Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 4, April 2022

 

PERAN JINTEN HITAM (NIGELLA SATIVA) SEBAGAI IMUNOMODULATOR MENURUNKAN SITOKIN IL-6 PADA PENDERITA COVID 19: REVIEW ARTIKEL

 

Pratiwi Retnaningsih, Agus Joko Susanto

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia

Fakultas Kedokteran UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Coronavirus-19 (Covid-19) adalah penyakit yang disesbabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS CoV-2) yang ditemukan pada akhir 2019 di kota Wuhan. Jinten hitam (Nigella Sativa ) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan Thymoquinone yang mempunyai efek imunomodulator, analgesik, anti okisdan ,anti inflamasi, anti kanker, anti virus dan profilaksis anti alergi serta berfungsi sebagai inhibitor kuat untuk SARS-CoV-2. Penelitian ini merupakan tinjauan kepustakaan dari artikel terkait efek yang dimiliki Jinten Hitam (Nigella Sativa) pada pasien yang terinfeksi Covid-19. Kami menggunakan PubMed, Google Scholar, Science Direct sebagai sumber pencarian artikel. Penelitian ini dilakukan dengan periode waktu antara bulan Januari-Maret 2022. Sebanyak 30 artikel dipelajari yang meliputi artikel terbaru tentang �manfaat Jinten Hitam (Nigella Sativa ) dan Covid-19 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Secara in vitro, kandungan Thymoquinone pada Jinten Hitam (Nigella Sativa) menunjukkan efek imunomodulator, anti inflamasi dan efek proteksi terhadap saluran napas yang dapat dikembangkan sebagai terapi adjuvant covid-19. Manfaat Thymoquinone pada Jinten Hitam(Nigella Sativa ) memiliki banyak sekali manfaat dalam membantu pengobatan infeksi Covid-19. Pada pemberian ekstrak jinten hitam (Nigella Sativa ) terjadi penurunan kadar IL-6 pada pasien Covid -19 sehingga dapat mengurangi terjadinya badai sitokin.

 

Kata Kunci: Jinten Hitam, Nigella Sativa, Sitokin IL-6, Covid-19, immunomodulator

 

Abstract

Coronavirus-19 disease (Covid-19) is caused by corona virus which could induce Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS CoV-2). The Covid-19 was found on December 2019 in Wuhan . Black Cumin (Nigella Sativa) is a plant that contained thymoquinone. The thymoquinone has characteristics for immunomodulator, antioxidant, reduce inflamatory, against cancer, viral and prophylaxis in allergic condition. Furthermore, it serves as a great inhibitor in SARS-CoV-2. We performed literature review to evaluate the effect of Black Cumin (Nigella Sativa) for Covid-19 disease. We included the paper for analysis after searching from� PubMed, Scholar, Science Direct library. This research was conducted with a periode of time between January-March 2022. A total of 30 articles were studied including the latest articles about the benefit of black cumin and Covid -19 which matched the inclusion and exclusion criteria. In vitro, the thymoquinone in Black Cumin (Nigella Sativa) showed immodulator, anti-inflamatory effect, and protection to respiratory system that can be developed as adjuvant therapy for Covid-19. the efficacy of thymoquinone in Jinten Hitam (Nigella Sativa) have many benefit in Covid-19 patients. The administration of black cumin (Nigella Sativa ) extract decreased IL-6 levels in Covid -19 patients so that it could reduce the occurrence of cytokine stroms.

 

Keywords: Black Cumin, Nigella Sativa, Sitokin IL-6, Covid-19, immunomodulator

 

Pendahuluan

Coronavirus-19 (COVID 19) adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS CoV-2) yang ditemukan pada akhir 2019 di kota Wuhan. Virus yang memiliki gejala utama demam, batuk, sesak nafas dan gejala penyerta lain seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, hilang rasa atau bau. (Cucinotta & Vanelli, 2020). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 kasus COVID-19 di indonesia mencapai jumlah total positif Covid-19 mencapai 4,26 juta jiwa dengan angka kematian mencapai 144 ribu jiwa per 29 Desember 2021. (Shereen et al., 2020).

�Penularan Virus Covid-19 dapat secara langsung� dengan percikan droplet, kontak fisik dengan penderita ataupun ketika menyentuh permukaan benda yang terpapar virus corona-19 (Shereen et al., 2020). Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan dan menekan angka kesakitan serta kematian yang disebabkan oleh virus COVID-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi dan peningkatan imunitas. World Health Organisation (WHO) menunjukan data Sekitar lebih dari 80 %� populasi penduduk dunia menggunakan obat tradisional untuk pengobatan kesehtan primer.

Jinten Hitam (Nigella Sativa) tergolong dalam keluarga ranunculaceae yang banyak mengandung thymoquinone, alkaloid, saponin, flavonoid (Maideen, 2020). Pada banyak penelitian study ekstensif Thymoquinone dapat bersifat farmakologis meliputi imunomodulator, anti analgesik, anti okisdan ,anti inflamasi, anti kanker, anti virus dan profilaksis anti alergi serta berfungsi sebagai inhibitor kuat untuk SARS-CoV-2 (Hosseinzadeh et al. , 2017). �

Tujuan dari tinjuan ini adalah untuk membahas peran jinten hitam (Nigella Sativa) sebagai imunomodulator menurunkan sitokin pro inflamasi IL-6 pada pasien covid-19.

 

Metode Penelitian

Model penelitian yang kami gunakan adalah literature review atau review artikel. Kami menggunakan PubMed, Google Scholar, Science Direct sebagai sumber pencarian artikel. Kata kunci yang digunakan antara lain : [COVID-19], [Jinten Hitam], [(Nigella Sativa)], [sitokin IL-6] dan [imunomodulator]. Kriteria inklusi yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah (1) artikel yang memiliki judul ataupun abstrak yang sesuai dan mengevaluasi efek Jinten Hitam (Nigella Sativa) atau thymoquinone pada COVID-19, (2) artikel yang tertulis dengan bahasa indonesia atapun bahasa inggris, (3) artikel yang ditulis dengan rentang waktu antara 2012-2022. Kami mengklusi artikel yang tidak relevan dengan judul, arikel yang tidak dipubliskan, uji klinis yang sedang berlangsung dan� artikel yang tidak tertulis dalam bahasa indonesia ataupun bahasa inggris, dan artikel yang ditulis sebelum tahun 2012 .Penelitian ini dilakukan dengan periode waktu antara bulan� Januari - Maret 2022. Sebanyak 30 artikel dipelajari yang meliputi artikel terbaru tentang manfaat Jinten Hitam (Nigella Sativa ) dan COVID-19.

 

Hasil Dan Pembahasan

Pada Desember 2019, gejala penyakit pernapasan yang tidak biasa mulai muncul pada warga kota Wuhan, China. Data sekuensing generasi berikutnyadari asam nukleat yang diisolasi dari cairan lavage bronchoalveolar pasien yang sakit mengungkapkan adanya strain virus corona baru yang disebut sebagai 2019-nCoV (Yang et al., 2020). (Shi et al., 2020) Analisis data mengungkapkan bahwa genom RNA 2019-nCoV mirip dengan genome Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus (SARS-CoV) yang bertanggung jawab atas epidemi SARS selama 2003�2004. Dengan demikian, 2019-nCoV akhirnya berganti nama menjadi SARS-CoV-2 (WHO Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) on Immunisation, 2021). Kemudian, penyakit yang disebabkan oleh novel SARS-CoV-2 itu ditetapkan sebagai COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang juga menyatakannya sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada Maret 2020. Gejala klinis awal yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 adalah demam, nyeri otot, menggigil, sakit tenggorokan, kehilangan rasa, batuk kering, dyspnea (kesulitan bernafas), sakit kepala dan radang paru-paru. Pada Maret 2021, 116 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi telah dilaporkan di seluruh dunia (Mbbs et al., 2020).

Coronavirus termasuk dalam keluarga besar virus RNA untai tunggal yang berselubung, tidak tersegmentasi, positif (+) yang beredar pada hewan termasuk kelelawar, kucing, anjing, unta, dll. Virus ini dinamai Coronavirus termasuk dalam keluarga besar virus RNA untai tunggal yang berselubung, tidak tersegmentasi, positif (+) yang beredar pada hewan termasuk kelelawar, kucing, anjing, unta, dll. Virus ini dinamai sebagai coronavirus karena kemiripan strukturnya ke mahkota atau korona. Coronavirus diketahui menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia (Sapra et al., 2021). Di antara semua virus corona, empat jenis virus corona pada manusia (OC43, NL63, HKU1 dan 229E) diketahui menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dengan gejala ringan. Di sisi lain, tiga jenis virus corona pada manusia (SARS-CoV, SARS-CoV-2 dan MERS) diketahui menginfeksi saluran pernapasan bagian bawah yang dapat berkembang menjadi pneumonia dan menyebabkan kondisi yang mematikan. SARS-CoV-2 adalah beta coronavirus yang memiliki 79% kesamaan urutan genetik dengan SARS-CoV dan 98% homologi dengan RaTG13 coro naviruses yang berada di kelelawar jenis tertentu (Garc�s Villal� et al., 2020).

Infeksi virus menginduksi respon imun bawaan dan adaptif pejamu. Respons ini dimulai dengan aktivasi sistem imun bawaan yang mengenali berbagai pola molekuler seperti pathogen associated molecular pattern (PAMP) dan death associated molecular pattern (DAMP) seperti ATP, asam nukleat, dan oligomer ASC. Sistem imun adaptif diaktifkan dengan induksi sel T dan pelepasan berbagai antibodi spesifik anti gen oleh sel B (Shi et al., 2020). �Respon imun yang tidak proporsional ini telah dihipotesiskan menjadi alasan imunopatogenesis yang diamati pada COVID-19. Infeksi SARS-CoV-2 menginduksi peradangan ekstrem yang menyebabkan produksi sejumlah besar sitokin dan kemokin pro-inflamasi. Hebatnya, telah diamati bahwa pasien COVID-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) memiliki tingkat sitokin inflamasi yang lebih tinggi seperti IL-2, IL-7, IL-10, IFN-γ induced protein (IP )-10, TNF, Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF), macrophage inhibitory protein 1-alpha (MIP1-α), macrophage chemoattractant protein 1(MCP-1) dibandingkan dengan plasma pasien yang tidak dirawat di ICU (Ahsan et al., 2021).���

Jinten Hitam (Nigella Sativa) dikenal juga dengan Habbatussauda , Kalonji atau Kalanji merupakan tumbuhan yang berbunga rutin setiap tahun. Jinten Hitam (Nigella Sativa) berasal dari family Ranuculaceae, kelompok tumbuhan yang digunakan secara luas untuk pengobatan herbal di seluruh dunia. Nigella Sativa biasanya digunakan untuk penyembuhan penyakit flu, asma, nyeri kepala, hidung tersumbat dan penyakit rematik. Nigella Sativa biasanya tumbuh di sekitar Kawasan Mediterania, Asia Barat, India, Pakistan, Bangladesh, Afrika Timur dan Eropa Tengah. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai bumbu masak. Nigella Sativa didatangkan ke Indonesia dari Bombay, India (Yimer, Tuem, Karim, Ur-Rehman, & Anwar, 2019)

Banyak zat aktif yang telah diidentifikasi terkandung pada Jinten Hitam (Nigella Sativa). Zat-zat tersebut antara lain (Ahmad et al., 2013; Mahayosnand, P. P., Ahmed, S., & Sabra, 2021; Riaz et al., 2022): Thymoquinone (30%-48%), Thymohydroquinone, Dhithymoquinone, P-Cymene (7%-15%), Carvacrol (6%-12%), 4-terpineol (2%-7%), T-anethol (1%-4%), Sesquiterpene longifolene (1%-8%), α-pinene, Thymol.

Thymoquinone , alkaloid, saponin, flavonoid dan protein adalah bahan aktif yang terkandung pada Jinten Hitam (Nigela Sativa). Thymoquinone merupakan komponen terbanyak dan terpenting yang terkandung pada Jinten Hitam (nigela sativa) (Rahmani et all., 2014). Pada penelitian sebelumnya menunjukan hasil bahwa thymoquinone mempunyai potensi antioksidan yang kuat untuk pencegahan penyakit kanker melalui inaktivasi dan aktivasi jalur molekuler (Rahmani et all., 2014). Efek sitoproteksi dari thymoquinone dikarenakan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari thymoquinone tersebut (Bourgou et all., 2012). Pada penelitian model tikus yang di intervensi dengan radang alergi saluran nafas pada pemberian thymoquinone menunjukan efek penghambatan pada ekspresi siklooksigenase-1 (Cox-1), produksi prostalgandin E2 (PGE2) dan thymoquinone memiliki efek anti-inflamasi terhadap respon reaksi alergi melalui penghambatan PGD2 dan respon imun yang digerakan oleh TH2 Pada penelitian sebelumnya pada hewan percobaan menunjukan hasil bahwa Jinten Hitam (Nigella Sativa) dan Thymoquinone berperan dalam pemeliharaan sistem kekebalan tubuh dengan jalur aktivasi berbagai sel-B, sel-T dan sitokin. Pada penelitian sebelumnya juga dianalisis efek imunodulator dari ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) dan turunan Thymoquinone . Pada penelitian lain juga menunjukan pengobatan dengan Ji� nten Hitam (Nigella Sativa) dapat mengurangi jumlah antibody sel anti-islet� pada pasien dengan penyakit autoimun dan menurunkan kadar penanda imunologis (Hmza et all., 2013). Jinten Hitam (Nigella Sativa) telah banyak digunakan sebagai pengobatan herbal berbai penyakit, antara lain penyakit saluran pernapasan, penyakit saluran cerna, penyakit ginjal, penyakit sistem kardiovaskuler dan penunjang kekebalan tubuh. Jinten Hitam (Nigella Sativa) disebut sebagai �Meriam Pengobatan� oleh Avicenna karena bijinya yang dapat meningkatkan energi tubuh dan membantu mengobati kelelahan serta depresi (Ahmad et al., 2013).

Efek imunomodulator dari Jinten Hitam (Nigella Sativa) telah diteliti dari proliferasi splenosit, makrofag, serta anti tumor NK menggunakan BLAB/c dan sel primer C57/BL6. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak cair dari Jinten Hitam ���(Nigella Sativa) secara signifikan meningkatkan proliferasi splenosit. Sebagai tambahan, ekstrak cair Jinten Hitam (Nigella Sativa) meningkatkan sekresi Th2 serta Th1 dan sitokin oleh splenosit. Sekresi IL-6, TNF-α dan NO sebagai mediator pro inflamasi oleh makrofag mengalami penekanan oleh Jinten Hitam (Nigella Sativa), menunjukkan bahwa Jinten Hitam (Nigella Sativa) memiliki efek anti inflamasi secara in vitro (Abdalla, 2021) (Ahmad et al., 2013).

Ekstrak cair Jinten Hitam (Nigella Sativa) juga secara signifikan meningkatkan aktivitas sitotoksik NK melawan sel tumor YAC-1. Jinten Hitam (Nigella Sativa) banyak dipertimbangkan sebagai agen terapeutik yang efektif dalam meregulasi reaksi imun, salah satunya pada pasien kanker. Percobaan ini telah dilakukan terhadap tikus wistar (BALB/c). Dua kelompok tikus dilakukan imunosupresi menggunakan Cyclophosphamide sebelum kemudian diberikan injeksi ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) secara intraperitoneal �(Ahmad et al., 2013).

Pemberian injeksi peritoneal ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) terbukti meningkatkan sel darah putih hingga 1.2 x 104 sel / mm3. Gambaran seluler tulang rawan juga menunjukkan peningkatan yang signfikan sebelum dan sesudah pemberian injeksi Jinten Hitam (Nigella Sativa). Kelompok tikus yang menerima injeksi Jinten Hitam (Nigella Sativa) menunjukkan peningkatan sistem imun yang signifikan dibanidngkan dengan yang tidak (Abdalla, 2021) (Ahmad et al., 2013).

Hasil ini menunjukkan efek imunomodulator Jinten Hitam (Nigella Sativa). Tikus yang diberi injeksi ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) juga terbukti lebih kuat dalam melawan infeksi Candida albicans. Oleh sebab itu, hasil dari penelitian ini menunjukkan ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa)merupakan suatu pilihan terapi yang menjanjikan pada pasien dengan gangguan sistem imun dalam melawan infeksi oportunistik seperti pasien yang menjalani kemoterapi (Abdalla, 2021) (Ahmad et al., 2013).

Sifat imunomodulasi dan sitotoksik ekstrak biji Jinten Hitam (N. sativa) juga diteliti terhadap tikus model Long Evans. Tikus-tikus Long-Evans dinerikan antigen spesifik (TH tifoid) dan diberi perlakuan dengan biji Jinten Hitam (N. sativa); Pengobatan dengan minyak Jinten Hitam (N. sativa) menginduksi penurunan antibodi hingga 2 kali lipat sebagai respons terhadap vaksinasi tifoid dibandingkan dengan tikus kontrol. Meskipun demikian, terdapat penurunan jumlah splenosit dan neutrophil di samping peningkatan limfosit perifer dan monosit pada tikus tersebut. hewan. Hasil ini menunjukkan bahwa biji Jinten Hitam (N. sativa) dapat dianggap sebagai agen sitotoksik imunosupresif yang potensial (Majdalawieh & Fayyad, 2015)(Abdalla, 2021) (Ahmad et al., 2013).

Ekstrak Jinten Hitam (N. sativa)� memiliki aktivitas anti-inflamasi dan analgesik tetapi tidak antipiretik pada model hewan. Sel glial campuran, yang meradang oleh lipopolisakarida, menjadi sasaran studi anti-inflamasi dengan adanya berbagai jumlah Thymoquinone dan ekstrak alkohol. Hasil menegaskan bahwa kandungan Thymoquinone daun adalah 12 kali lebih tinggi dari yang diukur dalam ekstrak biji (Ahsan et al., 2021)(Fatima Shad, Soubra, & Cordato, 2021).

Efek relaksan dari konsentrasi n-hexane, dichloromethane, methanol dan ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) dibandingkan dengan kontrol serta pemberian teofilin menunjukkan efek relaksan yang signifikan oleh Nigella Sativa dibandingkan kelompok kontrol dan teofilin. Efek protektif Jinten Hitam (N. sativa) terhadap responsivitas trakea dan inflamasi paru marmut yang terpapar gas mustard belerang diperiksa. Marmot diberi larutan pengencer (etanol, kelompok kontrol), 100 mg/m3 inhalasi sulfur mustard, dan yang diberi Jinten Hitam (N. Sativa) 0,08 g setiap hari. Respon trakea terhadap metakolin, jumlah sel darah putih dari bilasan paru, dan sel darah putih diferensial dilakukan 14 hari pasca pajanan (Ahsan et al., 2021)(Fatima Shad et al., 2021).

Hasil penelitian menunjukkan efek pencegahan Jinten Hitam (N. sativa) pada responsivitas trakea marmut yang terpapar gas mustard belerang. Efek menguntungkan yang mungkin dari benih Jinten Hitam� (N. Sativa). pada cedera paru eksperimental pada tikus Wistar jantan setelah aspirasi paru dari bahan yang berbeda diselidiki. Hasil menunjukkan bahwa pengobatan Jinten Hitam (N. Sativa) menghambat respon inflamasi paru, mengurangi aktivitas NO dan peningkatan surfaktan protein D pada jaringan paru. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak Jinten Hitam (N. sativa) dapat menjadi pilihan pengobatan pada penyakit paru (Ahsan et al., 2021) (Fatima Shad et al., 2021).

Penelitian oleh Orkhan et al (2020) memaparkan bagaimana tanaman-tanaman herbal digunakan sebagai salah satu pengobatan infeksi Covid-19, salah satunya adalah Jinten Hitam (N. sativa). Secara in vitro dan in vivo, kandungan Thymoquinone dalam Jinten Hitam (N. Sativa) memiliki efek anti inflamasi yang sangat berpengaruh pada penyembuhan pasien dengan Covid-19. Pengobatan dnegan pemberian Jinten Hitam (N. Sativa) terbukti unggul dalam mengendalikan kadar Il-8 serta pelepasan ekstraselular virus, jika dibandingkan dengan Citrus sinesis� (Storm, 2019)

Thymoquinone bersifat lipofilik, sensitif terhadap panas dan cahaya dengan bioavailabilitas oral yang rendah dan eliminasi yang cepat yang secara signifikan menghambat perkembangan farmakologinya. Perkembangan baru dalam pemberian oral berbasis nanopartikel, semprotan hidung dan pengiriman transdermal memungkinkan pengembangan klinis Jinten Hitam (N. sativa) dan TQ sebagai agen terapeutik. Penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan peran potensial minyak biji Jinten Hitam (N. sativa) dan TQ untuk beragam proses penyakit termasuk hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus tipe 2, radang sendi, asma, infeksi bakteri dan virus, gangguan neurologis dan dermatologis, sebagaimana adanya. untuk kelompok senyawa interferensi pan-assay. Tinjauan ini menguraikan sifat farmakologis Jinten Hitam (N. sativa) dan TQ dan potensi aplikasinya yang luas untuk berbagai macam penyakit manusia. Makalah ini akan fokus pada studi terbaru tentang sifat anti-inflamasi dan antivirus yang membuat Jinten Hitam (N. sativa) dan TQ menjanjikan agen terapeutik yang menargetkan penyakit inflamasi dan infeksi kontemporer termasuk Covid 19 (Fatima Shad et al., 2021).

Ahsan et al (2021) memaparkan efek Jinten Hitam (Nigella Sativa) tidak hanya berdasarkan efeknya dalam mengatasi gejala, antioksidan dan imunomodulator melainkan juga membantu mengatasi keadaan komorbid yang diketahui dapat memperburuk perjalanan klinis Covid-19. N. Sativa diketahui dapat menurunkan kadar HbA1c pada pasien diabetes, menstabilkan tekanan darah dan mengatasi koinfeksi bakteri. Mengingat pandemi virus corona baru-baru ini, berbagai strategi untuk merawat pasien COVID-19 sedang dijajaki. Komponen aktifnya yaitu negellidine dan -hederin telah terbukti memiliki sifat yang membuatnya menjadi penghambat bawaan virus SARS CoV-2. Jinten Hitam (Nigella Sativa) terlihat menunjukkan sifat anti-virus, antioksidan, pelindung paru-paru, anti-inflamasi, imunomodulator, antihistamin, dan antitusif sebagaimana terbukti melalui berbagai uji coba terkontrol, studi in vivo dan in vitro, dan laporan kasus. Sifat-sifat ini mengurangi tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh COVID-19. Selain itu, Jinten Hitam (Nigella Sativa) juga telah menunjukkan sifat antikanker, antihiperlipidemia, antihipertensi, dan antidiabetes yang akan membantu pasien COVID 19 dengan penyakit penyerta (Ahsan et al., 2021).

Hasil serupa dipaparkan oleh Yuniarti et al (2021). Jinten Hitam (N. sativa) telah diberikan pada penderita Covid-19 yang dirawat di ICU dan terbukti dapat memberbaiki gejala dan angka morbiditas pada pasien. N. sativa dapat dipertimbangkan sebagai salah satu terapi adjuvant dalam penatalaksanaan pasien infeksi Covid-19. Selain karena berbagai efek yang secara in vitro terbukti efektif dalam mengatasi gejala serta keadaan komorbid pasien Covid-19, N. sativa juga merupakan produk yang alami dan ekonomis (Yuniarti, Fasitasari, & Wibowo, 2020).

Khazdair et al (2021) melakukan telaah kepustakaan terkait penggunaan Jinten Hitam (N. sativa) dalam pengobatan Covid-19. Diketahui bahwa efek Thymoquinone dapat menurunkan mediator pro inflamasi antara lain Il-2, Il-4, Il-6 dan IL-12, dan di saat yang bersamaan meningkatkan IFN-γ. Temuan ini berdasarkan penelitian in vitro pada hewan coba (Khazdair, Ghafari, & Sadeghi, 2021)

�Terkait efek toksisitas dari Thymoquinone, Abdalla (2020) menyebutkan bahwa pada percobaan in vitro, tidak dilaporkan adanya efek toksisitas baik pada pemberian ekstrak Jinten Hitam (N. sativa) maupun Thymoquinone. Loading dose Thymoquinone dilaporkan adalah 26 mg / kg bila dikonsumsi secara oral dan 1.9 mg / kg untuk pemberian intraperitoneal. Jinten Hitam (N. Sativa) juga terbukti aman apabila dikonsumsi oleh pasien yang dalam keadaan hamil. Jinten Hitam (N. Sativa) tidak menunjukkan adanya efek sitotoksik pada sel-sel ovarium, terlepas dari efek antikankernya (Abdalla, 2021).

Peran terapeutik Jinten Hitam (N. Sativa) dan komponennya digunakan untuk mengobati penyakit sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, mekanisme aksi yang tepat belum dipahami. Studi berdasarkan model hewan dan uji klinis harus ditekankan untuk mengeksplorasi pengetahuan tentang mekanisme kerja yang tepat dalam modulasi aktivitas biologis. Sejumlah penelitian berdasarkan model hewan dan uji klinis telah menunjukkan bahwa Jinten Hitam aman dan dapat ditoleransi dengan baik dengan dosis yang berbeda, tetapi beberapa penelitian juga menunjukkan laporan kontroversi dalam pemandangan ini. Dengan demikian, studi rinci harus dilakukan untuk menyelidiki tingkat toksisitas dan kemanjuran Jinten Hitam (N. Sativa) dalam manajemen penyakit (Rahmani & Aly, 2015).

 

Kesimpulan

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan Jinten Hitam (Nigella Sativa) dan komponen utamanya Thymoquinine memiliki sifat anti inflamasi, anti virus , anti oksidan dan sebagai imunodulator yang dapat dikembangkan sebagai terapi adjuvant covid-19. Penelitian secara in vivo menunjukan keamanan pada ekstrak Jinten Hitam (Nigella Sativa) dimana pada pemberian ekstrak Jinten Hitam (Nigela Sativa) terjadi penuruan kadar IL-6 . Sehingga dapat mengurangi� terjadinya badai sitokin pada pasien Covid-19 yang dapat menyebabkan multiple organ failure serta mengurangi angka kematian dan tingkat keparahan pada pasien Covid-19.


BIBLIOGRAFI

 

Abdalla, Ali. (2021). Natural Products Chemistry & Research Efficacy And Safety Of Immunomodulatory Therapy Activity Of Nigellia Sativa Seeds Oil Extract For Corona Virus Covid-19 Patients. 09(1000), 7�10.

 

Ahmad, Aftab, Husain, Asif, Mujeeb, Mohd, Khan, Shah Alam, Najmi, Abul Kalam, Siddique, Nasir Ali, Damanhouri, Zoheir A., & Anwar, Firoz. (2013). A Review On Therapeutic Potential Of Nigella Sativa: A Miracle Herb. Asian Pacific Journal Of Tropical Biomedicine, 3(5), 337�352. Google Scholar

 

Ahsan, Zainab, Hamid, Fahad Bin, Batool, Sakina, Muzaffar, Bireera, Zaffar, Sehrish, & Bilal, Rabiea. (2021). Fight Against Covid-19: Nigella Sativa, A Potential Curative. Journal Of Advances In Medicine And Medical Research, 33(15), 99�112.

 

Fatima Shad, Kaneez, Soubra, Wissam, & Cordato, Dennis John. (2021). The Role Of Thymoquinone, A Major Constituent Of Nigella Sativa, In The Treatment Of Inflammatory And Infectious Diseases. Clinical And Experimental Pharmacology And Physiology, 48(11), 1445�1453. Google Scholar

 

Garc�s Villal�, Miguel Angel, Nollen, Jos� Andr�s, Rico, Sergio David, Cortez Quiroga, Gustavo An�bal, Calvo Guirado, Jose Luis, & Aubone De Los Rios, Gabriel Osvaldo. (2020). Covid 19, Pathophysiology And Prospects For Early Detection In Patients With Mild Symptoms Of The Controversial Virus In Underdeveloped Countries. Journal Of Health Science And Prevention, 4(2), 91�98. Google Scholar

 

Khazdair, Mohammad Reza, Ghafari, Shoukouh, & Sadeghi, Mahmood. (2021). Possible Therapeutic Effects Of Nigella Sativa And Its Thymoquinone On Covid-19. Pharmaceutical Biology, 59(1), 696�703. Google Scholar

 

Mahayosnand, P. P., Ahmed, S., & Sabra, Z. (2021). Black Seed ( Nigella Sativa ), A Covid-19 Medicinal Intervention - A Recommendation For The Americas. Black Seed (Nigella Sativa), A Covid-19 Medicinal Intervention - A Recommendation For The Americas. Google Scholar

 

Maideen, Naina Mohamed Pakkir. (2020). Prophetic Medicine-Nigella Sativa (Black Cumin Seeds) � Potential Herb For Covid-19? Journal Of Pharmacopuncture, 23(2), 62�70. Google Scholar

 

Majdalawieh, Amin F., & Fayyad, Muneera W. (2015). Immunomodulatory And Anti-Inflammatory Action Of Nigella Sativa And Thymoquinone: A Comprehensive Review. International Immunopharmacology, 28(1), 295�304. Google Scholar

 

Mbbs, Ahmed M. A. Shafi, Mbbs, Safwan A. Shaikh, Shirke, Manasi M., Sashini, Mbbs, Mbchb, Iddawela, & Mbchb, Amer Harky. (2020). Cardiac Manifestations In Covid ‐ 19 Patients � A Systematic Review. 1988�2008.

 

Rahmani, Arshad H., & Aly, Salah M. (2015). Nigella Sativa And Its Active Constituents Thymoquinone Shows Pivotal Role In The Diseases Prevention And Treatment. Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical Research, 8(1), 48�53. Google Scholar

 

Riaz, Muhammad, Khan, Majid, Ahmad, Rizwan, Allehaibi, Lina Hussain, Rahman, Najmur, & Deqiang, Dou. (2022). Evidence-Based Anti-Viral And Immunomodulatory Potential Of Black Cumin (Nigella Sativa L.) In Covid-19. Boletin Latinoamericano Y Del Caribe De Plantas Medicinales Y Aromaticas, 21(2), 176�206. Google Scholar

 

Sapra, Leena, Bhardwaj, Asha, Azam, Zaffar, Madhry, Deekhsha, Verma, Bhupendra, Rathore, Sumit, & Srivastava, Rupesh K. (2021). Phytotherapy For Treatment Of Cytokine Storm In Covid-19. Frontiers In Bioscience - Landmark, 26(5), 51�75. Google Scholar

 

Shi, Y., Wang.Y, Shao, C., Huang, J., Gan, J., Huang, X., & Melino, G. (2020). Covid-19 Infection: The Perspectives On Immune Responses. Cell Death And Differentiation, 27(5). Google Scholar

 

Storm, Covid. (2019). Letter To Editor A Traditional Medicine , Nigella Sativa Can Be Effective On Novel Coronavirus ( Sars-Cov-2 ) And Pulmonary Diseases ( Hypothesis ) This Paper Has Been Proposed As A Result Of The Common Thinking And Work Of The. 5�9.

 

Who Strategic Advisory Group Of Experts (Sage) On Immunisation. (2021). Evidence Assessment: Sinovac/Coronavac Covid-19 Vaccine. 32.

 

Yang, X., Yu, Y., Xu, J., Shu, H., Xia, J., Liu, H., & Shang, Y. (2020). Clinical Course And Outcomes Of Critically Ill Patients With Sars-Cov-2 Pneumonia In Wuhan, China: A Single-Centered, Retrospective, Observational Study. The Lancet Respiratory Medicine, 8(5). Google Scholar

 

Yimer, Ebrahim M., Tuem, Kald Beshir, Karim, Aman, Ur-Rehman, Najeeb, & Anwar, Farooq. (2019). Nigella Sativa L. (Black Cumin): A Promising Natural Remedy For Wide Range Of Illnesses. Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine, 2019. Google Scholar

 

Yuniarti, Heny, Fasitasari, Minidian, & Wibowo, Joko Wahyu. (2020). Volume 3 No 1 , Agustus 2020 Potensi Nigella Sativa Dalam Pengobatan Covid-19 Indonesian Journal Of Clinical Nutrition Physician . Hal 89-102 | 89 P -Issn : 2597-4297 Volume 3 No . 1 , Agustus 2020 Pendahuluan Penyakit Coronavirus-19 ( Covid- 19 ) Adalah . 3(1), 89�102. Google Scholar

 

 

 

Copyright holder:

Pratiwi Retnaningsih, Agus Joko Susanto (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: