Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 4, April 2022
PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENALARAN SPASIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Yesaya
Umeng, Ahmad Yani T
FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Pembelajaran GeoGebra
adalah pembelajaran yang menggunakan program Geogebra untuk mempelajari
matematika khususnya geometri, aljabar dan kalkulus. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan motivasi dan penalaran spasial siswa kelas VII SMPN 3
Belitang Hilir dengan menggunakan program Geogebra dalam pembelajaran geometri
spasial. Penalaran spasial dalam penelitian ini terdiri dari 7 aspek yang
dipelajari, yaitu (1) �Mampu� membayangkan �posisi� suatu �benda� geometri�
setelah �benda� geometri �mengalami rotasi, refleksi, atau dilatasi
(Transformasi Objek); (2) Mampu membandingkan hubungan logis unsur-unsur suatu
struktur ruang (Elements of Build); (3) Mampu memprediksi secara akurat bentuk
suatu objek dilihat dari sudut pandang �tertentu� (Point of View); � (4) Mampu
menentukan objek yang sesuai pada posisi tertentu dari rangkaian objek
geometris (Object Position); (5) Mampu menyusun model yang berkaitan dengan
suatu objek geometri spasial (Model Konstruksi); (6) Mampu merepresentasikan
model geometri yang digambarkan pada bidang datar (Model Representation); (7) Mampu
�menemukan� objek sederhana yang disematkan pada gambar yang lebih kompleks
(Find Objects). �Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah one
group pretest-posttest. �Rata-rata nilai pretest 19,9 dari nilai ideal 54� dan
standar deviasi 11,93 dengan nilai minimal 9 dan nilai maksimal 48. Dari
�belajar sebelum� menggunakan �alat peraga� dan �setelah menggunakan alat
peraga, terlihat adanya peningkatan yang signifikan siswa yang �mampu� dalam
�penalaran� spasial dari 12% menjadi 52% atau meningkat sebesar 40%.Sedangkan
dari pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga dan setelah menggunakan alat
peraga dapat terlihat adanya peningkatan motivasi siswa yang signifikan yaitu
dari 10 orang atau 35% menjadi 78% atau meningkat sebesar 43% Rata-rata nilai
posttest siswa adalah 46,5 dari nilai ideal 54 dan standar deviasi 13,97 dengan
skor minimal 18 dan skor maksimal 54. Pembelajaran dengan menggunakan media
GeoGebra siswa dapat dengan mudah menggambar bentuk geometris melalui antar
muka pada program GeoGebra (tampilan aljabar), tampilan geometri dan tampilan
input.Pada tampilan input siswa berada mampu menyusun kalimat matematika untuk
menggambar geometrik sh kera, sehingga dengan menggunakan media GeoGebra dapat
meningkatkan motivasi dan penalaran spasial siswa.
Kata Kunci: pembelajaran geogebra;
objek geometri; motivasi dan penalaran spasial
Abstract
GeoGebra learning is learning that uses the Geogebra program to study
mathematics, especially geometry, algebra and calculus. The purpose of this
study was to increase motivation and spatial reasoning of seventh grade
students of SMPN 3 Belitang Hilir by using the Geogebra program in spatial
geometry learning. Spatial reasoning in this study consists of 7 aspects
studied, namely (1) "Able to" imagine "position" an
"object" geometry" after the "object" geometry
"it undergoes rotation, reflection or dilation (Object Transformation);
(2) Be able to compare the logical relationships of the elements of a spatial
structure (Elements of Build); (3) Able to accurately predict the shape of an
object viewed from a "certain" point of view (Point of View); � (4)
Able to determine the suitable object at a certain position from a series of
geometrical objects (Object Position); (5) Able to construct a model related to
an object of spatial geometry (Model Construction); (6) Able to represent
geometric models depicted on a flat plane (Model Representation); (7) Able to
"find" simple objects embedded in more complex images (Find Objects).
�The approach used in this study is one group pretest-posttest. "The mean
pretest score is 19.9 from the ideal score of 54" and the standard
deviation is 11.93 with a minimum score of 9 and a maximum value of 48. From
"learning before" using "visual aids" and "after using
teaching aids, it can be seen there is a significant increase in students who
are "able" in spatial "reasoning" from 12% to 52% or an
increase of 40%. Meanwhile, from learning before using teaching aids and after
using teaching aids, it can be seen that there is a significant increase in
motivated students, namely from 10 people or 35% to 78% or an increase of 43%.
The average posttest score of students is 46.5 out of an ideal score of 54 and
a standard deviation of 13.97 with a minimum score of 18 and a maximum score of
54. Learning by using GeoGebra media students can easily draw geometric shapes
through the interface in the GeoGebra program (algebra view).
, view geometry and input view). In the input view students are able to
compose mathematical sentences to draw geometric shapes, so that using GeoGebra
media can increase students' motivation and spatial reasoning.
Keywords: geogebra learning;
geometry objects; motivation and spatial reasoning
Pendahuluan
Tujuan� pembelajaran matematika menurut kurikulum
diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan� matematika, mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah,� serta memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Menurut�NCTM�(2000) �salah satu
standar diberikannya geometri di sekolah adalah agar anak dapat menggunakan�visualisasi, �mempunyai
kemampuan penalaran spasial�pada materi geometri. Sejalan dengan pendapat NCTM
tersebut kurikulum di Indonesia dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, dituntut�untuk dapat menguasai materi geometri bidang�dan geometri
ruang yang didalamnya juga terdapat kemampuan spasial.
Program�GeoGebra�merupakan�program�yang bersifat�dinamis�dan�interaktif untuk
mendukung pembelajaran� dan� penyelesaian�persoalan� matematika
seperti geometri, aljabar, kalkulus dan lain-lain. Dalam hal ini penulis memfokuskan
penggunaan Geogebra pada Geometri.
Menurut Lavicza� (Hohenwarter,
2010), sejumlah penelitian menunjukkan bahwa GeoGebra dapat� mendorong� proses�penemuan� dan� eksperimentasi
siswa di kelas. Fitur-fitur visualisasinya dapat secara efektif membantu siswa
dalam mengajukan berbagai konjektur matematis.
Gee (dalam
Nemeth, 2007) �mendefinisikan penalaran spasial adalah
memanipulasi gambar secara mental, merotasikan, atau membaliknya, kemampuan
spasial diklasifikasikannya ke dalam 5 komponen yaitu: persepsi spasial, visual
spasial, rotasi mental, relasi mental dan orientasi spasial.
Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah Bagaimana Penerapan Pembelajaran Media GeoGebra
untuk meningkatkan motovasi dan Penalaran Spasial matematika Siswa di Sekolah
Menengah Pertama?
Metode Penelitian
1.
Desain Penelitian
Secara
umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan
penalaran spasial siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Belitang Hilir Kab.Sekadau
dengan menggunakan program GeoGebra
dalam pembelajaran matematika. Rancangan yang akan digunakan adalah
deskriptif� analitik.
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah one
group pretest-postest dengan rancangan seperti pada gambar berikut :
Bentuk rancangan one group
pretest-postest
Observation |
Treatment |
Observation |
O1 |
X |
O2 |
Diadaptasi
dari Sugiyono (2015: 112)
O1
: Skor Pretest, Motivasi dan� penalaran
spasial awal
siswa dalam belajar matematika
X :
Pembelajaran matematika dengan geogebra
O2 :
Skor Postes
2.
Data dan
Sumber Data
Data
dari penelitian ini berupa Motivasi dan penalaran spasial siswa dalam
pembelajaran matematika dengan program geogebra.
Sumber
Data adalah Jumlah siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian sebanyak 28
orang, siswa kelas VIII.A SMPN 3 Belitang Hilir. Penetapan sampel dalam
peneltian ini dengan teknik puposive
sampling, yaitu penetapan berdasarkan tujuan atau kepentingan rasional.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian
menggunakan dua jenis teknik pengumpulan data yaitu� teknik tes dan teknik non tes. Instrumen tes
digunakan untuk mengukur penalaran spasial siswa, sedangkan instrumen non tes
berbentuk skala angka 1 sampai dengan 5 digunakan untuk mengetahui Motivasi
sebelum pembelajaran maupun sesudah pembelajaran, lembar observasi, dan pedoman
wawancara.
Table 1
Pedoman Penskoran Jawaban Siswa
Pada
Ujicoba Tes Penalaran Spasial
Indikator yang Diukur |
Kriteria Penskoran |
Skor |
Mampu
membayangkan posisi suatu obyek geometri sesudah obyek geometri itu mengalami
rotasi, refleksi atau dilatasi. |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu�
membandingkan
kaitan hubungan logis dari unsur-unsur suatu bangun ruang. |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu� menduga secara akurat bentuk suatu obyek dipandang dari
sudut pandang tertentu |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu� menentukan obyek yang cocok pada posisi tertentu dari sederetan
obyek bangun geometri ruang |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu� mengkonstruksi model yang berkaitan dengan suatu obyek
geometri ruang |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu� merepresentasikan model-model bangun geometri yang
digambarkan pada bidang datar. |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Mampu� menemukan obyek sederhana yang dilekatkan dalam gambar yang
lebih kompleks |
Tidak menjawab sama sekali, atau jawaban salah Jawaban benar, tanpa alasan, atau alasan salah Jawaban benar dan alas an
benar |
0 1 2 |
Validitas
soal tes Penalaran Spasial diukur
menggunakan rumus� korelasi product
moment Pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh siswa pada
suatu butir soal dengan skor total (Widoyoko, 2012: 147).
Keterangan:
X: skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal
Y: skor total yang diperoleh siswa
N: banyaknya pasangan skor
Kriteria
untuk menentukan tingkat validitas soal menggunakan kriteria Guilford
(Ruseffendi, 2005:160).
0,90 - 1,00 : sangat tinggi
0,70 -
0,90 : tinggi
0,40 -
0,70� : sedang
0,20 -
0,40� : rendah
0,00 - 0,20 :
kecil
4.
Pengembangan Instrumen
Motivasi Siswa
Pengembangan
instrument penelitian dalam pengumpulan data motivasi siswa sebelum dan sesudah
diberikan pembelajaran geometri ruang dengan GeoGebra menggunakan angket, �yaitu sekumpulan�pernyataan�atau�pertanyaan� yang harus
dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan
melalui jawaban yang sudah disediakan.
5.
Analisis
Data
Analisis data
pada penelitian ini adalah data hasil tes kemampuan penalaran spasial siswa.
Selain itu, data Motivasi siswa diperoleh dari angket, hasil observasi dan catatan
lapangan. Data yang berupa tes hasil belajar, kemudian akan diolah melalui: Seleksi data;
Pengkoreksian data; pembobotan data; dan penyimpulan data.
Hasil persentase
keberhasilan siswa secara umum pada pemebelajaran matematika dengan
menggunakan program geogebra adalah jumlah �siswa� yang�
mendapat �nilai� minimal 15, dibagi jumlah siswa keseluruhan dan dikalikan
100%. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam
menjawab soal penalaran spasial. Apabila jumlah siswa yang memenuhi kreteria
penyekoran minimal 15 lebih dari 70% maka dinyatakan berhasil.
Tabel 2
Penguasaan Penalaran Spasial Siswa
dan Efektivitas �Pembelajaran Geogebra
Persentase siswa sampel
yang mendapat skor minimal 15 |
Keterangn |
70% - 100% |
Kemampuan penalaran
spasial siswa lebih baik melalui pembelajaran matematika dengan program
geogebra |
40% - 70% |
Kemampuan penalaran
spasial siswa cukup baik melalui pembelajaran matematika dengan program
geogebra |
0% - 40% |
Kemampuan penalaran
spasial siswa kurang baik dan pembelajaran matematika dengan program geogebra
tidak efektif. |
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil
Observasi Awal
Observasi awal tidak
menggunakan Media pembelajaran. Adapaun data pretest kemampuan spasial
siswa di SMPN
3 Belitang Hilir adalah sebagai berikut:
Skor
rata-rata pretest adalah 19,9 dari skor ideal 54 dan standar deviasi adalah
11,93 dengan nilai minimum 9 dan nilai maksimum 48.
Tabel 3
Gambaran Penalaran Spasial Siswa Sebelum
Pembelajaran Geogebra
No |
Penalaran Spasial |
Jumlah Siswa Mampu |
Persentase Mampu (%) |
Jumlah Siswa tidak� Mampu |
Persentase tidak Mampu (%) |
1 |
Transformasi Obyek |
3 |
10 |
25 |
90 |
2 |
Unsur Bangunan |
4 |
14 |
24 |
86 |
3 |
Sudut Pandang |
5 |
17 |
23 |
83 |
4 |
Posisi Obyek |
6 |
21 |
22 |
79 |
5 |
Konstruksi Model |
2 |
7 |
26 |
93 |
6 |
Representasi Model |
4 |
14 |
24 |
86 |
7 |
Menemukan Obyek |
1 |
3 |
27 |
97 |
Rata- rata Persentase mampu pada penalaran spasial siswa sebelum
pembelajaran
geogebra adalah 12%, sedangkan yang tidak mampu 88%.
Tabel 4
Motivasi Siswa Sebelum Dilaksanakan
Pembelajaran Geogebra
No |
Jumlah Siswa |
Termotivasi |
Kurang termotivasi |
1 |
28 |
10 |
18 |
Jumlah
siswa yang termotivasi sebelum dilaksankan pembelajaran pembelajaran geogebra
sebesar ada 10 orang atau sebesar 35%, sedangkan yang kurang termotivasi ada 18
Orang atau sebesar 65%.
Tabel 5
Gambaran Penalaran Spasial Siswa Setelah
Pembelajaran Geogebra
No |
Penalaran Spasial |
Jumlah Siswa Mampu |
Persentase Mampu (%) |
Jumlah Siswa tidak� Mampu |
Persentase tidak Mampu (%) |
1 |
Transformasi Obyek |
18 |
64 |
10 |
26 |
2 |
Unsur Bangunan |
16 |
57 |
12 |
43 |
3 |
Sudut Pandang |
17 |
60 |
11 |
40 |
4 |
Posisi Obyek |
15 |
53 |
13 |
47 |
5 |
Konstruksi Model |
14 |
50 |
26 |
50 |
6 |
Representasi Model |
13 |
46 |
15 |
54 |
7 |
Menemukan Obyek |
11 |
39 |
17 |
61 |
Rata- rata Persentase
jumlah siswa yang mampu pada penalaran spasial siswa setelah pembelajaran
geogebra adalah 52%, sedangkan Persentase jumlah siswa yang tidak mampu 48%. Dari
pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga dan sesudah menggunakan alat
peraga pembelajaran terlihat ada peningkatan yang signifikan siswa yang mampu
pada penalaran spasial yaitu dari 12% menjadi 52% atau meningkat 40%.
Tabel 6
Motivasi Siswa Setelah Dilaksanakan
Pembelajaran Geogebra
No |
Jumlah Siswa |
Termotivasi |
Kurang termotivasi |
1 |
28 |
22 |
6 |
Jumlah
siswa yang termotivasi setelah dilaksankan pembelajaran geogebra ada 22 orang
atau sebesar 78%, sedangkan yang kurang termotivasi ada 6 Orang atau sebesar
22%.
Dari pembelajaran sebelum
menggunakan alat peraga dan setelah menggunakan alat peraga terlihat ada
peningkatan yang signifikan siswa yang termotivasi yaitu dari 10 orang atau 35%
menjadi 78% atau meningkat 43%.
Secara
umum, siswa termotivasi
positif pada pembelajaran matematika dan kaitan pembelajaran matematika dengan
pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari, meskipun ada beberapa siswa memberikan
respons atau
motivasi yang negatif terhadap beberapa pertanyaan. Siswa berpendapat
bahwa matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan materi pada matematika
dapat menunjang pada pelajaran yang lain.
Untuk
pemberian soal-soal penalaran spasial, sebaiknya soal tersebut diberikan
sesering mungkin. Ada pun waktunya, bisa di awal pertemuan yaitu memberikan
gambaran secara teoritis tentang apa yang akan dibahas dan manfaat yang akan
diperoleh atau pada saat latihan yaitu aplikasi konsep langsung dengan beberapa
demonstrasi teoritis penggunaan konsep yang menggunakan algoritma aljabar.
Soal penalaran
spasial akan meningkatkan penalaran siswa selama pemahaman siswa tersebut mampu
memenuhi standar minimum untuk mengaitkan suatu konsep dengan masalah lain, sehingga akan
merangsang kemampuan berfikir siswa untuk lebih berkembang.
Berdasarkan
hasil analisis data, pembelajaran GeoGebra� memiliki potensi yang baik untuk dapat
meningkatkan motivasi dan
Penalaran� siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil analisis terhadap data hasil sebelum dan sesudah menggunakan
Geogebra.
Kesimpulan
Pembelajaran
dengan mengunakan media GeoGebra
siswa dapat dengan mudah menggambar bangun geometri melalui antar muka pada
program GeoGebra (algebra view, geometri view dan input view). Pada input view siswa mampu menyusun kalimat
matematika untuk menggambar bangun geometri, sehingga dengan media GeoGebra dapat meningkatkan motivasi dan penalaran
spasial siswa.
Motivasi siswa dalam
belajar materi geometri ruang setelah menerapkan pembelajaran GeoGebra ada peningkatan yang signifikan. Siswa
lebih banyak menunjukan motivasi yang baik dalam belajar materi geometri
ruang.
Penalaran
spasial siswa dalam materi geometri ruang setelah menerapkan pembelajaran GeoGebra tergolong cukup baik.
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka perlulah kiranya penerapan penggunaan program GeoGebra pada pelajaran matematika
sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah, untuk meningkatkan motivasi dan
penalaran spasial pada khususnya dan untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa
akan materi pada umumnya.
Lembaga
pendidikan, hendaknya menunjang fasilitas pengajaran, salah satunya adalah
dengan menggunakan media pembelajaran program GeoGebra sebagai variasi model pembelajaran. Mengingat
penggunaan program GeoGebra dalam
pembelajaran matematika apabila dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh
mampu meningkatkan motivasi dan penalaran spasial siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka penggunaan aplikasi GeoGebra perlu dicoba atau dipraktikan
oleh semua guru Matematika.
Darhim. (2004). Pengaruh Pembelajaran Matematika
Kontekstual Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal
dalam Matematika. Bandung: PPS UPI.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian
Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.
Eriadi. (2008). Penerapan Pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik untuk meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa SMP. Bandung: Tesis UPI.
Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. (2017). Model Silabus Mata
Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). Jakarta:
Kemendikbud. Mahendra, BS.
Kurikulum. (2013). Matematika Sekolah
Dasar dan Menengah. Jakarta : Erlangga.
Priyo. (2011). Peningikatan Motivasi dan
Hasil Belajar Menggunakan Media Gambar GeoGabra pada Siswa Kelas VIII B SMP
Negeri 1 Memranjen. Purworejo: UMP.
Copyright holder: Yesaya Umeng, Ahmad Yanin T (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |