Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 3, Maret 2022
PERAN MEDIASI
ORGANIZATIONAL
ENGAGEMENT DALAM HUBUNGAN PRAKTIK HUMAN RESOURCES MANAGEMENT DAN EMPLOYEE
RETENTION DI PERUSAHAAN KONTRAKTOR PERTAMBANGAN BATU BARA
INDONESIA
Anna Apriliana A.P, Iwan Suparjo, Tengku Mohd. Khairal Abdullah
Binus University Business School, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan utama dari penelitian ini
untuk menyelidiki hubungan yang kompleks antara Praktik HRM (Human
Resources Management),
organizational engagement, dan employee retention menggunakan analisis
mediasi.Prosedur
pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling design untuk memilih
total 82 karyawan tenaga ahli di salah satu perusahaan kontraktor pertambangan. Analisis mediasi
menggunakan makro PROCESS Hayes.Hasilnya
menunjukkan bahwa beberapa praktik HRM berupa compensation, dan
training
and development
memiliki pengaruh pada employee retention melalui mediasi organizational
engagement. Penelitian ini dilakukan di industri pertambangan batuabara di
indonesia dan analisis berdasarkan data yang tidak dapat digeneralisasikan di
berbagai sektor dan lingkungan internasional yang lebih luas.Hasilnya
menghasilkan informasi yang berguna bagi praktisi sumber daya manusia. Analisis
Praktik HRM dan Organizational Engagement menghasilkan informasi retensi terperinci untuk
para praktisi, yang memungkinkan mereka untuk menargetkan karyawan yang
tepat dengan strategi yang tepat.Studi ini memperluas literatur dengan secara empiris
menambahkan bukti bahwa hubungan Praktik HRM dimediasi oleh Organizational
Engagement terhadap Employee Retentention di industri pertambangan batubara
di Indonesia.
Kata
Kunci: Praktik HRM; Employee Retention;
Organizational Engagament; Research Paper
Abstract
The main objective of this study was to investigate the complex
relationship between HRM (Human Resources Management) practices, organizational
engagement, and employee retention using mediation analysis. The sampling
procedure used a purposive sampling design to select a total of 82 skilled
employees at a mining contractor company. Mediation analysis uses the PROCESS
Hayes macro. The results show that several HRM practices in the form of
compensation, and training and development have an influence on employee
retention through mediation of organizational engagement. This research was
conducted in the coal mining industry in Indonesia and the analysis is based on
data that cannot be generalized across various sectors and the wider international
environment. The results provide useful information for human resource
practitioners. Analysis of HRM Practices and Organizational Engagement yields
detailed retention information for practitioners, enabling them to target the
right employees with the right strategies. This study expands the literature by
empirically adding evidence that the relationship of HRM Practices mediated by
Organizational Engagement to Employee Retention in the mining industry coal in
Indonesia.
.
Keywords: Practices HRM; Employee
Retention; Organizational Engagament
Research Paper
Pendahuluan
Kegagalan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualifikasi dianggap sebagai masalah utama dalam
survei CEO
Global tahun 2016 oleh Conference Board (Steil, de Cuffa, Iwaya, & Pacheco, 2020). Sejalan
dengan itu, survey Society for Human Resources Management
(SHRM) tahun 2018 menunjukkan
bahwa salah satu tantangan dalam HRM yang disorot adalah terkait employee
retention sebesar 47% (SIA, 2018). Disamping itu, hasil survey Deloitte Millennial di tahun
2019, ditemukan bahwa 49% karyawan memiliki keinginan untuk berhenti dari pekerjaannya
saat ini dalam waktu dua
tahun mendatang, dimana persentase ini meningkat dari
tahun 2017 dari hanya sebesar 38% (Deloitte,
2019). Masalah terkait employee retention selalu
menjadi tantangan untuk manajemen (Mathimaran & Kumar, 2017)). Ketika seorang karyawan berhenti dari pekerjaannya,
organisasi akan mengalami beberapa kerugian yakni
kehilangan pelanggan yang loyal
(khususnya di sektor jasa), kehilangan keahlian (expertise), kehilangan
biaya (perekrutan, administrasi, dan pelatihan), serta gangguan rutinitas pekerjaan yang akhirnya dapat berujung bencana bagi organisasi (Khalid & Nawab, 2018).
Mempertahankan tenaga kerja berbakat
sangatlah penting untuk keberhasilan organisasi, untuk memastikan kepuasan pelanggan dan untuk meningkatkan penjualan produk (Kundu & Lata, 2017 ; Mathimaran & Kumar, 2017
). Sejalan dengan hal tersebut, Karamaker
& Saha (2016) menyatakan
bahwa industri
swasta perlu melakukan identifikasi dan mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan retensi, praktik HRM dan kepuasan kerja (Hassan et al., 2020).
Manajemen juga harus melihat strategi retensi sebagai investasi jangka panjang untuk pertumbuhan di masa depan dan juga daya saing perusahaan (Cloutier, Felusiak, Hill & Pemberton-Jones, 2015). Beberapa hal telah
disarankan untuk meningkatkan dan mempertahankan karyawan, diantaranya adalah Praktik HRM (Human
Resources Management) seperti compensation
dan training and development dikenal sebagai kunci penting
untuk mempertahankan karyawan (Bibi et al., 2018). Bahkan
menurut Koster (2011), Praktik HRM memiliki peran dalam membangun
hubungan timbal balik antara perusahaaan dan karyawan, tentang kepercayaan dan tugas bersama. Hubungan ini mengikuti Teori
�Pertukaran Sosial� (Social
Exchange Theory) dimana karyawan
menawarkan layanan kepada organisasi dengan imbalan tunjangan dan manfaat lain yang karyawan terima dari organisasi (Jawaad et al., 2019).
Tujuan dari penelitian ini adalah (1). Melihat setiap pengaruh variabel Praktik HRM berupa Compensation dan Training and Development
terhadap Employee Retention; (2) Melihat efek mediating dari Organizational Engagement pada hubungan Praktik HRM berupa Compensation dan Training and Development
terhadap Employee Retention.
Metode Penelitian
a. �Research Design
Riset ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian dilakukan pada kondisi natural (non-contrived) dan menggunakan
metode pengumpulan data secara cross sectional.�
Riset ini melibatkan responden dari perusahaan kontraktor pertambangan batubara dimana individu/ karyawan yang bekerja secara aktif di perusahaan tersebut merupakan unit analysis-nya. Definisi inilah
yang kemudiannya digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, Purposive sampling design dipilih
sebagai sample design yang dianggap
sesuai dalam penelitian ini karena hanya responden
yang bisa dikategorikan sebagai tenaga ahli (expert) yang akan dipilih sebagai target sample pada
penelitian ini. Melalui pengambilan sampel peneliti dapat mereduksi data yang perlu dikumpulkan dan membuat kesimpulan yang mewakili keseluruhan populasi (Zikmund, 2003). Central Limit Theorem mengindikasikan bahwa ukuran sampel harus
30 atau lebih besar agar dapat diukur sebagai ukuran sampel yang besar (Sekaran & Bougie, 2016). Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah
30 orang karyawan tenaga ahli, dengan mempertimbangkan
jumlah populasi tenaga ahli sejumlah
493 karyawan pada akhir tahun 2020.
b. �Measurements
Data pada penelitian
ini diperoleh dari sumber data primer (primary data) yang diperoleh
langsung oleh peneliti dari responden yang diberikan kuisioner secara elektronik. Kuesioner disebarkan kepada responden melalui google form untuk dapat diisi
secara online.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya dimana responden akan mencatat jawaban
mereka, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran
& Bougie, 2016). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dinilai menggunakan
beberapa item dari studi yang berbeda dalam literatur yang ada. Bagian kedua terdiri dari pernyataan
terkait dengan variabel penelitian. Responden ditanyakan persepsinya mengunakan 4 skala likert yang terdiri dari kuesioner
yang mengukur Compensation, Training &
Development, Organizational Engagement dan Employee Retention. Pengukuran variabel menggunakan 27 item pernyataan
yang digunakan dan telah dimodifikasi dari penelitian sebelumnya.
� Compensation (independent
variable). Compensation
diukur dengan lima iterm pertanyaan dengan mengadaptasi Fahim (2018); (Surienty, Ramayah, Lo, & Tarmizi, 2014)Training & Development (independent
variable). Item training & development terdiri dari empat pertanyaan
yang diadaptasi� dari Fahim� (2018) dan Mukherjee, Chandra, & Singh
(2019).
� Organizational Engagement
(mediating variable).Organizational Engagement
terdiri dari tujuh pertanyaan dengan
mengadaptasi skala Subhash & Kundu (2017) dan Saks(Saks, 2006)
�
Employee Retention
(dependent variable). Item Employee retention menggunakan
skala Subhash & Kundu (2017) yang terdiri dari tiga item pertanyaan.
c. Data Analysis Method
Teknik statistika
untuk menganalisa data dan menguji hipotesis pada penelitian ini memanfaatkan makro PROCESS yang dikembangkan oleh Prof. Andrew Hayes dalam
SPSS versi 25 menggunakan Model
4 (Simple mediation model)
Hasil dan Pembahasan
1. Respondent Characteristics
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara variabel yang diteliti yaitu Organizational Engagement sebagai mediator hubungan antara Praktik HRM (Compensation, Training and Development) dengan Employee Retention pada tenaga ahli salah satu perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia. Diperoleh dari sebanyak 85 responden, diidentifikasi 82 responden merespon dengan informasi lengkap. Pada Tabel 1 Profil responden dengan mayoritas sebesar 95,1 persen adalah laki-laki. 75,6 persen responden berada pada kelompok usia Gen-Y Awal (31�41 tahun). Mayoritas responden sebesar 46,5 persen memiliki pengalaman kerja 6-10 tahun di perusahaan.
Tabel 1
Profil Responden
Variables |
Frequency |
Percentage
of totals |
Gender |
|
|
Laki-laki |
78 |
95,1% |
Wanita |
4 |
4,9% |
Age |
|
|
Gen-Y Awal (1980-1990) |
62 |
75,6% |
Gen-Y Akhir (1991-1997) |
20 |
24,4% |
Education |
|
|
SLTA |
2 |
2,4% |
Diploma |
10 |
12,2% |
S1 |
66 |
80,5% |
S2/S3 |
4 |
4,9% |
Tenure |
|
|
< 5 tahun |
15 |
18,3% |
6-10 tahun |
38 |
46,3% |
11-15 tahun |
18 |
22,0% |
16-20 tahun |
11 |
13,4% |
Work Location |
|
|
Head Office |
25 |
30,5% |
Job Site |
57 |
69,5% |
2. Uji Asumsi
Klasik
Uji Asumsi Klasik diterapkan pada penelitian ini dimana hasil uji normalitas univariat Kolmogorov-Smirnov
Test diperoleh nilai
absolute yaitu 0,113 yang apabila
dibandingkan dengan kolmogorov tabel pada sampel N=82 yaitu 0,150, maka 0,113 < 0,150 yang berarti
data berdistribusi normal. Hasil normal probability
plot menunjukkan data ploting
menggambarkan data sesungguhnya
mengikuti garis diagonal yang berarti
model penelitian memenuhi asumsi normalitas multivariate atau model regresi berdistribusi normal. Nilai Linearity Sig. 0,000 < 0,05,
artinya hubungan antar variabel dapat dijelaskan dengan model linear. Kemudian, untuk Uji Multikolinieritas, hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan
nilai 2,607 � 3,918, jauh dari kriteria yang dapat diterima yaitu < 10 dan nilai-nilai toleransi terkait dengan variabel independen ditemukan dalam kisaran 0,255 � 0,445.
Nilai 0,10 direkomendasikan sebagai
tingkat toleransi minimum (Tabachnick dan Fidell, 2001).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
unsur multikolonieritas antar variabel independen. Uji Heteroskedastisitas
dengan grafik scatterplot diketahui bahwa titik data menyebar secara acak serta
tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
gejala heteroskedastisitas
pada model regresi dalam penelitian ini.
3. Validity & Realibility Test
Data
diuji kesuaiannya dengan Kaiser�Meyer�Olkin (KMO) dan Bartlett�s test of
sphericity. Semua variabel memenuhi nilai minimum KMO yang dapat diterima 0,5
dan uji Barlett signifikan pada p<0,05. Sedangkan untuk menguji konsistensi
internal dari item digunakan uji cronbach. Penelitian menunjukkan bahwa nilai
yang lebih besar dari 0,7 dapat diterima dan menggambarkan skala yang valid dan
dapat diandalkan Nunnally & Bernstein (1994); Kline (2015). Nilai Cronbach
Alpha untuk item pertanyaan variabel Compensation, Training &
Development, Organizational Engagement & Employee Retention
masing-masing adalah 0,843, 0,849, 0,912, 0,917, dan 0,837.
4. Hypothesis Test
a.
Simple Mediation Analysis
Compensation (COM) Analisis
mediasi pada variabel Compensation (COM) dilakukan dengan menggunakan PROCESS
Model 4. Hasilnya menunjukkan bahwa jalur a (pengaruh atau efek langsung COM
pada ORE) dan jalur b (pengaruh atau efek langsung ORE pada EMR) serta jalur c�
(pengaruh atau efek langsung COM pada EMR) signifikan pada taraf p < 0,05
(Tabel 2). Ini menjelaskan bahwa ada peran mediasi parsial ORE pada hubungan COM
terhadap EMR. Selanjutnya, hasil menunjukkan bahwa nol tidak termasuk dalam
interval kepercayaan bawah (LLCI) dan atas (ULCI), mengkonfirmasikan efek tidak
langsung menjadi signifikan pada COM terhadap EMR (efek tidak langsung 0.5358,
LLCI = 0.3268; UCLI = 0.7532).
Y (Employee Retention) M (Organizational Engagement) X (Compensation) Path a =
.6321* 0. Path b =
.8478* Path c =
.8166* Path c�=
.2807*
Gambar
2. Mediation model
(PROCESS macro) Variabel : Compensation (COM)
Tabel 2
Multiple Regression Output
(N = 82) Variabel : COM
|
β (Effect) |
SE |
t |
p |
LLCI |
ULCI |
Path a COM ke ORE |
.6321* |
.0730 |
8.6530 |
.0000 |
.4867 |
.7774 |
Path b ORE ke EMR |
.8478* |
.1313 |
6.4547 |
.0000 |
.5863 |
1.1092 |
Efek Total atau Patch c� COM ke EMR |
.8166* |
.1054 |
7.7485 |
.0000 |
.6069 |
1.0263 |
Efek Langsung atau Patch c� COM ke EMR |
.2807* |
.1194 |
2.3513 |
.0212 |
.0431 |
.5184 |
Efek Tidak Langsung atau Path a*b COM ke EMR |
.5358* |
.1082 |
|
|
.3268 |
.7532 |
Notes: *p < 0.05; β � Unstandardized
coefficients, SE � Standard error, LLCI � Lower level of
confidenceinterval,UCLI � Upper level of confidence interval
b.
Training & Development
(TAD)
Analisis
mediasi pada variabel Training and Development (TAD) dilakukan dengan
menggunakan PROCESS Model 4. Hasilnya menunjukkan bahwa jalur a (pengaruh atau
efek langsung TAD pada ORE) dan jalur b (pengaruh atau efek langsung ORE pada
EMR) signifikan serta jalur c� (pengaruh atau efek langsung TAD pada EMR) tidak
signifikan pada taraf p < 0,05 (Tabel 3). Ini menjelaskan bahwa ORE
bertindak sebagai moderator sepenuhnya pada hubungan TAD terhadap EMR. Selanjutnya,
hasil menunjukkan bahwa nol tidak termasuk dalam interval kepercayaan bawah
(LLCI) dan atas (ULCI), mengkonfirmasikan efek tidak langsung menjadi signifikan
pada TAD terhadap EMR (efek tidak langsung 0.6011, LLCI = 0.3808; UCLI = 0.8504)
Y (Employee Retention) M (Organizational Engagement) X (Training & Development) Path a =
.5403 0. Path b =
1.1125 Path c =
.5224
�
�Gambar 3
�Mediation model (PROCESS macro) Variabel: Training and Development (TAD)
Tabel 3
Multiple
Regression Output (N = 82) Variabel : TAD
|
β (Effect) |
SE |
t |
p |
LLCI |
ULCI |
Path a TAD ke ORE |
.5403* |
.0835 |
6.4690 |
.0000 |
.3741 |
.7065 |
Path b ORE ke EMR |
1.1125* |
.1201 |
9.2617 |
.0000 |
.8734 |
1.3516 |
Efek Total atau Patch c� TAD ke EMR |
.5224* |
.1288 |
4.0562 |
.0001 |
.2661 |
.7786 |
Efek Langsung atau Patch c� TAD ke EMR |
-.0787 |
.1107 |
-.7108 |
.4793 |
-.2911 |
.1417 |
Efek Tidak Langsung atau Path a*b TAD ke EMR |
.6011* |
.1186 |
|
|
.3808 |
.8504 |
Notes: *p < 0.05; β � Unstandardized
coefficients, SE � Standard error, LLCI � Lower level of confidence
interval, UCLI � Upper level of confidence interval
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
Hypothesis |
β |
p
Value |
Result |
|
H1 |
Compensation memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
employee retention |
.8166 |
.0000 |
Approve |
H2 |
Compensation memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
organizational engagement |
.6321 |
.0000 |
Approve |
H3 |
Organization Engagement memediasi pengaruh Compensation terhadap
employee retention |
.5358 |
Approve |
|
H4 |
Training & Development memiliki pengaruh yang signifikan terhadap employee retention |
.5224 |
.0001 |
Approve |
H5 |
Training & Development memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organizational engagement |
.5403 |
.0000 |
Approve |
H6 |
Organization Engagement memediasi pengaruh Training & Development terhadap
employee retention |
.6011 |
Approve |
|
H7 |
Organizational Engagement memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Employee Retention |
.8478 |
.000 |
Approve |
5. Hasil Pengujian
Hipotesis
Keberhasilan dan daya saing organisasi
sangat bergantung pada SDM, karenanya Praktik HRM telah menjadi konsep penting
untuk meningkatkan kemampuan strategis organisasi. Praktik HRM dapat dianggap
sebagai strategi utama pencapaian employee
retention di setiap organisasi. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki bagaimana Praktik HRM yang terdiri dari compensation dan training & development memiliki pengaruh terhadap employee retention yang dimediasi oleh organizational engagement pada karyawan
tenaga ahli Gen-Y di Perusahaan X.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
beberapa praktik HRM, yaitu berupa compensation dan training & development memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap employee retention di antara
karyawan tenaga ahli Gen-Y baik secara langsung maupun yang dimediasi oleh organizational engagement.
Praktik HRM berupa compensation yang ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan pada employee retention baik secara langsung
maupun yang dimediasi oleh organizational
engagement pada karyawan tenaga ahli Gen-Y ini sejalan dengan penemuan
Luna-Arocas & Camps (2008) yang menyebutkan bahwa compensation and benefit dapat secara langsung mempengaruhi employee retention (Dhanpat, Manakana, Mbacaza, Mokone, & Mtongana,
2019).
Breevaart et al. (2014) menegaskan bahwa ketika organisasi memperlakukan reward sebagai alat penghargaan untuk
kinerja karyawan yang lebih baik, reward
dapat mempengaruhi perilaku karyawan secara positif untuk meningkatkan engagement mereka di tempat kerja (Aktar & Pangil, 2018).
Suan Choo et al. (2013) juga mendukung pandangan tersebut dan menganggap reward dan recognition sebagai prediktor employee
engagement (Aktar & Pangil, 2018).
Penemuan ini menunjukkan bahwa ketika organisasi memberikan paket kompensasi
yang tepat dan peduli pada karyawan, hal itu membuat karyawan tinggal lebih
lama dan meningkatkan retensi mereka. Temuan ini juga didukung oleh Social Exchange Theory (SET), yang
mengimplikasikan bahwa ketika
karyawan menerima kompensasi yang layak,
mereka lebih puas dan merasa berkewajiban untuk membalas melalui sikap positif,
loyalitas, dan pengabdian.Pada perusahan yang bergerak di bidang bisnis kontraktor
pertambangan batubara, paket kompensasi memang menjadi penting meskipun bukan
berarti perusahaan harus mengeluarkan biaya berlebihan dalam pengadaannya.
Kompensasi yang memiliki daya saing secara eksternal akan dapat mempertahankan pekerja
yang ada dan disisi lain juga menarik bagi calon pekerja yang potensial
khususnya Gen-Y meskipun dengan satu
tantangan juga yakni dihadapkan pada mayoritas lokasi kerja yang berada di
remote area yang mungkin tidak menggoda para Gen-Y. Bentuk kompensasi yang
layak, berkeadilan bahkan secara implementasi sudah diatas normatif dan mampu
tetap dipertahankan, meski di masa pandemi dimana perusahaan mengalami
sensitifitas terhadap fluktuatif harga komoditas batubara sehingga target
produksi yang turun sehingga berdampak pada pengurangan karyawan, menjadikan
satu praktek HRM yang secara signifikan berpengaruh pada engagement dan retention
para pekerja tenaga ahli Gen-Y terhadap organisasi saat ini.
Temuan terkait pengaruh Praktik HRM berupa
training and development terhadap
employee retention belum sejalan dengan hasil penemuan sebelumnya bahwa training & development� tidak memiliki pengaruh positif terhadap employee retention (Batt, 2002) dengan
alasan dikarenakan program training
yang tidak tepat sehingga tidak meningkatkan keterampilan karyawan yang terkait
dengan pekerjaan (Aktar & Pangil, 2018).
Demikian juga dengan penelitian Haines, Jalette, and Larose (2010) menyebutkan
bahwa Training & development� dapat menurunkan employee retention dengan meningkatkan keterampilan mereka, yang
akan membuat mereka lebih menarik bagi organisasi lain.
Konteks situasi pada penelitian ini adalah
ketika pengambilan data responden dilakukan pada situasi pandemi, memungkinkan
memiliki pengaruh pada penelitian, yang berbeda pada kondisi normal tanpa
pandemi. Dengan adanya pandemi, praktek HRM dalam hal pengembangan kompetensi
karyawan melalui program atau aktifitas development berupa training dan non
training tetap dilakukan secara intensif meskipun terdapat penyesuaian akan
pelatihan tatap muka menjadi sangat terbatas sejalan dengan program pembatasan social distancing sehingga dilakukan melalui online. Komitmen perusahaan dalam memperhatikan pengelolaan dalam people development menjadi penting untuk memberikan kontribusi
positif meningkatkan engagement karyawan sehingga pada akhirnya meningkatkan
retensi mereka. Artinya, upaya peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan yang dilakukan oleh perusahaan,
mempengaruhi perilaku positif pekerjanya dengan memberikan balasan berupa kontribusi
dan kinerja terbaiknya yang oleh karena hal tersebut engagement mereka
semakin terbentuk dan memutuskan untuk tinggal lebih lama dalam perusahaan. �
Kesimpulan
Secara teoritis,
penelitian ini telah memberikan beberapa bukti empiris tentang hubungan antara
praktik HRM berupa compensation, training
and development, dengan employee retention. Salah satu kontribusi
teoritis utama dari penelitian ini adalah pengenalan organizational engagement sebagai variabel mediasi untuk lebih
menjelaskan dan memahami hubungan antara praktik HRM training and development, dengan employee retention. Hasil dari studi penelitian ini juga
berkontribusi pada pengetahuan dan literatur tentang employee retention. Temuan penelitian memvalidasi anggapan bahwa
praktik HRM merupakan faktor yang signifikan dalam meningkatkan employee retention khususnya pada
karyawan tenaga ahli Gen-Y di perusahaan kontraktor pertambangan indonesia.
Berdasarkan hasil yang
telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa saran dan implikasi untuk perusahaan
dan praktisi Human Capital. Manajemen harus menggunakan kebijakan dan strategi
HRM praktik compensation, training and
development demi mempromosikan employee
retention dan memastikan bahwa karyawan akan tetap berada dalam organisasi
mereka. Selain itu, ada beberapa implikasi bagi praktisi Human Capital di PT X
ini terkait bagaimana mereka memutuskan untuk melakukan program retention khususnya dalam upaya mempertahankan
karyawan tenaga ahli yang kompeten. Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa compensation, training and development merupakan
sumber utama dalam meningkatkan employee
retention. Temuan ini menunjukkan bahwa kompensasi (finansial dan non
finansial) bertindak untuk meningkatkan keterikatan dan bertahan di� organisasi�
dari para tenaga ahli. Sehingga perusahaan mendapat tantangan untuk
dapat menawarkan model kompensasi yang �kekinian� untuk menarik dan
mempertahankan para talent terbaik. Praktisi HC perlu memastikan bahwa ada equity compensation di antara karyawan.
Ketika karyawan merasa menerima gaji yang adil dari organisasi, mereka akan
tinggal lebih lama dengan institusi (Manzoor, Usman, Naseem, & Shafiq,
2011).
Penelitian ini juga
mendukung pengaruh Training &
Development (TAD) pada
Organizational Engagement dan Employee Retention. Dengan demikian, perusahaan
harus mempertimbangkan bagaimana mengembangkan atau meng-improve secara
berkelanjutan sistem dan praktik implementasi TAD yang selama ini dijalankan
jika mereka ingin mempertahankan bakat terbaik mereka. Program pelatihan dan
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi harus ditawarkan. Program
pelatihan dan pengembangan harus dirancang dengan lebih menarik, sehingga
meningkatkan kepuasan karyawan dengan pelatihan mereka. Selain itu, bagi para
tenaga ahli yang bekerja di lapangan dan di lingkungan berisiko tinggi dan remote,
program on-the job coaching and assignment mungkin merupakan pilihan
paling tepat untuk memenuhi kebutuhan pengembangan langsung mereka.
Terakhir, studi ini
menunjukkan bahwa Organizational
Engagement memiliki pengaruh yang signifikan dalam hal mempertahankan
karyawan tenaga ahli. Departemen HC juga harus memahami efek mediasi organizational engagement terhadap
hubungan antara compensation dan employee retention. Artinya organizational engagement memegang peranan
penting dalam meningkatkan employee
retention. Jadi, ketika karyawan tenaga ahli memiliki engagement terhadap organisasi yang tinggi maka hal itu membantu
untuk meningkatkan komitmen mereka dan membuat mereka bertahan lebih lama
dengan organisasi, khususnya di PT X. Temuan ini dapat berkontribusi pada
proses keputusan manajerial dalam kaitannya dengan strategi retensi karyawan
tenaga ahli pada khususnya. Oleh karena itu, praktisi HRM di perusahaan perlu
memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang komprehensif tentang konsep
keterlibatan kerja: seperti apa rasanya dan bagaimana mempromosikan keterlibatan
tersebut di tempat kerja. Selain itu, praktisi harus menyadari berbagai faktor
yang memengaruhi tingkat keterlibatan karyawan. Salah satu caranya adalah
dengan menerapkan penilaian keterlibatan sebagai bagian dari proses penilaian
kinerja formal. Ini akan membantu manajemen dalam mengetahui tingkat
keterlibatan tenaga ahli dan untuk mengidentifikasi peluang untuk lebih
meningkatkannya. Para praktisi juga harus memastikan bahwa manajemen memahami
pentingnya keterlibatan kerja dan pemahaman yang sama disampaikan kepada
bawahan mereka. Keterlibatan ini menumbuhkan rasa keterikatan emosional yang
kuat antara karyawan dan perusahaan, sehingga memastikan loyalitas khususnya
karyawan tenaga ahli yang berkelanjutan kepada organisasi.
Aktar, Alima, & Pangil, Faizuniah. (2018).
Mediating Role Of Organizational Commitment In The Relationship Between Human
Resource Management Practices And Employee Engagement: Does Black Box Stage
Exist? In International Journal Of Sociology And Social Policy (Vol.
38).Google Scholar
Dhanpat, Nelesh, Manakana, Tlou, Mbacaza,
Jessica, Mokone, Dineo, & Mtongana, Busisiwe. (2019). Exploring Retention
Factors And Job Security Of Nurses In Gauteng Public Hospitals In South Africa.
African Journal Of Economic And Management Studies, 10(1), 57�71.Google Scholar
Khalid, Komal, & Nawab, Samina. (2018).
Employee Participation And Employee Retention In View Of Compensation. Sage
Open, 8(4).Google Scholar
Mathimaran, K. B., & Kumar, Ananda A.
(2017). Employee Retention Strategies�An Empirical Research. Global Journal
Of Management And Business Research: E Marketing, 17(1), 17�22.Google Scholar
Saks, Alan M. (2006). Antecedents And
Consequences Of Employee Engagement. Journal Of Managerial Psychology.Google Scholar
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research
Methods For Business: A Skill Building Approach. John Wiley & Sons.Google Scolar
Steil, Andrea Val�ria, De Cuffa, Denise,
Iwaya, Gabriel Horn, & Pacheco, Roberto Carlos Dos Santos. (2020).
Perceived Learning Opportunities, Behavioral Intentions And Employee Retention
In Technology Organizations. Journal Of Workplace Learning, 32(2),
147�159. Google Scholar
Subhash C. Kundu, Kusum Lata. (2017).
Article Information :Effects Of Supportive Work Environment On Employee
Retention: Mediating Role Of Organizational Engagement", International
Journal Of Organizational Analysis. Int J Logistics Management.Google Scholar
Surienty, Lilis, Ramayah, T., Lo, May
Chiun, & Tarmizi, Azlin Natasha. (2014). Quality Of Work Life And Turnover
Intention: A Partial Least Square (Pls) Approach. Social Indicators Research,
119(1), 405�420.Google Scholar
Copyright holder: Anna Apriliana A.P, Iwan
Suparjo, Tengku Mohd. Khairal Abdullah (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |