Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, April 2022
KAJIAN KINERJA PLTS KOMUNAL
SISTEM OFF GRID DI KAMPUNG KALIFAM DISTRIK WARIS KABUPATEN KEEROM
Yakobus Kariongan
Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Kebutuhan akan
energi listrik setiap tahun mengalami
peningkatan. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang memiliki potensi besar untuk
masa depan penggunaan energi listrik. Salah satu daerah yang menggunakan PLTS untuk memenuhi kebutuhan energi listrik adalah Kampung Kalifam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi yang dihasilkan PLTS melalui perhitungan teoritis serta mengetahui performa dari PLTS dan mengetahui kajian ekonomi dari PLTS di Kampung Kalifam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
ke lapangan dengan mengambil data spesifikasi komponen dan beban dari PLTS. Energi yang dihasilkan PLTS berdasarkan nilai radiasi rata � rata atau PSH sebesar 62,0256 kWh dan Energi
yang dihasilkan PLTS selama
setahun sebesar 22.639,344
kWh. Energi ideal yang mampu
dihasilkan PLTS melalui perhitungan sebesar 28.356,12
kWh/tahun sedangkan performa rationya adalah 79%. Investasi awal sebesar Rp. 2.014.000.000,00
biaya pemeliharaan dan operasionalnya sebesar
Rp.20.140.000,00. Biaya sikluas
hidup PLTS sebesar Rp.
2.297.875.262,00 sedangkan biaya
energi / cost of energy sebesar
Rp 10.205 per kWh.
Kata Kunci: Energi
Listrik, Sistem Off grid, Kinerja PLTS
Abstract
The need
for electrical energy every year is increasing. Solar power plants are one of
the renewable energy sources that have great potential for the future use of
electrical energy. One area that uses PLTS to meet the needs of electrical
energy is Kampung Kalifam. This research aims to find
out the energy generated by PLTS through theoretical calculations and know the
performance of PLTS and know the economic study of PLTS in Kampung Kalifam.The method used in this study is a survey to the
field by taking data on component specifications and loads from PLTS. The
energy generated by PLTS based on the average radiation value or PSH of 62.0256
kWh and the energy generated by PLTS for a year is 22,639,344 kWh. The ideal
energy that plts can produce through calculations is
28,356.12 kWh / year while the performance ratio is 79%. The initial investment
amounted to Rp. 2,014,000,000.00 maintenance and operational costs amounting to
Rp.20,140,000.00. The cost of living plts amounted to Rp. 2,297,875,262.00 while the cost of
energy / cost of energy amounted to Rp. 10,205 per kWh
Keywords: Electrical Energy, Off grid System, PLTS Performance
Pendahuluan
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama manusia yang diperlukan dalam melakukan kegiatan sehari � hari. Energi listrik tidak hanya digunakan
untuk keperluan rumah tangga tetapi,
sangat diperlukan untuk menunjang aktifitas ekonomi seperti pada industri dan untuk fasilitas umum seperti penerangan umum, tempat pelayanan
umum. Namun, keberadaan bahan bakar fosil yang digunakan pada kebanyakan pembangkit listrik semakin lama semakin menipis dan menghasilkan emisi karbondioksida. Hal itu menjadi faktor
utama perkembangan energi baru terbarukan.
Dibutuhkan sumber energi yang mampu memenuhi kebutuhan energi listrik dan menjadi alternatif sumber energi serta
mengurangi dampak penggunaan energy fosil salah satunya adalah energi matahari dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Pembangkit Litrik Tenaga Surya adalah pembangkit energi listrik yang mengubah energi dari sinar
matahari atau surya menjadi energi
listrik Sehingga tidak memerlukan bahan bakar tetapi
hanya bergantung pada ketersediaan cahaya matahari. Penggunaan energi dari cahaya
matahari bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi fosil yang semakin menipis sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Sumber energi
terbarukan tersebut harus berjalan dengan denganbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat atas listrik di suatu wilayah.
Salah satu daerah yang menggunakan PLTS sebagai sumber energi listrik adalah kampung Kalifam yang berada di Distrik Waris Kabupaten Keerom yang belum terjangkau listik dari PLN. Keberadaan PLTS di
kampung ini sangat bermanfaat
bagi masyarakat sekitar.
Landasan Teori
1. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan suatu teknologi pembangkit yang mengkonversikan energi foton dari
surya menjadi energi listrik yang menggunakan sel photovoltaic
(photovoltaic cell) atau yang sering
dikenal dengan sebutan PV. PV cell biasanya dirancang dan dikemas dalam suatu unit yang di sebut Panel Surya/Modul (solar cell panel). Sel surya merupakan
lapisan-lapisan tipis dari
silicon (Si) murni dan bahan
semikondukator lainnya. Apabila bahan tersebut
mendapat energi foton, akan mengeksitasi
elektron dari ikatan atomnya menjadi elektron yang bergerak bebas dan akhirnya akan mengeluarkan
tegangan listrik arus searah. Dengan
hubungan seri-paralel, sel surya/sel
fotovoltaik dapat digabungkan menjadi PV modul dengan jumlah
sekitar 40 sel surya.
PLTS pada dasarnya adalah pecatu daya
dan dapat dirancang untuk mencatu kebutuhan
listrik yang kecil sampai dengan besar,
baik secara mandiri, maupun hybrid. PLTS terdiri dari beberapa
komponen yaitu: panel Surya
(module), Battery Control Regulator (BCR), Baterai (accu), dan inverter. Panel surya sebagai komponen utama pembangkit listrik tenaga surya,akan menghasilkan
energi listrik sepanjang adanya paparan sinar matahari.
Dimana energi listrik yang dihasilkan akan tersimpan dalam baterai melalui suatu proses pengisian (charging),
sehingga energi listrik dapat digunakan
setiap saat (baik siang maupun
malam). BCR digunakan untuk mengatur proses pengisian pada baterai.
Konfigurasi Sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Secara umum, konfigurasi sistem pembangkit listrik tenaga surya dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
1. Sistem PLTS terpusat (stand-alone
system) 2. Sistem PLTS yang terkoneksi
dengan jaringan listrik utama (grid connected PV system)
3. Sistem PLTS tersebar (Solar
Home System) Sistem Hybrid
2. Bagian- Bagian Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS)
a. Panel Surya (Modul Photovoltaic)
Bagian terkecil dari fotovoltaik adalah sel surya
yang pada dasarnya sebuah foto dioda yang besar dan dapat menghasilkan daya listrik. photovoltaik terdiri dari dua
jenis bahan berbeda yang disambungkan melalui suatu bidang
junction yang jika sinar jatuh pada permukaannya akan diubah menjadi
listrik arus searah. Untuk mendapatkan
daya yang cukup besar diperlukan banyak sel surya.
Biasanya sel-sel surya itu sudah
disusun sehingga berbentuk panel, dan dinamakan modul surya.
Ada 2 (dua) jenis modul surya
yang paling populer yaitu jenis crystalline silicon dan thin film. Jenis crystalline silicon terbuat
dari bahan silikon dan thin film sebagian besar terbuat dari
bahan kimia. Jenis crystalline terdiri dari 2 (dua) jenis
yaitu tipe monocrystalline
(Gambar a) dan polycrystalline (Gambar b). Masingmasing
jenis memiliki efisiensi berbeda yaitu monocrystalline 14-16%, polycrystalline 13 � 15%.
b. Charge controller
Charge controller berfungsi
memastikan agar baterai tidak mengalami kelebihan pelepasan muatan (over discharge) atau kelebihan pengisian muatan (over charge) yang dapat mengurangi umur baterai. Charge controller sering
disebut dengan solar charge
controller atau battery charge controller. Jika
charge controller menghubungkan panel surya ke baterai
atau peralatan lainnya seperti inverter maka disebut solar charge
controller. Jika bagian ini
terhubung dari inverter ke baterai lazim
disebut battery charge controller, namun hal tersebut
tidak baku.
c. Inverter
Inverter Inverter adalah �jantung� dalam sistem suatu
PLTS. Inverter berfungsi mengubah
arus searah (DC) yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus bolak
balik (AC). Tegangan DC dari panel surya cenderung tidak konstan sesuai dengan tingkat radiasi matahari. Tegangan masukan DC yang tidak konstan ini
akan diubaholeh inverter menjadi tegangan AC yang konstan yang siap digunakan atau disambungkan pada sistem yang ada, misalnya jaringan
PLN. Parameter tegangan dan arus
pada keluaran inverter pada umumnya
sudah disesuaikan dengan standar baku nasional/internasional.Saat
ini, seluruh inverter menggunakan komponen elektronika dibagian dalamnya. Teknologi terkini suatu inverter telah menggunakan IGBT (InsulatedGate Bipolar Transistor) sebagai
komponen utamanya menggantikan komponen lama BJT,
MOSFET, J-FET, SCR dan lainnya. Karaktersitik
IGBT adalah kombinasi keunggulan antara MOSFET dan BJT.
Pemilihan jenis inverter dalam
merencanakan PLTS disesuaikan
dengan desain PLTS yang akan dibuat. Jenis inverter untuk PLTS disesuaikan apakah PLTS On Grid atau Off Grid atau Hibrid. Inverter untuk sistem On Grid (On Grid Inverter) harus
memiliki kemampuan melepaskan hubungan (islanding
system) saat grid kehilangan
tegangan. Inverter untuk sistem PLTS hibrid harus mampu mengubah
arus dari kedua arah yaitu
dari DC ke AC dan sebaliknya dari AC ke DC. Oleh karena itu inverter ini lebih populer disebut
bi-directional inverter. Kelengkapan suatu inverter belum memiliki standard, sehingga produk yang satu dengan lain tidak sepenuhnya kompatibel.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan inverter adalah:
a) Kapasitas/daya inverter Daya inverter harus mampu melayani
beban pada kondisi daya rata-rata, tipikal dan surja. Secara praktis,
kapasitas inverter dihitung
sebesar 1,3 x beban puncak.
b) Tegangan masukan inverter Pada kondisi beban naik turun, tegangan keluaran panel surya dapat mencapai
tegangan tanpa beban (Voc). Untuk
menghindarkan kerusakan akibat kenaikanArus masukan inverter Pada kondisi sinar matahari sangat terik, panel surya dapat menghasilkan arus seolah-olah pada kondisi tanpa beban
(Isc). Untuk menghindarkan kerusakan akibat kenaikan tegangan, secara praktek kapasitas arus input inverter dihitung =
1,1 � 1,15 Isc string PV.
c) Inverter memiliki beberapa
kualitas berdasarkan mutu daya keluarannya.
Ada yang sinus murni, modified square wave atau square wave.
d) Pilihlah
yang memiliki kualitas
sinus murni agar mampu memberikan suplai bagi seluruh jenis
beban.
e) Pilih
inverter yang menggunakan sistem
komutasi elektronik dengan Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT).
f) Memiliki sistem pengaturan MPPT (Maximum
Power Point Tracking) dengan metoda
PWM (Pulse Width Modulation).
g) Mampu bekerja pada temperatur
sampai dengan 45℃.
d. Baterai
Mengingat PLTS sangat tergantung pada kecukupan energi matahari yang diterima panel surya, maka diperlukan
media penyimpan energi sementara bila sewaktu-waktu panel tidak mendapatkan cukup sinar matahari atau untuk penggunaan
listrik malam hari. Baterai harus
ada pada sistem PLTS terutama tipe Off Grid. Beberapa teknologi baterai yang umum dikenal adalah lead acid, alkalin, NiFe, Ni-Cad dan Li-ion.
Masing-masing jenis baterai
memiliki kelemahan dan kelebihan baik dari segi teknis
maupun ekonomi (harga). Baterai lead acid dinilai lebih unggul
dari jenis lain jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut.
Baterai lead acid untuk sistem
PLTS berbeda dengan baterai lead acid untuk operasi starting mesin-mesin seperti baterai mobil. Pada PLTS, baterai yang berfungsi untuk penyimpanan (storage) juga berbeda
dari baterai untuk buffer atau stabilitas. Baterai untuk pemakaian PLTS lazim dikenal dan menggunakan deep cycle lead acid,artinya muatan baterai jenis ini
dapat dikeluarkan
(discharge) secara terus menerus secara maksimal mencapai kapasitas nominal. Baterai adalah komponen utama PLTS yang membutuhkan biaya investasi awal terbesar setelah
panel surya dan inverter. Namun,pengoperasian dan pemeliharaan
yang kurang tepat dapat menyebabkan umur baterai berkurang
lebih cepat dari yang direncanakan,sehingga meningkatkan biaya operasi dan pemeliharaan. Atau dampak yang paling minimal adalah baterai tidak dapat dioperasikan
sesuai kapasitasnya. Kapasitas baterai yang diperlukan tergantung pada pola operasi PLTS
.
Besar kapasitas bateraijuga
harus mempertimbangkan seberapa banyak isi baterai akan
dikeluarkan dalam sekali pengeluaran.Kapasitasbaterai
dinyatakan dalam Ah atau Ampere hours.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis dan kapasitas baterai untuk suatu PLTS dan pengaruhnya pada umur baterai antara lain: DoD (Depth
of Discharge), jumlah siklus,
efisiensi baterai,
discharge/charge rate dan temperatur.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah :
� Pengumpulan data
Data
Penelitian diperoleh dari PLTS kampung Kalifam
� Studi literatur
Mempelajari
literatur tentang PLTS komunal
� Observasi langsung).
Hasil dan Pembahasan
A. Data
Beban
Tabel 1
Data
Kebutuhan Energi Kampung Kalifam
Peralatan |
Volume |
Watt |
Jam Kerja |
Total Kebutuhan Daya (Watt
Hour) |
|
60 Rumah |
Lampu |
3 |
15 |
12 |
32.400 |
Radio |
1 |
20 |
5 |
6.000 |
|
Pustu |
600 |
6 |
3.600 |
||
Balai
Kampung |
|
|
600 |
6 |
3.600 |
Sekolah |
|
|
600 |
6 |
3.600 |
Total |
43.800 |
B. Data
radiasi matahari
Untuk
nilai insolasi rata-rata harian matahari dan temperatur maksimum (TX), di ambil dari software (HOMER) Hybrid Oftimization
Of Multiple Energi Resources. data dapat dilihat pada tabel
4.8sebagai berikut:
Tabel 2
Data
Radiasi Solar Dan Temperatur
Maksimum
Bulan |
Radiasi solar (kWh / m^2 /hari) |
Temperatur Maksimum |
Januari |
5,15 |
25,81 |
Februari |
4,95 |
25,71 |
Maret |
5,02 |
25,8 |
April |
4,97 |
25,94 |
Mei |
4,91 |
25,12 |
Juni |
4,76 |
25,87 |
Juli |
4,76 |
25,55 |
agustus |
4,97 |
25,66 |
September |
5,13 |
25,99 |
Oktober |
4,14 |
26,21 |
November |
4,99 |
26,3 |
Desember |
4,90 |
26,13 |
Rata � Rata |
4,97 |
26,92 |
Pembahasan
A. Energi yang Dihasilkan
Komponen PLTS tidak dapat beroperasi
secara total 100% karena adanya rugi rugi.
asumsi rugi-rugi pada komponen sebanyak 20 %, maka besar energi
yang dibangkitkan oleh panel surya
bisa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 60 panel surya x 260 Wp = 15.600 Watt = 15,6 kW Dengan
rugi-rugi 20 % maka daya keluaran dari
PLTS Dapat dihitung dengan persamaan yakni:
Pi = daya yang digunakan
x ( 100% - 20% )
= 15.600 Watt x 0,80
= 12.480 Watt
Apabila menggunakan data radiasi matahari terendah sebesar 3.14 maka energi yang dihasilkan panel surya dapat dihitung
menggunakn rumus sebagai berikut:
Pout = Pi x radiasi matahari terendah
= 12.480 W x 4,14 kWh/m^2
= 51.667,2 kWh
Jadi energi terendah
yang dihasilkan adalah
51.667,2 kWh
Apabila menggunakan data radiasi matahari tertinggi sebesar 5.15 maka energi yang dihasilkan panel surya dapat dihitung
menggunakn rumus sebagai berikut:
Pout = Pi x radiasi matahari tertinggi
= 12.480 W x 5,15 kWh/m^2
= 64,272 kWh
Jadi energi tertinggi
yang dihasilkan adalah
64,272 kWh
Jika ingin menghitung
energi yang dibangkitkan
per tahun, maka data yang digunakan adalah nilai iradiasi rata-rata atau PSH sebesar 4,97 h dapat dihitung dengan persamaan (2.20) berikut:
Pout = Pi x PSH
=
12.480 W x 4,97 kWh/m^2
=
62,0256 kWh
Untuk energi per tahun (Energi yield) menggunakan rumus (2.21) berikut yaitu:
Ey = 62,0256 kWh x 365
hari
=
22.639,344 kWh/tahun
Energi yang dihasilkan PLTS dalam setahun adalah
22.639,344 kWh
B. Performance
ratio
Performance ratio adalah parameter kuaIitas sistem ditinjau dari energi
yang dihasilkan dalam setahun. Kenyataannya kualitas sistem tidak pernah mencapai
100%, dikarenakan oleh faktor
internal seperti komponen
dan eksternal seperti temperatur.
Sistem pembangkitan dikatakan layak apabila nilai
PR berkisar 70%- 90%. Perhitungan
performance ratio dari sistem
PLTS dihitung menggunakan rumus (2.22) sebagai berikut:
Htilt = PSH x 365 hari
= 4,97 kWh/m^2 x 365 har
=1.817,7 kWh/tahun
Sehingga rata-rata radiasi matahari dalam setahun adalah 1.817 kWh /tahun.
Energi Ideal =260 x 60 x 1.817,7 kWh/tahun
= 28.356,12 kWh/tahun
Maka diperoleh performance ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:
PR = Eyield/Eideal
=
(22.639,344 kWh/tahun)/(28.356,12 kWh/tahun)
=
0,79 x 100 %
= 79 %
Dari perhitungan diperoleh
nilai performance ratio sebesar
79%. Maka sistem PLTS layak untuk beroperasi.
C. Biaya Pemeliharaan dan Operasional
Biaya pemeliharaan dan operasional PLTS
Terpusat Kampung Kalifam dapat dihitung dengan persamaan (2.11 ) sebagai berikut
:
M = 1% x Total biaya investasi
= 1 % x Rp
2.014.000.000
=
Rp.20.140.000,00/Tahun
D. Menghitung Biaya Siklus Hidup
PLTS Terpusat Kampung Kalifam,
diasumsikan beroperasi selama 25 tahun. pada penelitian ini sebesar 5,00%. Penentuan diskonto ini mengacu
kepada tingkat suku bunga kredit
Bank Indonesia per 21 Nopember 2019. Besar nilai sekarang
(present value) untuk biaya
pemeliharaan dan operasional
(M_PW)
M_PW=A [((〖1+i)〗^n-1)/(i(〖1+i)〗^n )]
=Rp.20.140.000,00[((〖1+0,05)〗^25-1)/(0,05(〖1+0,05)〗^25
)]=Rp.283.875.262,00
Biaya siklus hidup (LCC) untuk PLTS Terpusat Kampung Kalifam selama umur proyek 25 tahun adalah dengan
rumus (2.12) sebagai berikut :
LCC = C + M_PW
= Rp 2.014.000.000,00+
Rp.283.875.262,00
= Rp. 2.297.875.262,00
E. Menghitung Biaya Energi PLTS(Cost Of Energy)
Faktor pemulihan modal untuk mengkonversikan semua arus kas biaya siklus hidup (LCC) menjadi serangkaian biaya tahunan, diperhitungkan ( 2.14 ) sebagai berikut :
CRF=〖i(1+i)〗^n/((1+i)^n-1)
=〖0,05(1+0,05)〗^25/((1+0,05)^25-1)
=0,0709=0,071
Estimasi kebutuhan energi listrik Kampung Kalifam sebesar 43.800 Wh per hari, sehingga pemakaian energi tahunan PLTS Terpusat Kalifam diperhitungkan dengan persamaan sebagai
berikut :
AKWH = Wh harian x
365 (kWh)
= 43.800x 365 (kWh)
= 15.987 kWh
Besar biaya energi (COE) untuk PLTS Terpusat Kampung Kalifam adalah dengan persamaan (2.15 ) sebagai berikut
:
COE =(LCC X CRF)/AKWH
=( Rp.2.297.875.262,00 X 0,071 )/15.987
=Rp10.205/kWh
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa diperoleh kesimpulan besar energi yang yang dihasilkan Panel surya berdasarkan nilai iradiasi rata � rata atau PSH pada PLTS Kampung Kalifam
sebesar 62,056 kWh dan Energi
pertahun ( Energy Yield ) sebesar 22.639344 kWh.
Berdasarkan analisis
parameter � parameternya, maka
besar performa ratio PLTS
Kampung Kalifam adalah sebesar 79% yaitu 22.056 kWh sehingga PLTS Kampung Kalifam bisa dikategorikan layak.
PLTS Kampung Kalifam dengan biaya investasi
awal sebesar
Rp.2.014.000.000,00 maka biaya
operasional dan pemeliharaannya
sebesar Rp.20.140.000,00 dan biaya
energi / cost of energy Rp.10.205 per kWh..
Agusthinus. Sampeallo, WellemF.Galla Fredyrick Mbakurawang Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla Fredyrick Mbakurawang. ISSN: 2252-6692 Analisis Kinerja Plts 25 Kwp Di Gedung Laboratorium RisetTerpadu Lahan Kering Kepulauan Undana Terhadap Variasi Beban.
Bambang Winardi, Agung Nugroho 2018. Analisis Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Di Departemen Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
Eriyanto, 2017. Evaluasi Pemanfaatan PLTS Terpusat Siding Kabupaten Bengkayang.
Hakim, A. R. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik, Malang: Universitas Brawijaya.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2017. Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Skala Rumah Tangga (Shs) Bantuan Pemerintah Kota Batam Di Pulau Geranting Dan Pulau Tumbar Kelurahan Pulau Terong Kecamatan Belakang Padang.
Panji Wijasa Gautama, 2016. Skripsi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Sistem Off Grid Dengan Kapasitas 2 Kwp Pada Instalasi Menara Suar Bulukumba.
Tony Koerniawan, Aas Wasri Hasanah 2018. Kajian Sistem Kinerja Plts Off-Grid 1 Kwp Di Stt-Pln.
Vember Restu Kossi, Teknik Elekro 2010, Perencanaan Plts (Off-Grid) Di DusunTikalong Kabupaten Mempawah
Copyright holder: Yakobus Kariongan (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |