Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, April 2022
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK MENJADI PUPUK DAN
MEDIA TANAM DI DESA NATOLU TALI
Ellyas Alga Nainggolan, Dedy Anwar
Fakultas
Bioteknologi, Institut Teknologi Del, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Pengolahan limbah organik merupakan salah satu aktivitas dalam pemanfaatan limbah hasil pertanian
menjadi pupuk organik dan media tanam melalui proses biokonversi. Limbah organik termasuk salah satu masalah yang krusial pada lingkungan karena keberadaaannya bergantung pada pola hidup penduduk.
Penanggulangan masalah ini dapat dilakukan
dengan mengolah sampah menjadi pupuk organik cair.
Pengolahan sampah organik ini menjadi
pupuk organik cair menggunakan metode fermentasi aerob. Percobaan ini melibatkan Effective
Microorganisms 4 (EM4) sebagai bioaktivator untuk mengolah sampah organik rumah tangga
menjadi pupuk organik cair. Berdasarkan
hasil sosialisasi yang di lakukan didapatkan kuesioner tanggapan dari masyarakat dimana sosialisasi ini meningkatkan kemampuan, menegjarkan aplikasi, menanamkan metode yang efektif, menyediakan pengetahuan dan menawarkan masukan dalam memamfaatkan pupuk cair organik
sebgai pengganti pupuk kimia.
Kata
Kunci: pupuk cair, media tanam, desa natolu tali
Abstract
Organic waste processing is one of the activities in the utilization of agricultural waste into organic fertilizer and planting media through bioconversion. Organic waste is one of the crucial problems in the environment because its existence depends on the lifestyle of the population. This problem can be overcome by processing waste into liquid organic fertilizer. Processing this organic waste into liquid organic fertilizer using the aerobic fermentation method. This experiment involved Effective Microorganisms 4 (EM4) as a bioactivator to process organic waste into liquid organic fertilizer. Based on the results of the socialization that been carried out, the questionnaires were obtained responses from the community where this socialization increased abilities, taught applications, instilled effective methods, provided knowledge and offered input in utilizing organic liquid fertilizer as a substitute for chemical fertilizers.
Keywords:
liquid fertilizer, planting
medium, natolu tali village
Salah satu
bentuk dari mata pencarian masyarakat yang umumnya ditemukan di daerah pedesaan adalah pertanian. Pertanian memiliki beberapa jenis bentuk tanaman
yang dikelola oleh para petani,
adapun jenis tanaman pokok yang sering ditemui yaitu tanaman padi,
kopi, jagung dan lainnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal dan tentunya membutuhkan biaya yang minim dalam perawatan tanaman pokok, merupakan keinginan dari banyak petani. Hal ini memunculkan ide dari Institut Teknologi
Del untuk menjawab setiap persoalan dari setiap keinginan
dan kebutuhan masyarakat dalam mengelola hasil pertaniannya.
Desa Natolutali,
Kecamatan Silaen memiliki potensi sebagai desa mitra
pilihan karena secara umum masyarakat
berprofesi sebagai petani. Pengabdian masyarakat merupakan salah satu kegiatan dari
Tridharma Perguruan Tinggi
di samping darma Pendidikan
dan penelitian. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat diharapkan selalu ada keterkaitan bahkan kemanunggalan antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
Adapun lokasi desa mitra pilihan
bertempat di Kabupaten Toba, Kecamatan Silaen Desa Natolutali.� Kecamatan Silaen memiliki luas wilayah 172,58
km2 atau 8,54% dari total luas Kabupaten Toba, Sumatera Utara,
Indonesia.
Limbah merupakan suatu
bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan yang telah dibuang dari
suatu proses (Moerdjoko, 2002). Sampah sebagai sisa dari sesuatu yang telah diambil
bahan utamanya biasanya akan membawa dampak buruk, baik pada kondisi manusia
maupun lingkungan. Selain itu aroma sampah juga akan berbahaya apabila dihirup
oleh masyarakat. Pada lingkungan keberadaan sampah akan mengakibatkan
pencemaran lingkungan, dan pencemaran air (apabila dibuang ke sumber air berupa
sungai). Sampai saat ini kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah
pada tempatnya serta kurangnya pengetahuan dalam pengolaan sampah menjadi salah
satu masalah serius yang sering ditemui baik di kota besar maupun di pedesaan.
Permasalahan
sampah yang kerap terjadi pada jaman sekarang ini sebenarnya dapat diatasi
mulai dari skala kecil contohnya sampah yang berasal dari rumah tangga. Sampah
yang berasal dari rumah tangga ini terlebih dahulu akan dipisahkan antara
sampah anorganik dan organik. Sampah yang telah dipisah kemudian dapat diolah
menjadi pupuk (sampah organik) atau kembali di recylce (sampah
anorganik). Potensi sampah organik menjadi pupuk organik cair dikarenakan oleh
adanya kandungan selulosa, hemiselulosa, serta protein yang menjadi dasar
pembentukan unsur hara pada pupuk.
Kegiatan ini
dilaksanakan dengan
pendekatan modal sosial yaitu adanya pengamatan
dalam pembentukan dan penguatan pemahaman masyarakat lokal dalam pengoahan limbah organik (Sa�ban et al, 2021). Pendekatan
modal sosial dilakukan dengan sosialisasi dan penjelasan tahapan-tahapan pengolahan limbah organik. Tahapan yang dijelaskan adalah sebagai berikut: Tahap persiapan yang terdiri dari
persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat yang akan digunakan terdiri
dari alat utama dan alat pembantu sebagai alat analisis. Alat utama yang
dibutuhkan berupa tiga drum bertutup, selang penghubung, aerator, dan agitator.
Ketiga drum bertutup akan dirangkan secara kontinu yang terdiri dari drum umpan
dengan volume 40L, drum fermentor dengan volume 120L dan drum penampung produk
dengan Volume 80L. Selang akan digunakan sebagai penghubung antar drum untuk
memudahkan proses transfer fluida selama terjadinya fermentasi. Aerator akan
ditambahkan pada drum fermentor untuk mendukung kondsi fermentasi aerob
terjadi.
Tahap
selanjutnya berupa persiapan proses fermentasi pupuk orgnaik cair. Tahap ini akan dilakukan aktivasi dari EM4, proses penghalusan
limbah rumah tangga, dan pencampuran EM4 serta limbah rumah tangga. Kemampuan mikroorganisme lain dalam lingkungan fermentor yang
akan mengkonversi nitrogen organik menjadi amonia (Maskur dan Firdaus, 2014). Apabila suhu mengalami penurunan (hingga 20oC) maka mikroorganisme yang akan mengurai tidak akan berkerja
dengan optimal (Aditya dan Qoidani, 2017).
Tahapan ketiga berupa proses
fermentasi yang dilakukan setelah melakukan pencampuran bahan. Proses ini akan
dilakukan sesuai waktu tinggal yang dibutuhkan dalam fermentor, selama proses
berlangsung dilakukan pengadukan. Pendekan modal social juga dipengaruhi
pendidikan formal dan non formal dalam
mengubah sikap masyarakat (Desfandi, 2015).
Kegiatan ini dilaksanakan
secara on-site atau tatap muka. Kegiatan
ini diawali dengan penyuluhan mengenai penjelasan dari sampah organic dan anorganik, cara pengolahan sampah yang baik dan benar di lingkungan terutama pada limbah rumah tangga,
penyuluhan cara pengomposan, dan disertai adanya tutorial proses pembuatan pupuk kompos dari
limbah pertanian dan rumah tangga dan tutorial cara pembuatan media tanam sebagai tanaman
hias. Peduli lingkungan dapat diartikan bagian dari sikap dan tindakan yang berusaha mencegah kerusakan pada lingkungan alam (Purwanti, 2017).
Pengolahan limbah rumah
tangga dan limbah pertanian berperan agar dapat mengembangkan diri masyarakat Desa Natolu Tali
dalam mengetahui lebih banyak cara
mengelola limbah rumah tangga dan pertanian sebagai pupuk organik yang bisa menggantikan penggunaan pupuk kimia yang produksinya sudah semakin menipis.
�Selain produksi pupuk cair organic, pengolahan limbah juga merupakan salah satu aktivitas peningkatan sanitasi. Menurut Prasanti & Fuady (2017) sanitasi merupakan elemen penting dalam hidup
bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan kontaminan. Sanitasi lingkungan merupakan kondisi kebersihan lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan ketoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memiliki tujuan dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan (Raksanagara & Raksanagara, 2016).
Adapun pernyataan
� pernyataan dalam kuesioner yang dibagikan adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan masyarakat Desa Natolu Tali
dalam mengenali lebih detail tentang pupuk cair organik
dan kompos; (2) Pemahaman masyarakat Desa Natolu Tali saya
prosess yang dapat saya aplikasikan pada proses produksi pupuk cair organik dan kompos; (3) Penggunaan metode yang berguna secara efektif dalam proses produksi pupuk cair organik
dan kompos; (4) Adanya pengetahuan yang membuat masyarakat Desa Natolu Tali lebih
mampu atau mahir dalam produksi
pupuk cair organik dan kompos; (5) Adanya masukan bagi masyarakat Desa Natolu Tali
untuk mengenali peluang pupuk cair
organik dan kompos.
Tabel 1
Hasil
Kusioner Tentang Pengolahan Limbah Organik
|
Pertanyaan 1 |
Pertanyaan 2 |
Pertanyaan 3 |
Pertanyaan 4 |
Pertanyaan 5 |
STS |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
TS |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
N |
1 |
1 |
4 |
5 |
5 |
S |
19 |
17 |
16 |
17 |
16 |
SS |
10 |
12 |
16 |
9 |
10 |
STS =
Sangat Tidak Setuju; TS = Tidak Setuju; N = Netral; S = Setuju; SS = Sangat Setuju
Berdasarkan kelima pernyataan
diatas, diperoleh hasil yang dicantumkan dalam Tabel 1, dengan rentang sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, sangat setuju. Dari hasil table dan grafik diagram batang diatas dapat
dilihat bahwa rata-rata masayarkat memberikan jawaban setuju untuk setiap pertanyaan
kuesioner yang diberikan, dengan kata lain rata-rata masayarakat
telah mendapatkan kemampuan dalam mengenali lebih detail tentang seputar pupuk cair, mengetahui
aplikasi, menambah pengetahuan, memberikan masuka dan saran dan mampu menggunakan metode yang efektif dalam proses dan produksi pupuk cair.
Setelah kegiatan pelatihan
selesai, dilakukan wawancara kepada tiga orang masyarakat untuk memberikan feedback terhadap sosialisasi yang telah dilakukan.� Sehingga kesimpulan dari wawancara yang kami lakukan adalah bahwa masyarakat
sangat kooperatif dan antusias
dalam mengikuti sosialisasi yang telah dilaksanakan dan mengakui mendapatkan banyak pengetahuan dalam mengelola dan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga
sebagai pupuk cair organik dengan
keunggulan yang lebih baik dibandingkan dari pupuk kimia
yang sekarang lebih sulit untuk didapatkan,
dan harapan masyarakat adalah agar peneliti dari Institut Teknologi
Del dapat melakukan observasi dan penelitian terhadap permasalahan yang ditemui masyarakat dalam pertanian.
Masyarakat menyarankan agar peneliti dari Institut Teknologi
Del dapat lansung turun kelapangan untk observasi nilai kecocokan tanah dengan bibit
tumbuhan yang akan ditanam, sehingga para petani dapat memberikan
perawatan dan pengelolaan
yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tanaman
pokok atau sayur-sayuran. Selain itu, pengolahan limbah organic diharapkan memberikan dampak terciptanya lingkungan yang sehat. Sehat dapat diartikan ketika sampah dapat
dikelola secara baik sehingga lingkungan
manusia beraktifitas bersih (Suryani et al.,
2019).
Pada kegiatan pengolahan limbah organik di Desa Natolu Tali
dapat disimpulkan bahwa peran modal sosial mempengaruhi bentuk pengetahuan
lokal, yang kemudian
dapat dimanfaatkan�� sebagai�� sarana��
mensosialisasikan�� pentingnya pentingnya pengolahan
limbah organik di Desa Natolu Tali. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam pengolahan limbah organik dilaksanakan melalui sosialisai tentang sanitasi lingkungan kepada masyarakat, pendampingan pembuatan pupuk cair organik
dan kompos.
Adytia, Candra dan Pradna. 2017. Qoidani, Azizul. 2017. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Bonggol Pisang Melalui Proses Fermentasi. Skripasi Program Studi Teknik Kimia. Institut Teknologi Sepuluh November.
Desfandi, M.
(2015). Mewujudkan Masyarakat Berkarakter
Peduli Lingkungan Melalui Program Adiwiyata. SOSIO
DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (1), 31�37. https://doi.org/10.15408/sd.v2i1.1661
Maskur, Rohmatikal dan Robin Firdaus. 2014. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Rumah Tangga dengan Penambahan Rumen Sapi. Surabaya. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, mengolah dan menyingkirkan sampah. Jakarta. Cet.1, PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional.
Notoatmodjo,
Soekidjo.2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Prasanti, D.,
& Fuady, I. (2017). Penyuluhan
Program Literasi Informasi
Kesehatan dalam Meningkatkan
Kualitas Sanitasi bagi Masyarakat di Kaki Gunung Burangrang Kab. Bandung Barat. Jppm: Jurnal Pengabdian
Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(2), 129. https://doi.org/10.30595/jppm.v1i2.1705
Purwanti, D.
(2017). Pendidikan Karakter Peduli
Lingkungan Dan Implementasinya.
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset
Pedagogik, 1 (2), 14�20. https://doi.org/10.20961/jdc.v1i2.17622
Raksanagara, A.,
& Raksanagara, A. (2016). Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Sebagai Determinan
Kesehatan Yang Penting Pada Tatanan
Rumah Tangga Di Kota
Bandung. Jurnal Sistem
Kesehatan, 1 (1), 30�34. https://doi.org/10.24198/jsk.v1i1.10340
Sa�ban, L.
M., Anwar, S., Asrul N. (2021). Meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat Dalam
Perbaikan Sanitasi Lingkungan. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3 (2), 244�251. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i1.4365
Suryani, L.,
Aje, A. U., & Tute, K. j. (2019). Pkm Pelatihan Kelompok
Anak Cinta Lingkungan Kabupaten Ende Dalam Pegelolaan Limbah Organik Dan Anorganik Berbasis 3R Untuk Mengeskalasi Nilai Ekonomis Barang Sebagai Bekal Wirausaha Mandiri. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3 (2), 244�251. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i2.3679
Copyright
holder: Ellyas Alga Nainggolan, Dedy Anwar (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This
article is licensed under: |