Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 4, April 2022
PENGARUH GEL KOLAGEN SISIK IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus russellii)
TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus
norvegicus)
Subagja, Dosi Ahmad Yani,
Neliana
Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon, Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Luka bakar
adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh sumber panas, radiasi,
listrik, dan bahan kimia. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyembuhan luka bakar adalah kolagen
dari sisik ikan kakap merah (Lutjanus russelli). Limbah kulit, sisik ikan merupakan kolagen tipe I sedangkan kolagen tipe V terdapat pada jaringan ikat dalam kulit dan tendon serta kolagen tipe
lain yang belum teridentifikasi
pada gelembung renang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari gel kolagen sisik ikan kakap merah terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan dan untuk mengetahui konsentrasi dari gel kolagen sisik ikan kakap merah yang paling baik untuk penyembuhan
luka bakar pada tikus putih jantan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
percobaan eksperimen yaitu melakukan perlakuan atau percobaan pada obyek yang sedang diteliti dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh yang timbul akibat perlakuan
yang telah diberikan dan untuk memperoleh data. Data kemudian diolah dengan program SPSS versi 21. Hasil
uji efektivitas penyembuhan
luka bakar gel kolagen sisik� ikan kakap merah (Lutjanus russellii) pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) pada masing-masing kelompok berupa presentase kesembuhan luas luka selama 13 hari adalah 9,22% untuk konsentrasi 1%, dan 18,18 %
untuk konsentrasi 2%, kemudian 13,68% untuk
konsentrasi 3%. Kesimpulannya
yaitu gel gel kolagen sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii) dengan konsentrasi 2% memiliki efektivitas yang paling efektif terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan
(Rattus norvegicus).
Kata Kunci: luka bakar; gel sisik ikan kakap merah; kolagen
Abstract
Burns are tissue damage or loss caused by sources of heat, radiation,
electricity, and chemicals. One of the materials that can be used as a wound
healing is collagen from red snapper (Lutjanus russelli)
scales. Skin waste, fish scales are typed I collagen while type V collagen is
found in connective tissue in the skin and tendons as well as other types of collagen that have not been identified in the swim bladder.
This study aims to determine the effectiveness of red snapper scale collagen
gel on healing burns in male white rats and to determine the best concentration
of red snapper scale collagen gel for healing burns in male white rats. The
method used in this research is the experimental method, namely conducting
treatment or experiments on the object studied to know the effects that arise
due to the treatment that has been given and to obtain data. The data processed
by the SPSS version 21 program. The results of the test of the effectiveness of
wound healing on collagen gel scales of red snapper (Lutjanus russellii) in male white rats (Rattus norvegicus) in each
group in the form of percentage healing of wound larges for 13� days�
were� 9.22%� for�
a� concentration� of�
1%,� and� 18,18%�
for� 2% concentration, then 13.68%
for 3% concentration. The conclusion is that red snapper (Lutjanus russellii) scale collagen gel with a concentration of 2%
has the most effective effectiveness on healing burns in male white rats
(Rattus norvegicus).
Keywords: burns; red snapper scale
gel; collagen
Pendahuluan
Indonesia memiliki
sumber daya perikanan meliputi, perikanan tangkap di perairan� umum� seluas 54 juta hektar dengan
potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Besaran potensi hasil laut dan perikanan Indonesia mencapai 3000
triliun per tahun, akan tetapi yang sudah dimanfaatkan hanya sekitar 225 triliun atau sekitar
7,5% saja (UGM, 2014).
Luka bakar merupakan keadaan dimana rusaknya suatu jaringan karena terjadi kontak langsung antara jaringan dengan api, uap
panas, bahan kimia dan barang-barang elektrik. Luka bakar adalah salah satu penyebab kematian dan ketidak mampuan jangka panjang. Beberapa penyebab terjadinya luka bakar yaitu kobaran
api, cairan, bahan kimia, listrik,
maupun kontak lainnya (Dewi, 2013).
Sisik Kakap
merah mengandung kolagen, yang berarti mengandung beberapa jenis asam amino. Sisik ikan kakap� merah
yang dibuat sediaan gel berperan dalam fase�� maturasi pada luka bakar dengan membantu
kolagen alami yang dari dalam tubuh
untuk memberi kekuatan pada jaringan baru serta meningkatkan
organisasi serabut-serabut kolagen pada waktu remodeling penyembuhan luka. Kolagen yang ditimbun dalam luka diubah,
membuat penyembuhan lebih kuat dan lebih mirip jaringan.
Kolagen baru menyatu, menekan pembuluh darah�� dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka, menjadi
rata dan tipis (Setyowati dkk,
2015).
Pada Penelitian
Lisa Riana Wardani, dkk tahun (2010) yang berjudul �Aktivitas Gel Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus russellii)
Terhadap Fase Epitelisasi Pada Proses Penyembuhan
Luka Bakar Kulit Kelinci� bahwa gel kolagen sisik ikan kakap merah dengan konsentrasi
0,6% paling efektif dalam fase penyembuhan luka bakar kulit
kelinci.
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan
adalah dengan metode eksperimen. Metode Eksperimen�������� yaitu melakukan perlakuan atau percobaan pada obyek yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh yang timbul akibat perlakuan yang telah diberikan dan untuk memperoleh data (Notoatmodjo, 2012).
Alat-alat
yang digunakan adalah batang pengaduk, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring,
blender, alumunium foil, perkamen,
pH stick, pot salep, kain blacu, sudip, timbangan
analitik, mortir dan stemper, pembakar spirtus, sudip, pencukur bulu, sendok besi, kapas,
kasa steril, kapas, penggaris.
Bahan-bahan yang digunakan
adalah HPMC, propilenglikol,
metil paraben, aquadest, kolagen sisik ikan kakap merah, �bioplacenton
gel, tikus putih jantan.
1. Langkah Kerja
a) Determinasi Ikan Kakap
Merah
Hewan dideterminasi
di Museum Zoologi Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati ITB (Institut Teknologi Bandung). Determinasi Hewan bertujuan untuk mengetahui apakah hewan yang akan diteliti adalah
benar merupakan Ikan Kakap Merah (Lutjanus
russellii).
b) Pengumpulan Bahan
Pengumpulan bahan
atau sample yang akan digunakan sebagai bahan penelitian berupa limbah sisik
ikan kakap merah sebanyak 89,17 gram yang didapatkan di sekitaran Pasar Kanoman Kota Cirebon.
c) Pembuatan� Kolagen� Sisik� Ikan Kakap Merah (Lutjanus russellii)
Persiapan bahan
baku utama. Pemisahan dari pengotor. Sampel sisik ikan kakap merah, kemudian ditimbang sebanyak 89,17 g. Sampel kemudian dilakukan penghilangan protein non-kolagen dan������� pembebasan lemak (degreasing) dengan
cara merendam sampel yang telah dipotong-potong dalam larutan NaOH 0,1 M. Perendaman ini dilakukan selama
3 x 24 jam dan tiap hari pelarut NaOH 0,1 M diganti dengan yang baru. sisik dan tulang dicuci dengan aquades
hingga pH sampel mencapai pH 7. Proses ekstraksi kolagen dilakukan dengan larutan CH3COOH pada konsentrasi 0,5 M dengan waktu inkubasi 3 x 24 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan saringan plastik untuk memisahkan
residu dan ekstrak (supernatan). Supernatan dipresipitasi dengan cara menambahkan NaCl 0,9 M sehingga didapatkan presipitat kolagen (proses
salting-out). Presipitat dibiarkan
selama 24 jam, kemudian disentrifugasi pada 8000 rpm selama
30 menit. Presipitat dan supernatan selanjutnya diliofilisasi (spray draying) selama
30 menit dipisahkan dalam masing-masing wadah. Sehingga didapatkan kolagen kering. Spektra FTIR yang dihasilkan menunjukkan��� puncak-puncak serapan bilangan gelombang dari sampel uji. Gugus-gugus fungsi sampel uji ditentukan berdasarkan puncak serapan� bilangan gelombang yang terdeteksi dengan wilayah serapan untuk gugus fungsi
protein.
d) Uji Ninhidrin
Sampel 3 gram
dimasukan dalam tabung reaksi. Kemudian dilakukan penambahan basa NaOH 1M. Lalu dengan pereaksi Ninhidrin 1% dipanaskan, dan diamati perubahan yang terjadi. Hasil positif yang ditunjukan adalah berwarna ungu, biru dan kuning pucat.
e) Pembuatan Gel Sisik
Ikan Kakap Merah (Lutjanus
russellii)
Tabel 1
Formulasi Sediaan Gel Sisik Ikan Kakap
Merah (Lutjanus russellii)
Komposisi |
Formula |
|||
K
� (Basis
Gel) |
X1 |
X2 |
X3 |
|
Kolagen Sisik
ikan kakap merah |
- |
1 g |
2 g |
3 g |
HPMC |
4 g |
4 g |
4 g |
4 g |
Propilenglikol |
15 g |
15 g |
15 g |
15 g |
Metil Paraben |
0,2 g |
0,2 g |
0,2 g |
0,2g |
Aquadest |
Ad 100 mL |
Ad 100 mL |
Ad 100 mL |
Ad 100 mL |
Formulasi sediaan
gel sisik ikan kakap merah dapat dilihat
pada Tabel 1. Disiapkan alat dan bahan kemudian ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan. Setelah itu, dimasukkan
aquadest panas untuk HPMC kedalam mortir, taburkan HPMC secara merata kemudian
tunggu sampai mengembang. Setelah HPMC mengembang, gerus sampai homogen� Ditambahkan
metil paraben, gerus sampai homogen. Kemudian, ditambahkan Propilenglikol, gerus sampai homogen. Selanjutnya, Ditambahkan kolagen sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii), gerus
sampai homogen. Kemudian, Dimasukkan sisa aquadest, gerus sampai terbentuk
gel. Massa gel yang telah terbentuk
dimasukkan kedalam wadah.
f) Pengamatan dan Pengukuran
Hasil Penelitian
diukur melalui proses� pengamatan
terhadap luka bakar tikus putih
jantan dengan pengamatan diameter luka diukur dengan menggunakan
jangka sorong yang� dilakukan setiap hari sebanyak
1x dan dilakukan 4x pengulangan
untuk masing-masing tikus
yang ditentukan berdasarkan
bagian tepi ujung terjauh sisi
daerah luka kemudian dihitung luas daerah luka
(Erizal, 2008).
g) Analisis Data
Data hasil
penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan metode One Way Anova. Jika nilai sig� >� α�
(0.05),� maka� Ho diterima yang menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan. Setelah data dimasukan kedalam tabelkeudian data���� di analisa menggunakan One Way Anova dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21.0 windows.
Hasil dan Pembahasan
Kolagen sisik
ikan kakap merah yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 18,57
gram dengan rendemen
sebesar 20,82%.
Gambar 1
Spektrum FTIR Kolagen sisik ikan kakap merah
Hasil uji kualitatif
kolagen sisik ikan kakap merah dengan
FTIR menunjukan gugus fungsional amida A dan B menyerap pada infra daerah
masing-masing 3480 cm1 dan elektromagnetik 2920 cm1.
Juga amida I, dan Il menyerap
elektromagnetik pada� daerah infra
masing-masing 1640 cm dan 1520 cm1. Amida Il menerapkan gugus fungsi akhir kolagen,
CN Stretching dan� NH� Bending.
Amida� III�
pada� kolagen� kolagen� sisik kering tidak terdeteksi
pada wilayah serapan kolagen
standar 1309-1229 cm yang menunjukkan
bahwa kolagen sisik ikan kakap merah terdenaturasi karena tidak terdapat
struktur triple helix. Pada uji kualitatif
kolagen dengan uji ninhidrin menunjukan hasil positif dengan
warna kuning dikarenakan kolagen tersusun atas asam
aminoglisin.
Tabel 2
Hasil Uji Evaluasi Sediaan Gel Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus russellii)
|
Organoleptik |
p H |
�Homogeni �����tas |
Daya Sebar (cm) |
Daya Lekat (dtk) |
||
Warna |
Bau |
Bentuk |
|||||
X1 |
Kuning
kecoklatan |
Kha s |
Kental |
6 |
Homogen |
6,2 |
4,69 |
X2 |
Putih |
Kha s |
Kental |
6 |
Homogen |
5,8 |
4,78 |
X3 |
Kuning
kecoklatan |
Kha s |
Kental |
6 |
Homogen |
5,5 |
4,98 |
K- |
Kuning
bening |
Kha s |
Kental |
6 |
Homogen |
6,4 |
4,68 |
dihasilkan memiliki
bentuk setengah padat, warna kuning
kecoklatan, bau khas. Pengujian homogenitas menunjukan susunan yang homogen ditandai dengan tidak adanya butirannya
kasar. Hal ini sesuai dengan persyaratan
homogenitas gel. Pengujian
pH sediaan basis gel, X1, X2, X3 mendapatkan
nilai pH 6 yang artinya semua sediaan memenuhi
syarat sediaan gel. Hasil daya sebar untuk
basis gel 6,4 cm, X1 sebesar 6,2 cm, X2 sebesar 5,8 cm, dan X3 sebesar
5,5 cm yang artinya semua sediaan memenuhi syarat sediaan topikal. Hasil uji daya lekat sediaan basis gel HPMC memiliki daya lekat
4,68 detik, X1 sebesar 4,69
detik, X2 sebesar 4,78 detik� dan X3 sebesar
4,98 detik yang artinya semua sediaan memenuhi
syarat daya lekat sediaan gel.
Gambar 2
Presentase Kesembuhan Luka Bakar
Berdasarkan Gambar 2 dan Tabel 3 presentase kesembuhan luka bakar di bawah, hasil efektifitas penyembuhan luka bakar gel kolagen sisik ikan kakap merah pada tikus putih jantan menunjukan
kelompok X1 ketiga tikus sudah mengalami
perubahan luas luka, namun perubahannya
tidak terlalu besar jadi rata-rata kesembuhan luka� yang� didapatkan adalah 9,22% selama 13 hari penyembuhan. Untuk X2 perubahan luas luka terlihat
pada tikus 2 dan 3 dihari
ke-4 sedangkan tikus pertama baru mengalami
perubahan luas luka dihari ke-6, namun besar perubahan
luasnya lebih baik dari X1 dan di dapatkan rata-rata presentase kesembuhan luka sebesar 18,88% selama 13 hari penyembuhan. Untuk X3 perubahan luas luka terlihat
pada tikus 1 dan 3 dihari
ke-4 sedangkan tikus kedua baru mengalami
perubahan luas luka dihari ke-6, namun besar perubahan
luasnya lebih baik dari X1 dan tidak lebih baik
dari X2. Rata-rata presentase
kesembuhan luka X3 sebesar 13,68% selama 13 hari penyembuhan. Untuk K- perubahan luas luka terlihat
pada tikus 1 dan 3 dihari
ke-4 sedangkan tikus kedua baru mengalami
perubahan luas luka dihari ke-6, namun besar perubahan
luasnya sangat kecil karena K- tidak mengandung zat aktif kolagen sisik
ikan kakap merah dan hanya mengandung basis gel saja. Rata-rata presentase kesembuhan� luka� K-� sebesar� 6,81% selama 13 hari penyembuhan. Untuk K+ perubahan luas luka terlihat pada tikus 1 dan 2 dihari ke-4 sedangkan tikus ketiga baru mengalami
perubahan luas luka dihari ke-5, perubahan luas luka K+ paling besar dari sediaan gel X1, X2, X3, dan
K- karena K+ sudah memiliki merk dagang yang sudah terbukti ampuh menyembuhkan luka bakar. Rata-rata presentase kesembuhan luka K+ sebesar 32,66% selama 13 hari penyembuhan.
Selanjutnya data yang diperoleh, diolah secara statistik dengan menggunakan SPSSv21. Hasil
uji normalitas menunjukan
data distribusi tidak
normal dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 dan uji homogenitas
dengan� nilai signifikan 0,000 < 0,05 menunjukan
bahwa data yang diperoleh tidak homogen dan dilanjutkan dengan uji kruskal- wallis yang diperoleh hasil signifikan yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima yang artinya Gel kolagen sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii) efektif
terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan
(Rattus norvegicus). Kemudian dilanjutkan dengan uji mann-whitney hasil yang diperoleh pada X1 Konsentrasi kolagen sisik ikan kakap merah 1% dengan K+ yaitu bioplacenton memiliki nilai sig 0,000 <
0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara X1 dengan K+. Uji Mann
Whitney pada X2 Konsentrasi kolagen
sisik ikan kakap merah 2% dengan K+ memiliki nilai sig 0,032 < 0,05
maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara X2 dengan K+. Uji Mann
Whitney pada X3 Konsentrasi kolagen
sisik ikan kakap merah 3% dengan K+ memiliki nilai sig 0,003 <
0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara X3 dengan K+. Uji Mann
Whitney pada X1 dengan X2 memiliki
nilai sig 0,044 < 0,05 maka
H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan� antara� X1� dengan� X2.
Uji Mann Whitney pada X1 dengan X3 memiliki nilai sig 0,211 > 0,05 maka H0
diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X1 dengan X3. Uji Mann
Whitney pada X2 dengan X3 memiliki
nilai sig 0,467 > 0,05 maka
H0 diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X2 dengan X3. Uji Mann
Whitney pada X1 dengan K- memiliki
nilai sig 0,253 > 0,05 maka
H0 diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X1 dengan K-. Uji Mann
Whitney pada X2 dengan K- memiliki
nilai sig 0,009 < 0,05 maka
H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara X2 dengan K-. Uji Mann Whitney pada X3 dengan
K- memiliki nilai sig 0,008
< 0,05 maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara X3 dengan K-.
Tabel 3
Presentase Kesembuhan Luka Bakar
Hari Ke- |
Presentase
Kesembuhan (%) |
|||||||||||||||
X1 |
X2 |
X3 |
K- |
K+ |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
|
|
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
2 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
3 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
4 |
2,80 |
3,25 |
10,08 |
0 |
9,91 |
2,31 |
8,88 |
0 |
7,54 |
0 |
5,48 |
0 |
0 |
12,11 |
0 |
|
5 |
2,80 |
3,25 |
10,08 |
0 |
16,23 |
2,31 |
8,88 |
0 |
7,54 |
0 |
10,80 |
0 |
21,90 |
23,44 |
12,89 |
|
6 |
4,46 |
9,59 |
10,08 |
13,32 |
16,23 |
4,60 |
17,36 |
9,30 |
9,75 |
6,56 |
10,80 |
5,63 |
35,63 |
33,98 |
12,89 |
|
7 |
8,27 |
9,59 |
13,32 |
13,32 |
22,32 |
9,09 |
17,36 |
9,30 |
21,75 |
6,56 |
10,80 |
5,63 |
37,48 |
33,98 |
24,89 |
|
8 |
8,27 |
9,59 |
13,32 |
16,50 |
22,32 |
21,90 |
17,36 |
9,30 |
21,75 |
6,56 |
10,80 |
5,63 |
39,23 |
33,98 |
36,00 |
|
9 |
8,27 |
9,59 |
13,32 |
19,62 |
22,32 |
23,95 |
25,41 |
9,30 |
21,75 |
6,56 |
13,30 |
5,63 |
39,23 |
43,75 |
46,22 |
|
10 |
9,88 |
9,59 |
13,32 |
25,68 |
22,32 |
25,96 |
25,41 |
18,14 |
21,75 |
6,56 |
13,30 |
5,63 |
51,33 |
60,94 |
46,22 |
|
11 |
10,95 |
9,59 |
19,62 |
42,45 |
28,18 |
37,48 |
25,41 |
18,14 |
25,11 |
6,56 |
13,30 |
5,63 |
57,60 |
75,00 |
46,22 |
|
12 |
18,75 |
27,33 |
19,62 |
47,56 |
36,54 |
44,62 |
33,06 |
18,14 |
31,62 |
22,50 |
13,30 |
8,27 |
68,85 |
90,23 |
64,00 |
|
13 |
18,75 |
32,81 |
19,62 |
61,47 |
54,04 |
46,34 |
33,06 |
26,53 |
34,76 |
22,50 |
20,99 |
16,41 |
71,39 |
90,23 |
64,00 |
|
Rata- rata |
9,22 |
18,18 |
13,68 |
6,81 |
32,66 |
Keterangan :
X1 = Gel Kolagen Tulang Dan Sisik Ikan Kakap Merah ﴾Lutjanus russellii) Konsentrasi 1 %
X2 = Gel Kolagen Tulang Dan Sisik Ikan Kakap Merah ﴾Lutjanus russellii) Konsentrasi 2%
X3 = Gel Kolagen Tulang Dan Sisik Ikan Kakap Merah ﴾Lutjanus russellii) Konsentrasi 3%
K+ = Bioplacenton
Gel (Kontrol Positif)
K- = Basis Gel (Kontrol Negatif)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian �Uji Efektif Penyembuhan Luka Bakar Gel Kolagen
Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus russellii)
Pada Tikus Putih Jantan (Rattus
norvegicus)� dapat disimpulkan
bahwa gel sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii) efektif
untuk penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) dengan konsentrasi 2% merupakan konsentrasi yang paling
baik untuk penyembuhan luka bakar berdasarkan presentase kesembuhan luka bakar pada tikus putih jantan
(Rattus�
norvegicus) dan memenuhi uji parameter evaluasi sediaan gel.
Amiruldin, Musfiq. (2007). Pembuatan dan
analisis karakteristik gelatin dari tulang ikan tuna (Thunnus albacares). Google Scholar
Ata, Stephanie T. W., Yulianty, Risfah,
Sami, Fitriyanti J., & Ramli, Naimah. (2016). Isolasi kolagen dari kulit
dan tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Journal of Pharmaceutical and
Medicinal Sciences, 1(1), 27�30. Google Scholar
Clarizka D, Cynthia. (2012). Pembuatan
Gelatin dari Tulang Ikan Kakap Merah. Google Scholar
Nagai, Takeshi, Yamashita, Eiji, Taniguchi,
Kei, Kanamori, Norio, & Suzuki, Nobutaka. (2001). Isolation and
characterisation of collagen from the outer skin waste material of cuttlefish
(Sepia lycidas). Food Chemistry, 72(4), 425�429. Google Scholar
Peranginangin, Rosmawaty, & Rahmad,
Wahyu. (2006). Pengolahan kolagen dari kulit ikan nila. Penebar Swadaya
Grup. Google Scholar
Singkuku, Febri Triani, Onibala, Hens,
& Agustin, Agnes Triasih. (2017). Ekstraksi kolagen tulang ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) menjadi gelatin dengan asam klorida. Media Teknologi
Hasil Perikanan, 5(3), 69�72. Google Scholar
Widayanti, Ari., Dkk. (2016). Formulasi
Sediaan Gel Kolagen Ikan Tuna (Thunnus albacares) dengan HPMC Sebagai Gelling
Agent. Jakarta: UHAMKA. Google Scholar
Copyright holder: Subagja, Dosi Ahmad Yani, Neliana (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |