Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, April 2022
PEMETAAN
GENRE TEKS BAHASA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 (REVISI) JENJANG SD
Mindarti
Universitas Universitas Mataram, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Perubahan kurikulum dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum 2013 (revisi) berdampak pada perubahan beberapa materi yang berkaitan dengan jenis-jenis teks, khususnya di jenjang SD. Permasalahan yang muncul dengan adanya
perubahan nama jenis teks, penambahan
jenis teks, atau penghilangan jenis teks yang terkadang membingungkan guru.
Guru membutuhkan kerangka acuan dalam bentuk
pemetaan genre teks bahasa Indonesia untuk memudahkan pembelajaran di kelas. Dalam penelitian
ini akan membahas tentang pemetaan jenis-jenis teks yang ada pada kurikulum 2013 (revisi) jenjang SD ke dalam
beberapa genre yang masing-masing memiliki
tujuan sosial berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka
dan dokumentasi. Hasil pemetaan
menunjukkan bahwa jenis-jenis teks yang termasuk genre cerita dengan subgenre naratif antara lain teks anekdot, teks hikayat,
teks biografi, teks cerpen, teks
drama, dan teks cerita sejarah. Sementara itu, puisi termasuk
dalam genre cerita dengan subgenre non naratif. Jenis-jenis teks yang termasuk genre faktual dengan subgenre laporan antara lain teks laporan hasil observasi,
karya ilmiah, dan resensi. Sementara itu, jenis teks
prosedur termasuk dalam genre faktual dengan subgenre prosedural. Jenis-jenis teks yang termasuk dalam genre tanggapan dengan subgenre transaksional antara lain negosiasi dan proposal. Sementara
itu, teks eksposisi, teks debat, teks eksplanasi,
teks ceramah, surat lamaran pekerjaan,
teks editorial, teks artikel, dan teks kritik dan esai termasuk ke dalam
subgenre tanggapan dengan
subgenre ekspositori. Di dalam buku ajar
terdapat berbagai model pembelajaran diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian
kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum
agar setiap individu
mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat, dan yang pada gilirannya
mereka menjadi komponen penting untuk mewuujudkan
masyarakat belajar.
Media
pembelajaran dalam buku ajar pada Kurikulum 2013 sangatlah beragam. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan pemetaan tersebut dalam proses pembelajaran di kelas dengan melakukan
beberapa tahapan, seperti membentuk model dari konteks yang sesuai, membangun kerja sama antarsiswa
untuk mengembangkan teks bersama, dan membangun kemandirian siswa untuk mengembangkan
teks secara mandiri.
Kata Kunci: genre teks, kurikulum
2013 (revisi), model, media, pembelajaran��� bahasa Indonesia
Abstract
Changes in the curriculum from the 2013 curriculum to
the 2013 curriculum (revised) have an impact on changes in some materials
related to the types of texts, especially at the elementary level. Problems
that arise with changing the name of the type of text, adding the type of text,
or removing the type of text that sometimes confuses the teacher. Teachers need
a frame of reference in the form of mapping Indonesian text genres to
facilitate learning in the classroom. In this study, we will discuss the
mapping of the types of texts in the 2013 curriculum (revised) at the
elementary level into several genres, each of which has a different social purpose.
The research method used is literature study and documentation. The results of
the mapping show that the types of texts belonging to the story genre with a
narrative subgenre include anecdotal texts, saga texts, biographical texts,
short stories texts, drama texts, and historical narrative texts. Meanwhile,
poetry is included in the story genre with a non-narrative subgenre. The types
of texts that belong to the factual genre with report subgenres include
observational report texts, scientific works, and reviews. Meanwhile, the type
of procedural text is included in the factual genre with procedural subgenre.
The types of texts included in the response genre with the transactional
subgenre include negotiations and proposals. Meanwhile, exposition texts, debate
texts, explanatory texts, lecture texts, job application letters, editorial
texts, article texts, and critical and essay texts are included in the response
subgenre with the expository subgenre. In the textbook There are various
learning models directed at facilitating achievement competencies that have
been designed in the curriculum document so that each individual able to become
lifelong independent learners, and who in turn they become an important
component of creating a learning society. Learning media in textbooks in the
2013 Curriculum are very diverse. Therefore, the teacher can use the mapping in
the classroom learning process by carrying out several stages, such as forming
a model from the appropriate context, building collaboration between students
to develop shared texts, and building students' independence to develop texts
independently.
Keywords: text
genre, 2013 curriculum (revised), model, media, Indonesian language learning
Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai alat komunikasi,
bahasa juga dapat digunakan sebagai sarana untuk berpikir.
Melalui bahasa, manusia dapat menyampaikan
segala macam pikiran dan perasaannya.�
Di Indonesia, dalam dunia pendidikan bahasa Indonesia selain sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia juga dijadikan mata pelajaran wajib dari jenjang dasar
hingga menengah. Bahkan, di perguruan tinggi, bahasa Indonesia dijadikan sebagai mata kuliah umum
yang wajib diambil oleh
para mahasiswa. Akan tetapi,
ada beberapa fakta menunjukkan bahwa peserta didik
di Indonesia masih memerlukan
bimbingan khusus dalam hal penguasaan
bahasa Indonesia. Diantaranya,
selain hasil ujian bahasa Indonesia yang masih rendah, daya
nalar peserta didik terhadap soal-soal bahasa Indonesia juga masih kurang. Hal tersebut didukung oleh beberapa studi yang dilakukan OECD melalui PISA (Programme For International Student Assessment), TIMMS, dan juga
PIRLS yang menggambarkan bahwa
untuk bidang ilmu Matematika, IPA, dan Bahasa,
hanya 5% siswa Indonesia
yang mampu menjawab pertanyaan terkait dengan penalaran. Sementara itu, sisanya (95%) berada pada level menengah, yakni hanya bisa menjawab
soal-soal yang berkaitan dengan hafalan (Mahsun, 2018).
Data tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berpikir atau penalaran
siswa Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, yakni mampu berpikir sistematis, terkontrol, empirik, dan kritis.��
Kurikulum 2013 hadir sebagai
jalan untuk mengatasi masalah tersebut. Berkaca pada kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang sama-sama
berbasis kompetensi, kurikulum 2013 ini lebih berfokus pada pengembangan struktur berpikir siswa melalui pemahaman terhadap teks-teks bahasa Indonesia. Sepatutnya, pembelajaran bahasa berbasis teks mampu
menyajikan materi yang dapat mengembangkan pemahaman siswa menjadi lebih kritis.
Meskipun kurikulum 2006 berupaya menekankan pemakaian bahasa dalam konteks situasi,
dominasi rumusan kompetensinya masih didasarkan pada pandangan linguistik struktural sementara dalam kurikulum 2013 kompetensinya didasarkan pada pandangan linguistik fungsional.�
Dalam perkembangannya, kurikulum
2013 itu sendiri sudah mengalami beberapa kali revisi, yakni revisi pada tahun 2016, 2017, dan 2018. Namun,
basis yang digunakan tetap sama, yakni berbasis
teks. Akan tetapi, berkaitan dengan revisi tersebut, muncul kegelisahan dari para guru atau pendidik ketika mengajarkan beragam teks bahasa Indonesia. Kegelisahan tersebut meliputi adanya perbedaan istilah dalam struktur teks, pergantian nama dari beberapa
jenis teks, serta penghilangan atau penambahan materi dari jenis-jenis
teks.�
Dari hasil kajian KD� pada�
kurikulum�
2013� untuk� SD / MI (Kemendikbud,
2013) mata pelajaran Bahasa
Indonesia menemukan bahwa perbandingan antara teks sastra dengan teks nonsastra: 28% dibanding 72%. Pada jenjang sekolah SD/MI terdapat 29 teks yang meliputi 8 teks sastra dan 21 teks nonsastra. Teks sastra tersebut adalah: teks pantun, teks syair, teks
cerita narasi sederhana khusus untuk kelas 5.
Atas dasar itulah pemetaan
terhadap berbagai jenis teks bahasa
Indonesia yang ada pada kurikulum
2013 (revisi), khususnya untuk jenjang SD menjadi penting. Upaya pemetaan ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam mengajarkan jenis-jenis teks yang dikelompokkan dalam berbagai genre dan subgenre agar lebih
praktis dan mudah dipahami peserta didik.
Satu genre dapat muncul dalam
berbagai jenis teks. Bahkan, tidak
menutup kemungkinan jika satu jenis
teks dapat dimasukkan ke dalam
beberapa genre. Pemetaan ini dilakukan berdasarkan
kemiripan dari segi struktur dan tujuan sosial dari
masingmasing genre atau
subgenre tersebut.�
Upaya pemetaan genre teks ini juga disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia di SD/MI dalam
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 yang menjelaskan bahwa peserta didik
perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia dan keterampilan membuat berbagai genre teks bahasa Indonesia. Untuk sampai pada tujuan tersebut, guru dapat menjelaskan kepada peserta didik bahwa
poin utama dalam memahami konsep genre teks adalah mengetahui tujuan sosial dari
masing-masing genre dan kemiripan strukturnya.
Tujuan selanjutnya dari permendikbud tersebut adalah peserta didik diharapkan mampu membangun komunikasi yang sesuai dengan konteksnya, memiliki pengetahuan yang memadai tentang konsep penggunaan bahasa dan sastra Indonesia dalam
beragam genre teks, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan bahasa dan sastra
Indonesia secara lisan dan tulis untuk kegiatan
berpikir, bertindak, berekpresi, dan berkreasi. Maksud dari penjelasan
tersebut adalah pada tahap selanjutnya peserta didik diharapkan
mampu menyampaikan atau mengasah keterampilan
berbicara dan rasa percaya dirinya terkait dengan genre teks yang telah dibuatnya.�
�
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka
dan dokumentasi. Adapun kegiatan
yang dilakukan adalah menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang menjadi objek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, tesis, ensiklopedia, internet, dan sebagainya.
Sumber data yang digunakan berasal dari buku
teks tematik Kurikulum 2013 (Revisi) yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum
dan Perbukuan.
No. |
GENRE/ SUBGENRE |
JENIS TEKS |
STRUKTUR TEKS |
1.
SASTRA / PENCERTAAN |
|||
1.1� |
NARATIF : � Tujuan� sosial: Menceritakan kejadian |
� Teks anekdot Tujuan social : Menceritakan berbagai reaksi emosional dalam sebuah cerita. |
� Abstraksi � Orientasi � Krisis � Reaksi Koda |
|
|
� Teks hikayat �Tujuan sosial :
Menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita |
�
Pengenalan cerita atau asal� tokoh
utama �
Peristiwa yang dialami tokoh utama � Konflik� � Penyelesaian |
|
|
� Teks biografi �Tujuan sosial: Menceritakan tahapan kehidupan |
�
Orientasi �
Kejadian penting �
Reorientasi |
|
|
� Teks cerpen �Tujuan sosial: Menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita |
� Pengenalan� cerita (exposition,orientation) � Pengungkapan peristiwa(complication) � menuju pada � konflik (rising
action) Puncak konflik
(turning point) � Penyelesaian (ending/
coda) |
|
|
� Teks drama �Tujuan social : Menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita |
� Prolog � Dialog (orientasi,
komplikasi,� resolusi)
�
Epilog
|
|
|
� Teks � cerita sejarah �Tujuan social : Menceritakan peristiwa sejarah |
� Pengenalan situasi cerita (orientasi) � Pengungkapan peristiwa Menuju konflik(rising action) �
Puncak� konflik (komplikasi) �
Penyelesaian� (resolusi) �
Koda |
1.2� |
NON
NARATIF � Tujuan sosial : Mendeskripsikan kejadian atau isu |
� Puisi � Tujuan sosial: Mendeskripsikan kejadian atau isu dalam
bentuk larik dan bait |
� Suasana � Tema puisi �
Makna puisi �
Pengimajian �
Kata
konkret �
Rima
(persajakan) �
�Tidak terstruktur |
II. FAKTUAL
|
|
|
|
22.1� |
LAPORAN Tujuan sosial: Melaporkan kejadian / isu atau melaporkan
secara umum tentang berbagai kelas benda |
� Teks laporan hasil� observasi � Tujuan sosial : Memberikan informasi umum tentang berbagai kelas ������ benda, seperti harimau, batu, pohon, ular, dan sebagainya |
� Permyataan umum atau klasifikasi � Deskripsi bagian � Deskripsi manfaat |
2.2� |
PROSEDURAL/
ARAHAN �Tujuan sosial: Mengarahkan atau �menga-jarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan |
Teks prosedur Tujuan sosial : Bagaimana melakukan
percobaan ����������� atau pengamatan |
Tujuan Langkah-langkah (petunjuk) Penegasan ulang (penutup) |
Balitbang, Kemdikbud tahun
2017 untuk kelas 5 serta tahun 2018. Selanjutnya, peneliti melakukan pemetaan genre teks dari sumber
data tesebut untuk kemudian diinterpretasi berdasarkan teori yang digunakan.�
�
A.
Pemetaan Genre Teks Bahasa Indonesia SD Kurikulum
2013 (Revisi)
Pembahasan tentang genre berkaitan
dengan berbagai macam teks termasuk
perbedaan mendasar pada tujuan sosial teks
dan cara yang digunakan untuk menata struktur
informasinya (struktur berpikir). Secara umum, teks dapat
diklasifikasikan atas teks tunggal atau
genre mikro dan teks majemuk atau genre makro. Teks tunggal adalah teks yang dibentuk dari satu
jenis teks tertentu, misalnya teks deskripsi, teks eksplanasi, teks cerpen, dan sebagainya. Sementara itu, teks majemuk
adalah teks kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagian-bagian
yang dapat berupa bab, subbab, atau
seksi, subseksi. Untuk jenjang SD, meski pembelajaran teks masih didominasi
oleh teks-teks tunggal. Setiap teks dari
genre atau subgenre tertentu
memiliki tujuan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pemaparan genre teks bahasa Indonesia pada kurikulum
2013 (revisi) jenjang SD
yang berkaitan dengan ruang lingkup kompetensi
berbasis teks (genre). Selanjutnya, pemetaan tersebut juga menjelaskan bahwa jenis-jenis teks bahasa
Indonesia di kelas 5 SD didominasi oleh genre cerita dengan subgenre naratif.� Dengan kata lain, pembelajaran teks di kelas 5 lebih banyak berkaitan
dengan konsep penceritaan dari tiap-tiap teks yang termasuk dalam genre cerita dengan tujuan
sosial yang berbeda-beda.� Di jenjang ini peserta didik
dapat lebih bebas mengekspresikan diri dalam beragam
bentuk teks naratif atau non naratif (puisi).��
B.
Model pembelajaran
Bahasa Indonesia
Beberapa model pembelajaran yang biasa diterpakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia berbasis teks, seperti inkuiri based
learning, discovery based learning, problem based learning, dan project based learning.� Penerapan model pembelajaran tersebut perlu disesuaikan dengan lingkup materi dan strategi pembelajaran
yang digunakan.
Ada
tiga (3) model pembelajaran
yang digunakan dalam buku teks yaitu.�
a) Model pembelajaran berbasis keingintahuan (inquire-based
learning), tidak hanya menekankan perolehan atau penemuan jawaban-jawaban
atas keingintahuan siswa saja. Melainkan,
lebih dari itu, juga mendorong aktivitas siswa melakukan penelusuran, pencarian (searching).
Serta penemuan, penelitian
dan pengembangan studi atau kajian dan analisis lebih lanjut.�
b) Model pembelajaran
berbasis pemecahan masalah (problem
solving- based learning), secara khusus diselenggarakan berbasis masalah di masyarakat. Berpijak pada masalah-masalah yang ada, siswa didorong untuk mengamati, meneliti dan mengkaji serta memecahkan masalahmasalah tersebut. Sehingga dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan siswa. Selain bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan khusus terkait dengan masalah yang ada.
c) Model ini juga dikembangkan untuk menumbuhkan kepedulian dan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pemecahan masalah sehari-hari. Model pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), merupakan proses pembelajaran
yang menjadikan kegiatan proyek sebagai obyek studi sekaligus
sarana belajar. Sebagai obyek studi,
dilakukan ketika kegiatan proyek dijadikan sumber pengetahuan dalam proses belajar. Tahapan-tahapan kegiatan dalam proyek, mulai dari
penentuan masalah, perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi. Serta identifikasi
hasil yang dicapai dan rekomendasi untuk kegiatan proyek berikutnya.�
Model-model pembelajaran di atas merupakan model pembelajaran yang
diharapkan dapat menginspirasi guru dalam mendesain pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks.
C.
Media pembelajaran��� bahasa Indonesia
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari
kata medium Secara harfiah
kata tersebut mempunyai
arti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Menurut (Miftah, 2013)
dalam jurnalnya, media adalah suatu alat
atau sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran atau jembatan
dalam kegiatan komunikasi (penyampaian dan penerimaan pesan) antara komunikator (penyampai pesan) dan komunikan (penerima pesan). Sedangkan (Arsyad, 2016)
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.�
(Rivai, 2015)
menyatakan juga bahwa media
pembelajaran merupakan alat bantu mengajar
yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh pengajar Jadi, media adalah alat komunikasi
yang dapat digunakan untuk membawa pesan
dari pemberi kepada penerima pesan.�.�
Jadi, pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan sebagai sesuatu (bisa berupa alat,
bahan, atau keadaan) yang digunakan sebagai perantara komunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
Jenis media pembelajaran
menurut Heinich (dalam Widyastuti dkk. 2010) adalah:
media cetak/teks, media pameran/display, media audio, gambar
bergerak/motion pictures, multimedia dan media berbasis web atau internet.�
Sedangkan menurut (Arsyad, 2011)
media pembelajaran dikelompok-kan
menjadi 2 yaitu: media tradisional dan media Teknologi Muthakir. Media tradisional terdiri dari : visual diam yang diproyeksikan (proyeksi opaque, proyeksi overhead,
slides, film strips),visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan sinfo, papan-bulu),
audio (rekaman piringan,
pita kaset), penyajian
multimedia (slide plus suara, multi-image), visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi dan
video), cetak ( buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah),
permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan), realita ( model, specimen� dan manipulative). Sedangkan
media teknologi muthakir terdiri dari: media berbasis telekomunikasi (telekonferen, kuliah jarak jauh),
media berbasis mikropocessor (computer-assisted
instruction), permainan komputer,
sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia,
compact (video) disc.� Penggunaan alat bantu atau media belajar tidak bisa
digunakan sembarangan dalam pelaksanaan pembelajaran.� Namun, ��� harus memper-hatikan dan mempertimbangkan karakteristik peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam buku tematik �Organ Gerak Hewan dan Manusia� Kurikulum 2013 Sekolah Dasar kelas 5 adalah media pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan pembelajaran teks adalah gambar,
wacana, poster, foto.
a.
Gambar
Media gambar ialah
suatu media visual yang hanya
dapat dilihat saja, akan tetapi
tidak mengandung unsur suara atau
audio. Definisi Media Gambar yang lainnya
ialah segala sesuatu yang dapat diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 (dua) dimensi sebagai
curahan ataupun pemikiran yang bermacam-macam misalnya seperti: potret, slide, lukisan, film,
strip, opaque proyektor dan sebagainya
Fungsinya dapat memberikan
informasi yang autentik dan
pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap
orang. Media gambar biasa digunakan dalam membuat teks cerita.
b. Wacana
Menurut Alwi, dkk (2003:42), wacana adalah rentetan
kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu. Menurut Tarigan
(dalam Djajasudarma, 1994:5),
wacana adalah satuan bahasa terlengkap
dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat. menurut Kinneavy
(dalam Supardo 1988:54)
wacana adalah teks yang lengkap yang disampaikan baik secara lisan maupun
tulisan yang tersusun oleh kalimat
yang berkaitan.
c.
Poster /Poto
Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:50)
poster merupakan media komunikasi
yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat, dan impresif, karena ukurannya yang relatif lebih besar. Melalui
poster pesan pendidikan dapat tersampaikan dengan baik
Pemetaan genre teks bahasa
Indonesia merupakan salah satu
upaya untuk memudahkan guru dalam mengajarkan jenis-jenis teks. Meski kurikulum
berubah-ubah, selama basisnya masih menggunakan teks, guru tetap dapat menggunakan
pemetaan genre teks ini dalam proses pembelajaran di kelas. Pemetaan genre teks ini dilakukan dengan
cara memasukkan jenis-jenis teks ke dalam genre tertentu sesuai dengan tujuan sosial
dari genre tersebut. Satu
genre dapat berisi beberapa jenis teks tergantung dari kesamaan tujuan
atau struktur teksnya. Namun, tidak menutup kemungkinan
bahwa di kemudian hari satu jenis
teks dapat dikelompokkan ke dalam beberapa genre.�
Guru dapat
menggunakan pemetaan tersebut dalam bentuk kegiatan pembelajaran seperti kegiatan pemodelan termasuk di dalamnya kegiatan membangun konteks, kegiatan mengembangkan teks secara bersama-sama, dan kegiatan mengembangkan teks secara mandiri
yang dilakukan oleh peserta
didik. Dalam mengajarkan teks, guru dapat menggunakan pendekatan saintifik berbasis proyek atau bahkan dengan
model pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran.
Model pembelajaran teks yang terdapat pada buku tematik �Organ Gerak Hewan dan Manusia� Kurikulum 2013 Sekolah Dasar kelas 5 adalah model pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem solving-based learning), secara khusus diselenggarakan
berbasis masalah di masyarakat. Berpijak pada masalah - masalah yang ada, siswa didorong
untuk mengamati, meneliti
dan mengkaji serta memecahkan masalah-masalah tersebut. Sehingga dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan siswa. Selain bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan khusus terkait dengan masalah yang ada. Misalnya siswa siswa diminta untuk
mengamati gambar dan mendeskripsikannya. Siswa disajikan masalah lalu diminta untuk
diteliti dan mengkajinya
dan mencari pemecahannya.�
Untuk mengajarkan materi �materi yang ada dalam buku siswa
diperlukan beberapa media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa, materi dan lingkungan siswa yang akan kita ajarkan. Dalam
buku tematik �Organ Gerak Hewan dan Manusia� Kurikulum 2013 Sekolah Dasar kelas 5 adalah media pembelajaran yang digunakan dalam membelajarkan pembelajaran teks adalah gambar,
wacana, poster, foto.�
�
Arsyad, Azhar. (2011). Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. (2016). Media
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mahsun. (2018). Teks Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Miftah, Muhammad. (2013). Fungsi, dan
peran media pembelajaran sebagai upaya peningkatan kemampuan belajar siswa. Kwangsan:
Jurnal Teknologi Pendidikan, 1(2), 95�105. Google Scholar
Rivai, Sudjana dan. (2015). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Edisi ke-7). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Copyright holder: Mindarti (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |