Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 3, Maret 2022
Nila Hayati, Nur Syamsiah
Gultom
Universitas Haji Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] �
Pemberian
ASI ekslusif merupakan bagian terpenting dalam tumbuh kembang
bayi. Hal tersebut tak lepas dari
pentingnya edukasi yang harus dimiliki oleh ibu post pregnancy sehingga dapat mempengaruhi perilaku ibu menyusui
dengan baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Efektivitas Pemberian Edukasi Asi Eksklusif Terhadap
Perilaku Menyusui Ibu Post
pregnancy di RSUD Kotapinang Labusel
Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian
semi eksperiment dengan desain penelitian one gathering pra-post test desain.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Juli 2021 sampai dengan Agustus 2021. Populasi berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive testing dengan
jumlah sampel sebanyak 25 orang. Hasil Penelitian
didapat bahwa nilai mean perilaku pada saat pretest yaitu 3,48 dengan standar deviasinya 1,686 dan sebelum dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif sebagian besar responden berperilaku tidak baik. Sedangkan
setelah diberikan edukasi ASI eksklusif sebagian besar responden berperilaku baik. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh
pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku menyusui ibu post pregnancy dengan nilai p-esteem 0,001 (p<0,05). Saran dalam
penelitian ini agar RSUD Kotapinang Labusel meningkatkan promosi kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif dengan mengaktifkan kelas ibu hamil,
dan memberikan informasi kepada ibu post pregnancy tentang kemampuan menyusui yang benar sehingga membantu kemampuan ibu dalam
memberikan ASI.Kesimpulan adanya pengaruh pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku menyusui ibu post pregnancy di RSUD Kotapinang
Labusel Tahun 2021..
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Perilaku Menyusui
Abstract
Restrictive breastfeeding is the main part in the
child's development and improvement. This is indistinguishable from the significance
of training that should be moved by post pregnancy moms so it can impact the
conduct of breastfeeding moms appropriately and accurately. This review means
to decide the viability of select breastfeeding instruction on breastfeeding
conduct for post pregnancy moms at the Kotapinang Labusel Medical clinic in
2021. This exploration is a semi trial research with one gathering pre-post
test research plan. This examination has been completed from July 2021 to
August 2021. The populace is 32 individuals. Inspecting utilizing purposive
testing with an example of 25 individuals. The consequences of the review the
mean worth of conduct at the hour of the pretest was 3.48 with a standard
deviation of 1.686 and prior to giving elite breastfeeding instruction was
generally awful conduct. While the in the wake of being given selective
breastfeeding training, the greater part of the respondents acted well. The
aftereffects of the exploration investigation showed that there was an impact
of restrictive breastfeeding schooling on breastfeeding conduct of post
pregnancy moms with a p-worth of 0.001 (p <0.05). in 2021. Ideas in this
review further develop wellbeing advancement about elite breastfeeding by
initiating classes for pregnant ladies, and giving data to post pregnancy moms
about the right breastfeeding capacity so it helps the mother's capacity to
give bosom milk, So it tends to be presumed that there was an impact of
restrictive breastfeeding schooling on breastfeeding conduct of post pregnancy
moms at the Kotapinang Labusel Medical clin.
Keywords:
Restrictive Breastfeeding,
Breastfeeding Conduct
Pendahuluan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alami yang dapat diisi ulang dan memberikan suplai nutrisi yang lengkap bagi bayi baru lahir, serta melindungi ibu dan anak dari penyakit dan memiliki efek against inflamasi (Handayani, Ariendha, & Pratiwi, 2019). Air Susu Ibu (ASI) menurut Badan Pusat Statistik (2017) merupakan sumber zat gizi yang dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu dan anak. Menyusui sangat penting, terutama pada tahap awal kehidupan; dengan demikian, bayi baru lahir cukup diberi ASI saja selama 6 bulan pertama tanpa menambah atau mengganti makanan dan minuman lain. Menyusui segera setelah lahir juga meningkatkan kontraksi rahim, menurunkan kehilangan darah ibu selama masa nifas.
UNICEF dan WHO menyarankan agar neonatus disusui secara eksklusif setidaknya selama enam bulan dan kemudian melanjutkan menyusui sampai bayi berusia dua tahun untuk menghindari morbiditas dan mortalitas bayi. Agar ibu tetap menyusui secara eksklusif selama enam bulan, WHO menyarankan agar bayi mendapatkan ASI saja, tanpa makanan atau minuman tambahan, termasuk air, perawat on request atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2018) .
Meskipun 96 persen ibu Indonesia menyusui, hanya 42 persen bayi di bawah enam bulan yang diberi ASI eksklusif, terlepas dari statistik ini. Hanya 55% bayi yang masih disusui secara eksklusif pada saat mereka berusia dua tahun. Dalam hal memberi makan bayi baru lahir, menyusui sebagai metode utama masih belum memadai. Malnutrisi, hindering, dan keterlambatan tumbuh kembang pada anak dapat dihindari sedini mungkin dengan memberikan ASI saja dan makanan tambahan yang cukup gizi (AIMI, 2017).
Kementerian Kesehatan ingin meningkatkan target pemberian ASI eksklusif menjadi 80%. Namun, pemberian ASI eksklusif masih jarang di Indonesia, terhitung hanya 74,5 persen dari semua bayi (Balitbangkes, 2019). Menurut statistik profil kesehatan Indonesia, 68,74 persen bayi baru lahir mendapat ASI eksklusif pada tahun 2018. (Kementerian Kesehatan, 2019). Menurut Profil Kesehatan Sumut (2017), proporsi bayi baru lahir yang mendapat ASI eksklusif pada tahun 2016 menurun secara substansial dibandingkan dengan tahun 2015, jauh dari target nasional sekitar 40 persen sebesar 28,5 persen. Labuhanbatu Utara 4.069 bayi (97,90 persen), Samosir 659 bayi (94,8 persen), Humbang Hasundutan 1.796 bayi (84,0 persen), Simalungun 5.411 bayi (60,6 persen), Dairi 1.576 bayi (55,7 persen), PakPak bharat 261 bayi (50,5 persen) , Shop Serdang 10.355 bayi (47,1 persen), Asahan 3.317 bayi (43,6 persen), Labuhan Batu 2, (46,7 persen). Sedangkan Kota Medan memiliki 1.589 bayi baru lahir (6,7 persen) dan Tebing Tinggi memiliki 119 bayi dengan tingkat pencapaian 10% (7,4 persen).
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh empat faktor yaitu pengetahuan tentang ASI eksklusif, dukungan keluarga, mitos/kepercayaan dan pemasaran susu formula, menurut Rambu (2015).
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut. Selain dukungan keluarga, teman, dan pihak yang membantu persalinan, ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif harus mendapat dukungan dari individu lain dalam hidupnya. Kemampuan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh keluarganya. Untuk memahami pentingnya peran profesional kesehatan dalam memastikan, mempromosikan, dan mendukung menyusui, kita harus melihat keterlibatan penuh mereka.
Kekurangan ibu nifas merupakan faktor penyebab kurangnya cakupan menyusui karena menyusui dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, namun masih kurangnya cakupan menyusui karena masih banyak kesalahan perilaku ibu menyusui. Pengetahuan dan praktik menyusui. Konsekuensi dari menyusui ibu yang buruk mungkin banyak. Kegagalan keperawatan sering terjadi. Hal ini disebabkan masih banyaknya permasalahan dalam teknik menyusui, postur tubuh, dan holding yang kurang baik antara ibu dan anak. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong praktik keperawatan ibu nifas untuk mengatasi masalah tersebut melalui pendidikan kesehatan (Maulida, Umriaty, Dina, & Zulfiana, 2018).
Kurangnya penutup ASI pada wanita disebabkan oleh kurangnya suplai ASI pada awal masa menyusui, menurut Handayani et al (2019). Manajemen laktasi atau perilaku menyusui yang tidak mendukung merupakan penyebab withering umum dari kesulitan menyusui, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih ada masalah. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi secara negatif oleh rendahnya tingkat pemberian ASI, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas sumber daya manusia secara umum. A. Rahman (2017) dalam hal efikasi diri, penelitian Martika (2019) menemukan bahwa pendidikan menyusui berpengaruh besar terhadap tingkat efikasi diri ibu menyusui di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2019. pendidikan berpengaruh terhadap t-2150 ditemukan signifikan secara statistik pada nilai-p 0,05 dan dengan nilai-p 0,04.
Rumah Sakit Umum Daerah Kotapinang Labuhanbatu Selatan merupakan rumah sakit terbesar di wilayah Labuhanbatu Selatan, dengan visi dan tujuan antara lain meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir guna meminimalkan angka kematian dan kesakitan bayi. Oleh karena itu, RSUD Kotapinang senantiasa mengedukasi ibu nifas tentang perlunya pemberian ASI eksklusif bagi bayi baru lahirnya. Apakah bermanfaat pemberian penyuluhan tentang perilaku menyusui eksklusif pada ibu nifas di RS Kotapinang Labusel tahun 2021 untuk tujuan tersebut.
�Secara khusus, penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental, yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu perlakuan memiliki dampak positif atau negatif terhadap situasi yang dihadapi. Tes pra-posting dilakukan hanya pada satu kelompok dalam penyelidikan ini. Dalam hal pemberian ASI eksklusif, penelitian ini dirancang untuk menilai seberapa efektif hal itu. Sebelum dan sesudah intervensi, kelompok subjek disurvei. Temuan pra dan pasca pengujian dibandingkan dalam studi kausalitas (Dharma, 2011).
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kotapinang Labusel karena salah satu visi dan misi rumah sakit untuk meningkatkan program ASI eksklusif dengan memberikan edukasi terhadap ibu post pregnancy namun masih tinggi angka dimana ibu post pregnancy berperilaku tidak benar dalam menyusui.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum yang sedang menyusui di RSUD Kotapinang Labusel pada bulan Mei, Juni, Juli yaitu sebanyak 32 orang. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu cara menyaring responen dengan beberapa kriteria yaitu Ibu post partum yang masih menyusui 0-6 bulan dan Ibu postpartum tidak memberikan makanan tambahan selain ASI, Adapun jumlah sampel yang didapatkan dalam penelitian ini berjumlah 25 ibu postpartum.
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden�������������������������������������������������������������
Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Untuk lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Ibu Postpartum di RSUD Kotapinang Labusel Tahun
2021
Karakteristik Responden |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
|
|
Umur |
|
|
||
<20 dan >35 tahun |
4 |
16,0 |
||
20-35 tahun |
21 |
84,0 |
||
Jumlah |
25 |
100,0 |
||
Pendidikan |
|
|
||
SD |
0 |
0 |
||
SMP |
6 |
24,0 |
||
SMA |
10 |
40,0 |
||
Perguruan tinggi |
9 |
36,0 |
||
Jumlah |
25 |
100,0 |
||
Pekerjaan |
|
|
||
Bekerja |
14 |
56,0 |
||
Tidak bekerja |
11 |
44,0 |
||
Jumlah |
25 |
100,0 |
||
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas umur responden 20-35 tahun yaitu 21 orang
(84,0%), mayoritas responden berpendidikan tamat SMA yaitu 10 orang (40,0%),
dan pekerjaan mayoritas bekerja yaitu 14 orang (56,0%).
Perilaku Menyusui Ibu Postpartum����������
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu postpartum diperoleh perilaku menyusui ibu sebelum dan sesudah dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif, sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Kategori Perilaku Menyusui Ibu Postpartum Sebelum Dilakukan
Edukasi ASI Ekslusif di RSUD Kotapinang Labusel Tahun 2021
Perilaku |
Pretest |
Postest |
||
F |
% |
F |
% |
|
Baik |
8 |
32,0 |
24 |
96,0 |
Tidak baik |
17 |
68,0 |
1 |
4,0 |
Jumlah |
25 |
100,0 |
25 |
100,0 |
Hasil tabel 2 diatas menunjukan perilaku menyusui ibu postpartum sebelum dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif diperoleh bahwa mayoritas kategori tidak baik ada 17 orang (68,0%), sedangkan yang kategori baik ada 8 orang (32,0%).
Sesudah dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif diperoleh bahwa perilaku responden mayoritas kategori baik ada 24 orang (96,0%), sedangkan yang kategori tidak baik ada 1 orang (4,0%).
Tabel
3
Skor
Perilaku
Menyusui Ibu Postpartum Sebelum Dilakukan Edukasi ASI Ekslusif di RSUD Kotapinang Labusel Tahun 2021
Perilaku Menyusui |
N |
Rata-rata |
SD |
Min |
Maks |
Pretest |
25 |
3,48 |
1,686 |
1 |
7 |
Postest |
25 |
6,76 |
1,128 |
4 |
8 |
Berdasarkan hasil temuan tabel 3, skor rata-rata perilaku menyusui ibu nifas sebelum diberikan penyuluhan ASI Eksklusif adalah 3,48, dengan standar deviasi 1,686, nilai minimal 1 dan nilai tertinggi 7. Ketersediaan ASI Eksklusif instruksi tumbuh, dengan nilai rata-rata 6,76, standar deviasi 1,128, nilai minimum 4 dan nilai maksimum 8.
Pengaruh
Pemberian Edukasi ASI Eksklusif terhadap Perilaku Menyusui Ibu Postpartum di
RSUD Kotapinang Labusel Tahun 2021
Untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku mqnyusui ibu postpartum dilakukan analisis bivariat. Namun, sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data.
Uji normalitas bertujuan untuk mqngqtahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dengan nilai p>0,05. Uji normalitas data yang digunakan adalah uji Shapiro Wilks dengan alasan sampel (n<50).
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel |
P |
Keterangan |
Uji |
Perilaku sebelum dilakukan perlakuan |
0,163 |
Normal |
Wilcoxon |
Perilaku sesudah dilakukan perlakuan |
0,006 |
Tidak Normal |
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh bahwa variabel perilaku sebelum dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif diperoleh nilai p=0,163 (p>0,05), artinya data berdistribusi normal, sedangkan sesudah dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif diperoleh nilai p=0,006 (p<0,05), artinya data tidak berdistribusi normal, sehingga boleh dilanjutkan menggunakan uji wilcoxon.
Tabel 5
Pengaruh Pemberian Edukasi
ASI Eksklusif terhadap Perilaku Menyusui Ibu Post Partum
Perilaku |
Rata-Rata |
Standar
Deviasi |
P |
Sebelum dilakukan perlakuan |
3,48 |
1,686 |
<0,001 |
Sesudah dilakukan perlakuan |
6,76 |
1,128 |
Berdasarkan tabel .5 di atas diperoleh nilai rata-rata perilaku menyusui ibu postpartum sebelum dilakukan perlakuan sebesar 3,48 dengan standar deviasi 1,686 dan sesudah diberikan perlakuan terjadi peningkatan rata-rata menjadi 6,76 dengan standar deviasi 1,128. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku menyusui ibu postpartum di RSUD Kotapinang Labusel dengan nilai p<0,001.
Pembahasan
Perilaku Menyusui Ibu Postpartum
Sebelum Dilakukan Pemberian Edukasi ASI Eksklusif di RSUD Kotapinang Labusel
Berdasarkan hasil penelitian, nilai mean perilaku pada saat pretest yaitu 3,48 dengan standar deviasinya 1,686. Responden dengan kategori perilaku baik pada saat pretest sebesar 32,0% sedangkan perilaku dengan kategori tidak baik sebesar 68,0%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu menyusui sebelum dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif sebagian besar responden berperilaku tidak baik.
Penelitian ini menunjukkan sebanyak 17 responden (68,0%) memiliki perilaku yang tidak baik, kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor pekerjaan responden yang sebagian besar sebagai ibu rumah tangga dan pengalaman yang dimilikinya, sehingga responden memiliki keterbatasan dalam memperoleh informasi termasuk informasi yang berkaitan dengan teknik menyusui yang benar. Hal ini sesuai dengan� teori Green yang menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi perilaku antara lain faktor predisposisi yang meliputi pendidikan (Sabulinda, 2012).
Survei ini juga menemukan bahwa sebanyak 8 responden (32,0 persen) menunjukkan perilaku yang sangat baik dalam hal prosedur keperawatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi ini mungkin dipengaruhi oleh usia dan pendidikan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun dan berpendidikan SLTA sebanyak 10 responden, dimana pada saat itu daya tangkap dan daya pikir seseorang sudah matang, sehingga kemampuan menyerap informasi dan menjadikannya pengetahuan. sedang membaik.
Pengetahuan berhubungan langsung dengan pendidikan, karena diasumsikan bahwa seseorang dengan pendidikan tinggi akan memiliki informasi yang lebih luas, khususnya dalam hal menyusui, dimana pengetahuan yang unggul akan memudahkan ibu untuk menyusui. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pendidikan; semakin baik pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi; semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pemahaman yang diperolehnya tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2014).
Sikap merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan perilaku. Sikap adalah kesiapan atau keinginan untuk bertindak, bukan pelaksanaan motivasi tertentu. Sikap adalah kecenderungan untuk suatu tindakan atau perilaku, bukan tindakan itu sendiri. (Notoatmodjo, 2012).
Perilaku Menyusui Ibu Postpartum Sesudah Dilakukan Pemberian
Edukasi ASI Eksklusif di RSUD Kotapinang Labusel
Berdasarkan hasil penelitian, nilai mean perilaku pada saat posttest yaitu 6,76 dengan standar deviasinya 1,128. Responden dengan kategori perilaku baik pada saat posttest sebesar 96,0% sedangkan perilaku dengan kategori tidak baik sebesar 4,0%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu menyusui sesudah dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif sebagian besar responden berperilaku baik.
Responden dengan perilaku sebelum perlakuan memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,48, sedangkan responden yang berperilaku setelah perlakuan memperoleh nilai rata-rata sebesar 6,76 dengan nilai p sebesar 0,001. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Alaydroes (2019) yang menemukan perbedaan substansial pemahaman ibu sebelum dan sesudah diberikan media leaflet, dengan hasil pretest 64,3 persen naik menjadi 71,4 persen pada posttest. Hal ini tergantung pada tingkat pengetahuan ibu, karena beberapa ibu sudah memahami apa itu menyusui sebelum ditawari intervensi; Namun, ibu tidak melakukannya karena beberapa ibu merasa sulit untuk memerah ASI, sehingga mereka menggantinya dengan susu formula.
Menurut temuan penelitian Rossalin (2014), terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif terhadap kesiapan menyusui pada ibu primigravida, karena terdapat perbedaan kesiapan menyusui yang signifikan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan.
Sikap dibentuk oleh berbagai keadaan, termasuk pengalaman pribadi dan pengaruh orang lain yang dianggap penting. Perubahan sikap sebagai akibat dari pengalaman, dimana sikap positif atau negatif seseorang dalam keperawatan ditentukan oleh pengalaman yang diperoleh, serta variabel intrinsik dan persuasi, seperti konseling dan pendidikan kesehatan. Memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu hal tertentu dapat menyebabkan pendapat seseorang bergeser (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Desmawati, Agustina, and Kusumastuti (2018) bahwa pemberian edukasi mengenai ASI eksklusif kembali segera setelah bayi lahir walaupun sudah diberikan saat hamil, terbukti membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga mereka, meningkatkan motivasi ibu dan keluarga dalam memberikan ASI untuk bayi. Kenyamanan psikologis, terhindar dari stress, kecemasan, ketidaktenangan meningkatkan produksi ASI. Hal ini ditunjukkan dari setelah diberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif terjadi peningkatan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI, sehingga terbukti meningkatkan produksi dan ejeksi ASI, karena merangsang oksitosin dan prolactin yang berperan penting pembentukan dan penyaluran ASI keluar.
Pendidikan pada orang dewasa berpengaruh terhadap perubahan kemampuan, penampilan, atau perilaku serta tindakannya karena orang dewasa sudah memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu yang sudah bertahun-tahun dipelajarinya jika pengetahuan, sikap, dan sesuatu tindakan yang mereka yakini maka akan sulit mereka menerima. Oleh sebab itu pendidikan orang dewasa sangat efektif menghasilkan tindakan pemberian ASI yang baik dan juga memahami tentang pentingnya pemberian ASI apabila mereka memiliki tingkatan pendidikan yang cukup baik (Zakaria, 2014).
Pengaruh Pemberian Edukasi ASI Eksklusif Terhadap Perilaku
Menyusui Ibu Postpartum di RSUD Kotapinang Labusel
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku menyusui ibu post pregnancy dengan nilai p-esteem <0,001 (p<0,05). Responden dengan perilaku sebelum dilakukan perlakuan diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,48 terjadi peningkatan perilaku setelah dilakukan perlakuan dengan nilai rata-rata sebesar 6,76.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Yuliani et al., 2021) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian edukasi kesehatan tentang ASI terhadap perilaku menyusui ibu post pregnancy di Rumah Sakit Daerah Balung Jember. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Maulida (2016) bahwa pendidikan kesehatan dengan lembar balik berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI pada ibu post pregnancy dengan nilai p=0,00.
Edukasi melalui pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan dapat mulai dilakukan sejak ibu hamil, dan ibu melahirkan. Pendidikan kesehatan khususnya tentang ASI dan menyusui pada ibu hamil trimester III merupakan hal yang sangat penting untuk diberikan. Karena ini merupakan langkah awal dalam keberhasilan menyusui. Dengan adanya pemberian pendidikan kesehatan pada masa kehamilan maka ibu sudah terpapar informasi tentang betapa besarnya manfaat ASI untuk ibu, bayi dan keluarga, sehingga diharapkan ibu hamil memiliki pengetahuan dan rasa percaya diri yang baik sehingga mau dan mampu untuk memberikan ASI secara eksklusif setelah compositions persalinan (Hapitria & Padmawati, 2017).
Tujuan pendidikan ASI adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, dan melihat ibu ketika menyusui, serta membantu mereka mengembangkan sikap positif terhadap pemberian ASI, perubahan perilaku dari ibu-ibu post pregnancy sehingga mampu untuk mengatasi hambatan atau kendala-kendala dan masalah saat menyusui. Oleh sebab itu dengan adanya penyampaian informasi oleh tenaga kesehatan, perilaku pemberian ASI terutama mengatasi hambatan atau kendala-kendala dan masalah dalam menyusui, serta dapat meningkatkan angka cakupan pemberian ASI eksklusif (Maulida, 2016).
Berdasasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Kotapinang Labusel Tahun 2021 didapatkan kesimpulan Perilaku menyusui ibu postpartum sebelum dilakukan pemberian edukasi ASI eksklusif di RSUD Kotapinang Labusel mayoritas kategori tidak baik. Perilaku menyusui ibu postpartum sesudah dilakukan pemberian edukasi ASI Eksklusif di RSUD Kotapinang Labusel mayoritas kategori baik. Terdapat pengaruh pemberian edukasi ASI eksklusif terhadap perilaku menyusui ibu postpartum di RSUD Kotapinang Labusel.
Handayani, Sri, Ariendha,
Dian Soekmawaty Riezqy, & Pratiwi, Yopi Suryatim. (2019). Lama Penyimpanan
Air Susu Ibu (ASI) Memengaruhi Kandungan Zat Gizi Dalam ASI. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 7(2), 24�28. Google Scholar
Hapitria, Pepi, & Padmawati, Rinela. (2017). Efektifitas
pendidikan kesehatan melalui multimedia dan tatap muka terhadap pengetahuan dan
sikap ibu hamil tentang asi dan menyusui. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan,
5(2), 156�167. Google Scholar
Maulida, Iroma, Umriaty, Indah Siloka Dina3 Evi Zulfiana,
Dina, Indah Siloka, & Zulfiana, Evi. (2018). Pengaruh Keikutsertaan Kelas
Ibu Hamil Terhadap Peningkatan Ketrampilan Ibu Nifas Dalam Pemberian Asi
Eksklusif Di Kecamatan Margadana Kota Tegal Tahun 2017. Jurnal Kebidanan,
7(1), 47�53. Google Scholar
Yuliani, Diki Retno, Saragih, Elfirayani, Astuti, Anjar, Wahyuni, Wahyuni, Ani, Murti, Muyassaroh, Yanik, Nardina, Evita Aurilia, Dewi, Ratih Kumala, Sulfianti, Sulfianti, & Ismawati, Ismawati. (2021). Asuhan Kehamilan. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Copyright
holder: Nila Hayati, Nur Syamsiah Gultom (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |