Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, April 2022
PENGEMBANGAN
PANDUAN PENILAIAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 4-6 TAHUN
Dian Miranda,
Marmawi R, Desni Yuniarni, Annisa Amalia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan buku panduan penilaian perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun untuk guru PAUD dan orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun. Metode yang digunakan dalam pengembangan buku panduan ini menggunakan model ADDIE dengan lima tahapan yaitu analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Implementasi dan validasi yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan dua orang ahli materi untuk mengukur strukutr dan materi yang dikembangkan dan lima orang calon pengguna yang terdiri dari dua orang guru PAUD dan tiga orang tua yang memilik anak usia 4-6 tahun yang mengukur dari segi kebermanfaatan, kelayakan, kesesuaian, dan tampilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku yang dikembangkan peneliti memiliki materi yang relevan dengan perkembangan social anak usia 4-6 tahun dan dinilai sangat baik oleh calon pengguna.
Kata kunci: buku panduan; perkembangan social anak
Abstract
This study aims to describe the development of a guide book for assessing
social development of children aged 4-6 years for PAUD teachers and parents
with children aged 4-6 years. The method used in the development of this
guidebook uses the ADDIE model with five stages, namely analysis, design, development,
implementation, and evaluation. The implementation and validation carried out
in this study involved two material experts to measure the structure and
material developed and five potential users consisting of two PAUD teachers and
three parents who have children aged 4-6 years who measure in terms of
usefulness, eligibility, suitability and appearance. The results showed that
the books developed by researchers had material that was relevant to the social
development of children aged 4-6 years and was considered very good by
potential users.
Keywords: guidebook; social development of children
Pendahuluan
Banyak penelitian yang membuktikan hubungan kompetensi social dimasa kana-kanak dengan keberhasilan di berbagai bidang. Salah satunya (Downer & Pianta, 2006) menemukan bahwa anak-anak prasekolah yang lebih kompeten secara sosial cenderung lebih unggul dibidang prestasi akademik yang diberikan di kelas satu dibanding teman-teman mereka yang kurang kompeten secara social. Kompetensi sosial pada anak usia dini juga dikaitkan dengan penurunan probabilitas perilaku bermasalah pada masa kanak-kanak menengah dan remaja (Bornstein, Hahn, & Haynes, 2010), oleh sebab itu sebagai orang tua dan guru perlu memperhatikan sejauh mana perkembangan social yang telah dicapai anak.
Plato dalam (Mayar, 2013) mengemukanan bahwa secara (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makluk sosial (zoon politicon) namun potensi tersebut tidak serta merta muncul begitu saja, untuk mewujudkan kompetensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain. Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya ketertarikan terhadap aktivitas teman sebaya dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.
Carsaro dalam (Rizzo, 1989), menuliskan bahwa disaat anak berinteraksi dengan kelompok teman sebaya, anak-anak prasekolah saling berbagi (sharing) dalam dua hal. yaitu pertama, berupa partisipasi sosial (sosial participation) dimana anak terlibat dalam aktivitas bermain bersama atau berusaha mengikuti kegiatan kelompok teman yang sedang berlangsung dan Kedua adalah berupa perlindungan terhadap pergaulan kelompoknya (the protection of interactive space). Yakni kecenderungan anak yang terlibat dalam suatu episode kegiatan bermain yang sedang berlangsung akan menolak upaya atau gangguan dari anak lain yang ingin berpartisipasi.
Menurut Yates dkk dan Denham dalam (Darling-Churchill & Lippman, 2016) bahwa perkembangan social anak usia 0-5 tahun ditandai dengan kemampuan membentuk hubungan yang aman dengan orang dewasa dan teman sebaya, mengalami, mengatur, dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sesuai secara sosial dan budaya dilingkungannya, menjelajahi lingkungan dan belajar tentang segala hal mengenai keluarga, komunitas, dan budaya, serta mampu berempati dan memiliki kepercayaan diri yang baik.
Perkembangan sosial anak sangat tergantung pada individu anak, peran orang tua, orang dewasa, lingkungan masyarakat dan termasuk taman kanak-kanak. Yang dimaksud dengan perkembangan sosial anak adalah bagaimana anak usia dini berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, berupada agar dapat diterima dalam lingkungannya, serta pengalaman-pengalaman positif lain selama melakukan aktivitas sosial merupakan modal dasar yang sangat penting untuk satu kehidupan sukses dan menyenangkan dimasa yang akan datang, namun keterampilan bergaul tersebut harus dipelajari dari sejak dini di awal masa kehidupannya, dan anak belajar melalui model, yaitu dari orang-orang terdekatnya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh para developmentalis seperti Vygotsky bahwa manusia marupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya dan mereka perlu dibimbing oleh orang-orang yang terampil dalam bidang sosial tersebut semenjak kecil (Ayuningsih, 2010).
Untuk memastikan perkembangan social anak berkembang dengan baik, maka dibutuhkan pengukuran/penilaian perkembangan social yang valid yang dapat dijadikan acuan bagi orang tua maupun guru agar hasil pengukuran yang diperoleh dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kompetensi sosial dan emosional anak-anak dengan kesiapan sekolah, dan bagaimana kompetensi ini mendukung perkembangan anak secara keseluruhan saat mereka memasuki masa kanak-kanak dan seterusnya.
Asesmen/penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi dalam rangka mengambil keputusan. Pengmpulan informasi berupa data yang didapatkan melalui proses pengamatan dengan berbagai macam alat penilaian seperti, skala penilaian, ceklis, rubrik, dan lain-lain. Jika ruang lingkup asesmen adalah perkembangan sosial anak usia dini, maka keputusan yang diambil adalah pemberian layanan atau pun perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan dan tahapan tumbuh kembang sosialnya. Menurut Stufflebeam, et al dalam (Daryanto, 2008) asemen atau evaluasi merupakan proses memperoleh, menggambarkan, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menentukan/ membuat alternatif keputusan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, asesmen merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik baik guru maupun orang tua atau pengasuh anak agar mereka dapat memperoleh informasi yang lengkap/utuh sehingga dapat memberikan stimulasi dengan benar sesuai kebutuhan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Perkembangan social anak
usia 4-6 tahun
Perkembangan sosial anak adalah kemampuan anak usia dini dalam berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas untuk menyesuaikan diri dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara. Dengan kata lain perkembangan sosial anak merupakan perkembangan tingkah laku pada anak untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Yusuf dalam (Yahro, 2009) yang mengemukakan bahwa perkembangan sosial adalah proses belajar anak untuk menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok di lingkungannya.
Perkembangan sosial merupakan tingkat kematangan dalam hubungan social seseorang sesuai usianya. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, yang meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama (Ahmad Susanto, 2011). Pada usia 4 tahun, menurut piaget anak akan belajar bersama teman-teman diluar rumah. Anak sudah mulai bermain bersama teman sebaya atau biasa dikenal dengan tahap cooperative play. Pada usia 4-6 tahun perkembangan social anak sudah mulai berjalan. Kemampuan ini dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam melakukan kegiatan secara berkelompok, seperti kegiatan bersama dalam sebuah permainan (Nurmalitasari, 2015).
Terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan ciri-ciri perkembangan social anak usia 4-6 tahun ini, salah satunya ialah (Nurmalitasari, 2015), ia menuliskan beberapa cirinya adalah : 1) Anak mulai mengetahui aturan-aturan yang berlaku, baik di lingkungan keluarga maupun pada lingkungan bermain; 2) perlahan anak mulai taat pada peraturan; 3) Anak mulai dapat menyadari hak atau kepentingan orang lain, dan 4) Anak mulai mampu bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya (peer group).
Selain pendapat di atas, Hurlock dalam (Mursid, 2015)
juga menuliskan bahwa terdapat tiga proses anak dalam mengembangkan kemampuan
sosial dan emosi terutama dalam bersosialisasi meliputi : 1) Belajar bertingkah
laku dengan cara dapat diterima masyarakat; 2) Belajar memainkan peran sosial
yang ada di masyarakat; 3) Mengembangkan sikap atau tingkah laku sosial
terhadap individual lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat. dengan
dikemukakan ciri dari perkembangan social diatas, dapat dilihat apa saja yang
harus dikuasai anak usia 4-6 tahun terkait dengan keterampilan sosialnya.
Perkembangan social anak tidak dapat berkembang dengan sendirinya namun dapat dirangsang melalui permainan dan beberapa aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan social, seperti yang dikemukakan oleh (Mayar, 2013), perkembangan social anak dapat dirangsang melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Menyediakan
sarana bermain peran, terutama peran sosial yang dapat dimainkan bersama.
2. Mengajak
bermain bersama yang mengasah keterampilan sosial seperti menunggu giliran,
berbagi dan bekerjasama.
3. Menciptakan
kondisi yang dapat melatih anak mengembangkan keterampilan sosialnya, misalnya
menghargai perbedaan atau menghargai milik/hak orang lain lain.
4. Membantu
dan mendorong anak untuk mandiri dalam mengambil keputusan dalam menentukan
kegiatan main, media main dan sebagainya.
5. Mengasah
kemampuan empati dan simpati anak melalui berbagai kegiatan, seperti bakti
sosial dan lain-lain.
Untuk memastikan tingkat perkembangan yang telah dicapai anak, maka diperlukan instrument untuk mengukur kemampuan yang telah dicapai anak, apakah telah susuai dengan usianya atau tidak, maka dari itu penilaian perkembangan social anak yang valid dibutuhkan sebagai acuan bagi orang tua dan guru untuk mengukr tingkat perkembangan yang telah dan belum berhasil dicapai oleh anak.
Penilian perkembangan
social anak
(Arikunto, 2010) mengemukan bahwa asesmen merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu, yang kemudian informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam membuat suatu keputusan. Fungsi utama evaluasi adalah untuk menyediakan segala macam informasi yang berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk membuat kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Perlu difahami juga bahwa asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program tetapi untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan kemajuan belajar anak, dengan demikian asesmen atau penilaian anak harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga kemajuan anak dapat diketahui yaitu dengan mengamati tindak tanduk anak saat bermain, menggambar atau pun dari karya�karya anak yang lainnya (Brondinsky dalam Decker, 2002)
Penilaian ialah suatu tindakan untuk menginterpretasikan hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya sesuatu, berat ringannya suatu benda, atau baik buruknya suatu kondisi (Sugihartono dkk., 2007). Dalam hal ini yang akan diukur ialah perkembangan social anak usia 4-6 tahun. Menurut (Campbell et al., 2016) bahwa perkembangan social anak usia dini berlangsung sangat cepat dan tidak linier. Menurut mereka untuk memahami kompetensi social emosional secara keseluruhan harus melihat tiga domain, yaitu social, kognitif, dan emosi. Sedangkan (Fabes, Gaertner, & Popp, 2006) menyatakan bahwa kehidupan awal dari kompetensi sosial ialah temperamen anak, keterampilan pengaturan diri, pemahaman emosional, pemrosesan informasi sosial, dan keterampilan komunikasi, menurutnya lagi dalam perkembagan social anak usia dini setidaknya mereka mengembangkan keterampilan untuk (1) mengembangkan hubungan yang positif dengan orang lain, (2) mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan tindakan dan perasaannya orang lain, dan (3) mengenali dan mengatur emosi dan tindakannya dalam lingkungan sosial.
Dapat disimpulkan bahwa asesmen perkembangan anak usia dini adalah suatu proses yang meliputi mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan pengambilan keputusan tentang perkembangan anak usia dini. Asesmen perkembangan anak usia dini dilaksanakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan anak yang terjadi sebagai akibat adanya kegiatan atau stimulasi yang diberikan.
Untuk melakukan penilaian tentang perkembangan anak usia dini dengan baik diperlukan instrument atau alat yang tepat untuk melihat tingkat perkembangan mereka. Dengan alat yang tepat maka akan diketahui dan diprediksi tentang perkembangan anak secara tepat, berkesinambungan, dan terus menerus sehingga perubahan dan pertumbuhan sikap dan prilaku anak dapat dilihat dan dipantau secara utuh dan terus menerus (Suyadi, 2016).
Waseso (2005) menuliskan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan untuk penilaian terhadap perkembangan anak usia dini, yaitu obeservasi, wawancara, dan potorfolio. Agar dapat merekam data observasi secara sistematis dapat digunak berbagai macam format seperti catatan anekdot, ceklis, skala rating, time sampling, dll.
Apapun teknik
penilaian yang digunakan dalam proses pengumpulan data penilaian dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) sebaiknya dilaksanakan pada saat anak bermain,
berinteraksi dengan teman atau guru, saat anak mengomunikasikan
pikiran melalui hasil karyanya dan penilaian yang seperti ini sebaiknya dilakukan
setiap hari. Hal penting yang harus dipahami dan dirubah pemahaman orang tua dan pendidik adalah bahwa hasil karya
atau kerja anak bukan untuk
dinilai bagus tidaknya tetapi untuk dianalisa kemajuan perkembangan yang di
capai anak. Jangan pernah membangdingkan anak dengan
anak lainnya, tapi lihat kemajuan yang telah dicapai anak
Metode Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan dalam pengembangan ini adalah Model ADDIE. Model ini terdiri atas
lima langkah, yaitu: (1) analisis (analyze),
(2) perancangan (design), (3)
pengembangan (development),(4)
implementasi (implementation), dan
(5) evaluasi (evaluation).
Mulyatiningsih (2012) memaparkan lima tahapan di atas sebagai berikut: 1)
analisis yaitu tahap menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi
yang tepat dan menentukan apa indicator yang akan diukur; 2) perancangan ialah
menyusun kerangka buku, merancang isi dan panduan penggunaan bagi pengguna; 3) pengembangan yaitu mengembangkan buku
sesuai dengan rancangan yang telah disusun; 4) implimentasi yaitu melakukan uji
coba kepada ahli materi dan calon pengguna untuk mendapatkan masukan; 5)
melakukan analisis dan perbaikan sesuai dengan masukan yang telah didapat dari
subjek penelitian yaitu ahli materi dan calon pengguna yang diujicobakan.
Instrument yang digunakan
ialah angket campuran yang terdiri dari ceklis serta kolom saran/masukkan yang
diserahkan kepada subjek penelitian yaitu 2 orang ahli materi, yaitu dosen
pengampu mata kuliah perkembangan social emosional anak usia dini dan dosen
psikologi perkembangan anak, serta 5 orang calon pengguna yang terdiri dari 2
orang guru PAUD dan 3 orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun.
Validasi ahli akan
mengukur isi dari buku panduan yang terdiri dari 6 bagian yang menyusun buku
tersebut, sedangkan validasi pengguna akan mengukur 4 aspek dari buku yang
dikembangkan yaitu dari sisi kebermanfaatan, kelayakan, kesesuaian, dan
tampilan.
Analisis hasil data
penelitian akan diolah dengan teknik analisis kuantitatif deskriptif dan
kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif validasi ahli akan menggunakan skor
minimal 1 dan skor maksimal 3 dengan mengelompokkan 3 kriteria dengan rentang
sebagai berikut:
Tabel 1
Rentang kriteria hasil validasi
ahli
kriteria |
Skor
|
Tidak relevan |
x � 1,66 |
Relevan |
1,66 < x � 2, 33 |
Sangat relevan |
2,33 < x � 3 |
Sedangkan untuk validasi dari pengguna
menggunakan skor minimal 1 dan skor maksimal 4 dengan mengelompokkan menjadi 4
kategori sebagai berikut:
Table 2
Rentang
kriteria hasil validasi pengguna:
kriteria |
skor |
Kurang |
x < 1,75 |
Cukup |
1,75 � x < 2,5 |
Baik |
2,5 � x < 3, 25 |
Sangat baik |
x � 3,25 |
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Sesuai dengan tahapan
penelitian pengembangan model ADDIE yang digunalakan peneliti, amak pada bab
ini akan dijelaskan hasil setiap tahapan yang telah dilakukan.
1. Tahap
analisis
Pada
tahap ini, peneliti menganalisis kebutuhan pengguna dengan dengan menganalisis
data mengenai perkembangan social anak usia 4-6 tahun, menganalisis kemampuan
dan kepraktisan buku bagi pengguna yaitu guru dan orang tua, menganilis format
atau tampilan yang menarik dan sederhana sehingga mudah dibaca dan digunkan.
Metode yang digunakan dalam tahap ini ialah studi literature mengenai penilaian
perkembangan social anak usia 4-6 tahun dan wawancara beberapa calon penggguna.
Hasil dari tahap ini digunakan untuk merancang buku panduan, yang terdiri dari
cover, petunjuk penggunaan buku, pendahuluan, pendahuluan, isi, serta lampiran
yang memuat tentang instrument asesmen perkembangan emosional anak sehingga
mudah digunakan oleh orang tua dan guru.
2. Tahap
perancangan
Pada
tahap ini, peneliti merancang kerangka buku panduan agar sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai yaitu buku panduan yang dapat digunakan secara praktid oleh
guru dan orang tua untuk mengetahui tingkat perkembangan social yang telah
dicapai oleh anak-anak mereka serta mendeteksi indicator apa yang masih belum
dicapai sehingga orang tua dan guru dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
Kerangka
buku panduan yang dikembangkan terdisi dari 6 bagian, dengan mempertimbangkan
kebutuhan pengguna dari sisi kebermanfaatan, kelayakan, kesesuaian, dan
tampilannya. Berikut 6 bagian yang dikembangkan:
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Tahap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-6 Tahun
Bab 3. Penilaian
perkembangan anak
Bab 4. Manfaat
melakukan penilaian perkembangan bagi guru dan orang tua
Daftar Pustaka
Lampiran 1) Instrumen perkembangan social anak usia tahun 4-5;
lamppiran 2)
Instrument perkmbangan social anak 5-6 tahun
3. Tahap
pengembangan
Pada
tahap ini, peneliti berupaya mencari berbagai referensi untuk menulis berbagai
rujukan yang dapat memenuhi semua BAB yang telah dirancang. Menggunakan
berbagai gambar untuk memperjelas dan memperindah tampilan, serta menggukanan
bahasa dan kata-kata yang praktis dan mudah dibaca dan dipahami oleh calon
pengguna.
4. Tahap
implementasi
Setelah
menyelesaikan tahap pengembangan, peneliti melakukan implementasi dengan
menggunakan dua tahap, tahap pertama melakukan validasi kepada ahli, memberikan
instrument validasi berupa angket campuran, meminta masukan dan saran untuk
menyempurnakan buku panduan yang dikembangkan dan meminta penilaian secara
kuantitatif dari para ahli yang sesuai bidang. Hasil validasi yang diperoleh
secara kuantitatif dari 2 validator
ahli sebagai berikut:
Table 3
Hasil
validasi ahli
BAB |
MATERI |
Rata-rata |
kategori |
1 |
Pendahuluan |
2 |
relevan |
2 |
Tahap Perkembangan
Sosial Anak Usia 4-6 Tahun |
2 |
relevan |
3 |
Penilaian perkembangan
anak |
2 |
relevan |
4 |
Manfaat
melakukan penilaian
perkembangan bagi guru dan orang tua |
2 |
relevan |
Lampiran 1 |
Instrumen
perkembangan social anak usia tahun 4-5 |
2 |
relevan |
Lampiran 2 |
Instrument
perkmbangan social anak
5-6 tahun |
2 |
relevan |
Rata
-rata |
2 |
relevan |
Dari data kuantitatif
tersebut, secara materi sudah relevan dan dapat disampaikan kepada pengguna,
namun demikian setelah mendapatkan hasil tersebut, peneliti tetap berupaya
melakukan perbaikan untuk menyempurnakan buku tersebut sesuai dengan masukan
yang diberikan oleh validator ahli agar buku dapat menjadi semakin baik.
Tahap imlementasi yang
kedua ialah melakukan uji coba kepada 5 orang responden atau calon pengguna yaitu 2 orang guru PAUD
dan 3 orang tua yang memiliki anak usia 4-6 tahun, hasil kuantitatif dari 5
orang responden tersebut adalah:
Tabel 4
Hasil uji coba pada calon
pengguna
Komponen |
Hal |
Rata-rata dari 5 responden |
Total Rata - rata |
Kategorisasi |
|
Keberman-faatan |
Sasaran pengguna
buku teridentifikasi dengan jelas yaitu guru dan orang tua |
3.8 |
3.8 |
Sangat baik |
|
Pengguna buku
dapat memanfaatkan buku ini dengan
baik |
3.8 |
|
|||
Materi dalam
buku sesuai dengan kebutuhan pengguna |
3.8 |
|
|||
Buku mudah
digunakan dan difahami |
3.8 |
|
|||
Penguna buku
mendapat kejelasan mengenai: |
|
|
|||
� Perkembangan
social anak usia 4-6 tahun |
3.8 |
|
|||
� Instrument
penialian perkembangan social anak usia 4-6 tahun |
3.8 |
|
|||
� Strategi
pengembangan social anak usia 4-6 tahun |
3.8 |
|
|||
Kelayakan |
Buku praktis
untuk digunakan |
3.2 |
3.6 |
Sangat baik |
|
Buku panduan
mudah digunakan oleh guru
dan orang tua |
3.6 |
|
|||
Buku panduan
memberikan informasi yang
memadai untuk membantu guru dan orang tua dalam mendeteksi perkembangan social anak |
3.8 |
|
|||
Buku panduan
memberikan informasi yang
memadai untuk membantu guru dan orang tua dalam membantu mengembangkan perkembangan
social anak |
3.8 |
|
|||
Kesesuaian |
Buku panduan
menuliskan dengan jelas apa saja
yang harus dilakukan guru
atau orang tua |
3.8 |
3.7 |
Sangat baik |
|
Buku panduan
memuat tentang tata cara penggunaan buku |
3.6 |
|
|||
Buku panduan memberikan arahan/solusi yang dibutuhkan |
3.6 |
|
|||
Tampilan |
Ukuran buku |
3 |
3.1 |
baik |
|
Ukuran tulisan |
3.2 |
|
|||
Rata-rata |
3,5 |
Sangat baik |
|
Dari data kuantitatif
yang dihasilkan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku yang dikembangkan
peneliti secara umum telah masuk kategori sangat baik menurut pengguna, namun
demikian peneliti juga tetap melakukan beberapa perbaikan yang disarankan oleh
pengguna.
5. Tahap
evaluasi
evaluasi yang dilakukan
peneliti hanya sebatas mengevaluasi hasil validasi terbatas oleh 2 orang ahli dan 5
orang pengguna, peneliti tidak melakukan uji coba pada skala besar dengan jumlah
responden yang lebih banyak. Namun dari
hasil validasi yang terbatas tersebut dan memperttimbangan beberapa masukan, maka buku
panduan yang dikembangkan peneliti sudah berisikan materi yang relevan dengan perkembangan social anak usia 4-6 tahun, dan sangat baik menurut pengguna,
sehingga peneliti beranggapan buku yang dikembangkan ini sudah layak di kenalkan kepada calon pengguna yang menjadi
sasaran peneliti yaitu guru-guru PAUD dan orang tua yang memiliki anak usia 4-6
tahun.
B. Pembahsan
Dari paparan data hasil penelitian di
atas, dapat disimpulkan bahwa buku panduan penilaian perkembangan social anak
usia 4-6 tahun sesuai dengan kebutuhan pengguna, yaitu orang tua dan guru PAUD.
Dari hasil uji validitas buku yang diperoleh menunjukkan bahwa buku panduan
yang dikembangkan oleh peneliti dari segi isi telah sesuai dengan ilmu terkait
perkembangan social anak usia 4-6 tahun, dari segi kebermanfaatan dan
penggunaan buku oleh pengguna juga dapat dipahami dan digunakan dengan baik
oleh calon pengguna.
Instrument yang dikembangkan di lampiran
juga dibuat sesederhana mungkin, pendokumentasian penilaian dilakukan dengan
menggunakan teknik penilaian ceklis. Ceklis merupakan daftar catatan tentang
sesuatu hal yang menjadi rujukan untuk mengecek apakah sesuatu terjadi atau
tidak. Teknik ceklis dapat digunakan untuk menilai pencapaian perkembangan anak
(Ayriza, 2007). Dalam
penggunaannya, penilaian ceklis, pengamat akan menjadi lebih dimudahkan dalam
mencatat, karena pengamat cukup menandai daftar cek yang telah dipersiapkan,
penilaian ceklis juga tidak membutuhkan banyak waktu, namun catatan ini akan
kurang lengkap karena perilaku yang ingin diamati terbatas (Hani, 2019).
Namun demikian, peneliti memutuskan instrument yang dikembangkan di lampiran
menggunakan teknik ceklis karena dinilai memiliki banyak kemudahan.
Dari instrument tersebut, peneliti juga
telah menyiapkan indicator capaian perkembangan anak berdasarkan skor yang
diperoleh untuk memudahkan pengguna mendapatkan gambaran capaian perkembangan
anak dan tindak lanjut yang dapat dilakukan orang tua maupun guru terhadap
anak.
Secara khusus hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa buku yang dikembangkan mendapat nilai yang baik atau relvan
dari segi isi, seperti pada materi pendahuluan, Tahap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-6 Tahun, Penilaian perkembangan
anak, Manfaat melakukan penilaian perkembangan bagi guru dan orang tua, serta
dua instrument yang dikembangkan di bagian lampiran.
Sedangkan dari
segi kebermanfaatan, para responden merasa buku ini dapat dimanfaatkan dengan
baik, karena Materi dalam buku sesuai dengan kebutuhan
pengguna, Buku mudah digunakan dan difahami, Penguna buku mendapat kejelasan
mengenai Perkembangan social anak usia 4-6 tahun, Instrument penialian
perkembangan social anak usia 4-6 tahun, serta Strategi pengembangan social
anak usia 4-6 tahun.
Pada komponen kelayakan buku, menurut
responden bahwa buku yang dikembangkan sudah layak karena kepraktisannya, mudah
digunakan oleh guru dan orang tua, memberikan informasi yang memadai untuk
membantu guru dan orang tua dalam mendeteksi perkembangan social anak, dan
memberikan informasi yang memadai untuk membantu guru dan orang tua dalam
membantu mengembangkan perkembangan social anak.
Pada komponen kesesuaian, bahwa responden
menyatakan Buku panduan menuliskan dengan jelas apa saja yang harus dilakukan
guru atau orang tua. memuat tentang tata cara penggunaan buku, serta buku juga
memberikan arahan/solusi yang dibutuhkan terkait upaya pengembangan kemampuan
sosial anak usia 4-6 tahun.
Pada komponen tampilan, ukuran buku dan
ukuran tulisan yang dibuat sudah sesuai dengan responden, sehingga memudahkan
mereka dalam membaca buku ini.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
panduan penilaian perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun. Ada berbagai tahapan dalam melakukan
penyusunan buku ini seperti menyusun rencana asesmen, menghimpun data,
verifikasi data, mengolah dan analisis data, melakukan interpretasi dan menarik
kesimpulan, serta merekomendasikan tindak lanjut hasil penilaian. Adapun kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1) Adanya panduan asesmen perkembangan sosial anak
usia dini yang valid dan dapat digunakan oleh guru dan orang tua; 2) Adanya
buku panduan penilaian perkembangan sosial bagi anak usia 4-6 tahun yang bisa
menjadi petunjuk dalam memahami berbagai perkembangan sosial anak usia 4-6
tahun, diantaranya adalah pentingnya penilaian perkembangan sosial anak usia
dini, manfaat penilaian perkembangan sosial anak bagi guru dan orang tua,
langkah enyusun penilaian perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun, instrumen
penilaian perkembangan sosial anak usia 4-6 tahun, karakteristik perkembangan
sosial anak usia 4-6 tahun, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
aspek sosial anak usia 4-6 tahun.
Ahmad Susanto, M. Pd. (2011). Perkembangan
Anak Usia Dini: pengantar dalam berbagai aspeknya. Kencana. Google Scholar
Arikunto, Suharsimi. (2010). Metode
peneltian. Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar
Ayriza, Yulia. (2007). Metode Penilaian
Perkembangan Anak Usia Dini. Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan, FIP,
UNY.
Ayuningsih, Diah. (2010). Psikologi
perkembangan anak. Yogyakarta: Pustaka Larasati.
Bornstein, Marc H., Hahn, Chun Shin, &
Haynes, O. Maurice. (2010). Social competence, externalizing, and internalizing
behavioral adjustment from early childhood through early adolescence:
Developmental cascades. Development and Psychopathology, 22(4),
717�735. Google Scholar
Campbell, Susan B., Denham, Susanne A.,
Howarth, Grace Z., Jones, Stephanie M., Whittaker, Jessica Vick, Williford,
Amanda P., Willoughby, Michael T., Yudron, Monica, & Darling-Churchill,
Kristen. (2016). Commentary on the review of measures of early childhood social
and emotional development: Conceptualization, critique, and recommendations. Journal
of Applied Developmental Psychology, 45, 19�41.
https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.01.008. Google Scholar
Darling-Churchill, Kristen E., &
Lippman, Laura. (2016). Early childhood social and emotional development:
Advancing the field of measurement. Journal of Applied Developmental
Psychology, 45, 1�7. https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.02.002. Google Scholar
Daryanto, Haji. (2008). Evaluasi
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Downer, Jason T., & Pianta, Robert C.
(2006). Academic and cognitive functioning in first grade: Associations with
earlier home and child care predictors and with concurrent home and classroom
experiences. School Psychology Review, 35(1), 11�30. Google Scholar
Fabes, Richard A., Gaertner, Bridget M.,
& Popp, Tierney K. (2006). Getting Along with Others: Social Competence
in Early Childhood. Google Scholar
Hani, Alya Amarul. (2019). Evaluasi
Pembelajaran Pada Paud. Children Advisory Research and Education, 7(1),
51�56.
Mayar, Farida. (2013). Perkembangan sosial
anak usia dini sebagai bibit untuk masa depan bangsa. Al-Ta Lim Journal,
20(3), 459�464. Google Scholar
Mursid. (2015). Pengembangan
Pembelajaran PAUD. Bandung: Rosda.
Nurmalitasari, Femmi. (2015). Perkembangan
sosial emosi pada anak usia prasekolah. Buletin Psikologi, 23(2),
103�111. Google Scholar
Rizzo, Thomas A. (1989). Friendship
development among children in school. Norwood. New Jersey: Albex Publishing
Co. Rizzo, TA (1992). The Role of Conflict in Childrens Friendship Development.
New Directions for Child Development, 58, 93�111. Google Scholar
Suyadi, Suyadi. (2016). Perencanaan dan
Asesmen Perkembangan Pada Anak Usia Dini. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, 1(1), 65�74. Google Scholar
Yahro, Siti Ulfatuz. (2009). Upaya Guru
dalam Mengembangkan Sosial-Emotional Anak Usia Dini dengan Pendekatan Beyond
Centers and Circle Times (Kasus di TK Islam Modern Al-Furqon Yogyakarta). Skripsi,
Tidak Dipublikasikan). Fakultas Tarbiah UIN Sunan Kalijaga. Google Scholar
Copyright holder: Harry, Rudi Gianto, Redi R Yacoub, Ismail Yusuf, Bomo
Wibowo, Gita Pratiwi (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article
is licensed under: |