Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
PENGARUH
DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN TOTAL ASSETS TURN OVER TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
Subur Karyatun, Astrid Ardhana
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapati pengaruh dari rasio debt to
equity ratio, return on asset dan total assets turn over terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia tahun 2016-2020. Dengan metode purposive sampling serta jumlah
sample yang diambil sebanyak 15 perusahaan dari periode pengamatan 5 tahun
berturut-turut pada perusahaan sektor makanan & minuman di Bursa Efek
Indonesia. Eviews 9 adalah alat analisis yang dipakai pada penelitian ini. Hasilnya menyatakan bahwa debt to equity ratio negatif dan tidak signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Return on asset memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan sama halnya dengan total assets turn over berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan
Kata Kunci: �debt to equity
ratio; return on asset; total assets turn
over; nilai perusahaan
Abstract
This study is intended to find the effect of the ratio of debt to equity ratio, return on assets, and total assets
turn over on firm value in food and beverage sub-sector manufacturing companies
on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2020. With the purposive sampling
method and the number of samples taken as many as 15 companies from an
observation period of 5 consecutive years in the food & beverage sector
companies on the Indonesia Stock Exchange (BEI). Eviews
9 is the analytical tool used in this study. The result states that the debt to equity ratio is negative and not significant to firm
value. Return on assets has a positive and significant effect on Firm Value as
well as total assets turn over has a positive and significant effect on Firm
Value.
Keywords: debt to equity ratio, return on asset, total assets turn over, firm value
Received: 2022-02-20; Accepted: 2022-02-05; Published: 2022-03-25
Pendahuluan
Berbagai perusahaan
mengalami perkembangan yang
signifikan sehingga menyebatkan timbulnya kompetisi bisnis di Indonesia. Diantara
banyaknya perusahaan yang bersaing, menurut Press release (2021) sepanjang kuartal III tahun 2020, industri pada bidang konsumsi (makanan & minuman) menjadi subsektor industri pengolahan nonmigas, yang menyumbang PDB nasional terbesar dengan total nilai mencapai 7,02%. Industri konsumsi pula berkontribusi pada nilai ekspor paling tinggi dalam bidang
manufacture yang mencapai sejumlah
USD27,59 milyar pada Januari-November
2020. Di sisi lain, industri
makanan menyumbang investasi sangat penting dengan total nilai Rp40,53 triliun di kurun waktu Januari-September 2020 terhadap PDB Nasional yang berarti
industri ini memiliki pengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kompetisi yang ada
menyebabkan setiap perusahaan berupaya guna meningkatkan performanya untuk mendapatkan keuntungan yang tetap (Hermuningsih,
2012). Contohnya adalah untuk menaikkan serta memaksimalkan nilai perusahaan serta mensejahterakan pemilik serta pemegang
saham perusahaan. Sebab keuntungan yang tinggi akan terus
dibarengi dengan meningkatnya harga saham sehingga mampu memberi pertanda
posifit untuk para investor
guna menyuntikkan modalnya serta berinvestasi di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan juga perlu
dilihat dengan baik agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan.
Ada bermacam
faktor yang memberi
efek dalam nilai perusahaan yakni debt equity
ratio (DER), return on asset (ROA), serta
total assets turn over (TATO). Beberapa
faktor tersebut bisa dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan yang hendak digunaan oleh perusahaan hingga kebijakan yang baik serta tepat akan
dapat dalam memberikan pemaksimalan nilai dari suatu
perusahaan.
Besarnya rata-rata
debt equity ratio, return on assets, total
assets turn over, serta nilai
perusahaan dalam perusahaan konsumsi (makanan juga minuman) yang teregistrasi di BEI masa 2016-2020 dipaparkan
pada tabel di bawah:
Rata-Rata DER, ROA, TATO dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Makanan dan Minuman di.BEI 2016-2020
Rasio |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
2020 |
DER |
0,98 |
0,82 |
0,77 |
0,66 |
0,72 |
ROA |
0,10 |
0,09 |
0,09 |
0,11 |
0,06 |
TATO |
1,22 |
1,08 |
1,08 |
1,06 |
0,96 |
Nilai Perusahaan |
3,28 |
3,05 |
2,90 |
2,97 |
2,48 |
������������������ Sumber: Hasil olahan Penulis, 2021.
Terdapat kesenjangan ataupun perbedaan pada hubungan diantara struktur
modal dengan nilai perusahaan pada tahun 2020. Fenomena tersebut
sama dalam penelitian
oleh Haryono, Fitriany, & Fatima (2017) dan Utami
& Prasetiono (2016), temuan dari penelitian
ini mirip dengan apa yang pernah ada di tahun 2020 yang mengatakan bahwasannya DER memberi pengaruh negative substansial pada nilai
perusahaan dan juga bisa dibantu oleh teori pecking order yang beramsusi bahwasannya perusahaan
membuat pembiayaan
internal selaku pengutamaan dalam membiayai
projek mereka (Sheikh,
Ahmed, Iqbal, & Masood, 2012).
Nilai ROA
yang mengalami kenaikan di tahun 2019 menjadi 0,11 lalu nilai perusahaan
mengalami peningkatan menjadi 2,97 memiliki kesamaan dengan
penelitian Akbar & Fahmi (2020) makin
tinggi ROA yang didapatkan perusahaan lalu makin meningkat juga nilai perusahaan. Fenomena
tahun 2019 dimana rata-rata nilai perusahaan meningkat sejumlah 2,97 akan tetapi rata-rata
nilai TATO menurun sebanyak 1,06 kali.
Dengan demikian bisa disebutkan bahwasannya variabel
nilai perusahaan serta TATO menemui pergerakan
yang berbeda arah. Ini sama halnya dengan
penelitian Kim & Taylor (2014).
Beberapa penelitian menunjukan hubungan mengenai DER, ROA,
dan TATO dengan
Nilai Perusahaan. Nafisah, Halim, & Sari (2018) dan Permana & Rahyuda (2019) mengungkapkan pada penelitiannya bahwa debt to equity ratio memberi pengaruh negative beserta substansial kepada nilai perusahaan. Sementara itu terdapat pendapat
yang berbeda yang dikemukakan oleh Novayanti
(2017) dan Nur�aidawati
(2018) bahwasannya debt to equity
ratio memberi pengaruh positive & substansial pada perusahaan.
Menurut Salainti (2019), Yanti &
Darmayanti (2019), dan Suranto &
Walandouw (2017), return on assets memiliki pengaruh positive serta substansial pada nilai perusahaan. Sedangkan menurut Widodo (2018), return on assets tak memberi pengaruh pada nilai perusahaan.
Nia Willi
Yanti & Chandra (2019) menyatakan bahwasannya total asset turn over memberi efek positive pada nilai perusahaan sementara itu menurut Putri Utami & Welas (2019) dan Nursalim,
Van Rate, & Baramuli (2021), TATO
tak memberi pengaruh pada nilai perusahaan
Berdasarkan latar belakang tersebut terlihat adanya fenomena serta hasil penelitian
sebelumnya sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh debt to
equity ratio, return on asset, dan total assets turn over terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman...
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder. Populasi yang dipakai di penelitian ini ialah semua perusahaan
sektor konsumsi (makanan & minuman) yang teregistrasi di Bursa Efek
Indonesia di tahun 2016-2020. Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu dengan teknik purposive sampling.
Data penelitian diolah dengan menggunakan Eviews 9. Variabel independen dalam penelitian ini adalah DER (debt to equity ratio), ROA
(return on asset) dan TATO (total
assets turn over). Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Hasil dan Pembahasan
A. �Hasil Penelitian
Tabel 2
Hasil Uji t (FEM)
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
2.030182 |
0.154256 |
13.16113 |
0.0000 |
DER |
-0.244828 |
0.149846 |
-1.633865 |
0.1078 |
ROA |
1.589054 |
0.682399 |
2.328630 |
0.0234 |
TATO |
0.275155 |
0.129271 |
2.128513 |
0.0376 |
Sumber: Hasil olahan Penulis, 2021.
Uji hipotesis
pertama yang dilakukan dalam penelitian yaitu DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menghasilkan thitung
sebesar -1,633865 < dari ttabel sebesar 1,99394 dengan nilai
probabilitasnya 0,1078 yang lebih besar dari 0,05 artinya DER tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Nilai DER yang tinggi mencerminkan perusahaan tidak
mampu mengelola hutangnya dengan baik dan semakin meningkatkan risiko terhadap
para investor. Maka
demikian hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel debt to
equity ratio
(DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan ditolak.
Hipotesis
kedua dalam penelitian ini adalah ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penilitian ini menunjukan bahwa ROA memiliki nilai thitung 2,328630 > dari
ttabel 1,99394 dan nilai signifikansi
sebesar 0,0234 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menampakkan jika nilai ROA naik maka nilai perusahaan juga mengalami kenaikan karena hal ini
mengartikan bahwa tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan modal perusahaan tersebut sudah cukup baik.
Dengan demikian, hipotesis kedua diterima.
Pengujian hipotesis ketiga yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu TATO berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan juga diterima. Hasil dari penilitian ini menunjukan bahwa TATO memiliki nilai thitung 2,128513 > dari ttabel
1,99394 dan nilai signifikansi 0,0376 yang lebih kecil dari
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jika nilai TATO makin efisien pemakaian
keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan, maka aktivanya lebih cepat berputar untuk mendapatkan laba.
B. Pembahasan
Variabel debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya hal ini menunjukan
bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada sektor makanan dan minuman. Sesuai dengan teori asimetri dimana pihak-pihak yang berkontribusi dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek
dan risiko perusahaan, pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dibanding pihak lainnya. Perusahaan seharusnya mengusahakan penggunaan utang yang tidak melebihi target struktur modal
yang normal jika menginginkan
perusahannya mempunyai prospek yang menguntungkan.
Tidak berpengaruhnya variabel debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan mengindikasikan bahwa rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang
(Kasmir, 2012). Besarnya nilai DER menandakan bahwa sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak luar.
Ketika perusahaan tidak mampu mengelola hutangnya dengan optimal, hal tersebut akan
berdampak buruk pada kondisi keuangan perusahaan. Maka sebaiknya perusahaan-perusahaan
di sektor makanan dan minuman ini harus
bisa untuk mengelola hutangnya dengan baik seperti
fokus pada tujuan hutang tersebut, memperhitungkan risiko, mengoptimalkan pengelolaan hutang seperti mempergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan membayarkan semua kewajiban yang dimiliki agar kondisi keuangan perusahaan dan nilai perusahaan berada dalam kondisi stabil.
Hasil dari
penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Dhani & Utama (2017) dimana DER negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, karena semakin tingginya nilai DER maka profitabilitas perusahaan mengalami penurunan. Penurunan profitabilitas akan berdapak terhadap penurunan nilai perusahaan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian Prasetia (2014) yang menyatakan bahwa variabel debt to equity
ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa variabel return on asset
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Arti berpengaruhnya rasio ini menandakan bahwa jika nilai
ROA naik berarti nilai perusahaan sub sektor makanan dan minuman juga semakin naik. ROA adalah rasio yang mampu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh keuntungan. Presentase ROA yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu melakukan pengelolaan aset dengan baik.
Return on asset merupakan
salah satu indikator bagi para dan calon investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Dimana jika nilai ROA naik, maka publik akan
memiliki rasa kepercayaan terhadap perusahaan tersebut sehingga harga saham naik dan akan naik pula nilai perusahaannya. Hal ini didukung oleh signalling
theory dimana menurut Brigham & Joel (2011), isyarat atau signal adalah sebuah langkah dari perusahaan untuk membuat pertanda
kepada investor tentang bagaimana manajemen melihat peluang perusahaan. Perusahaan yang nilai
presentase rasio ROAnya tinggi mencerminkan
nilai perusahaan yang baik, sehingga investor terdorong untuk menaruh modalnya di perusahaan tersebut. Penyebab return on asset yang tinggi
mengartikan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan aset yang dimiliki dalam memperoleh laba. Dimana pendapatan laba yang tinggi mencerminkan bahwa pengelolaan keuangan perusahaan sudah dilakukan secara baik dan optimal.
Presentase rasio ROA bukan hanya berguna
bagi investor tetapi bisa juga digunakan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan ekspansi bisnisnya. Jika nilai ROA menunjukan nilai yang mencapai target atau tinggi maka
perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan
bisnisnya yang akan membuat investor terdorong untuk menaruh modalnya.
Hasil dari
penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi & Badjra (2017)
dan Irnawati (2019)
yang menyatakan bahwa kenaikan keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat meningkatkan sebuah nilai perusahaan.
Dimana nilai ROA yang tinggi
mencerminkan perusahaan mampu mengelola dengan baik aset-aset
yang dimilikinya untuk menghasilkan laba. Bertolak belakang dengan hasil penelitian
ini, Putri Utami & Welas (2019) menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
TATO adalah
rasio yang mencerminkan tingkat efesiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan atau total aset dalam menghasilkan volume penjualan. Dalam penelitian ini variabel total assets turn over berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang berarti jika nilai TATO naik maka nilai perusahaan
sub sektor makanan dan minuman juga naik. total asset turn
over merupakan salah satu
indikator bagi para dan calon investor dalam pengambilan keputusan investasinya, artinya perusahaan mampu memanfaatkan dana yang tertanam
pada aset dan mampu meningkatkan laba dan arus kas, sehingga calon investor akan tertarik untuk menanamkan saham di perusahaan tersebut dan akan berefek pula pada nilai perusahaannya. Hasil penelitian ini didukung oleh signalling
theory dimana menurut Brigham & Joel (2011) sinyal adalah pertanda dari perusahaan kepada investor tentang bagaimana manajemen melihat peluang perusahaan. Penyebab total
assets turn over yang semakin tinggi
mengartikan bahwa perputaran aset yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik, karena
semakin tinggi nilai TATO maka mencerminkan perusahaan tersebut mampu mengelola asetnya dengan maksimal.
TATO merupakan
rasio perputaran aset untuk melihat
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam mengelola penjulanan menggunakan seluruh aset yang dimiliki. Jika perusahaan menginginkan nilai perusahaan yang baik, maka perusahaan
harus mampu untuk memaksimalkan pengelolaan asetnya. Perputaran aset yang meningkat mencerminkan kapabilitas perusahaan ketika mengelola aset-asetnya dengan baik untuk menghasilkan
pernjualan yang tinggi. Semakin meningkatnya penjualan, maka makin besar pula laba yang dihasilkan dan nilai perusahaan juga akan semakin meningkat.
Penelitian ini mempunyai
hasil yang sejalan dengan Nafisah et al. (2018) dan Nur�aidawati (2018) yang menyatakan bahwa total assets turn over berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Bertolak
belakang dengan hasil penelitian ini, Alvionita, Sukandani, & Adi (2021) menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan. hasil penelitian. Dan pembahasan pengaruh
debt to equity ratio, return on assets, total assets turn over terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2016-2020 adalah variabel debt to equity ratio secara
parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan pada sektor Makanan & Minuman di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2016-2020. Variabel return on asset secara parsial memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor Makanan & Minuman di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2016-2020. Sedangkan variabel total assets turn over
secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan pada sektor Makanan & Minuman di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2016-2020. Terdapat beberapa saran yang menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Pertama, penelitian selanjutnya dapat menambah indikator baru, juga
mengidentifikasi dan mengkaji indikator lainnya yang mampu mempengaruhi nilai
perusahaan. Disarankan juga untuk menambah data sampel dan meneliti sektor
lainnya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Akbar, Firlana, & Fahmi, Irham. (2020). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Dan Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 5(1), 62�81.
Alvionita, Nanidyah, Sukandani, Yuni, & Adi, Bayu.
(2021). Pengaruh Tato Dan Ltdter Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan
Pertambangan. Journal Of Sustainability Bussiness Research (Jsbr), 2(4),
204�211.
Brigham, Eugene F., & Joel, F. (2011). Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan, Buku 2.
Dewi, Anak Agung Ayu Kemara, & Badjra, Ida Bagus. (2017).
Pengaruh Profitabilitas, Aktiva Tidak Berwujud, Ukuran Perusahaan, Dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. Udayana University.
Dhani, Isabella Permata, & Utama, A. A. Gde Satia.
(2017). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal, Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga, 2(1).
Haryono, Selly Anggraeni, Fitriany, Fitriany, & Fatima,
Eliza. (2017). Pengaruh Struktur Modal Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 14(2),
119�141.
Hermuningsih, Sri. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Size
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Siasat Bisnis, 16(2).
Irnawati, Jeni. (2019). Pengaruh Return On Assets (Roa),
Return On Equity (Roe) Dan Current Ratio (Cr) Terhadap Nilai Perusahaan Dan
Dampaknya Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal Sekuritas (Saham, Ekonomi,
Keuangan Dan Investasi), 2(2), 1�13.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Pt
Raja Grafindo Persada.
Kim, Sang Ho, & Taylor, Dennis. (2014). Intellectual
Capital Vs The Book-Value Of Assets: A Value-Relevance Comparison Based On
Productivity Measures. Journal Of Intellectual Capital.
Nafisah, Nila Izatun, Halim, Abdul, & Sari, Ati Retna.
(2018). Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der), Current
Ratio (Cr), Return On Equity (Roe), Price Earning Ratio (Per), Total Assets
Turnover (Tato), Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 6(2).
Novayanti, Ekarina. (2017). Pengaruh Roa, Der, Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Asuransi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). Universitas
Brawijaya.
Nur�aidawati, Siti. (2018). Pengaruh Current Ratio (Cr),
Total Asset Turnover (Tato), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Return On Asset
(Roa) Terhadap Harga Saham Dan Dampaknya Pada Nilai Perusahaan (Studi Kasus
Pada Sepuluh Bank Terbesar Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2011�2015). Jurnal Sekuritas (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 1(3).
Nursalim, Anggelia B., Van Rate, Paulina, & Baramuli,
Dedy N. (2021). Pengaruh Inflasi, Profitabilitas, Solvabilitas Dan Rasio
Aktivitas Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur Periode 2015-2018. Jurnal
Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4),
559�571.
Permana, Aanba, & Rahyuda, Henny. (2019). Pengaruh
Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Dan Inflasi Terhadap Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 8(3), 1577�1607.
Prasetia, Ta�dir Eko. (2014). Tommy, Parengkuan Dan S.
Saerang Ivone. Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Emba, 2(2),
879�889.
Salainti, Mirza Laili Inoditia. (2019). Pengaruh Current
Ratio, Total Asset Turnover Dan Debt To Equity Ratio Dan Return On Asset
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (Jirm), 8(10).
Sheikh, Jibran, Ahmed, Wajid Ahmed, Iqbal, Waheed, &
Masood, Muhammad Masood. (2012). Pecking At Pecking Order Theory: Evidence From
Pakistan�s Non-Financial Sector. Journal Of Competitiveness, 4(4).
Suranto, Vintia A. H. M., & Walandouw, Stanley K. (2017).
Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(2).
Utami, Putri, & Welas, Welas. (2019). Pengaruh Current
Ratio, Return On Asset, Total Asset Turnover Dan Debt To Equity Ratio Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti
Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(1), 57�76.
Utami, Rahmawati Budi, & Prasetiono, Prasetiono. (2016).
Analisis Pengaruh Tato, Wcto, Dan Der Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Roa
Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2013). Diponegoro Journal Of
Management, 5(2), 105�118.
Widodo, Adji. (2018). Analisis Pengaruh Current Ratio (Cr),
Total Asset Turnover (Tato), Dan Debt To Asset Ratio (Dar) Terhadap Return On
Asset (Roa), Serta Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan. Jimf (Jurnal Ilmiah
Manajemen Forkamma), 1(2).
Yanti, Igadn, & Darmayanti, Ni Putu Ayu. (2019). Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Likuiditas Terhadap
Nilai Perusahaan Makanan Dan Minuman. E-Jurnal Manajemen, 8(4),
2297�2324.
Yanti, Nia Willi, & Chandra, Stefani. (2019). Pengaruh
Cr, Dar, Tato Dan Tangibility Terhadap Roa Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 3(1), 91�98.
Copyright
holder: Subur Karyatun, Astrid Ardhana (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |