Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
7, No. 4, April 2022
ANALISIS RISIKO PERIZINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA PROYEK
PEMBANGUNAN SODETAN WADUK SITE B KE WADUK SITE C DI KEC. CAKUNG KOTA ADM.
JAKARTA TIMUR
Tengku Saugi Zikri, Heri Suprapto
Universitas Gunadarma Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Banjir
menjadi salah satu masalah yang terjadi di kota-kota besar saat ini. Salah satu rencana untuk
menambahkan fasilitas penampungan air di dalam Kawasan perumahan pengembang PT. Moderland, maka bersama Pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Sumber
Daya Air Provinsi DKI
Jakarta berencana untuk membangun sebuah Sodetan di dalam Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Sodetan
yang dibangun memiliki manfaat sebagai penampungan air dan untuk menurunkan elevasi air di dalam Waduk Site B dengan mengalirkan air dari Waduk Side B-JGC ke Waduk Side C- JGC, lalu ke Kanal
Banjir Timur (KBT) dengan menggunakan sistem pompa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
analisis risiko perizinan yang berpengaruh pada kinerja proyek pembangunan sodetan waduk site b ke waduk site c di kec. cakung kota adm.
jakarta timur. Dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif yaitu suatu metode mengumpulkan
data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta menyajikan dan menganalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek
yang diteliti. Kesimpulan penelitian
ini adalah risiko perizinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja waktu Proyek Pembangunan Sodetan Waduk Site B ke Waduk Site C di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta
Timur. Walaupun demikian Risiko Perizinan tetap perlu menjadi
perhatian dan dilakukan antisipasi yang memadai, sehingga waktu penyelesaian proyek pembangunan sodetan akan dapat selesai
sesuai dengan kontrak.
Kata Kunci: banjir; risiko
perizinan; kinerja proyek
Abstract
Flooding is one of the problems that occur in major
cities today. One of the plans to add water storage facilities within the
residential area of pt. Moderland, then together with
the Dki Jakarta provincial government in this case
the Dki Jakarta Provincial Water Resources Office
plans to build a Sodetan in the Jakarta Garden City
Housing (JGC), Sodetan which was built has the
benefit of being a water reservoir and to lower the elevation of water in the
Site B Reservoir by draining water from The Side B-JGC Reservoir to the Side
C-JGC Reservoir,� then to the East Flood
Canal (KBT) using a pump system. �The purpose of this study is to analyze the
analysis of licensing risks that affect the performance of the site b reservoir
sodetan development project to the site c reservoir
in kec. cakung city adm.In this study using quantitative research method approach,
which is a method of collecting data in accordance with the actual
circumstances, and presenting and analyzing so as to provide a fairly clear
picture of the object being studied. The conclusion of this study is that the license risiko has a
positive and significant influence on the time performance of the Site B
Reservoir Sodetan Development Project to the Site C
Reservoir in Kec. Cakung,
Adm. East Jakarta. However, licensing risks still need to be considered and
adequate anticipation is carried out, so that the completion time of the sodetan development project will be completed in accordance
with the contract.
Keywords: floods; licensing
risk; project performance
Pendahuluan
Banjir menjadi salah satu masalah yang terjadi di kota-kota besar saat ini. Salah satu rencana untuk
menambahkan fasilitas penampungan air di dalam Kawasan perumahan pengembang PT. Moderland, maka bersama Pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Sumber
Daya Air Provinsi DKI
Jakarta berencana untuk membangun sebuah Sodetan di dalam Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Sodetan
yang dibangun memiliki manfaat sebagai penampungan air dan untuk menurunkan elevasi air di dalam Waduk Site B dengan mengalirkan air dari Waduk Side B-JGC ke Waduk Side C- JGC, lalu ke Kanal
Banjir Timur (KBT) dengan menggunakan sistem pompa.
Gambar
1
Rencana Pembanguan Sodetan Waduk Site B ke Waduk Site C�
Permasalahan banjir Jakarta yang terjadi saat ini erat
kaitannya dengan pola tata guna lahan, karena pola
tata guna lahan berperan penting dalam menentukan kegiatan dan aktivitas pergerakan masyarakat. Aktivitas dan pergerakan masyarakat dapat ditekan dari segi
pemanfaatan tata guna lahan dan aksesibilitas dalam menjangkau kegiatan tersebut (Eldi, 2020).
Pada kenyataannya
banjir di Jakarta yang terjadi
saat ini terjadi karena tingginya aktifitas masyarakat yang ditimbulkan dari beragamnya pemanfaatan tata guna lahan tidak diiringi
dengan aksesibilitas yang baik seperti banyaknya
pembangunan, dan pembuangan
sampah yang tidak tertampung. Hal ini yang menimbulkan banjir dan ketidak efektifan antara penampungan curah hujan yang tidak dapat tertampung
(Harsoyo, 2013),
karena keterkaitan antara pola pemanfaatan
guna lahan dan pemilihan pembuatan Sodetan untuk mendukung
pemanfaatan guna lahan tersebut sangat erat, maka dibutuhkan
suatu sistem perancangan yang mampu mengintegrasi antara pembangunan Sodetan dengan pemanfaatan guna lahan yang dapat menunjang aktifitas dan kebutuhan masyarakat dalam mencegah banjir (Dahlia & Fadiarman, 2020).
Sistem perancangan yang mengintegrasi antara Sodetan dengan pemanfaatan guna lahan sekitar yang dikenal dengan konsep pembangunan Sodetan modernland Jakarta garden city, dengan adanya rencana pembangunan Sodetan tersebut maka perlu
didukung dengan pembuatan saluran air yang nantinya akan menyalurkan
kelebihan air dari Sodetan sehingga ketinggian air dalam Sodetan dapat terjaga.
Salah satu konsep baru dalam
rancangan adalah menggunakan konsep hidrologi dan hidraulika kolam penampung dan saluran dalam sistem
tata air sekitar lokasi kegiatan. Proyek tersebut yang menjadi dasar pembentukan teori hidrologi dan hidraulika. Maksud penelitian ini adalah untuk memaparkan
pengaruh Perizinan yang berdampak terhadap Keterlambatan pelaksanaan Proyek atau Pekerjaan
sesuai kontrak yang tidak sesuai dengan
Biaya dan Waktu yang ditawarkan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh Risiko Perizinan terhadap Proyek Pembangunan Sodetan Waduk Site B Ke Waduk Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta Timur yang berpengaruh
terhadap risiko Perizinan.
Gambar 2
Konseptual Hidrologi dan Hidraulika
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No |
Nama Peneliti |
Judul Penelitian |
Metode Penelitian |
Variabel Penelitian |
Kesimpulan |
||
1 |
Pengelolaan Risiko proyek������� gedung bertingkat ������pada PT XYZ di �����Jakarta terhadap ����������������kinerja waktu |
Metode penelitian deskriptif kualitatif dan Metode���� ���AHP |
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas |
Risiko dominan adalah waktu dan pembayaran terlambat dari owner |
|||
2 |
Analysis of Factors that Affect the
Risk of Implementation of Underpass project construction
in Mayjen Sungkono Surabaya |
Rancangan Penelitianan dari respon |
Sampling dan ����������������analisis data |
Terdapat 7 risiko yang diidentifikasi mayor |
|||
3 |
Analisis Risiko Pelaksanaan Pembangunan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung |
1. Bagan Alir Penelitian 2. Data 3. Pengump ulan Data |
Risiko Dominan |
Terdapat� 6�������������� Risiko Dominan |
|||
4 |
Analisis faktor risiko pada proyek pembangunan rumah sakit pendidikan univ. Halu oleo Tahap II |
Saverity Indeks dan Regresi Linier |
Validitas frekuensi dan validitas pengaruh |
Nilai Probabilitas dampak risiko dan nilai indeks didapat masih rendah |
|||
5 |
Manajemen Risiko dalam proyek konstruksi |
Jenis Risiko dan Proyek Konstruksi |
Manajemen Risiko |
Manajemen RIsiko untuk menghindari kerugian Mutu waktu dan biaya |
|||
6 |
Nasrun (2015) |
Manajemen Risiko dalam proyek konstruksi ditinjau dari sisi manajemen waktu |
Jenis Risiko dan Perencanaan Waktu |
Metode CPM dan PERT |
Manajemen waktu pelaksanaan |
||
7 |
Analisis Bibliometrik Manajemen Risiko Konstruksi |
Seleksi Jurnal,Selek si Artikel |
Analisis�� Statistik dan Teori Fuzzy Set |
Riset sebanyak 243 Artikel |
|||
8 |
Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi |
Analisis Risiko Kualitatif Analisis Risiko Kuantitatif |
Identifikasi Risiko |
Terdapat 6 Tahapan Manajemen Risiko |
|||
9 |
Manajemen Risiko pada pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung Pemerintah di Kota Dili Timor Leste |
Deskriptif kualitatif |
Identifikasi Risiko |
1. Terdapat 64 risiko yang diidentifikasi penulis dalam proyek pembangunan ge- dung pemerintahan diTimor Lestet. |
|||
10 |
Identifikasi dan Analisis Manajemen Risiko pada proyek Pembangunan Infrastuktur bangunan gedung bertingkat |
Metode HOR ( House of Risk) |
1. Identifikasi Kejadian Risiko 2. Identifikasi Agen/ Penyebaba Risiko 3.
Penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP) |
1. Terdapat 18 risiko yang diidentifikasi penulis dalam proyek pembangunan ge- dung bertingkat. 2. Terdapat 12 agen/penyebab risiko yang telah diidentifikasi |
|||
11 |
A Study on enterprise risk management and organization
performance : Developer�s perspective |
Risk Mangement, Organizatio nal |
ERM Enterprice Risk Management |
ERM can be done effectively |
|||
12 |
Fostering the effective usage of risk management in
construction |
risk, management, construction, projects, knowledge, application, system. |
Risk, management, construction, SAGER |
Best practices will be developed as well as more knowledge of risks Management |
|||
13 |
Risk Management in Construction Projects |
Managemen t Project Risk,Standr d construction Project |
Risk voidance, Risk
Mitigatin, Risk Exploit, Risk Share, Risk
enhance, Risk acceptance |
External�� Risk,Risk Management technique. |
|||
14 |
Effects of risk management practices on it project
success |
Risk managemen t, information technology, project success, project managemen t. |
1. Organisational project types and sizes 2. Risk identifification |
Terdapat 6 Risiko yang muncul di Proyek |
|||
15 |
Risk Identification in mega projects as a crucial phase
of risk management a literature review |
Basic information, type of research |
Risk Management |
Risk Management |
|||
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif yaitu suatu metode mengumpulkan
data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta menyajikan dan menganalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek
yang diteliti. Metode bisa bermakna apabila
data yang didapat lebih lengkap, lebih mendalam, dan kredibel sehingga tujuan penelitian tercapai. Metode ini tepat
digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, perusahaan sebagai objek penelitian
yang bertujuan membuat deskriptif gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta � fakta serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki.
Penelitian
PLS SEM (Partial least Square Structural
Equation Modelling) adalah merupakan
penelitian yang digunakan untuk teknik statistik
multivariat yang bisa untuk menangani banyak variabel respon serta variabel
eksplanatori sekaligus. Analisis ini merupakan
alternatif yang baik untuk metode analisis
regresi berganda dan regresi komponen utama, karena metode
ini bersifat lebih robust atau kebal. Robust artinya parameter
model tidak banyak berubah ketika sampel baru diambil
dari total populasi (Ghozali, 2013)
Partial
Least Square suatu teknik prediktif yang bisa menangani banyak variabel independen, bahkan sekalipun terjadi multikolinieritas diantara variabel-variabel tersebut (Monecke & Leisch, 2012).
Menurut Wold, PLS adalah metode analisis yang powerfull sebab tidak didasarkan
pada banyak asumsi atau syarat, seperti
uji normalitas dan multikolinearitas.
Metode tersebut mempunyai keunggulan tersendiri antara lain: data tidaklah harus berdistribusi normal multivariate. Bahkan
indikator dengan skala data kategori, ordinal,
interval sampai rasio dapat digunakan. Keunggulan lainnya adalah ukuran sampel
yang tidak harus besar.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Pada
bab ini membahas
mengenai hasil penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis secara rinci
tentang bahan atau materi penelitian,
alat atau instrumen penelitian dan langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan
penelitian sampai dengan penyajian data serta kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian
dan pemecahannya. Metode penelitian menurut Sugiyono, (2018)
adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan
yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan suatu pengetahuan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Penelitian dilakukan untuk menganalisa pemahaman dan mengkaji hambatan serta mengkaji pengaruh penerapan metode dan metode estimasi Resource
Constraints pada proyek Pembangunan Sodetan Site B Ke Sodetan Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta
Timur terhadap biaya dan waktu proyek.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Menurut metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi Sugiyono, (2019)
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono, (2019).
Penelitian explanatory adalah
merupakan penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya mengedarkan kuesioner, test, wawancara dan sebagainya (Cresswell, 2014).
Data
yang telah terkumpul dilakukan analisis yang akan menghasilkan temuan. Selanjutnya dilakukan pembahasan atas temuan-temuan tersebut untuk ditarik kesimpulan mengenai pemahaman serta faktor dominan
yang menyebabkan hambatan dalam melaksanakan metode penjadwalan dan metode estimasi proyek proyek pembangunan
Pembangunan Sodetan Site B Ke Sodetan Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta Timur dalan perizinan terhadap biaya dan waktu, kemudian dilanjutkan pembuatan kuesioner untuk mendapatkan suatu masukan dari
responden yang berkaitan
dan mengetahui tentang proyek.
Pada
penelitian ini, akan disajikan analisis statistika deskriptif terhadap data demografi responden. Data demografi responden yang akan disajikan meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, status dan pendidikan terakhir. Responden yang mengisi kuesioner dengan benar dan lengkap berjumlah 56 orang.
Analisis Statiska Deskriptif ini diharapkan dan dapat menggambarkan pengaruh proses perizinan yang berpengaruh terhadap kinerja proyek yaitu Biaya dan waktu.
Jenis Kelamin Responden
|
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
Laki-laki |
46 |
82.1 |
82.1 |
82.1 |
Perempuan |
10 |
17.9 |
17.9 |
100.0 |
|
Total |
56 |
100.0 |
100.0 |
|
Sumber:
Hasil olah data 2021
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 1 dapat dilihat bahwa
kebanyakan responden adalah pria, yakin
sejumlah 46 orang (82,1%). Responden
wanita hanya berjumlah 10 orang (17,9%). Persentase
responden berjenis kelamin pria jauh
lebih banyak dengan wanita karena
pekerjaan proyek didominasi oleh pria. Sehingga persentase ini sesuai dengan
persentase dari populasi.
Usia Responden
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
< 30 Tahun |
22 |
39.3 |
39.3 |
100.0 |
30 � 40 Tahun |
16 |
28.6 |
28.6 |
60.7 |
|
40 �� 55
Tahun |
18 |
32.1 |
32.1 |
32.1 |
|
Total |
56 |
100.0 |
100.0 |
|
Sumber:
Hasil olah data 2021
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
bahwa usia responden cukup beragam, mulai dari kurang dari
kurang dari 30 tahun hingga lebih
dari 50 tahun. Kebanyakan responden berusia antara < 31 tahun, yakni sejumlah
22 orang (39,3%) dan berusia antara
40 � 55 tahun dengan jumlah 18 orang (32,1%). Sedangkan
yang paling sedikit adalah responden berusia dari 30 - 40 tahun, hanya sejumlah 16 orang (28,6%).
Tabel 4
Lama Bekerja Responden
|
||||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
|
Valid |
< 5 tahun |
10 |
17.9 |
17.9 |
17.9 |
|
5 - 10 tahun |
20 |
35.7 |
35.7 |
53.6 |
|
|
11 - 20 tahun |
14 |
25.0 |
25.0 |
78.6 |
|
|
> 20 tahun
|
12 |
21.4 |
21.4 |
100.0 |
|
|
Total |
56 |
100.0 |
100.0 |
|
|
Sumber:
Hasil olah data 2021
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
bahwa pengalaman kerja responden cukup beragam, mulai dari kurang
dari 5 tahun hingga lebih dari
20 tahun. Kebanyakan responden memiliki pengalaman kerja antara 5 � 10 tahun, yakni sejumlah 20 orang (35,7%),
Setelah itu, responden yang
memiliki pengalaman kerja 11 - 20 tahun sebanyak 14 (25,0%). Responden dengan pengalaman kerja > dari 20 tahun sejumlah 12 orang (21,4%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan pengalaman kerja selama kurang
dari 5 tahun, hanya sejumlah 10 orang (17,9%).
Pendidikan Terakhir Responden
|
|||||
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
|
Valid |
SMA |
18 |
32.1 |
32.1 |
32.1 |
D3 |
9 |
16.1 |
16.1 |
48.2 |
|
S1 |
23 |
41.1 |
41.1 |
89.3 |
|
S2 |
6 |
10.7 |
10.7 |
100.0 |
|
Total |
56 |
100.0 |
100.0 |
|
Sumber:
Hasil olah data 2021
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat
bahwa kebanyakan responden memiliki pendidikan terakhir S1, yakni sebanyak 23 orang (41,1%). Urutan kedua adalah
responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 18 orang (32,1%). responden
dengan pendidikan terakhir D3, yakni sejumlah 9 orang (16,1%). Sedangkan
urutan keempat, yang paling
akhir adalah pendidikan S2 yaitu sebanyak 6 orang (10,7%). Selain melakukan analisis statistika deskriptif untuk data demografi responden, pada penelitian ini akan disajikan
juga rekapitulasi jawaban responden untuk setiap pernyataan/indikator di kuesioner. Adapun rekapitulasi jawaban responden tersebut, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
6
Jawaban Responden � Variabel Risiko Perizinan
Indikator |
Deskripsi |
Persentase |
||||
STS |
TS |
N |
S |
SS |
||
RP1 |
Keterlambatan dalam pengurusan perizinan akan mempengaruhi proses perizinan |
0 |
0 |
7.1 |
50.0 |
42.9 |
RP2 |
Terjadinya perubahan desain akan mempengaruhi proses perizinan |
0 |
0 |
3.6 |
41.1 |
55.4 |
RP3 |
Kesalahan desain oleh perencana akan mempengaruhi proses perizinan |
0 |
0 |
5.4 |
42.9 |
51.8 |
RP4 |
Adanya tambahan pekerjaan akan mempengaruhi proses perizinan |
0 |
0 |
5.4 |
50.0 |
44.6 |
RP5 |
Protes warga
tentang penggunaan lahan untuk rencana
proyek akan mempengaruhi proses perizinan lahan |
0 |
0 |
7.1 |
50.0 |
42.9 |
RP6 |
Adanya sosialisasi
kepada warga terkait rencana proyek
akan mempengaruhi proses perizinan proyek |
0 |
0 |
3.6 |
41.1 |
55.4 |
Keterangan :
RP������ : Risiko Perizinan
STS���� : Sangat Tidak Setuju
�TS������� : Tidak Setuju
N�������� : Netral
S��������� : Setuju
SS������� : Sangat Setuju
Tabel 6
menyajikan jawaban responden untuk setiap pernyataan/indikator pada variabel risiko perizinan. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan
responden menjawab setuju untuk seluruh
indikator. Sebagai contoh, pada indikator RP1 dapat dilihat bahwa
50% responden setuju dan
sangat setuju bahwa keterlambatan dalam pengurusan perizinan akan memperlambat proses perizinan. Demikian juga pada indikator RP3, sebanyak 51,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa kesalahan
desain oleh perencana akan mempengaruhi proses Perizinan. Selain kebanyakan responden menjawab sangat setuju atas setiap pernyataan/indikator pada variabel risiko Perizinan, dalam hal tersebut
diatas RP2 dengan indikator 55.4 % sangat setuju yaitu Terjadinya perubahan desain akan mempengaruhi proses perizinan.
Tabel
7
Jawaban Responden � Variabel Kinerja Waktu
Indikator |
Deskripsi |
Persentase |
||||
STS |
TS |
N |
S |
SS |
||
KW1 |
Penyusunan urutan kegiatan akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek |
0 |
0 |
0 |
48.2 |
51.8 |
KW2 |
Ketidaktepatan waktu pemesanan bahan akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek |
0 |
0 |
3.6 |
39.3 |
57.1 |
KW3 |
Kompetensi kontraktor akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek |
0 |
0 |
0 |
48.2 |
51.8 |
KW4 |
Pekerja mampu bekerja sesuai target waktu akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek |
0 |
0 |
0 |
50.0 |
50.0 |
Keterangan :
RP������ : Risiko Perizinan
STS���� : Sangat Tidak Setuju
�TS������� : Tidak Setuju
N�������� : Netral
S��������� : Setuju
SS������� : Sangat Setuju
Tabel 7
menyajikan jawaban responden untuk setiap pernyataan/indikator pada variabel kinerja waktu. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan
responden menjawab sangat setuju untuk seluruh
indikator. Sebagai contoh, pada indikator KW2 dapat dilihat bahwa
57,1% responden sangat setuju
bahwa Ketidaktepatan waktu pemesanan bahan akan mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek. Demikian juga pada indikator KW3, sebanyak 51,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa Kompetensi
kontraktor akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek. Selain kebanyakan responden menjawab setuju atas setiap
pernyataan/indikator pada variabel kinerja waktu, dari tabel
7 dapat dilihat juga bahwa responden juga cenderung menjawab setuju. Bahkan untuk indikator KW1 dan KW4, kebanyakan responden menjawab setuju. Penyusunan urutan kegiatan dan Pekerja mampu bekerja sesuai
target waktu akan mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.
Jawaban Responden � Variabel Kinerja Biaya
Indikator |
Deskripsi |
Persentase |
||||
STS |
TS |
N |
S |
SS |
||
KB1 |
Kerusakan bahan akan mempengaruhi biaya penyelesaian proyek |
0 |
0 |
7.1 |
53.6 |
39.3 |
KB2 |
Kerusakan peralatan akan mempengaruhi biaya penyelesaian proyek |
0 |
0 |
5.4 |
44.6 |
50.0 |
KB3 |
Kecelakaan kerja akan mempengaruhi biaya penyelesaian proyek |
0 |
0 |
5.4 |
44.6 |
50.0 |
KB4 |
Adanya pekerjaan ulang karena permasalahan kualitas akan mempengaruhi biaya penyelesaian proyek |
0 |
0 |
1.8 |
51.8 |
46.4 |
Tabel 8
menyajikan jawaban responden untuk setiap pernyataan/indikator pada variabel kinerja biaya. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan
responden menjawab setuju untuk seluruh
indikator. Sebagai contoh, pada indikator KB1 dapat dilihat bahwa
53,6% responden setuju bahwa kerusakan bahan akan mempengaruhi
biaya penyelesaian proyek. Demikian juga pada indikator KB2 dan KB3, sebanyak
50% responden menyatakan bahwa. Kerusakan peralatan dan kecelakaan kerja akan mempengaruhi
biaya penyelesaian proyek. Selain kebanyakan responden menjawab setuju atas setiap pernyataan/indikator pada variabel kinerja biaya, dari tabel 4.7 dapat dilihat juga bahwa responden juga cenderung menjawab sangat setuju. Sebagai contoh, pada indikator KB4, sebanyak 46,4% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya pekerjaan
ulang karena permasalahan kualitas akan mempengaruhi biaya penyelesaian proyek.
Partial Least square adalah suatu Teknik statistic multivariant yang bisa untuk menangani banyak variable respon serta variable eksplanatori. Penyusun mengambil program PLS
SEM ini karena Analisis ini merupakan
alternatif yang baik untuk metode analisis
regresi berganda dan analisis regresi komponen utama lebih dikenal dengan
Pengukuran Kecocokan Model Inner dan Outer. Partial Least square suatu Teknik prediktif yang bisa menangani banyak variable independent bahkan
sekalipun terjadi multikolierietas diantara
variable-variabel tersebut (Abdillah & Hartono, 2015).
Menurut Hair, (2014)
PLS adalah metode yang
powerful dan memiliki keunggulan
lainnya yaitu ukuran sampel yang tidak harus besar,
dalam pembahasan ini kami mengambil sampel data 56 responden. Analisis PLS SEM dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel risiko Perizinan dan risiko pembebasan lahan terhadap kinerja waktu dan biaya. Pada tahap ini akan
dilakukan pengujian validitas indikator dengan melihat nilai loading factor,
uji construct validity, uji discriminant
validity, dan pengujian hipotesis
Nilai loading factor.
Analisis loading factor merupakan
analisis awal untuk melihat validitas
setiap indikator. Suatu indikator dapat dikatakan valid jika memiliki nilai
loading factor > 0,6. (Pengukuran konsistensi internal dengan nilai >0.6 jadi jika < 0.6 maka tidak reliable).
Nilai Loading Factor Setiap Indikator � Hasil Awal
Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa seluruh
indikator memiliki nilai loading factor > 0,6. Hal ini
berarti bahwa indikator yang ada adalah valid dalam mengukur variabel latennya.
Nilai t-value Setiap Indikator � Hasil Akhir
Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa seluruh
indikator memiliki nilai t-value > 1,96. Hal ini
juga menegaskan bahwa indikator adalah signifikan dalam mengukur variabel latennya. Adapun beberapa temuan yang dapat diperoleh dari Gambar 4.2 nilai t-value setiap indikator � hasil akhir adalah:
1. Kontribusi pertama yaitu Risiko
Perizinan terhadap Kinerja Biaya mempunyai pengaruh sebesar 189.682 dan menjadi pengaruh tertinggi pada penilitian ini.
2. Kontribusi kedua yaitu Risiko
Perizinan terhadap Kinerja
Waktu mempunyai pengaruh 7.706.
3. Risiko Perizinan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kelangsungan Proyek Pembangunan
Sodetan Site B Ke Sodetan Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta Timur semakin cepat proses perizinan legalitas suatu proyek maka proses pembangunan akan semakin cepat.
Setelah
setiap indikator valid, maka dilanjutkan dengan melakukan pengujian validitas konstruk. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 9
�Nilai Validitas Konstruk
Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa
nilai cronbach�s alpha dari model penelitian yang menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach�s alpha lebih besar dari 0,7 nilai cronbach�s alpha tertinggi adalah konstruk Resiko Perizinan yaitu sebesar 0,873 sedangkan nilai cronbach�s alpha terendah adalah konstruk Kinerja Waktu dengan nilai cronbach�s alpha sebesar 0,809 dan untuk Kinerja Biaya dengan nilai
cronbach�s alpha sebesar
0,870. Dengan demikian semua variabel dinyatakan reliabel dan dapat disimpulkan bahwa model penelitian telah memenuhi nilai dari cronbach�s alpha dan telah
memenuhi kriteria composite reliability sehingga model penelitian tersebut telah merupakan alat ukur yang dapat dipercaya dan handal.
Berdasarkan Tabel 9 di atas, bahwa hasil pengujian
composite reliability menunjukkan nilai yang memuaskan, sebab seluruh nilai variabel
laten memiliki nilai composite reliability ≥ 0,70. Artinya instrumen-instrumen pernyataan tersebut adalah handal dan mampu mengukur masing�masing variabel. Dengan demikian persepsi atau respon dari
responden akan tetap sama meskipun
uji dilakukan lebih dari 1 kali.
Suatu variabel dikatakan memiliki indikator yang valid jika nilai AVE > 0,5. Berdasarkan pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
seluruh variabel memiliki nilai AVE > 0,5 yang berarti bahwa semua
variabel penelitian ini memiliki indikator
yang valid.� maka
dapat disimpulkan bahwa akar kuadrat
dari average
variance extracted (√AVE) untuk setiap konstruk lebih besar daripada
korelasi antara konstruk yang satu dan konstruk lainnya dalam model. Dari nilai AVE tersebut, maka konstruk dalam model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant
validity. Uji lainnya adalah
menilai validitas dari konstruk dengan
melihat AVE masing-masing konstruk
nilainya lebih besar dari 0,50. Dan oleh karenanya tidak ada permasalahan convergent validity pada model yang diuji.
Model
ini merupakan spesifikasi hubungan antar variabel laten, disebut juga dengan inner relation. Pada pengujian
ini merupakan uji jenis dan besaran pengaruh dari variabel
laten independen
terhadap variabel laten. Pengujian ini terdiri
dari 2 tahap, yaitu uji Koefisien Determinan R Square
(R2) merupakan pengujian
yang menghitung seberapa besar variabel laten independen menjelaskan varians dari variabel
laten dependen dan uji hipotesis
yang merupakan pengujian terhadap hipotesis model penelitian.
Evaluasi inner model dilakukan
dengan melihat koefisien determinasi. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 menjelaskan
seberapa sebesar variabel independen yang di hipotesiskan dalam persamaan mampu menerangkan variabel dependen. Ghozali (2014), nilai xi dikatakan kuat jika nilainya
0,67, dikatakan moderat jika nilai sebesar
0,33 dan dikatakan lemah jika nilai sebesar
0,19. Tabel 10 berikut menunjukkan nilai R Square dari model penelitian.
�Nilai R-Square (R2) dari Model Penelitian
Berdasarkan nilai R-Square di
atas, dapat dilihat bahwa hasil
nilai R-Square
pada variabel kinerja biaya sebesar 0,939 termasuk dalam kategori sangat kuat. Artinya variabel risiko perizinan dan kinerja waktu memberikan
pengaruh sebesar 93.9% terhadap kinerja biaya, sementara sisanya 6,7% dipengaruhi oleh factor
lain. Variabel kinerja waktu sebesar 0,422 termasuk dalam kategori moderat. Artinya, variabel risiko perizinan dan kinerja biaya memiliki
pengaruh terhadap kinerja waktu sebesar
42,2%, sementara sisanya sebesar 57,8% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Setelah
melakukan uji validitas konstruk, maka dilanjutkan dengan melakukan uji validitas diskriminan. Uji validitas diskriminan dilakukan untuk mengetetahui apakah kostruk yang digunakan adalah unik atau berbeda
satu sama lain. Pada penelitian ini, uji validitas diskriminan dilakukan dengan uji HTMT. Suatu variabel dikatakan unik jika memiliki nilai
< 0,9. Hasil uji HTMT dapat dilihat
pada tabel 11.
Uji HTMT
Berdasarkan
uji HTMT di atas dapat dilihat bahwa seluruh
nilai < 0,9, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
adalah unik/beda satu sama
lain. Hal ini berarti variabel Risiko Perizinan, Kinerja Waktu, dan Kinerja Biaya
merupakan variabel yang berbeda secara statistik.
Setelah
melakukan uji validitas konstruk dan validitas diskriminan dan semua variabel dinyatakan sesuai, maka akan
dilakukan pengujian model
structural. Pengujian ini secara khusus akan
menjawab hipotesis berdasarkan model penelitian yang
dikembangkan. Adapun hasil
uji hipotesis, yaitu pengaruh dan signifikansi pengaruhnya, dapat dilihat pada tabel 12.
�Uji Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tabel 12 dapat dirangkum hasil uji hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Resiko Perizinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Biaya. Pengaruh positif dapat dilihat
dari nilai (O) sebesar 35.592. Sedangkan signifikansi pengaruhnya dapat dilihat dari
p-values sebesar 0,000 (kurang
dari 0,05). Hasil penelitian
di atas menunjukkan bahwa kinerja biaya
dipengaruhi oleh risiko perizinan. Kenyataan hasil penelitian sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh responden
menyatakan proyek dapat selesai dengan
budget yang sudah direncanakan
jika perizinan pengerjaan proyek telah dikeluarkan oleh pemerintah dan diselesaikan secara legal.
2. Resiko Perizinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Waktu.
Pengaruh positif dapat dilihat dari
nilai (O) sebesar 8.909. Sedangkan signifikansi pengaruhnya dapat dilihat dari p-values sebesar 0,000 (kurang dari 0,05). Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kinerja waktu
dipengaruhi oleh risiko perizinan. Kenyataan hasil penelitian di atas sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan
oleh responden menyatakan proyek dapat selesai
tepat waktu jika perizinan pengerjaan proyek telah dikeluarkan oleh pemerintah. Melakukan pembenahan undang-undang untuk pembangunan Proyek Pembangunan Sodetan Site B Ke Sodetan Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta
Timur.
3. Kinerja
waktu tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap Kinerja Biaya. Tidak adanya pengaruh
dapat dilihat dari nilai (O) sebesar 1.161. Sedangkan signifikansi pengaruhnya dapat dilihat dari
p-values sebesar 0,246 (lebih
dari 0,05). Hasil penelitian
di atas menunjukkan bahwa kinerja biaya
tidak dipengaruhi oleh kinerja waktu. Kenyataan hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh responden bahwa dalam meningkatkan
kinerja waktu proyek yang sudah direncakan sesuai timeline maka biaya yang dikeluarkan harus dengan sesuai proposal yang diajukan karena jika ada penundaan
pada proyek akan mengakibatkan biaya tambahan. Mengembangkan sistem KLB agar skema skema TDR (Transfernsfer of
Development Rights) Pengalihan Hak Membangun dan konsolidasi tanah dapat dioptimalkan. Perubahan atas nilai tanah merupakan
sumber daya strategis dalam aktivitas kehidupan suatu kota demi kelangsungan pembangunan untuk masyarakat. Salah satu karakteristik yang paling mendasar dari tanah
adalah lokasi keruangannya tidak dapat dipindahkan dan total persediaan fisiknya relative tetap (cenderung berkurang) dan tidak adanya hubungan erat antara nilai
pembangunan sodetan untuk menangani masalah banjir dan harga lokasi.
B.
Pembahasan
Pada
tahap ini akan dilakukan pembahasan mengenai model pengaruh risiko Perizinan terhadap kinerja waktu dan kinerja biaya. Model pengaruh akan disajikan
dalam bentuk model matematika yang menunjukkan besaran pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Setelah itu akan disajikan nilai R2 untuk setiap model pengaruh tersebut. Nilai R2 bertujuan untuk mengukur sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan
variansi dari variabel terikatnya. Model pertama adalah model pengaruh Risiko Perizinan terhadap Kinerja Waktu penyelesaian proyek Adapun model pengaruh tersebut adalah:
Kinerja
Waktu = Resiko Perijinan
8.909
Model
persamaan di atas menunjukkan bahwa jika variabel Risiko
Perizinan naik maka akan meningkatkan variabel Kinerja Waktu sebesar 8.909.
Berdasarkan pengaruhnya, maka dapat dilihat
bahwa variabel Risiko perizinan memiliki pengaruh terbesar pada Kinerja Waktu. Hal ini
berarti jika pelaksanaan proyek memperhatikan dengan baik mengenai risiko
yang terjadi dalam perizinan, maka waktu penyelesaian proyek dapat tepat
waktu. Berdasarkan hasil analisis terhadap model pengaruh di atas, maka dapat
juga dilihat nilai R2 =
42,2%. Hal ini berarti bahwa Risiko Perizinan
mampu menjelaskan Kinerja
Waktu sebesar 42,2% sedangkan
sisanya yang 57,8% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak
masuk penelitian. Model kedua adalah model pengaruh Risiko Perizinan erhadap Kinerja Biaya penyelesaian proyek. Adapun model pengaruh tersebut adalah:
Kinerja
Biaya = 35.593 Risiko Perizinan + 1.161 Kinerja Waktu
Model
persamaan di atas menunjukkan bahwa jika variabel Risiko
Perizinan naik maka akan meningkatkan variabel Kinerja Biaya sebesar 35.592. Jika variabel
Kinerja waktu naik maka akan meningkatkan variabel Kinerja Biaya sebesar 1,161. Berdasarkan pengaruhnya, maka dapat dilihat bahwa
variabel Risiko Perizinan memiliki pengaruh yang sama-sama besar terhadap Kinerja Biaya proyek. Hal ini berarti jika
pelaksana proyek Pembangunan Sodetan Site B ke Sodetan Site C Di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta
Timur
memperhatikan dengan baik mengenai risiko
yang terjadi dalam Perizinan maka biaya penyelesaian proyek dapat tepat
waktu.
Berdasarkan hasil analisis terhadap model pengaruh di atas, maka dapat
juga dilihat nilai R2 = 93,3%.
Hal ini berarti bahwa Risiko Perizinan
berpengaruh terhadap kinerja Biaya sementara
sisanya 6,7% dipengaruhi
oleh faktor lain. Pembahasan ini diharapkan menjadi bagian dari penelitian
yang dapat membuat suatu penilaian terhadap pengaruh dari sebagian permasalahan
atau problem Perizinan. Dari
hasil pembahasan diatas Pengaruh Risiko Perizinan sama besar pengaruhnya
terhadap Biaya dan Waktu.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai analisis risiko perizinan yang berpengaruh pada kinerja proyek pembangunan sodetan waduk site B ke waduk site C di Kecamatan Cakung Kota Administrasi Jakarta Timur
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Risiko Perizinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja waktu Proyek Pembangunan Sodetan Waduk Site B ke Waduk Site C di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta Timur. Walaupun demikian Risiko Perizinan tetap perlu menjadi perhatian
dan dilakukan antisipasi
yang memadai, sehingga waktu penyelesaian proyek pembangunan sodetan akan dapat
selesai sesuai dengan kontrak. 2). Risiko Perizinan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja biaya Proyek Pembangunan Sodetan Waduk Site B ke Waduk Site C di Kec. Cakung Kota Adm. Jakarta Timur.
Kenyataan hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh responden menyatakan proyek dapat selesai dengan
budget yang sudah direncanakan
jika perizinan pengerjaan proyek telah dikeluarkan oleh pemerintah dan diselesaikan secara legal. 3). Dampak dari pengaruh Perizinan
sangat mempengaruhi Kinerja Proyek
dari segi Waktu dan Biaya, yaitu: - Waktu akan bertambah dari schedule
yang direncanakan awal akibat proses perizinan dengan pihak-pihak terkait dari pemerintah
daerah yang dilalui. - Biaya yang tidak diperhitungkan dan dirinci pada saat awal penawaran
yang merupakan item dalam dokumen kontrak sehingga ada yang wajib dilaksanakan tetapi tidak diperhitungkan
(kesalahan saat estimating)
sehingga biaya tersebut tetap harus dikeluarkan. 4). Hasil analisis terhadap model pengaruh risiko perizinan dapat juga dilihat nilai R2 = 42,2%. Hal ini berarti bahwa
Risiko Perizinan mampu menjelaskan Kinerja Waktu sebesar 42,2% sedangkan sisanya yang 57,8% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak
masuk penelitian. 5). Hasil
analisis terhadap model pengaruh risiko perizinan memiliki pengaruh terhadap kinerja biaya sebesar
42,2%, sementara sisanya sebesar 57,8% dipengaruhi oleh faktor lainnya sebesar 0,939 termasuk dalam kategori sangat kuat. Artinya variabel
risiko perizinan dan kinerja waktu memberikan
pengaruh sebesar 93.9% terhadap kinerja biaya, sementara sisanya 6,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
BIBLIOGRAFI
Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial
Least Square (PLS) Alternatif Structural Equation Modeling (SEM) dalam
Penelitian Bisnis. Yogyakarta (ID): Andi Publisher. Google scholar
Andreas
Wibowo. (2017). Analisis Bibliometrik Manajemen Risiko Konstruksi. Jurnal
Teoretis Dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, 23(3). Gooogle scholar
Banaitiene,
Nerija, & Banaitis, Audrius. (2012). Risk Management in Construction Projects.
In Risk Management - Current Issues and Challenges. Google scholar
Cresswell,
John W. (2014). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Google scholar
Dahlia,
Siti, & Fadiarman, Fadiarman. (2020). Analisis Risiko Banjir Terhadap
Fasilitas Pendidikan Di DKI Jakarta. Jurnal Geografi Gea, 20(2),
185�196. Google scholar
Eldi.
(2020). Analisis Penyebab Banjir Di DKI Jakarta. Jurnal Inovasi Penelitian,
1(6), 6. Google scholar
Fitriah,
& Nurgiantoro. (2017). Analisis Faktor Risiko Pada Proyek Pembangunan Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Halu Oleo Tahap Ii. Civil Engineering Dimension,
3(2), 1.
Ghozali,
Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Google scholar
Hair,
et al. (2014). Multivariate Data Analysis (New Intern). New Jersey:
Pearson. Google scholar
Harsoyo,
Budi. (2013). Mengulas Penyebab Banjir Di Wilayah DKI Jakarta Dari Sudut
Pandang Geologi, Geomorfologi Dan Morfometri Sungai. Jurnal Sains &
Teknologi Modifikasi Cuaca, 14(1), 37 � 43. Google scholar
Ibrahim,
Farah Salwati, & Esa, Muneera. (2017). A Study on enterprise risk
management and organization performance : Developer�s perspective. International
Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET), 8(10). Google scholar
Labombang,
Mastura. (2016). Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruks. Jurnal SMARTek,
9(1). Google scholar
Monecke,
Armin, & Leisch, Friedrich. (2012). semPLS: Structural Equation Modeling
Using Partial Least Squares. Journal of Statistical Software, 48(3),
1�32. Google scholar
Nurlela,
& Suprapto, Heri. (2014). Identifikasi dan Analisis Manajemen Risiko pada
proyek Pembangunan Infrastuktur bangunan gedung bertingkat. Jurnal Desain Konstruksi,
13(2). Google scholar
P.M
Marques, Octavio, Alit K. Salain, I. M., & Yansen, I. W. (1970). Manajemen
Risiko Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung Pemerintah Di Kota Dili �
Timor Leste. Jurnal Spektran. Google scholar
Pimchangthong,
Daranee, & Boonjing, Veera. (2017). Effects of Risk Management Practices on
IT Project Success. Management and Production Engineering Review, 8(1),
30�37. Google scholar
Rhosani,
Dwi Praseptiawan, Dhokhikah, Yeny, & Anita Trisiana. (2020). Analysis Of
Technical Risk At Construction Project By Using Fuzzy Logic Method (Case Stud:
Grand Sungkono Lagoon). Jurnal Rekayasa Sipil Dan Lingkungan, 4(1).
Google scholar
Sanchez-Cazorla,
Alvaro, Alfalla-Luque, Rafaela, & Irimia-Dieguez, Ana Isabel. (2016). Risk
Identification in Megaprojects as a Crucial Phase of Risk Management: A
Literature Review. Project Management Journal, 47(6), 75�93. Google scholar
Sebayang,
Enma Mediawati, Rahardjo, Hary Agus, & Dinariana, Dwi. (2018). Pengelolaan
Risiko Proyek Gedung Bertingkat Pada PT. XYZ Di Jakarta terhadap Kinerja Waktu.
Jurnal Teknik Sipil, 25(3), 229. Google scholar
Serpell,
Alfredo, Ferrada, Ximena, & RUBIO, Norma Larissa. (2017). Fostering The
Effective Usage Of Risk Management In Construction. Journal of Civil
Engineering and Management, 23(7), 858�867. Google scholar
Situmorang,
Benhart E., Arsjad, Tisano Tj., & Tjakra, Jermias. (2018). Analisis Risiko
Pelaksanaan Pembangunan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Jurnal Tekno
Kompak, 16(69). Google scholar
Sugiyono.
(2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
(2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. In Alfabeta
(Vol. 1). Alfabeta.
Wena,
Made, & Suparno. (2015). Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi. Bangunan,
20(1). Google scholar
Copyright
holder: Tengku Saugi Zikri, Heri Suprapto (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is
licensed under: |