Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 4, April 2022
PENERAPAN BUDAYA KAIZEN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT XYZ
Aris
Komara, Rendiyatna Ferdian
Fakultas Teknik, Universitas Widyatama Bandung, Jawa Barat,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Kaizen
adalah budaya Jepang dan berarti perbaikan terus-menerus dan peningkatan kualitas tempat kerja. Budaya
ini diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang di seluruh dunia, terutama perusahaan manufaktur. Pemahaman tentang budaya kaizen dan penggunaan bahasa Inggris di perusahaan Sangat penting untuk dijadikan
sebagai knowledge provider di dunia kerja. Kurangnya pemahaman Hal ini dapat menyebabkan sikap, perilaku, dan interpretasi yang salah di tempat
kerja perusahaan. Penelitian ini disusun untuk memahami,
mendeskripsikan, Dan menganalisis
penerapan budaya Kaizen
di PT XYZ dengan berfokus
pada penggunaan bahasa Inggris. karena pemahaman budaya dan Penggunaan bahasa Inggris di perusahaan sangat dianjurkan, terutama bagi karyawan yang akan mengikuti pelatihan mengenai pesawat atau bekerja
di luar Indonesia. Dalam penelitian ini yaitu menggunakan Metode penelitian kualitatif deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini adalah dalam proses penerapan budaya continuous
improvement atau Kaizen, perusahaan melakukan pelatihan continuous improvement dengan
konsep 5S atau 5R sebagai intinya, bertujuan untuk secara langsung menerapkan continuous improvement, sehingga karyawan memiliki kesadaran untuk melakukan perbaikan setiap saat. dan di mana saja. Penelitian ini juga menjelaskan penggunaan bahasa Inggris yang berkaitan dengan meningkatkan budaya dan menganalisis masalah yang dihadapi karyawan dalam penggunaan bahasa Inggris yang diterapkan oleh perusahaan. Hasil
analisis penerapan budaya perbaikan PT XYZ menggunakan skala Likert menunjukkan bahwa penerapan budaya Kaizen yang
diterapkan oleh karyawan PT
XYZ dinilai sangat baik. Kemudian untuk hasil analisis penggunaan bahasa Inggris PT XYZ dinilai cukup baik.
Kata Kunci: budaya kaizen; perusahaan
manufaktur; skala likert; bahasa inggris
Abstract
Kaizen is Japanese culture and means continuous improvement and improvement
in the quality of the workplace. This culture is adopted by many Japanese
companies around the world, especially manufacturing companies. Understanding
of kaizen culture and the use of English in the company is very important to be
used as a knowledge provider in the world of work. Lack of understanding This
can lead to wrong attitudes, behaviors and interpretations in the company
workplace. This study was structured to understand, describe, and analyze the
application of Kaizen culture at PT XYZ by focusing on the use of English.
because understanding of culture and the use of English in the company is
highly recommended, especially for employees who will attend training on
aircraft or work outside Indonesia. In this study, using descriptive qualitative
research method analysis. The result of this research is that in the process of
implementing continuous improvement or Kaizen culture, the company conducts
continuous improvement training with the 5S or 5R concept as its core, aiming
to directly implement continuous improvement, so that employees have the
awareness to make improvements at any time. and anywhere. This study also
explains the use of English related to improving culture and analyzes the
problems faced by employees in the use of English applied by the company. The
results of the analysis of the application of the improvement culture of PT XYZ
using a Likert scale show that the application of Kaizen culture applied by
employees of PT XYZ is considered very good. Then for the results of the analysis
of the use of English PT XYZ is considered quite good..
Keywords: kaizen culture;
manufacturing company; likert scale; English
Pendahuluan
Salah satu upaya dalam
penerapan budaya kaizen adalah dengan menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat bebas dari
kecelakaan kerja yang bisa menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pekerjaan.
Filsafat kaizen beranggapan
bahwa cara hidup manusia seperti
kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan
berumah tangga yang hendaknya berfokus pada upaya perbaikan berkelanjutan. Perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan berkelanjutan. Berkebalikan dari inovasi, yang pada umumnya digunakan dalam manajemen barat dan merupakan perubahaan secara besar melalui terobosan-terobosan
teknologi, konsep manajemen, atau teknik produksi yang menjamin. Kaizen diterapkan berdasarkan akal sehat dan pengeluaran yang minim dan dapat dikatakan bahwa kaizen memiliki cara dengan
resiko yang kecil namun memberikan kontribusi dalam jangka panjang (Handayani, 2005).
Istilah kaizen dari bahasa jepang yang memiliki makna "perbaikan berkesinambungan".
filsafat kaizen
berpandangan bahwa hidup kita hendaknya
fokus pada upaya perbaikan terus-menerus. Kaizen pertama
kali diusulkan oleh Taichi
Ohno (1865-1930), mantan wakil presiden
Toyota Motor Corporation, dan berawal dari gagasan Sakichi
Toyoda, pendiri Toyota Group. Pada Penerapannya dalam
perusahaan, kaizen
mencangkup pengertian perbaikan berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, dari manajemen tingkat atas sampai manajemen
tingkat bawah (Takeda, 2006).
PT XYZ adalah perusahaan yang dimiliki oleh Indonesia dan merupakan
industri manufakur yang ada di Indonesia. PT XYZ memproduksi
pesawat, helikopter, drone hingga pemeliharaan pesawat. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang berada di Indonesia yang telah meningkatkan budaya sebagai strategi pengembangan SDM
dan budaya kerja. Namun menurut temuan
awal dari wawancara dengan salah satu karyawan, PT XYZ memiliki beberapa hambatan dalam menerapkan budaya perbaikan, salah satunya adalah karyawan harus siap untuk
menghadapi perbaikan terus-menerus yang dapat terjadi secara mendadak dalam pekerjaan dan karyawan Masih sulit memahami apa arti konsep kaizen 5R yang diterapkan di PT XYZ seperti Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin.
Penelitian ini menganalisis implementasi aplikasi budaya Kaizen di PT XYZ dengan fokus pada penggunaan bahasa Inggris. Tujuannya untuk mempersiapkan karyawan untuk pelatihan pesawat di luar negeri, dan jika ada konsumen
dari luar negeri yang datang ke PT XYZ untuk service pesawat, mereka dapat menggunakan
bahasa Inggris dengan baik.
Metode Penelitian
Penelitian ini
mengadopsi metode Analisis Deskriptif Kualitatif mencoba untuk menggambarkan hasil dari kegiatan
penelitian, dan deskripsi hasil yang didapat dalam penelitian. Metode kualitatif adalah metode yang menitikberatkan pada pengamatan
yang mendalam. Oleh karena itu, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian memungkinkan dilakukannya kajian yang lebih komprehensif terhadap fenomena tersebut. Fokus pada humanisme atau penelitian kualitatif pada individu manusia dan perilaku manusia adalah jawaban atas pengakuan
bahwa semua konsekuensi dari perilaku manusia dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam diri individu,
aspek internal dari keyakinan individu, pandangan politik dan latar belakang sosial.
Penelitian ini
juga mengadopsi metode Analisis Deskriptif Kualitatif menggunakan metode studi kasus.
Studi kasus merupakan metode untuk mengetahui dan memahami seseorang dengan menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif. Dalam prakteknya, peneliti akan mengumpulkan individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Selanjutnya, peneliti akan melakukan
penggalian informasi pada subjek agar dapat memperoleh pemahaman lebih dalam lagi.
Jika sudah didapatkan, pemahaman dan informasi tersebut dapat digunakan oleh subjek sendiri ketika melakukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Sehingga subjek dapat berkembang
lagi setelah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut (Rahardjo, 2011).
Dalam penelitian
ini untuk memilih sampel menggunakan Teknik purposive
sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan
random, daerah atau strata,
melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan
yang berfokus pada tujuan tertentu (Cipta, 2006).
Pertimbangan Saat
Menentukan Sampel adalah Knowledge
dan pemahaman sudut pandang karyawan tentang peningkatan budaya kaizen untuk perusahaan dan karyawan menggunakan Bahasa Inggris di lingkungan kerja sehari-hari perusahaan. Oleh karena itu, peneliti Memutuskan
untuk memilih beberapa orang responden� di salah satu departemen PT XYZ. Jumlah responden untuk mengisi kuesioner
berjumlah 23 orang. Dalam penelitian ini digunakan beberapa Instrumen yaitu: wawancara, pengisian kuesioner dan skala likert. Perbesar Penggunaan Data Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau pendapat sekelompok orang tentang fenomena sosial yang terjadi. Jawaban setiap instrumen data diberi skala dari sangat positif sampai sangat negatif dengan menggunakan skala likert, dalam bentuk
kata: sangat setuju, setuju,
kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, hingga
jawaban tersebut dapat diberi skor
yaitu:
Pertanyaan Positif |
Pertanyaan Negatif |
Sangat Setuju = 5 |
Sangat Setuju = 1 |
Setuju = 4 |
Setuju = 2 |
Kurang Setuju = 3 |
Kurang Setuju = 3 |
Tidak Setuju = 2 |
Tidak Setuju = 4 |
Sangat Tidak Setuju = 1 |
Sangat Tidak Setuju = 5 |
Selanjutnya, cari
rata-rata dari hasil setiap responden, dan buatlah interval untuk memudahkan dalam menentukan rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi
interval kelas sebesar 5.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Hasil Kuesioner Aplikasi Kaizen di PT XYZ
No |
Pernyataan |
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
Jumlah |
Rata- Rata |
1 |
Saya selalu
membaca Task Card sebelum
melakukan pekerjaan |
15 |
5 |
3 |
0 |
0 |
104 |
4.52 |
2 |
Saya selalu
melakukan penyimpanan
tools dan barang ditempat
yang sudah ditentukan |
20 |
3 |
0 |
0 |
0 |
112 |
4.86 |
3 |
Saya selalu
membersihkan tools yang sudah
dipakai |
10 |
13 |
0 |
0 |
0 |
112 |
4.86 |
4 |
Saya selalu
membersihkan tempat kerja secara teratur |
10 |
10 |
3 |
0 |
0 |
99 |
43 |
5 |
Saya selalu
melakukan pekerjaan sesuai standard perusahaan |
8 |
12 |
3 |
0 |
0 |
97 |
4.21 |
6 |
Saya mampu
mengerjakan pekerjaan
yang dibebankan |
8 |
14 |
1 |
0 |
0 |
99 |
43 |
7 |
Saya selalu
bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah saya kerjakan |
13 |
10 |
0 |
0 |
0 |
105 |
4.56 |
8 |
Saya mampu
melakukan pekerjaan dengan baik tanpa
pengawasan dari atasan |
12 |
10 |
1 |
0 |
0 |
103 |
4.47 |
9 |
Saya selalu
menggunakan tools dan alat
pelindung diri (APD) Yang
sesuai dengan pekerjaan |
3 |
14 |
5 |
1 |
0 |
88 |
3.82 |
10 |
Saya selalu
membaca manual apabila ada pekerjaan yang sulit |
16 |
4 |
3 |
0 |
0 |
105 |
4.56 |
Jumlah |
44.46 |
|||||||
Rata-Rata |
4.446 |
(Pengolahan
Data, Februari 2022)
Hasil dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa
Tanggapan karyawan terhadap implementasi peningkatan budaya kaizen adalah
4,46. karena Skor rata-rata untuk
semua pertanyaan adalah 3.80 � 5.00 untuk pengaplikasian budaya Kaizen dinilai
sangat baik yang dilakukan
oleh karyawan PT XYZ. Penerapan
budaya kaizen yang sangat baik
harus terus bisa dipertahankan dan bisa ditingkatkan lagi kedepannya tinggal bagaimana karyawan mengelolanya.
Tabel 2
Hasil Kuesioner Penerapan Bahasa Inggris di PT
XYZ
No |
Pernyataan |
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
Jumlah |
Rata- Rata |
1 |
Bahasa Inggris
adalah bahasa yang sulit dimengerti |
0 |
3 |
11 |
7 |
2 |
61 |
2.65 |
2 |
Diperlukan pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan |
15 |
8 |
0 |
0 |
0 |
107 |
4.65 |
3 |
Perusahaan memfasilitasi untuk pelatihan bahasa inggris |
9 |
9 |
5 |
0 |
0 |
96 |
4.17 |
4 |
Pembelajaran yang sudah ada sesuai
yang diharapkan |
6 |
3 |
11 |
3 |
0 |
81 |
3.52 |
5 |
Saya selalu
mempraktekan bahasa inggris sederhana dengan rekan kerja |
4 |
8 |
7 |
4 |
0 |
81 |
3.52 |
6 |
Saya tidak
pernah mempraktekan bahasa inggris dengan orang luar (WNA) |
1 |
4 |
5 |
10 |
3 |
59 |
2.56 |
7 |
Saya sering
mempraktekan bahasa inggris di lingkungan pekerjaan |
3 |
7 |
8 |
5 |
0 |
77 |
3.34 |
8 |
Saya selalu
mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa inggris |
1 |
4 |
12 |
4 |
2 |
67 |
2.91 |
9 |
Saya selalu
mengalami kesulitan dalam mempelajari pola kalimat bahasa inggris |
1 |
5 |
11 |
4 |
2 |
68 |
2.95 |
10 |
Saya selalu mengalami kesulitan dalam pengucapan bahasa inggris |
1 |
4 |
12 |
4 |
2 |
67 |
2.91 |
11 |
Saya selalu
mengalami kesulitan dalam mempelajari kosa kata bahasa inggris |
1 |
4 |
12 |
3 |
3 |
66 |
2.86 |
12 |
Saya selalu
mengalami kesulitan dalam mendengar percakapan bahasa inggris |
6 |
8 |
5 |
2 |
2 |
83 |
3.6 |
13 |
Saya sering
mengalami kesulitan dalam mempraktekan percakapan bahasa inggris |
1 |
5 |
12 |
2 |
3 |
68 |
2.95 |
Jumlah |
42.59 |
|||||||
Rata-Rata |
3.27 |
(Pengolahan Data, Februari
2022)
Hasil dari tabel 2 diatas dapat dilihat tanggapan
karyawan mengenai penggunaan Bahasa Inggris di PT
XYZ adalah sebesar 3,27. Artinya pengaplikasian Bahasa Inggris yang ada di PT XYZ dinilai cukup baik.
Namun, untuk
meningkatkan penggunaan bahasa Inggris dalam aplikasi perusahaan, beberapa pertanyaan perlu diperhatikan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 di atas, bahwa karyawan
menginginkan pelatihan bahasa Inggris dan fasilitas yang lebih memberikan kemudahan bagi karyawan agar lebih semangat belajar bahasa Inggris.
Hal berikutnya
yang perlu diperhatikan adalah bahwa karyawan
sering mengalami kesulitan dalam melatih percakapan bahasa Inggris. Menurut hasil wawancara,
karyawan mengalami kesulitan dalam berlatih bahasa Inggris karena jarang menerapkannya di lingkungan kerja. Menurut pengamatan peneliti, bahkan dalam lingkungan kerja, baik dalam
pertemuan, pengarahan, atau diskusi, mereka
hanya sering menggunakan kata-kata tertentu
yang terkait dengan pekerjaan masing-masing.
�Sebenarnya
bisa dikatakan berlatih percakapan bahasa Inggris tidak terlalu sering,
karena ketika berkomunikasi dengan orang luar, hanya sedikit
orang yang berani berbicara.
Ya, itu karena
ketidakpercayaan dan kurangnya
penerapan bahasa Inggris di lingkungan kerja." (hasil
wawancara dengan karyawan, februari 2022).
Terlihat bahwa
karyawan PT XYZ sangat antusias
untuk mempelajari kembali dan mengingat kembali pengetahuan bahasa Inggris yang telah mereka pelajari
di sekolah, yang terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti
kursus pelatihan bahasa Inggris. Namun, ketika
melakukan aktivitas kerja, mereka seringkali
hanya berlatih kosakata dan kalimat sederhana tertentu, dan tidak bisa melatih
percakapan secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebaiknya PT XYZ mendukung penggunaan bahasa Inggris yang biasa digunakan di tempat kerja selain
pelatihan bahasa Inggris bagi karyawan.
Misalnya, mengadakan hari khusus setiap
minggu bagi seluruh karyawan untuk menggunakan bahasa Inggris di lingkungan kerja. Meskipun bahasa Inggris yang digunakan tetap sederhana, penerapan reguler yang berkelanjutan akan membantu karyawan berkomunikasi lebih baik dalam bahasa
Inggris. Selain itu, melihat karyawan
yang memiliki motivasi tinggi, ada juga orang yang bisa mengajak orang luar untuk berkomunikasi
secara langsung, melatih kemampuan bahasa Inggris mereka, mengembangkan rasa percaya diri, dan memberi mereka keberanian untuk berbicara dalam bahasa Inggris dengan siapa pun. Perusahaan kemudian juga dapat memberi penghargaan kepada karyawan dengan bahasa Inggris
terbaik, dalam bentuk tunjangan, misalnya, atau kesempatan untuk bepergian ke luar
negeri untuk pelatihan pesawat. Membuat karyawan lebih termotivasi untuk belajar bahasa Inggris dan mempraktekkannya di lingkungan kerja.
Kesimpulan
Penerapan budaya
Kaizen kepada seluruh karyawan perusahaan adalah dengan memberikan
pelatihan budaya Kaizen bagi karyawan baru
dengan memberikan materi tentang Induction Safety dan 5S (Seiri, Seiton, Seiso Seiketsu, Shitsuke) atau 5R (Ringkas, Rapi, Bersih, Rawat, Rajin )
dan yang kedua adalah melalui pendidikan dan peningkatan kebiasaan budaya dengan memberikan
pelatihan yang sesuai dengan tempat kerja
karyawan. Tujuannya adalah untuk secara
efektif menerapkan budaya perbaikan secara langsung kepada karyawan akan kesadaran dan kebiasaan melakukan perbaikan kapan saja dan di mana saja.
Penerapan budaya
kaizen di perusahaan dinilai
sangat baik, dengan
rata-rata 4,46 untuk seluruh
pertanyaan sebagai tanggapan responden terhadap penerapan budaya kaizen. Penerapan budaya kaizen yang sangat baik harus terus bisa
dipertahankan dan bisa ditingkatkan lagi kedepannya tinggal bagaimana karyawan mengelolanya Apakah aplikasi budaya Kaizen yang
sangat baik ini dapat dipertahankan hanyalah masalah bagaimana karyawan melanjutkan, memelihara, dan meningkatkan aplikasi budaya tersebut.
Keberhasilan penerapan
budaya perbaikan di perusahaan ini juga tidak terlepas dari adanya faktor
budaya yang berkembang di dalam perusahaan. Budaya ini merupakan
kesadaran diri dan kepedulian setiap orang terhadap lingkungan kerja.
Karyawan PT XYZ menggunakan kosakata bahasa Inggris sederhana yang berkaitan dengan peningkatan budaya dalam aktivitas
sehari-hari, seperti saat bekerja, berdiskusi
dan berbincang dengan rekan kerja. Penggunaan
bahasa Inggris XYZ dinilai cukup baik,
karena rata-rata skor untuk semua pertanyaan
adalah 3,27 untuk responden. Namun, untuk meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa Inggris, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya seperti masalah yang sering dihadapi karyawan saat mempraktekan
percakapan bahasa inggris.
Untuk meningkatkan
kemampuan bahasa inggris karyawannya. perusahaan memberikan semacam Placement
Test sehingga perusahaan
dapat melihat hasil dari test tersebut dan bisa memilah karyawan untuk di bagi kembali
ke dalam kelas sesuai dengan
hasil test tersebut, sehingga perusahaan dapat menilai kemampuan
karyawan dari hasil Placement test.
Cipta, Rineka. (2006). Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar
Fiana, Ayudita. (2018). Penerapan Budaya Kaizen Pada Perusahaan
Jepang Di Indonesia: Studi Kasus Mengenai Penerapan Budaya Kaizen dan
Penggunaan Bahasa Jepang yang Terkait dengan Budaya Kaizen di PT. Hino Motors
Manufacturing Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia. Google Scholar
Handayani. (2005). Kaizen Culture. education and training. 5.New York :
Irwing Professional.
Rahardjo, Susilo. (2011). Pemahaman Individu teknik nontes.
kencana. Google Scholar
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Takeda, H. (2006). the changed management handbook. the changed management
handbook. New York: Irwing Professional.
Copyright holder: Aris Komara, Rendiyatna
Ferdian (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed
under: |