uses
purposive sampling. The analysis method used is Partial Least Square (PLS) with
the help of the SmartPLS 3.0 application. The results
of research that product quality has a positive and significant effect on price
perception. Digital marketing has a positive and significant effect on price
perception. Product quality affects but is not significant to the level of
sales. Digital marketing has a positive and significant effect on sales levels.
Price perception has a positive and significant effect on sales levels������
Keywords: product quality; price perception; digital marketing; marketing strategy;
sales level
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-19
Pendahuluan
Aknolt dalam Alfrian & Pitaloka (2020)
menyimpulkan bahwa perlunya dilakukan peningkatan keterlibatan antara Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pendapatan nasional. UMKM menjadi sektor �yang sangat berperan penting dalam keberlangsungan perekonomian Indonesia terkhusus untuk memperluas lapangan pekerjaan untuk angkatan kerja di Indonesia yaitu sekitar 96,87%. Pada tahun 2017 berdasarkan data Kementerian Koperasi
& UMKM tercatat sebanyak
60,34% merupakan kontribusi
UMKM pada PDB dan dipastikan akan
terus meningkat.
Keterangan |
UMKM Cobain Gais |
UMKM Dapur Mantuull |
Tahun
Berdiri |
2019 |
2018 |
Modal
Awal |
Modal
sendiri (perorangan) |
Modal
sendiri (perorangan) |
Alamat
UMKM |
Jalan Warung
Jati Barat V, Kel. Kalibata, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan. |
Jalan Warung
Jati Barat IV, Kel. Kalibata, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan. |
Jenis
Produk |
Cilok Bumbu
Kacang, Cimol Frozen |
Ayam Bakar, Ayam Geprek, Aneka Sambal |
Kisaran Harga Jual |
Rp 10.000
� Rp 20.000 |
Rp 15.000
� Rp 35.000 |
Product
Quality |
1.
Menggunakan bahan
dengan kualitas terbaik. 2.
Menggunakan kemasan
yang menarik, kekinian,
dan aman. 3.
Rasa
yang selalu konsisten dan
disukai pelanggan. 4. Menerima pesanan
banyak dan reseller. |
1.
Menggunakan bahan
terbaik dan segar. 2.
Menerima pesanan
jumlah banyak. 3.
Menerima pesanan
dalam bentuk nasi box. 4.
Menggunakan kemasan
yang menarik. |
Digital
Marketing |
1.
Menggunakan media sosial yaitu Instagram
@cobaingais dalam menampilkan
dan membuat iklan produk. 2.
Memberikan harga
promo dan diskon menarik. 3. Memberikan konten
menarik seperti video-video
kreatif. |
1.
Menggunakan Instagram
@dapurmantuull dalam menampilkan
dan mengiklankan produk. |
Pendapatan/bulan
(sebelum pandemi) |
Rp 3.000.000,00 |
Rp 5.000.000,00 |
Pendapatan/bulan
(selama
pandemi) |
Rp 4.000.000,00 |
Rp 3.500.000,00 |
Keuntungan/bulan
(sebelum pandemi) |
Rp 1.500.000,00 |
Rp 2.500.000,00 |
Keuntungan/bulan
(selama
pandemi) |
Rp 2.000.000,00 |
Rp 2.000.000,00 |
Tingkat
Penjualan |
Meningkat selama
pandemi |
Menurun selama
pandemi |
Sumber:
Owner UMKM, 2022
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa UMKM Dapur Mantuull mengalami penurunan tingkat penjualan atau pendapatan selama pandemi sebesar 30% yaitu dari Rp 5.000.000,00/bulan menjadi Rp 3.500.000,00/bulan. Sedangkan UMKM Cobain Gais justru mengalami
peningkatan selama pandemi sebesar 25% yaitu dari Rp 3.000.000,00/bulan menjadi Rp 4.000.000,00/bulan.
Apabila sebuah
produk memiliki kualitas yang baik dan selalu konsisten serta ditingkatkan maka akan mencapai
kepuasan pelanggan dan pelanggan akan memiliki kepercayaan tinggi terhadap kualitas produk tersebut. Hal tersebut juga akan membuat para pelanggan memiliki loyalitas tinggi terhadap produk dan mereka secara tidak sengaja
akan melakukan promosi kepada orang terdekat mereka. Dalam hal ini
pelanggan akan bertambah dan penjualan juga akan mengalami peningkatan (Riana & Nafiati, 2021).
(Riski, Samari, & Purnomo, 2021)
menyimpulkan bahwa dari hasil uji regresi linier berganda yang dilakukan menunjukkan bahwa pada variabel Persepsi Harga (X1) memiliki pengaruh positif terhadap variabel Penjualan (Y) sebesar 0,487 sesuai dengan koefisien
regresinya. Hal ini berarti bila pada variabel X1 mengalami kenaikan 1 satuan maka variabel Y meningkat 0,487 dimana variabel bebas lainnya diasumsikan konstan.
1. Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran sangat
berperan penting untuk menjalankan rencana untuk mencapai tujuan sebuah usaha.
Hal tersebut dapat terus terjadi jika
seorang pengusaha dapat terus meningkatkan
penjualan produk atau jasa yang mereka produksi. Perlu bagi seorang
pengusaha untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada tentunya dengan menerapkan strategi pemasaran
yang terbaik agar kedudukan
perusahaan atau UMKM di pasar dapat terus bertahan dan meningkat. (Petri, 2020)
������ (Alfrian & Pitaloka, 2020)
menyimpulkan bahwa terdapat lima strategi yang dapat
dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM dalam rangka mencegah dan menyelamatkan UMKM dari dampak ekonomi pandemi COVID-19 saat ini.
a. Melakukan kegiatan pemasaran digital (digital marketing) seperti �melakukan
promosi dan iklan di media sosial dan marketplace.
b. Melakukan penanaman dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap era globalisasi dan kemajuan teknologi.
c. Menciptakan inovasi produk dan diferensiasi produk serta meningkatkan kualitas produk dengan tujuan untuk menarik hati konsumen supaya membeli produk tersebut.
d. Menjamin
dan meningkatkan kualitas kebersihan, keamanan, dan pelayanan yang baik terhadap para konsumen.
e. Pemerintah ikut berkontribusi dalam memberikan bantuan sosial berupa tambahan dana modal untuk UMKM agar tetap dapat menjalankan usaha walau di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.
2. Product
Quality
(Segati, 2018)
Kualitas produk merupakan produk dan jasa yang telah melalui tahapan proses dalam menghitung nilai yang ada sehingga tidak dapat kekurangan dalam produk dan jasa tersebut sehingga
akan mampu menggapai ekspektasi pelanggan terhadap produk tersebut. Menurut Fatmawati & Soliha dalam Ramli & Silalahi (2020) mengatakan bahwa kualitas produk dapat mempengaruhi
tingkat penjualan selain juga dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan harga. Pengertian kualitas produk sendiri ialah sesuatu yang dilakukan perusahaan terhadap suatu produk yang diproduksi dengan tujuan untuk
memenuhi bahkan melebihi ekspektasi pelanggan agar nantinya produk tersebut dapat disebut sebagai
produk yang berkualitas.
Kotler & Keller dalam Supriyadi et al. (2016) menjelaskan terkait dimensi- dimensi
pada kualitas produk diatas yang dapat disimpulkan bahwa indikator dari kualitas produk yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu kualitas sebuah produk makanan
dan minuman yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk:
bentuk fisik dan bagian-bagian dari produk
b. Fitur:
kelebihan dan ciri khas produk
c. Kualitas kinerja: kegunaan dasar
d. Kesan kualitas: persepsi konsumen akan keunggulan produk
e. Ketahanan:
daya tahan produk
f. Desain:
produk dibuat dengan rasa, tekstur, dan aroma produk
3. Pricing
Suharno
& Sutarso dalam Batubara & Hidayat (2016)
mengatakan bahwa harga merupakan bagian dari strategi pemasaran yang akan langsung berpengaruh terhadap pendapatan maupun tingkat penjualan. Pentingnya sebuah harga memiliki alasan bahwa harga nantinya akan menjadi sebuah patokan bagi pelanggan untuk mengambil sebuah keputusan apakah akan membeli produk
tersebut atau tidak. Harga akan menunjukkan berapa besar laba yang diperoleh perusahaan maupun UMKM. Diperlukan sebuah strategi dalam menetapkan harga sebuah produk karena
akan mempengaruhi perilaku konsumen dan pasar.
(Ramli & Silalahi, 2020)
Persepsi harga merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan penjualan meningkat. Harjanti, Venesia, Resti dan Soesanto dalam Ramli & Silalahi (2020)
mengatakan bahwa jika persepsi harga
sebuah produk semakin baik maka
konsumen akan semakin puas. Jika persepsi harga rendah maka tingkat
kepuasan konsumen rendah sehingga tingkat penjualan juga secara sendirinya akan rendah. Persepsi
sebuah harga menjadi hal yang sangat penting karena akan menjadi pedoman
bagi pelanggan sebelum melakukan sebuah produk tertentu.
Pelanggan mengevaluasi terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Selanjutnya ketika pelanggan telah membeli maka
ia akan melihat
apakah harga tersebut cocok untuk produk tersebut.
Dalam hal ini setiap penjual
perlu untuk memberikan harga terbaik yang terencana untuk setiap produknya
agar strategi harga berjalan
baik dan dapat mencapai target penjualan (Aripin & Negara, 2021).
Persepsi
harga tentu sangat menjadi acuan yang menjadikan para Pelaku UMKM mampu memberikan harga terbaik nantinya.
Kotler dalam Suhandi et al. (2021)
mengatakan bahwa persepsi harga dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
a.
Keterjangkauan
sebuah harga.
b.
Kesesuaian
harga dengan product quality.
c.
Daya
saing sebuah harga.
d.
Kesesuaian
harga dengan manfaat sebuah produk
4. Digital
Marketing
Chaffey
dalam Satria & Hasmawaty (2021)
menjelaskan bahwa digital marketing merupakan
sebuah strategi pemasaran dengan memanfaatkan teknologi digital seperti media online seperti media sosial, marketplace, web, dan lainnya. Hal tersebut
sangat mampu mendukung kegiatan pemasaran, yang tujuannya untuk untuk memperoleh keuntungan secara maksimal, mempertahankan serta memperluas jangkauan calon konsumen. Teknologi digital harus dipelajari bagi para pemasar untuk meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap perusahaan, Nilai
yang terncantum pada sebuah
merek juga dapat mendorong loyalitas pelanggan. Apabila semua telah terlaksana
maka kegiatana pemasaran akan tepat pada target pasarnya karena telah terintegerasinya
segala kegiatan komunikasi dan layanan online tersebut.
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari pendapat terkait
digital marketing tersebut ialah
bahwa media pemasaran
online seperti media sosial
Instagram, Facebook dan Whatsapp, marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, serta
aplikasi ojek online atau pesan antar seperti
Gofood, Grabfood dan Shopeefood memang merupakan platform paling
berpengaruh saat ini sehingga setiap
perusahaan juga UMKM perlu dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakannya agar nantinya dapat memberikan pengaruh besar dalam menjangkau
pelanggan dan meningkatkan penjualan bagi perusahaan.
Eun Young Kim dalam Liesander & Dharmayanti (2017)
menetapkan empat bagian penting
yang paling berpengaruh dalam
digital marketing, yaitu sebagai berikut:
a.
Interactive
b.
Incentive
program
c.
Site
design
d.
Cost
5. Tingkat
Penjualan
(Batubara
& Hidayat, 2016) mengatakan
bahwa aktifitas penjualan adalah proses penting dan sangat perlu perusahaan lakukan yaitu dengan cara
menawarkan sebuah produk yang dihasilkannya. Hal tersebut bertujuan dalam rangka mencapai
tingkat penjualan produk yang diekspektasikan dan dapat memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Herlambang dalam Batubara & Hidayat (2016) mengemukakan bahwa penjualan merupakan keseluruhan produk barang yang terjual dalam periode
tertentu. Mulyadi dalam Khotimah & Irawati (2019),
menjelaskan bahwa tingkat penjualan merupakan suatu ukuran untuk mengetahui
seberapa banyak jumlah produk yang terjual. Tercapainya tingkat penjualan yang tinggi merupakan salah satu tujuan utama
sebuah perusahaan maupun organisasi.
Terdapat
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan penjualan guna meningkatkan tingkat penjualan yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur tingkat penjualan yang dikemukakan oleh Herlambang dalam Batubara & Hidayat (2016)
antara lain:
a. Kemampuan dalam mengelola modal yang dibutuhkan.
b. Kemampuan dalam perencanaan produk.
c.
Kemampuan
dalam penentuan harga.
d. Kemampuan dalam memilih pemasar terbaik.
e.
Kemampuan
dalam melakukan kegiatan promosi.
6. Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap persepsi harga UMKM industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi
COVID-19.
H2 : Terdapat pengaruh
positif dan signifikan digital marketing terhadap
persepsi harga UMKM industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi
COVID-19.
H3 :� Terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk terhadap tingkat penjualan UMKM industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan saat pandemi COVID-19.
H4 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan digital marketing terhadap
tingkat penjualan UMKM industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi COVID-19.
H5 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi harga terhadap tingkat penjualan UMKM industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi
COVID-19.
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Objek penelitian yaitu tingkat penjualan pada UMKM Industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat Pandemi
Covid-19. Sumber data pada penelitian
ini berasal dari data primer.
Populasi
dalam penelitian ini merupakan seluruh
pelaku UMKM Industri kreatif makanan dan minuman di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan yang telah
memenuhi kriteria juga pertimbangan dalam metode penetapan sampel yaitu purposive sampling yaitu UMKM minimal telah berdiri selama 1 tahun, UMKM bergerak dibidang kuliner, UMKM terdaftar sebagai anggota binaan Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
(PPKUKM) Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan tahun 2021, dan UMKM telah melakukan pemasaran secara digital. Jumlah responden yang memenuhi syarat yaitu 130 dan setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus Slovin dan diputuskan bahwa sampel pada penelitian ini 100 responden.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner ke seluruh
responden secara online menggunakan Google Form. Sedangkan
pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert bermakna
positif artinya semakin tinggi angka yang dipilih diartikan bahwa semakin sesuai pernyataan dengan keadaan UMKM.
Pada penelitian ini, metode analisis
yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan metode SEM (Structural
Equation Modeling), teknik analisis
berbasis pada PLS (Partial Least Square) versi 3.0.
Hasil dan Pembahasan
1.
�Deskriptif�Kualitas Produk
Persepsi�Kualitas Produk
No |
Pernyataan |
N |
Min |
Max |
Mean |
Std. Deviation |
1 |
Saya sebagai pelaku UMKM menciptakan produk
dengan ukuran dan bentuk yang baik dan menarik untuk meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.77 |
0.509 |
2 |
Produk yang saya jual memiliki keunggulan
yang menjadi ciri khas produk guna meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.59 |
0.604 |
3 |
Produk yang saya jual sangat bervariasi dan
dapat meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.51 |
0.688 |
4 |
Penjualan dapat ditingkatkan karena saya
menjual produk yang berkualitas dan layak untuk dikonsumsi |
100 |
3 |
5 |
4.7 |
0.594 |
5 |
Penjualan dapat ditingkatkan karena saya
menjual produk yang mampu memuaskan dan membuat pelanggan kagum |
100 |
3 |
5 |
4.37 |
0.760 |
6 |
Penjualan dapat ditingkatkan� karena produk saya memiliki daya tahan yang
baik sesuai dengan yang seharusnya |
100 |
2 |
5 |
4.33 |
0.792 |
7 |
Produk yang saya jual memiliki tekstur,
rasa, dan aroma yang sangat baik dan dapat meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.53 |
0.717 |
|
Valid
N |
100 |
Average Mean���� 4.54 |
|
Sumber:
Data Diolah SPSS, 2022.
Pada tabel tersebut diketahui bahwa setelah dilakukan
penyebaran kuisioner kepada seluruh responden maka dapat disimpulkan dari 100 responden pada penelitian ini pada variabel kualitas produk secara umum mendapat
skor jawaban antara 4,33 � 4,77. Maka dapat diartikan bahwa setiap butir pernyataan menghasilkan penilaian setidaknya setuju. Skor tertinggi dapat terlihat dari jawaban pertama
pernyataan yaitu 4,77 dan terendah yaitu 4,33 yang berada diposisi nomor enam. Standard deviasi menunjukkan bahwa dari keseluruhan
pernyataan berhasil mendapat angka kurang dari 1 yang berarti bahwa antar responden
memiliki jawaban yang tidak berbeda jauh.
2. Deskriptif�Persepsi Harga
Tabel
3
Persepsi�Harga
No |
Pernyataan |
N |
Min |
Max |
Mean |
Std. Deviation |
1 |
Saya sebagai pelaku UMKM menetapkan harga
yang dapat dijangkau oleh seluruh konsumen untuk meningkatkan penjualan |
100 |
2 |
5 |
4.6 |
0.738 |
2 |
Saya menetapkan harga yang ekonomis pada
setiap produk guna meningkatkan penjualan |
100 |
2 |
5 |
4.43 |
0.855 |
3 |
Saya selalu menetapkan harga sesuai dengan
kualitas produk yang saya jual untuk meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.69 |
0.506 |
4 |
Saya menetapkan harga yang mampu bersaing
dengan produk lain agar tingkat penjualan dapat meningkat |
100 |
3 |
5 |
4.5 |
0.627 |
5 |
Saya menetapkan harga produk yang lebih
murah dibanding yang lain agar dapat meningkatkan penjualan |
100 |
1 |
5 |
3.71 |
1.157 |
6 |
Saya memberikan tawaran potongan harga
kepada konsumen yang membeli produk saya dalam jumlah banyak guna
meningkatkan penjualan |
100 |
2 |
5 |
4.47 |
0.702 |
7 |
Saya menetapkan harga produk sebanding dengan
manfaat yang akan dirasakan konsumen guna meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.65 |
0.557 |
|
Valid
N |
100 |
Average Mean���� 4.43 |
|
Sumber:
Data Diolah SPSS, 2022.
Berdasarkan
tabel tersebut diketahui bahwa setelah dilakukan penyebaran kuisioner kepada seluruh responden maka dapat disimpulkan dari 100 responden pada penelitian ini pada variabel pricing secara umum mendapat skor
jawaban antara 3,71 � 4,69.
Maka dapat diartikan bahwa setiap butir pernyataan
menghasilkan penilaian cukup setuju dan setuju. Skor tertinggi dapat terlihat dari jawaban ketiga
pernyataan yaitu 3,71 dan terendah yaitu 4,33 yang berada diposisi nomor lima. Pada standard deviasi
menunjukkan bahwa dari keseluruhan pernyataan kecuali pernyataan 5 mendapat angka kurang dari
1 yang berarti bahwa antar responden memiliki jawaban yang tidak berbeda jauh.
3. Deskriptif
Digital Marketing
Persepsi� Digital�Marketing�
No |
Pernyataan |
N |
Min |
Max |
Mean |
Std. Deviation |
1 |
Saya memanfaatkan media sosial ataupun marketplace
dalam memberikan informasi yang akurat terkait produk guna meningkatkan
penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.52 |
0.658 |
2 |
Saya menjalin hubungan yang baik dengan
seluruh konsumen melalui media sosial ataupun marketplace karena dapat
meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.47 |
0.642 |
3 |
Dalam pemasaran digital produk yang saya
jual memiliki keunggulan dan nilai lebih guna meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.43 |
0.714 |
4 |
Dalam pemasaran digital saya menampilkan
produk-produk yang menarik guna meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.6 |
0.550 |
5 |
Tampilan produk saya dalam pemasaran digital
memiliki citra yang baik dimata konsumen guna meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.39 |
0.649 |
6 |
Pemasaran digital dapat menghemat biaya
pengeluaran usaha saya namun dapat meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.5 |
0.611 |
7 |
Waktu transaksi jual beli lebih efisien
ketika saya melakukan pemasaran digital yang dapat meningkatkan penjualan |
100 |
3 |
5 |
4.51 |
0.674 |
|
Valid
N |
100 |
Average Mean���� 4.48 |
|
Sumber:
Data Diolah SPSS, 2022.
Pada tabel tersebut diketahui bahwa setelah dilakukan
penyebaran kuisioner kepada seluruh responden maka dapat disimpulkan dari 100 responden pada penelitian ini pada variabel digital marketing secara
umum mendapat skor jawaban antara
4,39 � 4,6. Maka dapat diartikan bahwa setiap butir pernyataan
menghasilkan penilaian setidaknya setuju. Skor tertinggi dapat terlihat dari jawaban
empat pernyataan yaitu 4,6 dan terendah yaitu 4,39 yang berada diposisi nomor lima. Standard deviasi menunjukkan bahwa dari keseluruhan
pernyataan berhasil mendapat angka kurang dari 1 yang berarti bahwa antar
responden memiliki jawaban yang tidak berbeda jauh.
4.
Deskriptif�Tingkat Penjualan
Tabel�5
Persepsi�Tingkat Penjualan
No |
Pernyataan |
N |
Min |
Max |
Mean |
Std. Deviation |
1 |
Memiliki modal yang cukup untuk membiayai
kegiatan usaha membuat tingkat penjualan produk saya meningkat |
100 |
1 |
5 |
4.45 |
0.796 |
2 |
Kemampuan dalam mengelola modal dengan
sebaik-baiknya membuat tingkat penjualan produk saya meningkat |
100 |
1 |
5 |
4.57 |
0.685 |
3 |
Perencanaan produk yang baik membuat tingkat
penjualan produk saya meningkat |
100 |
3 |
5 |
4.61 |
0.548 |
4 |
Kualitas hasil produksi yang sesuai dengan
permintaan konsumen membuat tingkat penjualan produk saya meningkat |
100 |
3 |
5 |
4.62 |
0.527 |
5 |
Harga produk yang saya jual sangat
terjangkau sehingga tingkat penjualan produk saya meningkat |
100 |
3 |
5 |
4.48 |
0.688 |
6 |
Harga produk yang saya jual lebih murah
dibanding para pesaing sehingga tingkat penjualan produk saya meningkat |
100 |
1 |
5 |
4.03 |
0.936 |
7 |
Tingkat penjualan produk saya meningkat saat
saya mampu memberikan ciri khas dan keunikan pada produk yang saya jual |
100 |
3 |
5 |
4.6 |
0.586 |
8 |
Tingkat penjualan produk saya meningkat saat
saya mampu berinovasi dengan jenis bahan baku lain selain bahan baku utama |
100 |
1 |
5 |
4.46 |
0.770 |
9 |
Tingkat penjualan saya meningkat saat saya
melakukan kegiatan promosi di media sosial ataupun marketplace |
100 |
���� 3 |
5 |
4.40 |
0.710 |
10 |
Tingkat penjualan produk saya meningkat saat
saya menggunakan kemasan produk yang aman dan menarik |
100 |
3 |
5 |
4.58 |
0.622 |
|
Valid
N |
100 |
Average Mean���� 4.48 |
|
Sumber:
Data Diolah SPSS, 2022.
Berdasarkan
tabel tersebut diketahui bahwa setelah dilakukan penyebaran kuisioner kepada seluruh responden maka dapat disimpulkan dari 100 responden dan 10 item pernyataan pada variabel tingkat penjualan secara umum mendapat
skor jawaban antara 4,03 � 4,62. Maka dapat diartikan bahwa setiap butir
pernyataan menghasilkan penilaian paling tidak menjawab setuju. Skor tertinggi dapat terlihat dari jawaban
enam pernyataan yaitu 4,03 dan terendah yaitu 4,62 yang berada diposisi nomor empat. Standard deviasi menunjukkan bahwa dari keseluruhan pernyataan berhasil mendapat angka kurang dari 1 yang berarti bahwa antar
responden memiliki jawaban yang tidak berbeda jauh.
5.
Analisis Kuantitatif
Pada penelitian ini
menggunakan teknik pengolahan data metode SEM berbasis Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap. Menurut Chin, (1998) dalam Ghozali & Latan (2015), hasil analisis PLS menggunakan pendekatan dua langkah atau
two step approach. Pertama difokuskan
untuk hasil dari pengukuran (Outer model) dan
yang kedua difokuskan untuk hasil dari
model struktural (Inner model) dalam Putri et. al. 2021
6.
Analisis Hasil
Pengukuran atau Outer
Model
Pada penelitian
ini terdapat kriteria dalam menguji indikator penggunaan teknik analisis data dengan SmartPLS 3.0 untuk menilai validitas dan reliabilitas dengan Outer
Model melalui convergent validity, discriminant
validity, composite reliability, dan average variance extracted.
Gambar 1
Hasil Pengujian Outer Model
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
7.
Analisis AVE, Compsite Reliability, Cronbach�s Alpha
Tabel 6
� Average Variance
Extracted (AVE)
Variabel |
AVE |
Kriteria |
Keterangan |
Kualitas Produk |
0.356 |
< 0.5 |
Tidak valid |
Persepsi Harga |
0.372 |
< 0.5 |
Tidak valid |
Digital Marketing |
0.536 |
> 0.5 |
valid |
Tingkat Penjualan |
0.347 |
< 0.5 |
Tidak valid |
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
Tabel 7
Composite Reliability
Variabel |
Composite Reliability |
Kriteria |
Keterangan |
Kualitas Produk |
0.791 |
> 0.7 |
reliabel |
Persepsi Harga |
0.802 |
> 0.7 |
reliabel |
Digital Marketing |
0.889 |
> 0.7 |
reliabel |
Tingkat Penjualan |
0.836 |
> 0.7 |
reliabel |
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
Tabel 8
Cronbach's Alpha
Variabel |
Cronbach's Alpha |
Kriteria |
Keterangan |
Kualitas Produk |
0.869 |
> 0.7 |
reliabel |
Persepsi Harga |
0.812 |
> 0.7 |
reliabel |
Digital Marketing |
0.860 |
> 0.7 |
reliabel |
Tingkat Penjualan |
0.873 |
> 0.7 |
reliabel |
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
Hasil uji discriminant validity atau
nilai cross loading factor > 0,7 pada penelitian terlihat pada table di
atas bahwa semua variable dianggap valid . Dapat disimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa indikator-indikator
yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant
validity yang baik dalam
menyusun masing-masing variabelnya.
8.
Hasil Uji Inner
Model Struktural
Tabel 9. Uji Inner Model
|
R-Square |
R-Square
Adjusted |
Persepsi
Harga |
0.457 |
0.446 |
Tingkat
Penjualan |
0.576 |
0.563 |
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
Berdasarkan
table di atas, dapat disimpulkan bahwa pengujian inner model structural dengan
kesimpulan baik. R-Square (Coefficient Determination) digunakan untuk mengukur seberapa banyak variabel endogen dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pada tabel 9 menunjukkan bahwa variabel persepsi harga dipengaruhi oleh variabel kualitas produk dan digital marketing sebesar
45.7% dan sisanya sebesar 54.3%
dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak terdapat dalam model. Sedangkan tingkat penjualan dipengaruhi persepsi harga sebesar 57.6% dan sisanya sebesar 42.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak terdapat dalam model.
9.
Uji Goodness-of-Fit
Penilaian dari goodness of fit diketahui dari nilai Q-Square predictive relevance. Nilai Q-Square
memiliki arti yang sama
dengan coefficient determination (R-Square) pada
analisis regresi, dimana semakin tinggi Q-Square, maka
model dapat dikatakan semakin baik atau
semakin fit dengan data . perhitungan Q-Square sebagai berikut :
Q2 = 1
� (1-R12 ) (1-R22 )
����� = 1 � (1 - 0.4572) (1 - 0.5762)
����� = 1 � (1 � 0.209) (1 � 0.332)
����� = 1 � (0.791) (0.668)
����� = 0.472
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, memperoleh nilai Q-Square (Q2) sebesar 0.472.� Hasil
tersebut menunjukkan besarnya keragaman dalam penelitian yang dapat dijelaskan oleh model penelitian adalah sebesar 47.2%. Sedangkan sisanya sebesar 42.8% dijelaskan oleh faktor lain yang berada diluar model penelitian ini. Dengan demikian, dari hasil tersebut
maka model penelitian ini dapat dinyatakan
telah memiliki goodness
of fit yang baik.sudah direkonstruksi dengan baik dengan mempunyai
relevansi prediktif.
10. P-Value
Semua variabel dalam penelitian dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan karena memiliki P-Value < 0,05 (signifikan
5%).
Tabel 10
Path Coefficient
|
Original Sample |
Sample Mean |
Standard Deviation |
T Statistics |
P Values |
Digital marketing-> persepsi harga |
0.432 |
0.434 |
0.118 |
3.676 |
0.000 |
Digital marketing -> tingkat penjualan |
0.317 |
0.325 |
0.099 |
3.205 |
0.001 |
Kualitas produk -> persepsi
harga |
0.353 |
0.374 |
0.112 |
3.140 |
0.002 |
Persepsi harga -> tingkat
penjualan |
0.377 |
0.366 |
0.111 |
3.405 |
0.001 |
Kualitas produk -> tingkat
penjualan |
0.204 |
0.218 |
0.129 |
1.590 |
0.112 |
Sumber : Output data diolah dari
SmartPLS 3.0, 2022
Berdasarkan Tabel 10 di atas, bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi harga. Digital marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap persepsi harga. Kualitas produk berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap tingkat penjualan. Digital marketing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan.
B.
Pembahasan
1. Pengaruh
kualitas produk terhadap persepsi harga
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan kualitas produk terhadap persepsi harga. Setiap pelaku
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) industri kreatif makanan dan minuman Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi
Covid-19 mampu memberikan produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan baik sehingga mampu meningkatkan penjualan di masa pandemi Covid-19.
2. Pengaruh
digital marketing terhadap persepsi
harga
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan digital marketing terhadap
persepsi harga. Setiap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) industri kreatif makanan dan minuman Kecamatan Pancoran Jakarta
Selatan saat pandemi
Covid-19 mampu memberikan produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan baik sehingga mampu meningkatkan penjualan di masa pandemi Covid-19.
3. Pengaruh
kualitas produk terhadap tingkat penjualan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan kualitas produk terhadap tingkat penjualan. Setiap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) industri kreatif makanan dan minuman Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan saat pandemi Covid-19 mampu memberikan produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan baik sehingga mampu
meningkatkan penjualan di
masa pandemi Covid-19.
Hasil
penelitian ini memiliki persamaan dengan teori menurut
Fatmawati & Soliha dalam (Ramli & Silalahi,
2020) yang mengatakan bahwa
faktor kualitas produk juga yang mempengaruhi tingkat penjualan. Dalam hal ini
para pelaku UMKM harus mampu menciptakan dan mengembangkan tingkat kualitas produk mereka terlebih di saat pandemi Covid-19 ini untuk supaya
tingkat penjualan tetap dapat meningkat.
Tidak hanya teori ahli tetapi
juga ada yang dapat memperkuat sebuah hasil penelitian yaitu penelitian sebelumnya yang dalam variabel ini dilakukan
oleh yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penjualan.
4. Pengaruh
digital marketing terhadap tingkat
penjualan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan digital
marketing terhadap tingkat
penjualan. Setiap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) industri kreatif makanan dan minuman Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan saat pandemi Covid-19 mampu memberikan produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan baik sehingga mampu
meningkatkan penjualan di
masa pandemi Covid-19.
5. Pengaruh
persepsi harga terhadap tingkat penjualan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan persepsi harga terhadap tingkat penjualan. Setiap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) industri kreatif makanan dan minuman Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan saat pandemi Covid-19 mampu memberikan produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan baik sehingga mampu
meningkatkan penjualan di
masa pandemi Covid-19.
Kesimpulan
Berdasarkan� hasil�
penelitian� dan� pembahasan,�
maka� dapat� ditarik�
kesimpulan terdapat pengaruh positif dan signifikan kualitas produk
terhadap persepsi harga.
Kualitas produk
memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap persepsi harga.
Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi konsumen pada kualitas produk
namun tidak signifikan terhadap harga, artinya persepsi harga yang diberlakukan
pelaku UMKM pada produk-produk yang dihasilkan cenderung tidak terlalu signifikan
pergerakan penjualannya.
Terdapat pengaruh
digital marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi harga.
Digital marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi harga. Artinya jika
digital marketing ditingkatkan dan digunakan dengan baik oleh pelaku UMKM, maka
akan terbentuk harga yang bersaing di masyarakat.
Terdapat pengaruh
positif tetapi tidak signifikan kualitas produk terhadap tingkat penjualan.
Kualitas produk
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap tingkat penjualan. Artinya
kualitas produk (seperti : kinerja produk lebih baik, desain, ketahanan, dan
tampilan kualitas sesuai dengan deskripsi produk yang diterima masyarakat)
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan digital marketing terhadap tingkat penjualan.
Digital marketing
berpengaruh posiitif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Artinya
strategi penggunaan digital marketing yang sesuai yang dilakukan oleh Pelaku
UMKM, maka harapannya tingkat penjualan juga akan mengalami peningkatan seiring
strategi pemasaran tersebut.
Terdapat pengaruh
positif dan signifikan persepsi harga terhadap tingkat penjualan
Persepsi harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat penjualan. Artinya tanggapan masyarakat
terkait harga produk-produk yang dijual UMKM (seperti : keterjangkauan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga) diharapkan akan
meningkatkan tingkat penjualan UMKM.
Alfrian, Gregorius Rio, & Pitaloka, Endang. (2020).
Strategi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm) Bertahan Pada Kondisi Pandemik
Covid 19 Di Indonesia. Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinove),
6(2), 139�146.
Aripin, Zaenal, & Negara, Riqki Padma. (2021). Perilaku
Bisnis: Etika Bisnis & Perilaku Konsumen (Pertama). Yogyakarta:
Deepublish. Google Scholar
Batubara, Azmiani, & Hidayat, Rahmat. (2016). Pengaruh
Penetapan Harga Dan Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Tiket Pada Psa Mihin
Lanka Airlines. Ilman, 4(1), 14. Google Scholar
Khotimah, Khusnul, & Irawati, Cita. (2019). Penerapan
Sistem Informasi Bisnis Pada Strategi Bauran Pemasaran Produk Dan Promosi
Terhadap Pengaruh Tingkat Penjualan Kuliner Seafood Lamongan Cak Tur. Jurnal
Ilmiah Komputasi, 18(3), 249�258. Google Scholar
Liesander, I., & Dharmayanti, D. (2017). Pengaruh Digital
Marketing Terhadap Organizational Performance Dengan Intellectual Capital Dan Perceived
Quality Sebagai Variabel Intervening Pada �. Jurnal Strategi Pemasaran,
1�13. Google Scholar
Petri, Mia Muliyani. (2020). Strategi Pemasaran Dalam
Mempertahankan Bisnis Umkm Di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Umkm Buket Bunga
Gallery Daisuki Jambi). Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9),
1689�1699. Google Scholar
Ramli, Rimayang Anggun Laras Prastianty, & Silalahi, Rudi
Yanto Batara. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Persepsi Harga, Dan Kualitas
Produk Terhadap Tingkat Penjualan Mobil Toyota Yaris Di Wilayah Batam. Jurnal
Bening, 7(1), 43�52. Google Scholar
Riana, Intan Resti, & Nafiati, Lu�lu�. (2021). Pengaruh
Persepsi Etika Bisnis Islam, Persepsi Kualitas Produk Dan Persepsi Kualitas
Pelayanan Terhadap Tingkat Penjualan Umkm Kota Yogyakarta. Jurnal Reksa:
Rekayasa Keuangan, Syariah Dan Audit, 8(1), 59. Google Scholar
Riski, Yulian Dwi, Samari, & Purnomo, Hery. (2021). Upaya
Meningkatkan Omzet Penjualan Melalui Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Dan Tempat
Usaha Pada Warung Brodin. Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi Dan Akuntasi,
6 (1), 369�377. Google
Scholar
Satria, Rofik, & Hasmawaty, A. R. (2021). Pengaruh
Digital Marketing Dan Brand Awareness Terhadap Penjualan Produk Kartuas
Telkomsel Cabang Palembang. 2(3), 160�171. Google Scholar
Segati, Ahda. (2018). Pengaruh Persepsi Sertifikasi Halal,
Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Persepsi Peningkatan Penjualan. Jebi
(Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam), 3(2), 159. Google Scholar
Suhandi, Suhandi, Yusuf, Ade, & Kadarusman, Yuyus.
(2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Persepsi Harga Terhadap Peningkatan
Penjualan Pada Pt. Bfi Finance Indonesia Tbk Cabang Bintaro. Jurnal Ilmiah
Perkusi, 1(2), 261. Google Scholar
Copyright
holder: Rahayu Lestari, Kumba Digdowiseiso, Deva Safrina (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |