Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 4, Maret 2022
ANALISIS
KUALITAS APLIKASI MOBILE JKN DAN LAYANAN CARE-CENTER TERHADAP KEPUASAN PESERTA
JKN-KIS DENGAN METODE PLS-SEM
Made
Agung Prebawa Parama Artha, Aji Hamim Wigena, Erfiani
Pascasarjana Jurusan Statistika dan Sains Data, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], erfiani@apps.ipb.ac.id
Abstrak
Sains data (data
science) telah menjadi perhatian ahli statistika dunia akhir-akhir ini.
Dunia industri, bisnis dan ilmu pengetahuan sangat memerlukan ilmu ini untuk
melakukan analisis data maupun prediksi untuk perkembangan bisnis, industri
maupun bidang - bidang lain di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kualitas aplikasi Mobile JKN dan Layanan Care-Center
terhadap kepuasan peserta JKN-KIS dengan menggunakan metode PLS-SEM. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 1.389
orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least
Square-Strucural Equation Modelling (PLS-SEM) yang dapat memprediksi hubungan
kausalitas variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai loading factor dari semua indikator
sudah memenuhi kriteria melebihi dari angka 0.7 atau sering digunakan batas 0,5� sebagai�
batasan minimal dari nilai loading factor (Kock,
2020). Inner model yang diperoleh pada data dengan taraf nyata 5%:
Kepuasan Peserta = 0.38 Kualitas Aplikasi + 0.31 Kualitas
Layanan CareCenter +z. Ini artinya Peubah kualitas aplikasi
berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai koefisen sebesar 0.38,
sedangkan peubah kualitas layanan CareCenter berpengaruh signifikan dengan
nilai koefisien sebesar 0.31. Nilai t-statistik untuk peubah Kualitas aplikasi terhadap
Kepuasan Peserta sebesar 11,297 dan peubah Kualitas Layanan Care-Center terhadap
Kepuasan Peserta sebesar 9,256. Hal ini menunjukkan nilai t-statistik lebih
besar dari t-tabel yang artinya Kualitas Aplikasi Mobile JKN dan Layanan
Care-Center berpengaruh terhadap Kepuasan Peserta.
Kata Kunci: Kepuasan
Peserta, Kualitas Aplikasi Mobile JKN, Kualitas Layanan Care-Center, �Partial Least Square-Structural Equation Modeling
Abstract
Data science (data science) has become
the attention of statisticians in the world lately. The world of industry,
business and science really needs this knowledge to perform data analysis and
predictions for future developments in business, industry and other fields.
This study aims to determine the effect of the quality of the Mobile JKN
application and Care-Center Service on the satisfaction of JKN-KIS participants
using the PLS-SEM method. Data collection techniques using questionnaires with
the number of respondents as many as 1.389 people. This study uses the Partial
Least Square-Strucural Equation Modeling (PLS-SEM)
approach which can predict the causality relationship between exogenous latent
variables and endogenous latent variables. The results obtained from this study
are that the loading factor values of all indicators have met the
criteria exceeding the number 0.7 or the 0.5 limit is often used as the minimum
limit of the loading factor value (Kock,
2020). Inner model obtained on data with a
significance level of 5%: Participant Satisfaction = 0.38 Application Quality +
0.31 CareCenter Service Quality +z. This means that the application
quality variable has a significant effect on the 5% significance level with a
coefficient value of 0.38, while the CareCenter
service quality variable has a significant effect with a coefficient value of
0.31. The t-statistic value for the application quality variable on Participant
Satisfaction is 11.297 and the Care-Center Service Quality variable for
Participant Satisfaction is 9.256. This shows that the value of t-statistics is
greater than t-table, which means that the quality of JKN Mobile Applications
and Care-Center Services has an effect on Participant Satisfaction.
Keywords: Participant Satisfaction, The Quality of The Mobile JKN Application, Care-Center Service Quality, Partial Least Square-Structural Equation Modeling
Pendahuluan
Salah satu
pemanfaatan Sains Data pada perusahaan adalah penggunaan E- commerce. Saat ini konsumen dimudahkan dalam memenuhi
kebutuhannya melalui layanan berbasis online
yang disediakan oleh berbagai perusahaan. Salah satu penggunaan E-commerce yang marak digunakan adalah
aplikasi Mobile dan Call Center. Penggunaan aplikasi Mobile dan Call Center digunakan diberbagai industri seperti asuransi,
transportasi, perbankan, dan lain lain. Salah satu bidang industri yang
diteliti adalah bidang asuransi dan perusahan yang mewakili bidang ini adalah
BPJS Kesehatan karena memiliki jumlah pengguna yang mencakup seluruh penduduk
Indonesia.
Dalam instansi BPJS Kesehatan data digunakan dalam
berbagai aplikasi internal (aplikasi yang digunakan oleh internal perusahaan)
dan aplikasi eksternal (aplikasi yang diakses oleh peserta dan provider seperti
fasilitas kesehatan atau mitra bank). Salah satu contoh aplikasinya adalah MobileJKN dan Care Center 24jam 165. Setiap
transaksi administrasi dilakukan melalui aplikasi dan layanan tersebut sehingga
BPJS Kesehatan memiliki data terkait peserta JKN KIS seperti identitas peserta,
kelas rawat yang dipilih peserta, fasilitas kesehatan terpilih atau pengaduan,
kritik dan saran. Seluruh transaksi peserta tersebut adalah data yang perlu dipelajari
dan dianalisis untuk
mengevaluasi performa dari aplikasi Mobile JKN dan layanan Care Center.
Data tersebut menghasilkan keputusan-keputusan yang dinilai dapat memperbaiki
dan meningkatkan kepuasan peserta dalam mengakses administrasi layanan kesehatan
sesuai dengan salah satu Misi BPJS Kesehatan yaitu memberikan layanan terbaik
kepada peserta dan masyarakat.
Sesuai data yang ada pada BPJS Kesehatan, terhitung sampai bulan Desember 2021 yang aktif dalam tiga bulan
terakhir menggunakan aplikasi Mobile JKN sebanyak 215.647 konsumen. umlah
pengguna aktif dari aplikasi ini memiliki pengaruh penting terhadap peserta JKN
KIS terkait pelayanan administrasi di BPJS Kesehatan tetapi masih ditemukan
beberapa penilaian � penilaian buruk terhadap aplikasi ini seperti sering
terjadi gangguan sistem, gagal log in,
kartu tanda peserta tidak muncul dan sebagainya. Hal ini menandakan masih
banyak perbaikan � perbaikan dan pengembangan yang harus dilakukan oleh BPJS
Kesehatan terkait kualitas dari aplikasi Mobile JKN.
Berdasarkan data dari BPJS
Kesehatan, jumlah panggilan yang masuk pada layanan Care Center 24jam 165 tiga bulan terakhir sebanyak 28.268 terhitung
sampai bulan Desember 2021. Hasil observasi menunjukkan beberapa keluhan
terkait kualitas layanan tersebut antara lain antrian panggilan yang terlalu
lama, kecepatan dalam menanggapi kebutuhan konsumen yang kurang, dan lain-lain.
Hal ini menunjukkan ada faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan layanan Care Center oleh
agen Care Center.
Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang telah
terdaftar sebagai peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan dan aktif menggunakan aplikasi
Mobile JKN dan layanan Care-Center 24jam 165. Salah satu analisis statistik
yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh hubungan antara peubah laten
dan hubungan antara peubah laten dengan indikator-indikatornya adalah Model
Persamaan Struktural/Structural Equation
Modelling (SEM) dan dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Squares Striuctural Equation
Modelling (PLS-SEM).
Metode Penelitian
1. Definisi
Peubah
a. Kualitas
Aplikasi
Menurut DeLone dan McLean (DeLone &
McLean, 2016) mengemukakan bahwa kualitas sistem aplikasi merupakan karakteristik dari
informasi yang melekat mengenai sistem aplikasi itu sendiri yang mana kualitas
sistem aplikasi merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat
lunak, kebijakan prosedur dari sistem aplikasi informasi yang dapat menyediakan
informasi kebutuhan pemakai.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas aplikasi adalah sebagai
berikut: Kelengkapan fungsi dan fitur, Kemudahan dalam penggunaan, Keamanan,
Kualitas dan Biaya.
b.
Kualitas Layanan
Lovelock et al. (Lovelock &
Wirtz, 2004) mengemukakan bahwa kualitas layanan adalah hasil proses evaluasi
pelanggan yang membandingkan persepsi mereka terhadap pelayanan dan hasil
pelayanan yang mereka dapatkan. Kualitas layanan adalah ukuran
seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi
pelanggan. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa
adalah suatu ukuran keberhasilan dari layanan yang diharapkan konsumen atau
pengguna terhadap hasil yang diterima.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan Call
Center, adalah sebagai berikut: Layanan (seberapa
cepat), Kualitas (seberapa baik), Efisiensi (seberapa efisien), Profitabilitas
(seberapa efektif).
c.
Kepuasan Pelanggan
Secara umum, kepuasan
pelanggan (customer satisfaction)
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika
kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja
sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi
maka pelanggan akan sangat puas (Kotler, 2003�
).
Adapun indikator kepuasan
pelanggan yaitu: Perasaan
puas, Selalu membeli produk, Akan merekomendasikan kepada orang lain, dan
Terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk.
2. Uji
Validitas dan Reliabilitas
Validitas� adalah�
ketepatan� atau�� kecermatan�
suatu instrument� dalam�� pengukuran. Suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan
menentukan apakah suatu item layak
digunakan atau tidak. Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk
dengan teknik korelasi adalah:
Uji reliabilitas
bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana konsistensi alat ukur yang
digunakan, sehingga bila alat ukur tersebut digunakan kembali untuk meneliti
obyek yang sama dengan teknik yang sama walaupun waktunya berbeda, maka hasil
yang diperoleh sama. Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2006) peubah dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha >
0.6. Rumus Cronbach
Alpha sebagai berikut:
dengan:
k : banyaknya item kuisioner
dalam satu faktor
3. Partial Least Squares Striuctural Equation
Modelling (PLS-SEM)
��������� Partial-Least Squares-Structural Equation Modeling
(PLS-SEM) merupakan metode
yang tidak memerlukan asumsi distribusi dari data. PLS-SEM dapat digunakan pada data yang tidak berdistribusi normal karena algoritma PLS mentransformasikan
data yang tidak normal melalui
teorema limit pusat (Hair Jr, Sarstedt,
Ringle, & Gudergan, 2017).� PLS-SEM dapat digunakan pada data dengan ukuran sampel yang kecil. Secara umum,
PLS-SEM memiliki tingkat statistical
power yang lebih tinggi
dibandingkan dengan CB-SEM (Hair Jr et al., 2017).
Tabel 1
�Metode
Peubah Ganda
|
Tujuan utama Explorasi |
Tujuan utama
Konfirmasi |
Teknik
generasi pertama |
Analisis kluster |
Analysis
of variance |
Exploratory
Factor Analysis |
Regresi berganda |
|
Multidimensional
Scaling |
Regresi logistik |
|
Teknik generasi
kedua |
PLS SEM |
CB SEM, CFA (Confirmatory Factor Analysis) |
Sumber: Hair et al. (2017)
Berdasarkan penjelasan (Hair Jr et al., 2017 ) pada Tabel 2.1, maka penelitian ini mengunakan teknik analisis dengan tujuan explorasi yaitu PLS SEM karena selain konfirmasi model, penelitian ini membutuhkan pengembangan model terhadap teori model yang sudah ada. PLS SEM juga dipilih karena data yang ada tidak terdistribusi normal sehingga CB SEM yang memerlukan asumsi data harus terdistribusi normal tidak bisa digunakan.
Beberapa hal dasar PLS SEM adalah analisis ini memiliki 3 komponen, yaitu model struktural, model pengukuran, dan skema pembobotan. Pada model struktural, semua peubah laten terhubung berdasarkan teori substansi. Ada dua jenis peubah laten, yaitu peubah laten eksogen dan endogen. Peubah laten eksogen adalah peubah penyebab sedangkan endogen adalah peubah akibat. Peubah laten eksogen memiliki tanda panah menuju peubah laten endogen.
Gambar 1
Skema Peubah Eksogen dan Endogen
4.
Metode Bootstrap
Bootstrap adalah suatu metode yang dapat bekerja tanpa
membutuhkan asumsi distribusi karena data yang ada digunakan sebagai
populasi. Teknik resampling Bootstrap bertujuan untuk menentukan estimasi standar error dan interval konfidensi
dari parameter populasi seperti mean, rasio, median, proporsi, koefisien korelasi atau koefisien
regresi tanpa menggunakan asumsi distribusi (Sungkono, 2013). Metode
bootstrap dalam algoritma perhitungan structural equation modeling digunakan untuk membangkitkan nilai t-hitung yang digunakan untuk evaluasi inner model. Nilai
standard error yang dibangkitkan dari
distribusi bootstrap dapat kita gunakan untuk
menguji hipotesis apakah koefisien jalur signifikan dengan t-hitung yang didapat dari formula dibawah ini:
dimana ρ̂ merupakan koefisien jalur yang diperoleh dari model dan seρ̂ merupakan nilai standard error
yang didapatkan dari metode bootstrap.
5.
Evaluasi Model
a. Z-Score
Skor standar (Z-Score) adalah angka yang merupakan perbedaan antara nilai data dan rata-rata, dibagi dengan standar deviasi. Bila dituliskan rumusnya sebagai berikut:
Z-score juga sering disebut dengan nilai baku atau nilai standar. Z-score
dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah sebuah data bernilai ekstrem, atau outlier.
Data outlier adalah data yang bernilai jauh dari rata-rata. Aturan umumnya adalah Z-score
dengan nilai kurang dari �4 atau lebih
dari +4 menunjukkan bahwa nilai data adalah nilai ekstrem. (Solihin dan Ratmono 2020).
b. Pengukuran outer Model
Pengukuran outer model merupakan Pengujian yang dilakukan dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk peubah laten (Latan & Ghozali, 2012).
Tabel 2
Rule
of Thumb Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan Reliabilitas |
Parameter |
Rule of Thumb |
Validitas Konvergen |
Loading Factor |
Lebih besar dari
0,5 |
Validitas Diskriminan |
Average Variance
Extracted (AVE) Cross Loading |
Lebih besar dari
0,5 Lebih kecil dari
0,5 |
Reliabilitas |
Cronbach�s Alpha Construct Reliability |
Lebih besar dari
atau sama dengan 0,7 Lebih
besar dari atau sama dengan
0,7 |
|
Sumber: Kock 2020 |
|
c.
Pengukuran inner
model
Ada beberapa tahap untuk mengevaluasi model struktural. Pertama adalah melihat signifikansi hubungan antara peubah laten dan yang kedua adalah dengan
mengevaluasi nilai rsquare (R2).
Pertama kita
dapat melihat dari koefisien jalur (path coefficient) yang menggambarkan
kekuatan hubungan antara peubah. Nilai signifikansi path coefficient dapat
dilihat dari nilai t-hitung yang diperoleh dari proses bootstrapping
(resampling method).
Kedua nilai R2, nilai R2 sama halnya
dengan nilai R2 dalam regresi linier yaitu besarnya nilai peubah endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen. Chin (Chin, 1998) dan Henseler
(Henseler, Ringle, & Sinkovics, 2009) menjelaskan
kriteria batasan nilai R2 ini dalam
tiga klasifikasi, yaitu nilai R2 0.67, 0.33, dan
0.19 sebagai subtansial, moderat, dan lemah.
6.
Tahapan � Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan
dalam penelitian ini adalah:
a. Pengumpulan dan persiapan data
1. Kuisioner
a. Kriteria responden adalah
sebagai berikut:
1) Usia: Usia responden
minimal 13 tahun, sesuai dengan aturan usia
pengguna aplikasi Mobile.
2) Pendidikan: Tidak ada batasan untuk
pendidikan responden.
3) Pekerjaan: Tidak ada
batasan untuk pekerjaan responden.
4) Jenis Kelamin: Pengguna
laki-laki atau wanita dapat menjadi
responden.
5) Alamat/Tempat Tinggal:
responden yang berdomisili
di seluruh Indonesia.
b. Mempersiapkan pernyataan-pernyataan pada kuisioner yang dibuat berdasarkan indikator pada peubah yang diteliti.
c. Menyebar kuisioner menggunakan
Google
Form.
d. Mengumpulkan kembali kuisioner
yang telah diisi oleh responden.
2. Mempersiapkan Data
a. Menyiapkan kuisioner
b. Mempersiapkan jawaban responden
yang dibuat dalam bentuk Excel
Tabel 3
Indikator-Indikator untuk Pernyataan
Pada Kuisioner
X1 - Kualitas Aplikasi Mobile JKN |
X1.a |
Kelengkapan
fungsi dan fitur |
X1.b |
Kemudahan
dalam penggunaan |
|
|
X1.c |
Keamanan |
|
X1.d |
Kualitas |
|
X1.e |
Biaya |
X2 � Kualitas Layanan Care Center
1500400 24jam |
X2.a |
Layanan
(seberapa cepat) |
X2.b |
Kualitas
(seberapa baik) |
|
|
X2.c |
Efisiensi
(seberapa efisien) |
|
X2.d |
Profitabilitas
(seberapa efektif) |
�Y -Respon Kepuasaan Peserta terhadap
JKN KIS |
Y.a |
Perasaan
puas |
Y.b |
Selalu
membeli produk |
|
|
Y.c |
Akan
merekomendasikan |
|
Y.d |
Terpenuhinya
harapan |
c. Kerangka Konseptual
����������������������������������
Gambar
2
Kerangka
Konseptual
b. Pengolahan Data
1.
Melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan pada kuisioner valid dan reliable atau tidak.
2. Melakukan uji hubungan peubah
dengan metode PLS-SEM dengan tahapan:
a. Konseptualisasi model
b. Menentukan algoritma metode analisis
c.
Menentukan metode resampling
d. Menggambar diagram jalur
e.
Evaluasi model
c. Interprestasi Data
1.
Melakukan interprestasi data pada hasil yang telah dilakukan pengujian dengan metode-metode yang telah disebutkan sebelumnya.
2.
Menarik kesimpulan penelitian
d. Diagram Alir Proses Pengujian
����������
Gambar 3
�Diagram Alir Proses Pengujian
3.
Hasil dan Pembahasan
Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis Partial
Least Square (PLS) memerlukan 3 tahap untuk menilai
sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pengujian Outer Model
a.
Uji Z-score ������
Z-score
digunakan untuk membantu menentukan apakah sebuah data bernilai ekstrem, atau outlier. Data outlier adalah data
yang bernilai jauh dari rata-rata. Aturan umumnya adalah Z- score dengan nilai kurang
dari �4 atau lebih dari +4 menunjukkan
bahwa nilai data adalah nilai ekstrem.
(Solihin dan Ratmono,
2020). Pengujian menggunakan
rumus: Contoh beberapa data yang di uji z score.
Tabel
4
Nilai z score
X1.a |
X1.b |
X1.c |
X1.d |
X1.e |
X2.a |
X2.b |
X2.c |
X2.d |
Y.a |
Y.b |
Y.c |
Y.d |
0.777 |
0.726 |
0.698 |
-0.883 |
0.841 |
0.758 |
-1.142 |
-1.113 |
-2.318 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
0.885 |
0.777 |
0.726 |
0.698 |
0.771 |
0.841 |
0.758 |
0.646 |
0.693 |
0.868 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
0.885 |
0.777 |
-1.034 |
0.698 |
-0.883 |
0.841 |
0.758 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
0.791 |
-1.358 |
-1.115 |
0.885 |
0.777 |
-1.034 |
-1.111 |
-0.883 |
-2.335 |
-2.235 |
-1.142 |
-2.919 |
-0.725 |
-2.144 |
-3.302 |
-1.115 |
-0.612 |
-0.513 |
-1.034 |
-1.111 |
-0.883 |
-0.747 |
-0.739 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
-0.676 |
-1.358 |
-1.115 |
-0.612 |
-0.513 |
-1.034 |
-2.92 |
-0.883 |
0.841 |
-0.739 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
-0.676 |
0.587 |
-1.115 |
-0.612 |
-0.513 |
-1.034 |
-1.111 |
0.771 |
0.841 |
0.758 |
0.646 |
0.693 |
0.868 |
0.791 |
0.587 |
-1.115 |
-0.612 |
-0.513 |
-1.034 |
-1.111 |
-0.883 |
-0.747 |
-0.739 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
-0.676 |
-1.358 |
-1.115 |
-0.612 |
0.777 |
0.726 |
0.698 |
0.771 |
0.841 |
0.758 |
0.646 |
0.693 |
-0.725 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
0.885 |
0.777 |
0.726 |
0.698 |
0.771 |
0.841 |
-0.739 |
0.646 |
-1.113 |
0.868 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
0.885 |
0.777 |
-1.034 |
0.698 |
-0.883 |
0.841 |
-2.235 |
-1.142 |
-2.919 |
-0.725 |
0.791 |
0.587 |
-1.115 |
-0.612 |
-0.513 |
0.726 |
0.698 |
0.771 |
0.841 |
0.758 |
-1.142 |
-1.113 |
0.868 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
0.885 |
-0.513 |
-1.034 |
-1.111 |
-0.883 |
-0.747 |
-0.739 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
0.791 |
0.587 |
0.654 |
-0.612 |
-0.513 |
-1.034 |
-1.111 |
-0.883 |
-0.747 |
-0.739 |
-1.142 |
-1.113 |
-0.725 |
-0.676 |
-1.358 |
-1.115 |
-0.612 |
Sumber : Lampiran
�������
Dari hasil
pengujian pada Tabel 4 tidak didapatkan nilai yang memiliki hasil di luar nilai
yang ditentukan, sehingga menurut Solihin dan Ratmono (2020) data-data tersebut
dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
b.
Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item
score/component score. Nilai validitas konvergen
adalah nilai loading faktor pada peubah laten dengan� indikator- indikatornya.� Nilai
yang diharapkan melebihi� dari angka > 0,7 atau sering� digunakan batas� 0,5� sebagai� batasan minimal dari nilai loading factor (Kock, 2020)
Tabel 5
Outer
Loadings (Measurement Model)
Peubah |
Indikator |
OuterLoading |
Kualitas
Aplikasi |
X1.1 |
0.672 |
X1.2 |
0.512 |
|
X1.3 |
0.706 |
|
X1.4 |
0.745 |
|
X1.5 |
0.702 |
|
Kualitas
Pelayanan Care
Center |
X2.1 |
0.620 |
X2.2 |
0.681 |
|
X2.3 |
0.761 |
|
X2.4 |
0.708 |
|
Kepuasan Pelanggan |
Y.1 |
0.679 |
Y.2 |
0.629 |
|
Y.3 |
0.756 |
|
Y.4 |
0.660 |
Hasil pengolahan
dengan menggunakan Warp-PLS
dapat dilihat pada Tabel 5 Nilai outer
model atau korelasi antara konstruk dengan variabel memenuhi convergen
validity yang memiliki nilai loading di atas 0,5 yang artinya secara keseluruhan indikator konstruk yang diujikan sudah valid.
c.
Discriminant Validity
Metode untuk menilai Discriminant
Validity dengan membandingkan
nilai korelasi antar indikator setiap peubah dengan
peubah lainnya dalam satu model. Model mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika nilai korelasi
untuk setiap indikator peubah lebih besar dengan
indikator peubah lainnya dalam model.
Uji
validitas diskriminan menggunakan nilai cross loading. Suatu indikator dinyatakan memenuhi discriminant
validity apabila nilai
cross loading indikator pada variabelnya
adalah yang terbesar dibandingkan pada variabel lainnya. Berikut ini adalah nilai
cross loading masing-masing indikator:
Tabel 6
Nilai Cross Loading Masing-Masing Indikator
|
Aplikasi |
Care
Center |
Kepuasan |
X1.1 |
(0.672) |
0.058 |
0.037 |
X1.2 |
(0.512) |
0.032 |
0.123 |
X1.3 |
(0.706) |
-0.031 |
0.084 |
X1.4 |
(0.745) |
0.030 |
-0.115 |
X1.5 |
(0.702) |
-0.080 |
-0.088 |
X2.1 |
-0.264 |
(0.620) |
0.245 |
X2.2 |
0.131 |
(0.681) |
-0.105 |
X2.3 |
0.056 |
(0.761) |
0.003 |
X2.4 |
0.045 |
(0.708) |
-0.117 |
Y.1 |
0.149 |
-0.148 |
(0.679) |
Y.2 |
-0.019 |
0.170 |
(0.629) |
Y.3 |
-0.053 |
0.049 |
(0.756) |
Y.4 |
-0.075 |
-0.067 |
(0.660) |
Berdasarkan sajian data pada tabel 6 di atas dapat diketahui
bahwa masing-masing indikator
pada variabel penelitian memiliki nilai cross loading terbesar
pada variabel yang dibentuknya
dibandingkan dengan nilai cross loading
pada variabel lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat dinyatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun
variabelnya masing-masing.
d.
Pengujian Reabilitas dengan Composite Reliability dan Cronbach Alpha
Data�� yang��
memiliki composite reliability lebih dari 0.7 mempunyi reliabilitas yang tinggi.� Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha.� Nilai Cronbach Alpha diharapkan
melebihi dari angka 0.6 untuk semua peubah. (Kock, 2020)
1)
Uji Composite
Reliability
�������������������
�����������������������������
����������������������������� dengan:
��������
��������
��������
Hasil Pengujian:
Tabel
7
Composite Reliability
Peubah |
Composite reliability |
Kualitas Aplikasi |
0.803 |
Kualitas Pelayanan
Care Center |
0.787 |
Kepuasan Peserta |
0.776 |
Sumber: Lampiran
2)
Uji Cronbach Alpha�������� �����
��������� ���� Hasil
Pengujian:
���������
Tabel 8
Cronbach Alpha
Peubah |
Cronbach Alpha |
Kualitas Aplikasi |
0.692 |
Kualitas Pelayanan Care Center |
0.639 |
Kepuasan Peserta |
0.615 |
Sumber: Lampiran
Berdasarkan
tabel 7 dan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa semua peubah
memenuhi kriteria reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai composite reliability di atas
0,70 dan Cronbach Alpha diatas 0,60.
2.
Pengujian Inner Model
a.
�������������� Gambar
4
Model Struktural
Berdasarkan skema inner model yang telah
ditampilkan pada gambar 4.3
dapat dijelaskan bahwa untuk pengujian
inner model nilai yang dilihat
adalah nilai koefisien jalur dimana nilai terbesar
ditunjukkan dengan pengaruh Kualitas Aplikasi MobileJKN terhadap Kepuasan Peserta sebesar 0.38, kemudian pengaruh terbesar kedua adalah pengaruh Kualitas Layanan Care Center terhadap Kepuasan Peserta sebesar 0.31. Nilai kedua peubah bernilai
positif maka disimpulkan Kualitas Aplikasi MobileJKN dan Layanan Care-Center berpengaruh positif terhadap Kepuasan Peserta.
b.
�Pengujian
hipotesis
Untuk pengujian Hipotesa dilakukan dengan melihat nilai probabilitas
nya dan t-statistik nya. Untuk nilai
probabilitas, nilai p-value
dengan alpha 5% adalah kurang dari 0,05. Nilai t-tabel untuk alpha 5% dan jumlah n sebesar 1389 adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan Hipotesa adalah ketika t-hitung > t-tabel. Hasil pengujian dengan analisis PLS adalah sebagai berikut:
Tabel
9
Nilai t-hitung
Nilai T-hitung |
X1 |
X2 |
Y |
X1 |
|
|
|
X2 |
|
|
|
Y��������� |
11,297 |
9,256 |
|
Sumber: Lampiran
1. Berdasarkan hasil perhitungan
statistik, dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Aplikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Peserta. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 11,297 < 1,96. Dengan demikian, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.
2. Berdasarkan hasil perhitungan
statistik, dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Layanan Care Center berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kepuasan Peserta. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 9,256 < 1,96. Dengan demikian, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.
c.
�Uji R-Square
Nilai R-square merupakan suatu nilai yang menyatakan seberapa besar peubah bebas
mampu menjelaskan variance
dari variabel tak bebas. Berdasarkan
hasil pada Gambar 4.3 diketahui
nilai R-square adalah
0,40 yang berarti variabel bebas Kualitas Aplikasi dan Kualitas Layanan Care Center mampu menjelaskan variance dari variabel tak bebas
Kepuasan Peserta sebesar 40%. (Chin, 1998) dan (Henseler et al., 2009)menjelaskan
kriteria batasan nilai R2 ini dalam
tiga klasifikasi, yaitu nilai R2 0.67, 0.33, dan
0.19 sebagai subtansial, moderat, dan lemah, maka hasil pada penelitian ini dapat dikatakan moderat yang artinya sudah cukup baik
untuk diinterpretasikan.
3.
Indikator yang Dominan
Dari hasil perhitungan
sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa dari dua peubah
yang diamati, peubah yang
paling mempengaruhi kepuasan
adalah peubah kualitas mobile aplikasi. Oleh karena perlu dilakukan
penelitian lebih dalam terhadap indikator dari peubah kualitas mobile aplikasi. Indikator yang memiliki nilai loading factor tertinggi merupakan indikator yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap peubah laten tersebut. Urutan nilai loading factor indikator dari terbesar hingga terkecil ditampilkan dalam Tabel 9.
Tabel 10
Loading Factor Indikator
X1
Indikator |
Loading
factor |
X1.a |
0.672 |
X1.b |
0.512 |
X1.c |
0.706 |
X1.d |
0.745 |
X1.e |
0.702 |
Urutan nilai loading factor
peubah kualitas mobile aplikasi berdasarkan Tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa
dua indikator yang memiliki nilai loading factor tertinggi adalah keamanan akun dan kemudahan pencarian fitur dengan loading factor sebesar 0.706 dan 0.745. Dua indikator inilah yang perlu menjadi fokus
utama untuk meningkatkan kepuasan peserta. Artinya untuk meningkatkan kepuasan peserta kita perlu meningkatkan
kemanan akun mobile aplikasi dan kemudahan pencarian fitur aplikasi.
Peubah selanjutnya yang mempengaruhi kepuasan peserta adalah kualitas pelayanan care center.
Indikator yang memiliki nilai loading factor
tertinggi merupakan indikator yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap peubah laten tersebut. Urutan nilai loading factor indikator dari terbesar hingga
terkecil ditampilkan dalam Tabel 10.
Tabel
11
Loading Factor
Indikator X2
Indikator |
Loading
Factor |
X2.a |
0.620 |
X2.b |
0.681 |
X2.c |
0.761 |
X2.d |
0.708 |
Urutan nilai loading factor peubah
kualitas pelayanan Care-Center
berdasarkan Tabel 3.8 dapat kita lihat
bahwa satu indikator yang memiliki nilai loading factor tertinggi
adalah total waktu pelayanan dengan loading
factor sebesar 0.761. �Indikator inilah yang perlu menjadi fokus utama
untuk meningkatkan kepuasan peserta. Artinya untuk meningkatkan
kepuasan peserta kita perlu
meningkatkan total waktu pelayanan Care-Center.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian diatas diperoleh kesimpulan bahwa peubah kualitas aplikasi Mobile JKN dan kualitas layanan CareCenter 165 berpengaruh signifikan terhadap peubah kepuasan peserta pada taraf nyata 5%. Model yang didapat adalah:
Kepuasan
Peserta = 0.38 Kualitas Aplikasi + 0.31 Kualitas Layanan CareCenter+ zModel
yang diuji dalam penelitian ini mempunyai nilai ukuran kebaikan model Y (Kepuasan Peserta) sebesar 40% yang mengindikasikan bahwa keragaman model yang dapat dijelaskan oleh peubah laten kompetensi sebesar 40% dan sisanya 60% dijelaskan oleh peubah lain diluar model. (Chin, 1998)
dan (Henseler et
al., 2009)menjelaskan kriteria batasan nilai R2 ini dalam tiga
klasifikasi, yaitu nilai R2 0.67, 0.33, dan 0.19 sebagai
subtansial, moderat, dan lemah. Penelitian ini sudah memiliki
nilai R2 yang dapat dikategorikan sebagai nilai yang moderat.
Peubah
kualitas aplikasi berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai koefisen
sebesar 0.38, sedangkan peubah hard kualitas layanan CareCenter berpengaruh signifikan dengan nilai koefisien
sebesar 0.31. Hal tersebut menunjukkan bahwa peubah kualitas aplikasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peubah kepuasan peserta dibanding peubah kualitas layanan CareCenter dengan indikator yang dominan mewakili peubah kualitas aplikasi merupakan keamanan dan kemudahan pencarian fitur.
Berdasarkan
hasil penelitian saran yang
dapat diberikan adalah terdapat beberapa model yang memiliki loading
factor yang cukup rendah
sehingga dapat diubah atau dihilangkan
untuk proses penelitian selanjutnya. Contohnya peubah laten kualitas aplikasi memiliki nilai indicator yang cukup
rendah yaitu kemudahan penggunaan sehingga pada penelitian selanjutnya indicator ini dapat diubah atau
tidak digunakan lagi.
BIBLIOGRAFI
Chin, Wynne W. (1998). The Partial Least Squares Approach To
Structural Equation Modeling. Modern Methods For Business Research, 295(2),
295�336. Google Scholar
Delone, William H., & Mclean, Ephraim R. (2016). Information
Systems Success Measurement. Foundations And Trends� In Information Systems,
2(1), 1�116. Google Scholar
Hair Jr, Joseph F., Sarstedt, Marko, Ringle, Christian M.,
& Gudergan, Siegfried P. (2017). Advanced Issues In Partial Least Squares
Structural Equation Modeling. Sage Publications. Google Scholar
Henseler, J�rg, Ringle, Christian M., & Sinkovics, Rudolf
R. (2009). The Use Of Partial Least Squares Path Modeling In International
Marketing. In New Challenges To International Marketing. Emerald Group
Publishing Limited. Google Scholar
Kock, N. (2020). Warppls User Manual: Version 6.0. Laredo,
Texas USA: Scriptwarp Systems. Google Scholar
Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas.
Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Google Scholar
Lovelock, Christopher H., & Wirtz, Jochen. (2004). Services
Marketing: People, Technology, Strategy. Google Scholar
Sungkono, Joko. (2013). Resampling Bootstrap Pada R. Magistra,
25(84), 47. Google Scholar
Copyright
holder: Made Agung Prebawa Parama Artha, Aji Hamim Wigena, Erfiani (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |